provinsi: NUSA TENGGARA BARAT

  • Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia

    Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia

    Sebelumnya, meski titik lokasi pendaki WNA Brasil berisinial JDSP (27), yang jatuh ke jurang ratusan meter di Gunung Rinjani, sudah diketahui, namun tim gabungan belum berhasil mengangkat tubuh korban. Evakuasi yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan terkendala medan ekstrem dan cuaca dingin di lokasi kejadian.

    Total sebanyak 79 personel dikerahkan dalam operasi ini, yang terdiri dari Basarnas, Brimob, petugas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), serta porter lokal yang memahami medan.

    Upaya penyelamatan dilakukan baik melalui jalur udara maupun darat. Dari jalur udara, sebanyak 3 helikopter milik PT Amman Mineral sempat dikerahkan untuk menjangkau lokasi korban, namun operasi udara tersebut tidak berjalan maksimal. Pasalnya, lokasi korban berada di lembah yang menyulitkan pilot untuk bermanuver dengan aman.

    “Lokasi sangat curam dan sempit, helikopter tidak bisa terlalu dekat karena risikonya sangat tinggi,” ujar Kombes Dwiyanto, Dansat Brimob Polda NTB, Selasa (24/6/2025).

    Sementara dari jalur darat, tim evakuasi menggunakan tali untuk menuruni lereng menuju titik jatuhnya korban. Namun, upaya ini masih terkendala dan penuh risiko lantaran suhu dingin dan cuaca yang berubah-ubah.

     

     

  • BMKG prakirakan sebagian besar wilayah RI berawan tebal pada Rabu

    BMKG prakirakan sebagian besar wilayah RI berawan tebal pada Rabu

    logo BMKG

    BMKG prakirakan sebagian besar wilayah RI berawan tebal pada Rabu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca berawan tebal akan menyelimuti sebagian besar wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Rabu. Prakirawan BMKG Raeni Cindi pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan, diawali dari Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan berawan untuk Kota Pekanbaru dan berawan tebal untuk Kota Banda Aceh, Medan, serta Padang.

    “Kota Tanjung Pinang diprakirakan hujan ringan,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan berawan tebal untuk wilayah Bengkulu, Jambi, Palembang, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung. Beralih ke Pulau Jawa, cuaca diprakirakan berawan tebal di seluruh wilayah, yakni Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

    Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprediksi berawan untuk Kota Kupang, sementara Denpasar dan Mataram diprakirakan hujan dengan intensitas ringan. Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan berawan tebal untuk Kota Pontianak, sedangkan hujan ringan berpotensi mengguyur Kota Palangkaraya dan Samarinda.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai petir di wilayah Tanjung Selor dan Banjarmasin,” tuturnya.

    Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprakirakan udara kabur di Kota Palu, berawan tebal di Kota Gorontalo, dan hujan ringan di wilayah Manado, Kendari, serta Makassar.

    “Kota Mamuju diprakirakan hujan dengan intensitas sedang,” ucapnya.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian Timur, cuaca diprediksi berawan tebal untuk Kota Manokwari, sedangkan wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya diprakirakan hujan dengan intensitas ringan.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di wilayah Merauke,” ujar Raeni.

    BMKG juga mengingatkan potensi ketinggian laut 2,5-4 meter di Samudera Hindia Barat Aceh hingga Lampung dan Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa.

    Masyarakat juga diminta waspada potensi banjir rob di Pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua Selatan.

    Selain itu, suhu maksimum diprakirakan mencapai 33 derajat Celcius dapat terjadi di di Denpasar dan Samarinda, sehingga masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan diminta untuk selalu menggunakan tabir surya atau pelindung dari sinar matahari.

