Hari Kedua Pencarian Helikopter PK-RGH di Hutan Kalsel, Hasil Masih Nihil
Tim Redaksi
BANJARBARU, KOMPAS.com
– Tim Search and Rescue (SAR) gabungan masih berjibaku melakukan penyisiran pada lokasi hilang kontak helikopter PK-RGH di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pencarian hari kedua, tim SAR gabungan jalur darat dihadapkan medan terjal dengan kontur perbukitan dan hutan lebat.
Kepala Seksi Operasional Basarnas Banjarmasin, Arianto mengatakan, kondisi tersebut cukup menyulitkan tim menjangkau lokasi.
“Kondisi di lapangan cukup berat ya. Kita berada di hutan dengan elevasi yang cukup rapat sehingga itu menyulitkan juga tim menjangkau lokasi dengan area yang lebih luas lagi,” ujar Arianto kepada wartawan di Posko SAR Mantewe, Tanah Bumbu, Selasa (2/9/2025).
Selain sulitnya medan, tim SAR gabungan juga dihadapkan dengan cuaca yang tidak menentu.
Jika hujan deras mengguyur lokasi, pencarian terpaksa dihentikan sementara.
“Kalau cuaca buruk, hujan deras, pencarian kita hentikan sementara,” ungkap Arianto.
Hari pencarian helikopter PK-RGH, Arianto mengatakan terdapat lebih dari 400 personil gabungan yang bergabung di Posko SAR Mantewe.
Namun sejauh ini, pencarian belum membuahkan hasil.
“Helinya belum ditemukan,” pungkas Arianto.
Sebelumnya diberitakan, sebuah helikopter PK-RGH milik Eastindo Air dilaporkan hilang kontak di wilayah Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Senin (1/9/2025).
Helikopter dengan nomor penerbangan BK 117-D3 tersebut berangkat dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam yang terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalsel dengan tujuan Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Berdasarkan manifest penumpang yang dirilis oleh Basarnas Banjarmasin, terdapat 8 orang yang berada di dalam heli.
Dua orang merupakan pilot dan tekhnisi mesin atau enggineer, sementara 6 orang lainnya adalah penumpang.
Berdasarkan waktu keberangkatan sampai dengan dinyatakan hilang kontak, helikopter PK-RGH baru mengudara selama 8 menit.
Hingga saat ini, pencarian masih dilakukan tim gabungan.
Basarnas telah mengerahkan 140 personil gabungan yang menyisir melalui jalur darat.
Basarnas juga melakukan pencarian melalui udara dengan 2 unit heli dari Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: KALIMANTAN TENGAH
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334841/original/068562800_1756780508-e0309f5f-86dc-40bc-aeff-4321141691ff.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
430 Personel Gabungan Dikerahkan Cari Helikopter yang Jatuh di Tanah Bumbu Kalsel
Sejak menerima laporan itu Basarnas telah mengerahkan tim SAR gabungan dari Kantor SAR Banjarmasin dan Palangkaraya, TNI, Polri, BPBD, PMI, Damkar, dan potensi SAR lainnya yang secara keseluruhan berjumlah 430 orang.
Pencarian tersebut dilakukan melalui jalur darat, udara, serta dukungan teknologi seperti drone termal untuk mendeteksi panas tubuh.
Sementara upaya pencarian udara turut dibantu helikopter AW169 milik Polda Kalimantan Tengah. Namun, menurut Edy, helikopter itu sempat gagal menjangkau lokasi akibat cuaca buruk dan kembali ke Bandara Cilik Riwut di Palangka Raya.
“Pagi ini heli sudah mendarat dengan selamat di Bandara Syamsudin Noor untuk kembali memperkuat pencarian,” ujar Edy.
-
/data/photo/2025/09/01/68b5a1e1cf3dd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tak Jaga Jarak, Ketua dan Anggota DPRD Kalteng Duduk Lesehan Dengarkan Tuntutan Mahasiswa Regional 1 September 2025
Tak Jaga Jarak, Ketua dan Anggota DPRD Kalteng Duduk Lesehan Dengarkan Tuntutan Mahasiswa
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com –
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Tengah (Kalteng) Arton S Dohong menyambangi langsung ratusan massa yang tergabung aliansi mahasiswa ketika melangsungkan demonstrasi di depan Kantor DPRD Kalteng, Palangka Raya, Senin (1/9/2025).
Arton S Dohong bersama dengan jajaran pimpinan dan anggota DPRD Kalteng duduk lesehan bersama dengan ratusan mahasiswa dari Aliansi Gerakan September Hitam dan Aliansi Cipayung Plus.
