provinsi: LAMPUNG

  • Sopir Truk jadi Korban Pemalakan di Lampung Tengah, Pelaku Mengancam Pakai Kayu Balok

    Sopir Truk jadi Korban Pemalakan di Lampung Tengah, Pelaku Mengancam Pakai Kayu Balok

    Dalam sebuah video amatir warga yang viral di media sosial, terlihat tiga petugas Unit Reskrim Polsek Terbanggi Besar berpakaian preman berhasil meringkus satu pelaku pada Sabtu dini hari 20 September 2025.

    Pelaku diketahui bernama Agung (24), warga setempat, yang kerap melakukan pemalakan disertai ancaman menggunakan senjata tajam. Saat diamankan, pelaku menjerit ketakutan bahkan menangis saat akan dibawa ke mobil petugas.

    “Kejadian di Terbanggi Besar, ini yang sering mintain duit sopir, barusan banget ditangkap polisi, teriak-teriak pelakunya,” kata seorang warga yang merekam video tersebut.

    Kapolsek Terbanggi Besar, AKP Dailami, mengonfirmasi penangkapan pelaku. Dia bilang, modus lempar telur kerap digunakan untuk menghentikan kendaraan sebelum memalak korban.

    “Modusnya melempar kaca mobil dengan telur, sehingga pandangan terganggu. Setelah itu pelaku menghampiri pengendara, lalu memaksa dan mengancam mengambil barang-barang milik korban,” ucap Dailami, Sabtu 20 September 2025.

    Dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, pelaku merupakan residivis yang sudah empat kali keluar masuk penjara. Selain Agung, polisi masih memburu empat rekan pelaku lainnya yang diduga terlibat dalam aksi premanisme tersebut.

    “Barang bukti yang diamankan berupa satu unit telepon seluler milik korban. Dari pengakuannya, mereka biasanya beraksi malam hingga dini hari dengan sasaran mobil pribadi dari luar daerah,” kata Dailami.

    Dailami menegaskan kasus ini murni aksi premanisme, bukan kejahatan terorganisir. Untuk mencegah kejadian serupa, polisi akan meningkatkan patroli pada jam rawan serta mengaktifkan kembali pos pengamanan di Simpang Terbanggi Besar.

    “Ini untuk meminimalisir bahkan mencegah aksi premanisme kembali terjadi,” tutupnya.

    Tangkapan layar rekaman video viral aksi premanisme di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah.

  • 8 Senior Tersangka Penganiayaan Mahasiswa Unila Hingga Tewas Belum Ditahan, Polisi Buka Kemungkinan Pelaku Bertambah

    8 Senior Tersangka Penganiayaan Mahasiswa Unila Hingga Tewas Belum Ditahan, Polisi Buka Kemungkinan Pelaku Bertambah

    Liputan6.com, Jakarta Polisi belum menahan delapan senior yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan dalam kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) Universitas Lampung (Unila) yang menewaskan, Pratama Wijaya Kusuma. 

    Direktur Reskrimum Polda Lampung, Kombes Pol Indra Hermawan mengatakan, keputusan penahanan para tersangka mempertimbangkan dua aspek.

    “Dalam gelar perkara sudah kami sampaikan, ada syarat subjektif maupun objektif yang harus dipenuhi. Secara objektif, misalnya ancaman hukuman di atas lima tahun, atau diatur dalam pasal pengecualian. Sedangkan subjektif, kami nilai apakah tersangka berpotensi melarikan diri, mengulangi perbuatan, atau menghilangkan barang bukti,” kata Indra dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Jumat (24/10/2025).

    Indra menjelaskan, penyidik masih menimbang dua hal tersebut sebelum memutuskan langkah penahanan terhadap para tersangka. Dalam kasus itu, para pelaku dijerat dengan Pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan.

    Selain itu, penyidik masih menunggu kehadiran dua saksi yang belum memenuhi panggilan pemeriksaan. Jika dalam pemanggilan kedua masih absen, penyidik akan mengeluarkan surat perintah membawa. Polisi membuka kemungkinan jumlah pelaku bertambah.

    “Kalau dari keterangan dua saksi ini nanti muncul alat bukti baru, kemungkinan adanya penambahan tersangka bisa saja terjadi. Tapi kita masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan,” jelas dia.

