provinsi: KALIMANTAN UTARA

  • Kantor Koran Kaltara Dirusak Orang Tak Dikenal

    Kantor Koran Kaltara Dirusak Orang Tak Dikenal

    Liputan6.com, Tanjung Selor – Aksi pembobolan dan perusakan menimpa kantor Surat Kabar Harian (SKH) Koran Kaltara, yang berlokasi di Jalan Jelarai Raya, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Selasa (12/8/2025) dini hari. Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Utara, Usman Coddang mengecam tindakan tersebut yang dianggapnya sebagai perilaku represif terhadap media.

    “Perusakan kantor merupakan tindakan fisik yang merusak fasilitas dan peralatan media, tindakan ini tentu saja sebuah bentuk represi terhadap media yang dianggap kritis,” kata Usman seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/8/2025).

    Usman juga mengatakan kebebasan pers adalah pilar penting dalam demokrasi, karena memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi yang beragam, dan kontrol sosial.

    Lebih lanjut Usman mengatakan, dirinya sangat menyesalkan kejadian ini, untuk itu dirinya mengharapkan kepolisian mengusut tuntas kasus ini.

    Kalau kejadian ini berkaitan dengan berita, ada mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan ketentuan lainnya untuk menyelesaikan ketidaksepakatan dan ketidakpuasan atas pemberitaan.

    Otoritas kepolisian setempat harus mampu mengusut pelakunya serta mengungkap motif perusakan yang dilakukan terhadap Kantor SKH Koran Kaltara di Tanjung Selor.

    “Dalam konteks ini, kami mendukung penuh penegakan hukum yang dilakukan aparat penegak hukum,” tegasnya.

     

  • Perahu Karam Dihantam Ombak di Nunukan, Satu Nelayan Hilang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Agustus 2025

    Perahu Karam Dihantam Ombak di Nunukan, Satu Nelayan Hilang Regional 14 Agustus 2025

    Perahu Karam Dihantam Ombak di Nunukan, Satu Nelayan Hilang
    Tim Redaksi
    NUNUKAN, KOMPAS.com –
    Seorang nelayan dilaporkan hilang saat memukat rumput laut, di Perairan Tanjung Haus, Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (17/8/2025) dini hari.
    Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Primayantha Maulana Malik mengatakan, nelayan yang hilang bernama Firmansyah (46), warga Jalan Bhayangkara, RT 06, Desa Tanjung Harapan, Sebatik Timur.
    “Kapal yang dinaiki korban dihantam ombak sampai karam,” ujar Primayantha, saat dihubungi Rabu malam.
    Dari laporan yang diterima, korban berangkat untuk memukat rumput laut pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 08.00 wita.
    Korban melaut menggunakan kapal jongkong bermesin tunggal 15 PK, bersama dua nelayan lain, masing masing, Sahril (34) dan Agus (28).
    Keduanya tercatat sebagai warga Jalan Bhayangkara, Desa Tanjung Harapan, Sebatik Timur.
    Kejadian tersebut diketahui oleh nelayan bernama Junaidi dan nelayan lain yang juga memukat rumput laut di sekitaran pondasi perairan Tanjung Haus.
    “Sekitar pukul 05.00 wita, Junaidi mendengar teriakan minta tolong. Ia bersama rekannya mencari sumber suara dan menemukan korban tenggelam bernama Agus,” tutur Primayantha.
    “Korban lain, Sahril, ditemukan sekitar pukul 07.00 wita oleh pemukat rumput laut bernama Wawan,” imbuhnya.
    Dari keterangan korban selamat, mereka bertiga berangkat melaut pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 09.00 wita.
    Mereka berangkat dari Desa Balansiku menuju Perairan Tanjung Haus untuk memukat rumput laut.
    Sekitar pukul 01.30 wita pada Rabu (13/8/2025), perahu dengan muatan sekitar 1 ton rumput laut hasil memukat, dihantam gelombang besar yang mengakibatkan perahu karam.
    “Ketiga korban terbawa arus dan terpisah satu sama lain. Korban Sahril sempat berpegangan pada pinggiran perahu yang karam, sementara kedua rekannya terseret arus ke arah berbeda,” tuturnya lagi.
    Hingga pukul 11.37 wita, perahu jongkong yang karam ditemukan oleh warga bernama Roy yang turut membantu pencarian.
    Sementara itu, korban Firmansyah hingga saat ini belum ditemukan.
    “Pencarian akan dilanjutkan esok hari (Kamis),” kata Primayantha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG prakirakan hujan ringan guyur sebagian besar wilayah RI pada Rabu

