provinsi: KALIMANTAN UTARA

  • Ayah Panik Bakar Putrinya, Dituduh Nyolong Rp 100.000, Niat Cuma Menakuti Malah Kebablasan

    Ayah Panik Bakar Putrinya, Dituduh Nyolong Rp 100.000, Niat Cuma Menakuti Malah Kebablasan

    TRIBUNJATIM.COM – Remaja putri berinisial AR (16) dibakar ayahnya sendiri bernama Alimun Jaya (36).

    Peristiwa itu terjadi di Desa Prabumenang, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

    Sang ayah ternyata tak sengaja membakar putrinya sendiri saat sedang emosi.

    Insiden nahas itu terjadi pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 06.30 WIB.

    Kejadian bermula ketika Alimun mendengar dari ibunya, Maryanti, uang sebesar Rp100.000 miliknya hilang.

    Alimun pun menuduh AR sebagai pelaku pencurian.

    Meskipun AR membantah tuduhan tersebut, Alimun semakin marah dan sempat memukulnya.

    Saat AR keluar dari rumah, Alimun yang masih dalam keadaan emosi melihat botol berisi minyak Pertalite.

    Tanpa berpikir panjang, ia melemparkan botol tersebut ke arah AR, sehingga minyak tumpah mengenai tubuh korban.

    Setelah itu, Alimun mendekati AR dengan membawa korek api untuk menakut-nakuti dan memaksanya mengakui pencurian.

    Namun, percikan api dari korek api menyambar tubuh AR yang sudah terkena minyak, menyebabkan api membesar dan melukai bagian belakang wajah serta tangan korban.

    Melihat kejadian tersebut, Alimun panik dan berusaha memadamkan api dengan melepas baju AR.

    Meskipun api berhasil dipadamkan, AR mengalami luka bakar yang cukup parah dan harus dilarikan ke RSUD Baturaja untuk perawatan medis.

    Alimun juga menderita luka bakar di kedua tangannya.

    Kepala Desa Prabumenang, Parlenawati SE, mengkonfirmasi bahwa pelaku dan korban adalah ayah dan anak serta warga desa setempat.

    Ia menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh masalah kehilangan uang yang menimbulkan rasa kesal pada pelaku.

    Kapolres Muara Enim, AKBP Jhoni Eka Putra, melalui Kasi Humas, AKP RTM Situmorang, menjelaskan, pelaku kesal dan emosional kepada korban yang tidak mau mengaku telah mencuri uang neneknya.

    Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian membawa korban ke RSUD Baturaja untuk mendapatkan perawatan, serta mengamankan tersangka dan barang bukti untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kita sudah melakukan pengecekan dan olah TKP, membawa korban ke RSUD Baturaja untuk mendapat perawatan medis dan mengamankan Tersangka dan barang bukti serta memeriksa saksi-saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

    Sementara itu, aksi pembakaran lainnya juga pernah terjadi di Boyolali, Jawa Tengah.

    Seorang santri Ponpes di Boyolali, Jawa Tengah mengalami luka bakar yang parah.

    Santri itu berinisial SS (16).

    Ternyata santri itu menjadi korban pembakaran seorang tamu yang berprofesi sebagai guru.

    Sebagaimana diketahui, tubuh santri asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu dibakar oleh tamu, Muhammad Galang Setiya Dharma (21), pada Senin (16/12/2024) malam.

    Direktur RSUD Simo, Ratmi Pungkasari mengatakan, korban masih menjalani perawatan intensif. 

    “Kondisi stabil. Pasien mengalami luka bakar 38 persen di wajah kanan sampai leher kanan, punggung tangan kiri, sama kaki kanan-kiri mulai paha sampai punggung kaki,” jelasnya, dilansir Tribun Solo, Rabu (18/12/2024).

    Saat ini korban masih menjalani perawatan. Selain itu, kepolisian masih terus berkomunikasi dengan RSUD Simo.

    Pelaku Sudah Diamankan

    Diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, mengatakan pelaku telah diamankan.

    Pelaku adalah teman korban yang datang ke ponpes sebagai tamu.

