provinsi: NUSA TENGGARA BARAT

  • Kemendagri tanggapi polemik batas administrasi 4 pulau di perbatasan Aceh-Sumut

    Kemendagri tanggapi polemik batas administrasi 4 pulau di perbatasan Aceh-Sumut

    Senin, 16 Juni 2025 19:40 WIB

    Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya (kedua kanan) didampingi Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir (kanan), Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai (kedua kiri) dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhan Letnan Jenderal TNI Tri Budi Utomo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan tentang polemik batas administrasi empat pulau di wilayah perbatasan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025). Kementerian Dalam Negeri terus melakukan kajian mengenai status empat Pulau yaitu Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Gadang dengan mempertimbangkan dokumen perjanjian Helsinki dan Undang-Undang (UU) No 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym.

    Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya bersiap memberikan keterangan kepada wartawan tentang polemik batas administrasi empat pulau di wilayah perbatasan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025). Kementerian Dalam Negeri terus melakukan kajian mengenai status empat Pulau yaitu Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Gadang dengan mempertimbangkan dokumen perjanjian Helsinki dan Undang-Undang (UU) No 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Setelah Ada Putusan MK, Komisi II Bicara Opsi Pemisahan Pemilu Eksekutif-Legislatif
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Juni 2025

    Setelah Ada Putusan MK, Komisi II Bicara Opsi Pemisahan Pemilu Eksekutif-Legislatif Nasional 29 Juni 2025

    Setelah Ada Putusan MK, Komisi II Bicara Opsi Pemisahan Pemilu Eksekutif-Legislatif
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua Komisi II
    DPR RI

    Aria Bima
    mengungkapkan, pihaknya tengah mengkaji opsi pemisahan antara pemilu eksekutif dan legislatif sebagai bagian dari evaluasi pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.
    Menurut Bima, Komisi II sebetulnya sudah mulai menjaring berbagai masukan publik hingga melakukan kajian dan simulasi, sebelum MK memutuskan
    pemisahan pemilu
    nasional dan daerah.
    “Pemisahan secara horizontal misalnya, membagi antara pemilu eksekutif dan legislatif. Pemilu eksekutif bisa dilakukan serentak mencakup pemilihan Presiden-Wakil Presiden dan Pilkada Provinsi serta Kabupaten/Kota,” ujar Bima dikutip dari siaran pers, Minggu (29/6/2025).
    “Sedangkan pemilu legislatif meliputi pemilihan DPR, DPD, dan DPRD, dilakukan dalam waktu yang juga serentak tapi berbeda tahunnya,” sambungnya.
    Selain pemisahan secara horizontal, Bima mengatakan bahwa Komisi II juga mengkaji opsi pemisahan pemilu secara vertikal, yang mirip dengan perintah putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024.
    Adapun pemisahan vertikal yang dimaksud adalah pemilu nasional, yakni Presiden, DPR, DPD, digelar lebih dulu secara serentak.
    Setelah itu, barulah pemilu daerah yang mencakup Pilkada dan DPRD dilaksanakan secara serentak pada tahun berbeda.
    “Kami terus mengkaji mana skema yang paling tepat dan paling realistis. Karena pengalaman kemarin, tumpang tindih antara Pilkada dengan Pileg dan Pilpres menghasilkan ekses yang cukup besar, bahkan muncul istilah Pilkada rasa Pilpres. Dampak kemenangan di Pilpres pun turut memengaruhi koalisi politik dalam Pilkada,” ungkap Aria.
    Politikus PDI-P itu menambahkan, Komisi II bahkan sempat mempertimbangkan wacana mendahulukan Pilkada dan pemilihan DPRD sebelum pemilu nasional.
    “Semua opsi sedang kita kaji agar ke depan pemilu lebih efektif, efisien, dan tetap demokratis,” jelas Bima.
    Bima menegaskan kajian atas sejumlah skema pemilu tetap akan dilanjutkan Komisi II, di samping pembahasan mengenai tindak lanjut putusan MK soal pemisahan pemilu nasional dan daerah.
    “Komisi II DPR RI terus melakukan belanja informasi dari berbagai kalangan seperti cendekiawan, politisi, akademisi, hingga budayawan. Ini untuk mengevaluasi pelaksanaan Pemilu sebelumnya, baik Pilpres, Pileg, maupun Pilkada yang bahkan hingga kini belum seluruhnya selesai,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya,
    Mahkamah Konstitusi
    (MK) memutuskan untuk memisahkan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) nasional dan daerah mulai 2029.
    Artinya, pemilu nasional hanya untuk memilih anggota DPR, DPD, presiden/wakil presiden.
    Sedangkan, pemilihan anggota DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota dilakukan bersamaan dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
    Wakil Ketua MK Saldi Isra menyampaikan, Mahkamah mempertimbangkan pembentuk undang-undang yang belum melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) sejak Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-XVII/2019.
    Lanjutnya, MK melihat DPR maupun pemerintah sedang mempersiapkan upaya untuk melakukan reformasi terhadap semua undang-undang yang terkait dengan Pemilu.
    “Dengan pendirian tersebut, penting bagi Mahkamah untuk menegaskan bahwa semua model penyelenggaraan pemilihan umum, termasuk pemilihan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota yang telah dilaksanakan selama ini tetap konstitusional,” ujar Saldi di Ruang Sidang Pleno MK, Jakarta, Kamis (26/6/2025).
    Di samping itu, Saldi menjelaskan, MK tidak bisa menentukan secara spesifik waktu pelaksanaan pemilu nasional dengan daerah.
    Namun, MK mengusulkan pilkada dan pileg DPRD dapat digelar paling lama dua tahun enam bulan setelah pelantikan anggota DPR/DPD dan presiden/wakil presiden.
    “Menurut Mahkamah, pemungutan suara dilaksanakan secara serentak untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan setelahnya dalam waktu paling singkat 2 (dua) tahun atau paling lama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sejak pelantikan anggota DPR dan anggota DPD atau sejak pelantikan Presiden/Wakil Presiden dilaksanakan pemungutan suara secara serentak untuk memilih anggota DPRD dan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota,” ujar Saldi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Jakarta