  • Nggak Gampang! Ini Tantangan Indonesia Menuju BBM Etanol 10%

    Nggak Gampang! Ini Tantangan Indonesia Menuju BBM Etanol 10%

    Jakarta

    Penerapan BBM etanol 10 persen di Indonesia ternyata tak mudah dan penuh tantangan. Sebab, selain perlu kajian panjang, bahan baku senyawa nabati tersebut harus disiapkan dan dikelola dengan baik.

    Dosen Program Studi Teknik Pangan FTI – Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Ronny Purwadi mengatakan, sebelum bicara soal etanol, kita perlu lebih dulu memahami hulunya, yakni perkebunan. Jika mau menghasilkan etanol terbaik, maka bahan baku tumbuhannya juga harus diurus dengan sungguh-sungguh.

    “Menata kembali dari hulu ke hilir. Misal dari perkebunan, kalau mau dari tebu, kebunnya harus bener dong. Yield-nya tebu mesti naik, tebunya jangan kurus-kurus, pabriknya mesti lebih efisien,” ujar Prof Ronny kepada

    “Kita tahu lah kenapa pabrik gula di Indonesia terutama yang dari PTPN itu boros, rugi terus karena ongkos energi lebih besar dari keuntungan, itu kan yang harus dibenerin, baru ke etanolnya. Saya rasa itu kalau dari gula ya, kecuali kalau dari yang lain. Nah yang lain harus dikembangkan karena pengalamannya belum ada,” tambahnya.

    Rintangan BBM etanol 10 persen. Foto: Agung Pambudhy

    Menurut Prof Ronny, tak ada salahnya belajar dari negara-negara lain yang telah sukses mengaplikasikan BBM dengan campuran etanol, salah satunya dari Thailand yang sudah menerapkan E10.

    “Saya ikut yang desain sampai operasional pabrik bioetanol menggunakan singkong di Lampung itu juga kita melihat contoh di Thailand bisa, kemudian kita undang projektan dari India yang belum pernah bisa bikin, ya untung jadi,” ungkapnya.

    Prof Ronny menegaskan, jika melihat situasi sekarang, maka Indonesia belum siap menerapkan wajib BBM etanol 10 persen mulai tahun depan. Bahkan, jika industrinya dibangun mulai hari ini, persiapannya masih dianggap belum matang.

    “Itung-itungannya belum, karena kalau kita mengandalkan industri bioethanol tahun ini, jawabannya belum (siap). Kalau kita bangun mulai hari ini juga pabriknya, saya nggak yakin juga,” tuturnya.

    “Cita-cita baik, tapi realisasinya harus dihitung, mudah-mudahan mimpi itu tidak padam,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pemerintah akan menerapkan penggunaan etanol 10 persen (E10) sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) mulai 2027.

    Bahlil mengatakan pemerintah masih mengkaji waktu paling tepat menerapkan kebijakan ini. Namun, ia melihat kebijakan ini kemungkinan berlaku dua tahun lagi.

    “Tetapi menurut saya yang kita lagi desain kelihatannya paling lama 2027 ini sudah bisa jalan,” ungkap Bahlil di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

    Dia menjelaskan, penerapan kebijakan tersebut mempertimbangkan kesiapan pabrik etanol. Menurutnya, pabrik etanol dalam negeri harus terbangun terlebih dulu sebelum penerapan kebijakan.

    Meski demikian, pemerintah tetap akan mendorong penerapan E10 secepatnya. Bahlil berkata kebijakan itu penting untuk kemandirian energi Indonesia.

    “E10 adalah bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor bensin sebab impor bensin banyak, 27 juta ton per tahun,” kata dia.

    (sfn/sfn)

  • RI-Brasil Kuatkan Kerja Sama Energi, DPR Dorong Fokus ke Bioetanol

    RI-Brasil Kuatkan Kerja Sama Energi, DPR Dorong Fokus ke Bioetanol

    Jakarta

    Kerja sama energi antara Indonesia dan Brasil dinilai menjadi langkah strategis memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih. Kolaborasi yang dibahas dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva di Jakarta itu dinilai membuka peluang investasi baru di sektor bioenergi, efisiensi energi, dan pengembangan sumber daya manusia.

    Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi Golkar, Dewi Yustisiana, menyebut kerja sama ini bukan hanya simbol diplomasi, tetapi langkah nyata menuju energi berkelanjutan.

