provinsi: KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

  • Tersisa Cerita Perjuangan Tembus Macet Panjang Gara-gara Banjir Kemang

    Tersisa Cerita Perjuangan Tembus Macet Panjang Gara-gara Banjir Kemang

    Jakarta

    Banjir setinggi hampir satu meter sempat melanda kawasan Kemang, Jakarta Selatan, hingga menyebabkan kemacetan panjang. Warga pun harus menempuh perjuangan ekstra untuk melewati antrean kendaraan yang nyaris tak bergerak.

    Dirangkum detikcom, Minggu (2/11/2025), kemacetan itu terjadi pada Rabu dan Kamis lalu. Hal itu lantaran disebabkan oleh banjir setinggi hampir satu meter.

    “Karena Kemang Raya itu banjir satu meter ketinggian satu meter tampaknya sampai ke Kemang Raya termasuk terdampak ke Bangka tapi Bangka sudah terurai kita tutup jalannya sementara waktu,” Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin, kepada wartawan, Kamis (30/10).

    Namun, pada Sabtu (1/11), ruas Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, telah kembali normal seperti semula. Tak ada lagi genangan yang sempat merendam kawasan tersebut.

    Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (1/11) pukul 10.20 WIB, kawasan Jalan Kemang Raya sudah dapat dilintasi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan sudah sepenuhnya kering dan tak becek.

    Sejumlah petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kota Jakarta Selatan tampak mengangkat sampah-sampah dari Kali Krukut. Keberadaan sampah tersebut menimbulkan banjir cukup parah di kawasan itu.

    Sementara itu, kondisi air di Kali Krukut mengalir cukup deras. Meski begitu, ketinggian air masih jauh di bawah jembatan.

    Pedagang Sulit Dorong Gerobak Saat Macet Kemang

    Meski, ruas Jalan Kemang Raya telah kembali normal, namun cerita warga menembus kemacetan itu pun belum sirna. Salah satunya, Wahyu, seorang pedagang dengan gerobak, mengeluhkan akses jalan untuk mendorong gerobaknya tersendat hingga membuatnya kelelahan.

    Saat banjir yang mengakibatkan macet horor terjadi, Wahyu sedang berjualan di Jalan Kemang Raya. Dia mengatakan air mulai naik dan menggenangi Jalan Kemang Raya pukul 17.00 WIB.

    “Lumpuh udah tuh dari jam 16.00-17.00 WIB,” ujar Wahyu saat ditemui di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (1/11/2025).

    Wahyu mengatakan kemacetan parah akibat banjir ini pun menyulitkan untuk mendorong gerobak saat dirinya hendak pulang. Ia mengaku sempat menunggu hingga pukul 21.00 WIB dengan harapan lalu lintas jadi lebih lengang.

    Namun rupanya macet saat itu tak kunjung usai. Wahyu lantas memutuskan pulang ke rumahnya yang tak jauh dari tempatnya berjualan meski memakan satu jam lamanya.

    “Saya aja maksain jam 9 pelan-pelan lewat pinggir, sampai rumah jam 10, padahal deket di situ ngontrak,” kata Wahyu.

    Wahyu pun mengaku pegal-pegal akibat harus mendorong gerobak melintasi semrawutnya Jalan Kemang Raya malam ini. Dia menghabiskan waktu satu jam untuk bisa sampai di rumah kontrakannya.

    “(Biasanya) paling 20 menitan. Paling lama, kalau macet normal, 30 menit. Kemarin mah sampai satu jam. Pegel, lumayan nguras fisik, betis cangkeul,” ungkapnya.

    Banyak Pengendara Pilih Menepi

    Keluhan lain juga diungkapkan salah satu petugas parkir, Idan. Malam itu, Idan mengaku sedang bekerja sebagai juru parkir di salah satu minimarket.

    Idan mengatakan lalu lintas Jalan Kemang Raya benar-benar kusut kala itu. Bahkan, kata dia, tidak sedikit pengendara yang tertahan kemudian menepi di lokasi parkir tempatnya bekerja.

    “(Parkiran) penuh, cuma kan nggak kita mintain, karena pada kejebak macet, jadi ngetem dulu di pinggiran,” tutur Idan.

    Idan mengatakan ada dua titik banjir di Jalan Kemang Raya. Pertama berlokasi di pertigaan mengarah ke Jalan Kemang Selatan VII. Kemudian yang kedua persis di depan gerai Kem Chicks.

