provinsi: PAPUA BARAT

  • Tiga Jenderal Turun Tangan Cari Iptu Tomi di Hutan Papua Barat

    Tiga Jenderal Turun Tangan Cari Iptu Tomi di Hutan Papua Barat

    GELORA.CO – Tiga jenderal polisi turun langsung dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 untuk mencari Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, di belantara hutan Papua Barat.

    Ketiganya adalah Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir, Danpas Pelopor Korbrimob Polri Brigjen Gatot Mangkurat Putra Perkasa Jomantara, dan Karobinops Stamaops Polri Brigjen Auliansyah Lubis.

    Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 ini sudah dimulai sejak Rabu 23 April 2025. 

    Kapolda Papua Barat memimpin perjalanan darat dari Poskotis Meyado menuju Pos Aju Mayerga. 

    Tantangan dalam jalur darat ini mulai dari medan licin, curam, dan penuh risiko, menguji ketangguhan tim selama tiga jam perjalanan.

    Keesokan harinya, Kamis 24 April 2025, Kapolda Papua Barat bersama pasukan melanjutkan perjalanan menuju Pos Aju Cempedak. 

    Bila dicatat, perjalanan ini menempuh waktu lebih dari sembilan jam berjalan kaki, melewati hutan lebat, rawa-rawa, dan jalur ekstrem lainnya.

    Lalu, pada Jumat 25 April 2025, sebanyak 145 personel gabungan dari Tim SAR Korbrimob Polri, Satbrimob Polda Papua Barat, dan Infafis, dipimpin langsung Kapolda Papua Barat berhasil mencapai titik lokasi dugaan hanyutnya Iptu Tomi.

    Lokasi berada di Zona Merah, wilayah rawan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    Sesampainya di sana, tanpa membuang waktu, tim langsung melakukan penyisiran dan pengumpulan data di area tersebut. 

    Lagi-lagi, hujan deras yang mengguyur, tanah berlumpur, serta ancaman dari hewan buas seperti buaya, tidak menghalangi semangat pencarian.

    Sehari setelahnya, pada Sabtu 26 April 2025, dua personel Divhumas Polri bergabung sehingga total kekuatan mencapai 147 orang.

    Di bawah komando tiga jenderal, tim melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi untuk memperjelas kronologi kejadian.

    “Setiap langkah yang kami ambil di hutan ini adalah bentuk kesungguhan kami untuk menemukan rekan kami. Kami tidak akan berhenti sebelum ada kejelasan,” kata Irjen Johnny Eddizon Isir di lokasi operasi.

    Selanjutnya, pada Minggu 27 April 2025, proses olah TKP dan rekonstruksi dilanjutkan untuk melengkapi data investigasi.

    Sekitar pukul 13.00 WIB, Kapolda Papua Barat bersama sebagian personel dievakuasi kembali ke Poskotis Meyado menggunakan dua helikopter, dengan kapasitas maksimal delapan orang per penerbangan.

    Proses pemulangan dilakukan bertahap untuk menjaga keselamatan seluruh tim.

    “Ini adalah bukti nyata bahwa solidaritas dan profesionalisme Polri selalu hadir di medan tugas paling berat sekalipun,” kata Brigjen Gatot Mangkurat.

  • 8
                    
                        Kesaksian Ketua Komnas HAM Papua yang Sempat Terjebak Kepungan Tembakan KKB dalam Pencarian Iptu Tomi
                        Regional