    BMKG prakirakan hujan ringan guyur sebagian besar wilayah RI pada Rabu

    logo BMKG

    BMKG prakirakan hujan ringan guyur sebagian besar wilayah RI pada Rabu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 13 Agustus 2025 – 12:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia hujan ringan pada Rabu. Prakirawan BMKG Sekar Anggraeni pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta Rabu  menyampaikan, diawali dari Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan berawan di wilayah Banda Aceh, berawan tebal di di Pekanbaru, serta asap atau kabut di Kota Padang.

    “Hujan ringan berpotensi terjadi di Kota Medan, sedangkan Tanjung Pinang diprakirakan hujan dengan intensias sedang,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Pangkal Pinang, hujan ringan di Kota Jambi dan Palembang, serta hujan dengan intensitas sedang di Bengkulu.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai petir di wilayah Bandarlampung,” ujarnya.

    Beralih ke Pulau Jawa, cuaca di Kota Surabaya diprakirakan berawan tebal, sedangkan Kota Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta berpotensi hujan ringan. Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprediksi cerah berawan di Denpasar, berawan di Kota Kupang, dan berawan tebal di Kota Mataram.

    Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, Kota Pontianak, Palangka Raya, Samarinda, dan Banjarmasin diprakirakan hujan ringan, sementara Tanjung Selor berpotensi hujan dengan intensitas sedang. Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Manado, Gorontalo, Kendari, dan Makassar.

    “Hujan ringan diprakirakan terjadi di Palu dan Mamuju,” ucapnya.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur, cuaca diprakirakan berawan di Kota Merauke, sedangkan Kota Ternate, Ambon, Manokwari, Jayapura, dan Jayawijaya diprakirakan hujan ringan.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di wilayah Sorong dan Nabire,” tutur Sekar.

    Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi ketinggian gelombang 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Potensi banjir rob juga diprakirakan terjadi di Pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua Selatan.

    Sumber : Antara

  • 9
                    
                        Laporkan Keluarga Pasien ke Polisi karena Paksa Buka Masker, dr Syahpri: Jangan Sampai Ada Syahpri yang Lain
                        Regional

