Penyerangan di Rempang Buntut OTK Cabut Spanduk Penolakan PSN Rempang Eco-City
Tim Redaksi
BATAM, KOMPAS.com
– Puluhan orang tak dikenal menyerang dua kampung di Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/12/2024) dini hari.
Serangan ini diduga dipicu pencabutan spanduk penolakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City oleh empat pria yang diduga pekerja PT Makmur Elok Graha (MEG), Selasa (17/12/2024) malam.
Wadi, warga Sembulang Hulu, menyebut pencabutan spanduk diketahui warga yang berjaga di posko kampung sekitar pukul 21.00 WIB.
Posko tersebut dibangun di pintu masuk 16 titik Kampung Tua sebagai bentuk perlawanan warga terhadap intimidasi terkait PSN Rempang Eco-City.
“Setiap malam, warga berjaga di posko dan patroli untuk menjaga keamanan kampung. Kejadian ini buntut dari tindakan intimidasi pekerja PT MEG yang mencabut spanduk penolakan warga,” kata Wadi.
Pencabutan Spanduk Berujung Bentrok
Saat melihat kedatangan warga, keempat pelaku berusaha kabur dengan berpencar masuk hutan.
Salah satu pelaku berinisial R terjatuh ke jurang dan diamankan warga di posko Sembulang Hulu.
Petugas Kepolisian dari Polsek Galang dan personel TNI datang untuk menjemput R, tetapi warga meminta perusahaan tidak lagi masuk ke kampung dan merusak bentuk penolakan mereka.
“Intimidasi seperti ini sudah sering terjadi. Kami hanya meminta agar perusahaan tidak lagi mengusik perjuangan kami,” ujar Wadi.
Namun, mediasi selama empat jam tidak mencapai kesepakatan.
Sekitar pukul 00.15 WIB, puluhan orang bersenjata tajam, panah, dan balok kayu menyerbu posko dengan truk bak terbuka dan motor.
Kerusakan dan Korban Luka
Melihat serangan itu, warga yang berjaga di posko melarikan diri. Beberapa terlambat menyelamatkan diri dan menjadi korban penganiayaan.
“Mereka menyerang membabi-buta. Kami lari, tetapi ada delapan orang yang terluka. Beberapa warga melarikan diri ke hutan atau mengamankan keluarga,” jelas Wadi.
Serangan juga terjadi di posko Dapur 3, di mana para pelaku tidak hanya merusak posko, tetapi juga menganiaya anak di bawah umur.
Kapolresta: Bentrok Dipicu Pencabutan Spanduk
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu, membenarkan bentrok bermula dari pencabutan spanduk penolakan PSN oleh pekerja PT MEG.
Ia juga mengonfirmasi bahwa satu pelaku pencabutan sempat diamankan warga.
Namun, ia menyayangkan tindakan main hakim sendiri oleh warga.
“Warga menolak melepaskan pelaku yang diamankan, sehingga teman-temannya datang untuk menyelamatkan,” ujarnya.
Menurut Kepolisian, korban luka dari warga berjumlah enam orang, sementara satu korban berasal dari PT MEG.
Polisi telah meminta kedua belah pihak melaporkan kejadian ini untuk dilakukan gelar perkara agar informasi tidak simpang siur.
“Saat ini kami mengerahkan anggota untuk menjaga situasi kondusif di seluruh Kampung Tua,” kata Heribertus.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: KEPULAUAN RIAU
-
/data/photo/2024/12/18/67627823d82ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penyerangan di Rempang Buntut OTK Cabut Spanduk Penolakan PSN Rempang Eco-City Regional 18 Desember 2024
-

BP Batam Mau Bangun Waduk di Pulau Galang Rp 3,4 T, Harap Pinjaman dari Korea
Jakarta –
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengungkapkan rencana untuk membangun waduk baru di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Proyek itu untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah tersebut yang semakin besar seiring banyaknya investasi yang masuk.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan mengatakan Waduk Laut Galang-galang Baru akan memiliki kapasitas 2.600 liter per detik. Kehadirannya disebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pengembangan Pulau Rempang dan Pulau Galang.