    Pada Oktober 2024, pendaki gunung asal Irlandia bernama Paul Ferrell pernah terjatuh ketika mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Kisahnya kembali menjadi sorotan setelah belum lama ini pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins meninggal setelah jatuh di Rinjani.

    Farrell menceritakan kondisinya saat terjatuh ke medan curam setinggi 200 meter. Farrell mengatakan saat itu ia sedang melepaskan sepatu dan sarung tangan karena ada kerikil yang mengganggu.

    Tiba-tiba angin kencang muncul dan meruntuhkan tanah pijakan Farrell. Ia akhirnya terjatuh dan terpaksa masuk dalam mode ‘bertahan hidup’.

    “Saya mencoba menancapkan kuku dan tangan saya ke apa saja, hanya untuk memperlambat. Sampai saya melihat sebuah batu besar dan saya mencoba mengalihkan jalan saya ke arah batu itu. Saya menabrak batu itu, tetapi untungnya saya berhasil menghentikan laju jatuh,” ceritanya dikutip dari BBC Brasil, Minggu (29/6/2025).

    Ketika berada dalam jurang, ia berusaha mengatur napasnya. Meski jatuh ratusan meter, untungnya Farrell hanya mengalami beberapa luka dan goresan ringan di tubuhnya.

    Meski begitu, ia tetap harus tetap waspada karena tempatnya tidak aman dan Farrell bisa terpeleset lagi kapan saja. Seorang wanita asal Prancis yang melihat kejadian itu berusaha kembali ke camp untuk mendapatkan bantuan.

    Ia bertahan di batu selama 5-6 jam sampai akhirnya bantuan datang. Ia menggambarkan pengalaman itu sebagai hal yang sangat menyeramkan. Ferrell hanya bisa berharap untuk keluar dari situasi mengerikan itu.

    “Sejujurnya, saya rela mematahkan lengan, kaki, atau semua tulang saya untuk keluar dari situasi itu. Jika saya perlu membuat perjanjian dengan Tuhan atau Iblis untuk keluar dari sana hidup-hidup, saya akan melakukannya,” ceritanya.