     

     

    Sumber : Antara

  • 2
                    
                        Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
                        Megapolitan

    2 Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani Megapolitan

    Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
    Penulis
    KOMPAS.com – 
    Seorang turis asal Brasil,
    Juliana Marins
    (26), dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di kawasan Gunung
    Rinjani
    , Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6/2025).
    Peristiwa ini menyita perhatian publik karena proses evakuasi yang kompleks serta lokasi jatuh yang ekstrem.
    Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Berikut
    kronologi
    kejadian jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins di “jalur neraka” Gunung Rinjani berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun.
    – Pendakian Menuju Puncak
    Juliana Marins melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama enam orang rekannya dan seorang pemandu lokal. Mereka memilih jalur Sembalun dan pada Sabtu (21/6/2025) dini hari.
    Juliana melanjutkan perjalanan menuju puncak bersama lima pendaki lain dan pemandu.
    Saat tiba di titik Cemara Nunggal, Juliana dilaporkan merasa kelelahan dan diminta oleh pemandu untuk beristirahat.
    Pemandu kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak bersama kelima pendaki lainnya, meninggalkan Juliana sendirian di titik istirahat.
    – Hilangnya Kontak dan Penemuan Awal
    Saat Juliana tidak kunjung menyusul rombongan, pemandu memutuskan kembali ke lokasi tempat Juliana terakhir beristirahat.
    Namun, Juliana tidak ditemukan di sana. Dari titik tersebut, pemandu melihat cahaya senter di bawah jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak.
    Ia menduga cahaya itu berasal dari Juliana yang terjatuh dan segera menghubungi otoritas untuk meminta bantuan.
    – Tim SAR Diterjunkan
    Laporan pertama diterima sekitar pukul 06.30 WITA pada Sabtu, (21/6/2025). Tanggapan cepat datang dari tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Basarnas Mataram, Polsek Sembalun, Emergency Medical Hikers Community (EMHC), serta SAR Lombok Timur.
    Tim SAR segera bergerak menuju lokasi dengan membawa peralatan vertical rescue. Pada pukul 12.00 WITA, tim telah mencapai Pos 4 dan mulai mendekati lokasi dugaan jatuhnya korban.
    Meski begitu, evakuasi belum dapat dilakukan segera karena medan ekstrem dan cuaca buruk.
    – Penemuan dan Dugaan Kematian
    Tiga hari pascakejadian, pada Selasa (24/6/2025), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengonfirmasi bahwa Juliana diduga telah meninggal dunia.
    Pernyataan tersebut berdasarkan hasil pencarian tim SAR yang menggunakan drone thermal milik Kantor SAR Mataram.
    “Korban ditemukan pada kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal jatuhnya. Diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Widi dalam siaran pers.
    Tim SAR mengaku kesulitan mengevakuasi tubuh Juliana karena kondisi geografis yang sangat terjal dan cuaca yang tidak bersahabat.
    Operasi SAR dilanjutkan dengan bantuan helikopter, drone thermal, dan dua pendaki profesional berpengalaman.
    – Kepastian Kondisi Korban
    Usai operasi lanjutan, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Syafii menjelaskan, 7 orang penyelamat dari tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau kedalaman 400 meter, pada Selasa sore, pukul 16.52 WITA.
    Kemudian, pada pukul 18.00 WITA, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter.
    Petugas lalu memeriksa korban, dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.
    – Proses Evakuasi Jasad Korban
    Selanjutnya, pukul 18.31 WITA, tiga personel tambahan dari potensi SAR diturunkan untuk mendekati korban di kedalaman 600 meter.
    Mereka melakukan proses
    wrapping survivor
    sebagai persiapan evakuasi.
    Total tujuh orang tim penyelamat bermalam di lokasi dengan sistem
    flying camp
    , di mana tiga orang berada di anchor point (kedalaman 400 meter) dan empat lainnya bersama korban.
    Karena cuaca buruk dan jarak pandang terbatas, evakuasi ditunda dan dijadwalkan dilanjutkan pada Rabu (25/6/2025) pukul 06.00 WITA.
    Evakuasi akan dilakukan dengan metode lifting (pengangkatan vertikal), lalu korban ditandu menyusuri jalur pendakian ke Posko Sembalun.
    Dari sana, korban akan dievakuasi secara medis menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.
    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Menpar Widianti menegaskan bahwa keselamatan wisatawan merupakan prioritas utama.
    Ia memerintahkan seluruh instansi terkait untuk memperketat Standar Operasional Prosedur (SOP) serta pengawasan terhadap aktivitas pemanduan di destinasi ekstrem seperti Rinjani.
    “Seluruh instansi diperintahkan memperkuat SOP dan pengawasan pemanduan. Kami juga terus berkoordinasi dengan Kedutaan Brasil dan keluarga korban untuk memastikan transparansi informasi,” tegasnya.
    Tragedi ini menjadi peringatan penting mengenai pentingnya protokol keselamatan yang ketat, terutama di destinasi wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.
    Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan agar peristiwa serupa tidak terulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Pendaki Brasil Ditemukan Tak Bernyawa di Jurang Kedalaman 600 Meter di Rinjani
                        Regional