    Idan menuturkan kemacetan semakin parah lantaran penutupan Jalan Kemang Raya akibat banjir. Dia menjelaskan macet terjadi hingga tengah malam.

    “Bisa tetep balik, sekitar jam 12-an. Iya basah, kan hampir sepinggang banjirnya, lumayan celana pada basah,” imbuh dia.

    Penyebab Banjir gegara Tanggul Jebol

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkap penyebab banjir yang melanda kawasan Kemang. Ia menyebut air kali meluap ke permukiman serta jalanan akibat tanggul retak.

    Dia juga sudah meminta jajarannya segera memperbaiki tanggul jebol itu, termasuk di wilayah lain. Pramono menegaskan Pemprov DKI akan menangani banjir dari hulu hingga hilir.

    “Kenapa Kemang Raya kemarin terjadi banjir yang begitu? Memang ada patahan, ada tanggul yang dimiliki oleh Kemang Village yang retak dan kemudian bocor sehingga menyebabkan air Kali Krukut meluap,” jelas Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/10).

    “Pemerintah DKI Jakarta tetap akan melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, penlok-nya sudah saya tanda tangani, dan juga normalisasi Kali Krukut yang melewati Kemang Village,” sambungnya.

    “Karena kalau tidak, sampai kapan pun yang namanya di daerah Kem Chiks itu, kebetulan saya kan tinggal di daerah itu, sudah hampir 5-6 tahun ini selalu terulang hal yang seperti itu, maka itu harus ditangani dari hulunya,” tambahnya lagi.

    Halaman 2 dari 4

    (amw/amw)

  • Ayam Boiler Murah Cuma di Transmart Full Day Sale

    Ayam Boiler Murah Cuma di Transmart Full Day Sale

    Jakarta, CNBC Indonesia-  Untuk memenuhi kebutuhan ayam broiler, Transmart kembali menggelar diskon besar-besaran di Transmart Full Day Sale pada Minggu, 2 November 2025.

    Bukan hanya di Jakarta, Transmart Full Day Sale juga digelar di seluruh gerai Transmart se-Indonesia, mulai dari toko buka hingga tutup pukul 22.00. Diskon besar-besaran dari Transmart berlaku bagi para pelanggan yang menggunakan Allo Bank atau kartu kredit Bank Mega, kartu kredit Bank Mega Syariah, kartu kredit Bank Syariah Indonesia, dan kartu kredit Bank Mandiri.

    Dalam program ini, para pengunjung bisa mendapatkan diskon besar-besaran untuk sejumlah produk. Salah satunya adalah daging ayam.

    Berikut harga ayam broiler per ekor di Transmart Full Day Sale untuk setiap wilayah:

    Makassar Rp 30.900
    Jabodetabek Rp 31.920
    Jawa Timur Rp 35.200
    Jawa Tengah Rp 35.200
    Jawa Barat Rp 31.920
    Padang Rp 31.920
    Palembang Rp 28.720
    Lampung Rp 27.600
    Pangkal Pinang Rp 28.720
    Medan Rp 34.000
    Denpasar Rp 33.600
    Balikpapan Rp 30.680

    Adapun diskon tersebut juga berlaku untuk berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, pakaian, hingga barang-barang elektronik.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Siap-Siap Puncak Musim Hujan Dimulai, Ini Penjelasan Kepala BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, puncak pertama musim hujan agan segera mulai. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan di beberapa wilayah RI sudah mulai di bulan September dan Oktober lalu, kemudian ada yang akan baru mulai di bulan November.

    Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, hujan dengan intensif sedang hingga lebat melanda sebagian besar wilayah Jawa bagian Barat dan Tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta sebagian wilayah Yogyakarta. Dwikorita menyoroti, hujan kerap mengguyur langit saat mulai gelap, setelah panas menyengat kala hari masih terang.

    “Meskipun hujan cenderung terjadi pada sore hari hingga malam, pagi hingga siang hari masih terasa panas. Jadi hujannya biasanya sore hingga malam,” ujarnya saat jumpa pers virtual, Sabtu (1/11/2025).

    Menurut Dwikorita, keadaan ini merupakan karakteristik umum periode peralihan menuju awal musim hujan.