    8 Kesaksian Ketua Komnas HAM Papua yang Sempat Terjebak Kepungan Tembakan KKB dalam Pencarian Iptu Tomi Regional

    Kesaksian Ketua Komnas HAM Papua yang Sempat Terjebak Kepungan Tembakan KKB dalam Pencarian Iptu Tomi
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Pencarian Kasat Reskrim Polres Bintuni,
    Iptu Tomi Marbun
    di pesisir Sungai Rawara, Teluk Bintuni, Papua Barat terus berlanjut.
    Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Frits Ramandey, bersama rombongan sempat ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Minggu (27/4/2025).
    Penembakan terjadi saat Frits ikut melakukan pencarian terhadap hilangnya
    Iptu Tomi
    Marbun.
    Saat itu, Frits bersama rombongan menginap di sebuah kamp yang berada tak jauh dari Sungai Rawara, lokasi Iptu Tomi Marbun diduga hilang dan tenggelam.
    Sekitar pukul 07.10 WIT, Frits bersama empat anggota kepolisian hendak turun ke Sungai Rawara.
    Tiba-tiba, dia bersama empat anggota polisi ditembaki oleh KKB dari arah seberang sungai.
    “Puji Tuhan kami selamat dari penembakan tersebut,” kata Frits saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu malam.
    Frits menambahkan, kehadiran dan keterlibatan Komnas HAM Papua dalam tim adalah ikut melakukan pencarian dan rekonstruksi terhadap hilangnya Iptu Tomi Marbun yang sudah memasuki 4 bulan ini.
    Dari penembakan itu, tim pengamanan Brimob yang tak jauh dari lokasi langsung melakukan penembakan balasan.
    Alhasil, Frits dan keempat rekannya bisa lari dan menyelamatkan diri dari KKB yang melakukan penyerangan tersebut.
    Usai penembakan itu, Frits bersama rekan-rekannya dievakuasi oleh tim Brimob ke lokasi yang lebih aman guna menghindari adanya tembakan dari KKB.
    “Saya sudah dievakuasi ke Distrik Moskona,” ujarnya.
    Pencarian Tomi Marbun Perlu diketahui bahwa
    Ketua Komnas HAM Papua
    sejak Senin (21/4/2025) sudah berada di Kabupaten Teluk Bintuni dan lanjut ke Distrik Moskona serta Mayerga.
    Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki satu hari dan tiba di lokasi kejadian, di mana Iptu Tomi Marbun diduga mengalami musibah dan hilang.
    Frits bersama tim
    pencarian Iptu Tomi
    Marbun berada di lokasi kejadian dari Selasa (22/4/2025) untuk melakukan pencarian dan rekonstruksi hingga Minggu (27/4/2025).
    Diberitakan sebelumnya bahwa Iptu Tomi Marbun dikabarkan hanyut saat hendak menyeberang Sungai Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, pada 18 Desember 2024.
    Iptu Tomi Marbun dinyatakan hilang di tengah operasi penangkapan KKB di wilayah tersebut.
    Kini, operasi pencarian Iptu Tomi Marbun dipimpin langsung oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Jhony Isir, bersama ratusan personel dari SAR Brimob, Pengamanan Brimob, dan Polres Teluk Bintuni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Personel Operasi AB Moskona Disengat Lebah Saat Cari Iptu Tomi Marbun di Tengah Hutan Papua – Halaman all

    Seorang Personel Operasi AB Moskona Disengat Lebah Saat Cari Iptu Tomi Marbun di Tengah Hutan Papua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TELUK BINTUNI — Medan berat hutan Papua kembali menunjukkan keganasannya. 

    Dalam upaya pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun yang hilang di Kali Rawara, satu personel SAR Satgas AB Moskona 2025 harus dievakuasi darurat setelah tersengat kawanan lebah ganas, Minggu (27/4/2025).

    Insiden itu menambah deretan tantangan yang harus dihadapi pasukan pencari di Operasi AB Moskona 2025.

    Kepala Posko Operasi, AKBP Teguh Triwantoro, mengungkapkan kronologi kejadian penuh ketegangan itu.

    Semua bermula saat tim SAR tengah menyusuri hutan lebat antara Kali Cempedak dan lokasi yang diduga menjadi titik hilangnya Iptu Tomi.

    Saat itu, Bharatu Komang Ngurah—anggota Satgas SAR Korbrimob Polri—berada di barisan depan, membuka jalur di medan yang dipenuhi semak belukar dan akar-akar raksasa.

    Tepat pukul 13.00 WIT, suasana berubah mencekam.

    Melalui HT satelit, markas menerima kabar mengejutkan.

     Bharatu Komang diserang kawanan lebah liar, disengat berkali-kali hingga tubuhnya melemah.

    “Pada saat dropping logistik, kami terima laporan darurat. Salah satu anggota kami tersengat hebat oleh lebah. Lokasinya berada jauh di tengah hutan, sulit dijangkau,” ungkap AKBP Teguh.

    Situasi semakin kritis. Evakuasi Bharatu Komang harus segera dilakukan.

    Namun medan berat menghadang. Sungai dengan arus deras menghalangi jalur darat, dan helikopter evakuasi yang dikerahkan pun gagal mendarat karena area pendaratan (landing zone) tertutup derasnya arus sungai.

    “Helikopter sudah bermanuver beberapa kali, namun tetap tidak bisa menurunkan personel evakuasi.

    Kami akhirnya kembali ke posko untuk konsolidasi dan menyiapkan rencana darurat,” lanjutnya.

    Meski diterjang hujan lebat dan cuaca buruk, semangat tim SAR tak surut.

    Berbekal keberanian dan koordinasi cepat, tim medis Subsatgas Dokkes bergerak menjemput Bharatu Komang dengan jalan kaki melalui jalur-jalur kecil, menyusuri akar-akar basah dan medan berlumpur.

    Setelah perjuangan panjang, Bharatu Komang akhirnya berhasil diselamatkan.

    Ia langsung mendapatkan pertolongan intensif untuk mengatasi efek racun sengatan lebah yang nyaris merenggut nyawanya.

    Operasi AB Moskona tahap ketiga ini semakin memperlihatkan betapa kerasnya perjuangan di rimba Papua.

    Meski menghadapi medan berbahaya, serangan binatang buas, hingga ancaman cuaca ekstrem, para personel tetap bertekad menyelesaikan misi: menemukan Iptu Tomi Samuel Marbun.

    “Dengan semangat pantang menyerah, kami terus melanjutkan pencarian. Doakan agar Iptu Tomi segera ditemukan,” tutup AKBP Teguh.

