provinsi: KEPULAUAN RIAU

  • Mayoritas Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini

    Mayoritas Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami hujan dengan intensitas bervariasi pada Minggu (28/9), mulai dari hujan ringan hingga hujan disertai petir.

    Prakirawan BMKG Sastia Frista dalam video prakiraan cuaca yang dipantau melalui kanal YouTube BMKG di Jakarta, Minggu pagi, menyampaikan hujan ringan diprakirakan terjadi di sejumlah kota besar di Pulau Sumatera, yakni Padang, Sumatera Barat; Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung; dan Bandar Lampung, Lampung.

    “Kondisi serupa juga berpotensi mengguyur Jakarta; Bandung, Jawa Barat; Semarang, Jawa Tengah; Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta; Gorontalo; Palu, Sulawesi Tengah; serta Makassar, Sulawesi Selatan,” ujar Sastia.

    Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang berpeluang terjadi di Medan, Sumatera Utara; Serang, Banten; Denpasar, Bali; dan Mamuju, Sulawesi Barat.

    BMKG juga memperingatkan adanya potensi hujan disertai petir di beberapa wilayah, seperti Jambi; Bengkulu; Palembang, Sumatera Selatan; Pontianak, Kalimantan Barat; Palangkaraya, Kalimantan Tengah; dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

    Selain itu, kondisi berawan dan berawan tebal diprakirakan terjadi di Banda Aceh, Aceh; Pekanbaru, Riau; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Mataram, Nusa Tenggara Barat; Manado, Sulawesi Utara; dan Kendari, Sulawesi Tenggara. Udara kabur berpotensi terjadi di Surabaya, Jawa Timur, serta Samarinda, Kalimantan Timur.

    Adapun wilayah Indonesia bagian timur, cerah berawan hingga berawan diprakirakan terjadi di Manokwari, Papua Barat; dan Jayapura, Papua. Sementara itu, hujan ringan berpotensi turun di Ternate, Maluku Utara; Ambon, Maluku; Nabire, Papua Tengah; dan Jayawijaya, Papua Pegunungan. Hujan sedang diprakirakan terjadi di Merauke, Papua Selatan.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan memperbarui informasi cuaca terkini melalui aplikasi Info BMKG, situs web resmi www.bmkg.go.id, serta media sosial @infoBMKG.

    “Informasi cuaca terkini juga dapat diakses melalui laman web BMKG, yaitu www.bmkg.go.id atau media sosial @info.bmkg,” kata Sastia.

  • Gelar Budaya ‘Wayang Masuk Sekolah’: Menjaga Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi

    Gelar Budaya ‘Wayang Masuk Sekolah’: Menjaga Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi

    Jombang (beritajatim.com) – Di antara hiruk-pikuk dunia yang semakin terobsesi dengan kemajuan teknologi, ada secercah cahaya yang menyinari desa-desa di Jombang, membuktikan bahwa budaya takkan pernah tergantikan.

    Nah, pada Sabtu, 27 September 2025, di Perguruan Muhammadiyah Desa Mentoro Kecamatan Sumobito, ribuan pasang mata—mulai dari anak-anak KB hingga siswa SMP—berkumpul dalam sebuah ritual yang tidak hanya menghidupkan wayang, tetapi juga membangkitkan kembali kesadaran akan akar budaya yang sempat terlupakan.

    Acara akbar ‘Wayang Masuk Sekolah’ bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah gerakan mulia yang mengajak generasi muda Jombang untuk kembali menyelami kearifan lokal. Kegiatan ini melibatkan berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak di KB dan RA Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA), hingga pelajar SD Muhammadiyah 1 dan SMP Muhammadiyah 3.

    Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga turut serta dalam memerankan bagian dari tradisi yang telah berusia ratusan tahun.

    Bupati Jombang, Warsubi, yang hadir dengan penuh semangat, memberi penegasan pentingnya menjaga budaya asli di tengah derasnya arus globalisasi. Dalam pidatonya yang menggetarkan, Warsubi menyatakan bahwa teknologi, meski membawa banyak kemajuan, tidak boleh sampai menghapuskan jejak-jejak budaya bangsa.

