provinsi: KALIMANTAN TENGAH

  • Kecelakaan Dump Truck Vs Motor di Palangka Raya, 3 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2024

    Kecelakaan Dump Truck Vs Motor di Palangka Raya, 3 Orang Tewas Regional 16 November 2024

    Kecelakaan Dump Truck Vs Motor di Palangka Raya, 3 Orang Tewas
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com –
    Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Trans Kalimantan Kapuas-Palangka Raya, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya, Sabtu (16/11/2024).
    Kecelakaan ini melibatkan sebuah
    dump truck
    dan sepeda motor, yang mengakibatkan tiga orang tewas di lokasi kejadian.
    Kapolsek Sebangau, Iptu Ahmad Taufiq menjelaskan, insiden tersebut melibatkan sebuah dump truck dan
    motor matic
    yang dikendarai M Muhli (41).
    “Insiden tersebut merenggut nyawa tiga warga yang merupakan pengendara dan penumpang motor matic merek Honda jenis Beat Street,” ungkap Taufiq dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
    Setelah menerima laporan warga, Polsek Sebangau segera menuju lokasi untuk membantu proses evakuasi dan penanganan kecelakaan.
    “Sayangnya, ketiga korban meninggal dunia di tempat akibat benturan keras,” tambahnya.
    Berdasarkan keterangan awal, kecelakaan terjadi ketika motor matic meluncur dari arah Kapuas menuju Kota Palangka Raya.
    Saat memasuki tikungan S, pengendara tidak mampu mengendalikan laju sepeda motornya, sehingga bertabrakan dengan dump truck yang dikemudikan Doni Prasetio (37), yang datang dari arah berlawanan.

    Dump truck
    dan motor matic sudah kami amankan untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut. Unit Laka Satlantas Polresta Palangka Raya saat ini sedang melakukan olah TKP untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan,” jelas Kapolsek.
    Lebih lanjut, Taufiq menyatakan, korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kota Palangka Raya untuk proses identifikasi lebih lanjut.
    Ia juga mengimbau para pengguna jalan untuk lebih berhati-hati saat berkendara, terutama pada malam hari dan di jalur dengan penerangan minim.
    Taufiq menekankan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas demi mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan gumpalan putih mirip awan “jatuh” ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menghebohkan jagat media sosial. Banyak yang bertanya-tanya, apakah benar awan bisa turun ke tanah? Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan ilmiah yang menarik di balik fenomena ini.

    Menurut BMKG, benda putih dalam video tersebut bukanlah awan alami. Fenomena tersebut kemungkinan besar adalah gumpalan uap air atau gas yang terbentuk akibat aktivitas manusia, khususnya di area pertambangan.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan bahwa apa yang terlihat seperti “awan jatuh” sebenarnya adalah hasil dari proses kondensasi.

    Fenomena ini diyakini terjadi karena pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang. Dalam kondisi tertentu, seperti suhu yang rendah dan kelembapan tinggi, gas ini mengalami kondensasi dan membentuk gumpalan uap yang menyerupai awan. Gumpalan tersebut lebih padat dibandingkan awan biasa, sehingga bergerak ke area yang lebih rendah, memberikan kesan “jatuh.”

    “Kondensasi ini adalah efek visual. Gas yang dilepaskan dari tambang dapat mendingin dan berubah menjadi uap padat yang terlihat seperti awan. Namun, ini sama sekali bukan awan alami,” ungkap Andri dikutip dari Antara, Sabtu (16/11/2024).

    Secara ilmiah, awan terbentuk dari partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang sangat ringan. Partikel ini melayang di atmosfer karena terbawa arus udara. Jika awan mencapai tanah, biasanya dalam bentuk hujan, bukan sebagai gumpalan padat.

    “Awan alami tidak mungkin jatuh ke tanah karena densitasnya sangat rendah,” tambah Andri.

    BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya. Gumpalan uap atau gas tersebut bersifat sementara dan tidak menunjukkan adanya gangguan alam yang serius. Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi bahaya dari aktivitas tambang itu sendiri.
     

