provinsi: PAPUA

  • Musim Hujan Maju, BMKG Sebut Bisa Dongkrak Produksi Pangan Nasional

    Musim Hujan Maju, BMKG Sebut Bisa Dongkrak Produksi Pangan Nasional

    JAKARTA – Majunya awal musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia dinilai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dapat dimanfaatkan petani untuk mempercepat masa tanam sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

    Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat malam, mengatakan bahwa sekitar 42 persen wilayah zona musim di Indonesia diperkirakan memasuki musim hujan lebih cepat dari kondisi biasanya jika dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020.

    “Ini kesempatan baik untuk memajukan awal musim tanam berikutnya sehingga upaya ketahanan pangan bisa lebih kuat,” ujarnya, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 13 September.

    Musim hujan diperkirakan berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026. Sementara puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada November–Desember 2025 di sebagian besar Sumatera dan Kalimantan, serta Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.

    BMKG mengumumkan ada sebanyak 79 zona musim atau 11,3 persen diprediksi akan memasuki musim hujan pada September 2025, meliputi sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian utara, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Bangka Belitung bagian selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan dan sebagian Papua Selatan.

    Sebanyak 149 zona musim atau 21,3 persen lainnya diprediksikan memasuki musim hujan pada Oktober 2025, yang meliputi sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan dan Papua bagian tengah.

    Sementara itu, 15 persen zona musim lainnya akan mulai mengalami musim hujan pada November 2025, yang meliputi sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua.

    “Dengan kata lain mayoritas wilayah Indonesia diprediksikan menghadapi musim hujan lebih cepat dari biasanya dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020,” katanya.

    Ardhasena menambahkan bahwa sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 secara umum diperkirakan normal, yakni berada pada kategori normal 69,5 persen, artinya curah hujan musiman tidak jauh berbeda dengan biasanya.

    Lalu ada sekitar 27,6 persen wilayah zona musim akan mengalami hujan di atas normal, termasuk sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    “Kalau jumlah hujan yang jatuh bisa dikelola dengan baik di wilayah sentra pangan, kondisi ini sebenarnya peluang yang mendukung kegiatan pertanian,” katanya.

    Sejumlah rekomendasi

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kesempatan yang sama memberikan beberapa rekomendasi penting bagi pelaku sektor pertanian – perkebunan untuk meminimalisasi risiko gagal panen dan tetap menjaga peluang yang ada dari musim hujan ini.

    Para pelaku pertanian disarankan memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air dan menyesuaikan jadwal tanam sebagaimana waktu yang disarankan di daerah masing-masing.

    Di samping itu, kata dia, dukungan pemerintah juga sangat diperlukan di antaranya dalam bentuk penyediaan benih cadangan, asuransi pertanian dan menjaga sistem irigasi – drainase agar berfungsi maksimal mengingat potensi curah hujan ekstrem dapat turun sewaktu-waktu dan secara singkat.

    Untuk pelaku sektor perkebunan mesti intensif memperhatikan pengendalian hama dan penyakit untuk mengantisipasi kelembaban tinggi, lalu menyesuaikan pola pemupukan demi mengurangi pencucian nutrisi akibat curah hujan tinggi.

    Dengan langkah-langkah ini, Dwikorita berharap sektor pertanian dan perkebunan tetap dapat menjaga produktivitas sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional selama musim penghujan ini.

  • Musim Hujan Maju di RI, Waspada Banjir Bandang Cek Peringatan BMKG

    Musim Hujan Maju di RI, Waspada Banjir Bandang Cek Peringatan BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan perihal peningkatan potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang. Hal itu menyusul datangnya musim hujan yang lebih cepat dari biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia.

    Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, dan secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim hujan tahun ini diprediksi maju dibandingkan rata-rata klimatologis periode 1991-2020.

    “Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November-Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari-Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (13/9/2025).

    Dari total 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, 79 zona (11,3%) diperkirakan mulai mengalami musim hujan pada September 2025, meliputi sebagian besar Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua.

    Sementara itu, gelombang musim hujan akan terus meluas dengan 149 ZOM lainnya diprediksi mulai hujan pada Oktober dan 105 ZOM pada November 2025.

    BMKG menyebut terdapat 193 zona (27,6%) yang diprediksi mengalami hujan di atas normal, termasuk:

    Sebagian besar Jawa Barat
    Wilayah di Jawa Tengah
    Beberapa kawasan Sulawesi
    Wilayah Maluku dan Papua

    Kondisi tersebut meningkatkan risiko banjir bandang, tanah longsor, dan gangguan aktivitas harian masyarakat.