“Rencana untuk pembangunan waduk baru di Pulau Galang. Nah ini kapasitasnya bisa mencapai 2.000 liter per detik. Ini adalah potensi pembangunan waduk yang baru, jadi nantinya ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pengembangan Pulau Rempang dan Pulau Galang,” kata Fesly dalam Media Gathering BP Batam di Hotel Manhattan Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Fesly menyebut rencana investasi pembangunan waduk baru di Pulau Galang itu mencapai Rp 3,4 triliun. Dalam hal ini pihaknya sedang menjajaki dengan Korea untuk pendanaannya.
“Rencana investasinya itu mencapai Rp 3,4 triliun. Terkait dengan pembangunan ini kita sedang jajaki untuk mendapatkan bantuan dari Korea. Jadi nanti ada loan dari Korea karena memang kapasitas fiskalnya BP Batam sangat terbatas sehingga kita harus cari sumber-sumber pembiayaan yang lain,” tutur Fesly.
Berdasarkan bahan paparannya, saat ini total ketersediaan air baku eksisting di wilayah Batam mencapai 4.420 liter per detik. Pada 2030, kebutuhan air baku di Wilayah Batam diproyeksikan sebesar 5.035 liter per detik sehingga diperlukan penambahan air baku.
“Kebutuhan investasi yang banyak masuk ke Batam sekarang ini menuntut adanya ketersediaan air yang lebih besar, yang lebih banyak seperti industri-industri data center, lalu juga ada industri kaca yang akan masuk seperti Xinyi itu kebutuhan airnya sangat besar. Nah itu sudah hampir kalau kita memproyeksikan kebutuhannya, itu melebih kapasitas waduk-waduk yang ada,” bebernya.
(aid/rrd)
-

Raksasa Kaca China Ditargetkan Investasi Semester I-2025, Relokasi Dikebut
Jakarta –
Produsen kaca asal China, Xinyi Group belum kunjung merealisasikan investasinya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Hal itu dikarenakan pihaknya menunggu pembebasan lahan selesai 100%.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menyelesaikan pembangunan 961 unit rumah untuk relokasi warga terdampak proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City. Sejauh ini baru 42 Kepala Keluarga (KK) yang telah menempati rumah baru di Tanjung Banon.
“Investasi Xinyi yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah sekarang bagaimana menyiapkan lahannya. Lahan dan semua legalitas terkait lahannya ini harus disiapkan untuk investasi. Hal yang harus diselesaikan adalah dunia masyarakat yang tinggal di tempat ini,” kata Fesly dalam Media Gathering BP Batam di Hotel Manhattan Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, PT Makmur Elok Graha (MEG) sebagai perusahaan yang mendapatkan hak pengelolaan di kawasan Rempang disebut meminta agar berbagai infrastruktur di sana dibangun oleh pemerintah. Itu lah yang akan BP Batam siapkan ke depannya sambil berjalan.
“Kalau infrastruktur bisa paralel kayak misalnya air kan dia nggak langsung butuh banyak, untuk konstruksi paling dia butuh 20 liter/detik aja, kalau itu sih pakai waduk yang sekarang bisa. Pas dia lagi konstruksi, persiapan, nanti kalau dia sudah mau jalan perlu dermaga, pelabuhan, nah itu yang kita siapkan,” ucapnya.
Fesly menargetkan Xinyi Group bisa merealisasikan investasinya di Rempang Eco-City selambat-lambatnya semester I-2024.
“Itu yang lagi kita kejar. Jadi kita harus cepat-cepat pindahin masyarakatnya, terus mereka mulai persiapan, sambil kita bangun infrastruktur lainnya,” bebernya.
Dikarenakan anggaran BP Batam terbatas, untuk membangun infrastruktur penunjang di kawasan Rempang Eco-City direncanakan akan menggunakan mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“BP Batam kemampuan anggaranya hanya Rp 1 triliun setahun. Jadi memang kita untuk ini KPBU lagi rencananya. Anggarannya itu sekitar Rp 1,2 triliun untuk pembangunan jalannya, lalu nanti kita tenderkan. Nah nanti pembayarannya itu dicicil. Jadi nanti setiap tahun BP Batam harus menganggarkan sekitar sekian ratus miliar untuk mencicil proyek ini,” ucapnya.
Sebagai informasi, Rempang Eco-City mencakup pengembangan kawasan terintegrasi untuk industri, jasa/komersial, agro-pariwisata, residensial dan energi hijau (listrik tenaga surya). Akumulasi nilai investasi jangka panjang sebesar Rp 381 triliun dan diklaim dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 306 ribu orang.