    “Kejadiannya di salah satu kamar tamu. Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB,” paparnya, Selasa (17/12/2024).

    Ia menjelaskan pelaku sengaja mendatangi pondok untuk bertemu dengan korban dan telah merencanakan aksinya.

    “Pekerjaan sehari-hari adalah guru. Untuk alamat Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal,” ungkapnya.

    Akibat perbuatannya, pelaku dapat dijerat pasal 187 dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.”

    “Di mana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” terangnya.

    Akibat perbuatannya, pelaku dapat dijerat pasal 187 dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.”

    “Di mana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” tandasnya.

    Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darusy Sahadah, Qosdi Ridwanullah berujar, aksi pembakaran dilakukan karena pelaku emosi mendengar handphone adiknya dicuri.

    Pelaku kemudian mengajak korban ke sebuah ruangan tertutup dan disiram bahan bakar minyak (BBM).

    Proses interogasi yang dilakukan pelaku tanpa sepegetahuan pengurus ponpes.

    “Jadi kemarin malam itu ada tamu yang merupakan kakak salah satu santri. Tamu tersebut kemudian menuduh korban yang mencuri telpon genggam milik adiknya,” ucapnya.

    Terungkap sosok yang bakar santri Ponpes di Simo Boyolali

    Pekerjaan sehari-hari pelaku pun terkuak.

    Kasus pembakaran orang hidup-hidup kembali terjadi di Boyolali.

    Setelah kakek dibakar ponakannya sendiri di Desa Bantengan, Kecamatan Karanggede, kali ini seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) yang dibakar.

    Saini Saputra (16) salah satu santri di Ponpes Darusy Syahadah Putra di Desa Kedung Lengkong, Kecamatan Simo dibakar oleh seorang pengunjung, Senin (16/12/2024) malam.

    Santri itu dibakar oleh Muhammad Galang Setiya Dharma (21) kakak dari salah satu santri ponpes tersebut.

    Akibat pembakaran itu, korban mengalami luka bakar hingga 38 persen.

    Korban mengalami luka bakar pada bagian wajah, leher dan kedua kakinya.

    “Kejadiannya di salah satu kamar tamu. Tadi malam sekira pukul 23.00 WIB,” kata Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi.

    Kasat menyebut santri tersebut berasal dari Sumbawa.

    Korban nyantri di ponpes tersebut baru sejak Juli 2024.

    Tersangka kasus pembakaran ini telah diamankan polisi.

    Muhammad Galang Setiya Dharma (21) saat ini telah diamankan dan masih diperiksa polisi.

    “Pekerjaan sehari-hari ada guru. Untuk alamat kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal,” kata Joko.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 187 ke satu dan dua KUHP.

    “Dan atau penganiayaan berencana, pasal 353 kedua KUHP serta karena korban usia anak kami terapkan juga pasal 80 ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. Dimana ancaman hukuman maksimal pada pasal ini ada 15 tahun penjara,” pungkasnya.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Prakiraan Cuaca Besok Minggu, 19 Januari 2025, BMKG: 18 Wilayah Potensi Hujan Sangat Lebat – Halaman all

    Prakiraan Cuaca Besok Minggu, 19 Januari 2025, BMKG: 18 Wilayah Potensi Hujan Sangat Lebat – Halaman all

    Berikut ini potensi hujan BMKG Besok Minggu, 19 Januari 2025, beberapa lokasi di Indonesia berpotensi angin kencang, hingga hujan sangat lebat.

    Tayang: Sabtu, 18 Januari 2025 15:37 WIB

    Warta Kota/Henry Lopulalan

    Ilustrasi saat cuaca sedang hujan lebat. – Berikut ini potensi hujan BMKG Besok Minggu, 19 Januari 2025, beberapa lokasi di Indonesia berpotensi angin kencang, hingga hujan sangat lebat. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut daerah yang berpotensi hujan besok, Minggu, 19 Januari 2025, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Dikutip dari meteo.bmkg.go.id, berikut daerah-daerah yang perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

    Prakiraan Cuaca Minggu, 19 Januari 2025

    Peringatan Dini Hujan Sedang – Lebat

    Aceh
    Bali
    Banten
    DKI Jakarta
    Gorontalo
    Jawa Tengah
    Kalimantan Selatan