    Dengan begitu, Dwikorita mengimbau semua pihak baik pemerintah pusat maupun daerah untuk segera melakukan mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Satelit Nusantara 5 Meluncur, Ini Kata Menkomdigi

    Satelit Nusantara 5 Meluncur, Ini Kata Menkomdigi

    Bisnis.com, JAKARTA — Satelit Nusantara Lima (N5) resmi meluncur pada 10 September 2025 di Cape Canaveral, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik Space X.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan bahwa satelit Nusantara Lima dirancang untuk kepentingan rakyat.

    Dia mengatakan Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama.

    “Anak-anak di Maluku dan Papua akan punya akses belajar yang sama dengan anak-anak di Jakarta, pasien di pulau kecil bisa konsultasi dengan dokter terbaik, dan UMKM kita bisa bersaing di dunia digital. Inilah makna pemerataan digital yang sesungguhnya,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/9/2025).

    Meutya menambahkan bahwa peluncuran N5 sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang sejak awal menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi. Transformasi digital adalah program strategis agar seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan manfaat pembangunan secara merata.

    Dengan kapasitas 160 Gbps, N5 menjadi satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara. Satelit ini akan menempati slot orbit strategis 113° Bujur Timur atau golden spot yang mencakup seluruh wilayah Indonesia dan memperkuat konektivitas di kawasan timur.

    Kehadirannya akan membuka peluang lebih luas bagi pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan digital, UMKM berbasis daring, hingga akses hiburan dan informasi bagi masyarakat di pelosok yang selama ini sulit terjangkau.

    N5 dimiliki oleh PT. Satelit Nusantara Lima (SNL), anak usaha PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melalui kerja sama global dengan Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX.

    Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan registrasi orbit, sekaligus menjaga kedaulatan nasional dalam pengelolaan satelit ini.

    Peluncuran N5 menjadi tonggak sejarah baru setelah Palapa A1 pada 1976, Nusantara Satu pada 2019, dan SATRIA-1 pada 2023.

    Dengan N5, Indonesia menegaskan diri bukan hanya konsumen, tetapi juga pengelola teknologi satelit yang menghadirkan manfaat langsung bagi rakyat sekaligus memperkokoh posisi bangsa sebagai pusat konektivitas digital di kawasan Asia Pasifik.

  • Israel Tolak Resolusi Negara Palestina: Majelis Umum PBB Jadi Sirkus Politik

    Israel Tolak Resolusi Negara Palestina: Majelis Umum PBB Jadi Sirkus Politik

    Tel Aviv

    Israel menolak mentah-mentah resolusi yang didukung oleh mayoritas negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal pembentukan negara Palestina yang bebas dari kelompok Hamas. Tel Aviv menyebut resolusi itu hanya akan mendorong Hamas untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), menegaskan bahwa Tel Aviv “menolak mentah-mentah” resolusi yang juga disebut “Deklarasi New York” tersebut.

    Tel Aviv menyebut voting yang digelar Majelis Umum PBB pada Jumat (12/9) — dengan hasilnya menunjukkan 142 suara mendukung, sedangkan 10 suara lainnya menentang, termasuk Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), dan 12 suara memilih abstain — sebagai “memalukan”.

    Marmorstein menyebut Deklarasi New York yang mendapat dukungan mayoritas itu sebagai bukti bahwa Majelis Umum PBB telah menjadi “sirkus politik yang terlepas dari kenyataan”.

    “Tidak ada referensi terhadap fakta sederhana bahwa Hamas bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya perang, melalui penolakannya untuk mengembalikan para sandera dan melucuti senjata,” kata Marmorstein dalam pernyataannya.

    “Resolusi tersebut tidak memajukan solusi perdamaian — sebaliknya, resolusi tersebut mendorong Hamas untuk melanjutkan perang,” sebutnya.

    “Israel berterima kasih kepada semua negara yang tidak mendukung keputusan memalukan di Majelis Umum ini,” imbuh Marmorstein.

    Menurut situs resmi PBB, sebanyak 10 negara yang menolak resolusi itu terdiri atas Israel, AS, Argentina, Hungaria, Mikronesia, Nauru, Palau, Papua Nugini, Paraguay, dan Tonga.

    Resolusi yang secara resmi disebut sebagai “Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara” itu dengan tegas mengutuk Hamas dan menuntut agar Hamas menyerahkan senjatanya.

