provinsi: LAMPUNG

  • Cerita Lansia 95 Tahun Jadi Korban Begal di Lampung, Pelaku Mengancam Pakai Badik

    Cerita Lansia 95 Tahun Jadi Korban Begal di Lampung, Pelaku Mengancam Pakai Badik

    Menurut hasil penyelidikan, RJ dan kelompoknya kerap beraksi di wilayah Desa Beranti, Haduyang, hingga perbatasan Pesawaran.

    Sasaran mereka rata-rata pengendara roda dua yang melintas pada siang hari hingga dini hari. Para korban biasanya yang sudah renta, baik anak-anak, lansia dan wanita.

    “Modusnya hunting dari Tegineneng ke Beranti, kemudian menghentikan warga yang melintas. Dari keterangan tersangka, ada beberapa lokasi kejadian di Banjar Negeri, Haduyang, hingga Madah,” jelas Budi.

    Atas perbuatannya, RJ dijerat Pasal 365 ayat (2) junto pasal 55 ayat (1) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang dilakukan secara bersekutu.

    “Peran tersangka sebagai eksekutor, dan kami melakukan tindakan tegas terukur karena melawan saat ditangkap. Sementara pelaku lain yakni IP, masih dalam pengejaran tim,” tegas Budi.

  • Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Tanggamus Lampung, Sejumlah Rumah Warga Rusak

    Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Tanggamus Lampung, Sejumlah Rumah Warga Rusak

    Liputan6.com, Tanggamus – Gempa yang mengguncang Kabupaten Tanggamus Lampung, pada Jumat malam (26/9/2025) pukul 21.55 WIB, menyebabkan sejumlah rumah warga rusak. 

    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Tanggamus ini berkekuatan magnitudo 4,5 itu berpusat di darat dengan kedalaman hanya 5 kilometer, tepatnya 19 kilometer barat laut Tanggamus.

    Episenter gempa tercatat berada di koordinat 5,47 Lintang Selatan dan 104,51 Bujur Timur. Getaran terasa cukup kuat di Kota Agung dan Limau dengan intensitas II-III MMI, sehingga getaran jelas dirasakan di dalam rumah, mirip seperti truk besar yang melintas.

    Di Semaka, intensitas bahkan mencapai III-IV MMI yang menyebabkan pintu, jendela, hingga dinding rumah berderik. Sejumlah warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

    Sejumlah video terverifikasi yang diterima awak Liputan6.com memperlihatkan kerusakan cukup parah akibat guncangan. Atap beberapa rumah warga ambruk, perabotan terjatuh, hingga dinding retak.

    “Ya Allah, gempa-gempa, rumah warga rusak ini, atapnya roboh,” ucap seorang warga dalam rekaman video.

    Dalam rekaman lain, warga menyoroti nasib salah satu keluarga yang rumahnya rusak berat. “Ya Allah, suaminya baru dua hari yang lalu meninggal, atap rumahnya ambruk,” tutur perekam video lainnya.

    Meski begitu, hingga kini belum ada laporan resmi mengenai kerusakan signifikan maupun korban jiwa. BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

     

  • BGN Sebut Sejumlah SPPG yang Lalai Telah Ditutup Sementara

    BGN Sebut Sejumlah SPPG yang Lalai Telah Ditutup Sementara

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang menegaskan dapur yang terbukti lalai akan segera ditutup sementara, bahkan dinonaktifkan jika pelanggaran berulang.

    “Sudah ada dapur yang kami nonaktifkan, bahkan kami beri surat peringatan keras. Kalau kejadian terulang, langsung dikeluarkan dari program,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

    Menurutnya, ketegasan ini penting karena status penyelenggara program MBG kini sudah setara calon pegawai negeri (PPK).

    “Mereka harus komit dengan SOP. Tidak adil kalau ada yang bekerja asal-asalan, sementara banyak orang lain ingin ikut program ini dengan serius,” imbuh Nanik.