    Kalimantan Tengah
    Kalimantan Timur
    Kalimantan Utara

    Kep. Riau
    Nusa Tenggara Barat
    Papua Barat
    Riau
    Sulawesi Barat
    Sumatera Barat

    Peringatan Dini Hujan Lebat – Sangat Lebat

    Bengkulu
    DI Yogyakarta
    Jawa Barat
    Jawa Timur
    Kalimantan Barat
    Kep. Bangka Belitung
    Lampung
    Maluku
    Maluku Utara
    Nusa Tenggara Timur
    Papua
    Sulawesi Selatan
    Sulawesi Tengah
    Sulawesi Tenggara
    Sulawesi Utara
    Sumatera Selatan
    Sumatera Utara
    Jambi

    Peringatan Dini Angin Kencang

    Jawa Tengah
    Jawa Timur
    Kep. Riau
    Nusa Tenggara Barat
    Nusa Tenggara Timur
    Sulawesi Selatan

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • BGN Catat Makan Bergizi Gratis Telah Sasar 650 Ribu Penerima Manfaat Dalam 10 Hari – Halaman all

    BGN Catat Makan Bergizi Gratis Telah Sasar 650 Ribu Penerima Manfaat Dalam 10 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mencatat, program makan bergizi gratis (MBG) telah disalurkan kepada ratusan ribu penerima manfaat.

    Rinciannya yakni 650.000 penerima manfaat selama 10 hari berjalan sejak 6 Januari 2025.

    “Alhamdulillah ini sudah berjalan hampir 10 hari dan kami sudah melakukan kegiatan di 31 provinsi mencakup 230 Satuan Pelayanan yang sudah melayani lebih dari 650.000 penerima manfaat,” kata Dadan kepada wartawan, Sabtu (18/1/2025).

    Dadan menambahkan, jumlah ini akan bertambah setiap harinya.

    Adapun target hingga April, pemerintah ingin MBG menyasar 3 juta penerima.

    “Pada bulan April sampai Agustus akan melayani 6 juta. Pada Agustus ketika pendidikan SDM-nya cukup, Pak Presiden ingin lebih cepat lagi,” kata dia.

    Adapun untuk target selama tahun 2025, pemerintah ingin MBG menjangkau 15 juta hingga 17,5 juta penerima dengan anggaran Rp 71 triliun.

    Dadan menyebut, pemerintah tengah mencari cara agar anggaran bisa naik dan program unggulan itu dirasakan oleh 82,9 juta penerima.

    Karena itulah, dibutuhkan tambahan dana sekitar Rp 100 triliun untuk target jumlah penerima baru.

    “Bayangkan ketika 82,9 juta itu sudah diberi makan dan Badan Gizi menetapkan hari tertentu kita makan telur, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur setiap hari. Jadi ini butuh juga meningkatkan produksi sehingga lantai pasoknya bisa memenuhi untuk semuanya,” tandas Dadan.

    Diketahui, program makan bergizi gratis ini dimulai di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi. Pada tahap awal, 190 Dapur MBG mulai beroperasi pada Senin (6/1/2025).

    “Kita bersyukur, tidak menunggu 100 hari atau tepat hari ke-78 Bapak Prabowo menjadi Presiden, program MBG dimulai. Ini merupakan tonggak bersejarah untuk bangsa Indonesia, untuk pertama kalinya Indonesia melaksanakan program pemenuhan gizi berskala nasional untuk balita, anak-anak sekolah, santri ibu hamil, dan menyusui, ” kata Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi, Minggu (5/1/2025).

    Menurutnya jumlah dapur tersebut akan terus meningkat setiap harinya. Diharapkan target 937 Dapur MBG dapat tercapai pada akhir Januari 2025, dengan pelaksanaan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing daerah.

    Dapur-dapur yang siap beroperasi tersebut tersebar di 26 provinsi, mulai dari Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, D.K.I. Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat dan Papua Selatan.

    “Setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN),” katanya.

    Kepala SPPG ini bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG dengan ketat. 