    Deklarasi yang diajukan oleh Prancis dan Arab Saudi tersebut, secara terang-terangan menyerukan bahwa “Hamas harus membebaskan semua sandera”, dan menyatakan bahwa Majelis Umum PBB mengutuk “serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap warga sipil pada 7 Oktober”.

    Deklarasi New York itu juga menyerukan “tindakan kolektif untuk mengakhiri perang di Gaza, demi mewujudkan penyelesaian konflik Israel-Palestina yang adil, damai, dan langgeng berdasarkan implementasi efektif solusi Dua-Negara”.

    “Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina, dengan keterlibatan dan dukungan internasional, sejalan dengan tujuan Negara Palestina yang berdaulat dan mereka,” demikian bunyi penggalan deklarasi itu.

    Tidak hanya itu, deklarasi tersebut juga mencakup pembahasan mengenai “pengerahan misi stabilisasi internasional sementara” ke wilayah yang terdampak di bawah mandat Dewan Keamanan PBB, yang bertujuan untuk mendukung penduduk sipil Palestina dan memfasilitasi tanggung jawab keamanan Otoritas Palestina.

    Deklarasi New York itu telah disetujui oleh Liga Arab dan ditandatangani bersama pada Juli lalu oleh 17 negara anggota PBB, termasuk beberapa negara Arab.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan prediksi cuaca untuk sepekan ke depan. Hampir seluruh wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan lebat dan angin kencang.

    “Berdasarkan dinamika atmosfer di kondisi sepekan ke depan. Selama sepekan ke depan, cuaca Indonesia diperkirakan bervariasi dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di banyak wilayah,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Jumat (12/9).

    Dia mengatakan hampir di seluruh wilayah akan mengalami hujan lebat dan angin kencang, mulai dari Sumatera, Jawa, Indonesia bagian tengah hingga timur.

    Pertumbuhan awan hujan terjadi dengan diperkuat oleh aktivitas masuknya pergerakan awan hujan dari barat Indonesia di sepanjang katulistiwa dari Samudera Hindia.

    Gelombang Kelvin dan Rosby juga menyebabkan caca sepekan. Selain itu gelombang atmosfer frekuensi rendah disebut aktif di berbagai wilayah.

    Dwikorita juga menjelaskan terdapat pergerakan bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu. Ini memicu konverfensi dan konfluensi angin membuat pertemuan angin.

    Di Kalimantan Utara juga terjadi pola siklonik, yang membentuk area konvergensi atau pertemuan angin untuk meningkatkan peluang hujan di sejumlah daerah.

    Berikut daftar daerah berdasarkan potensi hujan lebat dan angin kencang sepanjang sepekan ke depan:

    13-14 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    Angin Kencang: Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

    15-18 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

    Angin Kencang: Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengingatkan untuk waspada dampak hujan lebat dan angin kencang, seperti banjir, genangan air, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta gangguan transportasi.

    “Termasuk risiko gelombang tinggi di perairan dan banjir pesisir atau rob, terutama di wilayah pantai utara Jawa serta pesisir selatan di wilayah Indonesia,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Peringatan BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan prediksi cuaca untuk sepekan ke depan. Hampir seluruh wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan lebat dan angin kencang.

    “Berdasarkan dinamika atmosfer di kondisi sepekan ke depan. Selama sepekan ke depan, cuaca Indonesia diperkirakan bervariasi dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di banyak wilayah,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Jumat (12/9).

    Dia mengatakan hampir di seluruh wilayah akan mengalami hujan lebat dan angin kencang, mulai dari Sumatera, Jawa, Indonesia bagian tengah hingga timur.

    Pertumbuhan awan hujan terjadi dengan diperkuat oleh aktivitas masuknya pergerakan awan hujan dari barat Indonesia di sepanjang katulistiwa dari Samudera Hindia.

    Gelombang Kelvin dan Rosby juga menyebabkan caca sepekan. Selain itu gelombang atmosfer frekuensi rendah disebut aktif di berbagai wilayah.

    Dwikorita juga menjelaskan terdapat pergerakan bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu. Ini memicu konverfensi dan konfluensi angin membuat pertemuan angin.

    Di Kalimantan Utara juga terjadi pola siklonik, yang membentuk area konvergensi atau pertemuan angin untuk meningkatkan peluang hujan di sejumlah daerah.