  • 8
                    
                        Kesaksian Ketua Komnas HAM Papua yang Sempat Terjebak Kepungan Tembakan KKB dalam Pencarian Iptu Tomi
                        Regional

    10 Misi Pencarian Berubah Mencekam, Ketua Komnas HAM Papua Ditembaki KKB Saat Cari Iptu Tomi Regional

    Misi Pencarian Berubah Mencekam, Ketua Komnas HAM Papua Ditembaki KKB Saat Cari Iptu Tomi
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com – 
    Ketua Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua,
    Frits Ramandey
    , bersama empat anggota kepolisian selamat dari serangan tembakan yang dilakukan oleh
    Kelompok Kriminal Bersenjata
    (KKB) pada Minggu (27/4/2025) sekitar pukul 07.10 WIT.
    Penembakan terjadi saat Frits dan rombongan hendak mandi di
    Sungai Rawara
    , Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
    Sebagai Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits terlibat dalam operasi pencarian dan rekonstruksi hilangnya Kasat Reskrim Polres Bintuni,
    Iptu Tomi Marbun
    , yang sebelumnya dinyatakan hilang pada 18 Desember 2024 saat operasi penangkapan KKB di wilayah tersebut.
    Frits menceritakan, sekitar pukul 06.00 WIT, ia bersama empat anggota kepolisian turun dari camp tempat mereka menginap menuju Sungai Rawara.
    “Pada pagi hari Minggu, saya ditemani oleh empat anggota polisi turun dari camp ke Sungai Rawara untuk MCK (mandi, cuci, kakus), karena mau persiapan ibadah pagi di camp,” jelasnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu malam.
    Setelah selesai, Frits sempat mengambil gambar aliran Sungai Rawara yang deras.
    “Setelah saya mengambil gambar, tepatnya jam 07.10 WIT, lalu dari seberang sungai kami ditembak dari seberang sungai,” ungkapnya.
    “Kami ada lima orang, yakni saya dan empat orang anggota kepolisian, sebanyak empat kali,” sambung dia.
    Serangan mendadak itu membuat Frits dan keempat anggota kepolisian refleks berlari menyelamatkan diri.
    “Setelah itu, anggota Brimob yang ada di sekitar langsung melakukan tembakan balasan guna melindungi kami, sehingga bisa lari menyelamatkan diri,” ujarnya.
    Frits menambahkan, dirinya segera kembali ke camp untuk mengamankan diri.
    “Di camp tidak hanya saya, ada juga Kapolda Papua Barat, Jhonny Isir, yang juga ada di sekitar lokasi camp,” tutupnya.
    Sebelumnya diberitakan, Iptu Tomi Marbun dikabarkan hanyut saat hendak menyeberangi Sungai Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, pada 18 Desember 2024, saat operasi penangkapan terhadap KKB.
    Operasi pencarian Iptu Tomi Marbun kini dipimpin langsung Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Jhony Isir, dengan melibatkan ratusan personel dari SAR Brimob, Pengamanan Brimob, dan Polres Teluk Bintuni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamendagri Pastikan Pengisian DPRP Mekanisme Pengangkatan Transparan dan Adil
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    Wamendagri Pastikan Pengisian DPRP Mekanisme Pengangkatan Transparan dan Adil Nasional 27 April 2025