    BGN berkomitmen untuk meminimalkan limbah. Bahkan, untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang, ” jelasnya.

    Seperti disampaikan oleh Presiden Prabowo, lanjut Hasan, pemerintah tidak libur pada Tahun Baru termasuk Sabtu dan Minggu, untuk memastikan kelancaran program MBG. 

    Momentum dimulainya program ini juga bertepatan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar sebagian besar sekolah pada pekan ini. Pemerintah menempatkan kesiapan Dapur MBG sebagai prioritas utama agar layanan dapat berjalan maksimal.

     

     

     

  • Bank Tanah Siapkan 11 Titik Lahan untuk Disulap jadi Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)

    Bank Tanah Siapkan 11 Titik Lahan untuk Disulap jadi Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Bank Tanah (BBT) mengungkap terdapat 11 titik lokasi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perluasan pembangunan dapur makan bergizi gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    Deputi Bidang Pemanfaatan Tanah dan Kerja Sama Usaha Badan Bank Tanah Hakiki Sudrajat menjelaskan 11 lokasi lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi dapur MBG itu tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi.

    “Mengenai dapur tadi ini merupakan inisiatif dari kami dulu karena kami juga banyak mendapat masukan. Saat ini masih ada 11 titik [lahan yang bisa dimanfaatkan untuk dapur MBG],” jelasnya dalam agenda Kinerja 2024 dan Outlook 2025 di Bandung, Jumat (17/1/2025).

    Perinciannya, 11 titik lahan yang dapat dialokasikan menjadi dapur MBG itu berada di Batubara Sumatra Utara, Solok Sumatra Barat, serta Kepulauan Bangka yang berlokasi di Belitung.

    Di wilayah Jawa, terdapat 4 titik lahan kelolaan Bank Tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangunan dapur SPPG, di antaranya, Cianjur, Purwakarta, Kendal, hingga Brebes.

    Kemudian ada dua titik di wilayah Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Poso, hingga Lombok Utara. “Ini rata-rata lokasi kami hampir 95% itu di atas 500 meter [jaraknya dari sekolahan terdekat]  jadi mungkin sudah cocok untuk bisa dioperasikan menjadi dapur MBG,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah resmi dimulai pada Senin hari (6/1/2024). Di mana, pangan MBG itu dipasok dari 190 lokasi SPPG yang telah beroperasi per 6 Januari 2025.

    Mengutip data yang dibagikan oleh BGN, sebanyak 190 SPPG itu tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Adapun, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah SPPG paling banyak, yakni 57 lokasi. Kemudian disusul oleh Jawa tengah dengan 36 titik dan Jawa Timur 31 titik. 

    Selain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, SPPG juga tersebar di Aceh, Bali, Banten, DI Yogyakarta, Jakarta, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan.

    Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua Selatan. 

    Selanjutnya, dapur pemasok Makan Bergizi Gratis itu juga tersebar di Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, serta Sumatra Utara.

  • Mulai 1 Februari 2025, frekuensi dan jadwal KA di KAI Divre II Sumbar berubah

    Mulai 1 Februari 2025, frekuensi dan jadwal KA di KAI Divre II Sumbar berubah

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

    Mulai 1 Februari 2025, frekuensi dan jadwal KA di KAI Divre II Sumbar berubah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 17 Januari 2025 – 15:22 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat (Sumbar) menambah frekuensi perjalanan dan mengubah jadwal kereta api per 1 Februari 2025. Perubahan ini seiring diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, menggantikan Gapeka 2023 yang sebelumnya digunakan.

    Kahumas KAI Divre II Sumbar, M. As’ad Habibuddin mengatakan, Gapeka merupakan pedoman operasional perjalanan kereta api yang dirancang dalam bentuk grafis, mencakup stasiun, waktu, jarak, kecepatan, hingga posisi perjalanan kereta api, baik saat berangkat, berhenti, menyusul, maupun bersilang.

    Penambahan frekuensi perjalanan tersebut yakni 2 perjalanan KA Pariaman Ekspres relasi Pauhlima/Padang – Naras pp. Sehingga, jika sebelumnya hanya ada 8 perjalanan KA Pariaman Ekspres dalam sehari, maka per 1 Februari 2025 terdapat 10 perjalanan.

