Dituding Sombong, Pemuda di Kupang Dianiaya hingga Wajah Robek
Tim Redaksi
KUPANG, KOMPAS.com
–
Farensius Takaeb
, seorang pemuda asal Desa Oelfatu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, menjadi korban
penganiayaan
yang dilakukan tiga orang pria.
Kasus tersebut dilaporkan ke Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Amfoang Utara.
“Kasus penganiayaan itu terjadi kemarin dan sudah kami tangani,” ujar Kepala
Polsek Amfoang Utara
, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Valentinus Beribe, kepada Kompas.com, Kamis (20/3/2025).
Tiga pelaku yang dilaporkan dalam kasus ini adalah AG, KR, dan JR.
Kejadian tersebut berlangsung di
Pasar Oefitis
, Desa Oelfatu.
KR dan JR diketahui merupakan kakak beradik, di mana JR adalah salah satu pegawai honorer di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Soliu.
Valentinus menyebutkan bahwa para pelaku berasal dari Desa Soliu, Kecamatan Amfoang Barat Laut.
Insiden berawal ketika Farensius berjalan kaki dari Pasar Oefitis menuju Desa Saukibe.
Beberapa meter dari pasar, Farensius bertemu AG yang sedang duduk di atas sepeda motornya.
AG kemudian menuduh Farensius sombong.
Meskipun Farensius meminta maaf sebanyak tiga kali, AG tidak menghiraukannya dan memukul Farensius di bagian mata kiri hingga lebam.
AG juga menendang Farensius di bagian perut, membuatnya tersungkur.
KR dan JR pun ikut mengeroyok Farensius hingga mengalami luka parah.
Akibat penganiayaan tersebut, Farensius mengalami memar di mata kiri dan robek di bagian pipi kiri.
Setelah kejadian, ia segera menuju Polsek Amfoang Utara untuk melaporkan insiden tersebut dan meminta proses hukum lebih lanjut.
“Kami juga sudah memvisum korban di Kupang dan saat ini kami masih melakukan penyelidikan terhadap para pelaku, olah tempat kejadian perkara, serta memeriksa para saksi,” tambah Valentinus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: NUSA TENGGARA TIMUR
-
/data/photo/2025/03/20/67dbb28d6ecc7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dituding Sombong, Pemuda di Kupang Dianiaya hingga Wajah Robek Regional 20 Maret 2025
-

Gempa Terkini Kamis 20 Maret 2025 Sore Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Sini
Gempa Terkini Kamis 20 Maret 2025 Sore Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Sini
TRIBUNJATENG.COM – Terjadi gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia pada Kamis sore (20/3/2025).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi di Timur Laut Alor NTT.
Berikut informasi titik lokasi gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia pada Kamis 20 Maret 2025:
1. Gempa Bumi NTT
Gempa Mag:4.3, 20-Mar-2025 14:41:27WIB, Lok:6.33LS, 125.64BT (249 km TimurLaut ALOR-NTT), Kedlmn:534 Km
Pukul 14.41.27 WIB, sebuah gempa dengan magnitudo 4.3 melanda Indonesia.
Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 6.33 Lintang Selatan (LS) dan 125.64 Bujur Timur (BT).
Lokasi itu sekitar 249 km Timur Laut Alor NTT. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 534 kilometer.
Sama seperti gempa sebelumnya, informasi ini disampaikan oleh BMKG dengan peringatan bahwa hasil pengolahan data masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau dampak lebih lanjut akibat gempa ini.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi yang akan diumumkan secara lebih detail.
-

Menkomdigi sebut cakupan layanan jaringan 4G di NTT capai 98,59 persen
Tetapi masih terdapat 1.051 km persegi wilayah di NTT yang belum terjangkau layanan 4G,
Kupang (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan bahwa saat ini cakupan layanan 4G di pemukiman di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur telah mencapai 98,59 persen dari total 22 Kabupaten Kota, dengan total 309 kecamatan, 327 kelurahan, dan 3.026 desa.
“Tetapi masih terdapat 1.051 km persegi wilayah di NTT yang belum terjangkau layanan 4G,” katanya dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan Gubernur NTT Melki Laka Lena dan kepala daerah dari 22 Kabupaten Kota di Provinsi berbasis kepulauan itu.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah mempercepat pembangunan jaringan fiber optik agar masyarakat, terutama di daerah terpencil, dapat menikmati layanan digital yang lebih stabil dan cepat.
