provinsi: LAMPUNG

  • Begal di Lampung Menyamar Jadi ‘Pak Ogah’, Gigit Tangan Polisi Saat Ditangkap

    Begal di Lampung Menyamar Jadi ‘Pak Ogah’, Gigit Tangan Polisi Saat Ditangkap

    Liputan6.com, Jakarta Polisi menangkapan Mansur (23), begal di Kabupaten Lampung Tengah, setelah delapan bulan buron. Mansur melawan saat ditangkap. Dia menggigit tangan polisi.

    Kapolsek Padang Ratu, AKP Edi Suhendra mengatakan, pelaku sempat buron sejak Maret 2025. Ia akhirnya ditangkap di jalan lintas Kecamatan Padang Ratu-Gunung Sugih, setelah diketahui bersembunyi dengan berpura-pura menjadi ‘Pak Ogah’ di jalan rusak wilayah setempat.

    “Pelaku ini sudah buron selama delapan bulan dan terlibat lima kali aksi pencurian dengan kekerasan,” ujar Edi, Selasa (7/10/2025).

    Dalam aksi terakhirnya pada Maret 2025, Mansur membegal seorang pelajar SMP. Modus Mansur berpura-pura meminta tolong diantarkan ke Kampung Haduyang Ratu. Di tengah jalan, pelaku mencekik korban dan merampas sepeda motor.

    “Korban sempat melawan, dan pelaku menggigit tangannya hingga luka,” tutur Edi.

    Kini pelaku mendekam di sel tahanan dan dijerat dengan Pasal 365 dan/atau Pasal 368 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.

  • Waspada! Pasang Air Laut Maksimum Diprediksi Terjadi di Wilayah Pesisir Lampung 7-13 Oktober 2025

    Waspada! Pasang Air Laut Maksimum Diprediksi Terjadi di Wilayah Pesisir Lampung 7-13 Oktober 2025

    Dia bilang, dampak dari fenomena tersebut dapat dirasakan masyarakat di wilayah pesisir dan sekitar pelabuhan.

    “Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di kawasan pelabuhan dan pesisir, seperti bongkar muat kapal, kegiatan di pemukiman pesisir, hingga sektor perikanan darat,” jelas dia.

    Tri juga mengimbau masyarakat pesisir agar tetap waspada dan siaga menghadapi potensi pasang maksimum air laut, serta selalu memantau pembaruan informasi cuaca maritim dari Stasiun Meteorologi Maritim Panjang.

  • Pelajar SMP Penusuk Teman hingga Tewas di Pesisir Barat Dikenal Baik tapi Sering Di-bully

    Pelajar SMP Penusuk Teman hingga Tewas di Pesisir Barat Dikenal Baik tapi Sering Di-bully

    Liputan6.com, Pesisir Barat Polisi telah menetapkan seorang pelajar SMP di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, sebagai tersangka dalam kasus penusukan yang menewaskan teman sekolahnya. Insiden tragis itu terjadi di ruang kelas SMPN 12 Krui Tanjung Jati, Kecamatan Pesisir Selatan, pada Senin (29/9/2025) pagi.

    Pelaku berinisial SR (13) nekat menusuk korban JS (13) dengan gunting setelah diduga kerap menjadi korban perundungan.

    Peristiwa itu bermula ketika korban datang ke kelas pelaku dan mengajak berkelahi. Meski sempat diabaikan, korban tetap memprovokasi hingga akhirnya memukul kepala pelaku.

    “Pelaku saat itu langsung mengambil gunting yang ada di dalam mejanya, lalu menusuk korban di bagian kepala dan punggung,” kata Kasatreskrim Polres Pesisir Barat, Iptu Fabian Yafi, Selasa (7/10/2025).

    Fabian bilang, hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi menguatkan dugaan bahwa pelaku sering menjadi korban bullying oleh JS.

    “Korban ini merasa lebih unggul dari pelaku, sehingga kerap membuli. Saat kejadian, pelaku tampak sudah tidak mampu menahan emosinya,” ujar Fabian.

    Dia juga menyebut pelaku dikenal berperilaku baik di sekolah. Ia tidak pernah memiliki catatan pelanggaran dan dikenal rajin.

    “Pelaku tidak menyangka tindakannya menyebabkan kematian. Dia menyesal, dan selama ini memiliki rekam jejak sangat baik,” ungkapnya.

     

  • Gubernur Usul Pemerintah Pusat Tanggung Gaji ASN Daerah, Begini Respons Purbaya

    Gubernur Usul Pemerintah Pusat Tanggung Gaji ASN Daerah, Begini Respons Purbaya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa belum mempertimbangkan terkait usulan Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah agar pemerintah pusat menanggung gaji ASN daerah akibat pemangkasan transfer ke daerah (TKD) pada tahun depan.