    9 Laporkan Keluarga Pasien ke Polisi karena Paksa Buka Masker, dr Syahpri: Jangan Sampai Ada Syahpri yang Lain Regional

    Laporkan Keluarga Pasien ke Polisi karena Paksa Buka Masker, dr Syahpri: Jangan Sampai Ada Syahpri yang Lain
    Tim Redaksi
    MUBA, KOMPAS.com
    – Dokter spesialis ginjal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Syahpri Putra Wangsa, mengaku mengambil langkah hukum dengan melaporkan keluarga pasien ke Polres Muba untuk mencegah aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang lain saat bertugas.
    Syahpri sebelumnya mengalami kejadian yang kurang mengenakkan setelah dipaksa oleh keluarga pasien untuk membuka masker ketika sedang melakukan visit di ruang VIP RSUD Sekayu pada Selasa (12/8/2025) kemarin.
    “Yang jelas saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi, kita harus menentukan sikap, harus tegas,” kata Syahpri kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).
    Menurut Syahpri, peristiwa yang dialaminya itu dapat membahayakan para perawat hingga dokter, di mana saat bertugas mereka diintimidasi oleh keluarga pasien.
    Padahal, hal tersebut bisa mengganggu kinerja nakes ketika merawat pasien.
    “Kalau terjadi lagi seperti ini akan membahayakan nakes. Mulai dari perawat, dokter umum, bukan hanya spesialis saja. Nakes adalah garda terdepan, kalau mereka terancam
    gimana
    ?” ujarnya.
    Menjadi seorang dokter yang bertugas untuk merawat pasien, menurut Syahpri, adalah hal yang tidak mudah.
    Mereka pun harus menempuh jenjang pendidikan panjang yang menguras banyak uang hingga waktu sebelum akhirnya terjun ke masyarakat.
    “Untuk sekolah menjadi dokter itu tidak mudah. Dari biaya yang dikeluarkan luar biasa, dari waktu yang harus dibuang. Meninggalkan istri, anak untuk sekolah, itu luar biasa,” jelasnya.
    Setelah membuat laporan, Syahpri pun kini masih menunggu proses lanjutan.
    Namun, hingga kini ia mengaku pihak keluarga pasien belum menyampaikan permohonan maaf.
    “Tadi karena sudah kami laporkan, kita tunggu saja proses selanjutnya. Belum (minta maaf),” jelasnya.
    Diberitakan sebelumnya, dokter spesialis ginjal yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, dicaci maki keluarga pasien hingga dipaksa mencopot masker saat sedang melakukan kunjungan.
    Dokter tersebut diketahui bernama Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD-KGH, FiNASIM, yang merupakan dokter konsultan di bidang nefrologi.
    Aksi yang tidak mengenakkan itu menimpa dokter Syahpri diketahui berlangsung pada Selasa (12/8/2025), di mana mulanya ia sedang melakukan visit untuk melihat kondisi pasien lansia perempuan yang berada di ruang VIP RSUD Sekayu.
    Dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram @perawat_peduli_palembang, dokter Syahpri masih terlihat tenang meskipun keluarga pasien itu memaksanya membuka masker secara paksa.

    Jadi ibunya ke rumah sakit dengan kondisi tidak sadar, dengan gula darah yang sangat rendah, kemudian tekanan darahnya tidak terkontrol. Kemudian kita lakukan pemeriksaan, didapatkan rontgen dan adanya gambaran indu trek atau gambaran pecah di paru-paru kanan
    ,” jelas dokter Syahpri dalam rekaman video yang dilihat Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
    Namun, keluarga pasien yang merekam pun tampaknya masih kurang puas dengan pernyataan dokter Syahpri.

    Kamu tahu indu trak itu apa?
    ” tanya perekam.

    Gambaran khas dari penyakit TBC
    ,” jawab dokter Syahpri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Dokter RSUD Sekayu Dipaksa Copot Masker, Bisa Begini Risikonya

    Viral Dokter RSUD Sekayu Dipaksa Copot Masker, Bisa Begini Risikonya

    Jakarta

    Viral di media sosial seorang dokter di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien. Dalam video yang beredar, keluarga pasien memaksa dokter untuk melepas masker yang dia kenakan.

    “Ibu saya disuruh tunggu dahak. Tiap hari tunggu dahak, dikit-dikit tunggu dahak,” kata keluarga pasien dalam video yang dilihat detikcom, Rabu (13/8/2025).

    Dokter kemudian menjelaskan bahwa pasien dibawa ke rumah sakit karena gula darah rendah. Setelah diperiksa lebih lanjut, didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran pecah di paru-paru kanan yang mengindikasikan gejala khas dari tuberkulosis atau TBC.

    Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan menyayangkan insiden tersebut. Kata dia, pemeriksaan dahak menjadi prosedur yang harus dilakukan jika ditemukan pasien suspek TBC.

    dr Erlina menjelaskan penegakan tuberkulosis berdasarkan keluhan dan pemeriksaan termasuk rontgen dan cek dahak. Lebih lanjut, dia menyoroti keluarga pasien yang memaksa dokter membuka masker.

    “Nggak boleh tuh. Ya itu nggak boleh (membuka masker), dia itu harusnya dimarahin kalau keluarga pasien kayak gitu,” beber dr Erlina.

    Tuberkulosis termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa menular antar manusia lewat udara melalui droplet yang keluar ketika seorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

    Oleh karena itu, prosedur pencegahan penularan seperti memakai masker penting untuk dilakukan. Jika suspek terbukti positif melalui hasil pemeriksaan, pasien akan diminta menjalani pengobatan dan minum obat teratur.

