provinsi: LAMPUNG

  • Ibunda Ungkap Briptu Ghalib Surya Ganta Harapan Besar Keluarga: Dia Anakku Satu-satunya – Halaman all

    Ibunda Ungkap Briptu Ghalib Surya Ganta Harapan Besar Keluarga: Dia Anakku Satu-satunya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belum habis air mata Suryalina meratapi kepergian suami, dia kini kehilangan anaknya Briptu Anumerta Ghalib Surya Ganta korban penembakan kasus judi sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.

    Hal itu disampaikan dalam konferensi pers yang digelar Hotman Paris di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).

    Suryalina mengungkapkan cerita awal anaknya yang dikabarkan menjadi korban penembakan.

    “Kabar anak saya satu-satunya itu saya terima waktu hari Senin (17/3/2025) itu jam 05.30 WIB,” urainya.

    Mendengar kabar tersebut, Suryalina langsung berdoa salat magrib bahwa kondisi anaknya baik-baik saja.

    “Saya berharap anak saya yang ditembak bukan bagian vitalnya tangan atau kaki tapi tidak lama ada kabar anak saya kritis dibawa ke rumah sakit, habis saya solat magrib itu dikasih kabar kalau anak saya sudah meninggal,” tuturnya.

    Suryalina tak kuasa menahan tangisnya, sebab putranya itu menjadi harapan besar keluarga usai kepergian suami tercinta.

    Kepada Hotman Paris, dia menuturkan bahwa Briptu Ghalib sejatinya didoakan kelak akan menjadi menjadi pemimpin keluarga.

    “Dia anakku satu-satunya harapan saya menggantikan bapaknya tapi dia meninggal,” tukasnya.

    Suryalina hanya bisa pasrah menunggu kabar pemberitaan di media nasional terkait perkembangan kasus.

    Sedangkan kakak kandung Briptu Anumerta Ghalib, Fitri mengatakan dirinya yang menunggu jasad adiknya di ruang forensik pada tanggal 18 Maret 2025.

    Fitri memeroleh informasi adiknya meninggal karena satu butir peluru yang bersarang di tempurung kepala.

    “Mungkin ada beberapa tembakan tapi hasil akhirnya ada satu peluru yang mengenai di atas bibir kanan adik saya menembus tenggorokan dan bersarang di belakang tempurung kepala gitu, hanya itu,” ucapnya

    Kondisi adiknya di ruang autopsi sudah terbujur kaku di atas meja.

    Fitri menuturkan kejadian itu mengingatkan lagi sosok ayahnya yang baru berpulang satu bulan lalu.

    “Saya ingat ayah saya juga sebulan yang lalu kaku di rumah, baru meninggal di tanggal yang sama,” tukasnya.

    Briptu Ghalib tewas ditembak saat melakukan penggerebekan lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Kedua senior Ghalib yang juga menjadi korban adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto dan anggota Polsek Negara Batin, Bripka Petrus Apriyanto.

    Sosok Briptu Anumerta Ghalib

    Briptu Anumerta Ghalib Surya Ganta adalah anggota Ba Sat Reskrim Polres Way Kanan.

    Pangkatnya di Polri yakni Brigadir Polisi Dua atau Bripda, Bintara tingkat satu di Polri.

    Dia kemudian mendapatkan kenaikan pangkat anurmerta oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lantaran gugur dalam tugas.

    Ghalib juga telah meraih gelar S1 Sarjana Hukum.

    Ia lahir pada 23 Februari 2002 dan mengembuskan napas terakhirnya pada usia 23 tahun.

    Ghalib Surya Ganta dimakamkan di Tanjung Senang, Bandar Lampung, Selasa (18/3/2025). 

  • 2 Oknum TNI Penembak 3 Polisi di Lampung Resmi Jadi Tersangka

    2 Oknum TNI Penembak 3 Polisi di Lampung Resmi Jadi Tersangka

    GELORA.CO – Dua oknum TNI yang menembak tiga polisi di Way Kanan, Lampung, berinisial Kopda B dan Peltu L, resmi jadi tersangka. Penetapan keduanya berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan tim gabungan.

