Soal Kebijakan 3 Juta Rumah, Mendagri Ke Kepala Daerah: Jangan Kongkalikong dengan Pengembang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan kepada seluruh kepala daerah untuk menerapkan kebijakan penyediaan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Ia pun meminta kebijakan itu tidak disalahgunakan oleh para kepala daerah.
Hal ini disampaikan Tito saat memimpin penandatanganan surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri terkait kebijakan penyediaan tiga juta rumah, di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (25/11/2024).
“Jangan sampai itu nanti disalahgunakan di bawah, kongkalikong dengan pengembang, padahal itu untuk rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah bukan rendah, atau mungkin dengan masyarakat berpenghasilan tinggi. Tapi kemudian dibuat seolah-olah untuk berpenghasilan rendah,” tegas Tito.
Ia pun meminta jajarannya berhati-hati dalam menerapkan kebijakan tiga juta rumah ini.
Utamanya, lanjut dia, para kepala daerah harus mencermati dasar daripada kebijakan ini adalah kriteria masyarakat berpenghasilan rendah.
“Tolong hati-hati, rekan-rekan hati-hati betul, pelajari betul kriteria yang tadi disebutkan yang menjadi dasar keputusan menteri dari kementerian PU. Itu harus dipelajari betul,” ujar mantan Kapolri ini.
Adapun kebijakan ini mendasari beberapa hal antara lain kriteria masyarakat berpenghasilan rendah.
Pertama, besaran penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, per bulan paling banyak untuk kategori tidak kawin sebesar Rp. 7 juta, kategori kawin sebesar Rp. 8 juta dan kategori satu orang untuk peserta Tapera sebesar Rp 8 juta.
Kedua, besaran penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya per bulan paling banyak untuk kategori tidak kawin sebesar Rp.7,5 juta, kategori kawin sebesar Rp.10 juta dan kategori satu orang untuk peserta Tapera sebesar Rp.10 juta.
Ketiga, luas lantai paling luas 36 m2 untuk pemilikan rumah umum dan satuan rumah susun; dan luas lantai paling luas 48 m2 untuk pembangunan rumah swadaya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: PAPUA
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5020130/original/037876700_1732509044-image__4_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Raup Pendapatan 15-20 Juta Per Bulan, Petani Milenial Merauke Makin Menyala – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Hasil nyata mulai ditunjukkan upaya pemerintah dalam mengembangkan pertanian modern di lumbung pangan Merauke mulai menunjukkan hasil nyata. Pada kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke lokasi optimasi lahan rawa di Kurik, Merauke, Senin (25/11/2024) pagi waktu setempat, salah seorang petani milenial Kurik bernama Matius, turut berbagi cerita suksesnya.
Di hadapan Mentan Amran, Matius bercerita dengan menggunakan teknologi modern, ia mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp15-20 juta per bulan. “Per hektare, bisa menghasilkan Rp1,25 juta. Kalau 3 hektare, bisa dapat lebih dari Rp3,6 juta,” tutur Mathius.
Matius adalah bagian dari petani milenial Kurik yang mengelola lahan hasil optimasi lahan rawa (oplah). Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah telah mengoptimasi 40 ribu hektare lahan rawa di Merauke pada tahun 2024, dengan 10 ribu hektare di antaranya berada di Kecamatan Kurik.
“Saya bangga dan terharu mendengar keberhasilan Matius. Kita harus bangunkan lahan tidur di Merauke, bangunkan para pemuda di Merauke. Saat ini Merauke sudah menyala, semangat swasembada pangan sudah ada di sini,” terang Mentan Amran.
Mentan Amran menyebut keberhasilan Matius sebagai bukti nyata pentingnya teknologi dalam mendukung produktivitas petani. “Kita tidak bisa hanya menggunakan cangkul untuk mengolah lahan 40 ribu hektare. Tapi dengan traktor, semuanya bisa selesai dalam 3 bulan. Dari hulu ke hilir, semuanya harus menggunakan teknologi,” ujarnya.