    “Tapi mulai hari ini, mulai bulan November ini, kita memasuki puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia,” tukasnya.

    Dwikorita melanjutkan, berdasarkan pembaruan data zona musim, pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8% wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan.

    Wilayah-wilayah yang saat ini mengalami musim hujan mencakup sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Sumatra Selatan, sebagian Lampung, Kepulauan Bangkah-Belitung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, DKI Jakarta, sebagian Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur bagian Timur, sebagian Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, wilayah Utara Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku, serta sebagian wilayah Pulau Papua.

    Ia mengatakan puncak musim hujan di Indonesia dimulai hari ini hingga Februari 2026. Dwikorita menyebut periode tersebut relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya.

    “Puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini ya, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari. Saat ini mulai November hingga Februari, yaitu November 2025 hingga Februari 2026, dengan pola umum pergerakan dari arah Barat ke Timur, artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak,” terang Dwikorita.

    Ia merincikan, puncak musim hujan bulan ini terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat, itu November-Desember. Selanjutnya berkembang di Indonesia Tengah hingga Timur pada bulan Januari-Februari.

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    – Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

    – Saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih dapat terjadi.

    – BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau informasi peringatan dini secara aktif serta memastikan kesiapan infrastruktur dan langkah mitigasi risiko dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah masing-masing.

    Untuk informasi cuaca dan iklim terkini serta peringatan dini resmi, masyarakat diimbau memantau kanal resmi BMKG melalui situs www.bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, dan aplikasi InfoBMKG.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026

    BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026

    BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan menghadapi puncak musim hujan mulai bulan ini, November 2025 hingga Februari 2026.
    Prediksi ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam agenda jumpa pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan 2025/2026, Sabtu (1/11/2025).
    “Jadi ini sesuai dengan prediksi sebelumnya yang disampaikan BMKG bulan Oktober yang lalu, dimulai di bulan November atau mulai hari ini, hingga Februari. Jadi November 2025 hingga Februari 2026,” ujar Dwikorita dalam paparannya terkait prakiraan puncak musim hujan.
    Dwikorita menyampaikan, puncak musim hujan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang berlangsung dalam waktu lebih singkat.
    “Jadi ini relatif berbeda signifikan dengan tahun-tahun sebelumnya, puncak musim hujan itu biasanya tidak sepanjang ini, jadi biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari,” kata dia.
    Ia menjelaskan, mulai November 2025 hingga Februari 2026, akan terjadi pola umum pergerakan awan dari arah Barat ke Timur.
    “Artinya terjadinya puncak musim hujan itu tidak serempak. Di bulan November, puncak musim hujan ini diawali untuk wilayah Indonesia bagian Barat,” ucapnya.
    Kemudian, puncak musim hujan di Indonesia bagian Tengah hingga Timur terjadi pada bulan Januari-Februari 2026.
    Sebagian besar wilayah Sumatra bagian Barat, Jawa bagian Barat dan Tengah, serta Kalimantan bagian Barat dan Tengah, diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada Desember 2025 hingga Januari 2026.
    Sementara wilayah Jawa bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, umumnya akan mencapai puncak musim hujan sedikit lebih lambat, yakni Januari-Februari 2026.
    “Jadi tadi meskipun dikatakan periode puncak musim hujan antara November 2025 sampai Februari 2026, tapi di fase puncak musim hujan utama, di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026,” jelasnya.
    Berdasarkan pembaruan data zona musim (ZOM) pada dasarian ketiga Oktober, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan.
    Wilayah-wilayah yang saat ini mengalami musim hujan di antaranya di Jakarta, Jawa Barat, Banten, sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina Mulai 1 November 2025

    Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina Mulai 1 November 2025

    2. Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    – Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter 

    – Pertamax (RON 92): Rp 11.500 per liter 

    – Biosolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter 

    – Dexlite (CN 51): Rp 13.000 per liter 

     

    3. Free Trade Zone (FTZ) Batam

    – Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter 

    – Pertamax (RON 92): Rp 11.700 per liter 

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp 12.450 per liter

    – Biosolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter 

    – Dexlite (CN 51): Rp 13.200 per liter 

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp 13.500 per liter 

     

    4. Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau

    – Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter 

    – Pertamax (RON 92): Rp 12.800 per liter 

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.700 per liter

    – Biosolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter 

    – Dexlite (CN 51): Rp 14.500 per liter 

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp 18.600 per liter 

     

