provinsi: PAPUA

  • TNI jadikan bekas markas OPM sebagai pos taktis

    TNI jadikan bekas markas OPM sebagai pos taktis

    Jakarta (ANTARA) – Komandan Satgas Media Koops Habema Letnan Kolonel Infanteri Iwan Dwi Prihartono menyatakan Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sebelumnya menjadi markas kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan difungsikan sebagai pos taktis TNI.

    “Menetapkan wilayah Soanggama sebagai pos taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga,” kata Iwan dalam siaran pers resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Iwan menjelaskan penetapan pos taktis tersebut dilakukan setelah personel Komando Operasi Habema Kogabwilhan III berhasil merebut kampung itu dari kekuasaan OPM.

    Tidak hanya merebut, satgas juga berhasil membebaskan masyarakat Kampung Soanggama yang disandera anggota OPM.

    Dengan penetapan pos taktis baru itu, diharapkan warga setempat menjadi semakin merasa aman sehingga aktivitas bisa kembali berjalan dengan kondusif.

    Satgas Habema berhasil merebut Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis bersenjata OPM Kodap VIII/Soanggama, Rabu (15/10).

    Iwan menjelaskan operasi itu dilakukan untuk menyelamatkan warga kampung yang selama ini berada di bawah tekanan para anggota OPM.

    “Tujuan operasi ini untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan kelompok bersenjata,” kata Iwan dalam siaran tersebut.

    Iwan melanjutkan proses perebutan desa dimulai ketika satgas TNI berupaya menghampiri kampung untuk menjalankan misi pembebasan.

    Ketika personel TNI mendekat ke kampung, OPM langsung melakukan serangan sehingga kontak tembak antara OPM dan satgas pun terjadi.

    “Pada pukul 12.00 WIT, situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” kata Iwan.

    Iwan kembali melanjutkan sebanyak 14 dari 30 orang anggota OPM yang sebelumnya menguasai desa itu dinyatakan tewas dalam kontak tembak tersebut.

    Selain berhasil menumpas 14 anggota OPM, personel satgas juga berhasil menyita beberapa pucuk senjata api dan dokumen yang berkaitan dengan keanggotaan OPM.

    Iwan mengatakan seluruh warga sipil yang berada di kampung tersebut dalam kondisi aman.

    Dengan adanya penindakan ini, Iwan menegaskan TNI kembali membuktikan dedikasinya dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata

    Timika (ANTARA) – Satuan Tugas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III melaporkan bahwa para prajurit TNI berhasil menembak mati 14 anggota kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat terjadi kontak tembak di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10).

    Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Timika, Kamis, Satgas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III menyebut para prajurit TNI berhasil membebaskan wilayah Kampung Soanggama dari penguasaan kelompok separatis bersenjata OPM Kodap VIII/Soanggama.

    “Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata,” demikian keterangan Satgas Komando Operasi Habema.

    Disebutkan bahwa pada Selasa (14/10) malam, prajurit TNI melaksanakan pergerakan menuju wilayah Soanggama untuk membantu masyarakat agar terbebas dari tekanan kelompok bersenjata OPM yang diketahui berkekuatan sekitar 30 orang dan telah lama menguasai kampung tersebut.

    Selanjutnya pada Rabu (15/10) sekitar pukul 05.30 WIT, terjadi kontak tembak saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM.

    Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran.

    Hingga pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur.

    Dalam penyisiran setelah kontak tenbak, TNI menemukan 14 anggota OPM dalam kondisi tewas. Diantara yang tewas itu diketahui merupakan pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.

    Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan.

    Berikut daftar nama OPM yang tewas yaitu:
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (Adik Kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. ⁠Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. ⁠Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib

    Sementara dua anggota OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.

    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya yang selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.

    Aparat juga menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain: satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, amunisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon. Selain itu juga ditemukan berbagai dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.

    Pihak TNI kini menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.

    TNI menemukan dan mengamankan sejumlah barang bukti saat menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10/2025). ANTARA/HO-Satgas Operasi Habema

    Panglima Komando Operasi Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan situasi di Kampung Soanggama kini sudah aman dan kondusif. Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI. Tokoh adat dan kepala desa setempat bahkan menghibahkan sebagian lahan dan fasilitas kampung untuk dijadikan Pos Taktis TNI Soanggama.

