provinsi: LAMPUNG

  • Pria 42 Tahun yang Bunuh Siswi SMA di Lampung Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara

    Pria 42 Tahun yang Bunuh Siswi SMA di Lampung Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara

    Usai membunuh korban, SI disebut berusaha mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun tikus. Saat ini ia masih dirawat di Rumah Sakit Yukum Medical Center, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, dengan pengawasan ketat dari polisi.

    “Yang bersangkutan masih dirawat di rumah sakit, ada dua petugas yang melakukan pengawasan di sana,” jelas Devrat.

    Sementara itu, jasad korban ADR ditemukan dalam kondisi sudah membengkak dan membusuk setelah dibuang ke sungai. Polisi telah mengirimkan sampel organ dalam korban ke Laboratorium Forensik Polda Sumatera Selatan untuk memastikan penyebab pasti kematiannya.

    “Hasil autopsi belum keluar. Sampel organ dalam sudah dikirimkan ke Forensik Polda Sumsel, dan kami masih menunggu hasilnya,” pungkas Devrat.

    Sebelumnya, pelaku tega menghabisi nyawa kekasih gelapnya hanya karena persoalan uang untuk membeli iPhone.

    Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah, Iptu Devrat Aolia Arfan menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Senin pagi (15/9/2025). Pada Minggu malam (14/9) sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, korban sempat ikut pesta orgen tunggal bersama pelaku di Kabupaten Tulang Bawang.

     

     

  • Jalan Penghubung Liwa-Ranau di Lampung Barat Amblas, Arus Lalu Lintas Ditutup Total

    Jalan Penghubung Liwa-Ranau di Lampung Barat Amblas, Arus Lalu Lintas Ditutup Total

    Dengan penutupan tersebut, kendaraan dari arah Muara Dua Ranau dialihkan ke jalur utama melalui Jalan Jenderal Sudirman, Raden Intan, hingga Ranau Liwa.

    Sementara, kendaraan dari arah Bukit Kemuning menuju Ranau tetap diarahkan melewati jalan protokol, yakni Jalan Sudirman dan Jalan Raden Intan, tanpa melewati Jalan Gajah Mada.

    “Kami imbau agar seluruh pengendara tidak melintas di Jalan Gajah Mada atau titik longsor karena rawan amblas kembali. Tetap waspada, hati-hati, dan patuhi rambu lalu lintas yang sudah dipasang,” katanya.

  • Pelaku UMKM Badui ramaikan Festival Seni Multatuli Rangkasbitung

    Pelaku UMKM Badui ramaikan Festival Seni Multatuli Rangkasbitung

    Lebak (ANTARA) – Pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten meramaikan Festival Seni Multatuli Rangkasbitung guna mempromosikan produk unggulan daerah dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adat.

    “Kami merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini dengan menjual produk aneka kerajinan masyarakat adat,” kata Jamal salah seorang pelaku UMKM Badui saat ditemui di gerai Festival Seni Multatuli Rangkasbitung yang ada di Alun-Alun Timur Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu.

    Pelaku UMKM Badui menampilkan beberapa produk khas masyarakat adat dengan harga jual yang termurah Rp20 ribu dan tertinggi Rp1,2 juta.

    Produk Badui itu di antaranya kain tradisional motif Janggawari dijual seharga Rp1,2 juta, kain pewarna alam Rp500 ribu, kain songket biasa Rp250 ribu dan kain kadu mancung Rp300 ribu.

    Selain itu juga pakaian kebaya perempuan dijual Rp150 ribu, pakaian kampret Rp300 per pasang, selendang kecil Rp20 ribu, ikat kepala (lomar) Rp100 ribu dan tas koja Rp250 ribu.

    “Semua produk kerajinan itu hasil karya pelaku UMKM masyarakat adat Badui,” kata Jamal di arena festival yang berlangsung dari 19 hingga 21 September 2025.

    Kemungkinan besar produk kerajinan masyarakat Badui itu sangat diminati pengunjung dari berbagai daerah di Banten, Jawa Barat, Lampung dan DKI Jakarta. Sebab, menurut dia, pengalaman tahun sebelumnya, mereka merasa kewalahan melayani permintaan para pengunjung.

