Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Siswa SDK Lewolaga Belajar di Rumah Guru
Tim Redaksi
FLORES TIMUR, KOMPAS.com
– Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) SD Katolik Lewolaga, Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (
NTT
) terpaksa dipindahkan ke rumah para guru.
Kebijakan tersebut diambil karena gedung sekolah mereka digunakan untuk menampung para
pengungsi
erupsi
Gunung Lewotobi
Laki-laki.
Guru SDK Lewolaga, Elisabet Lipat Gening mengungkapkan bahwa aktivitas pembelajaran di rumah telah berlangsung sejak Senin (11/11/2024).
Para guru sekolah itu memanfaatkan rumah mereka agar bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
“Sekolah kami sudah penuh dengan para pengungsi, semua kelas sudah dipenuhi oleh para pengungsi, kami sekolah di rumah sejak kemarin,” ujarnya.
Hanya saja, ungkap Elisabet, para siswa cukup kesulitan karena mereka harus berdesak-desakan di dalam rumah yang sempit.
Sampai saat ini, mereka belum bisa memastikan kapan berakhir pelaksanaan KBM di rumah-rumah guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda, mengatakan bahwa aktivitas pembelajaran siswa yang terdampak, maupun gedung sekolah yang digunakan sebagai tempat pengungsian, tetap berjalan.
Pihaknya telah mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan yang dialami para siswa.
“KMB tetap berjalan sambil melengkapi kebutuhan para siswa,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: NUSA TENGGARA TIMUR
-
/data/photo/2024/11/12/6732db763ca2a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Siswa SDK Lewolaga Belajar di Rumah Guru Regional 12 November 2024
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5001286/original/068113300_1731379512-IMG-20241112-WA0000.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Rapat di BNPB, Bahas Percepatan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi – Page 3
Berdasarkan data sementara menyebutkan jumlah warga terdampak yang mengungsi terus bertambah bahkan membeludak, menyusul meningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada beberapa hari terakhir.
Hingga Sabtu (9/11/2024) malam, jumlah warga terdampak yang mengungsi sudah mencapai 11.445 jiwa. Jumlah warga terdampak yang mengungsi dan menempati tiga posko tersebut yang disediakan Pemda saja mencapai 5.838 jiwa.
Pemda Flores Timur dan Tim Penanggulangan Bencana lainnya akhirnya menambah satu posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Demon Pagong Kabupaten Flores Timur atau 15-an kilometer dari puncak erupsi.
“Iya, sementara ada penambahan 1 posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu. Jadinya sudah 4 posko terpusat, yakni Konga, Lewolaga, Bokang dan Eputobi,” kata Heri Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, kepada Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).
Menurutnya, penambahan posko ini dilakukan menyusul pada Kamis dan Jumat dilakukan evakuasi darurat karena ada erupsi yang berulang-ulang.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5001281/original/028256200_1731378840-WhatsApp_Image_2024-11-12_at_08.01.52.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Bergejolak, Pengungsi Membeludak
Liputan6.com, Flores Timur – Warga terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berdomisil di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur NTT semakin meluas.
Mereka terpaksa harus keluar dari kampung halaman dan mengungsi ke tempat aman agar terhindari dari semburan abu vulkanik.
Selain mengungsi di rumah penduduk, sejak Minggu (3/11/2024), warga terdampak seperti Desa Klatonlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Padang Pasir, Desa Boru, Desa Nawokote di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura mengungsi di tiga posko terpusat.
Tiga posko terpusat disediakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur tersebut, yakni di Desa Konga, Desa Lewolaga, dan Desa Bokang Wolomatang di Kecamatan Titehena. Tiga posko ini ada di luar radius 7 kilometer (km) dan sektoral 8 km barat laut dari puncak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Berdasarkan data sementara menyebutkan jumlah warga terdampak yang mengungsi terus bertambah bahkan membeludak, menyusul meningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada beberapa hari terakhir.
Hingga Sabtu (9/11/2024) malam, jumlah warga terdampak yang mengungsi sudah mencapai 11.445 jiwa. Jumlah warga terdampak yang mengungsi dan menempati tiga posko tersebut yang disediakan Pemda saja mencapai 5.838 jiwa.
Pemda Flores Timur dan Tim Penanggulangan Bencana lainnya akhirnya menambah satu posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Demon Pagong Kabupaten Flores Timur atau 15-an kilometer dari puncak erupsi.
“Iya, sementara ada penambahan 1 posko baru di SDK Eputobi, Desa Lewoingu. Jadinya sudah 4 posko terpusat, yakni Konga, Lewolaga, Bokang dan Eputobi,” kata Heri Lamawuran, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, kepada Liputan6.com, Selasa (12/11/2024).
Menurutnya, penambahan posko ini dilakukan menyusul pada Kamis dan Jumat dilakukan evakuasi darurat karena ada erupsi yang berulang-ulang.