    Setelah diselamatkan, Farrell merasa sangat lega. Ia mengaku sangat bersyukur bisa selamat dan hampir kapok untuk naik gunung lagi.

    “Saya suka adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini hampir membuat saya jera,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Lagi? Pendaki WNA Asal Malaysia Tergelincir di Rinjani, Bagaimana Nasibnya Kini?

    Lagi? Pendaki WNA Asal Malaysia Tergelincir di Rinjani, Bagaimana Nasibnya Kini?

    PIKIRAN RAKYAT – Insiden kembali terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kali ini, seorang pendaki warga negara asing (WNA) asal Malaysia bernama Nazril (47) dikabarkan tergelincir saat dalam perjalanan menuju Danau Segara Anak, usai mencapai puncak gunung.

    Informasi dari Humas Polres Lombok Timur Iptu Nicolas Oesman menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 28 Juni 2025.

    “Korban mengalami kecelakaan dengan terpeleset saat akan menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, setelah melakukan pendakian,” ujar Nicolas.

    Meski sempat jatuh dan mengalami luka, kondisi korban tidak mengkhawatirkan.

    Ia segera dibantu oleh porter dan sesama pendaki yang menyertainya untuk turun ke bawah.

    Pada Sabtu pagi, korban langsung dibawa ke Puskesmas Sembalun guna mendapatkan penanganan medis.

    “Korban telah dievakuasi dan saat ini telah mendapatkan pertolongan medis,” ujar Nicolas.

    Kronologi Kejadian

    Diketahui, Nazril melakukan pendakian bersama rombongan yang terdiri dari 12 orang.

    Mereka memulai perjalanan dari pintu pendakian Kandang Sapi Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, pada Kamis, 26 Juni 2025.

    Insiden terjadi saat perjalanan turun menuju Danau Segara Anak, setelah sebelumnya berhasil mencapai puncak Rinjani.

    Menurut keterangan polisi, korban terpeleset karena berusaha menghindari kerumunan porter yang melintas di jalur tersebut.

    “Setelah itu korban terpeleset akibat menghindari porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut,” ucapnya.

    Akibat tergelincir, korban mengalami lebam di kaki kanan, rasa nyeri di bagian pinggul, dan luka gores di kepala. Namun demikian, kondisinya sudah tertangani.

    “Kondisi korban mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan intensif,” tutur Nicolas. ****

  • Waspadai Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

    Waspadai Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Minggu, 29 Juni 2025. Masyarakat diimbau mewaspadai potensi hujan sedang hingga sangat lebat di beberapa wilayah Indonesia, serta gelombang laut tinggi yang berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran.

    Menurut informasi yang disampaikan BMKG, sistem atmosfer aktif berupa bibit siklon tropis 97W terpantau berada di Samudra Pasifik Timur Filipina. Meski potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan tergolong rendah, sistem ini menimbulkan konvergensi dan konfluensi angin yang berdampak pada cuaca di Indonesia.

    Selain itu, sirkulasi siklonik juga terdeteksi di Selat Karimata, memanjang hingga Laut Jawa. Kombinasi kedua sistem ini memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitarnya.

    Potensi Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    BMKG memperkirakan hujan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai petir, berpotensi terjadi di beberapa wilayah berikut:

    Jawa bagian barat dan tengah (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta) Maluku (berkategori waspada tinggi dengan simbol orange) Sumatra bagian selatan dan tengah (Lampung, Jambi, Pangkal Pinang) Papua bagian tengah dan selatan

    Wilayah yang berpotensi mengalami suhu tinggi hingga 34°C adalah Kota Banda Aceh dan Medan. Masyarakat diimbau menghindari aktivitas berlebihan di luar ruangan pada siang hari.

    Waspada Gelombang Tinggi dan Potensi Rob

    BMKG juga memperingatkan adanya gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter di:

    Perairan selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT

    Sementara itu, potensi banjir pesisir (rob) dapat terjadi di wilayah berikut:

    Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta NTB, sebagian pesisir Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku, Papua Selatan Prakiraan Cuaca di Kota-Kota Besar

    Berikut prakiraan cuaca di kota-kota besar Indonesia pada Minggu, 29 Juni 2025.