    “Kami sangat terbantu ekonomi keluarga melalui kegiatan Festival Seni Multatuli Rangkasbitung,” kata Jamal, yang merahasiakan nilai omzet pendapatan.

    Begitu juga pelaku UMKM Badui lainnya, Santa mengaku dirinya sangat terbantu dari omzet selama kegiatan tahunan Festival Seni Multatuli Rangkasbitung tersebut.

    Produk kerajinan khas adat yang dijual, selain punya sendiri juga mengambil dari pelaku UMKM masyarakat Badui lainnya, ujar Santa.

    “Kami memastikan omzet pendapatan relatif lumayan, karena banyak pengunjung ke sini membeli khas kerajinan masyarakat Badui itu,” katanya menjelaskan.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan mereka selalu mempromosikan produk-produk khas kerajinan Badui di setiap ajang Festival Seni Multatuli Rangkasbitung agar lebih dikenal di masyarakat luas.

    Selain itu juga membantu meningkatkan omzet pendapatan, sehingga usaha yang dilakukan pelaku UMKM Badui dapat tumbuh dan berkembang, kata Imam.

    Saat ini, menurut Imam, jumlah pelaku UMKM Badui sekitar 2.000 unit usaha dan produksi mereka masih dilakukan secara tradisional.

    Ia mengatakan pemerintah daerah terus melakukan pembinaan, pelatihan, mempromosikan agar produk pelaku UMKM Badui bisa bersaing di pasar domestik maupun mancanegara.

    “Kami memastikan perputaran uang dari kerajinan adat bisa mencapai ratusan juta per tahun, dan bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat adat,” katanya.

    Pewarta: Mansyur suryana
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mantan Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati Terkait Dugaan Korupsi Dana PI 10 Persen

    Mantan Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati Terkait Dugaan Korupsi Dana PI 10 Persen

    Liputan6.com, Jakarta – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung memeriksa mantan Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin, terkait dugaan korupsi pengelolaan dana participating interest (PI) 10 persen pada wilayah kerja Offshore South East Sumatera (WK OSES). Nilai kerugian negara dalam kasus ini ditaksir mencapai US$ 17,28 juta atau sekitar Rp271,5 miliar.

    Pemeriksaan berlangsung di Gedung Pidana Khusus Kejati Lampung pada Jumat (19/9/2025). Samsudin mulai diperiksa sejak pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 18.20 WIB, ia tampak keluar gedung mengenakan batik hitam emas untuk menunaikan salat Magrib, namun enggan berkomentar kepada wartawan.

    Asisten Pidana Khusus Kejati Lampung, Armen Wijaya, membenarkan pemeriksaan tersebut. “Benar, yang bersangkutan dimintai keterangan terkait kasus itu,” kata Armen, Sabtu (20/9).

    Kepala Seksi Penyidik (Kasidik) Kejati Lampung, Masagus Rudy menyebut Samsudin diperiksa dalam kapasitasnya sebagai pemegang saham PT Lampung Jaya Usaha (LJU), anak perusahaan PT Lampung Energi Berjaya (LEB) yang mengelola dana PI 10 persen WK OSES. LJU merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Lampung.

    “Karena saham dominan LJU dimiliki Pemprov Lampung, maka Samsudin dimintai keterangan sebagai pemegang saham pasca berakhirnya masa jabatan gubernur sebelumnya,” ujar Masagus.

     

  • Siswi SMA di Lampung Diduga Dibully Miskin dan Difitnah Hamil, Ini Temuan PPPA

    Siswi SMA di Lampung Diduga Dibully Miskin dan Difitnah Hamil, Ini Temuan PPPA

    Liputan6.com, Jakarta – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandar Lampung menemukan fakta baru terkait dugaan perundungan yang dialami MR, siswi SMAN 9 Bandar Lampung. Korban disebut kerap dibully karena berasal dari keluarga kurang mampu dan bahkan difitnah tengah hamil.

    Kepala Dinas PPPA Bandar Lampung, Maryamah mengatakan pihaknya telah mendatangi rumah korban bersama psikolog untuk melakukan asesmen awal. Dari pemeriksaan itu, MR mengaku sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan sejak pertama masuk sekolah.