    “Tuberkulosis itu penyakit menular, itu harus cepat-cepat diobatin. Tapi kan kalau orang ngawang juga, banyak kan kalau dokter bilang ini TBC, mereka marah-marah, mana buktinya, mana buktinya,” tutup dr Erlina.

    Lihat Video ‘Kata Pakar soal Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC’:

    (kna/up)

  • Viral Dokter RSUD Sekayu Dipaksa Copot Masker, Bisa Begini Risikonya

    Viral Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC, Dokter Paru Soroti Hal Ini

    Jakarta

    Baru-baru ini beredar sebuah video yang memperlihatkan seorang dokter di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, dimarahi keluarga pasien. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada selasa (12/8) pagi.

    Dalam video tersebut yang dilihat detikcom, keluarga pasien tampak emosi dan memaksa seorang dokter untuk membuka masker di hadapan pasien wanita yang tengah berbaring. Dokter tersebut menjelaskan bahwa pasien kehilangan kesadaran lantaran mengalami hipoglikemia atau gula darah rendah, dan tekanan darah yang tak terkontrol.

    Kemudian setelah diperiksa lebih lanjut, didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran bercak di paru-paru kanan yang mengindikasikan gejala khas dari tuberkulosis (TBC/TB).

    “Jadi ibunya masuk rumah sakit dengan kondisi tidak sadar dengan hipoglikemia, dengan gula darah rendah. Kemudian tekanan darah yang tidak terkontrol. Kemudian kita melakukan pemeriksaan, dilakukan dan didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran bercak di paru-paru kanan. Gambaran dari khas dari TBC,” ucap dokter dalam video tersebut.

    “Kamu tau infiltrat itu apa? Kamu tau tindakan apa harus seperti apa? Kamu dokter kan? Kamu belum tahu saya kan? Sekarang saya tanya, tindakan yang tempat kalau hanya TBC seharusnya seperti apa? Bukan nunggu sehari-dua hari untuk dahak seperti ini. Ini rumah sakit rsud sekayu, kamu coba bilang apa tadi? Kamu belum tahu saya kan? Kamu cuma menunggu dahak ibu saya, mengasih obat-obatan, kamu bilang nunggu dahak, hanya menunggu dahak untuk menguji lagi ke laboratorium tanpa ada tindakan yang pasti,” ucap keluarga pasien.

    Dikutip dari detikSumbagsel, Kasubag RSUD Sekayu, Dwi, membenarkan insiden tersebut. Pihaknya kini tengah mengklarifikasi lebih lanjut untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya.

    “Ya benar, itu dokter spesialis ginjal. Di video terlihat beliau dimarahi keluarga pasien dan tetap sabar. Hari ini akan kami bahas dan rapatkan untuk mengetahui kronologi kejadian dan motifnya,” kata Dwi, Rabu (13/8/2025).

    Menyoroti kasus tersebut, Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan, SpP(K) menegaskan salah satu langkah penting untuk meningkatkan akurasi diagnosis TB adalah melalui pemeriksaan dahak untuk Tes Cepat Molekuler (TCM).

    Menurut Prof Erlina, pemeriksaan dahak memang diperlukan untuk memastikan diagnosis. Namun, dalam kasus pasien yang tidak bisa mengeluarkan dahak, dokter biasanya menilai dari gejala klinis dan hasil foto rontgen.

    “Kalau untuk meningkatkan diagnosis TBC ya salah satunya harus diperlukan pemeriksaan dahak, pemeriksaan TCM,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (13/8/2025)

    “Harus periksa dahak. Walaupun memang kadang-kadang kalau pasien nggak bisa periksa dahak, nggak keluar, kita berdasarkan keluhannya dan juga foto ronsennya. Foto ronsennya kan kata dokternya yang saya dengar memang ada lesi TB kan? Tapi kan untuk memastikan pemeriksaan dahak,” lanjutnya lagi.

    Lebih lanjut, dr Erlina menjelaskan pemeriksaan TCM sangat penting untuk mendeteksi resistensi TB sejak dini. Tes ini kini menjadi pemeriksaan awal yang direkomendasikan secara nasional, khususnya di fasilitas kesehatan yang sudah memiliki alatnya.