    Purbaya mengaku usulan Mahyeldi itu sangat wajar. Menurutnya, jika memungkinkan maka pemerintah daerah akan meminta setiap bebannya ditanggung pemerintah pusat.

    “Tapi kan kita hitung kemampuan APBN saya seperti apa. Apalagi ini kan 9 bulan pertama kan ekonominya melambat. Ya naik turun, tapi turun terus kan. Jadi kalau diminta sekarang ya pasti saya enggak bisa,” ujar Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

    Dia merasa bisa saja mengambil alih sebagian besar tanggung jawab daerah. Hanya saja, batas defisit APBN 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) harus terlampaui.

    Bendahara negara itu belum ingin melangkahi aturan tersebut. Dia meyakini institusi internasional akan langsung mengkritisinya apabila melampaui batas defisit 3%.

    “Jadi, saya jaga itu. Saya jaga semuanya dulu. Saya optimalkan belanja, saya optimalkan pendapatan, saya hilangkan gangguan di bisnis,” ungkap Purbaya.

    Sebelumnya, Mahyeldi memprotes keputusan pemerintah pusat yang memotong anggaran TKD pada tahun depan. Dia pun mengusulkan jika tetap kukuh memotong TKD maka gaji ASN daerah juga harus ditanggung pemerintah pusat.

    “Harapan kita di daerah adalah bagaimana TKD ini dikembalikan lagi. Kalau enggak mungkin gaji pegawai bisa diambil oleh pusat, karena ini kan kaitan dengan DAU [dana alokasi umum]. Kan [DAU] juga pengurangan,” ujarnya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Protes Kepala Daerah

    Sebelumnya, puluhan gubernur dan wakil gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa (7/10/2025).

    Gubernur Jambi Al Haris, selaku ketua umum APPSI, menjelaskan bahwa para kepala daerah menyatakan keluh kesah kepada Purbaya terkait pemotongan transfer ke daerah pada tahun depan.

    Adapun dana transfer ke daerah mencapai Rp692,995 triliun dalam APBN 2026. Dana transfer ke daerah itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun ini senilai Rp919,9 triliun, turun 24,7% atau setara Rp226,9 triliun.

    “Daerah tentu banyak sekali yang merasakan dampak dari [pemotongan] TKD itu, di antaranya ada daerah yang mungkin sulit membayar belanja pegawai, besar sekali. Apalagi ada keharusan membayar P3K dan sebagainya. Nah, ini luar biasa berdampak terhadap APBD 2026,” ujar Al Haris usai pertemuan.

    Dia tidak menampik bahwa pemerintah pusat memiliki berbagai program yang akan dijalankan di daerah dengan anggaran Rp1.300 triliun pada tahun depan. Kendati demikian, pemerintah daerah tidak tahu menahu terkait program tersebut.

    Apalagi, sambungnya, masih banyak daerah yang pendapatan asli daerah (PAD) rendah. Al Haris khawatir daerah-daerah tersebut akan semakin kesulitan apabila dana transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang diterima juga semakin kecil.

    “Kalau daerah PAD-nya kecil, yang banyak menggantungkan nasib dengan TKDD, maka sulit mereka untuk mengembangkan daerahnya,” jelasnya.

    Sementara itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menambahkan bahwa dana transfer ke daerah yang telah direncanakan pada tahun depan hanya akan cukup untuk belanja rutin pemerintah provinsi.

    Sementara belanja infrastruktur seperti untuk pembangunan jalan hingga jembatan menjadi berkurang. Oleh sebab itu, Sherly mengungkapkan bahwa semua gubernur dan wakil gubernur yang hadir satu suara meminta Purbaya mempertimbangkan ulang pemotongan dana transfer ke daerah pada 2026.

    “Semuanya tidak setuju, karena kemudian kan ada beban P3K yang cukup besar dan ada janji untuk pembangunan jalan dan jembatan yang cukup besar. Dengan pemotongan yang rata-rata setiap daerah hampir sekitar 20%—30% untuk level provinsi dan di level kabupaten bahkan ada tadi dari Jawa Tengah yang hampir 60%—70%, itu berat untuk pembangunan infrastruktur,” ungkapnya.

    Adapun, setidaknya ada 24 gubernur dan wakil gubernur yang menemui Purbaya dalam pertemuan tersebut. Para kepala daerah yang hadir langsung itu berasal dari Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kep. Bangka Belitung, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sumatra Barat, DI Yogyakarta.

    Kemudian Papua Pegunungan, ⁠Bengkulu, Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB, Papua Barat Daya, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, hingga Sumatra Selatan.