    “Korban merasa minder karena kondisinya berbeda dengan teman-temannya. Kami berikan penguatan mental agar ia lebih percaya diri,” kata Maryamah, Sabtu (20/9/2025).

    Dia bilang, korban lebih terbuka ketika berbicara dengan psikolog. “Ini membuktikan adanya perundungan, meskipun pihak sekolah sempat membantah,” ungkapnya.

    PPPA juga memfasilitasi pertemuan antara korban dan para siswa yang diduga sebagai pelaku. Dalam pertemuan yang disaksikan orang tua masing-masing, para pelaku sempat menyangkal sebelum akhirnya mengakui perbuatannya dan meminta maaf.

     

  • Pangdam XXI gelar ziarah kenang perjuangan pahlawan Radin Inten II

    Pangdam XXI gelar ziarah kenang perjuangan pahlawan Radin Inten II

    Jakarta (ANTARA) – Panglima Daerah Militer (Pangdam) XXI/Radin Inten, Mayjen TNI Kristomei Sianturi beserta jajaran berziarah ke makam pahlawan Radin Inten II di Desa Gedung Harta, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat (19/9).

    Dalam siaran pers resmi TNI AD yang diterima ANTARA di Jakarta Sabtu, dijelaskan kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan Radin Inten II serta meningkatkan jiwa nasionalisme prajurit di jajaran Kodam.

    “Semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan beliau menjadi landasan bagi seluruh prajurit Kodam XXI/Radin Inten dalam menjalankan tugas,” kata Kristomei dalam siaran pers tersebut.

    Menurut dia, semangat juang Radin Inten II harus dijadikan contoh untuk jajarannya agar selalu mengedepankan jiwa nasionalisme dalam menjalankan tugas.

    Semangat tersebut, menurut Kristomei, harus dimiliki agar kinerja kodam baru yang dia pimpin ini dapat memberikan dampak untuk masyarakat dan juga negara.

    “Keberanian dan keteguhan hatinya dalam mempertahankan kedaulatan wilayah menjadi inspirasi bagi kami untuk terus menjaga keutuhan NKRI,” ujar Kristomei.

    Eks Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI ini memastikan ziarah ke makam Radin Inten akan menjadi tradisi yang dilakukan jajaran Kodam, bahkan harus teruskan oleh pangdam selanjutnya.

    Radin Inten II merupakan pahlawan nasional asal Lampung yang gugur pada 5 Oktober 1856 dalam perlawanan melawan penjajah Belanda. Beliau dikenal dengan strategi perang gerilya yang efektif dan kemampuan menyatukan berbagai kelompok masyarakat Lampung dalam perjuangan kemerdekaan.

    Kompleks makam Radin Inten II yang terletak di Benteng Cempaka telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Provinsi Lampung. Pemerintah daerah bersama TNI akan terus melakukan pemeliharaan dan pengembangan kawasan ini sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Paradoks Perawat Indonesia

    Paradoks Perawat Indonesia

    Jakarta

    Perawat memegang peranan yang penting dalam sistem kesehatan Indonesia, bukan hanya sebagai tenaga pendamping dokter, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam memastikan pelayanan kesehatan berlangsung dengan manusiawi dan berkesinambungan. Keberadaan perawat di Indonesia tidak sekadar tentang jumlah, tetapi juga kualitas, dedikasi, dan pengakuan akan perannya sebagai tulang punggung pelayanan kesehatan.

    Data Kementerian Kesehatan 2025 menunjukkan Indonesia membutuhkan sekitar 40.000-50.000 perawat baru setiap tahun, sedangkan lulusan perawat baru setiap tahun yang berhasil dicetak sekitar 60.000. Sepintas, angka ini menunjukkan “surplus”, tapi ada yang janggal dengan data statistik tersebut.

    Kilas Balik Profesi Perawat di Indonesia

    Sejarah profesi perawat Indonesia dimulai dari era kolonial Belanda. Perawat waktu itu difungsikan untuk melayani tuan-tuan Eropa dan rumah sakit militer. Pasca kemerdekaan, Indonesia mulai membangun sistem pendidikan keperawatan nasional melalui Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), yang kemudian berkembang ke jenjang diploma dan sarjana seiring modernisasi pada 1970-2000-an dan saat ini bahkan sudah ada spesialis dan jenjang doktoral.