    “Wayang bukan sekadar tontonan, tetapi pelajaran hidup. Di balik setiap cerita, ada nilai luhur tentang budi pekerti, keberanian, persaudaraan, dan cinta tanah air,” ujarnya, menegaskan bahwa seni ini lebih dari sekadar hiburan; ia adalah cerminan karakter bangsa.

    Tidak ada lagi alasan untuk memisahkan teknologi dan tradisi. Bupati Warsubi meyakini, kecintaan pada budaya harus tetap menjadi fondasi yang kokoh. “Jangan biarkan budaya kita hilang ditelan zaman,” tegasnya.

    Ia berharap, kegiatan ini akan melahirkan generasi muda yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki hati yang dipenuhi dengan kearifan budaya lokal.

    Puncak dari acara ini adalah pergelaran wayang kulit dengan lakon ‘Gatot Kaca Lahir”. Kisah legendaris ini, tentang kelahiran ksatria yang tak hanya kuat, tetapi juga berintegritas, menjadi simbol dari harapan bagi para pelajar.

    Di tengah suasana penuh haru, Gunungan—lambang kehidupan—diserahkan oleh Dalang Cilik Ki Amora Lingga Abinaya kepada Bupati Jombang. Bukan hanya seremoni, tetapi sebuah tanda bahwa estafet budaya telah diterima oleh generasi penerus.

    Di balik layar, anak-anak juga terlibat aktif. Tim Karawitan yang memainkan gending-gending klasik, tim Tari Remo Boletan yang memukau, hingga dalang cilik yang menunjukkan bakatnya, membuktikan bahwa wayang dapat hidup kembali di hati kaum muda.

    Tak hanya pertunjukan seni, acara ini juga dibekali dengan pemahaman mendalam melalui diskusi dengan narasumber berkompeten, Imam Ghozali dan Anom Sektiaji. Keduanya berbagi filosofi mendalam tentang makna ‘Gatot Kaca’ dan rahasia yang tersembunyi di balik panggung pertunjukan.

    Mereka mengajak para peserta untuk melihat lebih jauh dari sekadar cerita—melainkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya.

    Sebagai langkah nyata, Muhammadiyah Jombang, melalui Wakil Ketua Pimpinan Daerah M Ali Said, menyampaikan komitmen penuh dalam mendukung pelestarian budaya lokal. “Wayang memang sedang mengalami penurunan minat, tapi Muhammadiyah tidak alergi terhadap budaya. Kami justru mendukung upaya pelestarian ini karena memiliki nilai edukatif dan moral yang tinggi,” ungkapnya, menegaskan bahwa budaya lokal adalah bagian dari kekuatan karakter yang harus terus dipelihara.

    Gema gending dan bayangan wayang yang menari di layar putih menyisakan harapan: bahwa generasi muda Jombang akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, kreatif, dan mampu mencintai budaya mereka sendiri, sebelum mengenal budaya bangsa lain.

    Gelar Budaya “Wayang Masuk Sekolah” bukan sekadar acara, tetapi sebuah janji—janji untuk menjaga warisan leluhur yang telah mengajarkan kita tentang hidup, keberanian, dan cinta tanah air, meskipun dunia terus berputar menuju masa depan yang semakin modern. [suf]

  • Kenapa Ada Mobil Pakai Pelat Nomor Hijau? Ini Penjelasannya

    Kenapa Ada Mobil Pakai Pelat Nomor Hijau? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Pelat nomor kendaraan di Indonesia ada beragam warnanya. Mungkin yang sering kita lihat di jalan raya adalah pelat nomor putih/hitam, pelat kuning, dan pelat merah. Tapi, ada juga loh kendaraan yang pakai pelat nomor warna hijau. Apa artinya?