    Berikut daftar daerah berdasarkan potensi hujan lebat dan angin kencang sepanjang sepekan ke depan:

    13-14 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    Angin Kencang: Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

    15-18 September

    Hujan Lebat: Sumatera Utara, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

    Angin Kencang: Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengingatkan untuk waspada dampak hujan lebat dan angin kencang, seperti banjir, genangan air, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta gangguan transportasi.

    “Termasuk risiko gelombang tinggi di perairan dan banjir pesisir atau rob, terutama di wilayah pantai utara Jawa serta pesisir selatan di wilayah Indonesia,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Liputan6.com, Bandarlampung – Sebuah video warga Tanggamus, Lampung, yang bergotong royong menggotong jenazah dengan sarung dan bambu viral di media sosial. Peristiwa memilukan itu terjadi di Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, pada Kamis pagi (11/9/2025).

    Dalam rekaman amatir, terlihat sejumlah warga bergantian memikul tubuh almarhumah Aisah (59) melewati jalan perbukitan yang terjal. Tidak ada mobil jenazah atau kendaraan roda empat yang bisa masuk ke wilayah tersebut. Satu-satunya pilihan adalah menandu secara tradisional dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer menuju rumah duka.

    Kapolsek Wonosobo, Iptu Tjasudin, menjelaskan Aisah sudah lama menderita sakit. “Sekitar empat tahun belakangan, almarhumah mengidap diabetes, asma, dan komplikasi. Sebelumnya juga sudah bolak-balik dirawat di rumah sakit,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).

    Pada Kamis pagi itu, Aisah sempat dirujuk dari Puskesmas Sanggi menuju Rumah Sakit Batin Mangunang, Kota Agung, menggunakan ambulans pekon. Namun di perjalanan, ia mengembuskan napas terakhir sebelum tiba di rumah sakit.

    Jenazah kemudian dibawa kembali ke rumah duka. Masalah muncul karena akses menuju Dusun 2 Way Tuba hanya bisa dilalui sepeda motor.

    “Karena tidak mungkin dibawa dengan motor, akhirnya warga menandu jenazah sekitar 15 menit jalan kaki melewati jalan naik turun bukit,” ujarnya.

     

    Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jasad empat korban helikopter milik PT Intan Angkasa yang jatuh di antara Kabupaten Puncak dan wilayah distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

  • BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah Paling Terdampak

    BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah Paling Terdampak

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dinamika atmosfer yang saat ini cukup kompleks berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, longsor, hingga gelombang tinggi.

    “Potensi hujan lebat hingga sangat lebat dengan angin kencang perlu diantisipasi masyarakat maupun pemerintah daerah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” ujar Dwikorita dalam keterangan resminya, Jumat (12/9/2025).

    Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem

    BMKG menjelaskan, sejumlah faktor atmosfer memicu kondisi ini, antara lain Dipole Mode Index (DMI) negatif, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR), aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah.

    Selain itu, keberadaan bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu serta pola siklonik di Kalimantan Utara memperbesar potensi terbentuknya hujan lebat.

    BMKG memprakirakan pada periode 12 hingga 14 September, hujan lebat berpotensi terjadi di Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

    Sementara angin kencang berpeluang terjadi di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Adapun pada 15 hingga 18 September, hujan deras diprediksi melanda Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Potensi angin kencang masih mengintai Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

    Banjir Besar di Bali Jadi ‘Warning’

    Cuaca ekstrem sebelumnya sudah memicu banjir dan longsor di Bali pada 9 hingga 10 September 2025. BNPB mencatat bencana terjadi di tujuh kabupaten/kota dengan lebih dari 120 titik banjir.

    Denpasar menjadi wilayah terparah dengan 81 titik genangan, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, serta Karangasem, Jembrana, dan Klungkung masing-masing 4 titik.

    BMKG melaporkan curah hujan harian ekstrem menjadi pemicu utama. Di Jembrana, intensitas hujan mencapai 385,5 mm per hari, disusul Tampak Siring 373,8 mm, Karangasem 316,6 mm, Klungkung 296 mm, dan Abiansemal 284,6 mm. Padahal, secara klimatologis, hujan di atas 150 mm/hari sudah masuk kategori ekstrem.

    Menurut Dwikorita, fenomena itu diperparah kondisi atmosfer yang labil serta faktor lingkungan, mulai dari sistem drainase yang tidak memadai hingga alih fungsi lahan yang mengurangi daya serap tanah.

    Dwikorita menegaskan, peringatan dini sudah dikeluarkan BMKG sejak 5 September melalui prospek cuaca sepekan, peringatan tiga harian, hingga pembaruan jam-jaman lewat sistem nowcasting. Pada periode 9-10 September saja, BMKG menerbitkan 11 kali pembaruan peringatan dini untuk Bali.