    Pendirian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada 1974 dan pengesahan Undang-Undang Kesehatan serta Keperawatan membuat landasan perawat sebagai tenaga profesional semakin kuat.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ketimpangan proporsi tenaga kesehatan di Indonesia masih jelas terlihat, meski perawat mendominasi dengan persentase 38,80% atau sejumlah 582.023 orang.

    Namun, laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dirangkum oleh William Russell pada tahun 2024 menunjukkan bahwa rasio perawat di Indonesia hanya 2,28 per 1.000 penduduk, padahal idealnya menurut WHO 4 per 1.000 penduduk, menempatkan Indonesia di peringkat keempat terendah di dunia.

    Berjuang Dalam Senyap

    Kita coba masuk lorong waktu ke tahun 2020, saat bencana biologis COVID-19 menerjang Indonesia, disinilah ketahanan infrastruktur kesehatan suatu negara diuji. Gelombang COVID-19 mengubah rumah sakit menjadi “gelanggang tempur”.

    Dokter dan perawat berguguran karena kelelahan dan terinfeksi, sementara pasien berjejal di lorong-lorong tanpa tempat tidur dan oksigen. Nakes terpaksa harus “memilih” siapa yang hidup atau mati akibat keterbatasan ventilator, sementara masyarakat panik berebut ambulans dan tabung oksigen.

    Di balik APD yang pengap, air mata perawat bercampur keringat demi memberi penghormatan terakhir bagi pasien tanpa keluarga yang boleh mendekat. Layanan kesehatan kolaps, dokter junior dipaksa handle ICU, perawat bekerja 24 jam nonstop, dan mayat-mayat dibungkus plastik menumpuk.

    Dalam momen heroik itu banyak dari kita (masyarakat) baru merasa terhubung ikatan emosionalnya dan terharu melihat betapa kerasnya perjuangan para perawat.

    Mereka seperti pahlawan tanpa tanda jasa terutama di saat negara sedang menghadapi krisis kesehatan. Namun, begitu pandemi mereda, kesadaran dan ikatan batin itu kembali mulai longgar dan goyah, profesi ini kembali mendapat stigma pahit sebagai profesi “kelas 2”.

    Surplus Perawat Yang Semu

    Pulau Jawa-Bali menyerap sekitar 70% perawat, sehingga distribusi secara nasional menjadi timpang. Banyak wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) mengalami “kekeringan” perawat. Akibatnya, fasilitas kesehatan di daerah terpencil mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kesehatan, di sisi lain di kota besar terjadi surplus.

    Dalam penelitian dari Ferry Efendi (2022) Indonesia menghadapi ketimpangan antara surplus dan defisit tenaga perawat. Kebijakan terkait jenjang pendidikan keperawatan, penempatan, dan remunerasi belum sepenuhnya optimal. Program Nusantara Sehat dan pengiriman perawat ke luar negeri masih berdampak minimalis

    Berkaca dari Negara Tetangga

    Indonesia butuh berkontemplasi sejenak, negara-negara tetangga (Asia), seperti Jepang, Taiwan, dan Thailand, yang menghadapi tantangan serupa tetapi memiliki cara berbeda dalam menanggulanginya.

    Menurut International Council of Nurses (ICN) dalam Asia Workforce Forum: highlights widening gap in global supply and demand of nurses menjelaskan bahwa Jepang, menghadapi peningkatan populasi lansia yang signifikan, mereka merespons tantangan ini dengan mengembangkan jalur karier berjenjang bagi perawat, mulai dari Registered Nurse (RN), Certified Nurse (CN), hingga Certified Nurse Specialist (CNS).

    Taiwan mengambil pendekatan berbeda. Mereka memiliki dua jalur pendidikan, yakni Technical and Vocational Education (TVE) dan General University Education (GUE). Sejak awal 2000-an, Taiwan bahkan mengembangkan program Nurse Practitioner (NP) untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis spesialis. Dengan pendekatan pada kurikulum internasional dan kemampuan berbahasa Inggris, perawat Taiwan kini sangat diminati di pasar internasional.