    Belum banyak yang tahu kendaraan di Indonesia juga ada yang pakai pelat nomor hijau. Tapi, memang jarang terlihat di jalan umum.

    Sejak beberapa tahun belakangan, ada penggunaan pelat nomor warna hijau. Kalau di China pelat nomor hijau mengartikan bahwa kendaraan itu adalah kendaraan energi baru (termasuk mobil listrik), di Indonesia pelat nomor warna hijau menandakan kendaraan tersebut bebas bea masuk. Pelat nomor hijau banyak terlihat di kawasan perdagangan bebas.

    Sesuai Peraturan Polri No. 7 Tahun 2021 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pelat nomor hijau dengan tulisan hitam digunakan untuk kendaraan bermotor di kawasan perdagangan bebas yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pelat nomor warna hijau ini bisa ditemui di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) seperti di Kota Batam, Kepulauan Riau. Dalam kawasan FTZ, beberapa jenis pajak seperti bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dapat dibebaskan. Kendaraan yang dibebaskan pajak-pajak itu lah yang mendapatkan pelat nomor warna hijau.

    Bisa dilihat ciri-cirinya kalau mobil yang beredar di Batam tidak dikenakan pajak-pajak tersebut. Ciri khususnya adalah penggunaan pelat nomor hijau yang diakhiri huruf tertentu seperti X, Z atau V.

    “Karena Batam adalah kawasan bebas. Itulah kenapa harganya jauh lebih murah dibanding daerah lain di Indonesia. Ciri khasnya adalah pelat nomor berwarna hijau yang diakhiri dengan huruf tertentu,” demikian dikutip dari akun Instagram resmi KPU Bea Cukai Batam.

    Jadi jangan heran ya kalau lihat kendaraan dengan pelat nomor hijau. Itu berarti kendaraan dengan pelat nomor hijau dibeli tanpa dikenakan bea masuk, PPnBM dan PPN. Kendaraan tersebut hanya boleh dioperasikan di kawasan FTZ. Jadi, kendaraan pelat hijau tidak boleh keluar ke daerah lain.

    Pelaksanaan kawasan perdagangan bebas diatur di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK 04/2021 tentang pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan yang kendaraan bermotornya tidak boleh dioperasionalkan atau dimutasikan ke wilayah Indonesia lain.

    (rgr/mhg)

  • 70,7 Persen Lokasi Sungai Tercemar

    70,7 Persen Lokasi Sungai Tercemar

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan hasil pemantauan mutu air sungai pada semester awal tahun 2025. Diungkapkan Hanif, dari 4.480 lokasi pada 1.480 sungai menunjukkan 70,7% lokasi sungai saat ini dalam kondisi tercemar sedang.

    Sementara itu, hanya 29,3% lokasi sungai dengan baku mutu yang memadai. Lebih lanjut Hanif menjelaskan, terdapat tiga provinsi dengan seluruh titik pemantauannya tercemar, yaitu DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Papua Selatan.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Datangi 5 SPBU, Anggota DPRD Kepri Temukan Pertamax dan Turbo Kosong di Batam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 September 2025

    Datangi 5 SPBU, Anggota DPRD Kepri Temukan Pertamax dan Turbo Kosong di Batam Regional 27 September 2025