    Wamendagri Pastikan Pengisian DPRP Mekanisme Pengangkatan Transparan dan Adil
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk menegaskan pemerintah pusat memastikan proses pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) periode 2024–2029 melalui mekanisme pengangkatan berlangsung transparan dan adil. 
    Pihaknya memastikan seluruh tahapan dari pengejawantahan otonomi khusus di Tanah Papua itu sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan.
    “Pemerintah pusat memastikan bahwa seluruh tahapan pengisian keanggotaan DPRP melalui mekanisme pengangkatan berjalan secara akuntabel, transparan, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum dan keadilan,” ujar Ribka dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (27/4/2025).
    Ribka menjelaskan, seluruh tahapan tersebut berpedoman pada ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, serta Pasal 79 ayat (7) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 106 Tahun 2021 tentang Kewenangan dan Kelembagaan Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus Provinsi Papua. 
    Secara khusus, pasal tersebut mengatur bahwa gubernur mengusulkan calon anggota DPRP terpilih melalui mekanisme pengangkatan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk mendapatkan pengesahan.
    “Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Papua telah menerbitkan Keputusan Gubernur Papua Nomor 100.3.3.1/KEP.73/2025 tanggal 11 Februari 2025 tentang Penetapan Calon Anggota DPRP Terpilih Melalui Mekanisme Pengangkatan. Keputusan tersebut telah disampaikan kepada
    Kementerian Dalam Negeri
    melalui Direktorat Jenderal
    Otonomi Daerah
    pada 20 Februari 2025,” terangnya.
    Meski demikian, proses pengesahan saat ini masih ditunda. Ini mengingat adanya gugatan hukum yang diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jayapura terhadap Keputusan Gubernur Papua dan hasil kerja Panitia Seleksi (Pansel). 
    Berdasarkan informasi resmi dari PTUN Jayapura, perkara tersebut telah terdaftar dengan Nomor 13/G/2025/PTUN.JPR.
    “Sidang lanjutan dijadwalkan pada Selasa 29 April 2025 pukul 10.00 WIT dengan agenda tambahan bukti dan saksi dari penggugat serta kesempatan terakhir bagi tergugat untuk menyerahkan bukti surat,” jelasnya. 
    Ribka melanjutkan, Kementerian Dalam Negeri (
    Kemendagri
    ) berkomitmen penuh untuk menjunjung tinggi asas kepastian hukum dan supremasi hukum dalam setiap tahapan tersebut. 
    Pemerintah tidak akan melakukan intervensi terhadap jalannya persidangan dan sepenuhnya menghormati proses peradilan yang sedang berlangsung.
    “Tahapan pengesahan calon anggota DPRP baru akan dilanjutkan setelah adanya keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (
    inkracht
    ) dari PTUN atau Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN), sesuai mekanisme hukum yang berlaku,” tegasnya.
    Ribka berharap, PTUN Jayapura dapat menyelesaikan seluruh rangkaian persidangan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan begitu, pengisian keanggotaan DPRP periode 2024–2029 dapat segera dituntaskan. 
    Penyelesaian tersebut, lanjut dia, sangat penting demi mendukung jalannya pemerintahan daerah serta memperkuat representasi politik Orang Asli Papua (OAP) sesuai semangat otonomi khusus.
    Selain menyampaikan perkembangan di Provinsi Papua, Ribka juga melaporkan progres pengangkatan anggota DPRP unsur OAP di enam provinsi di Tanah Papua. 
    Untuk Provinsi Papua Tengah dan Papua Selatan, seluruh tahapan pengangkatan telah rampung. Keduanya telah mendapatkan Surat Keputusan Mendagri dan saat ini tengah menunggu pelaksanaan pengambilan sumpah atau janji anggota DPRP.
    “Saya berharap, Gubernur Papua Tengah dan Papua Selatan serta pimpinan DPRP di dua provinsi itu memastikan dalam waktu yang tidak terlalu lama agar dapat segera memfasilitasi pengambilan sumpah atau janji tersebut,” jelasnya.
    Sementara itu, untuk tiga provinsi lainnya, yakni Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua, saat ini masih dalam tahap penyelesaian perkara di PTUN Jayapura dan PT TUN Manado. 
    Adapun untuk Provinsi Papua Pegunungan, tahap klarifikasi dan koordinasi lanjutan akan segera dilakukan, mengingat gubernur dan wakil gubernur terpilih baru saja dilantik pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sengketa hasil pemilihan kepala daerah.
    Pihaknya berharap, dengan terselesaikannya seluruh proses hukum dan administrasi tersebut, DPRP mekanisme pengangkatan dapat segera berfungsi optimal dalam menjalankan tugas-tugas legislasi, pengawasan, dan representasi masyarakat. Khususnya, dalam mendorong percepatan pembangunan dan kesejahteraan di Provinsi Papua.
    “Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menghormati hak-hak politik Orang Asli Papua dan memperkuat tata kelola pemerintahan daerah di Tanah Papua,” tandasnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Acara di TMII Hari Ini, Ada Tari Perang dan Lompat Batu Nias sampai Pralina Ogoh-Oogoh

    Acara di TMII Hari Ini, Ada Tari Perang dan Lompat Batu Nias sampai Pralina Ogoh-Oogoh

    Buat kamu yang mau berlibur ke TMII ada beberapa acara yang akan berlangsung sampai malam hari ini, Minggu (27/4/2025).

    Tayang: Minggu, 27 April 2025 10:35 WIB

    TribunJakarta

    ILUSTRASI ACARA – TMII menyelenggarakan Parade Tari Nusantara ke-39 di gedung Sasono Langen Budoyo. Sebanyak 15 provinsi tampil dalam gelaran tersebut. 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Buat kamu yang mau berlibur ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ada beberapa acara yang akan berlangsung sampai malam hari ini, Minggu (27/4/2025).

    Mulai dari atraksi budaya di tiap anjungan hingga di Amfiteater Panggung Budaya.

    Atraksi Budaya

    Anjungan Jawa Timut

    – Pagelaran drama tari Citro Dwiryo Humangsa

    Plaza Kori Agung 

    – Parade Sendratari Candradimuka

    – Soul of Youth pukul 16.00

    lihat foto
    Masih di momen peringatan Hari Kartini, ada sejumlah tempat yang memberikan berbagai penawaran. Termasuk di rias gratis alias make up gratis hingga akhir bulan April 2025 untuk kamu yang mau karnaval Kartini.

    – Gelar budaya harmony Borneo Nusantara

    Anjungan Jawa Tengah 

    – Pagelaran Sendratari Candradimuka

    Dunia Air Tawar-Anjungan NTB

    – Parade Gendang Baleq

    Anjungan NTB

    – Tradisi Nyongkolan dan Sorong Serah

    Amfiteater Panggung Budaya

    – Rampak Pencak Indonesia

    – Tari Perang Nias dan Lomba Batu Nias pukul 15.30

    – Quintet by Keraton Ngayogyakara pukul 16.30 

    – Bleganjur dan Pralina Ogoh-ogoh pukul 17.00

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’225′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’225′,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Cerita di Balik Pencarian Iptu Tomi Marbun yang Hilang 4 Bulan, Anggota Sempat Kritis Diserang Lebah – Halaman all

    Cerita di Balik Pencarian Iptu Tomi Marbun yang Hilang 4 Bulan, Anggota Sempat Kritis Diserang Lebah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TELUK BINTUNI – Sudah 4 bulan lamanya Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun dinyatakan hilang.