    Sementara itu, Thailand mensyaratkan pendidikan minimal Bachelor of Nursing Science (BSN) untuk perawatnya. Pemerintah Thailand secara aktif memberikan insentif khusus dan beasiswa agar perawat mau bertugas di daerah-daerah terpencil. Walaupun demikian, isu “brain drain” ke perkotaan masih menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana dengan Indonesia?

    Pentingnya “Merawat Perawat” Indonesia

    Dunia keperawatan Indonesia memiliki catatan kelam akan tindak korban kekerasan, mulai dari cacian, ancaman, pukulan, hingga pelecehan seksual. saat mengalami segala sesuatu yang tidak memuaskan maka perawat yang akan menjadi “samsak”. Berikut sebagian cuplikan kasus kekerasan terbaru yang dialami nakes perawat:

    Fakta Baru Kasus Pengeroyokan Perawat Saat Pertahankan Tabung Oksigen, 3 Pengeroyok Perawat Puskesmas di Bandar Lampung Mengaku Keluarga Pejabat Dinkes (Kompas, 2021), Perawat di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari inisial EL dianiaya keluarga pasien yang meninggal dunia (Detik, 2023), Perawat dianiaya Keluarga Pasien Gara-gara Cabut Jarum Infus di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang (Kompas, 2021) hingga berita Perawat di Garut Dianiaya Keluarga Pasien COVID-19, Terekam CCTV hingga Kronologi (Kompas, 2021).

    Fenomena tidak mengenakkan ini seringkali dipicu oleh emosi keluarga pasien yang tidak terkendali atau mispersepsi terhadap layanan kesehatan. Dampaknya bukan hanya luka fisik, tetapi juga trauma psikologis yang mendalam bagi seorang perawat. Data tersebut membuka mata kita bahwa dibalik megahnya rumah sakit ada pejuang kesehatan yang nasibnya memprihatinkan.

    Tantangan kian pelik saat masuk ke urusan dapur (kesejahteraan), masih banyak perawat berstatus honorer atau kontrak dengan gaji yang jauh di bawah standar, padahal tanggung jawab yang mereka pikul sama besarnya dengan para pegawai tetap. Baru-baru ini publik dihebohkan demonstrasi terkait Tunjangan Hari Raya (THR) Insentif 2025 nakes RSUP Sardjito yang hanya dibayar 30% (Kompas, 2025), ini menambah daftar panjang catatan kelam kesejahteraan profesi perawat

    Melihat fenomena yang terjadi, maka sudah waktunya Indonesia serius memperhatikan konsep “Merawat Perawat.” Ini bukan hanya sekedar slogan, tetapi memang kebutuhan mendesak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dengan jelas, jika kesejahteraan perawat ditingkatkan, angka kesalahan medis dan burnout dapat berkurang signifikan.

    Ketika seorang perawat diperlakukan dengan adil, jam kerjanya wajar, dan pendapatannya cukup, ia dapat bekerja lebih tenang dan fokus pada perawatan kesembuhan pasien dan diharapkan tidak akan ada lagi menemukan stigma “perawat galak/perawat judes”

    Refleksi dan Harapan

    Pemerintah sebagai regulator seyogyanya membuat perubahan kebijakan yang berkeadilan. Pertama pemerintah perlu memikirkan strategi insentif yang efektif bagi perawat yang rela bertugas di daerah 3T, beasiswa pendidikan lanjut yang terus digalakkan, serta fasilitas tempat tinggal layak, Kedua, penerapan jalur advanced practice nurse, sebagaimana di Jepang dan Taiwan, bisa memotivasi perawat untuk terus belajar dan naik tingkat pendidikan.

    Ketiga, standar gaji dan tunjangan yang pantas akan berdampak langsung pada kualitas hidup dan layanan yang mereka berikan, Keempat, inovasi layanan di tengah modernisasi praktik mandiri perawat di bidang tertentu, misalnya klinik luka, perawatan geriatrik, atau homecare. Di sinilah regulasi yang jelas soal kewenangan dan perlindungan hukum menjadi krusial.