    5. Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Bengkulu

    – Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter 

    – Pertamax (RON 92): Rp 12.500 per liter 

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.400 per liter

    – Biosolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter 

    – Dexlite (CN 51): Rp 14.200 per liter 

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp 14.500 per liter 

  • Polri Komitmen Benahi Tata Kelola Timah dan Berantas Penyelundupan di Bangka Belitung

    Polri Komitmen Benahi Tata Kelola Timah dan Berantas Penyelundupan di Bangka Belitung

    Jakarta (beritajatim.com)— Kepolisian Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat penegakan hukum dan memperbaiki tata kelola industri timah nasional, menyusul masih maraknya aktivitas penyelundupan dari wilayah Bangka Belitung. Praktik ilegal ini dinilai tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merusak sistem pengelolaan industri tambang di daerah penghasil timah utama tersebut.

    Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Moh. Irhamni, mengungkapkan bahwa penyelundupan timah menjadi salah satu akar persoalan yang menghambat pembenahan sektor pertambangan nasional. Karena itu, Polri berkomitmen memperkuat langkah pencegahan sekaligus penindakan terhadap segala bentuk praktik pertambangan dan perdagangan timah ilegal.

    “Dalam satu tahun terakhir, kami mencatat sedikitnya lima hingga enam kali pengungkapan kasus penyelundupan timah yang dilakukan melalui jalur laut dengan tujuan Malaysia dan Singapura,” ujar Irhamni dalam acara Coffee Morning bertema Kupas Tuntas Cara Prabowo Benahi Tata Kelola Demi Tambang Berkelanjutan di Jakarta.

    Ia menegaskan, penegakan hukum akan berjalan seiring dengan upaya pemerintah memperbaiki sistem tata kelola agar industri timah memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat. “Arahan Presiden Prabowo Subianto tentang penataan industri timah menjadi perhatian serius bagi kami. Polri memastikan pengelolaan tambang harus berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

    Menurut Irhamni, tantangan di lapangan tidak hanya terkait aspek hukum, tetapi juga ekonomi. Perbedaan harga antara pasar dalam negeri dan luar negeri kerap mendorong sebagian penambang menjual hasil tambang ke luar negeri karena tergiur harga yang lebih tinggi.

    Untuk menutup celah tersebut, Polri mendorong perbaikan sistem harga dan tata niaga timah. Salah satu langkah yang dinilai strategis adalah penetapan Harga Patokan Mineral (HPM) yang lebih kompetitif serta pemberian Izin Pertambangan Rakyat (IPR) agar aktivitas tambang masyarakat bisa berlangsung secara legal dan terpantau.

    Irhamni juga menegaskan bahwa hasil tambang dari wilayah berizin, termasuk di bawah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Timah Tbk (TINS), wajib diserahkan kepada perusahaan tersebut.
    “Penambang di wilayah PT Timah harus tertib. Hasil tambang disetorkan ke PT Timah, dan perusahaan juga wajib membeli dengan harga yang adil agar masyarakat tetap sejahtera,” tegasnya.

    Ia menambahkan, perbaikan tata kelola industri timah harus menjadi gerakan bersama antara regulator, aparat penegak hukum, dan pelaku usaha. Sinergi ini penting untuk memastikan rantai pasok berjalan sesuai aturan dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

    Langkah tersebut diharapkan dapat mewujudkan industri timah nasional yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi, sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat kemandirian energi dan kedaulatan sumber daya alam. [rea/aje]

  • Macet Parah di Jakarta Semalam Bikin Pengendara Terjebak Berjam-jam

    Macet Parah di Jakarta Semalam Bikin Pengendara Terjebak Berjam-jam

    Jakarta

    Semalam, hampir semua jalanan di Jakarta macet usai hujan mengguyur. Kondisi ini membuat pengendara terjebak macet berjam-jam lamanya.

    Kemacetan makin parah pada saat jam pulang kerja, Kamis (30/10/2025). Pada pukul 18.32 WIB, kemacetan terjadi di Jalan MT Haryono, Cawang, arah Pancoran, Jakarta Selatan. Kendaraan mengular di sekitar Stasiun LRT Cikoko dekat Stasiun Cawang.