    Berdasarkan keterangan Kepala Desa Soanggama, seluruh korban yang tertembak merupakan anggota kelompok bersenjata OPM. Masyarakat juga memberikan informasi tambahan terkait keberadaan beberapa pucuk senjata lain yang saat ini sedang dalam proses pencarian oleh aparat.

    Mayjen Lucky menegaskan bahwa tindakan tegas yang dilakukan prajurit TNI merupakan langkah terukur dan sah secara hukum untuk melindungi keselamatan warga serta menegakkan kedaulatan negara.

    “TNI akan terus melakukan penindakan terhadap kelompok bersenjata OPM yang mengancam keselamatan masyarakat. Kami berkomitmen menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera,” kata Pangkoops Habema.

    Saat ini pasukan masih melanjutkan pengejaran terhadap sisa kelompok OPM yang melarikan diri, sekaligus melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial terbatas bersama tokoh agama dan masyarakat untuk memperkuat stabilitas keamanan di wilayah Intan Jaya.

    Pewarta: Evarianus Supar
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Strategi mewujudkan ketahanan pangan Indonesia

    Strategi mewujudkan ketahanan pangan Indonesia

    Surabaya (ANTARA) – Ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis yang mendesak untuk segera ditangani. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Indonesia membutuhkan sistem pangan yang kuat dan mandiri.

    Ketergantungan pada impor beras dan fluktuasi harga pangan global menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, program ketahanan pangan pemerintah bukan sekadar target produksi, melainkan langkah fundamental untuk menjaga kedaulatan bangsa.

    Menjawab urgensi tersebut, pemerintah menargetkan penambahan empat juta hektare luas panen baru dan peningkatan produksi beras, hingga 10 juta ton dalam lima tahun ke depan. Langkah itu menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 yang menekankan perluasan kawasan food estate dan modernisasi pertanian.

    Program ketahanan pangan itu diarahkan untuk membangun kedaulatan pangan, sekaligus menyiapkan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim dan krisis global. Pendekatannya menekankan integrasi antarwilayah dan komoditas dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan petani.

    Pemerintah menetapkan Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan sebagai wilayah prioritas pengembangan pangan nasional.

    Papua Selatan, khususnya Kabupaten Merauke, disiapkan sebagai kawasan produksi pangan terpadu dengan potensi lahan sekitar satu juta hektare. Pembangunan infrastruktur berupa jalan dan dermaga menjadi langkah awal memperlancar distribusi hasil panen di kawasan timur Indonesia.

    Pemerintah juga menargetkan pencetakan sawah baru seluas 150 ribu hektare pada 2025 di Provinsi Kalimantan Tengah. Proyek itu dikembangkan berdasarkan evaluasi terhadap program sebelumnya yang menghadapi kendala produktivitas dan pengelolaan lahan gambut.

    Pendekatan baru diarahkan agar pengelolaan kawasan lebih berorientasi pada karakter lahan mineral serta melibatkan petani lokal secara aktif. Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur juga menjadi bagian dari pengembangan pangan tahap berikutnya, dengan fokus pada komoditas unggulan, seperti jagung, sorgum, dan hortikultura.

    Berbicara soal keberhasilan ketahanan pangan, Jawa Timur layak menjadi rujukan utama bagaimana sebuah provinsi mampu mentransformasi sektor pertanian menjadi pilar ekonomi yang kokoh.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Jawa Timur tercatat sebagai produsen padi tertinggi nasional dengan produksi lebih dari 9 juta ton gabah kering giling per tahun.

    Angka itu bukan sekadar prestasi statistik, melainkan bukti konkret bahwa sinergi kebijakan, teknologi, dan partisipasi petani dapat menghasilkan ketahanan pangan berkelanjutan.

    Keberhasilan Jawa Timur dibangun atas fondasi sistem pertanian terpadu yang menghubungkan sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan dalam satu ekosistem produksi.

    Model itu memungkinkan efisiensi sumber daya, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi bagi petani. Limbah pertanian dari sektor tanaman, misalnya, dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara kotoran ternak menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Siklus ini menjaga kesuburan tanah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia impor.