    Dalam beberapa tahun terakhir, profesi keperawatan di Indonesia telah mengalami sejumlah kemajuan yang cukup membuat optimis. diantaranya adalah berdirinya Kolegium Keperawatan Indonesia, yang menjadi tonggak penting dalam upaya untuk memajukan profesi ini. Kolegium ini berperan sebagai wadah untuk mengembangkan standar pendidikan, praktik, dan penelitian di bidang keperawatan, serta berkontribusi dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi perawat di Indonesia.

    Menanam pohon, tidak tumbuh dalam sehari, sehingga merawat profesi perawat butuh perjalanan maraton yang panjang dan berkelanjutan untuk mencapai hasil yang terbaik. Maju terus perawat Indonesia.

    Yayu Nidaul Fithriyyah. Ahli di bidang keperawatan onkologi. Dosen Departemen Keperawatan Medikal-Bedah, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, UGM.

    (rdp/imk)

  • Impor Etanol-Tapioka Diperketat!

    Impor Etanol-Tapioka Diperketat!

    Jakarta

    Pemerintah memperketat impor etanol serta tapioka usai menuai protes dari kalangan petani. Langkah ini diambil karena produksi dalam negeri tidak terserap ke industri.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan upaya ini diambil sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Amran menerangkan impor etanol serta tapioka ditiadakan apabila produksi dalam negeri bisa terpenuhi.

    “Alhamdulillah hari ini atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, khusus etanol kita akan terbitkan lartas, larangan terbatas impor. Ini kita impor sesuai kebutuhan. Kalau dalam negeri bisa terpenuhi, impor ditiadakan,” kata Amran dalam konferensi pers, di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).

    “Kemudian juga singkong juga kita akan terbitkan lartas, larangan terbatas, tepung tapioka. Mana kalah terpenuhi, itu impor tidak diperbolehkan. Ini keputusan yang sangat strategis diperintahkan oleh Bapak Presiden,” tambah Amran.

    Etanol menjadi salah satu produk akhir dari pengolahan tetes tebu. Sementara, singkong ini merupakan bahan baku dari tepung tapioka yang digunakan oleh industri.

    Sementara, petani tebu mengeluhkan stok molasis (tetes tebu) yang menumpuk imbas Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2025 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Beleid ini membuka keran impor etanol tanpa kuota maupun persetujuan teknis dari badan terkait.

    Harga jual ubi kayu hanya sekitar Rp 600-700/kilogram (kg) di bawah biaya yang dikeluarkan petani sekitar Rp 740/kg. Sementara, harga jual tetes tebu sudah turun ke Rp 900/kg dari sebelumnya Rp 2.000/kg.

    Amran menerangkan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) sebagai payung hukum memperketat impor etanol dan tapioka secara terbatas. Amran menerangkan upaya ini sudah disetujui dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan hingga Kemenko Perekonomian. Menurutnya, aturan tersebut paling lambat akan terbit pada Selasa mendatang.

    “Mudah-mudahan hari ini keluar (lartasnya), paling lambat Senin atau Selasa (bentuk payung hukum lartas etanol),” jelas Amran.

    Sementara itu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan Lampung menjadi salah satu daerah di mana 70% produksinya ubi kayu nasional. Dia mengakui belakangan ini harga tepung tapioka menurun di tingkat global. Apalagi adanya impor tapioka semakin menekan harga singkong di Indonesia, termasuk Lampung.

    “Cuman beberapa belakangan ini harga tepung tapioca yang menurun di tingkat dunia dan masuknya impor, akhirnya menekan harga singkong di Provinsi Lampung dan di seluruh Indonesia. Ini menyebabkan petani di seluruh Indonesia untuk singkong mengeluh,” ujarnya.

    Menurutnya, keluhan dari petani ini sudah terjadi selama berbulan-bulan. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang langsung menanggapi dan mengatasi dengan cepat.

    “Ini sudah dikeluhkan berbulan-bulan. Alhamdulillah ditanggapi oleh Pak Menteri Pertanian juga melalui Pak Presiden untuk segera menutup lartas tepung tapioka dari luar. Sehingga ini tentunya secara sementara akan menaikkan harga singkong di Provinsi Lampung dan di seluruh Indonesia,” jelasnya.