    Iptu Tomi Marbun sebelumnya dinyatakan hilang di Sungai Kali Rawara. saat tengah bertugas menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua pada Desember 2024 lalu.

    Hingga kini belum diketahui nasib Iptu Tomi Marbun.

    Berbagai upaya pun telah ditempuh aparat untuk menemukan Iptu Tomi Marbun.

    Namun hasilnya masih nihil.

    Terkini dilakukan Operasi Alpha Bravo Moskona 2025 (AP Moskona) untuk mencari Iptu Tomi Marbun.

    Berbagai hambatan dan rintangan selama operasi AB Moskona ini dialami para personel.

    Dari mulai rawannya lokasi pencarian yang masuk dalam area KKB hingga medan yang berat serta cuaca yang tidak mendukung.

    Salah satunya dialami Bharatu Komang Ngurah, Satgas SAR Korbrimob Polri yang tergabung dalam Operasi AB Moskona.

    Dia sempat kritis usai diserang lebah hutan saat bertugas melakukan pencarian Iptu Tomi Marbun bersama dengan rekan lainnya.

    Namun kini kondisinya sudah membaik.

    Hal ini seperti dituturkan Kaposko Operasi AB Moskona, KBP Teguh Triwantoro dalam wawancara yang digelar di Posko Operasi AB Moskona.

    Teguh mengatakan, pada Sabtu (26/4/2025), satu personel Polri mengalami insiden serius tersengat kawanan hewan (lebah) saat menjalankan tugas SAR di tengah medan berat hutan Papua.

    “Tadi baru saja kita evakuasi darurat, personel Satgas SAR Korbrimob Polri yang tergabung dalam Operasi Alpha Bravo Moskona 2025. Untuk Satgas SAR ini sudah mendahului berada di hutan,” ujar KBP Teguh.

    Ia menjelaskan, insiden terjadi ketika tim tengah menyusuri area di antara Kali Cempedak dan lokasi dugaan hilangnya Iptu Tomi Marbun. 

    Ibunda Iptu Tomi Samuel Marbun yakni Elfrida br Gultom masih berharap putranya bisa ditemukan. Sejak delapan hari pencarian, tak ada perkembangan apapun, Kamis (26/12/2024) (Tribunmedan.com/ Alija Magribi)

    Sekitar pukul 13.00 WIT, laporan diterima melalui HT satelit bahwa salah satu anggota, Bharatu Komang Ngurah, mengalami sengatan hewan beberapa kali di tubuhnya.

    “Pada waktu kita drop logistik ke jajaran tim, kami mendapatkan laporan bahwa ada satu anggota terkena sengatan hewan, dalam hal ini lebah. Lokasinya ada di tengah hutan, di antara Kali Cempedak dan TKP hilangnya Iptu Tomi,” terang KBP Teguh.

    Teguh mengatakan medan yang sulit dan juga arus sungai yang deras, menjadi hambatan besar bagi proses evakuasi. 

    Bahkan helikopter yang dikerahkan untuk evakuasi sempat kesulitan mendarat di lokasi.

    “Koordinat sudah dikirim, namun helikopter tidak bisa mendarat karena landing zone-nya tertutup arus sungai. Kami sempat melakukan manuver beberapa kali namun tetap tidak memungkinkan, sehingga kami kembali ke posko untuk konsolidasi,” ungkapnya.

    KBP Teguh menambahkan, kondisi Bharatu Komang sempat kritis akibat sengatan yang terjadi di beberapa titik. 

    Namun berkat kesigapan tim evakuasi, Subsatgas Dokkes dan semangat para personel, proses penyelamatan akhirnya berhasil dilakukan meski cuaca buruk menghambat kegiatan.

    Dua Jalur Operasi Pencarian

    Pada operasi AB Moskona hari keempat, Sabtu (26/4/2025) proses pencarian Iptu Tomi Marbun dimulai sejak pagi melalui dua jalur, yakni: 

    penyisiran menggunakan longboat menyusuri Kali Rawara di tiga zona pencarian yaitu Zona Merah, Zona Kuning dan Zona Hijau oleh masing-masing tim di tiap Zona

    penyisiran darat menembus hutan lebat dan rawa-rawa dengan berjalan kaki oleh personel gabungan.

    Fokus pencarian yang berada di wilayah yang dikategorikan sebagai Zona Merah, adalah area rawan perlintasan KKB yang diyakini sebagai titik hilangnya korban. 

    Zona Merah Pencarian dengan luas total area pencarian mencapai sekitar 132 kilometer persegi ini terbentang sepanjang 22 kilometer mengikuti aliran Kali Rawara, dengan lebar area pencarian +-300 Meter dari bibir kali di sisi kiri dan kanan menyesuaian dengan kontur dan hambatan medan yang dilalui. 