    Selain itu, yang lebih mengesankan adalah adopsi teknologi pertanian presisi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan program pertanian cerdas yang memanfaatkan drone untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida.

    Pada Kabupaten Lamongan, salah satu lumbung padi Jawa Timur, teknologi drone telah diterapkan di ribuan hektare sawah dengan hasil menghemat biaya operasional hingga 30 persen, sekaligus meningkatkan efektivitas aplikasi pupuk tepat sasaran.

    Inovasi serupa juga dikembangkan di Kabupaten Bojonegoro dan Ngawi melalui sistem monitoring kelembapan tanah berbasis internet of things (IoT).

    Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro mengembangkan sistem monitoring yang menghubungkan sensor kelembapan tanah dan pH dengan platform Thingspeak dan aplikasi Telegram untuk pemantauan real-time.

    Sementara di Desa Jumput, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro, telah diujicobakan sistem penyiraman otomatis berbasis panel surya yang dilengkapi sensor kelembapan tanah.

    Kemudian di Ngawi, terdapat proyek “Ngawitekno AgriCheck” yang mengintegrasikan sensor, controler, dan perangkat monitoring untuk memantau kesehatan lahan pertanian.

    Teknologi itu memungkinkan petani menentukan jadwal irigasi optimal berdasarkan data kondisi tanah secara real-time, sehingga konsumsi air bisa ditekan hingga 40 persen, tanpa mengorbankan produktivitas. Meski sebagian besar masih dalam tahap pengembangan dan uji coba, keberhasilan proyek-proyek contoh itu membuka peluang replikasi lebih luas di masa depan.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 1
                    
                        Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya
                        Nasional

    1 Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya Nasional

    Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komandan Satgas Media Komando Operasi (Koops) Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, mengungkapkan kronologi tewasnya 14 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh prajurit TNI di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Rabu (15/10/2025).
    Peristiwa bermula pada Selasa (14/10/2025) malam, ketika prajurit TNI hendak menuju wilayah Soanggama untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman OPM yang disebut telah menguasai kampung tersebut sejak lama.
    Iwan mengatakan, setidaknya terdapat 30 orang anggota OPM yang menguasai kampung itu.
    “Pada tanggal 15 Oktober 2025 sekitar pukul 05.30 WIT, kontak tembak terjadi saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM. Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran,” kata Iwan, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
    Pada pukul 12.00 WIT, situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM dipukul mundur.
    Dalam penyisiran pasca-kontak, TNI berhasil menewaskan 14 anggota OPM, di antaranya sejumlah pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.
    “Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan,” tambah Iwan.
    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut markas besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya.
    Markas itu selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.
    Kemudian, lanjut Iwan, TNI juga berhasil menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon, dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.
    TNI juga menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.
    Berikut daftar nama anggota OPM yang tewas: 
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (adik kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib
    Adapun dua OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WIFI Bayar Lebih Mahal daripada Telkomsel?

    WIFI Bayar Lebih Mahal daripada Telkomsel?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk regional I yang terdiri dari Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    WIFI memberi penawaran sebesar Rp403,7 miliar untuk mendapatkan wilayah tersebut. Bagaimana jika dibandingkan dengan lelang terakhir yaitu lelang pita 2,1 GHz pada 2022 yang dimenangkan oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)?

    Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan bahwa WIFI mendapatkan regional I dengan penawaran tertinggi yaitu Rp403,7 miliar. Mengalahkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang sebesar Rp399 miliar, dan Eka Mas yang sebesar Rp331 miliar.

    Dengan harga tersebut, WIFI nantinya dapat mengoperasikan pita selebar 80 MHz untuk melayani pelanggan internet tetap di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    Perusahaan bakal menerapkan teknologi broadband wireless access (BWA), sebuah teknologi nirkabel untuk internet di rumah/perusahaan, dalam memberikan layanan tersebut. Kesiapan ekosistem berdampak pada cepat atau lambatnya penyebaran layanan internet di 1,4 GHz.

    Adapun, menurut laporan GSMA, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengoperasikan 1,4 GHz untuk layanan internet. 