Dalam jangka menengah, investasi dari Xinyi Glass disebut mencapai Rp 165 triliun di lahan seluas 2.000 Ha di kawasan Rempang Eco-City.
(aid/rrd)
-

Jaga Kedaulatan, TNI AL Bakal Terus Tempatkan Armadanya di Laut Natuna
loading…
Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi menghadiri diskusi yang digelar ISDS di Seskoal, Jakarta. Foto/SINDOnews
JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (AL) akan terus menghadirkan kekuatannya di Laut Natuna untuk menjaga kedaulatan perairan Indonesia.
Hal itu disampaikan Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi dalam Webinar Hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) sekaligus dalam rangka Pengumuman Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS dengan tema yang sama di Seskoal, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Menurut Yoos, belajar dari kasus perebutan wilayah Ambalat, TNI AL bersama nelayan harus selalu hadir di Laut Natuna. Hal itu disebut effectiveness occupation atau pendudukan secara damai. TNI AL Bersama nelayan, Bakamla, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama untuk melaksanakan kegiatan ekonomi di wilayah Natuna.
“Sekarang saya mengedepankan Bakamla untuk patroli di situ di-back up Angkatan Laut, saling bekerja sama patroli, Namanya interoperativity dengan pesawat TNI AU Boeing atau CL 235 untuk berpatroli disana mengecek keamanan di Laut Natuna,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, awal masalah di Laut Natuna adalah aksi China yang mengklaim wilayah lautnya hingga memotong kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. “Itu yang kita keberatan, pangkal awalnya disitu,” katanya.
Baca Juga: Usai Assad Khamenei Jadi Target
Selain Pangkoarmada I, hadir pembicara lainnya yaitu seniman dan sutradara senior, Garin Nugroho dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Syarif Hidayatullah, Rahmi Fitriyanti.
Rahmi menegaskan hal-hal yang melandasi pentingnya kehadiran negara dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI di Natuna, yaitu secara internal maupun eksternal. Secara internal, Kabupaten Natuna pulaunya kecil namun memiliki perairan yang luas berikut besarnya potensi SDA mineral, migas, ikan, dan tambang yang tersimpan di dalamnya.
Dengan besarnya kandungan cadangan gas alam di Blok East Natuna 49,87 TCF, menjadikan Natuna sebagai pemilik cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5055752/original/029083300_1734494476-WhatsApp_Image_2024-12-18_at_10.35.57.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Konflik di Rempang Memanas Lagi, 8 Warga Luka-Luka
Liputan6.com, Batam – Konflik di Pulau Rempang kembali memanas. Puluhan orang menyerang sejumlah posko warga yang menolak relokasi proyek Rempang Eco City di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Rabu dini hari (18/12/2024), sekitar pukul 00.50 WIB. Mereka mendapat intimidasi berupa aksi kekerasan hingga mengalami luka-luka dari kelompok yang diduga pegawai perusahaan.
Data sementara yang berhasil dihimpun, setidaknya ada delapan warga yang mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dengan rincian antara lain, empat orang mengalami luka sobek pada bagian kepala, satu orang luka berat, satu warga terkena panah, satu orang mengalami patah tangan, dan satu warga luka ringan. Selain itu, belasan kendaraan bermotor milik warga juga dirusak.
Atas kejadian kekerasan yang berulang itu, Ishak, Kordinator Aliansi Massyarakat Rempang Galang bersama masyarakat Kampung Tua di Rempang menyerukan, Presiden Prabowo dan DPR RI untuk memastikan perlindungan kepada masyarakat adat dan tempatan Rempang atas wilayah adatnya.
“Sekaligus dengan tegas membatalkan seluruh rencana pengembangan PSN Tempang Eco-city,” katanya.
Kapolri juga diminta untuk memerintahkan jajarannya melakukan penegakan hukum secara serius dan tegas atas seluruh peristiwa intimidasi dan kekerasan yang dilakukan kepada masyarakat Rempang.
Selain itu, Komnas HAM diminta untuk mengawasi dan bertindak tegas atas rentetan pelanggaran HAM yang terjadi di Rempang, sekaligus mengkoodinasikan dan memastikan skema-skema perlindungan kepada seluruh masyarakat adat dan di Rempang.