    Kegiatan penyisiran darat ini dipimpin langsung oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Johnny Eddizon Isir bersama 120 personel gabungan yang terdiri dari 60 Personel SAR Brimob, 50 Personel Pengamanan Brimob, dan 10 Personel Polres Teluk Bintuni. 

    Seluruh Tim bergerak dengan berjalan kaki menyusuri setiap sektor secara menyeluruh.

    Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan pencarian dilakukan dengan kehati-hatian dan meneliti setiap bagian area yang dilintasi. 

    “Selain penyisiran menggunakan perahu, personel juga melakukan pencarian darat dengan berjalan kaki, menyisir semak belukar, hutan belantara, tumpukan kayu, hingga area-area tersembunyi di sepanjang tepian kali,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini akan terus dilanjutkan hingga diperoleh titik terang keberadaan Iptu Tomi Marbun. 

    Polda Papua Barat menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proses ini secara tuntas dan memberikan kejelasan bagi keluarga serta institusi.

    “Kami mengharapkan kesabaran dari semua pihak terhadap hasil proses pencarian ini, proses pencarian telah diupayakan maksimal namun hambatan alam baik hujan lebat dan angin, kuatnya arus sungai pasca hujan dan medan hutan lebat dan rawa-rawa, kami juga mempertimbangan keselamatan personel di lapangan,” 
    kata Kombes Benny.

    Operasi AB Moskona tahap ketiga ini terus menunjukkan semangat tinggi dan dedikasi personel Polri meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan berat.

    Dengan dukungan penuh dari semua pihak, upaya pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun diharapkan segera membuahkan hasil.

    Tak Ada Sabotase

    Sebelumnya Polisi memastikan tidak ada unsur sabotase kasus hilangnya Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun ketika menumpas KKB pada Desember 2024 lalu.

    Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Ongky Isgunawan menuturkan Tomi hanyut di sungai berarus deras saat operasi gabungan bersama TNI memburu KKB.

    “Saya garis bawahi tidak ada di sini dugaan sabotase kejahatan dan sebagainya,” kata Kombes Ongky saat dikonfirmasi, Selasa (18/3/2025).

    Menurutnya, sungai yang dilintasi Iptu Tomi sangat deras. 

    Ongky menyebut sungai itu jarang dilintasi warga.

    “Ini sungainya itu yang memang sungai masih perawan tidak pernah dilewati oleh orang, hanya orang segelintir aja yang pernah melewati, jadi arusnya sangat deras,” imbuhnya.

    Ketika itu, ada dua tim yang melakukan operasi memburu KKB.

    Tim pertama berhasil melewati derasnya arus sungai.

    Sementara tim kedua (Iptu Tomi Marbun) sempat dicegah untuk tidak menyeberang.

    Namun dia tetap bersikeras menerjang arus sungai hingga berujung terseret arus.

    “Pak Tomi ini memutuskan untuk tetap menyeberang di situ lah terseret arus. Memang pada saat itu, bulan November dan Desember itu sudah hujan di sini tinggi,” ujar dia.

    Tim melakukan upaya pencarian namun hingga kini Iptu Tomi tidak ditemukan.

    Kronologis Hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun

    Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat, Kombes Ongky Isgunawan mengungkap kronologis hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun.

    Saat itu personel gabungan TNI-Polri melakukan pergerakan untuk menangkap buronan KKB di Kampung Meyah Lama.

    “Pergeseran pasukan TNI-Polri untuk mengejar dan menangkap buron KKB dimulai 15 Desember dengan titik awal di Kampung Argosigemerai SP 5, Teluk Bintuni,” kata Ongky Isgunawan di Manokwari, Minggu (22/12/2024). 

    Pada 16 Desember 2024, pasukan tiba di Kali Meyerga selanjutnya berjalan kaki menuju Kali Biru melewati gunung Meyerga. 

    “Pada 17 Desember 2024, perjalanan dilanjutkan menuju Kali Cempedak, sebagian tim stand by dan sebagian tim bergerak ke Kampung Meyah Lama, lokasi pos KKB pimpinan Marten Aikinggin,” kata Ongky Isgunawan. 

    Pada 18 Desember pukul 06.30 WIT, tim memantau wilayah menggunakan drone di sekitar kebun milik Marten Aikinggin.

    Setelah terdeteksi keberadaannya, personel gabungan bergerak menuju kebun di seberang Kali Rawara.

    “Dalam perjalanan menuju target lokasi, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi S Marbun tergelincir kemudian hanyut terbawa derasnya arus kali Rawara,” ucap Ongky Isgunawan.

    Tim yang belum berhasil menyeberang mencari Tomi S Marbun, sementara tim yang sudah berhasil melewati kali Rawara melanjutkan perjalanan menuju Dusun Sagu Kampung Meyah Lama. 

    “Sekira pukul 08.00 WIT Rabu (18/12/2024) terjadi kontak tembak yang mengakibatkan Marthen Aikinggin tewas,” ujarnya. 