    5 Pendaki Brasil Ditemukan Tak Bernyawa di Jurang Kedalaman 600 Meter di Rinjani Regional

    Pendaki Brasil Ditemukan Tak Bernyawa di Jurang Kedalaman 600 Meter di Rinjani
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Juliana De Souza Pereira Marins (27) pendaki wanita asal Brasil yang jatuh di
    Cemara Nunggal
    saat mendaki
    Gunung Rinjani
    ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii di akun Instagram resmi Basarnas, Selasa (24/6/2025) malam. 
    Syafii menjelaskan 7 orang penyelamat yang telah diturunkan tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau ke kedalaman 400 meter, Selasa (24/6/2025) pukul 16.52 WITA. 
    Kemudian pukul 18.00 WITA, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter. 
    “Yang kita sebut datum poin dimana sebelumnya kita perkirakan korban ada di posisi kedalaman 400 meter dan ternyata setelah kita bisa menjangkau korban, ternyata ada pergeseran turun ke bawah lagi di kedalaman 600 meter,” kata Syafii.
    Petugas lalu memeriksa korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. 
    “Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan,” Kata Syafii.
    Kemudian pada pukul 18.31 Wita, 3 personil dari potensi SAR atas nama Samsul Fadli dari Unit Lombok Timur, Agam dan Tio dari Rinjani Squad, menyusul diturunkan untuk mendekati korban. 
    Selanjutnya dilaksanakan Wrapping Survivor terhadap korban. 
    Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi korban, tim SAR gabungan yang berada di LKP (posisi terkahir korban) langsung menyiapkan sistem evakuasi. 
    Tim penyelamat berjumlah 7 orang yang telah diturunkan, malam ini melaksanakan flying camp. 
    “3 orang di anchor point kedua di kedalaman 400 meter dan 4 orang berada bersama-sama dengan korban di datum point di kedalaman 600 meter,” kata Syafii. 
    Karena cuaca yang tidak memungkinkan dengan jarak pandang yang sangat terbatas, maka diputuskan evakuasi korban akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 pukul 06.00 WITA. 
    Dari hasil koordinasi, evakuasi korban akan dilaksanakan dengan metode lifting atau korban akan diangkat ke atas. 
    Kemudian dari LKP korban akan dievakuasi menyusuri rute pendakian menuju posko Sembalun dengan cara ditandu.
    “Selanjutnya pesawat yang sudah kita standby kan nanti di posko Sembalun akan melaksanakan evakuasi medis udara menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara di Polda NTB.
    Pihaknya berharap evakuasi korban bisa berjalan dengan lancar dan aman. 
    Sebelumnya diberitakan, Julia dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah danau Segara Anak, di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 WITA. 
    Keberadaan Juliana berhasil terpantau menggunakan drone thermal dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025). 
    Tim SAR gabungan telah berupaya melakukan evakuasi sejak hari pertama korban dilaporkan jatuh. Namun terkendala medan yang curam dan cuaca kabut tebal. 
    Saat ini proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. 
    Jalur pendakian dari Plawangan 4 Sembalun ke arah puncak Gunung Rinjani ditutup sementara, hingga proses evakuasi selesai dilakukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Retret Gelombang II, Banyak Kepala Daerah Bangun Kesiangan

    Retret Gelombang II, Banyak Kepala Daerah Bangun Kesiangan

    Bisnis.com, Jakarta — Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan banyak kepala daerah yang telat bangun untuk mengikuti senam pagi di hari pertama dan hari kedua retret gelombang ke II di IPDN Sumedang.

    Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Bima Arya Sugiarto mengemukakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi pada hari pertama dan kedua retret gelombang kedua, tidak sedikit kepala daerah yang kesiangan dan telat 10-15 menit untuk mengikuti senam pagi.

    Namun, pada hari ketiga retret gelombang ke II, kata Bima, semua kepala daerah telah terlatih untuk tepat waktu.

    “Alhamdulillah pagi tadi ada kemajuan ya, peserta tepat waktu. Kalau kemarin telat 10–15 menit, sekarang bahkan ada yang 5 menit sebelumnya sudah kumpul semua di sini,” tuturnya di Jakarta, Selasa (24/6).

    Dia menjelaskan sebagai seorang kepala daerah, sudah seharusnya bangun dan bekerja lebih pagi dibandingkan jajarannya nanti. 

    Selain itu, menurut Bima, senam pagi yang dimulai pukul 05.35 WIB juga bisa melatih kepala daerah membangun kebugaran fisik, mengingat masih ada beberapa kepala daerah yang memiliki fisik kurang sehat.

    “Kegiatan senam pagi yang dimulai pukul 05.35 WIB ini merupakan bagian dari rangkaian retret yang dirancang untuk membangun kebugaran fisik sekaligus mempererat kebersamaan antarpeserta,” katanya.

    Selain itu, Bima juga menegaskan, selama mengikuti retret, kepala daerah juga tidak diperkenankan keluar dari area kampus IPDN, bahkan di waktu kosong sekalipun. 

    “Tidak boleh keluar sama sekali. Tidak boleh, jadi kami melihat peserta cukup disiplin. Tidak ada yang mencoba keluar, bahkan tidak ada yang meminta keluar,” ujarnya.

  • Kata Istana Soal Netizen Brasil Minta Bantuan Prabowo Selamatkan Pendaki Jatuh di Rinjani

    Kata Istana Soal Netizen Brasil Minta Bantuan Prabowo Selamatkan Pendaki Jatuh di Rinjani

    JAKARTA – Pemerintah menindaklanjuti permintaan warga Brasil yang disampaikan via media sosial Instagram agar otoritas berwenang di Indonesia membantu penyelamatan salah satu warganya Juliana Marins yang mengalami musibah di Gunung Rinjani.

    “Ya, nanti kita akan update ya perkembangannya mengenai apa langkah-langkah yang akan kita ambil untuk membantu,” ujar  Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro  dilansir ANTARA, Selasa, 24 Juni.

    Juri mengatakan kasus tersebut bukan satu-satunya yang menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Banyak permintaan bantuan yang masuk melalui media sosial, baik ke akun Presiden maupun jalur lainnya, telah ditanggapi serius oleh tim Presiden.

    “Sebetulnya bukan hanya kasus di Rinjani. Banyak kasus yang sampai ke Presiden dan oleh tim Bapak Presiden sedang diadvokasi. Bahkan kemarin kami juga mengirim tim ke lapangan untuk membantu,” katanya.

    Ia mencontohkan ada juga laporan terkait seorang anak dengan kelainan medis yang kesulitan mendapatkan perawatan di dalam negeri dan Presiden telah mengirim tim untuk memberikan bantuan langsung.

    Menurut Juri, setiap laporan yang masuk ke Presiden akan diperiksa, diverifikasi, dan sebisa mungkin ditindaklanjuti, tanpa membeda-bedakan apakah berasal dari dalam atau luar negeri.

     

    “Presiden tidak hanya memperhatikan hal-hal besar dan makro, tapi juga hal-hal kecil yang bersifat kasuistik, termasuk permintaan dari orang per orang. Sepanjang sampai ke Presiden, itu akan menjadi perhatian,” katanya.