    Ia mengimbau masyarakat rutin memantau informasi resmi BMKG melalui aplikasi, media sosial, dan siaran televisi. Selain itu, langkah mitigasi seperti menjaga kebersihan drainase serta tidak membuang sampah sembarangan sangat diperlukan untuk mengurangi dampak genangan.

    “Dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik, kita bisa meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung beberapa hari ke depan,” kata Dwikorita.

    (naf/naf)

  • Impian Sekjen Ariksa Aryo Djojohadikusumo Setelah Satelit Nusantara 5 Meluncur ke Orbit

    Impian Sekjen Ariksa Aryo Djojohadikusumo Setelah Satelit Nusantara 5 Meluncur ke Orbit

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) menyebut peluncuran Satelit Nusantara 5 menjadi titik baru bagi pelaku usaha dalam mendorong kemandirian luar angkasa Tanah Air.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ariksa Aryo PS Djojohadikusumo yang hadir dalam peluncuran Satelit Nusantara 5 menyebut PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki pengusaha Tanah Air. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian luar angkasa bukan hanya domain badan usaha milik negara (BUMN) dan pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

    “Indonesia sebagai negara dengan tapak batas terbesar di area khatulistiwa, dengan teritori hak kedaulatan terbesar di khatulistiwa perlu berada di antariksa. Hari ini kita berbangga karena bertambah satu lagi armada satelit Indonesia. Ke depannya akan terus bertambah dan bukan hanya diluncurkan dari negara luar, tetapi juga dari Tanah Air,” kata Arto dari Florida, Amerika Serikat, Kamis (11/9/2025) waktu setempat atau Jumat (12/9/2025) pagi di Tanah Air.

    Aryo menyebut dengan pencapaian baru ini, Ariksa akan memperjuangkan hadirnya kawasan bandar udara antariksa di Tanah Air ke depannya. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat mengembangkan Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida sebagai kawasan ekosistem luar angkasa. Sejumlah perusahaan swasta yang berlomba menembus tepi langit seperti Blue Origin milik Jeff Bezos hingga SpaceX milik Elon Musk memiliki markas pengembangan di kawasan tersebut.

    Ia menekankan, kehadiran kawasan bandar udara antariksa selain meningkatkan perekonomian Indonesia juga akan menjadi sumber aspirasi dan inspirasi bagi anak-anak muda Tanah Air untuk mewujudkan mimpi menembus luar angkasa.

    Satelit Nusantara 5 milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) meluncur mencapai orbit./Istimewa-PSN.

    Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN yang juga Ketua Umum Ariksa, menyebut bahwa kemandirian dalam penguasaan orbit adalah sebuah keharusan. Ia mengingatkan adanya kutipan dari film dokumenter Wild Wild Space (2024) yang sangat relevan bagi dunia antariksa.

    “Whoever controls space, may very well control the future of humanity (Siapa pun yang menguasai teknologi antariksa, sangat mungkin akan menguasai masa depan umat manusia),” kata Adi dalam pernyataan terpisah.

    Menurut sosok yang berpengalaman dalam industri luar angkasa sejak era pra-Satelit Palapa 1 atau sejak 1974 itu, Indonesia harus mempertahankan kemandirian atas langitnya di sepanjang garis ekuator. Peluang hadirnya bandar udara antariksa di Biak, Papua, juga dinilai sangat menjanjikan secara bisnis.

    Adi mencontohkan, posisi Biak yang sangat dekat ke orbit ekuator memungkinkan peningkatan signifikan. Tanpa investasi baru, roket India yang hanya mampu mengangkat muatan 600 kilogram dapat ditingkatkan hingga 900 kilogram. Ia menyebut, secara kasar, untuk pengiriman material 1 kilogram ke luar angkasa dibutuhkan biaya sekitar US$12.000. Dengan demikian, terdapat tambahan penghematan hingga US$3,6 juta setiap peluncuran.

    “Saya gak usah koreksi alat [roketnya]. Itu mengurangi biaya sangat banyak. Belum lagi dari penghematan bahan bakar,” kata Adi.

    Ia menambahkan, dengan asumsi pengembangan bandar udara antariksa di Biak sebesar US$50 juta, hanya dibutuhkan 15 kali peluncuran untuk mengembalikan modal investasi. Sedangkan di sepanjang ekuator, dibutuhkan 50 hingga 70 satelit beroperasi secara berkesinambungan. Kawasan ini juga dihuni 12% penduduk bumi atau sekitar 1 miliar orang.