Ia juga menekankan teknologi lain yang digunakan, seperti rice transplanter untuk penanaman, combine harvester untuk panen, hingga dryer dan gudang modern untuk pascapanen. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia menambahkan, potensi Merauke sebagai lumbung pangan nasional sangat besar. Didukung oleh sumber daya alam yang melimpah, lahan pertanian luas, dan generasi milenial yang inovatif, Merauke diharapkan menjadi pilar utama swasembada pangan nasional.
Kita harus merebut kembali swasembada yang dulu pernah kita raih tanpa bantuan negara lain. Swasembada pangan bisa kita raih dengan kerja keras rakyat Indonesia,” pungkas Mentan Amran.
-

Mentan Amran Tunjukkan Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat Adat
Merauke, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus menunjukkan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat.
Hal itu ia sampaikan pada kunjungan kerja Amran di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu (24/11/2024).
Amran menyebut, program swasembada pangan bukan hanya urusan pangan saja, tetapi merupakan sarana agar masyarakat adat dapat merasakan kesejahteraan dari kegiatan pertanian.
“Kita harus gandengan tangan untuk bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wanam, masyarakat Merauke. Kita ini bersaudara, kita semua sama, jadi kita saling membantu dan bergotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan kita,” kata Amran saat memimpin Apel Pasukan Batalyon Swasembada Pangan Wanam, Minggu (24/11/2024).
Amran juga meninjau langsung program cetak sawah di Wanam dan kesiapan Pasukan Batalyon Pangan Wanam. Ia menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) siap memberikan bantuan dan pendampingan untuk mendukung kegiatan pengolahan lahan untuk lokasi cetak sawah.
“Traktor ini kami hibahkan dalam bentuk Brigade Pangan. Kami hibahkan traktor, nanti kita berikan benih gratis, pupuk, kita bangun sama-sama lahan ini,” ucapnya.
Ia memproyeksikan Wanam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitar. Ia menyebutkan sebelumnya Kementan telah merintis di Kurik dan hasil produksinya baik.
“Kami sudah rintis di Kurik, dahulu produksinya 2 ton, Bapak Presiden tanya langsung sekarang produksinya 7 ton. Dahulu tanam 1 kali sekarang menjadi 3 kali tanam, dan ada operator combine harvester (mesin panen) bisa mendapat penghasilan 6 juta per bulan. Jadi kita harapkan juga ini terjadi di Wanam agar kesejahteraan masyarakat di sini meningkat,” jelasnya.
Untuk wilayah Wanam, Amran tidak hanya mendorong pertanaman padi, tetapi juga komoditas hortikultura dan komoditas lainnya yang biasa ditanam oleh masyarakat. Pertanaman tersebut disokong dengan sejumlah alat pertanian, termasuk traktor roda empat dan roda dua. Alat tersebut diharapkan dapat mempermudah proses pengolahan lahan yang sebelumnya mengandalkan tenaga manual.
“Kami kirim traktor roda empat, roda dua, dan membantu benih, kemudian kita membantu brigade. Karena kalau tidak diikuti dengan brigade tidak diikuti dengan teknologi, sulit untuk bertahan karena tidak mungkin dengan mencangkul,” ungkapnya.
Amran menyebut, program ini sebagai langkah nyata untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah agar bisa swasembada pangan. Program ini diharapkan mampu menjadikan Merauke sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian di Indonesia.
Pasa kunjungan kali ini, Amran juga melakukan peninjauan terhadap lokasi demplot pertanaman padi seluas 20 hektare yang berada di Wanam. Mentan Amran mengatakan optimistis pertanaman padi akan tumbuh dengan baik dengan dukungan teknologi pertanian yang tepat.
