Ponton Timah Ilegal Diusir, Nelayan Teluk Inggris Bisa Melaut Lagi
Tim Redaksi
BANGKA BARAT, KOMPAS.com
– Nelayan yang biasa mencari ikan di Teluk Inggris, Mentok, Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung
, kini bisa kembali melaut setelah barisan
ponton
tambang timah ilegal diusir dari kawasan tersebut.
Roni (45), seorang nelayan, mengatakan keberadaan ponton-ponton tambang ilegal sebelumnya sangat mengganggu aktivitas mereka sebagai pencari ikan.
“Kami sangat berterima kasih. Laut sekarang bersih, tidak ada lagi ponton. Kami nelayan kecil bisa kerja lagi, dulu susah mau melaut, takut sama ponton,” ujar Roni di Bangka Barat, Kamis (10/7/2025).
Kepala Desa Belo Laut, Ibnu, turut mengapresiasi kinerja aparat yang telah menertibkan aktivitas tambang ilegal secara damai.
“Kami atas nama pemerintah desa dan seluruh masyarakat Belo Laut mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Polri,” kata Ibnu.
Ia berharap penertiban tambang ilegal dapat terus dilakukan dengan pendekatan persuasif agar tidak terjadi konflik antarwarga.
Kapolres Bangka Barat AKBP Pradana Aditya Nugraha mengatakan, sebanyak 20 ponton tambang telah ditarik dari Teluk Inggris, sehingga nelayan kini bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
“Kembalinya nelayan ke laut adalah bukti bahwa tindakan tegas yang kami lakukan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Pradana.
Ia menegaskan bahwa kepolisian akan terus menjaga perairan dari potensi aktivitas tambang ilegal serupa.
“Dari hasil pemantauan terakhir, tidak ada lagi aktivitas ponton atau tambang ilegal yang ditemukan di kawasan Teluk Inggris,” tambahnya.
Monitoring di wilayah tersebut, lanjut Pradana, akan dilakukan secara berkala untuk memastikan kelestarian lingkungan laut tetap terjaga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
-
/data/photo/2025/07/10/686f96556e7a6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ponton Timah Ilegal Diusir, Nelayan Teluk Inggris Bisa Melaut Lagi Regional 10 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/09/686e7a594c115.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
17 Alat Bantu Pernapasan di RSUD Soekarno Bangka Hilang, 3 Orang Ditangkap Polisi
17 Alat Bantu Pernapasan di RSUD Soekarno Bangka Hilang, 3 Orang Ditangkap Polisi
Tim Redaksi
PANGKALPINANG, KOMPAS.com
– Kasus hilangnya belasan alat kesehatan (alkes) jenis
ventilator
milik
RSUD Soekarno
Bangka Belitung mulai mengerucut pada terduga pelaku.
Kepala Bidang Humas
Polda Bangka Belitung
Kombes Fauzan Sukmawansyah mengatakan, sebanyak tiga terduga pelaku telah diamankan guna proses hukum lebih lanjut.
“Informasi yang kami terima barusan, Ditreskrimum berhasil mengungkap kasus yang sempat viral, yakni dugaan hilangnya alat kesehatan jenis ventilator di rumah sakit provinsi,” kata Fauzan dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025) malam.
Fauzan menuturkan, mulai terungkapnya kasus ini setelah penyidik melakukan olah TKP dan pengecekan di rumah sakit, termasuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pihak.
Penyidik kemudian melakukan penangkapan terhadap sejumlah orang yang dicurigai melakukan aksi pencurian alat bantu pernapasan pasien gawat darurat itu.
“Untuk pelaku yang diamankan ini berjumlah tiga orang. Saat ini sudah berada di Mapolda untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap Fauzan.
“Untuk perkembangan lainnya akan disampaikan kembali. Sementara berikan waktu penyidik untuk bekerja menyelesaikan kasus ini,” ucap Fauzan.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa RSUD Soekarno mengalami kehilangan 17 unit ventilator yang hingga kini belum ada kejelasan mengenai penyebabnya.
Tim inspektorat daerah telah melakukan pemeriksaan, tetapi hingga saat ini belum ada pihak yang dinyatakan bertanggung jawab.
Polda Bangka Belitung telah melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan hilangnya alat kesehatan itu.
Penyelidikan dilakukan oleh Subdit III Ditreskrimum Polda usai menerima laporan ke Mapolda pada 3 Juli 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/08/686cc5cf6ca11.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
17 Ventilator RSUD di Bangka Belitung Hilang dan Jadi Temuan BPK Regional 8 Juli 2025
17 Ventilator RSUD di Bangka Belitung Hilang dan Jadi Temuan BPK
Tim Redaksi
PANGKALPINANG, KOMPAS.com
– Pengelolaan
RSUD Soekarno
oleh Pemprov Bangka Belitung menghadapi sejumlah masalah yang berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Temuan ini diungkapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (
BPK
) dalam laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2024 yang kini sedang ditindaklanjuti.