    Dirinya juga menyayangkan tindakan keluarga yang memaksa dokter tersebut untuk membuka masker.

    Lihat Video ‘Kata Pakar soal Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC’:

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

  • Perjuangan Adnan Lolo Mendidik Anak TKI di Perbatasan, Jemput Bola ke Malaysia hingga Sediakan Asrama Gratis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Agustus 2025

    Perjuangan Adnan Lolo Mendidik Anak TKI di Perbatasan, Jemput Bola ke Malaysia hingga Sediakan Asrama Gratis Regional 13 Agustus 2025

    Perjuangan Adnan Lolo Mendidik Anak TKI di Perbatasan, Jemput Bola ke Malaysia hingga Sediakan Asrama Gratis
    Tim Redaksi
    NUNUKAN, KOMPAS.com –
    Deru mesin sepeda motor memecah keheningan di antara hamparan perkebunan kelapa sawit yang membentang tak berujung.
    Di atas motor itu, sepasang suami-istri, Adnan Lolo dan istrinya, menyusuri jalanan tanah yang memisahkan Indonesia dan Malaysia di Pulau Sebatik. Ini bukan perjalanan biasa. Ini adalah misi perburuan harapan. Misi mencari anak-anak TKI yang mau bersekolah.
    Fakta unik inilah yang ditemukan relawan Jagat Literasi Kompas.com saat menggelar ekspedisi Kata ke Nyata di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Furqon, Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, pada Rabu (13/8/2025).
    Adnan, sang Kepala Sekolah, harus “menjemput bola” dengan cara yang tak terbayangkan.
    Ia dan istrinya masuk jauh ke wilayah Malaysia, mendatangi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di mes-mes perkebunan, dan dengan sabar merayu mereka agar menyekolahkan anak-anaknya di MI Darul Furqon.
    Dia pun menjamin ketersediaan seragam sekolah hingga asrama untuk anak-anak.
    “Kita ini susah dapat murid, kalau tidak dijaga, bisa kosong ini sekolah,” ujar Adnan Lolo dengan nada suara yang menyiratkan kekhawatiran tulus.
    Meski mengaku kembang kempis memikirkan operasional madrasah yang dipimpinnya, Adnan Lolo tetap berusaha menjaga muridnya.
    Namun, ada satu hal yang membuatnya lebih khawatir: jika anak-anak didiknya berhenti sekolah. Di wilayah perbatasan, menyadarkan orang tua akan pentingnya pendidikan adalah sebuah tantangan mahaberat.
    Karena itu, ia mengambil langkah berani. Untuk menjaga murid-muridnya, terutama yang berasal dari lokasi jauh di Malaysia, Adnan menyediakan asrama gratis.
    Sebuah keputusan yang terdengar mustahil di tengah kesulitan finansial yang ia hadapi.
    “Sebenarnya kita sudah kesulitan memikirkan operasional madrasah. Tapi akan lebih susah kalau murid kita tak sekolah,” tegasnya. Prinsip inilah yang menjadi bahan bakarnya.
     
    Asrama itu hidup dari sebuah gotong royong yang mengharukan. Meski gratis, para orang tua murid diminta membantu sekadarnya.
    Bukan dengan uang, melainkan dengan apa yang mereka punya. Mereka mengirimkan tempe, tahu, beberapa ekor ayam, dan telur untuk lauk pauk anak-anak mereka.
    “Ada 20 anak Malaysia yang kita tampung di asrama. Mulai kelas 1 hingga kelas 6. Alhamdulillah ada saja rejeki untuk mereka,” tutur Adnan dengan senyum bersahaja.
    Hingga saat ini, belum ada bantuan operasional khusus yang diterima untuk anak-anak asrama.
    Adnan hanya berharap, suara dari tapal batas ini bisa terdengar lebih jauh. Bahwa di beranda negeri, tugas seorang guru bukan hanya mengajar di kelas. Mereka juga harus menjadi pejuang yang mencari, mempertahankan, dan merawat asa murid-muridnya agar tak padam.
    Program Dari Kata ke Nyata Kompas.com hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Program ini mendapat dukungan dari Riady Foundation, Paragon, dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas Hujan Lebat Hantam RI, BMKG Warning Angin Kencang di Lokasi Ini

    Awas Hujan Lebat Hantam RI, BMKG Warning Angin Kencang di Lokasi Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menuju pertengahan Agustus 2025, beberapa wilayah Indonesia diprediksi masih akan mengalami hujan lebat hingga angin kencang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan analisis terhadap kondisi atmosfer mengindikasikan peningkatan pembentukan awan hujan yang masih terjadi.

    Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan responsif terhadap potensi kejadian cuaca signifikan. Terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah, khususnya Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua Pegunungan, yang disertai kemungkinan angin kencang serta gelombang laut tinggi.

    Selain itu, suhu udara yang relatif kering dan hangat saat ini berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan, sehingga masih perlu menjadi perhatian.

    Dalam akun Instagram resminya, BMKG lebih detail memberikan peringatan dini cuaca 3 hari ke depan di Tanah Air, selama periode 11-13 Agustus 2025. Berikut perinciannya:

    11 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambu, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Aceh, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

    12 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Selatan.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Aceh, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

    13 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dipicu Perkelahian, Bocah SD di Sumsel Tusuk Leher Siswa MTs hingga Tewas

    Dipicu Perkelahian, Bocah SD di Sumsel Tusuk Leher Siswa MTs hingga Tewas

    Jakarta

    Seorang bocah kelas 4 SD berinisial JN (9) di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan menusuk leher siswa kelas dua MTs, RI (13) menggunakan gunting hingga tewas. Aksi penusukan tersebut dipicu perkelahian.

    “Korban tewas akibat luka tusuk pada bagian leher sebelah kirinya,” kata Kasat Reskrim Polres Muratara Iptu Nasirin dilansir detikSumbagsel, Senin (11/8/2025).

    Penusukan terjadi di pinggir jalan dekat rumah pelaku di Dusun II, Desa Pauh, pada Jumat (8/8) pukul 12.10 WIB. Polisi masih mendalami penyebab perkelahian antara pelaku dan korban.

    “Untuk penyebab perkelahian itu masih didalami. Namanya anak-anak, mungkin ribut atau berkelahi seperti anak-anak pada umumnya sehingga emosi. Tapi kalau dendam itu tidak,” ujarnya.

    Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Pauh, namun nahas nyawanya tidak tertolong. Pihak kepolisian beserta perangkat desa menjemput pelaku dari rumahnya dan membawanya ke Mapolres Muratara.

    Baca selengkapnya di sini.

    (wnv/wnv)

  • Malaysia Tolak Nama Blok Ambalat-Pilih Laut Sulawesi, Ini Alasannya

    Malaysia Tolak Nama Blok Ambalat-Pilih Laut Sulawesi, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia menolak penggunaan istilah Blok Ambalat yang umum dipakai Indonesia untuk menyebutkan wilayah terletak di tenggara negara bagian Sabah, Malaysia, dan di timur provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Kawasan tersebut selama ini merupakan subjek sengketa kedua negara.

    Penolakan ini memicu riuh sepekan terakhir. Presiden RI Prabowo Subianto bahkan memberi respons menyebut “perlu penyelesaian secara damai antara kedua belah pihak”, seraya merujuk ada itikad baik dari kedua negara.

    Bagaimana kronologinya?

    Semua bermula dari pidato Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan. Dirinya mengatakan Malaysia telah menegaskan kembali hak kedaulatannya atas wilayah maritim yang dikenal sebagai Blok ND-6 dan ND-7 di Laut Sulawesi, menolak penggunaan istilah Ambalat oleh Indonesia untuk menggambarkan wilayah yang disengketakan tersebut.

    Mengutip Malay Mail, pria yang juga dikenal sebagai Tok Mat itu mengatakan bahwa klaim Indonesia yang merujuk pada Ambalat mencakup sebagian Laut Sulawesi. Ia menjelaskan bahwa Ambalat adalah istilah yang digunakan oleh Indonesia untuk membenarkan klaim mereka atas wilayah tersebut.

    “Malaysia menegaskan bahwa Blok ND-6 dan ND-7 berada dalam wilayah kedaulatan Malaysia dan hak kedaulatan negara berdasarkan hukum internasional, yang didukung oleh putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 2002,” ujarnya dikutip Jumat (8/8/2025).