  • Kamalludin Ikhlas Lepas Beruang yang 3 Tahun Dirawatnya, Ogah Dibeli Jutaan Rupiah, Asuh Sejak Bayi

    Kamalludin Ikhlas Lepas Beruang yang 3 Tahun Dirawatnya, Ogah Dibeli Jutaan Rupiah, Asuh Sejak Bayi

    TRIBUNJATIM.COM – Pasangan suami istri bernama Kamalludin dan Wahyu Pitri Ningsih sudah 3 tahun merawat beruang madu.

    Beruang madu itu mereka asuh sejak bayi.

    Kini mereka ikhlas menyerahkan beruang madu itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng pada Jumat (8/11/2024).

    Awal mula mereka merawat beruang madu itu pun terkuak.

    Pasutri ini merawat dan memperlakukan satwa dilindungi itu seperti anak sendiri di rumahnya yang terletak di Desa Sikui, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah. 

    Kamalludin kembali mengenang saat-saat pertama kali bertemu dengan beruang madu, persisnya di awal tahun 2022.

    Awalnya, kakak Kamalludin yang bernama Edy Susanto (38) menemukan bayi beruang saat tengah bekerja memotong kayu di PT Austral Bina, perusahaan pengusahaan hutan di desa setempat.

    “Waktu beliau menebang kayu di areal hutan perusahaan, terdengar suara teriakan, beliau datangi sumber suara, eh ternyata ada bayi beruang,” ungkap Kamalludin berbincang-bincang melalui sambungan telepon, Jumat (15/11/2024), melansir dari Kompas.com.

    Sang kakak mencoba memastikan apakah bayi beruang tersebut memiliki induk atau tidak.

    Setelah berjam-jam menunggu, tangis bayi beruang tak kunjung reda, sang induk pun tidak terlihat juga batang hidungnya.

    “Beliau dekati lagi, bayi beruang itu ternyata masih ada tali pusarnya, kemungkinan kurang dari satu minggu dilahirkan, dilihat-lihat tidak ada induknya, langsung dibawa pulang,” ujar pria berusia 33 tahun ini.

    Edy hanya bisa merawat bayi beruang itu selama tiga hari karena kesibukan bekerja.

    Dia akhirnya memercayakan hewan dengan nama latin Helarctos malayanus itu untuk dirawat oleh Kamalludin dan sang istri.

    Meski beruang itu sempat ditawar untuk dibeli seharga Rp 1,5 juta-3 juta, sang kakak bersikukuh tak ingin menjual beruang itu.

    “Meski ditawar, beliau nggak mau menjual, khawatir beruang itu terjadi apa-apa. Karena kebetulan kami juga senang merawat binatang, jadi beliau memercayakan kami untuk merawatnya,” ungkap ayah dua anak ini.

    Kamalludin dan istri sepakat memberikan nama “Lutung” kepada beruang tersebut.

    Dalam bahasa Dayak Bakumpai, ujar dia, Lutung berarti hitam.

    Selaras dengan kondisi fisik beruang madu berjenis kelamin laki-laki tersebut yang diselimuti bulu hitam.

    “Tapi lama kelamaan, nama Lutung tadi berubah jadi sapaan yang lebih akrab, yakni Untung, setelah itu beruangnya kami panggil Untung, itu panggilan manis dia,” ungkap Kamalludin.

    Sempat bingung bagaimana cara memberi makan si beruang, Kamalludin dan istri pun berinisiatif untuk memperlakukan beruang itu selayaknya bayi manusia.

    Beruang diberikan sayur-sayuran dan nasi seiring pertumbuhannya.

    Dengan niat merangsang tumbuh kembang, mereka memberikan bayi beruang susu bayi manusia sesuai rentang umur yang mereka perkirakan.

    “Dari kecil kami rawat, kurang lebih waktu usia setahun sampai 1,5 tahun, kami kasih susu formula saja,” ucap dia.

    Awalnya, susu bayi yang mereka berikan cukup untuk satu bulan.

    Tetapi lama-kelamaan, bayi beruang terlihat ketagihan untuk meminum susu itu.

    “Yang satu kilogram kemudian hanya cukup untuk satu minggu, setelah itu tak berselang lama, hanya tahan sampai empat hari,” ujar dia.