    “Kerja sama Indonesia-Brasil ini bukan hanya simbol diplomasi, tetapi langkah nyata memperkuat energi bersih dan nilai tambah sumber daya alam kita. Indonesia harus memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin,” ujar Dewi di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Menurutnya, ruang lingkup kolaborasi yang meliputi migas, energi baru terbarukan, efisiensi energi, dan pengembangan SDM perlu segera diterjemahkan menjadi program konkret. Ia menilai sektor bioenergi, khususnya bioetanol, berpotensi memberikan hasil cepat dan manfaat ekonomi langsung.

    Brasil merupakan produsen etanol terbesar kedua di dunia dan berhasil menerapkan mandatori bioetanol seperti E30 hingga E100 di berbagai wilayah. Dewi menilai Indonesia dapat mengadopsi pengalaman tersebut untuk memperkuat program BBM campuran etanol E10 yang tengah dikembangkan pemerintah.

    “Alih teknologi dari Brasil akan membantu kita menghadirkan energi yang lebih ramah lingkungan dengan dampak ekonomi langsung bagi petani dan masyarakat,” jelasnya.

    Ia menambahkan, pengembangan bioetanol berpotensi menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau – mulai dari budidaya bahan baku, pembangunan fasilitas produksi, hingga distribusi. Petani menjadi aktor utama rantai pasok etanol melalui pemanfaatan komoditas seperti tebu, jagung, dan singkong yang akan meningkatkan pendapatan daerah sentra pertanian.

    “Kalau ekosistemnya terbangun, program ini akan menggerakkan ekonomi pedesaan dan memperkuat ketahanan pangan-energi kita sekaligus,” imbuhnya.

    Sejumlah provinsi seperti Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan disebut memiliki potensi besar sebagai basis produksi etanol nasional, sementara wilayah seperti Sulawesi Selatan, NTB, dan Papua mulai berkembang sebagai sentra baru.

    Sebagai penutup, Dewi menegaskan DPR akan mengawal realisasi kerja sama ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan rakyat.

    “Kita ingin hasil konkret: energi bersih yang terjangkau, nilai tambah di dalam negeri, peningkatan pendapatan petani, dan lapangan kerja baru. Jika dieksekusi dengan tepat, ini momentum lompatan besar menuju kemandirian energi nasional,” tegas legislator asal daerah pemilihan Sumatera Selatan II itu.

    (rrd/rrd)

  • Peringatan BMKG: Hujan Lebat Hantam RI, Waspada Banjir di Lokasi Ini!

    Peringatan BMKG: Hujan Lebat Hantam RI, Waspada Banjir di Lokasi Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan, terutama di bagian selatan ekuator seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, dan Sulawesi bagian selatan.

    Dalam beberapa hari terakhir, BMKG mencatat hujan sangat lebat terjadi di beberapa lokasi. Misalnya Jakarta Selatan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dan Manggarai.

    Sementara itu, cuaca panas mendidih yang semapt mengintai wilayah Indonesia sudah mulai menurun. Beberapa wilayah yang tercatat mengalami suhu tinggi dalam beberapa hari terakhir adalah Kupang (37 derajat Celsius), Majalengka (36,4 derajat Celsius), dan Konawe Selatan (36,2 derajat Celsius).

    Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingginya curah hujan beberapa hari terakhir. Pertama, BMKG mendeteksi indikasi peningkatan suplai uap air berdasarkan indikator DMI negatif. Kemudian ada peningkatan awan konvektif dari aktifnya MJO.

    Adapun gelombang atmosfer Rossby Equator, keberadaan sirkulasi siklonik di Laut China Selatan, Laut Sulu, Kalimantan dan Maluku, serta faktor lokal di masing-masing wilayah, dikatakan dapat memicu kondisi atmosfer yang relatif labil.

    Hal ini mendorong terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

    Lebih lanjut, berikut laporan BMKG terkait prospek cuaca sepekan ke depan di wilayah RI, mulai dari 24 hingga 30 Oktober 2025:

    24-26 Oktober 2025

    Waspada Hujan Sedang: Aceh, Sumut, Riau, Kep. Riau, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalut, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Malut, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumut, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Kalteng, Kalsel, Malut, Maluku, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua.

    Angin Kencang: Sumut, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Kep. Riau, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, NTT, Kalbar, Kaltim, Kalteng.

    27-30 Oktober 2025

    Waspada Hujan Sedang: Aceh, Sumut, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Malut, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kalsel, Papua Pegunungan.