  • Guru Privat Tewas Membusuk Tanpa Busana di Rumah, Terakhir Komunikasi dengan Pacarnya

    Guru Privat Tewas Membusuk Tanpa Busana di Rumah, Terakhir Komunikasi dengan Pacarnya

    Liputan6.com, Lampung – Warga Dusun Cetis, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, digemparkan dengan penemuan mayat seorang wanita tanpa busana di dalam rumahnya pada Selasa siang (7/10/2025).

    Korban diketahui bernama Ingan Ita (46), seorang guru privat atau pengajar bimbingan belajar (bimbel) yang tinggal seorang diri. Jasadnya ditemukan pertama kali oleh seorang tukang ojek langganan yang biasa mengantar-jemput korban.

    Saat ditemukan, tubuh Ingan sudah mengeluarkan aroma tidak sedap dan diperkirakan telah meninggal sekitar tiga hari sebelumnya.

    Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono, membenarkan adanya penemuan mayat tersebut. “Korban ditemukan tanpa busana di dalam rumahnya. Tanda-tanda kekerasan masih kami selidiki,” ujarnya, Selasa (7/10).

    Indik bilang, korban memang tinggal seorang diri sejak kedua orang tuanya meninggal dunia. Sementara keluarga lainnya diketahui tinggal di lokasi berbeda.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak menemukan adanya kerusakan pada pintu rumah. Kondisi pintu terkunci dari dalam, sehingga saksi terpaksa mendobrak untuk bisa masuk.

    “Di dalam rumah ditemukan beberapa obat-obatan jenis tablet pereda nyeri dan saraf, serta hasil CT-scan kepala. Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat mengaku sedang sakit,” jelas Indik.

     

     

  • Mahasiswa Unila Tewas Usai Diksar, Keluarga Bantah Temuan Polda Lampung Sebut Pratama Idap Tumor Otak

    Mahasiswa Unila Tewas Usai Diksar, Keluarga Bantah Temuan Polda Lampung Sebut Pratama Idap Tumor Otak

    Liputan6.com, Jakarta Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) meninggal dunia usai mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel). Keluarga almarhum menegaskan Pratama tidak memiliki riwayat penyakit tumor di kepala seperti yang disebut dalam hasil ekshumasi tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung.

    Ibu korban, Wirnawani, mengatakan selama hidupnya Pratama tidak pernah menderita penyakit berat, apalagi tumor otak. Dia menegaskan anaknya baru dirawat di rumah sakit setelah mengikuti kegiatan Diksar tersebut.

    “Tidak ada, belum pernah anak saya diraw.t di rumah sakit. Setelah Diksar baru dia dirawat. Dari kecil tidak pernah ada keluhan sakit seperti itu,” ujar Wirnawani, di Mapolda Lampung, Selasa (7/10/2025).

    Sementara itu, penasihat hukum keluarga Pratama, Icen Amsterly, menambahkan bahwa hasil ekshumasi yang diumumkan oleh tim dokter forensik dan Ditreskrimum Polda Lampung belum sepenuhnya menjawab dugaan adanya kekerasan dalam kegiatan Diksar Mahepel.

    “Disebut ada dugaan tumor ditemukan, tapi dari pihak keluarga kami tegaskan bahwa sejak kecil hingga meninggal dunia, Pratama tidak punya riwayat penyakit tersebut,” kata Icen.

  • Geger Penemuan Mayat di Sungai Dekat Perkebunan, Ada Bekas Luka Senjata Tajam

    Geger Penemuan Mayat di Sungai Dekat Perkebunan, Ada Bekas Luka Senjata Tajam

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Kebagusan, Kabupaten Pesawaran Lampung, digegerkan penemuan mayat tanpa identitas di pinggir sungai area perkebunan PTPN VII Way Brulu. Jenazah yang ditemukan pada Minggu (5/10/2025) sore itu sudah dalam kondisi membusuk dengan sejumlah luka yang diduga bekas senjata tajam. 

    Kepala Dusun Sidototo, Tatang mengatakan mayat berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan dalam posisi terlentang tanpa baju dan hanya mengenakan celana jins pendek. 

    “Kondisi sudah parah, tubuh membengkak, wajah sulit dikenali. Tapi saya lihat ada bekas luka senjata tajam di tangan dan perut,” ujar Tatang, Selasa (7/10/2025).

    Dia menjelaskan, di tangan kiri korban masih tampak kalung rantai, namun warga tidak menemukan tanda pengenal apa pun di lokasi.

    “Identitas belum diketahui, kami tidak menemukan KTP atau benda lain yang bisa mengenali korban,” ungkapnya.