“Saya melihat tanaman padinya mampu tumbuh baik. Ini pertanda baik untuk swasembada pangan yang kita cita-citakan,” tegas Mentan Amran.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5020101/original/095596000_1732507013-image__2_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Biar Makin Sejahtera, Mentan Ajak Pemuda Wanam Merauke Bertani Modern – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para pemuda untuk mengadopsi pertanian modern dalam budi daya pertanian. Hal tersebut dilakukan Mentan Amran dalam kunjungan kerjanya di Wanam, Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Menurut Mentan Amran, peran generasi muda sangat penting untuk pembangunan pertanian dan hal ini perlu didorong dengan mekanisasi pertanian.
”Bapak ibu, aku datang ke sini mengajak kita bergandengan tangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Aku mau tanya, di sini biasa tanam pakai apa?” tanya Mentan Amran saat Apel Pasukan Batalion Pangan Wanam, Minggu (24/11/2024).
Pertanyaan tersebut dijawab oleh salah seorang petani muda Wanam yang mengemukakan bahwa masih banyak masyarakat yang mengerjakan lahan secara manual atau menggunakan cangkul. Menanggapi hal tersebut, Mentan Amran mengajak petani untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga manual dan mulai menggunakan teknologi untuk pertanian yang efektif dan efisien.
”Tidak bisa mengolah lahan hanya dengan mencangkul. Bapak ibu, sesuai perintah Presiden Prabowo, pemerintah harus ada di sisi masyarakat dan menjadi pelayan masyarakat. Oleh karena itu, Kementan akan terus memfasilitasi salah satunya dengan alat pertanian modern,” jelas Mentan Amran dan disambut positif oleh petani.
Mentan Amran menjelaskan transformasi pertanian dari tradisional menuju modern menjadi salah satu kunci keberhasilan program strategis untuk mencapai swasembada. Ia mencontohkan keberhasilan di daerah Kurik yang mengoptimalkan alat dan mekanisasi serta benih unggul untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan keuntungan bagi petani.
”Kami sudah rintis di Kurik. Dulu produksinya 2 ton, beberapa minggu lalu Bapak Presiden kunker dan tanya langsung ke petani dan sekarang produksinya 7 ton. Dulu tanam 1 kali sekarang menjadi 3 kali tanam. Dan ada operator combine harvester (mesin panen) bisa mendapat penghasilan 6 juta per bulan dari hasil budi daya tersebut,” paparnya.
Oleh karena itu, Mentan Amran memberikan bantuan traktor kepada petani. Ia menjelaskan bahwa bantuan traktor tidak diberikan kepada individu, tetapi digunakan bersama untuk mengolah lahan.
”Traktor ini kami hibahkan dalam bentuk brigade. Ini bisa dipakai bersama-sama secara bergantian. Semangatnya adalah kita bergandengan tangan dan bergotong royong untuk membangun lahan kita. Bisa ya?” tanya Mentan Amran saat berdialog dan disambut dengan ‘tos’ oleh petani yang menunjukkan semangat masyarakat Wanam mendukung program Kementan mencapai swasembada.
Mentan Amran mengemukakan bahwa bantuan traktor, benih, dan pupuk yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas sekaligus menyejahterakan masyarakat setempat.
“Aku ingin masyarakat Wanam menjadi bagian dari upaya kita mencapai swasembada pangan dan aku berharap Wanam dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang masyarakatnya sejahtera,” ucapnya.
Seperti diketahui, Mentan Amran melakukan rangkaian kunjungan kerja di Kalimantan hingga Papua dalam beberapa hari terakhir. Saat kunjungan ke Wanam, Mentan Amran meninjau program cetak sawah dan optimasi lahan (oplah) untuk mempercepat capaian swasembada.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa Kabupaten Merauke mempunyai potensi besar yang harus dioptimalkan secara maksimal melalui cara-cara yang tepat seperti membangun sektor pangan yang sudah terintegrasi dengan kekuatan ekonomi. Ia mendorong agar ke depan kawasan Wanam di Kabupaten Merauke, Papua Selatan menjadi pusat ekonomi terutama dari sektor pertanian.