    Imbauan BMKG

    Siaga hujan lebat yang disertai angin kencang dan/atau petir.
    Jauhi wilayah terbuka, pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai petir dan/atau angin kencang.
    Jaga stabilitas cairan tubuh dan gunakan tabir surya.
    Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor.
    Pantau informasi cuaca terkini lewat kanal resmi BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kisah Remaja Pemulung Viral, Dinas P3A Lampung Tegaskan Tak Ada Bully dan Pastikan Gina Sekolah Lagi

    Kisah Remaja Pemulung Viral, Dinas P3A Lampung Tegaskan Tak Ada Bully dan Pastikan Gina Sekolah Lagi

    Sebagai janda dengan enam anak, Misna hidup serba kekurangan. Setiap hari ia mencari rongsokan dan botol bekas untuk dijual. Penghasilannya sekitar Rp 600 ribu per bulan, itu pun sebagian habis untuk membayar kontrakan Rp 300 ribu.

    “Kadang tiga hari kami nggak makan. Anak saya yang kerja kirim Rp 500 ribu buat beli beras,” ucapnya.

    Dia berharap pemerintah bisa membantu anak-anak miskin agar tetap sekolah, termasuk membantu mengurus dokumen administrasi seperti akta kelahiran dan kartu keluarga bagi anak bungsunya yang baru berusia enam tahun.

    “Saya ingin anak-anak saya sekolah tinggi, jangan seperti saya yang cuma sampai kelas 4 SD,” kata Misna.

    Sementara itu, Wakil Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung Abdul Rohman membantah bahwa pihak sekolah mengeluarkan Gina.

    “Sekolah tidak pernah mengeluarkan Gina. Kami masih memantau dia, bahkan pernah lihat dia memulung di daerah Kemiling,” kata Abdul.

    Abdul menjelaskan, pihak sekolah telah berupaya menyalurkan Gina ke Program Kejar Paket B (PKBM) agar tetap bisa mendapatkan ijazah setara SMP.

    “Kami arahkan ke PKBM supaya dia bisa lanjut sekolah. Sekolah kami ini ramah anak, bahkan ada satgas dan program anti-bullying,” klaimnya.

    Menurut Abdul, Gina sempat menghilang dari sekolah setelah tantenya yang dulu mengasuhnya sejak bayi, meninggal dunia.

    “Mungkin dia minder dan akhirnya tak masuk lagi. Kami tetap berharap dia mau ikut PKBM supaya bisa terus belajar,” jelas Abdul.

  • Soal Usulan School Kitchen, Waka BGN: Boleh Saja, Kalau Sekolahnya Mampu
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Oktober 2025

    Soal Usulan School Kitchen, Waka BGN: Boleh Saja, Kalau Sekolahnya Mampu Nasional 23 Oktober 2025

    Soal Usulan School Kitchen, Waka BGN: Boleh Saja, Kalau Sekolahnya Mampu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menanggapi usulan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Abdul Mu’ti soal konsep “School Kitchen” untuk membantu program makan bergizi gratis (MBG).
    Nanik mengatakan, BGN terbuka untuk mencoba menyelenggarakan MBG secara metode campur, baik melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun dapur sekolah.
    “Kalau misalnya ada (usulan) boleh enggak bu itu
    school kitchen
    , boleh saja, kalau memang sekolahnya mampu,
    why not
    , enggak masalah, kita
    mix
    ,” ujar Nanik dalam agenda Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa melalui MBG, di ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
    Terkait usulan itu, Nanik mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba di dapur sekolah di wilayah Bogor dan Lampung.
    Namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dan memengaruhi kualitas makanannya.
    “Masalahnya sampai saat ini ada yang pernah dicoba di Bogor, kantin ini, ada beberapa yang mengelola, ternyata gara-gara pemiliknya berantem, malah makanannya juga keracunan, di Lampung juga udah pernah dicoba,” kata dia.
    Nanik menambahkan, wilayah 3T boleh membuka dapur MBG secara mandiri yang dikelola pemerintah daerah, kabupaten atau desa.
    Nantinya, BGN akan membayar sewa selama empat tahun kepada dapur-dapur tersebut.
    “Di wilayah 3T nanti ada dapur-dapur itu yang dibangun oleh pemerintah daerah atau pemerintah desa, nanti disewa oleh BGN 4 tahun di depan itu kita bayarkan di depan 4 tahun sewanya,” ucapnya.
    Sebelumnya, Abdul Mu’ti pernah menyampaikan bahwa usulan “School Kitchen” baru bisa dijalankan setelah mendapatkan penilaian dari BGN serta memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
    Mekanisme tersebut masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan akan dipastikan setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) baru.
    “Ini masih kami bicarakan di rapat lintas kementerian. Bagaimana finalnya, kita tunggu sampai Perpresnya keluar. Apapun hasilnya, kami akan mengikuti dan melaksanakannya,” ujar Mu’ti, Kamis (16/10/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nyaris Diamuk Massa, Lansia di Lampung Cabuli Tiga Anak Tetangganya