    Selain hak memberikan layanan, ada juga kewajiban yang menempel di WIFI, yaitu menyiapkan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut. WIFI juga akan memikul beban baru yaitu membayar Rp403,7 miliar selama 10 tahun. Pada tahun pertama, WIFI harus membayar 2x dari biaya penawaran karena ada beban up front fee.

    Bagaimana kondisi 2022? 

    Saat memenangkan lelang frekuensi 2,1 GHz dengan pita diperebutkan sebesar 2×5 MHz, Telkomsel harus membayar sebesar Rp605,056 miliar. Berbeda dengan WIFI yang berlaku secara regional, spektrum frekuensi 2,1 GHz Telkomsel dapat digunakan di seluruh Indonesia. Tidak terbatas pada wilayah tertentu.

    Telkomsel juga tidak terlalu pusing dengan ekosistem, karena mayoritas pengguna smartphone di dunia telah memakai pita 2,1 GHz untuk berinternet.

    Sebagaimana diketahui, 2×5 MHz di pita frekuensi 2,1 GHz merupakan spektrum yang dikembalikan oleh Indosat Ooredoo pascamerger dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada 4 Januari 2022.

    Ketika proses lelang dibuka pada akhir Agustus 2022, tercatat ada tiga operator seluler yang mendaftarkan diri ikut serta dalam Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz di antaranya Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison.

    Hemat

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan secara bisnis pembagian regional; khususnya regional 1 lebih menguntungkan karena kewajiban tidak harus membangun seluruh wilayah Indonesia.

    Secara belanja modal (Capex) dan ongkos operasional (Opex), kata Ian, lebih murah dan backbone optik di regional 1 sudah tersedia. 

    “Sehingga secara bisnis sangat layak. Melihat layanan internet, bukan hanya dari langganannya saja tetapi termasuk semua bisnis yang dapat ditumpangkan. Nilai lelang tersebut masih dianggap murah dan memperhatikan internet rakyat,” kata Ian.

  • BMKG Jelaskan Suhu Panas Terus Berlangsung di Indonesia, Kapan Hujan Turun?

    BMKG Jelaskan Suhu Panas Terus Berlangsung di Indonesia, Kapan Hujan Turun?

    Bisnis.com, JAKARTA – Suhu panas di beberapa wilayah di Indonesia terjadi pada beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca panas terjadi karena adanya gerak semu matahari dan Monsun Australia.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memprakirakan bahwa suhu panas ini masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

    Adapun penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator.

    Guswanto mengatakan bahwa faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

    “Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” dikutip dari siaran pers BMKG, Rabu (15/10).

    Lantas kapan hujan turun?

    Cuaca panas hingga 37 derajat membuat masyarakat bertanya-tanya kapan hujan akan turun di langit Indonesia.

    Padahal seharusnya pada bulan Oktober ini sudah mulai turun rintik-rintik hujan. BMKG kemudian
    memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

    Hal senada juga diungkapkan oleh Peneliti Bidang Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin.

    Ia menyebutkan bahwa pada sore hingga malam hari, hujan bisa terbentuk akibat konveksi termal dan lokal di berbagai wilayah Jawa, terutama bagian tengah dan timur.

    BRIN mengimbau masyarakat untuk memahami perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba, dari panas menyengat menjadi hujan yang didahului angin kencang.

    “Sehingga pada siang hari perlu perlindungan tabir surya untuk melindungi kulit, namun tetap juga waspada dengan hujan pada malam hari,” kata Erma saat dihubungi Bisnis pada Selasa (14/10/2025).

  • Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Papua, Ada Gempa Susulan

    Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Papua, Ada Gempa Susulan

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG melaporkan telah terjadi gempa magnitudo 6,6, pada hari ini, Kamis 16 Oktober 2025 pukul 12:48:53 WIB di Papua.

    Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berlokasi 1.94 LS, 139.03 BT, Pusat gempa berada di darat 32 km Tenggara Sarmi.

    Gempa ini merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 18 Km dan dirasakan di Sarmi, Jayapura, Wamena, Timika, dan Nabire.