    Termasuk menanggapi adanya trauma anak akibat kasus keracunan, BGN memastikan pendampingan terus dilakukan oleh koordinator wilayah.

    “Kami minta tim di kabupaten terus mendekati dan mengajak anak-anak berbicara, supaya semangat mereka kembali. Prinsipnya anak-anak ini senang sekali dengan makanan, jadi mudah-mudahan setelah investigasi selesai, program bisa berjalan lagi,” tandas Nanik.

    Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus insiden keracunan atau keamanan pangan terjadi di Indonesia sejak Januari hingga 25 September 2025.

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima manfaat program pangan dilaporkan terdampak sepanjang periode tersebut.

    Data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

    BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama insiden, antara lain bakteri E. Coli yang berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Selain itu, kontaminasi air juga memicu penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, dan timbal (Pb).

  • Puluhan Siswa di Lampung Timur Diduga Keracunan Usai Santap Roti Program MBG

    Puluhan Siswa di Lampung Timur Diduga Keracunan Usai Santap Roti Program MBG

    Salah satu orang tua murid SDN 1 Lehan, Husna, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia mengatakan bahwa putrinya termasuk siswa yang terdampak.

    “Ya, anak saya sekolah di situ. Saya tahunya pas jemput, anak-anak yang terduga keracunan sudah dibawa ke puskesmas,” kata Husna saat dikonfirmasi, Jumat (26/9).

    Husna menyampaikan, dugaan keracunan muncul setelah siswa menyantap roti isi sosis dari program MBG. Ia mengaku melihat kondisi sosis yang disajikan sudah tidak layak.

    “Katanya dari roti isi sosis. Sosisnya sudah busuk lembek, berlendir seperti di video yang beredar,” ungkapnya.

    Peristiwa itu disebut tidak hanya menimpa siswa SD, tetapi juga pelajar SMP di wilayah yang sama.

    “Di SDN 1 Lehan banyak anak kelas 1 yang kena. Anak saya juga bilang ada dari SMP,” sebutnya.

  • 35 Siswa dari 5 Sekolah di Lampung Timur Keracunan Usai Santap MBG
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    35 Siswa dari 5 Sekolah di Lampung Timur Keracunan Usai Santap MBG Regional 26 September 2025

    35 Siswa dari 5 Sekolah di Lampung Timur Keracunan Usai Santap MBG
    Tim Redaksi
    LAMPUNG, KOMPAS.com
    – Lebih dari 35 siswa dari lima sekolah di Kabupaten Lampung Timur diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (26/9/2025).
    Peristiwa itu viral setelah sebuah video berdurasi 52 detik tersebar di media sosial. Dalam rekaman terlihat sejumlah siswa berseragam olahraga oranye tengah mendapat perawatan di rumah sakit.
    Beberapa tampak lemas hingga terbaring di ranjang maupun kursi roda, sementara lainnya diperiksa tenaga medis.
    Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari membenarkan kejadian tersebut. “Benar, ada peristiwa tersebut di Kabupaten Lampung Timur,” kata Yuni saat dikonfirmasi, Jumat malam.
    Ia menjelaskan, total ada 35 siswa yang menjadi korban, terdiri dari murid sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. “Yang menjalani rawat inap sebanyak 16 orang dan yang rawat jalan 19 orang,” ujarnya.
    Adapun siswa yang terdampak berasal dari SDN 1 Lehan, SDN 2 Lehan, SDN 1 Sukadana, SD Catur Swako, serta SMPN PGRI 1 Bumi Agung. Seluruh korban saat ini menjalani perawatan di RS Sukadana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Investigasi Keracunan MBG, BGN Sebut Pemilik Dapur dan SPPG Bisa Dipidana

    Investigasi Keracunan MBG, BGN Sebut Pemilik Dapur dan SPPG Bisa Dipidana

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) sedang melakukan investigasi bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini juga bisa ditangani secara pidana agar tidak ada kasus berulang.

    Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang menegaskan bahwa investigasi harus dilakukan dari berbagai sisi untuk memastikan penyebab kasus. Sebab, dia tidak ingin kasus keracunan MBG semakin banyak di Indonesia.

    “Saya minta BIN turun sekarang. Karena dari kepolisian juga sudah turun. Jadi ada penyelidikan bersama,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jumat (26/9/2025).

    Lebih lanjut, Nanik menegaskan bahwa kasus ini berpotensi dipidanakan apabila ditemukan unsur kriminal.

    “Kalau ada unsur-unsur pidana, kita pidanakan. Siapapun itu kita pidanakan. Misalnya dari sampel ditemukan racun yang tidak ada kaitannya dengan bahan makanan. Ya, kita pidanakan. Baik itu pemilik dapur, maupun SPPG-nya, atau yang terlibat di dapur itu,” tegasnya.

    Selain langkah hukum, BGN juga menekankan evaluasi internal melalui perbaikan standar operasional prosedur (SOP) dalam pelaksanaan MBG. Hal ini dilakukan agar program yang menyasar jutaan penerima manfaat tetap berjalan aman dan kredibel.

    “Dari SOP kami melakukan perbaikan. Jadi semua hal akan dilihat dari berbagai sisi, supaya kasus serupa tidak terulang,” tandas Nanik.

    Korban Keracunan MBG Tembus 5000 Orang

    Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus lokasi keracunan MBG sejak Januari hingga 25 September 2025. 

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima MBG yang menjadi korban. Korban tersebut terdiri dari anak sekolah dan ibu hamil.

    Dilansir dari data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

  • Keracunan MBG, Terjadi di 70 Lokasi dan 5.914 Korban

    Keracunan MBG, Terjadi di 70 Lokasi dan 5.914 Korban

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus lokasi keracunan MBG sejak Januari hingga 25 September 2025. 

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima MBG yang menjadi korban. Korban tersebut terdiri dari anak sekolah dan ibu hamil.

    Dilansir dari data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

    BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama insiden, antara lain bakteri E. Coli yang berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Selain itu, kontaminasi air juga memicu penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, dan timbal (Pb).

    Lonjakan kasus keracunan ini menyoroti lemahnya pengawasan keamanan pangan di berbagai daerah. 

    Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang berkomitmen memperketat pengawasan dan memastikan korban mendapatkan penanganan serta pembiayaan pengobatan.

    “Untuk segera, kami memberikan batas waktu satu bulan untuk melengkapi SLHS, sertifikat halal, dan penggunaan air layak pakai dalam waktu satu bulan,” tandas Nanik.

  • Potret Rumah Mewah Eks Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona yang Digeledah Kejati Lampung

    Potret Rumah Mewah Eks Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona yang Digeledah Kejati Lampung

    Dendi Ramadhona telah diperiksa oleh penyidik Pidsus Kejati Lampung terkait dugaan korupsi proyek SPAM senilai Rp 8 miliar. Pemeriksaan berlangsung Kamis (4/9/2025) hingga larut malam.

    Mantan orang nomor satu di Kabupaten Pesawaran itu tampak keluar dari Gedung Pidsus Kejati Lampung sekitar pukul 23.50 WIB.

    Saat itu, dia mengenakan kemeja putih dan celana krem, didampingi seorang pengawal. Setelah pemeriksaan, Dendi langsung menuju mobil Hilux double cabin berwarna putih yang telah menunggunya.

    Kepada awak media, Dendi menyebut dirinya dimintai keterangan seputar regulasi dan kewenangan selama menjabat kepala daerah periode 2020-2025, terutama terkait penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Dinas PUPR.

    “Diperiksa terkait regulasi dan kewenangan selaku kepala daerah, soal permasalahan DAK di Dinas PUPR,” ujar Dendi.

    Meski begitu, dia enggan menjelaskan detail jumlah pertanyaan yang diajukan penyidik. “Waduh lupa, dari sore (sudah diperiksa),” ucapnya singkat.