Pemerintah kata Meutya, ingin internet di NTT bukan hanya sekadar sinyal yang tersedia, tetapi benar-benar menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi digital.
Sebab konektivitas digital di NTT bukan sekadar memperluas jaringan, tetapi juga memastikan masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Sebanyak 208 kecamatan di NTT masih belum terhubung dengan fiber optik. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi bagaimana kita memastikan setiap orang di NTT memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital,” tambah Meutya Hafid.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya segera mengundang seluruh operator untuk turun langsung ke NTT, mengevaluasi kondisi jaringan, dan mengambil langkah-langkah strategis.
“Jika sinyal lemah, kapasitas akan ditambah. Jika kekurangan BTS, kami akan percepat pembangunannya,” ujarnya.
Menurut dia, infrastruktur digital yang kuat adalah kunci utama untuk meningkatkan literasi digital masyarakat NTT.
Kementerian Komdigi rencananya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyediaan lahan bagi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) guna mempercepat akses internet hingga ke pelosok desa.
Digitalisasi tidak hanya soal membangun jaringan, tetapi juga tentang membangun pemahaman. Pemerintah ujar dia, harus memastikan masyarakat bisa memanfaatkan internet untuk hal-hal positif, seperti pendidikan, bisnis, dan layanan kesehatan, bukan hanya untuk hiburan.
“Contohnya, kami juga melihat komunitas digital anak muda di Kupang sebagai potensi besar. Mereka bisa menjadi motor penggerak literasi digital di NTT,” tambahnya.
Selain pembangunan infrastruktur digital, Meutya juga merespons permintaan Gubernur Melki terkait dukungan CSR perusahaan teknologi dalam upaya penurunan angka stunting di NTT.
“Kami akan mengajak perusahaan digital untuk menyalurkan CSR mereka ke program kesehatan dan edukasi terkait stunting. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk penyuluhan gizi berbasis digital, monitoring pertumbuhan anak, hingga distribusi bantuan secara lebih efektif,” jelasnya.
Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menambahkan bahwa kementeriannya siap berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar inisiatif ini berjalan lancar.
“Kami ingin memastikan semua bantuan, baik dari sisi teknologi maupun sosial, benar-benar sampai dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTT,” ujar Wayan.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025 -
/data/photo/2024/10/23/6718611e41774.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wihaji Sebut 331.000 Keluarga di NTT Berisiko Stunting dan Butuh Bantuan Pemerintah
Wihaji Sebut 331.000 Keluarga di NTT Berisiko Stunting dan Butuh Bantuan Pemerintah
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN),
Wihaji
menyebut, 331.000 keluarga di Nusa Tenggara Timur (
NTT
) masuk dalam kategori keluarga risiko
stunting
(KRS).
Hal itu disampaikan Wihaji saat menerima kunjungan kerja Gubernur NTT beserta jajaran bertempat di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta Timur pada Rabu, 19/03/2025.
“Data di NTT, saat ini ada 769.000 keluarga, terdiri dari 331.000 Keluarga Risiko
Stunting
(KRS) yang sangat membutuhkan campur tangan pemerintah, sekitar 81.984 yang KRS desil 1 yang istilahnya dulu namanya prasejahtera, miskin ekstrim, kira-kira gitu,” ujar Wihaji dalam keterangannya, Rabu.
“Kemudian, yang membutuhkan jamban, diantaranya ada keluarga yang tidak memiliki jamban sebanyak 157.000 keluarga. Kemudian tidak memiliki air minum utama yang layak ada 103.000”, katanya lagi.
Dalam pertemuan itu lalu dibahas mengenai program Kemendukbangga/BKKBN yang dapat disinergikan dengan Pemerintah Provinsi NTT terutama di bidang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Wihaji lalu menyoroti perihal bonus demografi di Indonesia, yang mencapai ada 70,72 persen. Artinya, menurut dia, orang Indonesia yang produktif hari ini umur 14,65 tahun itu lumayan banyak.
“Kalau ada 10 orang, berarti ada enam atau tujuh yang produktif, untuk apa? Sebenarnya yang tujuh atau enam orang yang produktif ini diharapkan bisa mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.