    “Itu legacy [bandar udara Antariksa] akan memberikan Indonesia kemampuan sangat strategis,” katanya.

  • Impian Sekjen Ariksa Aryo Djojohadikusumo Setelah Satelit Nusantara 5 Meluncur ke Orbit

    Harapan Sekjen Ariksa Aryo Djojohadikusumo Setelah Satelit Nusantara 5 Meluncur ke Orbit

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) menyebut peluncuran Satelit Nusantara 5 menjadi titik baru bagi pelaku usaha dalam mendorong kemandirian luar angkasa Tanah Air.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ariksa Aryo PS Djojohadikusumo yang hadir dalam peluncuran Satelit Nusantara 5 menyebut PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki pengusaha Tanah Air. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian luar angkasa bukan hanya domain badan usaha milik negara (BUMN) dan pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

    “Indonesia sebagai negara dengan tapak batas terbesar di area khatulistiwa, dengan teritori hak kedaulatan terbesar di khatulistiwa perlu berada di antariksa. Hari ini kita berbangga karena bertambah satu lagi armada satelit Indonesia. Ke depannya akan terus bertambah dan bukan hanya diluncurkan dari negara luar, tetapi juga dari Tanah Air,” kata Arto dari Florida, Amerika Serikat, Kamis (11/9/2025) waktu setempat atau Jumat (12/9/2025) pagi di Tanah Air.

    Aryo menyebut dengan pencapaian baru ini, Ariksa akan memperjuangkan hadirnya kawasan bandar udara antariksa di Tanah Air ke depannya. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat mengembangkan Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida sebagai kawasan ekosistem luar angkasa. Sejumlah perusahaan swasta yang berlomba menembus tepi langit seperti Blue Origin milik Jeff Bezos hingga SpaceX milik Elon Musk memiliki markas pengembangan di kawasan tersebut.

    Ia menekankan, kehadiran kawasan bandar udara antariksa selain meningkatkan perekonomian Indonesia juga akan menjadi sumber aspirasi dan inspirasi bagi anak-anak muda Tanah Air untuk mewujudkan mimpi menembus luar angkasa.

    Satelit Nusantara 5 milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) meluncur mencapai orbit./Istimewa-PSN.

    Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN yang juga Ketua Umum Ariksa, menyebut bahwa kemandirian dalam penguasaan orbit adalah sebuah keharusan. Ia mengingatkan adanya kutipan dari film dokumenter Wild Wild Space (2024) yang sangat relevan bagi dunia antariksa.

    “Whoever controls space, may very well control the future of humanity (Siapa pun yang menguasai teknologi antariksa, sangat mungkin akan menguasai masa depan umat manusia),” kata Adi dalam pernyataan terpisah.

    Menurut sosok yang berpengalaman dalam industri luar angkasa sejak era pra-Satelit Palapa 1 atau sejak 1974 itu, Indonesia harus mempertahankan kemandirian atas langitnya di sepanjang garis ekuator. Peluang hadirnya bandar udara antariksa di Biak, Papua, juga dinilai sangat menjanjikan secara bisnis.

    Adi mencontohkan, posisi Biak yang sangat dekat ke orbit ekuator memungkinkan peningkatan signifikan. Tanpa investasi baru, roket India yang hanya mampu mengangkat muatan 600 kilogram dapat ditingkatkan hingga 900 kilogram. Ia menyebut, secara kasar, untuk pengiriman material 1 kilogram ke luar angkasa dibutuhkan biaya sekitar US$12.000. Dengan demikian, terdapat tambahan penghematan hingga US$3,6 juta setiap peluncuran.

    “Saya gak usah koreksi alat [roketnya]. Itu mengurangi biaya sangat banyak. Belum lagi dari penghematan bahan bakar,” kata Adi.

    Ia menambahkan, dengan asumsi pengembangan bandar udara antariksa di Biak sebesar US$50 juta, hanya dibutuhkan 15 kali peluncuran untuk mengembalikan modal investasi. Sedangkan di sepanjang ekuator, dibutuhkan 50 hingga 70 satelit beroperasi secara berkesinambungan. Kawasan ini juga dihuni 12% penduduk bumi atau sekitar 1 miliar orang.

    “Itu legacy [bandar udara Antariksa] akan memberikan Indonesia kemampuan sangat strategis,” katanya.