Sementara itu, Fernaldi Anggada, salah satu komisaris perusahaan yang ikut dalam proyek Rempang Eco City, saat dihubungi wartawan belum memberikan pernyataan terkait konflik yang terjadi.
-

Menaker sebut sewa rusunawa pekerja harus terjangkau
ANTARA – Komitmen meningkatkan produktivitas para pekerja telah diwujudkan pemerintah lewat keberadaan tiga rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) BP Jamsostek di Kota Batam, Kepulauan Riau. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan harga sewa rusunawa ini harus terjangkau, serta aman, nyaman dan inklusif. (Holdan Parlaungan/Soni Namura/Gracia Simanjuntak)
-

SMI salurkan 23,3 juta dolar AS dukung proyek energi bersih di Batam
Fenomena krisis iklim tak luput dari perhatian PT SMI, salah satunya dengan berkontribusi aktif dalam menurunkan emisi karbon melalui pembiayaan proyek-proyek renewable energy
Jakarta (ANTARA) – PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI), special mission vehicle Kementerian Keuangan dalam pembiayaan pembangunan, menyalurkan 23,3 juta dolar AS untuk mendukung pengembangan energi bersih melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi.
Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah menyampaikan di Jakarta, Selasa, bahwa pembiayaan dengan nilai sekitar Rp373,45 miliar (kurs 1 dolar AS = Rp16.028) tersebut disalurkan kepada PT Nusantara Tembesi Baru Energi (PT NTBE), anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk (kode saham: TOBA).
Ia mengatakan bahwa pembangunan PLTS berkapasitas 46 MegaWatt peak (MWp) tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau, dan menjadi proyek panel surya terapung (floating solar panel) terbesar kedua setelah PLTS Cirata.
“Fenomena krisis iklim tak luput dari perhatian PT SMI, salah satunya dengan berkontribusi aktif dalam menurunkan emisi karbon melalui pembiayaan proyek-proyek renewable energy,” ucap Reynaldi Hermansjah.
Pihaknya berharap PLTS tersebut nantinya dapat mengakomodasi kebutuhan energi di wilayah Kepulauan Riau serta menarik investor asing untuk berinvestasi di Batam sehingga dapat turut menggerakkan perekonomian lokal.
PLTS Trembesi Batam saat ini sedang menjalani tahap konstruksi dengan target penyelesaian operasi komersial penuh pada kisaran kuartal II hingga kuartal III 2025.
“Semoga proyek PLTS Tembesi ini, dapat menghasilkan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dan juga bagi kelestarian lingkungan. Kita harapkan kerja sama seperti ini akan membuka peluang kolaborasi lainnya, demi ketersediaan energi bersih untuk generasi saat ini dan masa depan,” ujar Reynaldi.
Pembiayaan PT SMI di bidang ketenagalistrikan telah mendorong peningkatan kapasitas tenaga listrik sebesar 7,7 Gigawatt (GW) yang digunakan untuk menerangi 5,9 juta rumah tangga, atau setara dengan 23,6 juta jiwa.
Dari kapasitas 7,7 GW tersebut, 2 GW di antaranya merupakan energi baru terbarukan yang berasal dari tenaga air, minihydro, surya, bayu, biomassa, dan panas bumi.
Emisi karbon yang dapat dihindari dari proyek-proyek energi terbarukan yang telah dibiayai PT SMI pun tercatat mencapai 1,55 juta ton/tahun.
Presiden Direktur PT Energi Baru TBS (PT EBT), sub-holding PT TBS Energi Utama Tbk yang menaungi PT NTBE, Dimas Wibowo menyambut baik dukungan PT SMI serta PT PLN Nusantara Power dan PT PLN Nusantara Renewable yang merupakan sponsor dalam proyek PLTS Terapung Tembesi tersebut.
Pihaknya pun yakin bahwa proyek tersebut akan berperan penting dalam memperkuat bauran energi terbarukan khususnya di Batam dan di Indonesia secara keseluruhan.
“Melalui kolaborasi erat dengan PLN Nusantara Power dan PLN Batam, kami ingin mewujudkan sinergi yang kuat dalam menyediakan energi bersih yang terjangkau bagi masyarakat”, imbuhnya.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024