    Datangi 5 SPBU, Anggota DPRD Kepri Temukan Pertamax dan Turbo Kosong di Batam
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Suhadi, mempertanyakan kuota BBM non-subsidi jenis Pertamax dan Pertamax Turbo yang kosong di sejumlah SPBU di Batam.
    Hal itu ditemuinya saat berkeliling di lima SPBU berbeda pada Sabtu (27/9/2025). Dari pantauannya, stok kosong terjadi dalam rentang waktu berbeda, ada yang sejak dini hari, ada juga sejak pagi hingga sore.
    “Ada SPBU yang mengalami kekosongan sejak dini hari kemarin, dan ada yang kosong sejak pagi hingga jam sekarang,” kata Suhadi saat ditemui di kawasan Batam Center.
    Adapun SPBU yang didatangi yakni SPBU Sei Ladi, SPBU Pelita, SPBU Batam Center, SPBU Baloi Indah, dan SPBU Sukajadi. Ia melakukan pengecekan mulai pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.
    Menurut operator SPBU yang ditemuinya, kelangkaan ini dipicu berkurangnya kuota distribusi BBM non-subsidi dari Pertamina. Salah satu SPBU bahkan hanya menerima pasokan sekitar 4 ton Pertamax.
    “Salah satu operator bilang mereka hanya dapat 4 ton Pertamax. Itu sangat sedikit, apalagi volume kendaraan di Batam semakin tinggi,” ujarnya.
    Suhadi menilai kondisi ini justru menghambat tren positif masyarakat Batam yang mulai beralih dari BBM subsidi ke non-subsidi.
    Selain BBM, ia juga menyoroti kelangkaan gas elpiji non-subsidi atau gas pink di sejumlah ritel. Ia mengaku mendapat laporan bahwa pekan lalu gas pink sempat tidak tersedia di beberapa titik.
    “Kita harus menghargai kesadaran masyarakat yang sudah mulai terbiasa mengisi kendaraan dengan Pertamax. Jangan sampai mereka kecewa karena BBM itu tiba-tiba kosong,” tegas Suhadi.
    Hingga kini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara belum merespons konfirmasi terkait masalah ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Ngamuk Rusak Rumah Guru Agama Diduga Cabuli 3 Bocah di Batam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 September 2025

    Warga Ngamuk Rusak Rumah Guru Agama Diduga Cabuli 3 Bocah di Batam Regional 27 September 2025

    Warga Ngamuk Rusak Rumah Guru Agama Diduga Cabuli 3 Bocah di Batam
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com-
    Rumah milik AM (56), guru agama yang diduga mencabuli anak didiknya di Sei Lekop, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, dirusak warga, Jumat (26/9/2025).
    Dari video yang beredar, tampak warga berusaha mendobrak pintu dan melempari rumah AM dengan benda keras hingga kaca pecah.
    Polisi yang mendapatkan laporan kemudian mendatangi lokasi dan menangkap AM pada Jumat malam. 
    “Benar, malam tadi ada rumah yang diserang warga. Warga menyerang rumah tersebut karena pemilik rumah dilaporkan melakukan tindakan cabul terhadap anak didiknya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sagulung, Iptu Anwar Aris, saat dikonfirmasi, Sabtu (27/9/2025).
    Perusakan berawal dari laporan salah satu korban kepada orangtuanya usai pulang belajar agama dengan AM.
    Orangtua korban kemudian mendatangi kediaman AM. Terjadi keributan antara AM dan orangtua korban hingga turut memancing emosi warga lainnya.
    “Awalnya belum seramai seperti yang di-
    posting
    di media sosial dan viral saat ini. Namun, setelah warga mengetahui bahwa pelaku melakukan pencabulan ke anak di bawah umur, terjadilah apa yang terlihat di media sosial saat ini,” ujarnya.
    Dari hasil pemeriksaan sementara, AM diduga mencabuli tiga bocah berusia 8-10 tahun.
    Polisi masih memeriksa sejumlah saksi, melakukan visum terhadap korban, dan mengamankan beberapa barang bukti.
    “Hari ini akan kita gelar perkara, untuk pemeriksaan masih berlanjut. Nanti untuk informasi lebih lanjut kita
    update
    ya,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Serpihan Kaca di Menu MBG di Batam, Kok Bisa? Ini Penjelasan SPPG
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 September 2025

    Serpihan Kaca di Menu MBG di Batam, Kok Bisa? Ini Penjelasan SPPG Regional 27 September 2025

    Serpihan Kaca di Menu MBG di Batam, Kok Bisa? Ini Penjelasan SPPG
    Editor
    KOMPAS.com –
     Ditemukan serpihan kaca di menu makan bergizi gratis (MBG) di SMAN 4 Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (23/9/2025).
    Peristiwa ini ramai dibicarakan usai fotonya tersebar di media sosial.