-

Mentan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Adat
Marauke, Beritasatua.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat. Hal itu diungkapkan saat kunjungan kerja di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu (24/11/2024).
Mentan Andi Amran mengajak masyarakat mewujudkan swasembada pangan dan bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat.
Menurut Mentan Andi Amran, saat memimpin Apel Pasukan Batalyon Swasembada Pangan Wanam, program swasembada pangan bukan hanya urusan pangan semata, tetapi juga sarana agar masyarakat adat dapat merasakan kesejahteraan dari kegiatan pertanian.
“Bapak ibu kita gandengan tangan untuk bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wanam, masyarakat Merauke. Kita ini bersaudara, kita semua sama, jadi kita saling membantu dan bergotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan kita,” kata Mentan Amran.
Mentan Amran meninjau langsung cetak sawah di Wanam dan kesiapan Pasukan Batalyon Pangan Wanam.
Kementerian Pertanian, katanya, siap memberikan bantuan dan pendampingan untuk mendukung kegiatan pengolahan lahan untuk lokasi cetak sawah.
“Traktor ini kami hibahkan dalam bentuk Brigade Pangan. Kami hibahkan traktor, nanti kita berikan benih gratis, pupuk, kita bangun sama-sama lahan ini,” ucapnya.
Mentan Andi Amran memproyeksikan Wanam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitar. Ia menyebutkan sebelumnya Kementan telah merintis di Kurik dan hasil produksinya baik.
-

Padi yang Ditanam di Kampung Wanam Merauke Saat Kunjungan Prabowo Subianto Tumbuh Baik
Merauke, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memantau lahan pertanian, saluran irigasi, dan perkembangan tanaman padi pada demplot (demontration plot) seluas 20 hektare di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, pada Minggu (24/11/2024).
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian kunjungan kerjanya untuk menghadiri apel brigade swasembada pangan di Kampung Wanam.
“Ini adalah harapan masa depan pangan Indonesia. Kami optimistis lahan cetak sawah baru ini mampu berproduksi. Bisa dilihat tanaman padinya tumbuh baik,” kata Mentan Amran.
Menurutnya, lahan demplot ini dikelola oleh brigade pangan yang terdiri atas masyarakat lokal Wanam, TNI, dan Polri. Mereka didukung dengan bantuan alat dan mesin pertanian, seperti satu unit traktor roda empat, dua unit traktor roda dua, rice transplanter, dan combine harvester.
Tanaman padi yang ditanam pada 4 November 2024 saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto juga telah terlihat pertumbuhannya. Tanaman padi terlihat menghijau di lahan demplot.
Menteri Amran kemudian menginstruksikan tambahan fasilitas pendukung untuk memastikan tanaman padi tetap tumbuh optimal.
“Nanti segera kirimkan tambahan pompa, ini tanaman bisa tumbuh baik. Nanti menjelang panen saya akan kembali melihat lagi. Tolong pengawalan dan pendampingan lebih intensif,” tegas Mentan pada pejabat Kementan dan brigade yang berada di lokasi.
Sebelumnya pada awal November 2024, Presiden Prabowo meninjau persiapan demplot padi yang bertujuan meningkatkan produktivitas pangan di wilayah timur Indonesia.
Presiden langsung menuju lahan percontohan untuk melihat penerapan teknik budidaya padi terbaru. Di sana, beliau menyaksikan para petani mempersiapkan lahan secara cermat agar siap menghadapi musim tanam berikutnya. Demplot ini diharapkan menjadi contoh bagi petani lokal untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas padi melalui metode pertanian modern.
Selain itu, Presiden Prabowo juga menyaksikan proses pengolahan lahan dan penyebaran dolomit di lahan pertanian padi Kampung Wanam Merauke. Dolomit, bahan alami yang digunakan untuk menetralkan keasaman tanah, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan unsur hara, disebarkan oleh para petani sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesuburan lahan.
/data/photo/2024/11/25/6744223568d0d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2024/11/24/6743163c2de09.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)