Dia mengatakan, itulah pekerjaan rumah dari pemerintah, yakni menciptakan lapangan pekerjaan
“Pertanyaannya adalah apakah karena produktif itu dapat pekerjaan atau justru belum ada pekerjaan, dan saya kira tantangan di NTT juga termasuk ini ternyata mungkin dari 70 persen itu bisa juga hanya 30 persen yang mendapat pekerjaan, yang 40 persen belum mendapatkan pekerjaan”, kata Wihaji.
Pada kesempatan itu, Wihaji juga menyampaikan terkait perubahan nomenklatur BKKBN yang sebelumnya badan saat ini telah berubah menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

YFMG Bangun Wisma Purna Karya Wujud Penghormatan Atas Dedikasi Romo Senior Keuskupan Atambua NTT – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Yayasan Felix Maria Go (YFMG) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung Keuskupan Atambua dengan membangun Wisma Purna Karya kedua.
Pembangunan ini menjadi bentuk nyata kepedulian YFMG terhadap para romo yang telah purna bakti.
Yonetha Go, salah satu Direktur YFMG, menyampaikan, kasih di tanah Timor tidak berakhir dengan waktu, tetapi terus hidup melalui setiap karya yang dilakukan.
“Wisma Purna Karya bukan sekadar bangunan namun merupakan warisan cinta yang tulus,” ujar Yonetha Go dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Yonetha mengaku bahagia bisa membantu para romo yang telah mengabdikan hidupnya. Kini saatnya kita memberikan tempat yang layak untuk mereka.
“Saya turun langsung ke lapangan untuk memastikan pembangunan wisma berjalan dengan baik,” katanya.
Pembangunan Wisma Purna Karya kedua ini terdiri dari empat kamar tidur, satu kamar doa, ruang makan, dapur, serta satu kamar untuk perawat.
Dimulai sejak awal Maret 2024, kini proyek tersebut telah mencapai 90 persen penyelesaian.
“Kami memastikan bahwa fasilitas di wisma ini nyaman dan ramah bagi para romo, termasuk menyediakan akses kursi roda agar mereka dapat tinggal dengan lebih baik,” ujar Yonetha.
Wisma Purna Karya ini berlokasi di Jalan Raya Atambua, Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keberadaannya menjadi simbol penghormatan dan apresiasi atas dedikasi para romo senior yang telah mengabdi sepanjang hidupnya.
Ketua YFMG, Fransiscus Go, menyampaikan rasa harunya atas kesempatan untuk terus mendukung Keuskupan Atambua.
“Yayasan Felix Maria Go adalah wujud nyata kasih Papa Felix Go dan Mama Maria Goreti Yap. Kami berkomitmen untuk terus mendukung karya pastoral di Keuskupan Atambua,” katanya.
Sebelumnya, YFMG telah membangun Wisma Purna Karya pertama yang diresmikan pada 22 Oktober 2011 oleh Uskup Dominikus Saku. Wisma ini menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi para romo yang telah menyelesaikan tugas pelayanannya.
Pembangunan Wisma Purna Karya kedua juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga besar Go dan para donatur, khususnya sahabat-sahabat Fransiscus Go.
Bantuan yang diberikan sangat berharga dalam mewujudkan wisma ini sebagai rumah yang layak bagi para romo yang telah mengabdikan hidupnya.
Felix dan Maria, pasangan yang dahulu memiliki Toko “Sembilan Jaya” di Kefamenanu, dikenal atas kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar.
Bahkan di masa-masa sulit, mereka tetap berbagi dengan sesama. Semangat kepedulian ini kini diteruskan oleh kelima belas anak mereka melalui YFMG.
Sejak berdiri pada tahun 2012, YFMG telah banyak berkontribusi dalam berbagai program sosial, seperti bakti sosial untuk ibu hamil dan menyusui, donasi rutin bagi panti asuhan, pemberian beasiswa kepada anak-anak di NTT, serta pendampingan bagi pelaku UMKM.
Selain itu, YFMG juga aktif dalam pengembangan infrastruktur keagamaan dan sosial yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Melalui pembangunan Wisma Purna Karya ini, YFMG berharap dapat menginspirasi masyarakat luas untuk terus berbagi dan peduli terhadap mereka yang telah mengabdikan hidupnya dalam pelayanan keagamaan dan sosial. (Eko Sutriyanto)