    Status penetapan tersangka ini disampaikan oleh WS Danpuspom Mayjend TNI Eka Wijaya Permana dalam konferensi pers di Mapolda Lampung.

    “Kedua oknum TNI terduga sudah ditetapkan menjadi tersangka. Penetapan status tersangka keduanya resmi sejak tanggal 23 Maret 2025,” katanya dilansir detikSumbagsel, Selasa (25/3/2025).

    Eka menerangkan, penetapan tersangka untuk keduanya setelah sejumlah bukti dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim join investigasi.

    “Kami berkoordinasi dengan pihak Polda Lampung dalam proses penyelidikan, sehingga dari hasil penyelidikan masing-masing di combine dan samakan untuk membuat kasus ini terang dan transparan,” jelasnya.

    Untuk diketahui, dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (17/3/2025) pukul 16.50 WIB di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.

    TIga anggota Polri yakni AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus dan Briptu Anumerta Ghalib gugur saat melakukan penggrebekan judi sabung ayam. Ketiganya tewas dengan luka tembak di kepala dan di dada.

  • 2 Anggota TNI Jadi Tersangka Penembakan 3 Polisi di Way Kanan Lampung

    2 Anggota TNI Jadi Tersangka Penembakan 3 Polisi di Way Kanan Lampung

    Liputan6.com, Lampung – Dua anggota TNI yang terlibat dalam penembakan tiga anggota Polres Way Kanan Lampung saat penggerebekan judi sabung ayam akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

    Keduanya adalah Kopda Basarsyah dan Peltu Yohanes Lubis. Penetapan status tersangka ini merupakan hasil investigasi bersama antara Polda Lampung dan Kodam Sriwijaya.

    Wakil Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Wadanpuspomad), Mayor Jenderal TNI Eka Wijaya Permana, menyatakan bahwa kedua tersangka resmi ditetapkan pada Minggu (23/3/2025).

    “Terduga Kopda Basarsyah sudah menjadi tersangka penembakan. Sementara itu, Peltu Yohanes Lubis juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perjudian,” ujar Mayjen Eka dalam konferensi pers di Mapolda Lampung.

    Dia mengungkapkan bahwa penembakan dilakukan oleh Kopda Basarsyah, yang kemudian membuang senjata usai kejadian.

    “Pelaku mengakui perbuatannya dan menunjukkan lokasi tempat ia membuang senjata setelah penembakan,” ungkapnya.

    Penetapan tersangka dilakukan setelah ditemukan barang bukti dan adanya laporan polisi.

    “Senjata ditemukan pada 19 Maret. Kemudian pada 21 Maret dilakukan koordinasi dengan Polda, dan berdasarkan laporan polisi pada 22 Maret, tersangka resmi ditahan serta ditetapkan pada 23 Maret,” jelasnya.

    Mayjen Eka menyebutkan, Kopda Basarsyah dijerat dengan Pasal 340 juncto Pasal 338 KUHP serta Pasal 1 Ayat (1) UU Darurat RI No. 12 Tahun 1951, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau maksimal 20 tahun.

    Sementara itu, Peltu Yohanes Lubis yang terlibat dalam kasus perjudian dijerat Pasal 303 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

     

  • 1
                    
                        Istri Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto Dilarang Bertemu Hotman Paris
                        Megapolitan