    Berikut kejadian gempa di Papua hari ini

    #Gempa Mag:4.3, 16-Oct-2025 13:30:19WIB, Lok:1.78LS, 139.04BT (78 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:4.4, 16-Oct-2025 13:24:29WIB, Lok:1.87LS, 139.11BT (67 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:3.6, 16-Oct-2025 13:16:21WIB, Lok:2.00LS, 138.91BT (61 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km 

    Gempa Mag:3.9, 16-Oct-2025 13:12:30WIB, Lok:1.81LS, 139.07BT (74 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

  • Daftar Wilayah RI dengan Suhu Terpanas, Ada yang Capai 37 Derajat Celcius!

    Daftar Wilayah RI dengan Suhu Terpanas, Ada yang Capai 37 Derajat Celcius!

    Jakarta

    Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan BMKG pada 14 Oktober 2025, suhu maksimum di Indonesia tercatat berkisar antara 34 hingga 37 derajat Celsius.

    Beberapa wilayah yang mencatat suhu maksimum 35 derajat hingga 37 derajat di antaranya:

    KalimantanPapuaJawaNusa Tenggara Barat (NTB)Nusa Tenggara Timur (NTT)

    “Selama periode 12-14 Oktober 2025, pengamatan suhu udara maksimum di berbagai stasiun BMKG menunjukkan sebaran suhu di atas 35 derajat celcius secara luas di seluruh wilayah Indonesia,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/10/2025).

    Andri mengatakan wilayah yang paling sering mencatat suhu tinggi meliputi sebagian Nusa Tenggara, Jawa bagian Barat hingga Timur, Kalimantan bagian Barat dan Tengah, Sulawesi bagian Selatan dan Tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

    Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8 derajat celcius di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Pada 13 Oktober suhu sedikit menurun menjadi 36,6 derajat celcius di Sabu Barat (NTT).

    Namun pada 14 Oktober, suhu maksimum kembali meningkat hingga 37,6 derajat celcius di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua). Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan.

    “Cuaca panas yang dirasakan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis. Salah satu penyebab utamanya adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober telah berada sedikit di selatan ekuator,’ katanya.

    “Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga suhu udara terasa lebih tinggi, terutama pada siang hari,” lanjutnya.

    Selain itu, penguatan angin timuran atau Monsun Australia turut membawa massa udara kering dan hangat dari Benua Australia menuju wilayah Indonesia. Kondisi ini mengurangi pembentukan awan dan membuat cuaca cenderung cerah.

    Radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal dan radiasi balik dari permukaan juga meningkatkan suhu udara. Kombinasi kedua faktor tersebut menyebabkan cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia.

    Imbauan BMKG

    Di sisi lain, BMKG menyarankan untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan langsung sinar matahari terlalu lama. Disarankan juga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari saat cuaca sangat terik.

    Selain itu, masyarakat perlu tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari.

    BMKG mengingatkan agar masyarakat memantau secara berkala informasi cuaca terkini dan peringatan dini melalui situs resmi www.bmkg.go.id, akun media sosial BMKG, atau aplikasi Info BMKG di Play Store dan App Store guna mengantisipasi dampak cuaca terhadap aktivitas sehari-hari.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Cuaca Terik Menyengat

    6 Konten

    Cuaca terik menyengat diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025. Menurunnya daya tahan tubuh membuat keluhan flu dan batuk meningkat.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • 7
                    
                        KPK Sebut Telah Hentikan Penyelidikan Kasus Lahan RS Sumber Waras Sejak 2023
                        Nasional