    Sumatra:

    Cerah berawan: Banda Aceh Berawan tebal: Medan, Tanjung Pinang, Padang, Jambi, Palembang Hujan ringan: Bandar Lampung Hujan petir: Pangkal Pinang

    Jawa:

    Hujan ringan: Serang, Semarang, Yogyakarta Hujan petir: Jakarta, Bandung Berawan tebal: Surabaya

    Bali & Nusa Tenggara:

    Hujan ringan: Denpasar Berawan tebal: Mataram, Kupang

    Kalimantan:

    Hujan ringan: Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda Hujan petir: Tanjung Selor

    Sulawesi:

    Berawan tebal: Manado, Gorontalo Hujan ringan: Palu, Mamuju, Kendari Hujan sedang: Makassar

    Indonesia Timur:

    Hujan ringan: Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, Merauke Hujan sedang: Nabire

    BMKG mengingatkan bahwa informasi ini bersifat umum dan dapat berubah sewaktu-waktu. Masyarakat diimbau untuk terus memantau pembaruan cuaca melalui situs resmi dan Aplikasi Info BMKG.***

  • Kisah Pria Irlandia Selamat usai Jatuh di Rinjani, Bertahan 5-6 Jam dengan Luka-luka

    Cerita Pria Irlandia Pernah Terjatuh di Gunung Rinjani, Begini Caranya Bertahan Hidup

    Jakarta

    Seorang pria asal Irlandia, Paul Farrell, membagikan pengalamannya yang pernah terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gunung ini belakangan menjadi sorotan setelah seorang wanita asal Brasil, Juliana Marins, dilaporkan tewas usai terjatuh dari gunung tersebut.

    Pada Oktober tahun 2024, pria berusia 32 tahun itu mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di gunung tersebut. Ia terjatuh dari ketinggian sekitar 200 meter di medan yang curam dan berbahaya.

    Farrell masih mengingat jelas saat ia bangun pagi-pagi sekali di base camp untuk memulai pendakian. Menurutnya, bagian awal pendakian terasa mudah, namun medan menuju puncak jauh lebih menantang.

    “Tanah di sana berbeda, tempat yang membuat Anda seolah melangkah maju satu langkah dan mundur dua langkah. Karena kami berada di gunung berapi, medannya berpasir dan Anda bisa menenggelamkan kaki,” ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan BBC News Brasil, dikutip Minggu (29/6/2025).

    Setelah mencapai puncak gunung, Farrell merasa terganggu oleh kerikil-kerikil kecil di dalam sepatu kets yang dikenakannya.

    “Karena tidak nyaman, saya memutuskan untuk melepas sepatu kets untuk mengeluarkan kerikil. Saya juga melepas sarung tangan agar leluasa mencopot sepatu,” kata Paul Farrell.

    Tiba-tiba, embusan angin menerbangkan sarung tangannya ke arah kawah gunung berapi. Saat itu, Farrell sedang dalam posisi berlutut. Tanah tempat ia berpijak mendadak runtuh.

    Ia pun terjatuh dari tebing. Menurut Farrell, sejak saat itu dirinya langsung masuk ke dalam ‘mode bertahan hidup’.

    “Kecepatan saya jatuh makin cepat, adrenalin terpompa. Saya segera menyimpulkan bahwa saya bisa mati kapan saja.”

    Pria asal Irlandia itu mengatakan dalam situasi genting tersebut, satu-satunya pilihannya hanyalah mencari batu besar yang bisa dijadikan pegangan agar tidak terus meluncur turun di tebing curam.

    “Saya mencoba menancapkan kuku dan tangan saya ke apa saja, hanya untuk memperlambat. Sampai saya melihat sebuah batu besar dan saya mencoba mengalihkan jalan saya ke arah batu itu.”

    “Saya menabrak batu itu, tetapi untungnya saya berhasil menghentikan laju jatuh.”

    Kondisi Farrell saat Terjatuh

    Farrell akhirnya terhenti di kedalaman sekitar 200 meter di dalam jurang. Di sana, ia sempat mengatur napas dan menyadari bahwa meskipun telah terjatuh ratusan meter, tubuhnya hanya mengalami beberapa luka dan goresan ringan.