    Akun Instagram resmi Presiden Prabowo dan Republik Indonesia diserbu komentar warga Brasil yang mendesak Pemerintah Indonesia segera mengevakuasi Juliana (27), pendaki asal Brasil yang jatuh ke jurang sedalam 500 meter di Gunung Rinjani, NTB, pada 21 Juni 2025.

    Korban diduga tergelincir akibat kelalaian pemandu. Tim SAR telah menemukan posisinya lewat drone, namun proses evakuasi masih berlangsung karena medan ekstrem dan cuaca berkabut.

  • Kotagede, Jejak Ibu Kota Kesultanan Mataram yang Masih Berdetak dalam Keheningan Zaman

    Kotagede, Jejak Ibu Kota Kesultanan Mataram yang Masih Berdetak dalam Keheningan Zaman

    Bila menyusuri gang-gang sempit Kotagede, kita akan disambut oleh rumah-rumah tradisional Kalang bangunan rumah para saudagar kaya keturunan bangsawan dan pedagang Tionghoa pada masa kolonial. Arsitekturnya unik, mencampurkan gaya Eropa dengan sentuhan lokal tembok tinggi melindungi rumah dari dunia luar, sementara di dalamnya tersimpan ukiran-ukiran rumit dan ruang-ruang yang luas.

    Rumah-rumah ini bukan sekadar saksi bisu sejarah ekonomi dan sosial masa lalu, tetapi juga warisan budaya yang terus dijaga oleh keturunannya. Selain itu, keberadaan makam para raja pendiri Mataram seperti Panembahan Senopati dan Sultan Agung juga menjadikan Kotagede sebagai tempat ziarah penting.

    Kompleks makam yang dikelilingi oleh tembok batu tebal dan gerbang paduraksa ini masih mempertahankan suasana sakral. Pengunjung yang ingin masuk wajib mengenakan pakaian adat Jawa, seperti jarik dan surjan bagi laki-laki, serta kemben atau kain panjang bagi perempuan.

    Ini bukan hanya soal tata krama, melainkan penghormatan terhadap tempat yang diyakini menyimpan energi spiritual tinggi dan menjadi bagian penting dari sejarah Jawa.

    Selain jejak kerajaannya, Kotagede juga dikenal sebagai pusat kerajinan perak yang telah berlangsung sejak abad ke-17. Di sinilah seni tempa perak berkembang bukan hanya sebagai penghasilan warga, namun juga sebagai warisan teknik dan estetika yang diwariskan turun-temurun.

    Bengkel-bengkel kecil bisa dengan mudah ditemukan di sepanjang jalanan Kotagede, di mana para pengrajin dengan telaten mengukir motif-motif tradisional ke dalam perhiasan, kotak perak, hingga miniatur arsitektur. Suara palu-palu kecil yang beradu dengan logam menjadi alunan musik keseharian yang menyatu dengan aroma dupa dan kayu tua.

    Kerajinan ini bukan sekadar produk ekonomi, tetapi juga narasi budaya yang mencerminkan cita rasa, nilai spiritual, dan kekayaan simbolik dari masyarakat Jawa. Melihat seorang pengrajin tua bekerja di bawah cahaya temaram lampu minyak seakan mengajak kita menyelami keheningan masa lalu yang masih berdetak di Kotagede.

    Kotagede bukan hanya warisan arsitektural atau etalase sejarah semata, melainkan lanskap hidup yang menyatukan masa lalu dan masa kini dalam sebuah harmoni yang langka. Di tengah modernisasi dan tekanan pembangunan kota, Kotagede masih berjuang mempertahankan identitasnya.

    Pemerintah dan komunitas lokal bahu-membahu menjaga keberlanjutan kawasan ini melalui pelestarian bangunan cagar budaya, revitalisasi kawasan, serta pengembangan wisata sejarah yang tetap menghormati nilai-nilai lokal.