    1 Istri Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto Dilarang Bertemu Hotman Paris Megapolitan

    Istri Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto Dilarang Bertemu Hotman Paris
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Istri Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto diadang di jalan saat ingin minta bantuan pengacara
    Hotman Paris
    terkait kasus penggerebekan
    judi

    sabung ayam
    yang menewaskan suaminya, Senin (17/3/2025).
    “Jadi, tadi malam ibu Kapolsek (Anumerta) dan istrinya almarhum Pak Petrus itu sudah melakukan perjalanan menuju Jakarta. Namun, di tengah perjalanan mereka dipaksa untuk kembali lagi,” ucap Tim Hukum Hotman Paris, Putri Maya Nurmanti saat konferensi pers di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).
    Keduanya, dicegat di tengah jalan oleh oknum polisi dari Polsek Buay Madang.
    Oknum polisi itu meminta agar istri Lusiyanto dan istri Brigadir Petrus tidak melanjutkan perjalanannya ke Jakarta untuk bertemu Hotman.
    Pasalnya, oknum polisi tersebut menyebut bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan datang ke Lampung pada Rabu (26/3/2025).
    Namun, keduanya memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
    “Tapi, lagi-lagi mereka dikejar oleh oknum anggota Polsek Waadang dan akhirnya mereka terpaksa ikut kembali ke rumah,” sambung Putri.
    Sampai pagi tadi, rumah kedua korban pun dijaga ketat oleh petugas polisi. Padahal sebelumnya tidak pernah ada penjagaan sama sekali.
    Oleh karena itu, hanya kakak kandung dan anak Lusiyanto yang bertemu Hotman Paris hari ini di Jakarta.
    Keduanya, menuntut keadilan atas kematian Lusiyanto dan dua anggotanya.
    Sebagaimana diketahui, insiden penembakan oleh dua oknum TNI kepada tiga anggota Polisi saat menggerebek lokasi judi sabung ayam terjadi di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung pada Senin, 17 Maret 2025.
    Tiga anggota yang tewas ditembak adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.
    Ketiganya diduga ditembak oleh dua oknum TNI, yaitu Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin. 
    Kedua terduga pelaku sudah ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibunda Ungkap Briptu Ghalib Surya Ganta Harapan Besar Keluarga: Dia Anakku Satu-satunya – Halaman all

    Isak Tangis Kakak Kandung Kapolsek Negara Batin: Adik Saya Miskin, Setelah Gugur Difitnah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kakak kandung Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Parwati menangis histeris saat dihadirkan dalam konferensi pers bersama Hotman Paris di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).

    Parwati tak kuasa menahan tangisnya setelah satu tahun belum lagi bertemu adiknya.

    “Kami sekeluarga besar dari Palembang menuju ke rumah orangtua saya, di sana kami menunggu dari malam sampai Selasa sore adik saya baru dibawa pulang,” ucapnya.

    Parwati masih ingat betul momen melihat jasad sang adik yang tebujur kaku dengan bekas luka tembak di bagian kepala.

    Sembilan hari lamanya dia mencari keadilan akibat banyaknya isu berseliweran diberbagai kanal media sosial.

    “Kami bingung, kami harus ke mana mencari keadilan, sedangkan adik saya itu polisi Kapolsek tiga tahun dia mengabdi sebagai polisi,” urainya.

    Isu yang paling menyakitkan ialah bahwa sang adik dituding menerima setoran dari hasil uang haram judi sabung ayam.

    “Adik saya itu miskin dia tidak punya rumah yang mewah, kenapa adik saya meninggal di bulan suci ramadan saat membubarkan sabung ayam adik saya gugur,” ucap Parwati.

    “Lalu setelah gugur difitnah dengan berbagai macam-macam, tolong-tolong pak saya menuntut keadilan untuk adik saya, saya minta keadilan seadil-adilnya,” tuntut dia.

    Isu Setoran Hanya Asumsi

    Sebelumnya Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika menilai isu setoran sabung ayam perlu dibuktikan.

    Menurutnya ada banyak sekali cerita atau narasi yang membuat bias.

    “Saya menanggapi bahwa ini kan asumsi ya, kalau pun ada tunjukkan. Kita tidak menutup diri untuk memproses itu bahkan sebagai wujud keseriusan Polri,” kata Irjen Helmy kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

    Dia pun memastikan Divpropam Polri, Irwasum Polri, Bidpropam Polda dan Itwasda Polda sudah turun untuk melakukan pengecekan serta melakukan pendalaman. 