    Kemacetan juga terjadi di Jalan Gatot Subroto Pancoran arah Kuningan. Kendaraan roda dua dan empat mengular di lokasi.

    Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan titik-titik kemacetan terjadi di hampir seluruh ruas jalan Jakarta. Dia menyebut kemacetan cukup parah terjadi di Jalan Kemang Raya.

    “Malam ini macet hampir di semua ruas jalan, terutama di wilayah selatan ya cukup parah Kemang,” kata Komarudin kepada wartawan, Kamis (30/10).

    Komarudin mengatakan lalu lintas di Kemang macet parah karena sempat banjir setinggi hampir satu meter. Kemacetan juga terjadi di Jalan Bangka yang kemudian sudah terurai.

    “Karena Kemang Raya itu banjir satu meter ketinggian satu meter tampaknya sampai ke Kemang Raya termasuk terdampak ke Bangka tapi Bangka sudah terurai kita tutup jalannya sementara waktu,” ujarnya.

    Banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (30/10). (Devi/detikcom)

    Kemacetan juga terjadi di Jalan Prapanca hingga Antasari. Pihak kepolisian tengah mengurai kemacetan.

    “Kemudian dampak yang dari Prapanca ini nyambung sampai ke Antasari. Jadi wilayah yang cukup parah wilayah selatan, untuk wilayah lain relatif padat namun bisa kita alirkan pelan-pelan karena peningkatan volume,” ungkapnya.

    Komarudin mengatakan kemacetan di hampir semua ruas jalan di Jakarta ini karena adanya genangan imbas hujan deras yang mengguyur Jakarta. Pihaknya telah menempatkan personel di lokasi-lokasi macet.

    “Pelambatan atau kepadatan terjadi karena genangan di beberapa ruas jalan, di kisaran nggak terlalu tinggi cukup menghambat karena genangan sebagian besar memperlambat kecepatannya. Saat ini seluruh simpul kita tempatkan anggota untuk melakukan penguraian,” ungkapnya.

    Macet di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (30/10). (Foto: dok Istimewa)

    Pengendara Terjebak Berjam-jam di Jalan

    Macet membuat pengendara terjebak berjam-jam di jalan. Seorang pemotor sampai menghabiskan waktu 2,5 jam dari Senayan menuju Pasar Minggu.

    Syahrul Kurniawan berbagi cerita soal perjalanan pulang pada sore kemarin. Waktu perjalanan pulangnya menjadi begitu panjang karena sejumlah jalan tergenang banjir.

    “Gara-gara banjir, saya baru banget sampe ini, masih capek 2,5 jam dari Senayan ke Pasming (Pasar Minggu),” kata Syahrul saat dihubungi.

    Dalam perjalanan pulang dari Senayan menuju Pasar Minggu, Syahrul menemui sejumlah titik kemacetan. Dia harus melalui jalan macet dari kawasan Blok M hingga Kemang.

    “Titik sumber macetnya di Kemang. Macetnya dari M-Bloc depan Kejagung sampe Kemang. Apalagi perempatan Antasari itu yang bikin lebih parah, lampu merah pada nggak ada yang mau ngalah,” ungkapnya.

    Begitu di Jalan Pangeran Antasari, Syahrul memilih untuk beristirahat sejenak. Di sana, juga ada sejumlah pemotor yang berhenti.

    Dia mengaku, jika kondisi normal, perjalanan Senayan menuju Pasar Minggu hanya seperlima waktu perjalanan dibanding sore ini.

    “(Hanya) 30 menit sampai kalau normal mah. Capek juga sih, makanya banyak juga kan tuh yang istirahat, Antasari menjadi rest area dadakan,” ujarnya.

    Kemacetan terjadi di banyak ruas jalan di Jakarta akibat genangan usai hujan deras. Seorang pemotor menempuh 2,5 jam dari Senayan menuju Pasar Minggu, Jaksel. (dok Pribadi/IG @syahrulkrnwn).

    PIM-Mampang Butuh Waktu 4 Jam

    Seorang pengendara sepeda motor, Dandy, ikut terjebak kemacetan. Dandy mengatakan kemacetan membuat jarak tempuh dari kawasan Pondok Indah Mall (PIM) ke Mampang, Jakarta Selatan, menjadi 4 jam.