    “Meski begitu, saya tidak aman. Di tempat itu, saya bisa terpeleset kapan saja.”

    Menurut Farrell, ia mendaki bersama satu kelompok. Namun pada saat itu, hanya ada satu perempuan Perancis di dekatnya yang menyaksikan seluruh kejadian.

    “Saya berteriak sekuat tenaga agar dia mencari anggota tim lainnya dan meminta bantuan. Kemudian dia berlari kembali ke base camp dan memperingatkan orang-orang,” jelasnya.

    NEXT: Mengaku Bertahan Hidup di Batu Selama 5-6 Jam

    Pria Irlandia itu memperkirakan dirinya bertahan di batu itu selama sekitar lima hingga enam jam, sampai pertolongan tiba.

    “Itu jelas pengalaman yang sangat menakutkan. Saya berdoa kepada Tuhan agar saya bisa keluar dari sana hidup-hidup, atau hanya dengan beberapa tulang yang patah.”

    “Sejujurnya, saya rela mematahkan lengan, kaki, atau semua tulang saya untuk keluar dari situasi itu. Jika saya perlu membuat perjanjian dengan Tuhan atau Iblis untuk keluar dari sana hidup-hidup, saya akan melakukannya.”

    Farrell mengatakan, tim pendaki profesional mencoba membuat tali darurat dari pakaian-pakaian yang diikat menyambung untuk mencoba mengangkatnya. Setelah lima jam, tim penyelamat yang bekerja di wilayah tersebut akhirnya berhasil mengangkatnya dari lokasi kejadian.

    Menurut keterangan tim penyelamat kepada Farrell, mereka berada di dekat lokasi kejadian karena sedang mengangkat tubuh korban kecelakaan lainnya.

    Ketika akhirnya terbebas dari situasi tersebut, pria Irlandia itu mengatakan ia merasa “benar-benar lega”.

    “Saya sangat bersyukur dan bersemangat,” ungkapnya.

    “Saya suka adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini hampir membuat saya jera,” tambah Farrell.

  • Banjir di Kota Tangerang Mulai Surut, Tersisa Dua Titik – Page 3

    Banjir di Kota Tangerang Mulai Surut, Tersisa Dua Titik – Page 3

    Sementara itu, Prakirawati BMKG Rira A Damanik menjelaskan mayoritas kota besar di Indonesia pada Minggu, diperkirakan berawan hingga hujan ringan dan hujan disertai petir, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyertainya.

    BMKG juga melaporkan adanya potensi banjir ROB di wilayah pesisir Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, sebagian besar pulau Kalimantan, Maluku dan Papua bagian selatan.

    Dinas Sosial Kota Tangerang Banten telah membangun dapur umum dan distribusi logistik untuk memastikan kebutuhan ratusan warga terdampak banjir di wilayah Uwung Jaya Cibodas terpenuhi.

    Kepala Dinsos Kota Tangerang Mulyani mengatakan pada Sabtu (28/6) malam sebanyak 1.000 nasi bungkus, 20 dua atau 200 box makanan siap saji, 10 dus mie instan, 20 dus air mineral dan lima kasur lipat telah disalurkan ke RW 16 dan RW 08 Kelurahan Uwung Jaya Cibodas.

     

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Saat Akhir Pekan Minggu 29 Juni 2025, Mayoritas Diguyur Hujan – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Saat Akhir Pekan Minggu 29 Juni 2025, Mayoritas Diguyur Hujan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan mayoritas kota besar di Indonesia saat akhir pekan, Minggu (29/6/2025) diperkirakan berawan hingga hujan ringan dan hujan disertai petir.

    BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyertainya, seperti dilansir Antara, Minggu (29/6/2025).

    Prakirawati BMKG Rira A Damanik dalam siaran daring yang diikuti di Jakarta menjabarkan, potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Bandar Lampung, Serang, Yogyakarta, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Palangka Raya, Samarinda, Mamuju, Kendari, Makassar, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke.

    “Hujan berintensitas sedang mengguyur di Kota Nabire. Sementara, Kota Pangkal Pinang, Jakarta, Bandung, Tanjung Selor diperkirakan diguyur hujan lebih dari 5,0 mm per jam yang disertai dengan petir,” terang Rira.