    “Kalau tidak ada ya kita akan bilang tidak ada, tapi kalau misalnya ada tentu ini akan dilakukan penindakan. Rasanya Polri sudah terbiasa untuk menindak anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran,” imbuhnya.

    Helmy menuturkan isu setoran tidak menghilangkan fakta bahwa terjadi penembakan yang menyebabkan 3 orang meninggal.

    Hal ini menjadi persoalan kemanusiaan yang harus diungkap.

    “Saya imbau kepada semua ke masyarakat beri ruang yang seluas-luasnya, ada tim ini agar bisa bekerja secara tenang secara tanpa tekanan tanpa harus berfikir isu lain, ya mungkin dibuat oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab,” tandasnya.

  • Anggota Polda Sumsel Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam, Kenal Peltu Lubis & Kopka Basarsyah sejak 2018 – Halaman all

    Anggota Polda Sumsel Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam, Kenal Peltu Lubis & Kopka Basarsyah sejak 2018 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Satu anggota Polda Sumatera Selatan berinisial K alias Kapri ditetapkan menjadi tersangka kasus judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, mengungkapkan K berada di tempat kejadian perkara (TKP) saat peristiwa penggerebekan judi sabung ayam yang berujung tewasnya tiga anggota Polsek Negara Batin pada Senin (17/3/2025) lalu.

    “K atau Kapri, dia adalah anggota Polri Polda Sumatera Selatan. Dia berada di TKP,” katanya dalam konferensi pers di Mapolda Lampung yang disiarkan live streaming YouTube TRIBUN LAMPUNG NEWS VIDEO, Selasa (25/3/2025) siang.

    Helmy menuturkan K mengenal terduga pelaku penembakan yaitu Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah sejak tahun 2018.

    Sementara alasan K berada di lokasi kejadian lantaran memperoleh undangan judi sabung ayam.

    Bahkan, Helmy mengungkapkan setelah adanya undangan tersebut, K turut membuat video undangan judi sabung ayam.

    “Kenal dengan pelaku sejak 2018. Kemudian dia datang karena ada invitation dan satu jejak digital di mana dia juga membuat video ajakan. Dia juga memiliki kegemaran sabung ayam,” katanya.

    Selanjutnya ada anggota Polres Lampung Tengah (Lamteng) bernama Wayan yang masih menjadi saksi.

    Helmy mengungkapkan Wayan mengetahui adanya undangan judi sabung ayam dan datang ke lokasi bersama rekannya sesama anggota Polres Lamteng.

    Bahkan, kata Helmy, Wayan turut mengetahui pengelola dari judi sabung ayam.

    Namun, Wayan bersama rekannya pergi dari lokasi judi sabung ayam tersebut pada Senin (17/3/2025) pukul 16.00 WIB.

    “Dalam keterangannya, dia mengetahui ada undangan kemudian dia bersama dengan rekannya dari (Polres) Lampung Tengah menuju ke lokasi. Dia tahu siapa pengelolanya dan sebagainya.”

    “Tetapi, jam 16.00 WIB, dia sudah pulang. Sehingga yang bersangkutan ditetapkan menjadi saksi dalam kasus perjudian tersebut,” jelas Helmy.

    Kemudian, ada saksi lain yang turut diperiksa yaitu N di mana dirinya berjualan di sekitar lokasi judi sabung ayam.

    Helmy mengungkapkan N menjadi saksi atas kasus judi sabung ayam dan kasus penembakan terhadap tiga anggota Polsek Negara Batin.

    Warga Sipil Sudah Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam

    Sebelumnya, warga sipil berinisial Z juga ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus perjudian sabung ayam di Way Kanan.

    Adapun Z datang ke arena sabung ayam di Way Kanan setelah menerima undangan dari Kopka Basarsyah, terduga penembak 3 polisi, melalui media sosial.