    “Kurang lebih 4 jam. Saya dari PIM jam 6 sore, ini baru sampai rumah,” kata Dandy saat dihubungi pukul 21.59 WIB, kemarin.

    Dandy terjebak macet di Jalan Radio Dalam, Jalan Panglima Polim, hingga Jalan Pangeran Antasari. Berdasarkan foto yang diberikan Dandy, tampak jalanan padat merayap.

    “Macet di Radio Dalam, Stasiun Cipete kalau nggak salah arah ke Panglima Polim sampai ke Antasari,” tutur dia.

    Macet di Jakarta, Kamis (30/10). (Foto: dok. Istimewa/foto dari narsum Dandy)

    Kondisi kemacetan diperparah karena jalan terendam banjir. Bahkan, Dandy terpaksa memutar rute karena Jalan Kemang Raya tak bisa dilintasi akibat banjir.

    “Iya karena ada banjir. Seharusnya saya bisa lewat Kemang Raya kalau nggak banjir. Saya jadi muter lewat Jeruk Purut itu pun masih kena macet juga,” tutur dia.

    Biasanya, jarak tempuh dari PIM hingga Mampang, hanya ditempuh Dandy sekitar 30 menit. Namun, malam ini jarak tempuh hingga 4 jam.

    “Saya biasanya ya kalau hujan biasa cuman 30 menit itu pun naik motornya jalan santai ya. Malam ini rekor saya dari PIM sampai Mampang bisa 4 jam, kayak Jakarta-Bogor aja itu mah,” ucapnya.

    Jarak Tempuh GBK-Halim 2 Jam

    Pengendara lainnya juga terjebak macet di Jalan Gatot Subroto, Jaksel. Jarak tempuh yang dilalui dari Gelora Bung Karno (GBK) di wilayah Halim, Jakarta Timur memakan waktu 2 jam. Cerita tersebut dibagikan oleh pemotor bernama Ferrys.

    “Luar biasa Semanggi-Halim dua jam,” kata Ferrys dalam unggahan Instragramnya.

    Saat dihubungi, Ferrys mengatakan bahwa dirinya berkendara dari GBK ke Halim. Begitu masuk ke Jalan Gatot Subroto di Semanggi, dia langsung terjebak macet.

    “Dari GBK saya keluar ke arah Gatsu full sampai sekitaran bandara Halim, di GBK itu juga macet karena ada penukaran tiket apa gitu saya nggak tau, kayak ada event lari kayaknya,” kata Ferrys saat dihubungi.

    Macet di Jakarta Kamis (30/10/2025) (Foto: dok. Istimewa/foto diberikan narsum Ferrys)

    Di Jalan Gatot Subroto, Ferrys melihat ada truk mogok. Dia menyebut polisi juga melakukan rekayasa lalu lintas bagi kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman ke Gatsu.

    “Nah sepanjang Gatsu nemuin truk mogok 1, terus ternyata dari Sudirman yang mau keluar Jalan Gatsu itu sistem buka tutup sama Polantas,” kata dia.

    Ferry menyebut sempat terjadi kecelakaan di Semanggi. Kondisi ini membuat kemacetan tambah parah.

    “Ada senggolan mobil di depan GT Semanggi, taksi sama mobil Panther, bikin macet juga, ampun,” katanya.

    Lalu lintas di Kuningan arah Mampang juga terlihat macet. Kemacetan, kata Ferrys, terjadi karena adanya genangan.

    “Kuningan macet kemungkinan arah Mampang sama Kemang, ada genangan belum surut itu titik macetnya luar biasa. Betul baru rasain beneran,” jelasnya.

    Lalu lintas di Jalan Gatsu selepas flyover Kuningan, kata Ferry, sempat lancar. Kemudian macet lagi menjelang flyover Pancoran.

    “Terus sendat sedikit lagi di Pancoran arah Tebet sama Pasar Minggu, parah pisan,” tutur dia.

    Ferrys biasanya menempuh jarak GBK ke Halim hanya 45 menit hingga 1 jam. Kali ini, kata dia, terjadi kemacetan parah.

    “Bisanya 45 menit, hari Sabtu-Minggu jalanan lancar, macet biasa hari biasa 1 jaman lah. Ini motoran, nggak tahu dah yang pakai mobil pada pulang jam berapa itu,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 4

    (lir/zap)

  • 54 RT di Jakarta masih kebanjiran

    54 RT di Jakarta masih kebanjiran

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur semakin meluas, kini 54 Rukun Tetangga (RT ) terendam.