    Ditemukan ada serpihan kaca di nasinya. Waduh makin was-was nih. Coba deh lebih diperhatikan lagi bagi pihak yang terkait. Ini yang makan anak-anak loh,”
    tulis salah satu akun media sosial, sembari mengunggah foto nasi MBG.
    Kepala SPPG SMAN 4 Batam, Rafael Christian, membenarkan kejadian itu.
    Dia menyebut serpihan kaca diduga berasal dari penutup teflon pemasak telur yang pecah di dapur sekolah.
    “Diduga itu kaca dari penutup teflon. Saat dibersihkan dan dirakit kembali, ternyata masih ada serpihan kecil yang tertinggal hingga masuk ke nasi lemak,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
    Rafael mengatakan, insiden ini murni kelalaian dalam pengawasan dapur, bukan unsur kesengajaan. Ia berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh.
    “Ke depan kami akan memperketat pengawasan penyajian MBG agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.
    Sementara, Ketua Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batam, Defri Rinaldi, mengatakan, kejadian ini bermula sekitar pukul 01.00 WIB dini hari saat seorang juru masak memperbaiki tutup penggorengan berbahan kaca yang pecah.
    “Serpihan saat itu langsung disaring dan dibersihkan. Bahkan juru masak sempat terluka di lengannya. Tapi rupanya masih ada potongan kecil yang terbawa ke makanan,” jelas Defri.
    Ia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah dan masyarakat.
    “Ini jadi pembelajaran penting bagi kami agar lebih berhati-hati,” katanya kepada saat dihubungi.
    Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Geger Ada Serpihan Kaca di Nasi MBG SMAN 4 Batam, Ternyata Barang Berbahaya Itu Berasal Dari Sini
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Keracunan MBG, BGN Setop Operasional SPPG di Karimun Riau

    Kasus Keracunan MBG, BGN Setop Operasional SPPG di Karimun Riau

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) menyetop sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Lakam Timur 1 di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

    Hal itu dilakukan menyusul adanya dugaan kasus keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami sejumlah penerima manfaat atau siswa di wilayah tersebut. 

    Koordinator BGN Regional Provinsi Kepulauan Riau, Anindita Ayu, dikonfirmasi dari Natuna, Jumat, mengatakan pada Kamis (25/9/2025) tercatat 14 siswa sekolah di Kabupaten Karimun diduga mengalami keracunan makanan MBG yang diproduksi oleh SPPG Sungai Lakam Timur 1.

    Para siswa yang mengalami gejala tersebut sempat dilarikan ke fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    “Total penerima manfaat dari SPPG Sungai Lakam Timur 1 di Kabupaten Karimun mencapai 3.941 jiwa,” ucap dia dilansir dari Antara, Jumat (26/9/2025). 

    Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah dikirimkan kepada pihak berwenang untuk diuji lebih lanjut.

    Ia menambahkan bahwa penghentian sementara ini merupakan langkah jangka pendek yang dilakukan BGN untuk meminimalisasi risiko.

    “Sampel makanan juga telah diserahkan ke Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” katanya.

    Menurut Anindita, peristiwa tersebut telah dilaporkan secara berjenjang, mulai kepada Pemerintah Kabupaten Karimun, Kepolisian Resor Karimun, hingga Komando Distrik Militer (Kodim) 0317 Karimun pada Kamis (25/9).

    “Kami juga sudah melaporkan kejadian ini ke Deputi Pemantauan dan Pengawasan Wilayah I serta kepada Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi dan Kepala Regional Kepri,” ujar dia. 

  • Bentang Bahari, Kapal Penggelar Kabel Laut Berbendera Merah Putih Resmi Beroperasi

    Bentang Bahari, Kapal Penggelar Kabel Laut Berbendera Merah Putih Resmi Beroperasi

    Jakarta

    Ketrosden Triasmitra memperkuat posisi sebagai perusahaan penyelenggara kabel laut dengan menghadirkan kapal khusus penggelar kabel laut bernama Bentang Bahari.