  • Kapolri Rombak Pejabat Bareskrim, dari Dirtipidum hingga Wakabareskrim

    Kapolri Rombak Pejabat Bareskrim, dari Dirtipidum hingga Wakabareskrim

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolri Listyo Sigit Prabowo melalui Surat Telegram Kapolri bernomor ST/2192/IX/KEP./2025 merombak beberapa pejabat di Bareskrim Polri.

    Dilansir dari Antara pada Jumat (26/7/2025), berdasarkan salinan Surat Telegram Kapolri terdapat beberapa direktur yang dirotasi ke jabatan baru.

    Brigjen Pol. Nunung Syaifuddin yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, kini menjadi Wakil Bareskrim Polri.

    Dia menggantikan Irjen Pol. Asep Edi Suheri yang sebelumnya dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya.

    Posisi Dirtipidter Bareskrim Polri yang kosong pun diisi oleh Brigjen Pol. Moh Irhamni yang sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri (Penugasan pada PPATK).

    Berikutnya, Brigjen Pol. Helfi Assegaf yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, kini menjadi Kapolda Lampung.

    Posisi Dirtipideksus Bareskrim Polri pun diisi oleh Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirrekrimsus) Polda Metro Jaya.

    Adapun jabatan Dirrekrimsus Polda Metro Jaya yang ditinggalkan akan diisi oleh Kombes Pol. Edy Suranta Sitepu yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit I Dittipideksus Bareskrim Polri.

    Selanjutnya, Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, didapuk menjadi Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel).

    Jabatan Dirtipidum Bareskrim Polri yang kosong pun diisi oleh Kombes Pol. Wira Satya Triputra yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Unum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya.

    Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari dinamika organisasi dalam rangka penyegaran, pengembangan karier, dan optimalisasi kinerja institusi.

    “Mutasi dan rotasi jabatan ini adalah hal yang dinamis dalam tubuh Polri. Ini merupakan bagian dari proses pengembangan karier dan memperkuat organisasi untuk menjawab tantangan tugas kontemporer dan kedepannya yang semakin terus berkembang untuk memberikan perlindungan dan pelayanan serta mewujudkan Kamtibmas,” katanya.

    Dia menegaskan bahwa seluruh proses mutasi ini telah melalui pertimbangan matang dan analisis kebutuhan organisasi.

    “Mutasi ini tidak hanya sebagai penyegaran, tetapi juga bagian dari transformasi organisasi, operasional, pelayanan, serta pengawasan untuk mewujudkan Polri yang Presisi,” ucapnya.

  • Siasat Jahat 4 Napi di Lampung Peras Wanita dari Dalam Penjara hingga Rugi Rp 70 Juta

    Siasat Jahat 4 Napi di Lampung Peras Wanita dari Dalam Penjara hingga Rugi Rp 70 Juta

    Sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Lampung membongkar kasus love scamming dengan modus video call sex (VCS) yang dilakukan empat narapidana dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Empat napi itu berasal dari Lapas Kotabumi dan Lapas Metro. Mereka berinisial MNY, S, RS, serta RDP.

    “Untuk napi di Lapas Kotabumi ada MNY, S, dan RS yang merupakan warga binaan kasus narkoba, mucikari, dan pencurian. Sementara RDP adalah napi kasus narkoba di Lapas Metro,” ungkap Dirreskrimsus Polda Lampung, Kombes Pol Derry Agung Wijaya Kusuma saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Kamis (26/9/2025).

    Korban merupakan seorang wanita bersuami asal Lampung. Ia diperas hingga Rp70 juta. Para napi mengancam akan menyebarkan rekaman VCS korban apabila uang tidak ditransfer.

    “Dari hasil penyelidikan, para napi ini menggunakan identitas palsu. Mereka mengaku sebagai anggota Polri dengan foto profil polisi di akun media sosial,” jelas Derry.