    Tak berlebihan bila dikatakan bahwa Kotagede adalah ruang meditatif di tengah keramaian zaman, tempat di mana kita bisa mengingat kembali siapa kita, dari mana kita berasal, dan nilai-nilai apa yang patut kita pertahankan dalam menghadapi masa depan.

    Sebab di antara batu bata tua, jejak langkah para leluhur, dan harum dupa dari kompleks makam, Kotagede terus berbisik tentang kekuasaan, keagungan, dan kesederhanaan yang telah membentuk wajah budaya Jawa hingga hari ini.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus "Flying Camp"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus "Flying Camp" Regional 24 Juni 2025

    Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, 7 Orang Penyelamat Berhasil Mendekati Korban dan Harus “Flying Camp”
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Proses evakuasi terhadap Juliana (27), pendaki wanita asal Brasil yang jatuh di
    Gunung Rinjani
    , Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memasuki hari keempat pada Selasa (24/6/2025).
    Juliana dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah Danau Segara Anak di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 Wita.
    Keberadaan Juliana terpantau
    drone thermal
    dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025).
    Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman mengatakan, sore ini sebanyak 7 orang penyelamat berhasil mendekati titik korban. Namun, karena hari mulai gelap, tim penyelamat melakukan
    flying camp

    “Bersyukur sore ini, 7 orang
    rescuer
    berhasil mendekati titik korban namun harus melakukan
    flying camp
    karena hari mulai gelap,” kata Yarman dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025). 
    Sementara itu, uji coba bantuan udara melalui helikopter belum berhasil maksimal akibat kabut tebal di sekitar lokasi.
    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Brigjen Marinir Edy Prakoso dan perwakilan Kedutaan Besar Brasil, yang tiba di Posko Resort Sembalun ikut memantau proses evakuasi. 
    Yarman mengatakan, evaluasi menyeluruh terus dilakukan untuk mempercepat dan memastikan evakuasi berjalan aman.
    Total 48 personel terlibat dari berbagai unsur. Yakni dari Basarnas, Unit SAR
    Lombok Timur
    , Brimob, Polhut, EMHC, Lorax, Porter hingga Rinjani Squad. Logistik tambahan juga telah didistribusikan untuk mendukung operasional dua hari ke depan.
    Sebelumnya, Juliana (27) dilaporkan terjatuh di kawasan Cemara Nunggal yaitu jurang yang mengarah ke arah Danau Segara Anak di jalur menuju puncak Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 06.30 Wita. 
    Keberadaan Juliana berhasil terpantau menggunakan drone thermal dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter dalam keadaan tidak bergerak pada Senin (23/6/2025).
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ASN Boleh WFA, Komisi II: Ganggu Pelayanan Publik Enggak?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Juni 2025