    ”Semakin banyaknya jadwal perjalanan KA ini akan memberikan kemudahan kepada penumpang untuk memilih jadwal keberangkatan KA sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Masyarakat yang tinggal di luar Padang, bisa pergi-pulang untuk kuliah ataupun bekerja di Padang dengan lebih fleksibel,” ujar As’ad Jum’at (17/1). 

    Penambahan frekuensi perjalanan KA Pariaman Ekspres ini juga untuk mengakomodasi minat yang meningkat terhadap KA tersebut. Selama 2024, KAI Divre II Sumbar melayani 1.406.397 penumpang KA Pariaman Ekspres, naik 5% dibanding periode 2023 sebanyak 1.336.352 penumpang.

    As’ad melanjutkan, terdapat pula perubahan jadwal kereta api per 1 Februari 2025. KAI Divre II Sumbar mengimbau kepada pelanggan untuk memperhatikan jadwal terbaru yang tertera pada tiket atau e-ticket.

    Pada jadwal terbaru ini, Stasiun Kampung Jua dan Stasiun Pauhlima melayani KA Pariaman Ekspres jadwal kedatangan pertama dari Naras dan jadwal terakhir tujuan Naras. Sehingga pelanggan yang biasa pergi-pulang untuk kerja atau kuliah, tidak perlu lagi ke Stasiun Padang terlebih dahulu.

    ”Adapun untuk tarif tiket pada Gapeka 2025 masih tetap, tidak ada perubahan,” kata As’ad.

    Dua kereta api berstatus Public Service Obligation (PSO) atau Kewajiban Pelayanan Publik yakni KA Pariaman Ekspres relasi Stasiun Pauhlima/Padang – Stasiun Naras pp dengan tarif Rp5.000 sekali jalan, serta KA Minangkabau Ekspres relasi Stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM) – Stasiun Pulau Air pp dengan tarif Rp10.000 sekali jalan.

    Adapun KA yang berstatus Perintis yaitu KA Lembah Anai relasi Stasiun Duku – Stasiun Kayu Tanam pp memiliki tarif Rp3.000 sekali jalan.

    ”KAI Divre II Sumbar terus menunjukkan komitmen dalam melayani masyarakat melalui penugasan pemerintah lewat PSO serta Perintis. Penugasan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat menggunakan kereta api dengan tarif terjangkau,” kata As’ad.

    Pelanggan dapat membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI sejak H-7 keberangkatan. KAI juga masih menyediakan loket untuk penjualan tiket yang dibuka 3 jam sebelum keberangkatan KA, selama tiket masih tersedia.

    ”Kami mengimbau pelanggan yang memiliki rencana menggunakan KA dapat jauh-jauh hari membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI karena lebih mudah, praktis, dan tidak khawatir kehabisan tiket,” tutup As’ad seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Jumat (17/1). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Air Pasang Rendam Sebagian Rumah Warga di Tepi Sungai Musi

    Air Pasang Rendam Sebagian Rumah Warga di Tepi Sungai Musi

    PALEMBANG – Sejumlah warga di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, menyebutkan saat ini air pasang merendam rumah. Warga khawatir ada binatang melata seperti ular dan biawak, disamping terinfeksi penyakit kulit.

    “Ya sudah seminggu ini air pasang hingga merendam rumah kami, kami mengkhawatirkan banyak hewan seperti ular dan biawak,” kata Dewi, seorang warga di tepi Sungai Musi, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, Antara, Jumat, 17 Januari. 

    Ketinggian air merendam rumah mencapai lutut orang dewasa, sehingga banyak keluhan penyakit kulit seperti gatal-gatal di kaki. Menurutnya, air pasang memang terjadi setiap tahun dan akan merendam rumah warga.

    Namun tahun ini air pasang bisa terjadi sejak pagi pukul 10:00 WIB dan terdapat pula pasang susulan saat malam hari. Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah terkait untuk membantu warga terdampak banjir air pasang Sungai Musi.

    Sementara Lilis, warga lainnya, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, ada sekitar 40 rumah warga tepi Sungai Musi yang terdampak banjir di kawasan Gandus, Palembang.