    Dengan pola konsumsi demikian, bayi beruang memperlihatkan tumbuh kembang yang positif.

    “Alhamdulillah membesar dengan sehat, rupanya cocok dengan pola perlakuan seperti bayi manusia,” imbuh dia.

    Kamalludin menyebut tidak ada sifat buas yang ditampilkan dari hewan ini, mengingat mereka sudah merawat hewan itu sejak bayi hingga jinak.

    Kedua pasutri ini berusaha agar si beruang dijaga dengan baik.

    Untung ditempatkan di kandang yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

    Apabila dilepas, maka keluarga Kamalludin sebisa mungkin menjaganya agar tidak berkeliaran.

    “Kalau dilepas kan membuat khawatir, makanya diawasi terus,” tuturnya.

    Mereka juga sudah sering mendapat tawaran pembelian berjuta-juta atas beruang madu tersebut.

    Masyarakat umum kerap menawarkan pembelian atas beruang itu.

    Namun, mereka sudah kadung sayang dan sadar bahwa hewan tersebut harus dilindungi.

    “Kami sering didatangi orang, untuk sekadar memfoto atau membeli, kami tegas menolak harga berapapun yang ditawarkan, karena kami merawat ini dengan baik, justru kami khawatir kalau dia dilepaskan di sembarang tempat,” jelasnya.

    Seiring dengan semakin besarnya si beruang, kandang yang mereka buat pun sudah tidak layak lagi karena terlalu kecil.

    Mereka sempat berpikir untuk melepasliarkan di hutan yang dekat dengan rumah, namun khawatir akan keselamatan si beruang.

    “Kami berpikir lama sebelum akhirnya kami serahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di sini, sehingga pada Jumat (8/11/2024) kemarin dibawa oleh mereka,” ucapnya.

    Meski sempat bersedih akan kehilangan hewan yang mereka rawat sejak bayi, namun mereka iba dengan kondisi si beruang.

    “Kami merasakan, meskipun dia senang bersama kami, tetapi kami seperti menghukum dia, kapan dia bebas, dan lain-lain, karena memang semestinya dia bebas,” ujarnya.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalteng, Hendi Nasoka menjelaskan, saat diserahkan beruang itu dalam kondisi sehat.

    Pihaknya tengah merawat beruang itu di kandang habituasi Cagar Alam Pararawen di Kecamatan Teweh Tengah.

    “Kami rawat dulu, sambil kami munculkan sifat liarnya lagi, kalau nanti sudah siap untuk dilepasliarkan, akan kami lepasliarkan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).

    Mereka belum dapat memastikan kapan beruang itu bisa dilepasliarkan.

    Sebab kondisi itu tergantung dari kecepatan beruang untuk beradaptasi di alam liar.

    Jika dilepasliarkan dalam kondisi belum siap, sifat liarnya tidak muncul, maka tidak akan bisa survive di alam.

    “Terkait tempat mana nanti dia akan dilepas, kemungkinan di Cagar Alam Pararawen itu juga, jadi tidak terlalu jauh kami lepaskan, karena di sana juga ada habitat untuk beruang madu juga,” pungkasnya.

    Peristiwa Lain

    Sementara itu seekor beruang hitam kembali terekam sedang mencari makan di tempat sampah di Kabupaten Lampung Barat.

    Diduga, beruang ini adalah satwa yang sama dengan yang terekam Agustus 2024.

    Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Umi Fadillah, membenarkan adanya laporan dari anggota Polres Lampung Barat terkait satwa liar yang memasuki wilayah permukiman warga.

    “Benar, ada penampakan satwa liar jenis beruang di lokasi. Tim sudah ke lokasi untuk menelusurinya,” kata Umi saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (9/10/2024) siang.

    Beruang tersebut terlihat berada di belakang tempat pembuangan sampah (TPS) Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, pada Selasa (8/10/2024) sore.

    Mengawal Astacita Pariwisata Artikel Kompas.id Dari hasil penelusuran sementara, diduga satwa tersebut sedang mencari makanan di TPS tersebut.

    Sementara itu, Komandan Kodim 0422 Lampung Barat, Letnan Kolonel Inf Rinto Wijaya menyatakan, beruang itu kemungkinan adalah individu yang sama dengan beruang yang pernah dilihat warga pada 10 Agustus 2024.