    Kabid Humas membenarkan bahwa pencarian Kampung Meyah Lama masih terus berlangsung.

    Ia mengatakan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid, bersama personel gabungan TNI-Polri serta elemen SAR dibantu dengan helikopter milik Baharkam Polri serta 1 heli lainnya masih melakukan pencarian Kampung Meyah Lama.

    “Kami akan terus berusaha secara maksimal. Mohon doa dari seluruh masyarakat agar Iptu Tomi bissa ditemukan,” harapnya.

     

  • 27 April 1950: Belanda tolak lepaskan Papua

    27 April 1950: Belanda tolak lepaskan Papua

    Peta Papua. foto/IStockphoto

    27 April 1950: Belanda tolak lepaskan Papua
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 27 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Pada 27 April 1950, Belanda menyatakan bahwa wilayah Papua Barat tetap berada di bawah kekuasaannya dan tidak diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan ini memicu ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Belanda, yang berujung pada konflik berkepanjangan mengenai status Papua.

    Sebelumnya, dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada akhir 1949, Belanda telah mengakui kedaulatan Indonesia melalui pembentukan RIS. Namun, untuk Papua, keputusan disepakati akan ditunda dan dibicarakan lebih lanjut dalam waktu satu tahun. Alih-alih menyerahkan wilayah tersebut, Belanda justru mengukuhkan kekuasaannya di Papua pada 27 April 1950.

    Bagi Indonesia, Papua adalah bagian tak terpisahkan dari bekas Hindia Belanda yang harus masuk ke dalam wilayah nasional. Sebaliknya, Belanda berdalih bahwa penduduk Papua berbeda secara ras dan budaya, sehingga berhak menentukan nasib sendiri.

    Konflik ini berkembang menjadi isu internasional yang berlangsung hingga lebih dari satu dekade. Puncaknya, Papua Barat akhirnya bergabung dengan Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969, setelah berbagai upaya diplomasi dan tekanan dunia internasional.

    Peristiwa 27 April 1950 menandai awal dari perjuangan panjang Indonesia untuk mempertahankan keutuhan wilayahnya di tengah upaya kolonialisme baru.

    Sumber : Sumber Lain

  • Peringatan BMKG: RI Resmi Musim Kemarau, Siaga Cuaca Ekstrem Tiba-Tiba

    Peringatan BMKG: RI Resmi Musim Kemarau, Siaga Cuaca Ekstrem Tiba-Tiba

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, selama periode April hingga Juni mendatang, sejumlah wilayah Indonesia secara bertahap diprediksi mulai memasuki musim kemarau. Hal ini sebagaimana dilansir dari keterangan tertulis BMKG, dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Dalam sepekan ke depan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih dipengaruhi oleh pola peralihan musim. Kondisi ini ditandai dengan suhu terik pada pagi hingga siang hari yang diikuti oleh potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari. Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi singkat, yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang.

    Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan konvektif, khususnya di wilayah barat dan selatan Indonesia seperti Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan tetap waspada, mengingat cuaca ekstrem bisa muncul tiba-tiba dan berdampak besar terhadap aktivitas harian.

    Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

    Dalam sepekan ke depan, cuaca Indonesia dipengaruhi sejumlah faktor, yakni gelombang MJO, Kelvin, Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency. Aktivitas ini berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan, terutama di Kalimantan bagian timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

    Selain itu, Bibit Siklon Tropis 97S terpantau di Laut Arafuru, tenggara Kepulauan Tanimbar, Maluku. Bibit siklon ini bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 20 knot dan tekanan minimum 1010 mb, dan berpotensi berkembang menjadi siklon dalam 24 jam ke depan, meski masih dikategorikan berisiko rendah.

    Dampak yang mungkin terjadi dalam 24 jam ke depan akibat bibit siklon ini meliputi:

    Hujan sedang hingga lebat di Kepulauan Aru, Kei, Tanimbar, dan Babar
    Angin kencang di wilayah Kepulauan Tanimbar, Kei, dan Aru
    Gelombang laut tinggi 1,25 – 2,5 meter di Laut Arafuru, Perairan Semata-Tanimbar, dan Perairan Kepulauan Kai-Aru.

    Selain itu, sirkulasi siklonik lain juga diprediksi muncul di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan di Samudra Pasifik utara Sorong, yang membentuk sejumlah daerah konvergensi, atau area pertemuan angin yang meningkatkan potensi hujan dan gelombang tinggi, di berbagai wilayah, seperti perairan Sumatra Barat hingga Lampung, Laut Sulu, dan Laut Maluku.

    Kondisi ini diperparah oleh labilitas atmosfer lokal yang kuat, mendukung pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah seperti Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jakarta, sebagian besar Kalimantan, NTB, berbagai daerah di Sulawesi, Maluku, hingga seluruh wilayah Papua.

    Melihat perkembangan ini, BMKG kembali menegaskan agar masyarakat tetap siaga terhadap potensi cuaca ekstrem.