    “Hingga pukul 21.00 WIB kami mencatat saat ini genangan terjadi di 54 RT,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, pada Kamis sore banjir merendam 29 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kini data terakhir menunjukkan daerah yang terendam semakin meluas.

    Yohan mengatakan bahwa penyebab banjir, yaitu hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan kenaikan Pos Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Kamis pukul 16.00 WIB.

    Kemudian Pos Pesanggrahan Waspada/Siaga 3 pada pukul 17.00 WIB dan Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pukul 19.00 WIB.

    Adapun data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Di Jakarta Selatan terdapat 53 RT yang kebanjiran, yaitu:

    Kelurahan Cilandak Barat: 1 RT
    Ketinggian: 80 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Pondok Labu: 1 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Cipete Utara: 3 RT
    Ketinggian: 160 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Petogogan: 26 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Bangka: 2 RT
    Ketinggian: 110 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    Kelurahan Kuningan Barat 6 RT
    Ketinggian: 110 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    Kelurahan Pela Mampang 9 RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Cilandak Timur: 3 RT
    Ketinggian: 130 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Kebagusan 2 RT
    Ketinggian: 50 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakarta Timur terdapat 1 RT yang kebanjiran, yaitu:

    Kelurahan Tengah: 1 RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tembok pembatas TPU Jeruk Purut roboh akibat hujan deras

    Tembok pembatas TPU Jeruk Purut roboh akibat hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Tembok pembatas di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan roboh akibat hujan deras di daerah itu pada Kamis sore pukul 16.00 WIB.

    “Akibat hujan sangat lebat, mengakibatkan tembok (pembatas) roboh,” kata Kepala TPU Jeruk Purut Edi Nurzaman saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Edi mengatakan hujan di lokasi mengakibatkan tembok pembatas roboh sekitar pukul 17.00 WIB.

    Dia mengatakan kejadian tembok pembatas roboh di TPU tersebut hingga saat ini baru terjadi kedua kalinya.

    Oleh karena itu, pihaknya memastikan jalan di sekitar TPU itu ditutup agar warga mencari jalan alternatif lainnya.

    “Iya, jalan dialihkan sementara ke atas dulu karena memang hujan,” ucapnya.

    Ia juga menyebut, tak ada korban dari peristiwa ini.

    Ia tak merinci detail dari tembok pembatas yang roboh tersebut.

    Sementara itu, hingga pukul 18.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 28 RT di Jakarta Selatan yang masih tergenang banjir.

    Rinciannya yakni satu RT di Cilandak Barat dengan ketinggian 80 sentimeter (cm) yang penyebabnya curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut.

    Lalu, satu RT di Bangka dengan ketinggian 110 cm yang penyebabnya curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut. Kemudian, 26 RT dengan ketinggian 30 cm yang penyebabnya curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Imbas Banjir, Rute TransJ Blok M-Duren Tiga via Bangka Disetop Sementara

    Imbas Banjir, Rute TransJ Blok M-Duren Tiga via Bangka Disetop Sementara

    Jakarta

    Sejumlah rute TransJakarta mengalami gangguan imbas hujan deras dan kemacetan di berbagai wilayah Jakarta malam ini. Gangguan layanan meliputi keterlambatan kedatangan hingga tak beroperasi sementara.

    Informasi ini disampaikan PT TransJakarta melalui akun resminya di X, Kamis (30/10/2025) per pukul 18.54 WIB. Salah satu rute yang terganggu yakni Rute 6W yang melayani Blok M-Duren Tiga via Bangka Raya. Rute ini tak beroperasi sementara.

    “Rute 6W: Blok M – Duren Tiga via Bangka Raya sementara tidak beroperasi melayani pelanggan karena adanya genangan air di sekitar Jl Bangka 1 s/d SMPN 124,” tulisnya.

    Selain itu, ada juga rute yang mengalami keterlambatan. Beberapa di antaranya yakni rute di koridor 4 dan 6.

    Di rute 5M, 6U, 6V, 7B dan 7Q juga mengalami keterlambatan kedatangan. Gangguan disebut lantaran adanya kepadatan lalu lintas di sekitar Tegal Mampang.

    (fca/whn)