    Rinto menjelaskan, ada perubahan perilaku dari satwa liar tersebut.

    Beruang itu kini keluar dari hutan dan masuk ke permukiman warga untuk mencari makanan.

    “Perilaku ini terjadi karena memang di dalam sana (hutan) tidak ada makanan,” tambahnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Viral Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah, Ini Penjelasan BMKG

    Viral Awan Kinton Jatuh di Kalimantan Tengah, Ini Penjelasan BMKG

    TRIBUNJATENG.COM – Sebuah video dengan narasi benda yang disebut mirip awan kinton jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), beredar di media sosial Instagram.

    Video tersebut viral.

    Untuk diketahui, awan kinton adalah awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball.

    Dalam video yang diunggah akun @und****, gumpalan putih mirip awan tersebut nampak melayang-layang di udara.

    Tampak pula beberapa orang berseragam “Adaro Energy” melihat benda tersebut terbang dari jarak dekat.

    Tidak berselang lama, benda yang disebut awan kinton itu jatuh dan menyentuh tanah dengan kondisi masih utuh.

    Lantas, benarkah ada awan kinton yang muncul di Kalteng?

    Penjelasan BMKG soal “awan kinton” jatuh di Kalteng

    Terkait video viral di Murung Raya, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah sebagai gumpalan padat.

    Ia menjelaskan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal.

    Proses tersebut terjadi ketika uap air yang ada di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil lalu kemudian berkumpul menjadi awan.

    Meskipun awan tampak seperti objek padat yang mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar.

    “Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi,” jelas Ida, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).

    Faktor lainnya adalah perubahan lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang menyebabkan partikel-partikel tersebut menguap sebelum mencapai tanah.

    “Yang kita lihat sebagai jatuhnya awan sebenarnya adalah presipitasi seperti hujan dan hujan es, yang merupakan hasil penggabungan (koalesensi) tetesan atau kristal es menjadi cukup besar untuk mengatasi arus udara dan jatuh ke permukaan Bumi,” kata Ida.

    Awan dapat terlihat turun karena beberapa faktor

    Ida mengatakan, awan seolah-olah dapat terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.

    Hal tersebut dipengaruhi oleh:

    Perubahan atmosfer seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu
    Topografi yang membawa awan ke area lebih rendah
    Fenomena cuaca seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan
    Efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat.

    Ida mengatakan, peristiwa yang memperlihatkan awan seolah-olah turun adalah hasil dari interaksi dinamis antara kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dalam atmosfer.

    Terkait kemunculan benda yang disebut awan kinton di Kalteng, Ida menuturkan, pihaknya memerlukan data dan informasi lebih detail untuk bisa memastikannya.

    Adaro tegaskan bukan awan tapi busa

    Terpisah, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyatakan, benda berbentuk awan kinton yang jatuh di tambang milik Adaro di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng tersebut adalah busa.

    Busa tersebut jatuh di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 06.00-07.00 Wita.

    “Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” ujar Nadira, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024). (*)

     

  • Misteri Awan Jatuh di Kalteng: Efek Aktivitas Tambang yang Menyerupai Fenomena Alam

    Viral Video Awan Jatuh ke Tanah di Kalteng, Ini Penjelasan BMKG

    Jakarta, Beritasatu.com – Di media sosial tengah viral sebuah vidio yang memperlihatkan benda mirip awan jatuh di ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

    Menurut penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), benda putih yang terlihat melayang dari langit hingga turun ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, bukanlah awan yang jatuh. Fenomena tersebut diduga merupakan gumpalan uap yang terbentuk di area pertambangan.

    “Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas karena adanya aktivitas manusia di wilayah pertambangan,” kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, dikutip dari Antara, Sabtu (16/11/2024).

    Andri menjelaskan, secara ilmiah, awan tidak mungkin jatuh ke permukaan sebagai gumpalan padat. Awan terdiri dari partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah. Partikel ini tetap melayang di atmosfer karena terbawa oleh arus udara.