    “Oleh karena itu, istilah yang lebih akurat untuk wilayah yang dimaksud yang sejalan dengan posisi Malaysia adalah Laut Sulawesi, bukan Ambalat,” tambahnya di Dewan Rakyat Malaysia.

    Ia pun mengatakan pihaknya akan memastikan kejelasan dan mencegah isu ini dipolitisasi atau dieksploitasi. Terutama sebagai materi kampanye, menjelang pemilihan umum negara bagian.

    Mohamad Hasan mengatakan bahwa kementerian siap memberikan pengarahan kepada Anggota Parlemen dan anggota dewan negara bagian Sabah mengenai masalah ini. Ia menegaskan tak ingin isu ini menyesatkan publik.

    Foto: Perairan Ambalat. (Dok. Bakamla via Detikcom)
    Perairan Ambalat. (Dok. Bakamla via Detikcom)

    “Jika ada permintaan, Kementerian siap mengatur waktu yang tepat untuk pengarahan guna memastikan semua pihak memahami masalah ini,” tambahnya.

    Sebelumnya, mengutip Channel News Asia (CNA), Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kedaulatan Sabah dalam sengketa wilayah maritim dengan Indonesia, terutama di wilayah kaya minyak yang dikenal sebagai Ambalat di Laut Sulawesi. Pernyataan itu disampaikan di tengah proses negosiasi batas maritim antara Malaysia dan Indonesia yang tengah berlangsung dalam forum konsultasi tahunan ke-13 yang digelar 29 Juli lalu.

    “Kami akan melindungi setiap jengkal Sabah. Saya akan mempertahankan prinsip ini. Kami akan merundingkannya dengan benar, tanpa menyerah. Ini semua ada dalam pertemuan, bukan hanya pembicaraan rahasia,” ujar Anwar dalam kunjungannya ke Kota Kinabalu pekan lalu mengutip pula laman Malay Mail.

    Diketahui pada 27 Juni lalu, Anwar bertemu Prabowo di Jakarta. Keduanya sepakat untuk mengeksplorasi opsi pengembangan bersama atas wilayah sengketa tersebut, meski belum ada kesepakatan final.

    “Diskusi kami dengan Indonesia mengenai Ambalat adalah pertanda persahabatan yang baik. Presiden Prabowo adalah sahabat pribadi dan sahabat keluarga. Saya ingin hubungan ini tetap baik,” ungkap Anwar.

    Blok ND6 dan ND7 Tidak Berada di Laut Malaysia?

    Sementara itu, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan keterangan yang disampaikan oleh Menlu Malaysia di depan parlemen Malaysia perlu dikoreksi. Hal tersebut terkait istilah yang digunakan untuk klaim atas ND6 dan ND7 oleh Malaysia yang disebut sebagai kedaulatan (sovereignty).

    “Padahal Blok ND6 dan ND7 yang dikalaim Malaysia tidak berada di wilayah laut teritorial Malaysia,” tegasnya.

    “Blok ND6 dan ND7 berada di Landas Kontinen (Continental Shelf) di mana pada wilayah tersebut yang dapat diklaim adalah hak berdaulat (sovereign right),” ujarnya.

    Istilah yang digunakan oleh Menlu Malaysia, menurutnya lagi, semata-mata dalam perspektif Malaysia saja. Karena negara itu, tambahnya, tidak mengakui klaim Landas Kontinen Indonesia di Blok Ambalat maka istilah Ambalat tidak digunakan.

    “Bagi Indonesia, tentunya, karena tidak mengakui klaim Malaysia atas Blok ND6 dan ND7 maka harus konsisten menyebutnya sebagai Blok Ambalat,” jelasnya.

    “Sengketa perbatasan di Landas Kontinen kedua negara karena Blok Ambalat yang diklaim oleh Indonesia dan Blok ND6 dan ND7 yang diklaim oleh Malaysia terdapat irisian. Irisan inilah yang oleh kedua Pemimpin negara disepakati untuk dikerjasamakan (joint development),” ujarnya.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]