    “Dari peristiwa itu, kami (tim gabungan) sepakat dibagi 2 kluster yakni perjudian sabung ayam dan peristiwa meninggalnya atau penembakan terhadap petugas yang mengakibatkan meninggal dunia,” kata Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Kapolda Lampung menyebut Z ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana perjudian.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP. Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” ujar Helmy.

    Menurut Helmy, dalam kasus perjudian sabung ayam ini total 14 saksi yang diperiksa.

    Z telah ditahan di Mapolda Lampung dan dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

    Sementara itu, terkait kasus penembakan yang menewaskan tiga polisi, Z mengaku melihatnya langsung.

    Helmy berujar bahwa 4 saksi mata, salah satunya berinisial Z, mengaku melihat langsung seorang prajurit TNI menembak tiga anggota polisi di arena sabung ayam.

    Akan tetapi, Helmy tidak merinci siapa yang melakukan penembakan.

    Z juga melihat 2 anggota TNI yakni Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah membawa senjata api laras panjang serta senjata yang diselipkan di pinggang.
     
    “Lalu empat orang dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum itu menembak dengan senjata laras panjang,” tuturnya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

  • Polisi Ungkap Motif Pelaku yang Tega Merampok dan Menghabisi Nyawa Tetangga di Lampung Tengah – Halaman all

    Polisi Ungkap Motif Pelaku yang Tega Merampok dan Menghabisi Nyawa Tetangga di Lampung Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi perampokan disertai pembunuhan terjadi di Kampung Sidodadi, Kecamatan Bandar Surabaya, Lampung Tengah, Lampung, pada Jumat (21/3/2025) malam.

    Pelaku yang diketahui bernama Wahono (49) itu tega menghabisi nyawa tetangganya sendiri yang merupakan pasangan suami istri (pasutri), Didik Suprayogi (54) dan Sri Lestari (46).

    Plh Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah, Iptu Pande Putu Yoga, mengatakan saat diinterogasi, Wahono membeberkan motifnya merampok dan membunuh korban. 

    Pelaku mengaku sakit hati saat ditagih utang oleh korban.

    “Dari hasil pendalaman, motif pelaku melakukan pembunuhan lantaran sakit hati kepada korban karena masalah penagihan utang,” kata Pande kepada awak media, Senin (24/3/2025).

    Pande menambahkan, pelaku memiliki utang kepada pasutri itu yang mencapai belasan juta rupiah.

    Kronologi Perampokan dan Pembunuhan

    Awal mula perampokan dan pembunuhan itu terjadi saat korban ingin menagih utang kepada Wahono.

    Namun, korban mengucapkan sesuatu yang membuat pelaku tersinggung.

    Setelah itu, pelaku memiliki rencana untuk menganiaya dan merampok korban yang sudah dianggap saudara sendiri.

    Pelaku diketahui menggunakan kunci pas ukuran 30 mm untuk melukai pasangan suami istri tersebut.

    Hingga akhirnya, Sri Lestari mengembuskan napas terakhir akibat luka pada bagian pelipis mata sebelah kiri, dan lebam pada bagian dada kanan dan kiri.

    Sementara, Didik hanya mengalami luka-luka di bagian kepala.

    Beli Celana Baru

    Hasil uang rampokan dipakai Wahono membeli celana baru. Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Lampung Tengah, AKBP Andik Purnomo Sigit, dalam konferensi pers, Senin (24/3/2025).

    “Sebelum ditangkap, Wahono sempat membeli celana baru menggunakan uang yang didapat dari korban, sisanya kita amankan sebagai barang bukti,” kata Andik.

    Andik menjelaskan, Wahono juga telah ditetapkan menjadi tersangka perampokan sadis yang menewaskan Sri Lestari dan membuat Didik Suprayogi sekarat.

    “Tersangka berhasil ditangkap pada Minggu (23/3/2025) pukul 5 pagi,” sambungnya.