    Menurutnya, partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai permukaan tanah, terutama apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Karena itu, benda dalam video tersebut hampir pasti bukan awan alami, melainkan hasil kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis,” tambahnya.

    Fenomena ini diduga terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang dalam kondisi tertentu, seperti suhu rendah dan kelembapan tinggi, dapat memicu terbentuknya gumpalan uap.

    Gumpalan tersebut tampak seperti awan yang turun karena densitasnya lebih berat daripada udara di sekitarnya, sehingga bergerak ke area yang lebih rendah. Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan biasa, sehingga tampak seolah-olah bisa disentuh. Namun, itu hanyalah efek visual dan bersifat sementara.

    BMKG menegaskan, fenomena ini tidak berbahaya dan bersifat sementara. Oleh karena itu, masyarakat yang berada di sekitar lokasi kejadian tidak perlu khawatir, karena ini bukan merupakan indikasi gangguan alam atau fenomena luar biasa.

  • BMKG Prakirakan Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini

    BMKG Prakirakan Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan pada Jumat (15/11/2024).

    “Di wilayah Jawa, seperti Jakarta, Serang, dan Yogyakarta diprediksi akan mengalami hujan ringan hingga sedang. Semarang dan Surabaya diprakirakan berawan tebal, sementara Bandung berpotensi hujan lebat disertai kilat,” kata Prakirawan BMK  Nurul Izzah Fitria dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta, Jumat (15/11/2024).

    Untuk wilayah Sumatera, hujan ringan hingga sedang diperkirakan terjadi di Banda Aceh, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Palembang. Sedangkan Padang, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, dan Lampung diprediksi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang. Medan diperkirakan berawan tebal.

    “Di wilayah Denpasar diprediksi berawan, sementara Mataram berpotensi hujan lebat, dan Kupang diperkirakan mengalami hujan ringan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, di wilayah Kalimantan, hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Banjarmasin. Sementara itu, Pontianak, Palangka Raya, Tanjung Selor, dan Samarinda diprediksi akan diguyur hujan ringan hingga sedang.

    Untuk wilayah Sulawesi, BMKG memprakirakan Gorontalo, Mamuju, Makassar, Manado, Palu, dan Kendari berpotensi hujan ringan hingga sedang.

    Di Indonesia bagian timur, seperti Ternate, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya diprediksi akan mengalami hujan ringan hingga sedang, sementara Ambon dan Manokwari diperkirakan berawan tebal. Merauke berpotensi hujan lebat disertai kilat.

    “Bagi masyarakat yang ingin memantau prakiraan cuaca yang diperbarui setiap tiga jam dapat mengaksesnya melalui aplikasi BMKG,” tutup Nurul.

  • Korban PHK Tembus 64.221 Orang, Bertambah Ratusan Pekerja 13 November 2024

    Korban PHK Tembus 64.221 Orang, Bertambah Ratusan Pekerja 13 November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat total kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 64.221 orang per 13 November 2024. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 274 orang dibanding bulan lalu sebanyak 63.947 orang. 

    “Per 13 November 2024 total jumlah pekerja yang ter-PHK mencapai 64.221 orang,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker Indah Anggoro Putri kepada Bisnis, dikutip Kamis (14/11/2024).

    Kendati begitu, Indah tidak memaparkan lebih lanjut, provinsi dan sektor dengan kasus PHK terbanyak. 

    Sementara itu, total kasus tenaga kerja yang ter-PHK hingga Oktober 2024 mencapai 63.947 orang. Kemnaker mencatat, kasus PHK terbanyak terjadi di DKI Jakarta yakni sebanyak 14.501 orang, diikuti Jawa Tengah 12.489 orang, Banten 10.702 orang, Jawa Barat 8.508 orang, dan Jawa Timur 3.694 orang.

    Lalu, Bangka Belitung 1.894 orang, Sulawesi Tengah 1.812 orang, DI Yogyakarta 1.245 orang, Sulawesi Tenggara 1.156 orang, Riau 1.068 orang, Kalimantan Barat 786 orang, dan Kalimantan Tengah 785 orang. 

    Dalam catatan Bisnis, Indah belum dapat memastikan apakah tahun ini jumlah tenaga kerja yang ter-PHK akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Kendati begitu, dia mengharapkan agar jumlah tenaga kerja yang di PHK tidak naik signifikan.