    ASN Boleh WFA, Komisi II: Ganggu Pelayanan Publik Enggak? Nasional 24 Juni 2025

    ASN Boleh WFA, Komisi II: Ganggu Pelayanan Publik Enggak?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua
    Komisi II
    DPR Aria Bima mengatakan, pihaknya akan mendalami kebijakan aparatur sipil negara (ASN) yang diperbolehkan kerja di mana saja atau work from anywhere (WFA).
    Salah satu yang akan disorot adalah pelayanan publik ketika ASN dibolehkan untuk tidak bekerja di kantor.
    “Akan kita tanya betul motifnya yang baik dari Peraturan Menteri tentang kerja lewat komputer ini, generasi digital ini sebenarnya efektif enggak? Mengganggu pelayanan publik enggak? Mengganggu koordinasi enggak? Ada pengawasan enggak?” ujar Aria Bima di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (24/6/2025).
    Rencananya, Komisi II akan mengundang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Rini Widyantini dalam rapat dengar pendapat (RDP).
    RDP tersebut akan secara khusus mendalami Peraturan Menpan-RB Nomor 4 Tahun 2025, yang mengizinkan
    ASN boleh WFA
    .
    “Jadi, keputusan dari Menteri PAN-RB yang melaksanakan kerja dengan sistem di era teknologi digital, harus kita cermati sebagai terobosan yang sangat progresif. Tetapi, ini juga harus dilihat kondisi objektif yang ada seperti apa. Saya pun melihat kritik-kritik masyarakat harus didengarkan,” ujar Aria Bima.
    Ia mengatakan, kritikan terhadap kebijakan ASN boleh WFA perlu didengarkan oleh Komisi II.
    Sebab, penerapan WFA tak mudah dijalankan tanpa dibarengi dengan sistem koordinasi dan pengawasan yang jelas di masing-masing instansi.
    “Ini harus dilihat betul-betul di dalam pelaksanaan kerjanya. Jadi, saya melihat ada langkah-langkah yang perlu dikritisi nanti pada rapat. Tidak begitu mudah langsung diterapkan begitu saja tanpa ada proses koordinasi dan pengawasan masing-masing ASN yang bekerja dari rumah,” ujar Aria Bima.
    ASN kini bisa bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) setelah Kemenpan-RB yang menerbitkan Peraturan Menpan-RB Nomor 4 Tahun 2025.
    Peraturan tersebut menjelaskan tentang pelaksanaan tugas kedinasan pegawai ASN secara fleksibel pada instansi pemerintah.
    “Fleksibilitas kerja hadir sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan kerja yang semakin dinamis,” ujar Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kemenpan-RB Nanik Murwati dalam keterangan pers, Rabu (18/6/2025).
    Nanik beralasan, fleksibilitas kerja diterapkan karena ASN tidak hanya dituntut bekerja profesional, tetapi juga harus menjaga motivasi dan produktivitas dalam menjalankan tugas kedinasannya.
    Karenanya, Kemenpan-RB kini mengatur ASN dapat bebas bekerja dari mana saja, termasuk di rumah, sesuai kebutuhan dan karakteristik tugasnya.
    Nanik menegaskan, penerapan fleksibilitas kerja tidak boleh mengurangi kualitas pemerintahan dan pelayanan publik.
    “Justru sebaliknya, kita harapkan melalui kebijakan ini, ASN bisa bekerja lebih fokus, adaptif terhadap perkembangan, serta lebih seimbang dalam kehidupan,” ujar Nanik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Roy Suryo Anggap Remeh Komentar Dian PSI: Bukan Lulusan UGM, DO dari Unram

    Roy Suryo Anggap Remeh Komentar Dian PSI: Bukan Lulusan UGM, DO dari Unram

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Telematika, Roy Suryo, emoh terlalu menanggapi komentar kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, terkait polemik keabsahan ijazah Jokowi.

    Seperti diketahui, Dian merupakan salah satu kader PSI yang paling aktif pasang badan untuk ayah dari Ketua Umumnya, Kaesang Pangarep tersebut.

    Apalagi, baru-baru ini Dian memberikan komentar terkait foto KKNnya di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar 1990 lalu.

    “Kalau statemennya Dian Sandi tentang foto asli KKN saya, nggak pantas ditanggapi ya,” kata Roy kepada fajar.co.id, Selasa (24/6/2025).

    Alasan Roy tidak main-main, ia melihat bahwa Dian bukan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Meskipun, Dian yang mengunggah foto ijazah yang diklaim milik Jokowi di X.

    “Dia bukan Lulusan UGM, jadi nggak bisa membedakan Desa KKN UGM, Mojoroto, Kecamatan Mojogedang 1990, yang jelas tergambar di Monogram itu,” tukasnya.

    Alasan lainnya, Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengungkapkan bahwa Dian pernah gagal sebagai mahasiswa alias Drop Out (DO).

    “Bahkan selaku mahasiswa pun dia DO dari Universitas Mataram,” tandasnya.

    Sebelumnya, kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, turut meragukan foto yang diklaim masa-masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) pakar telematika, Roy Suryo.

    Hal ini sebagai respons Dian setelah melihat foto Roy saat menjalani KKN pada tahun 1990 di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

    Foto yang diklaim sebagai dokumentasi asli itu menunjukkan dua mahasiswa sedang sibuk membuat media presentasi di atas tikar yang digelar di dalam sebuah ruangan.