    Lihat juga Video Qodari: KSP Akan Kaji Kebijakan Impor BBM Satu Pintu

    (acd/acd)

  • Pemda Diwanti-wanti Cek Bansos Beras Tepat Sasaran, Bukan ke Orang Kaya

    Pemda Diwanti-wanti Cek Bansos Beras Tepat Sasaran, Bukan ke Orang Kaya

    Jakarta

    Bantuan sosial (Bansos) beras akan dilanjutkan lagi pada Oktober dan November 2025, sebesar 10 kilogram. Badan Pangan Nasional menilai peningkatan aspek ketepatan sasaran penerima menjadi perhatian utama pemerintah.

    Dengan menggunakan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), penajaman data penerima sangat penting dilaksanakan sebelum pelaksanaan kembali di bulan depan.

    Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi meminta pemerintah daerah juga membantu pengecekan kembali penerima bantuan pangan di wilayah masing-masing.

    Karena jangan sampai bantuan pangan beras diterima oleh pejabat dan orang kaya. Hal utarakan saat menerima audiensi Bupati Mesuji Elfianah di Jakarta, pada Rabu (17/9/2025).

    “Terkait pelaksanaan kembali bantuan pangan beras, pemerintah daerah perlu membantu dan memberi masukan, karena pemerintah daerah yang paling tahu kondisi di wilayahnya. Jangan sampai penerima bantuan beras malah diterima pejabat atau keluarga yang berada,” kata Arief, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (18/9/2025).

    “Makanya ada penyesuaian data DTSEN yang disampaikan dari pusat ke daerah. Tujuannya jika ada koreksi dari daerah, feedback itu kami terima dan bisa disesuaikan. Ini masih ada waktu, karena kami sementara masih menunggu transfer anggaran dari Kementerian Keuangan. Kira-kira seminggu ini tolong bisa disiapkan pengecekannya,” tambah Arief.

    Bantuan pangan beras selama 2 bulan di Oktober dan November menyasar sebanyak 18.277.083 Penerima Bantuan Pangan (PBP) dengan anggaran Rp 7 triliun.

    Di samping itu, pemerintah nantinya akan melakukan evaluasi kelanjutannya di Desember tergantung tingkat keoptimalan realisasi program.

    Lebih lanjut, Arief menjelaskan mengenai pengawasan pelaksanaan program bantuan pangan beras, pihaknya bersama Perum Bulog akan kembali mengikutsertakan Komisi IV DPR. Bagi Arief, kesinergian ini bersifat positif agar dapat terwujud check and balance yang transparan.

    “Harapannya program bantuan pangan beras dapat semakin tepat sasaran, dalam bagaimana menyasar ke keluarga berpenghasilan rendah se-Indonesia. Saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian dapat lebih terbantu dengan pemberian beras pemerintah yang kualitasnya konsisten Bulog terus jaga,” pungkas Arief.

    (ada/hns)

  • Motif Pria Beristri Bunuh Pacarnya yang Masih SMA: Duit Rp 3 Juta Dilempar ke Wajahnya

    Motif Pria Beristri Bunuh Pacarnya yang Masih SMA: Duit Rp 3 Juta Dilempar ke Wajahnya

    Dalam perkelahian tersebut, ADR sempat unggul karena memiliki kemampuan bela diri. Kalah tenaga, SI kemudian mengambil sebatang kayu dan memukul tubuh korban berkali-kali hingga tak sadarkan diri.

    “Usai memastikan korban lemas, pelaku menyeret tubuh siswi SMA itu ke aliran sungai tak jauh dari lokasi kejadian, lalu meninggalkannya,” jelas dia.

    Setelah membunuh korban dan membuang jasadnya ke sungai di Kampung Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, SI mencoba mengakhiri hidup dengan menenggak racun tikus di rumahnya.

    “Pelaku sempat berusaha bunuh diri setelah kejadian. Namun berhasil diselamatkan oleh keluarganya dan dilarikan ke RS Yukum Medical Center. Saat dirawat, terduga pelaku mengaku kepada keluarganya telah membunuh seorang wanita,” terangnya.

    Laporan keluarga tersebut menjadi pintu masuk polisi untuk melakukan penyelidikan. Hasilnya, jasad ADR ditemukan dan langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk pemeriksaan forensik. Kini polisi masih menunggu hasil autopsi jenazah korban.