    Nyaris Diamuk Massa, Lansia di Lampung Cabuli Tiga Anak Tetangganya

    Liputan6.com, Lampung – Seorang pria lanjut usia berinisial Al (62), warga Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung, nyaris menjadi bulan-bulanan warga. Setelah AI diduga menyetubuhi tiga bocah perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

    Beruntung, petugas Reskrim Polsek Tanjung Karang Barat segera datang ke lokasi dan mengamankan pelaku sebelum amarah warga meluas.

    Kapolsek Tanjung Karang Barat, AKP Ono Karyono, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa sore (14/10/2025). Warga mendatangi rumah pelaku setelah mendapat informasi dari para orang tua korban yang melaporkan dugaan kekerasan seksual terhadap anak mereka.

    “Pelaku sudah diamankan. la merupakan pengangguran dan tinggal bertetangga dengan para korban,” ujar Ono, Kamis (23/10/2025).

    Dari hasil keterangan tersangka, aksi bejat itu dilakukan di dalam rumahnya. Teras rumah tersangka itu sering dijadikan tempat bermain anak-anak sekitar.

    Dari hasil penyelidikan, ketiga korban masing-masing berinisial AN (6), SS (7), dan HA (7).Ketiganya tinggal berdekatan dengan pelaku.

    Aksi dugaan persetubuhan tersebut dilakukan tiga kali pada hari berbeda ; Kamis, 9 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB terhadap korban SS, Jumat, 10 Oktober 2025 pukul 13.30 WIB terhadap korban AN dan pada Sabtu, 11 Oktober 2025 pukul 08.00 WIB terhadap korban HA.

  • Fakta Baru Pemerkosaan Mayat Bocah di Lampung, Pelaku Beri Racun di Gorengan

    Fakta Baru Pemerkosaan Mayat Bocah di Lampung, Pelaku Beri Racun di Gorengan

    Usai memakan gorengan beracun itu, korban disebut pingsan. Pelaku kemudian menyeret korban ke kamar bedeng tempatnya bekerja.

    Di ruangan itu, pelaku mencekik korban menggunakan tali hingga tewas, lalu memperkosa jasad korban sebanyak dua kali. Setelahnya, pelaku melarikan diri.

    “Total ada 56 adegan yang diperagakan, mulai dari pelaku memberi makanan, korban pingsan, hingga pelaku menghabisi nyawa korban dan memperkosanya,” ungkap dia.

    Atas perbuatannya, Mariyanto dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana dan pemerkosaan anak di bawah umur, dengan ancaman hukuman maksimal mati.

    “Pekan ini berkas perkara kasusnya akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Tulang Bawang,” tutup dia.

     

     

     

  • Produki Beras Meningkat, Pemerintah Incar Percepatan Swasembada

    Produki Beras Meningkat, Pemerintah Incar Percepatan Swasembada

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mematok target swasembada pangan dalam kurun 2—3 bulan mendatang. Sasaran swasembada pangan tersebut turut ditopang dengan proyeksi produksi beras yang meningkat hingga akhir tahun.
     
    Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah ingin mempercepat sasaran swasembada pangan dalam waktu yang cepat.
     
    Menurutnya, percepatan swasembada merupakan lompatan besar yang dapat diwujudkan secara kolaboratif.
     
    “Kalau target, swasembada secepat-cepatnya, menguntungkan petani, konsumen tersenyum. Jadi harus kita stabilkan harga. Stabilisasi harga bahan-bahan pokok, khususnya yang disubsidi pemerintah. Itu harus distabilkan. Swasembada ini sudah kita bertahap. Insyaallah doakan mudah-mudahan tidak ada halangan, 2-3 bulan ke depan bisa,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi.
     