-

Kondisi Terkini Letusan Gunung Lewotobi, Abu Vulkanik Menyebar 8 Km
Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat rrupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki hingga hari ini terus terjadi dan menimbulkan kerusakan pemukiman penduduk maupun infrastruktur lainnya.
Tidak terkecuali juga Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 7 Km dari pusat kawah. Dampak dari kerusakan Pos PGA tersebut menyebabkan dilakukannya evakuasi mandiri petugas pengamatan dengan membawa serta peralatannya ke tempat yang lebih aman, yakni sebuah kapel yang berjarak 8 km dari pusat erupsi.
“Pada tanggal 3-4 November malam, pos pengamatan merasakan getaran akibat gempa vukanik hingga merusak pintu kamar mandi, abu vulkanik juga sudah memasuki pos pengamatan bahkan 3 hari yang lalu (tanggal 8 November 2024). Abu vulkanik sudah menyebar hingga mencapai 8-10 kilometer, debu yang masuk semakin tebal bahkan pasir dan kerikil terlontar sudah mengenai pos pengamatan, itu menyebabkan teman-teman mengungsi di sebuah kapel yang berjarak 8 km atau batas radius yang direkomendasikan,” terang Kepala PVMBG Hadi Wijaya dari lokasi terdampak erupsi hari ini, dikutip Selasa (11/11/2024).
Diungkapkan Hadi, saat meninggalkan pos teman-teman juga membawa serta laptop dan alat-alat lainnya terkait dengan pekerjaan mereka melakukan pengamatan. “Saat mengevakuasi mandiri, meninggalkan pos, teman-teman membawa serta laptop-laptop mereka yang terhubung dengan peralatan instrumental pengamatan sementara untuk pengamatan secara visual tetap dapat dilakukan karena masih dekat dalam radius 8 km,” tutur Hadi.
Hadi berharap pemantauan aktivitas vulkanik dapat terus dilakukan mengingat pentingnya informasi yang dihasilkan untuk memitigasi bencana.
Gunung Lewotobi Laki-laki adalah gunung berapi kembar aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Lewotobi mempunyai dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1584 m di atas muka laut dan Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1703m di selatan.
Gunung ini merupakan salah satu gunungapi strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Potensi bahaya yang mungkin timbul adalah banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.
(pgr/pgr)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5001121/original/051898000_1731370651-WhatsApp_Image_2024-11-12_at_06.49.54.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Masyarakat Adat NTT Gelar Ritual Sakral ‘Tito Bado Odong Gahu’ Minta Perlindungan Leluhur dari Amuk Murka Gunung Lewotobi
Liputan6.com, Sikka – Masyarakat adat di dusun Boganatar, Desa Kringa Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka NTT, menggelar ritual adat ‘Tito Bado Odong Gahu’, sebagai upaya menolak bala dan meminta perlindungan leluhur dari amuk murka Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang sampai hari ini masih terus erupsi. Ritual itu digelar di rumah sesepuh adat, Yang Lewar, Senin siang (11/11/2024) kemarin.
Yan Lewar merupakan salah satu sesepuh sentral di Boganatar. Ia bergelar ‘Marang’ atau pelantun mantra saat seremonial adat bersama tetuah suku Lewar lainnya.
Di atas meja sudah disediakan sejumlah telur ayam, daun sirih, dan tembakau. Sesajen ini disimpan pada wadah yang berbahan daun lontar, kecuali telur ayam kampung diletakkan di atas potongan tempurung kelapa.
Yan duduk berdekatan dengan Petrus Wahan Lewar, Tuan Tanah Boganatar. Mereka adalah garis turunan tulen yang mendiami kampung itu sejak turun temurun. Keduanya memakai sarung dan kain selempang yang melingkari lehernya.
Setelah semuanya disiapkan, Petrus dan Yan berjalan kaki ke arah bukit. Jaraknya sekira 1 kilometer dari Boganatar. Mereka menggelar ritual sakral yang dikenal dengan nama ‘Tito Bado Odong Gahu’.
Tokoh Adat Boganatar, Paulus Nong Sina, mengatakan ritual ‘Tito Bado Odong Gahu’ bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat Boganatar.
“Seremonial untuk usir semua dampak buruk dari Gunung Lewotobi Laki-laki seingga tidak menyusahkan masyarakat. Supaya material panas, gempa, dan segala bentuk penyakit tidak masuk ke sini, kami usir jauh-jauh,” ujar Paulus.
Selain untuk warga Bogantar di Desa Kringa, ritual itu juga demi kebaikan masyarakat Desa Kringa seluruhnya, termasuk empat desa lain, Timu Tawa, Hikong, Udek Duen, dan Ojang.
“Lima desa ini sudah terdampak. Kami gelar di Dusun Boganatar, para tetuah adat di wilayah masing-masing juga biasa buat upacara yang sama, semuanya untuk menghalau hal buruk,” ungkapnya.