    Terpisah, Kasatreskrim Polres Pesawaran, Iptu Pande Putu Yoga, mengonfirmasi penemuan mayat tersebut. 

    Dia menyebut, jajarannya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.

    “Benar, kami menerima laporan dari masyarakat tentang penemuan jenazah tanpa identitas. Tim langsung ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal,” terang dia.

  • Polisi Ungkap Hasil Ekshumasi Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar Pencinta Alam

    Polisi Ungkap Hasil Ekshumasi Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar Pencinta Alam

    Liputan6.com, Lampung – Polda Lampung mengumumkan hasil ekshumasi terhadap jenazah Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).

    Hasilnya menunjukkan adanya tumor otak, namun penyidik juga menemukan bukti adanya tindakan kekerasan dalam kegiatan tersebut.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Lampung, Kombes Indra Hermawan, mengatakan pihaknya telah menaikkan kasus itu dari tahap penyelidikan ke penyidikan.

    Langkah itu diambil setelah polisi memeriksa 52 saksi, termasuk 11 panitia kegiatan, 28 alumni, dan satu tenaga medis yang sempat merawat korban.

    “Dari bukti yang ada, kami menemukan indikasi kekerasan. Namun untuk memastikan siapa pelaku dan bagaimana peristiwa kekerasan itu terjadi, masih perlu pendalaman lebih lanjut,” ujar Indra di Polda Lampung, Selasa (7/10/2025).

    Indra bilang, korban Pratama bukan satu-satunya yang mengalami kekerasan dalam kegiatan Diksar Mahepel.

    Berdasarkan hasil penyidikan dan keterangan saksi-saksi, terdapat beberapa peserta lain yang juga menjadi korban.

     

  • Drama Penangkapan Tersangka Begal Motor di Lampung: Sempat Berontak hingga Gigit Tangan Polisi

    Drama Penangkapan Tersangka Begal Motor di Lampung: Sempat Berontak hingga Gigit Tangan Polisi

    Pelaku diketahui bernama Mansur, yang disebut polisi sebagai target operasi (TO) karena terlibat dalam sejumlah kasus pencurian kendaraan bermotor di wilayah Lampung Tengah.

    “Pelaku ini memang sudah lama kami incar. Ada beberapa tempat kejadian perkara pencurian motor di mana dia menjadi pelakunya,” ujar Alsyahendra.

  • Kecelakaan Maut Mobil Rombongan Pengantin Masuk Jurang di Lampung, Dua Tewas

    Kecelakaan Maut Mobil Rombongan Pengantin Masuk Jurang di Lampung, Dua Tewas

    Liputan6.com, Lampung – Kecelakaan maut menimpa rombongan keluarga pengantin asal Bogor, Jawa Barat (Jabar) saat mobil Isuzu Elf bernomor polisi F 7016 FL yang mereka tumpangi terjun bebas ke dalam jurang di Tanjakan Sedayu, Jalan Lintas Barat, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus Lampung pada Minggu siang 5 Oktober 2025.

    Mobil yang mengangkut 13 orang tersebut diketahui tengah dalam perjalanan dari arah Pesisir Barat menuju Bandar Lampung, dengan tujuan akhir ke Bogor.

    Akibat insiden itu, dua penumpang tewas di tempat, sementara beberapa lainnya mengalami luka berat.

    Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko mengatakan, mobil yang membawa rombongan besan pengantin itu hilang kendali di jalan menurun dan menikung tajam, sebelum akhirnya masuk ke dalam jurang.

    “Benar, telah terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Lintas Barat, Tanggamus, sekitar pukul 11.00 WIB. Dari 13 penumpang termasuk sopir, dua meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat,” ujar Rahmad, Senin (6/10/2025).

    Tanjakan Sedayu sendiri dikenal memiliki kontur jalan curam dan tikungan tajam. Lokasi tersebut kerap menjadi titik rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan besar seperti minibus dan truk.

    Identitas Sopir dan Penumpang

    Berikut daftar sopir dan 12 penumpang mobil Isuzu Elf rombongan keluarga pengantin yang terjun ke jurang:

    Sopir: Mail (52), warga Dusun Tarikolot, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penumpang:

    1. Aji

    2. Maryanah (54)

    3. Siti Aisah (35)

    4. M. Alfarizi (9)

    5. Syahreza (13)

    6. Sunerni (54)

    7. Siti Fadilatul M (10)

    8. M. Husen (50)

    9. Mamah (35)

    10. Acep

    11. Nining

    12. Asmi

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (05/10) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Dua Kios di Glodok Plaza Terbakar, Truk Alami Kecelakaan, Baru Dibangun, Jembatan Gantung Ambruk, Perempuan Hamil Jadi Korban Jambret.