    7 KPK Sebut Telah Hentikan Penyelidikan Kasus Lahan RS Sumber Waras Sejak 2023 Nasional

    KPK Sebut Telah Hentikan Penyelidikan Kasus Lahan RS Sumber Waras Sejak 2023
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menghentikan penyelidikan kasus dugaan korupsi pembelian lahan milik Rumah Sakit (RS) Sumber Waras. Penghentian dilakukan sejak tahun 2023, karena kurangnya alat bukti untuk meningkatkan statusnya ke tahap penyidikan.
    Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah II KPK Bahtiar Ujang Purnama menyampaikan itu usai menerima audiensi Gubernur Jakarta Pramono Anung, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
    “KPK memutuskan bahwa bukti-bukti yang ada belum mencukupi untuk dilakukan langkah penyelidikan sehingga di dalam ranah penyelidikan, KPK pada tahun 2023 telah menghentikan terhadap penyelidikan perkara tersebut,” kata Bahtiar.
    Di dalam pertemuan, Pramono telah meminta pendampingan KPK karena rencananya di atas lahan tersebut akan didirikan rumah sakit tipe A.
    “Kami dari KPK terutama dari Kedeputian Koordinasi dan Supervisi akan terus memberikan pendampingan di dalam rangkaian kegiatan tersebut sehingga dapat bermanfaat buat masyarakat dan tidak terkendala dengan permasalahan hukum yang lainnya,” ujarnya.
    Pramono mengatakan, Pemprov DKI telah menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait lahan di RS Sumber Waras. 
    Dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang sudah naik dua kali lipat dari harga pembelian pada 2014, menurut Pramono, opsi penjualan tak lagi memungkinkan.
    “Sehingga dengan demikian kami memutuskan dan kami berkonsultasi dengan KPK agar tanah tersebut bisa dimanfaatkan untuk rumah sakit,” ujar Pramono.
    KPK pun menyambut baik usulan Pemprov DKI dan akan memberikan pendampingan di dalam proses pemanfaatan lahan, sehingga tidak memunculkan persoalan hukum pada kemudian hari.
    Selain RS Sumber Waras, Pramono juga menyampaikan rencana pembersihan tiang-tiang monorel yang berada di sepanjang Jalan Rasuna Said.
    Dia mengatakan, apabila permasalahan hukum terkait tiang-tiang monorel itu rampung, akan dilakukan pembersihan.
    “Seringkali terjadi kecelakaan, kemudian juga secara penampakan tidak baik dan seringkali menimbulkan kemacetan. Maka kami akan segera tata dan mudah-mudahan di tahun 2026 segera bisa kita mulai dan juga kita selesaikan di tahun 2026,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Pramono mengatakan, pihaknya juga berdiskusi untuk kerja sama terkait pencegahan korupsi di Pemprov Jakarta.
    “Kami tentunya membuka diri seluas-luasnya untuk kerja sama di bidang pencegahan korupsi dan untuk itu kami akan mengadakan hal bersama misalnya dalam hal pelatihan dan sebagainya. Jadi itulah beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tadi,” ucap dia.
    Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi tidak menemukan adanya tindak pidana dalam kasus pembelian lahan milik Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
    Dari hasil penyelidikan tersebut, KPK tidak meningkatkan proses hukum ke tahap penyidikan.
    “Penyidik kami tidak menemukan perbuatan melawan hukum,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
    Empat pimpinan KPK lainnya ikut hadir dalam rapat tersebut, yakni Alexander Marwata, Saut Situmorang, Laode Muhammad Syarif, dan Basaria Panjaitan.
    Agus menjelaskan, pihaknya sudah mengundang para ahli untuk memberikan keterangan seputar kasus tersebut, di antaranya ahli dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).
    “Mereka menyandingkan temuan-temuan,” kata Agus.
    Hasilnya, tambah Agus, tidak ada indikasi kerugian negara dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan terkait pembelian lahan Sumber Waras.
    “Dari pendapat ahli tidak seperti itu (audit BPK). MAPPI ada selisih, tapi tidak sebesar itu. Ahli ada yang berpendapat terkait NJOP (nilai jual obyek pajak) itu harga bagus,” papar Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat Terkejut WIFI-DSSA Kalahkan Telkom (TLKM) pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Pengamat Terkejut WIFI-DSSA Kalahkan Telkom (TLKM) pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA —  Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai hasil lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang diumumkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) cukup mengejutkan. 

    Menurutnya, kemenangan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama di Regional 1, serta PT Eka Mas Republik, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) atau MyRepublicbdi Regional 2 dan 3, menjadi momentum penting bagi dinamika industri telekomunikasi nasional.

    “Saya lihat hasil lelang frekuensi 1,4 GHz ini cukup mengejutkan. Surge melalui Telemedia Komunikasi Pratama menang di Regional 1, sementara MyRepublic lewat Eka Mas Republik sapu Regional 2 dan 3, dan Telkom justru kalah di semua lini,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Rabu (15/10/2025). 