Paulus menambahkan, ritual Tito Bado Odong Gahu juga bertujuan memohonan perlindungan luluhur agar melindungi para pengungsi yang masih ada di tempat itu.
Saat ritual berlangsung, ‘Maring’ atau pelantun mantra meminta bumi agar tetap kuat lewat kalimat ‘Nian Giit Tana Mangan’. Termasuk lanjutan mantra susulan yang teramat rumit dan panjang.
“Sekurang-kurangnya untuk semua kita yang ada di lima desa ini, memohon perlindungan agar selalu sehat dan selamat,” tuturnya.
Dusun Boganatar di Desa Kringa adalah salah satu dari lima desa di Kecamatan Talibura yang terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.
Pengungsi asal Desa Nawokote dan Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur bertahan di tempat ini sejak, Minggu, 3 November 2024 atau saat letusan besar terjadi.
Namun, sebagian besar dari mereka sudah dipindahkan Pemerintah Daerah Flores Timur ke Posko Desa Kobasoma dan Posko Gerong, Kecamatan Titehena, Minggu sore (10/11/2024).
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5001077/original/018452700_1731364950-VEN_LWK20241112043234.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Terus Erupsi, Selasa Pagi Meletus Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Km
Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan dalam hari kedelapan operasi terus melakukan evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Kantor Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin mengatakan hingga pukul 12.00 Wita Tim SAR gabungan telah melakukan evakuasi sebanyak 66 orang warga Desa Boganatar, Kecamatan Talibura yang sebelumnya mengungsi di sekolah menuju Posko Pengungsian Kobasoma.
“Kemarin sore juga tim mengevakuasi ratusan warga desa Hikong menuju Posko Pengungsian Kobasoma,” katanya.
Ia menambahkan Tim SAR gabungan akan terus mengambil aksi cepat apabila menerima permintaan evakuasi karena sesuai fakta di lapangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih tergolong fluktuatif.
Supriyanto juga mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, hingga 10 November 2024 pukul 20.00 Wita terdapat sebanyak 12.288 warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Belasan ribu pengungsi tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Titehena sebanyak 6.375 Jiwa, Kecamatan Wulanggitang 1.236 Jiwa, Kecamatan Ile Bura 127 Jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 Jiwa, Kecamatan Larantuka 365 Jiwa, Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema 46 Jiwa, Pulau Adonara 12 Jiwa, dan di Kabupaten Sikka sebanyak 3.835 Jiwa.
-
/data/photo/2024/05/28/6655beaaeec04.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
DKPP Jatuhkan Peringatan Keras Terakhir kepada Anggota KPU Karanganyar Nasional 11 November 2024
DKPP Jatuhkan Peringatan Keras Terakhir kepada Anggota KPU Karanganyar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) telah menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada Anggota KPU Kabupaten Karanganyar
Devid Wahyuningtyas
.
Sanksi tersebut diberikan karena Devid terbukti memerintahkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Mojogedang untuk menggeser 58 suara milik PDI-P kepada calon legislatif DPRD Kabupaten Karanganyar, Prasetya Adi Saputra, di daerah pemilihan 1.
Permintaan tersebut ditolak oleh PPK Mojogedang.
“Menjatuhkan sanksi Peringatan Keras Terakhir kepada Teradu II Devid Wahyuningtyas selaku Anggota KPU Kabupaten Karanganyar terhitung sejak putusan ini dibacakan,” ujar Ketua DKPP Heddy Lugito dalam sidang yang digelar pada Senin (11/11/2024).
Devid sebagai Teradu II dinyatakan melanggar beberapa pasal dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu, yaitu Pasal 6 Ayat 2 huruf d, Pasal 6 Ayat 3 huruf a, c, dan f, Pasal 12 huruf a, dan Pasal 15 huruf a.
Sementara itu, Daryono (Teradu I), Santoso (Teradu III), Siti Halimatus Sa’diyah (Teradu IV), dan Andis Yuli Pamungkas (Teradu V) dalam perkara yang sama direhabilitasi atau dipulihkan nama baiknya karena tidak terbukti melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP).
Selain sanksi terhadap Devid, DKPP juga membacakan 10 putusan perkara lainnya yang melibatkan 53 penyelenggara pemilu sebagai teradu.
Dari jumlah tersebut, sanksi yang dijatuhkan terdiri dari satu peringatan keras terakhir. lima peringatan, dan 47 direhabilitasi dan dipulihkan nama baik karena tak terbukti melanggar.
Lima teradu yang dijatuhi sanksi peringatan adalah Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Timor Tengah Selatan, yaitu Andhy Bresly Gunu, Fatimah, Marcelina Amfotis, Mahrit Sakan, dan Hiasintus Wago Nenu.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.