    Kemudian, lanjut dia, cuaca Indonesia untuk Kota Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Bengkulu, Surabaya, Kupang, Mataram,Manado, Gorontalo, Palu, diprakirakan berawan tebal dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 25-30 derajat Celcius.

    “Potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer, transisi ke musim kemarau-kondisi kelokalan cuaca di wilayah masing-masing,” papar Rira.

    Dia menjelaskan, BMKG mendeteksi keberadaan Bibit Siklon Tropis 97W di wilayah sebelah pasifik timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum 20 knots mengarah ke arah barat dan barat laut dan gelombang atmosfer equatorial rossby di Lampung, Jawa dan Bali.

     

    Diperkirakan curah hujan lebat akan terus terjadi hingga bulan Maret nanti sebelum memasuki musim pancaroba atau musim panas.

  • Bubur Suran dan Jejak Nabi Nuh, Tradisi 1 Suro yang Tetap Hidup di Pekalongan

    Bubur Suran dan Jejak Nabi Nuh, Tradisi 1 Suro yang Tetap Hidup di Pekalongan

    Liputan6.com, Pekalongan – Asap mengepul dari dapur salah satu rumah di Gang 4, Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Pekalongan, Jawa Tengah. Lalita Suryani tampak sibuk mengaduk satu panci besar berisi bubur dengan aroma santan dan kunyit yang harum. Di tangannya, tradisi in bernama Bubur Suran, bahkan setiap tahun keluarga Lalita selalu membuat sajian ini sebagai wujud syukur dan doa khusus bagi dirinya yang lahir di bulan Suro.

    “Ini untuk saya dan adik saya, dulu setiap tahun selalu dibuatkan oleh ibu saya. Sudah turun-temurun. Kami percaya ini bukan cuma makanan, tapi doa keselamatan,” kata Lalita.

    Bubur Suran yang disajikan melambangkan kesucian dan ketulusan, sementara warna kuning dimasak dengan santan dan air kunyit, melambangkan harapan akan keselamatan, kemuliaan, dan keberkahan hidup.

    Di atasnya, bubur ditaburi urap sayur, sambal goreng tempe, telur rebus, tahu bacem, dan kerupuk. Dalam beberapa keluarga, lauk pelengkap bisa berbeda, tapi makna utamanya tetap menyatukan doa dan kebersamaan.

    Lalita menambahkan bahwa setelah semua selesai disiapkan, bubur tidak hanya disantap sendiri. Sebagian dibagikan kepada tetangga dan kerabat. “Itu yang paling penting, biar sama-sama mendoakan, dan mempererat hubungan di awal tahun,” ucapnya.

    Di dalam rumah, sang ibu, Triniatun, duduk sambil menyiapkan urap sayur dan kerupuk pelengkap. Ia yang selama ini menjaga tradisi ini di keluarganya, menjelaskan makna dan sejarah panjang di balik semangkuk bubur tersebut.

    “Ini adalah tradisi. Dulu, katanya dari kisah Nabi Nuh,” ujar Triniatun.

    Ia menceritakan kisah awal mula Bubur Suran menjadi tradisi, bahwa setelah selamat dari banjir besar, Nabi Nuh AS memerintahkan para pengikutnya untuk mengumpulkan sisa perbekalan di kapal, lalu memasaknya menjadi bubur.

    “Itu tanda rasa syukur karena sudah diselamatkan Allah dari banjir bah yang terjadi kala itu,” jelasnya.

    Kisah itu, Triniatun menyebut, terus hidup dan menyebar hingga sampai ke tanah Jawa dan beradaptasi dengan masyarakat. Bubur Suran menjadi bagian dari ritual menyambut Tahun Baru Jawa 1 Suro yang juga bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam.

    Lebih lanjut, Saat Sultan Agung memadukan penanggalan Jawa dengan Hijriyah, bubur ini bahkan dijadikan bagian dari upacara adat resmi di lingkungan Kerajaan Mataram. Kalau zaman dulu, di kampung ini semua orang bikin bubur Suro sebagai adat tradisi.