    Kehadiran cable laying vessel (CLV) Bentang Bahari itu juga guna mempermudah ekspansi pasar regional yang sedang digarap Triasmitra melalui pengembangan proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL).

    Direktur Utama Ketrosden Triasmitra, Titus Dondi, mengatakan Bentang Bahari diharapkan dapat mempercepat transformasi digital nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

    Acara seremoni serah terima tersebut dilaksanakan di Function Hall PT Dok Warisan Pertama (PaxOcean) di Batam, Jumat (26/9/2025). Foto: Ketrosden Triasmitra

    “Bentang Bahari adalah bukti bahwa Indonesia bukan hanya konsumen teknologi, tapi termasuk pemain utama di industri telekomunikasi bawah laut,” ujar Titus dikutip Jumat (26/9/2025).

    Spek Kapal Bentang Bahari

    CLV Bentang Bahari telah tersertifikasi oleh biro klasifikasi internasional DNV (Det Norske Veritas) dengan spesifikasi panjang 94,65 meter dan kapasitas angkut kabel hingga 2.400 ton.

    Kapal dilengkapi teknologi Dynamic Positioning Class 2 (DP-2), A-Frame, Plough, Linear Cable Engine, dan ROV (Remotely Operated Vehicle) yang memungkinkan pengerjaan instalasi kabel bawah laut secara presisi di berbagai kondisi perairan.

    Ketrosden Triasmitra memperkuat posisi sebagai perusahaan penyelenggara kabel laut dengan mengjadirkan kapal khusus penggelar kabel laut bernama Bentang Bahari. Foto: Ketrosden Triasmitra

    Kemandirian

    Kapal ini memberikan Triasmitra kendali penuh atas seluruh siklus proyek kabel bawah laut tanpa ketergantungan pada armada asing. Sebagai pengembang infrastruktur kabel bawah laut, Triasmitra kini dapat melakukan penggelaran sesuai timeline dan prioritas proyek tanpa bergantung pada pihak luar.

    Selain mendukung proyek internal, Bentang Bahari juga membuka peluang komersialisasi melalui pengerjaan proyek kabel milik pelanggan, memperkuat portofolio Triasmitra sebagai kontraktor infrastruktur strategis.

    Dengan beroperasinya CLV Bentang Bahari, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pusat digital strategis di Asia Pasifik. Kapal ini tidak hanya akan mendukung pembangunan infrastruktur domestik, tetapi juga siap menggarap proyek kabel laut internasional yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga.

    Triasmitra sebelumnya mengakuisisi kapal Platform Supply Vessel (PSV) berbendera Norwegia dan mempercayakan PaxOcean untuk mengonversinya menjadi Cable Laying Vessel (CLV).

    Konversi kapal ini menjadi tonggak sejarah bagi industri telekomunikasi Indonesia, menghadirkan armada nasional dengan standar operasional kelas dunia yang mampu menjawab kebutuhan pembangunan kabel bawah laut, baik domestik maupun internasional.

    Kapal ini punya spesifikasi panjang 94,65 meter dan kapasitas angkut kabel hingga 2.400 ton Foto: Ketrosden Triasmitra

    SKKL Triasmitra

    Diketahui, Triasmitra mengerjakan proyek SKKL Rising 8 yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura, itu akan dikerjakan dengan bermitra dengan Mora Telematika Indonesia. SKKL Rising 8 ini akan memiliki panjang kabel sekitar 1.128,5 km dengan menggunakan teknologi sistem Repeater dan memiliki kapasitas sebesar 25 terabite (TB) per second per fiber pair. Kapasitas maksimal yang akan di-deliver di kabel laut ini bisa mencapai 400 Tbps.

    Selain itu, Triasmitra juga sedang berencana mengembangkan cakupan bisnisnya sampai ke Indonesia Tengah dengan rencana Pembangunan SKKL Indonesia Tengah yang menyambungkan pulau Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. SKKL Indonesia Tengah ini dirancang dengan memiliki 9 Segmen dengan total panjang hingga 2.597 km.