    Selain pelaku, tim gabungan juga berhasil mengamankan barang bukti berupa uang yang dirampok senilai Rp 52.390.000, satu unit motor, ponsel, kunci pas ukuran 30 mm, dan mesin EDC berikut ATM korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Alasan Sebenarnya Buruh Singkong Tega Habisi Nyawa Tetangganya di Lampung Tengah

    (Tribunnews.com/David Adi) (TribunLampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

  • Wanita Muda Ditemukan Tewas dalam Kamar Kontrakan di Lampung

    Wanita Muda Ditemukan Tewas dalam Kamar Kontrakan di Lampung

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Seorang wanita muda ditemukan tewas di sebuah kamar kontrakan di Desa Bakauheni, Lampung Selatan. Korban diduga dibunuh oleh suaminya sendiri.

    Mayat wanita muda tersebut ditemukan di dalam kamar kontrakan pada Minggu (23/3/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.

    Saat ditemukan, jasad wanita muda bernama Windayani ditemukan dengan kondisi luka bekas jeratan di bagian leher. Jasad korban pertama kali ditemukan oleh tukang bangunan yang sedang mengerjakan plester dinding belakang kontrakan yang ditempati korban.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kamar kontrakan tersebut ditempati korban bersama suaminya yang diketahui bernama Herman. Saat warga menemukan jasad wanita berusia 24 tahun tersebut, Herman tidak berada di kontrakan.

    Sebelum ditemukan tewas di dalam kamar kontrakan, warga sempat melihat korban dan suaminya bertengkar pada Sabtu (22/3/2025) malam. Pada pagi harinya, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan leher dijerat kabel.

    Setelah kejadian, petugas dari Polres Lampung Selatan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian. Untuk kepentingan penyelidikan, jasad korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan.

    Aang (45) warga di sekitar lokasi kejadian kaget dengan penemuan jenazah wanita muda bernama Windayani tersebut, sebab korban dan suaminya baru dua hari mengontrak di lingkungannya.

    “Saya sempat kaget saat dikabari ada mayat di kontrakan itu. Saya juga barusan mengumumkan ada yang meninggal. Tidak lama pemilik kontrakan itu memanggil saya, katanya ada yang meninggal di tempat,” kata Aang.

    Aang menuturkan, korban dan suaminya hanya menyewa kamar di kontrakan tersebut selama dua minggu.

    “Menurut informasi dari pemilik kos, dia baru dua hari tinggal di sana. Katanya juga cuma dua minggu saja  mengontrak di sana,” tutur Aang.

    Berdasarkan hasil visum, Windayani diduga korban menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh suaminya. Saat ini polisi masih memburu suami korban yang identitasnya telah dikantongi polisi.

    Kasatreskrim Polres Lampung Selatan AKP Nicolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, setelah dilakukan olah TKP, jasad korban dievakuasi ke RSUD Bob Bazar Kalianda.

    “Dapat kami sampaikan, berdasarkan hasil visum terdapat luka bekas jeratan di leher korban. Yang kedua ada luka terbuka dan mengeluarkan darah di kepala bagian kanan korban. Kemudian ada luka lebam mata kiri dan mata kanan korban,” kata Nicolas, di ruang kerjanya, Senin (24/3/2025).

    Nicolas mengungkapkan, dari luka-luka pada tubuh korban patut diduga peristiwa meninggalnya korban merupakan pembunuhan atau penganiayaan.

    “Untuk terduga pelaku, kami sudah mengarah kepada seseorang. Saat ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” ungkap Nicolas.

    Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Herman, suami korban yang diduga menjadi pelaku pembunuhan wanita muda itu.

  • Heran belum Ada Tersangka Kasus Penembakan Polisi Penggerebek Sabung Ayam, Kompolnas: Seperti Dialihkan

    Heran belum Ada Tersangka Kasus Penembakan Polisi Penggerebek Sabung Ayam, Kompolnas: Seperti Dialihkan

    GELORA.CO – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempertanyakan hasil investigasi bersama antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri perihal kasus penembakan tiga personel kepolisian saat penggrebekan lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Mukti, Way Kanan, Lampung.

    Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam mengatakan, kasus tersebut terlalu bertele-tele sehingga memakan waktu yang lama untuk meningkatkan status tersangka terhadap pelaku penembakan. Padahal menurutnya ini kasus sederhana.

    “Kasus ini sebenarnya sederhana. Saksinya ada, buktinya ada, alat yang dipakai untuk membunuh ada, rekam jejak digital juga ada. Jadi, saya nggak tahu apa yang menjadi kendala untuk menetapkan tersangka,” kata Anam saat dihubungi, Senin (24/3/2025) dikutip dari Republika.co.id.

    Bukannya menetapkan pelaku penembakan yang merupakan dua anggota aktif militer, TNI di Kodam II Sriwijaya, kata Anam, pihak terkait malah sepertinya mengulur-ulur waktu dengan menyampaikan suatu narasi yang keluar dari konteks utama kasus hilangnya nyawa Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto dan dua personel kepolisian lainnya Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda M Ghalib Surya Ganta itu.

    Narasi itu yakni menyampaikan ke publik perihal pengakuan dari Kopkda Basarsyah dan Peltu Lubis, dua pelaku penembakan yang mengatakan adanya setoran dan bagi-bagi uang ke Kapolsek dan Koramil Negara Batin dari hasil perjudian sabung ayam tersebut.

    “Yang saya tahu, ini malah sepertinya dialihkan, dari isu penembakan menjadi isu soal peredaran duit (setoran). Ini yang menurut saya menjadi hambatan (pengungkapan),” kata Anam.

    Makanya, Anam meminta investigasi gabungan TNI-Polri, mengembalikan fokus pengusutan, dengan penuntasan proses hukum atas kasus penembakan hingga tewas tiga personel kepolisian. Anam meminta tersangka segera diumumkan.

    “Ayolah, mari kita fokuskan pada kasus penembakan ini terlebih dahulu,” kata Anam.

    Kompolnas, kata Anam menilai muncuatnya isu soal setoran dan bagi-bagi uang seperti ingin ‘membungkus’ kasus pokok penembakan hingga tewas tersebut. Ataupun, seperti ingin menyampaikan kesan pemakluman atas aksi brutal dua serdadu pemilik lokasi perjudian sabung ayam tersebut.

    “Ayo kita fokus pada penegakan ini. Dan ini tantangan tim joint investigation ini. Masak sudah satu minggu, tapi belum ada tersangka. Padahal faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya jelas. Lalu ada apa masalahnya? Ayo kita fokus kembali ke soal penembakan ini, jangan sampai kredibilitas penegakan hukum kita ini, hanya untuk menetapkan tersangka saja disangsikan oleh seluruh masyarakat,” ujar Anam.

    Kompolnas pun sudah melakukan investigasi dengan mendatangi langsung lokasi kejadian, mewawancarai sejumlah saksi, dan mendapatkan beberapa bukti pendukung tentang kejadian penembakan tersebut. Dari hasil penelusuran tim Kompolnas, kasus penembakan hingga tewas tiga anggota kepolisian saat penggrebekan lokasi perjudian sabung ayam tersebut mudah mengidentifikasi siapa pelakunya.

    Menurut Anam, Kompolnas tak menemukan adanya korelasi antara peristiwa penembakan tersebut, dengan pengakuan dua pelaku penembakan, Kopka Basasryah dan Peltu Lubis tentang adanya setoran, dan bagi-bagi uang hasil perjudian sabung ayam itu. “Itu (setoran) hanya upaya misleading saya kira dari pelaku penembakan itu. Kalau ada soal-soal duit itu dan sebagainya, seperti disampaikan Kapolda (Lampung), komitmen kepolisian untuk tetap menindak tegas,” ujarnya.