Mereka mendengarkan langsung berbagai orasi yang disampaikan oleh para mahasiswa dari berbagai organisasi kepemudaan, mulai dari HMI, GMNI, organisasi Cipayung lainnya, BEM Universitas, hingga BEM Fakultas.
Usai aksi berlangsung, Ketua DPRD Kalteng Arton mengapresiasi para mahasiswa yang sudah berorasi menyampaikan berbagai kritik dan evaluasi terhadap kinerja lembaga legislatif.
“Secara umum aspirasi yang disampaikan cukup to the point dan dapat dipahami,” ujarnya saat diwawancarai awak media.
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berjanji akan menyampaikan tuntutan-tuntutan yang dilayangkan mahasiswa akan pihaknya tindaklanjuti ke pemerintah pusat.
“Kami dari DPRD Kalteng berjanji akan menyampaikan tuntutan ini kepada pemerintah pusat,” tuturnya.
Mengenai apa saja tuntutan-tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah pusat, Arton menyatakan bahwa seluruh tuntutan yang disampaikan massa aksi akan pihaknya teruskan.
“Segala tuntutan itu sudah saya tanda tangan, karena itu adalah kewenangan dari pemerintah pusat,” tuturnya.
Diketahui, demonstrasi di depan Kantor DPRD Kalteng hari ini terdiri dari dua aliansi, yakni Aliansi Gerakan September Hitam dan Aliansi Cipayung Plus. Seluruhnya melebur menjadi satu, tetapi masing-masing mengajukan poin tuntutan yang berbeda.
Aliansi Gerakan September Hitam menuntut DPRD Kalteng untuk:
Lalu, terdapat 7 tuntutan yang dilayangkan oleh massa aksi Cipayung Plus Kalteng. Ketujuh tuntutan itu terdiri dari tiga poin isu nasional dan sisanya isu daerah, di antaranya:
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332824/original/031740600_1756535952-WhatsApp_Image_2025-08-30_at_12.19.34.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kantor Dinas Penanaman Modal Kalteng Terbakar, Terdengar Ledakan
Liputan6.com, Jakarta Kebakaran melanda gedung Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Kalimantan Tengah (kalteng) di Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangkaraya, Sabtu (30/08/2025). Peristiwa ini mengejutkan para pegawai, sebab insiden tersebut terjadi saat operasional kantor sedang libur.
Kepala Seksi Pengendalian Operasi dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palangka Raya, Sucipto, mengatakan api pertama kali terlihat dari bagian atap gedung di lantai dua sekitar pukul 09.11 WIB. Hal itu dia dapatkan dari keterangan para saksi mata di lokasi kejadian.
Sucipto juga memaparkan di sekitar lokasi sempat dikejutkan oleh suara ledakan di area atap yang terbakar. Ia menambahkan, api kemudian membesar disusul oleh kepulan asap tebal yang membumbung tinggi.
“Kalau menurut dari keterangan penjaga kantor ini, api itu meledak mulai dari atas atap,” ungkap Sucipto.
Proses pemadaman berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Petugas bersama para relawan harus berjuang keras memadamkan api yang cepat membesar, terutama di bagian lantai dua dan atap gedung.
Ia menuturkan, pihaknya belum mengetahui penyebab kejadian kebakaran tersebut karena masih terus mengumpulkan informasi dari para saksi mata. Setelah berjibaku selama kurang lebih dua jam, api akhirnya berhasil dikendalikan dan dipadamkan sepenuhnya.
“Belum mengarah ke sana, nanti biar pihak pihak kepolisian dari inafis yang menjelaskan,”tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMPTSP Kalteng, Sutoyo, membenarkan bahwa sempat terdengar suara ledakan saat kebakaran terjadi. Namun, ia belum dapat memastikan sumber suara tersebut.
Ia menambahkan kebakaran tersebut menyebabkan bagian atap dan ruangan di lantai dua yang hangus terbakar menyisakan puing-puing. Sementara untuk dokumen penting sebagian besar sudah tersimpan secara daring.
“sebagian kan sudah online, cadangannya ya pasti tetap di dalam sistem,” pungkasnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332349/original/018745700_1756470678-demo.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Demo di Palangka Raya Memanas, Massa Lempar Telur ke Polisi dan Bakar Ban
Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demontransi di Markas Kepolsian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng), Jumat (29/8/2025). Unjuk rasa tersebut merupakan bentuk protes atas insiden tewasnya seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta.
Para demonstran yang tergabung dalam Aliansi Revolusi Kepolisian Total (Rekontal), menyampaikan orasi dan membentangkan spanduk yang berisi tuntutan. Namun situasi tersebut kian memanas, ketika massa membakar ban bekas sebagai simbol protes.