    SKKL Indonesia Tengah ini akan menyambungkan kabel laut dari Sanur (Bali), Kawinda Nae, Labuan Bajo, Makassar, Selayar, Baubau, Wakatobi, Kendari, Morowali, dan Luwuk. Pembangunan SKKL Indonesia Tengah ini akan dibagi ke dua tahap.

    Tahap 1 akan dibangun pada tahun 2026 untuk Segmen Sanur sampai Makassar. Sementara Tahap 2 akan dibangun pada tahun 2027 untuk Segmen Selayar sampai Luwuk.

    (agt/afr)

  • Pelepasan Bidang Tanah Transmigrasi dari Kawasan Hutan Tunggu Payung Hukum Buatan Presiden
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 September 2025

    Pelepasan Bidang Tanah Transmigrasi dari Kawasan Hutan Tunggu Payung Hukum Buatan Presiden Nasional 25 September 2025

    Pelepasan Bidang Tanah Transmigrasi dari Kawasan Hutan Tunggu Payung Hukum Buatan Presiden
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaeman Suryanegara menyebut, pihaknya masih menunggu payung hukum dari Presiden Prabowo Subianto untuk menyelesaikan persoalan status 17.650 bidang tanah transmigrasi yang berada di kawasan hutan.
    Persoalan status bidang tanah transmigrasi itu menjadi pembahasan dalam Rapat Komisi V DPR RI dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, pada Selasa (16/9/2025).
    Iftitah mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
    “Tinggal nanti kami menunggu rapat terbatas dengan Bapak Presiden untuk diberikan satu payung hukum yang lebih tegas dan lebih tinggi begitu,” kata Iftitah, saat ditemui di Tanjung Banon, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (25/9/2025).
    Menurut Iftitah, persoalan tumpang tindih itu bakal diselesaikan dengan melepaskan bidang tanah tersebut dari status kawasan hutan.
    Dalam rapat Komisi V, mekanisme pelepasan kawasan hutan ini menjadi salah satu solusi yang diusulkan pemerintah dan anggota dewan.
    Meski demikian, kata Iftitah, pelaksanaan pelepasan kawasan hutan tetap melalui penilaian.
    “Kalau misalkan lebih dulu kawasan transmigrasi, ya seharusnya sudah harus dilepaskan,” tutur Iftitah.
    Politikus Partai Demokrat itu mencontohkan, di Luwu, Sulawesi Selatan, terdapat kawasan transmigrasi yang mulai dihuni pada 1999.
    Namun, 20 tahun kemudian atau pada 2019, wilayah itu ditetapkan sebagai kawasan hutan.
    Padahal, masyarakat sudah menempati daerah itu terlebih dahulu secara resmi yang dibuktikan dengan keberadaan sertifikat hak milik (SHM).
    “Padahal SHM-nya sudah ada sejak 1999,” kata Iftitah.
    “(Terhadap kasus) seperti itu, tentu saja kami menginginkan agar Kementerian Kehutanan melepaskan kawasan hutannya,” ucap Iftitah.
    Diketahui, persoalan tumpang tindih status wilayah desa dan bidang tanah transmigrasi dengan kawasan hutan masih menjadi sorotan.
    Sebab, persoalan itu bisa berbuntut panjang.
    Petani desa yang menggarap lahan, misalnya, bisa dipidana karena dianggap menggarap lahan pertanian di kawasan hutan.
    Padahal, salah satu persoalannya adalah terdapat tumpang tindih status kawasan dan data yang tidak sinkron antar kementerian hingga pemerintah daerah.
    Pimpinan Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, dalam rapat menyebutkan, terdapat 2.966 desa yang berada di dalam kawasan hutan, 15.481 desa di tepi atau kawasan hutan, dan 17.650 bidang tanah transmigrasi yang tumpang tindih dengan kawasan hutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.