Wakil Ketua
DPRD Bangka Belitung
, Eddy Iskandar, menyampaikan bahwa terdapat 16 item temuan dari BPK yang telah disampaikan kepada DPRD.
Salah satu temuan tersebut berkaitan dengan permasalahan dalam pengelolaan rumah sakit.
“Ada 16 item temuan dari catatan BPK yang disampaikan ke DPRD, salah satunya permasalahan dalam pengelolaan rumah sakit,” ungkap Eddy di kantor DPRD, Selasa (8/7/2025).
Eddy menjelaskan, tindak lanjut atas temuan BPK memiliki tenggat waktu 60 hari.
Namun, DPRD meminta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk menyusun timeline kegiatan secara lebih jelas.
“Dari rapat koordinasi, kami minta timeline, minggu ini apa saja yang diselesaikan, jadi tidak 60 hari selesai baru dilaporkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Eddy menekankan pentingnya memperhatikan standar operasional pekerjaan agar kesalahan serupa tidak terulang pada laporan berikutnya.
“Terkait aset dan pelayanan dasar ini harus betul-betul diperhatikan,” tegasnya.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa RSUD Soekarno mengalami kehilangan 17 unit ventilator yang hingga kini belum ada kejelasan mengenai penyebabnya.
Tim inspektorat daerah telah melakukan pemeriksaan, tetapi hingga saat ini belum ada pihak yang dinyatakan bertanggung jawab.
Selain masalah ventilator, RSUD Soekarno juga menghadapi isu dalam akreditasi yang menyebabkan penurunan jumlah pasien dan kelas layanan BPJS Kesehatan.
Temuan BPK juga menyoroti pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) akibat
defisit anggaran
yang dialami Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.
Selain itu, terdapat kekurangan volume dalam 13 paket kegiatan pengerjaan jalan dan jaringan irigasi yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang
Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir masih menggenangi 58 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat hingga Selasa siang.
“Saat ini genangan terjadi di 58 RT dan dua ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, saat ini ketinggian air terus mulai surut dari awalnya terdapat lokasi yang terendam hingga 1,3 meter kini tertinggi berada di 80 sentimeter (cm).
Yohan menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di empat wilayah di Jakarta karena hujan intensitas tinggi dan juga meluapnya sejumlah aliran sungai yang melintas di wilayah tersebut.
Ia memastikan bahwa saat ini BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat.
“Untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” ujarnya.
Berikut 58 RT dan 2 ruas jalan yang masih terdampak banjir;
Jakarta Barat terdapat 22 RT yang terdiri:
– Kelurahan (Kel) Duri Kosambi: 3 RT
*Ketinggian: 40 sampai dengan 60 cm
*Penyebab: Luapan Kali Angke– Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT
*Ketinggian: 30 s.d 40 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng– Kel. Rawa Buaya: 6 RT
*Ketinggian: 40 s.d 80 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke– Kel. Semanan : 1 RT
*Ketinggian: 30 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan– Kel. Kedoya Selatan: 4 RT
*Ketinggian: 30 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan– Kel. Joglo : 1 RT
*Ketinggian: 30 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran– Kel. Kembangan Selatan: 2 RT
*Ketinggian: 30 cm
*Penyebab: Luapan Kali Angke– Kel. Kembangan Utara: 1 RT
*Ketinggian: 60 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali AngkeJakarta Selatan terdapat 6 RT yang terdiri:
– Kel. Bangka: 2 RT
*Ketinggian: 80 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang– Kel. Rawa Jati: 1 RT
*Ketinggian: 30 cm
*Penyebab: Luapan Kali Ciliwung– Kel. Jati Padang : 3 RT
*Ketinggian: 70 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB GG SaimanJakarta Timur terdapat 28 RT yang terdiri:
*Kel. Bidara Cina: 14 RT
*Ketinggian: 80 cm
*Penyebab: Luapan Kali Ciliwung– Kel. Kampung Melayu: 4 RT
*Ketinggian: 65 cm
*Penyebab: Luapan Kali Ciliwung– Kel. Cawang: 7 RT
*Ketinggian: 40 s.d 60 cm
*Penyebab: Luapan Kali Ciliwung– Kel. Cililitan: 3 RT
*Ketinggian: 50 cm
*Penyebab: Luapan Kali CiliwungJakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:
– Kel. Kapuk Muara : 2 RT
*Ketinggian: 50 cm
*Penyebab: Curah hujan tinggi dan rob.Untuk jalan yang tergenang terdapat 2 ruas jalan terdiri dari:
1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
Ketinggian: 25 cm.2. Jl. Bojong Indah Raya, Kel. Rawa Buaya, Jakarta Barat
Ketinggian: 30 cm.Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

/data/photo/2025/07/10/686f3be03548d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275359/original/080545900_1751875637-20250707-HER_7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)