    Heru mengatakan hasil tersebut isa jadi game changer buat industri telekomunikasi Indonesia, karena membuka peluang kompetisi lebih sehat di luar pemain besar seperti Telkom.  

    Dia menjelaskan, kemenangan kedua perusahaan ini berpotensi menciptakan persaingan yang lebih terbuka dan memperluas akses layanan broadband di Indonesia. 

    Dia menyoroti Surge memegang spektrum luas 80 MHz di zona Jawa, Papua, dan Maluku. Sementara MyRepublic 160 MHz di Sumatera, Bali, NT, Kalimantan, Sulawesi. 

    “Tapi ingat, masih ada masa sanggah sebelum resmi. Secara keseluruhan, ini positif untuk perluasan internet murah 100 Mbps ke daerah terpencil, tapi harus diawasi agar komitmen infrastruktur terpenuhi,” ujarnya.

    Heru menambahkan, baik Surge maupun MyRepublic memiliki kapasitas teknologi dan pengalaman yang kuat untuk mengembangkan jaringan pita lebar (Broadband Wireless Access/BWA) di wilayah yang dimenangkan. Heru mengatakan kedua perusahaan sudah membangun jaringan fiber optic masif, termasuk subsea cable dengan kapasitas mencapai 64 Tbps, serta fokus pada broadband untuk SME dan enterprise. 

    “Anak usahanya, Telemedia, spesialis wireless telecom, jadi mereka siap integrasikan 1,4 GHz untuk ekosistem BWA yang ekspansif, terutama di Regional 1,” tutur Heru.

    Sementara MyRepublic, lanjut Heru, bagian Sinarmas, sudah punya pengalaman jadi ISP fiber di Indonesia dengan 1 juta pelanggan. 

    “Mereka ekspansi cepat, tambah 3 juta homepasses tahun ini. Di Regional 2-3, mereka bisa bangun ekosistem kuat untuk layanan rumah tangga dan SME, fokus pada akses terjangkau dan TV berlangganan. Keduanya punya modal teknologi dan ekspansi, tapi tantangannya di komitmen buka jaringan ke operator lain. Regulator harus memantau agar cita-cita lelang 1,4 GHz ini dapat terwujud,” lanjutnya.

    Sementara itu, Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai kemenangan perusahaan dalam lelang ini baru merupakan langkah awal dari tanggung jawab besar untuk membangun infrastruktur dan layanan sesuai komitmen yang telah ditetapkan. Menurutnya perlu pengawasa atau pengendalian dari Komdigi. 

    “Alangkah baiknya diumumkan ke publik. Diharapkan para pemenang lelang bukan hanya memenuhi komitmen pembangunan (target minimal). Informasi pemenuhan komitmen pembangunan ke publik sangat penting, sebagai bentuk akuntabilitas Komdigi dalam mengelola pita frekuensi yang merupakan sumber daya yang terbatas,” kata  Agung.

    Sebelumnya, Komdigi telah mengumumkan pemenang lelang harga pita frekuensi 1,4 GHz. PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), menjadi pemenang untuk Regional I yang meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua, dengan penawaran tertinggi senilai Rp403,7 miliar.

    WIFI mengungguli PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan penawaran Rp399 miliar, dan PT Eka Mas Republik sebesar Rp331 miliar. Sementara itu, PT Eka Mas Republik memenangkan Regional II yang meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara dengan penawaran Rp300,8 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp259 miliar) dan Telemedia (Rp136 miliar).

    Eka Mas juga memenangkan Regional III yang mencakup Kalimantan dan Sulawesi dengan harga penawaran Rp100 miliar, mengalahkan Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Pada tahun pertama, para pemenang lelang diwajibkan membayar tiga kali nilai penawaran, kemudian membayar sesuai nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya. Komdigi menyampaikan bahwa peserta seleksi masih dapat menyampaikan sanggahan terhadap hasil seleksi paling lambat Jumat, 17 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB.

    Apabila tidak ada sanggahan, proses seleksi akan dilanjutkan ke tahap penyampaian laporan hasil seleksi dan penetapan resmi pemenang oleh Menteri Komunikasi dan Digital.