    Ia juga berharap adanya perhatian dari pemerintah terkait untuk membantu warga terdampak banjir air pasang Sungai Musi.

    Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyebutkan bahwa debit pasang air Sungai Musi mencapai hingga empat meter, sehingga pihaknya meminta warga Kota Palembang untuk waspada genangan air.

    Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan mulai hari ini debit air Sungai Musi mulai pasang dengan ketinggian sekitar empat meter.

    Ia menambahkan pasang tersebut akan berdurasi mulai pukul 08:00 WIB hingga pukul 22:00 WIB.

    Pihaknya mengimbau warga untuk waspada dan membuat tempat yang tingginya melebihi batas ketinggian air dan beberapa wilayah, seperti di Gandus dan Kertapati, sudah mulai ada beberapa rumah yang mulai tergenang air.

    Ketinggian air Sungai Musi tersebut juga dipengaruhi dengan adanya kiriman debit air akibat hujan deras di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas.

    “Ya kami mengimbau warga untuk waspada ya dan membuat tempat yang tinggi melebihi batas ketinggian air dan beberapa wilayah seperti di Gandus dan Kertapati sudah mulai ada beberapa rumah yang mulai tergenang air,” katanya.

  • Menhut Targetkan Tanam Mangrove di 1.500 Hektare Lahan Setahun

    Menhut Targetkan Tanam Mangrove di 1.500 Hektare Lahan Setahun

    DENPASAR – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menargetkan penanaman bibit mangrove untuk menutupi luasan 1.500 hektare dalam setahun.

    “Tahun ini (target) 1.500 hektar di seluruh Indonesia,” ucapnya usai penanaman bibit mangrove di Mangrove Arboretum Park, Denpasar, Bali, Kamis, 16 Januari.

    Tahun ini Kementerian Kehutanan menaruh fokus pada empat provinsi yaitu Kalimantan Utara, Riau, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau, di mana empat wilayah tersebut memiliki mangrove besar namun pertumbuhannya masih jarang dan sedang.

    Menhut mengatakan mangrove ini selain untuk mengatasi abrasi, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menyerap karbon, juga memiliki peluang ekonomi.

    “Tentu wisata akan menimbulkan stimulasi ekonomi yang baik bagi masyarakat lokal, karena hutan terutama mangrove tidak boleh dilihat dari jauh saja, bahwa indah hijau tapi justru menghasilkan bagi masyarakat lokal,” ujarnya.

    Raja Juli meyakini wisata mangrove tidak akan merusak ekosistemnya, sebab masyarakat lokal yang melindungi sejak awal mengelola langsung dan mendapat manfaat ekonomi dari sana.

    “Kalau masyarakat lokalnya tidak diberikan penghasilan dari hutan pasti bisnisnya akan balik lagi dari menanam ke menebang, saya kira akan ketemu logikanya antara ekowisata dan menjaga lingkungan,” ujar Menhut.

    Di Bali sendiri Ketua Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) Nyoman Sweet Juniartini mengatakan sedang disiapkan lahan mangrove untuk wisata edukasi.

    Di Mangrove Arboretum Park yang didatangi Menhut Raja Juli sendiri disiapkan lahan dengan rencana total 30 hektar yang saat ini sebagian sudah ditanami 12 jenis tanaman mangrove.

    “Belum buka tapi kami edukasi pertama pengenalan jenis untuk anak dan mahasiswa, jasa lingkungannya, melakukan trekking, dan wisata kano,” ujarnya.

    Untuk wisata mangrove di Bali sendiri diyakini memiliki peluang besar terutama di Kota Denpasar sebab belum banyak area mangrove yang sudah dijadikan wisata.

    “Sangat optimistis sekali karena untuk Denpasar dan Badung yang punya kawasan hutan ini tahura saja, jadi bisa dioptimalkan dimana masyarakatnya terlibat,” kata Nyoman Sweet.

  • Harga Cabai Makin Pedas Pengaruhi Daya Beli Konsumen – Page 3

    Harga Cabai Makin Pedas Pengaruhi Daya Beli Konsumen – Page 3

    Sebelumnya, Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat tren kenaikan harga cabai, baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting masih terjadi hingga Kamis (16/1/2025).