    Akhir pekan lalu, Kapendam II Sriwjaya Kolonel Eko Syah Putra Siregar menyampaikan, status hukum Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis masih sebagai saksi. Meskipun setelah kejadian penembakan pada Senin (17/3/2025) lalu itu kedua anggota Subranmil tersebut menyerahkan diri, dan mengakui perbuatannya, tak serta-merta keduanya ditetapkan sebagai tersangka.

    “Dua itu (Kopka Basaryah dan Peltu Lubis) masih saksi. Karena butuh alat-alat bukti lain untuk mentersangkakan,” kata Eko, Sabtu (22/3/2025) lalu.

    Ia menegaskan, meski Kopkda Basarsyah dan Peltu Lubis sudah dipastikan berada di lokasi kejadian pada saat sore nahas tersebut, tim internal militer masih menggali tentang peran-serta dan dalam kapasitas apa kedua prajurit aktif tersebut berada di lokasi judi persabungan ayam tersebut. “Keduanya masih saksi. Walaupun keduanya ada di TKP, tetapi sebagai apa, kita masih dalami,” ujar Eko.

    Kodam II Sriwijaya melalui Kolonel Eko menyampaikan, pemeriksan internal mengungkapkan adanya setoran dan bagi-bagi uang dari hasil judi sabung ayam di Negara Batin tersebut. Setoran dan bagi-bagi uang tersebut diperuntukan untuk Polsek, dan Koramil sebagai komitmen ‘pengamanan’ judi sabung ayam itu.

    “Ini pun masih proses lebih lanjut. Oknum-oknumnya apa saja. Mungkin yang lain-lainnya siapa saja. Kita tunggu prosesnya. Tetapi yang pasti, duit (judi sabung ayam) dibagi? Iya, ada. Kita bukan bodoh-bodoh amat lah. Nggak. Duit ada. Dibagi-bagi? Iya. Setor ada? Iya,” ujar Eko.

  • Cegah Antrean Saat Mudik Lebaran 2025, Bandara Radin Inten II Lampung Terapkan Teknologi HBSCP

    Cegah Antrean Saat Mudik Lebaran 2025, Bandara Radin Inten II Lampung Terapkan Teknologi HBSCP

    Liputan6.com, Lampung – Dalam menghadapi lonjakan penumpang selama arus mudik Lebaran 2025, PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Radin Inten II Lampung menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kelancaran perjalanan. Salah satu inovasi utama yang diterapkan adalah penggunaan Holding Baggage Security Check Point (HBSCP), sistem pemeriksaan bagasi yang lebih efisien guna mengurangi antrean di titik pemeriksaan penumpang.

    General Manager Bandara Radin Inten II Lampung, Grantino Wahyu mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan 183 personel untuk memastikan operasional bandara berjalan lancar selama musim mudik. Selain itu, kesiapan fasilitas utama seperti landas pacu dan kendaraan pemadam kebakaran juga menjadi prioritas guna mendukung keselamatan penerbangan. “Kami berupaya memastikan seluruh aspek operasional dalam kondisi optimal, termasuk kesiapan personel dan infrastruktur guna mendukung kelancaran arus mudik,” ujar Grantino dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (21/3/2025).

    Pada tahun 2025 ini, jumlah pemudik yang menggunakan Bandara Radin Inten II diperkirakan mencapai 103.000 orang, meningkat sekitar 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Panjangnya masa libur Lebaran diharapkan dapat mengurangi kepadatan dalam satu waktu tertentu, memberikan fleksibilitas bagi penumpang dalam memilih jadwal penerbangan.

    Salah satu inovasi yang diterapkan untuk mengurangi antrean panjang di titik pemeriksaan adalah Holding Baggage Security Check Point (HBSCP). Teknologi itu memungkinkan pemeriksaan bagasi dilakukan lebih awal sehingga mengurangi waktu pemrosesan saat pemeriksaan keamanan. “Dengan penerapan HBSCP, proses pemeriksaan penumpang menjadi lebih cepat dan nyaman. Sistem ini telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi antrean yang kerap terjadi di periode puncak arus mudik,” jelasnya.