    “Bukan cuma untuk keluarga yang lahir bulan Suro, tapi juga buat sedekah, tolak bala,” jelas Triniatun.

    Bagi Triniatun dan keluarga, menjaga tradisi ini adalah bentuk menjaga identitas dan spiritualitas. Ia berharap generasi muda Pekalongan dan Jawa pada umumnya tidak hanya melihat Bubur Suran sebagai makanan tradisional semata, tetapi juga sebagai warisan penuh makna yang patut dirawat.

    “Anak muda sekarang harus tahu, tradisi seperti ini bukan cuma soal budaya, tapi juga tentang rasa syukur dan doa yang sederhana tapi dalam,” Pungkas Triniatun.

     

    Perjuangan Tim SAR Gabungan Sedot Air dari Sumur Tambang Emas yang Jebak 8 Pekerja di Banyumas

  • Agam Rinjani Ceritakan Momen Menegangkan Saat Evakuasi Juliana Marins
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Juni 2025

    Agam Rinjani Ceritakan Momen Menegangkan Saat Evakuasi Juliana Marins Megapolitan 28 Juni 2025

    Agam Rinjani Ceritakan Momen Menegangkan Saat Evakuasi Juliana Marins
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Agam
    Rinjani
    , pemandu di
    Gunung Rinjani
    menceritakan proses evakuasi pendaki asal Brasil,
    Juliana Marins
    yang tewas pada Rabu (25/6/2025).
    Agam Rinjani
    mengatakan momen menegangkan saat dirinya bersama tim harus bermalam di tebing curam.
    “Medannya sangat berbahaya dan kami tim itu mempertaruhkan nyawa di bawah. Tidak tahu kondisi sebagaimana itu, gunung dan lain-lain. Dan selama saya evakuasi di Rinjani ini, itu yang paling sulit yang pernah saya lalui,” ujar Agam, Sabtu (28/6/2025).
    Menurut Agam, tim evakuasi terdiri dari tujuh orang yang terbagi menjadi dua kelompok.
    Tiga orang berada di atas, sementara empat lainnya, termasuk dirinya berada di bawah tebing dengan kondisi serba terbatas.
    “Iya, jadi waktu kami tidur berempat kan bertujuh, tiga di atas, kami berempat di bawah. Itu pasang anchor, pasang enar, ngebor batu, kemudian pasang kostel menggantung di tebing. Bisa sambil tidur, menunggu pagi untuk melakukan evakuasi, di pertengahan gunung,” katanya.
    Situasi saat itu diperparah oleh hujan dan ancaman longsoran batu.
    Agam menyebut risiko hipotermia menjadi ancaman serius bagi tim evakuasi yang harus tetap berjaga di ketinggian dan suhu dingin ekstrem.
    “Karena kita tidur, batu di mana-mana jatuh. Kalau tidak tahu, apalagi kalau hujan malam, ya selesai kita, pasti diserang hipotermia,” tambahnya.
    Agam berharap, ke depannya untuk tidak hanya berfokus pada penanggulangan insiden, tetapi juga pada pencegahan jangka panjang.
    “Seperti tadi yang kita diskusikan, harapannya, ya, bagaimana meningkatkan lagi. Bagaimana mengurangi jumlah tingkat kecelakaan di gunung-gunung,” ujarnya.
    Diketahui, Agam Rinjani, seorang pemandu gunung di Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), dijuluki “pahlawan” oleh warganet dan media Brasil.
    Julukan itu diberikan setelah aksinya mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dari dasar jurang sedalam lebih dari 600 meter.
    Aksi heroik Agam viral di media sosial setelah ia mengunggah video dan melakukan siaran langsung proses evakuasi jenazah Juliana pada Rabu (25/6/2025).
    Dalam salah satu unggahan di akun Instagram-nya, @agam_rinjani, Agam menceritakan bagaimana ia dan tim harus bermalam di tebing curam karena kondisi medan yang ekstrem dan hari yang sudah gelap.
    “Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana satu malam, dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter,” tulis Agam.
    Agam juga menyatakan bahwa sejak awal ia menawarkan diri untuk mengevakuasi jenazah, ia tidak akan meninggalkan lokasi sebelum jasad Juliana berhasil dibawa naik ke atas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.