Jakarta, Beritasatu.com – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) berhasil mencatatkan reduksi emisi gas rumah kaca sebesar 235.950 ton CO₂eq sepanjang tahun 2017 hingga tutup tahun 2024. Dengan kata lain, terdapat peningkatan reduksi emisi sebesar 33.336 ton CO₂eq pada 2024 jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 202.614 ton CO₂eq dari rentang tahun 2017 hingga 2023. Ke depannya, ARKO memperkirakan mampu melakukan reduksi emisi gas rumah kaca sebesar +99.937 ton CO₂eq per tahun setelah Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni beroperasi. Reduksi emisi gas rumah kaca ini juga dapat dilakukan karena energi yang dihasilkan oleh ARKO berasal dari energi aliran sungai dan tentunya tergolong energi baru dan terbarukan (EBT). Diharapkan, dengan kontribusi terhadap lingkungan berupa reduksi emisi gas rumah kaca, ARKO mampu membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 dengan lebih cepat.
Saat ini, ARKO memiliki total kapasitas terkontrak sebesar 42,8 MW dari tiga proyek yang telah beroperasi yakni Proyek Cikopo, Jawa Barat (7,4 MW), Proyek Tomasa, Sulawesi Tengah (10 MW), Proyek Yaentu, Sulawesi Tengah (10 MW) serta dari dua proyek yang sedang di dalam tahap konstruksi, yakni Proyek Kukusan, Lampung (5,4 MW) dan Proyek Tomoni, Sulawesi Selatan (10 MW). Kelima proyek pembangkit listrik tersebut memanfaatkan aliran sungai langsung (run-of-river) dengan target estimasi produksi listrik dari proyek yang telah beroperasi pada tahun 2025 sebesar 164,1 GWh.
Presiden Direktur Perseroan, Aldo Artoko, mengatakan bahwa Perseroan optimistis dengan pengembangan sektor EBT di Indonesia dan yakin bahwa Perseroan mampu mendukung target pemerintah seperti target bauran energi, Net Zero Emission (NZE), hingga swasembada energi. Untuk itu, Perseroan terus mempercepat proses konstruksi kedua proyek agar dapat segera berkontribusi bagi bauran energi Indonesia yang berasal dari EBT dan mempercepat Indonesia mewujudkan cita-cita swasembada energi.
“Kami terus mengakselerasi konstruksi proyek pembangkit listrik yang tengah berjalan yakni Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni yang masing-masing progress konstruksinya sudah mencapai 60,8% dan 16,9% pada Januari 2025,” ujar Aldo.
“Ke depannya, kami juga terus berupaya untuk meraih Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli tenaga listrik mengingat kapasitas pembangkit listrik yang ada di dalam pipeline kami saat ini telah lebih dari 260 MW. Dengan demikian, ARKO akan terus mampu mencetak pertumbuhan secara berkelanjutan,” lanjutnya
Aldo melanjutkan dengan lebih banyak proyek pembangkit listrik yang dibangun, reduksi emisi gas rumah kaca yang dilakukan oleh ARKO pun dapat lebih besar lagi, sehingga target Net Zero Emission dapat terwujud untuk masa depan bumi kita yang lebih baik.







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5144935/original/097559500_1740649702-IMG-20250227-WA0025.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