    Prospek Cuaca 

    Selama tiga hari ini, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia akan berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan

    Sementara angin kencang diperkirakan melanda wilayah Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

    Periode 28 April – 1 Mei 2025

    Memasuki akhir April hingga awal Mei, pola cuaca cenderung sama, dominan berawan hingga hujan ringan. Peningkatan hujan intensitas sedang hingga lebat diprediksi di Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Pegunungan, Papua Selatan

    Sedangkan untuk angin kencang berpeluang terjadi di Banten, Jawa Barat, NTB, dan NTT.

    BMKG mengingatkan, prospek cuaca ini adalah gambaran umum. Untuk update harian, masyarakat disarankan mengakses info resmi melalui website BMKG, aplikasi InfoBMKG, atau media sosial resmi BMKG.

    “Menghadapi potensi cuaca ekstrem, tetap waspada terhadap hujan lebat yang bisa disertai kilat dan angin kencang. Hindari beraktivitas di ruang terbuka saat hujan petir, dan jauhi pohon, tiang listrik, atau bangunan tua yang rawan roboh. Waspadai jalan licin yang bisa membahayakan pengguna jalan. Siap siaga terhadap potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” tulis BMKG.

    “Selalu pantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG. Agar masyarakat tetap tenang dan siaga. Pahami langkah evakuasi jika situasi darurat terjadi. Informasi akan terus diperbarui sesuai dinamika atmosfer terbaru,” pungkas BMKG mengingatkan.

    (dce)

  • Kementerian HAM: Kemanusiaan universal dan dialog solusi pengungsi di Papua

    Kementerian HAM: Kemanusiaan universal dan dialog solusi pengungsi di Papua

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan prinsip kemanusiaan universal dan dialog merupakan solusi mengatasi persoalan pengungsi di Papua.

    Direktur Jenderal Pelayanan dan Kepatuhan Hak Asasi Manusia Kementerian HAM Munafrizal Manan menekankan yang dibutuhkan Papua bukan keberanian untuk saling membunuh, tetapi keberanian untuk saling berdialog di antara para pihak berkonflik.

    “Banyak kasus konflik di dunia mengajarkan tidak ada penyelesaian konflik atau resolusi konflik tanpa kesediaan berdialog,” sebut Munafrizal, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Adapun Kementerian HAM berkomitmen untuk terlibat secara intensif dalam upaya rekonsiliasi dan perdamaian di tanah Papua.

    Selain itu, Kementerian HAM memandang persoalan pengungsi di sejumlah titik di Papua menjadi keprihatinan mendalam. Salah satu titik tempat pengungsi terdapat di Maybrat, Papua Barat Daya.

    Maka dari itu, dalam rangka penanganan pengungsi di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Kementerian HAM menggelar dialog dengan Wakil Gubernur Papua Barat Daya dan Wakil Bupati Maybrat serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Sorong, Papua Barat, Rabu (23/4).

    Munafrizal menegaskan siklus penderitaan di tanah Papua harus segera diakhiri. Disebutkan bahwa perasaan aman, adil, sejahtera, dan bahagia warga Papua akan dapat terwujud dengan semangat kemanusiaan universal dan perdamaian abadi.

    Menyangkut penanganan pengungsi, dia memaparkan sejumlah langkah terukur diperlukan. Dalam jangka pendek harus dipastikan kebutuhan hidup dasar dan hak-hak asasi para pengungsi di Papua dipenuhi oleh negara.

    Kemudian untuk jangka menengah, tambahnya, perlu upaya dan persiapan agar para pengungsi dapat kembali ke tempat tinggal asalnya dengan aman dan dapat menjalani kehidupan normal dengan damai.

    “Pada akhirnya pengentasan persoalan pengungsi di Papua mensyaratkan spiral kekerasan harus dihentikan agar tercipta kehidupan aman dan damai di tanah Papua,” tuturnya.

    Hingga kini, sebanyak 1.048 kepala keluarga (KK) yang mengungsi dari Distrik Aifat Selatan dan Distrik Aifat Timur Raya telah pulang kembali. Sebelumnya, pascakonflik sosial terakhir tahun 2022, terdapat 1.220 KK yang menjadi pengungsi.

    Dia pun mengapresiasi penanganan pengungsi yang selama ini dikerjakan Pemerintah Kabupaten Maybrat sehingga sebagian besar pengungsi dapat kembali ke kampung halaman mereka masing-masing.

    “Anak-anak Papua berhak memperoleh masa depan kehidupan lebih baik. Sungguh tega dan tidak adil membuat masa depan mereka terombang-ambing dan tak menentu akibat konflik yang tidak berakhir,” kata Munafrizal menambahkan.

    Dalam dialog itu, kedua belah pihak juga membahas seputar pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) berkaitan dengan hak anak atas makanan bergizi.

    Staf Khusus Menteri HAM Bidang Isu Strategis Fajrimei Gofar menuturkan perlu ada perlakuan khusus dalam pelaksanaan MBG di Papua Barat Daya.

    “Karena kondisi Papua Barat Daya ini memang secara geografis terdiri dari pulau-pulau kecil dan masyarakatnya tidak terkonsentrasi di satu wilayah sehingga perlu upaya khusus dalam mengimplementasikan program MBG,” kata Fajrimei.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025