Tak hanya itu, suasana berubah saat massa akan mencoba merangsek masuk ke area Polda. Dorong-dorongan antara massa dan aparat keamanan pun tidak terhindarkan sehingga terjadi kericuhan.
Massa yang emosi kemudian melempari aparat keamanan dengan botol, telur, hingga ban motor. Hingga akhirnya, direspons oleh aparat keamanan dengan mengerahkan water cannon untuk membubarkan massa.
Salah satu mahasiswa, Bintang, dalam orasinya mengaku kecewa dengan tindakan aparat keamanan yang represif terhadap massa demo. Ia juga menyampaikan bahwa institusi Polri perlu dilakukan reformasi besar-besaran.
“Polri perlu revolusi, perlu reformasi besar-besaran, setiap hari kita melihat tindakan dari aparat keamanan yang meresahkan,” tegasnya
Selain menuntut keadilan bagi korban, pihaknya juga menyerukan reformasi internal Polri, khususnya dalam penggunaan kendaraan taktis saat menghadapi demonstrasi. Mereka meminta aparat untuk lebih mengedepankan pendekatan humanis dan tidak menggunakan kekerasan yang berlebihan.
“Kami tidak bisa diam kawan-kawan. Hari ini institusi kepolisian kembali menambah catatan merah, dan masyarakat lagi-lagi menjadi korban,”ujarnya.
Hal senada juga dikatakan perwakilan ojol Palangka Raya, Dedy Wahyu Saputra. Ia mendesak agar kasus kematian Affan diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum. Pihaknya juga berharap tidak ada lagi korban jiwa di kalangan pengemudi ojol maupun masyarakat.
Massa aksi juga menyalakan lilin yang dikelilingi jaket ojol. Aksi itu sebagai bentuk belasungkawa atas kematian Affan dan bentuk solidaritas di kalangan komunitas ojol.
“Aksi ini merupakan bentuk solidaritas kami sesama ojol,” ungkap Dedy.
Menanggapi aksi tersebut, Kapolda Kalteng, Irjen Pol Iwan Kurniawan, menyatakan bahwa pihaknya telah mendengar aspirasi massa aksi. Ia mempersilakan para peserta untuk berunjuk rasa, tetapi mengimbau untuk tertib dan tidak melakukan tindakan yang anarkis.
“Kalian datang ke sini, saya sudah mendengat aspirasi kalian semua. Baik yang kalian lakukan seperti pelemparan kepada petugas, kami tetap mendengarkan. Dan saya sudah menyampaikan kepada seluruh anggota untuk mengamankan semua aspirasi,”pungkasnya.
-
/data/photo/2025/08/29/68b15edc3c0f1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelajar SMK Ikut Aksi di Polda Kalteng, Sampaikan Orasi soal Kematian Driver Ojol Regional 29 Agustus 2025
Pelajar SMK Ikut Aksi di Polda Kalteng, Sampaikan Orasi soal Kematian Driver Ojol
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
– Sejumlah pelajar turut bergabung dalam aksi demonstrasi di depan Markas Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Palangka Raya, Jumat (29/8/2025).
Mereka tampak hadir mengenakan seragam pramuka maupun pakaian bebas, lalu berbaur bersama ratusan massa aksi.
Dalam aksi tersebut, seorang pelajar SMK, Naela Nazwa (18), turut berorasi menyampaikan kritik terhadap kinerja aparat kepolisian.
Ia menyinggung insiden tewasnya seorang pengemudi ojek daring (ojol) yang dilindas kendaraan taktis Brimob Polri dalam demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Naela juga memprotes penangkapan sejumlah pelajar yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa. Menurutnya, pelajar pun memiliki keresahan terhadap kondisi negara.
“Seharusnya tidak ada satu pun masyarakat yang gugur demi melindungi wajah konstitusi,” ujar Naela dalam orasinya.
Naela menilai tindakan aparat kerap tidak berpihak pada masyarakat. Ia mempertanyakan, siapa sebenarnya yang dilindungi polisi dalam bertugas.
“Siapa yang sebenarnya mereka lindungi, konstitusi kah, masyarakatnya kah. Apakah teman-teman merasa dilindungi dan diayomi oleh polisi?” serunya di hadapan para demonstran.
Ia juga melontarkan kekecewaan terkait penggunaan pajak rakyat. Menurutnya, dana yang seharusnya untuk kesejahteraan justru dipakai membiayai tindakan represif.
“Semua pajak yang kita bayarkan untuk membunuh sesama masyarakat. Kita membayar mereka bukan untuk menetapkan hukum rimba,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/09/02/68b6537103452.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5335689/original/024460200_1756801012-a3381685-4f07-4b0d-98fa-5749cf073f6f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