    Kenaikan harga cabai paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah, yakni tembus hingga Rp 117.941 per kg. Kemudian harga cabai rawit merah di Banten juga mahal Rp 102.261 per kg, di Jawa Barat juga masih mencapai Rp 100.940 per kg, di Kalimantan Tengah Rp 100.000 per kg, Kepulauan Riau Rp 97.560 per kg, Kalimantan Barat RP 94.229 per kg, Kalimantan Utara Rp 94.000 per kg.

    Kemudian, di Nusa Tenggara Barat harga cabai rawit merah mencapai RP 91.611 per kg, Bali Rp 90.720 per kg, Maluku Utara Rp 90.200 per kg, Kalimantan Selatan Rp 87.093 per kg, Papua Barat Daya Rp 85.714 per kg, Kepulauan Bangka Belitung Rp85.667 per kg.

    Sementara, untuk wilayah lainnya berada dikisaran rata-rata Rp 80.000 per kg. Untuk harga cabai rawit merah termurah dijual di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 56.547 per kg dan di Sulawesi Selatan Rp 59.007 per kg.

    Selanjutnya, untuk cabai merah keriting juga terpantau masih mahal. Harga paling tinggi dijual di Kalimantan Tengah Rp 89.324 per kg, dan Kepulauan Riau Rp 85.440 per kg. Sementara untuk daerah lainnya, harga cabai merah keriting dikisaran Rp 32.000 – Rp 60.000 per kg.

    Namun, disejumlah daerah juga diwaspadai lantaran harga cabai merah keriting melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) yakni di daerah DKI Jakarta harga jualnya Rp 78.706 per kg, Kalimantan Utara Rp 72.400 per kg, Nusa Tenggara Barat Rp 72.229 per kg, Kepulauan Bangka Belitung Rp 71.214 per kg, Nusa Tenggara Timur Rp 67.188 per kg, Papua Barat Daya Rp 67.143 per kg, Kalimantan Barat Rp 67.128 per kg, Banten Rp 66.304 per kg.

     

  • Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan Regional 17 Januari 2025

    Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –  
    Pelaksanaan
    makan bergizi gratis
    (
    MBG
    ) tak selalu berjalan mulus. Menu makanan MBG yang tidak matang ditemukan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sementara, di Nunukan, Kalimantan Utara ditemukan makanannya sudah basi.
    Kejadian ini berlangsung di pekan yang sama.
    Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui kejadian yang merugikan siswa itu. Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, kemungkinan ada ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Bagaimana kejadian lengkapnya?
    Puluhan murid dan sejumlah guru SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami diare, diduga akibat menu MBG yang disajikan Senin (13/1/2025) lalu.
    Pihak sekolah menduga, kejadian tersebut karena ada lauk yang sudah basi dalam menu ayam kecap yang disajikan.
    Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, pihak penyedia/dapur, mengolah makanannya dengan dua kali masak.
    Masakan pertama, dilakukan menjelang Subuh, dan diperuntukkan bagi anak anak sekolah pagi.
    Selanjutnya, masakan pukul 09.00 wita, untuk dibagikan kepada anak anak yang mendapat jatah jam sekolah siang.
    ‘’Kami, pihak sekolah menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus,’’ ujar Hairudin, saat dihubungi, Kamis (16/1/2025).
    Dugaan tersebut, berdasarkan sejumlah pengakuan murid murid yang mengalami diare, yang menceritakan peristiwa tersebut ke orang tuanya.
    Meski begitu, tidak sedikit juga murid yang tidak terkena diare.
    ‘’Yang tidak mengalami diare, mungkin kebagian lauk yang bagus,’’ kata Hairuddin lagi.
    Gejala perut mual dan berak berak, baru dialami para murid dan beberapa guru, menjelang malam.
    Kondisi bersamaan tersebut, membuat kecurigaan akibat menu MBG menguat.
    ‘’Pihak sekolah sudah memanggil penanggung jawab dapur, pengawas, Bhabinsa dan perwakilan BGN kemarin. Kita rapatkan masalah ini,’’ imbuhnya.
    Dari pertemuan tersebut, pihak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi dan memperbaiki pelayanan mereka.
    Sementara itu, puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), mengalami keracunan setelah mengkonsumsi menu MBG, pada Kamis (16/1/2025).
    Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota Kunari Mahanani mengatakan, para siswa berjumlah sekitar 50 anak yang mengalami keracunan.
    “Yang terkena itu istilahnya cuma mual muntah dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Kurnari Mahanani, setelah pemeriksaan.
    Dikatannya, diduga penyebab keracunan karena makanan yang dikonsumsi kurang matang.
    Kurnari menjelaskan, pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Kodim 0726 Sukoharjo, telah mengakui jika menu ayam kurang matang.
    “Biasanya kalau kurang matang kalau dari bau tidak, kalau dari bentuk tidak juga, istilahnya teksturnya agak gimana gitu, jadi anak langsung mengeluh sakit perut,” paparnya.
    Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih, mengatakan keracunan terjadi pada Kamis (16/1/2025), 09.30 WIB.
    Adapun menu pada hari ini yakni nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga dan susu.
    “Ada yang merasa mual, pusing dan ada satu anak yang mutah,” kata Lilik Kurniasih.
    Selain itu, sejumlah anak yang keracunan tersebut merupakan siswa dari kelas 1 hingga 6.
    Setelah mengalami sejumlah gejala tersebut, pihak sekolah langsung menghubungi tim SPPG dan kesehatan dari Puskesmas Sukoharjo Kota. Serta dilakukan penarikan makanan yang tersisa.
    “Tadi langsung ditangani oleh petugas, dan langsung diberi obat. Alhamdulillah langsung tertangani,” ungkapnya.
    Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, keracunan tersebut mungkin disebabkan ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Kendati demikian, katanya, SPPG bertindak cepat mengganti menu ayam dengan telur rebus untuk mencegah makin banyaknya siswa jadi korban.
    Kepala Sekolah Hairuddin berharap, kasus ini menjadi perhatian serius semua pihak yang bertanggung jawab atas program nasional ini.
    ‘’Jangan sampai program yang bertujuan mulia, tercoreng akibat peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti kejadian di SDN 03 Nunukan Selatan,’’ kata Hairuddin.
    (Penulis: Kiki Safitri, Ahmad Dzulviqor, Fristin Intan Sulistyowati I Editor: Robertus Bellarminus, Ferril Dennys, Sari Hardiyanto)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    BGN Benarkan Ada Pelajar Keracunan Usai Mengonsumsi Makan Bergizi Gratis Nasional 16 Januari 2025

    BGN Benarkan Ada Pelajar Keracunan Usai Mengonsumsi Makan Bergizi Gratis
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Gizi Nasional,
    Dadan Hindayana
    , mengonfirmasi adanya insiden keracunan yang melibatkan 40 orang akibat konsumsi ayam marinasi dalam program
    makan bergizi gratis
    (MBG).
    Dadan mengatakan, seluruh warga yang mengalami keracunan tersebut telah diobati dan kini dalam kondisi baik.
    “40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur,” kata Dadan, saat dihubungi, pada Kamis (16/1/2025).
    Dadan mengindikasikan bahwa keracunan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bertindak cepat dengan menarik menu ayam marinasi dan menggantinya dengan telur rebus untuk mencegah kejadian serupa pada penerima manfaat lainnya.
    “Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” ujar dia.
    Sebelumnya, insiden ini terjadi pada Senin (13/1/2025), ketika puluhan murid dan beberapa guru dari SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami diare yang diduga disebabkan oleh menu MBG.
    Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, pihak sekolah menduga penyebabnya adalah lauk yang sudah basi dalam menu ayam kecap yang disajikan.
    “Kami menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus,” ungkap Hairuddin.
    Di sisi lain, puluhan siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, juga mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG pada Kamis (16/1/2025).
    Mereka diduga mengalami keracunan akibat program tersebut.
    Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, mengonfirmasi kejadian itu, meskipun para siswa tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.
    “Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar dia.
    Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dalam program makan bergizi gratis, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.