    Dia menuturkan Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan dalam kurun 4 tahun.
     
    “Mimpi kita, target Bapak Presiden 4 tahun swasembada, itu kita capai dalam waktu 1 tahun. Dan itu adalah lompatan besar yang kita buat bersama. Bukan saja Kementerian Pertanian, tapi semua anak bangsa yang ikut berpartisipasi. TNI, Polri, Kejaksaan, Bulog, Badan Pangan, semuanya,” kata Amran.
     
    Dalam kesempatan sebelumnya, Bapanas mencatat penyerapan beras produksi dalam negeri oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menembus 3 juta ton dengan kualitas beras yang terjaga baik.
     
    Stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan oleh Perum Bulog telah melalui serangkaian upaya untuk memastikan kualitasnya.
     
    Dengan penyerapan produksi dalam negeri tersebut, katanya mesti dibarengi dengan berbagai upaya penjaminan kualitas sebelum stok disalurkan.
     
    Adapun upaya pemeliharaan yang dilakukan Bulog meliputi pemeriksaan awal beras saat masuk ke gudang dan kualitas beras di gudang secara berkala. Kemudian dilakukan pula dengan memastikan sanitasi gudang dan spraying (penyemprotan) hingga fumigasi apabila ada indikasi serangan hama.
     
    Dalam penyaluran ke masyarakat tetap memperhatikan kondisi riil kualitas beras yang apabila ditemukan penurunan mutu, tanpa menunggu lama, segera diterapkan tindakan seperti pemisahan dan reprocessing(pengolahan kembali). Bulog pun memastikan hanya beras layak konsumsi yang tersalurkan ke masyarakat.
     
    Sampai 6 Oktober, posisi stok beras di Bulog berada di angka total 3,89 juta ton yang terdiri dari CBP 3,83 juta ton dan komersial 56.600 ton.
     
    Sumber stok bersumber dari pengadaan dalam negeri dengan total 3,09 juta ton dengan realisasi penyaluran ke masyarakat melalui berbagai program di angka 870.800 ton.

    Lumbung Beras Nasional

    Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tiga provinsi di Indonesia yakni Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah masih menjadi lumbung produksi beras nasional.
     
    Total produksi beras di tiga wilayah itu mencapai 16,5 juta ton atau 49,72% dari total produksi nasional.
     
    Berdasarkan proyeksi BPS, produksi beras nasional periode Januari—November 2025 diperkirakan mencapai 33,19 juta ton.
     
    Provinsi Jawa Timur diperkirakan mencatat produksi beras hingga 5,79 juta ton, lalu Provinsi Jawa Barat tercatat 5,54 juta ton, dan Provinsi Jawa Tengah 5,17 juta ton.
     
    Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud menuturkan total produksi beras nasional sampai dengan November 2025 diperkirakan melampaui capaian pada 2024 yang tercatat sebanyak 29,47 juta ton.
     
    “Lumbung produksi beras nasional masih di Pulau Jawa, khususnya Jatim, Jabar, dan Jateng. Kalau di luar Jawa, produksi tertinggi masih di Sulawesi Selatan,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (23/10/2025).
     
    Proyeksi sampai dengan November 2025, produksi beras di Provinsi Sulsel mencapai 3,02 juta ton.
     
    Adapun di Pulau Sumatra, lumbung produksi beras tercatat di Sumatra Selatan, Lampung, dan Sumatra Utara. Ketiga provinsi di Sumatra itu diperkirakan mampu mencatat total produksi beras sebanyak 5,29 juta ton.
     
    BPS juga mencatat luas panen padi pada Agustus 2025 sebesar 1,11 juta hektare, mengalami
    kenaikan sebesar 0,09 juta hektare atau 9,18% dibandingkan dengan luas panen padi di Agustus 2024 yang sebesar 1,02 juta hektare.
     
    Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) pada Agustus 2025 diperkirakan sebanyak 6,73 juta ton GKP, mengalami kenaikan sebanyak 0,6 juta ton GKP atau 9,84% dibandingkan dengan produksi padi GKP di Agustus 2024 yang sebanyak 6,12 juta ton GKP.
     
    Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada Agustus 2025 diperkirakan sebanyak 5,63 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 0,51 juta ton GKG atau 9,9% dibandingkan dengan produksi padi GKG di Agustus 2024 yang sebanyak 5,12 juta ton GKG. (*)