    “Mudah-mudahan naiknya dikit, saya belum bisa memperkirakan karena tiap hari bergerak datanya,” ungkap Indah saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (30/10/2024).  

    Sementara itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebelumnya memperkirakan jumlah pekerja yang di PHK kembali bertambah sebanyak 30.000 orang hingga akhir 2024.

    Direktur Eksekutif API Danang Girindrawardana menyampaikan, sejak awal 2024 hingga saat ini, sekitar 46.000 pekerja di industri ini di PHK. Dengan demikian, sebanyak 70.000 pekerja di industri tekstil dan garmen dirumahkan sepanjang 2024.  

    “Akhir Desember ini akan merangkak menjadi 70.000-an, dan this is quite challenging,” ungkap Danang saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (16/10/2024). 

    Dia mengungkap, badai PHK yang tengah melanda industri tekstil dan garmen dipicu oleh banjir barang impor akibat lemahnya penegakan hukum, dalam hal ini Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Pemerintah dalam melakukan penegakan hukum dinilai setengah hati. 

    Oleh karena itu, Danang tidak heran jika dalam 5 tahun mendatang industri pengolahan Tanah Air kian terpuruk apabila tidak ada penanganan serius dari pemerintah.   

    “…karena tidak berhasil membendung [impor barang jadi]. Regulasi-regulasi yang sebelumnya liar membuka importasi secara bebas di produk hilir, di produk finish product,” ujarnya.

  • Hujan disertai petir mengguyur Indonesia pada Kamis

    Hujan disertai petir mengguyur Indonesia pada Kamis

    logo BMKG

    BMKG: Hujan disertai petir mengguyur Indonesia pada Kamis
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 14 November 2024 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan hingga lebat disertai petir mengguyur mayoritas kota besar di Indonesia pada hari ini, Kamis, sehingga semua pihak diminta mewaspadai potensi yang menyertainya.

    Prakirawati BMKG Eriska di Jakarta, Kamis, menjabarkan potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Pekanbaru, Medan, Tanjung Pinang, Jambi, Pangkal Pinang, Jakarta, Denpasar, Tanjung Selor, Pontianak, Palangka Raya, Samarinda, Gorontalo, Palu, Kendari, Makassar, Ternate, Sorong, Nabire, Manokwari, dan Jayawijaya.

    Sementara hujan berintensitas sedang atau curah hujan lebih dari 4,0 mm per jam dengan suhu berkisar 24-31 Celcius diprediksi akan mengguyur Kota Serang. Sedangkan hujan intensitas deras disertai petir dengan curah hujan lebih dari 50 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Padang, Bengkulu, Palembang, Mataram, Banjarmasin, Manado, Mamuju, dan Merauke.

    Kota Banda Aceh, Lampung, Jayapura, Bandung, Semarang, Surabaya, Ambon, diprakirakan berawan dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 25-30 derajat Celcius.  Sementara untuk Kota Yogyakarta, dan Kupang diprakirakan cerah berawan. Eriska memaparkan Siklon Tropis Toraji berada di Laut Cina Selatan dan Usagi di Laut Filipina meningkatkan kecepatan angin di daerah yang dilintasinya.

    Kemudian sirkulasi siklonik juga terpantau Samudera Hindia barat Sumatera Utara, membentuk daerah perlambatan angin yang memanjang dari Aceh hingga Sumatera Barat, dari Jambi hingga perairan barat Bengkulu dan hingga Lampung. Kondisi ini mampu mengakibatkan awan penghujan di sepanjang daerah tersebut.

    Dalam hal ini angin permukaan di Indonesia umumnya didominasi angin yang bertiup dari arah timur dan timur laut dengan kecepatan 10-30 kilometer per jam. Tinggi gelombang laut umumnya 0,5-2,5 meter. Suhu udara umumnya 16-35 derajat Celcius dengan  kelembaban udara 46-100 persen.

    Sumber : Antara

  • Prakiraan Cuaca Kamis 14 November 2024: Waspadai Hujan dan Petir di Kota Besar Tanah Air

    Prakiraan Cuaca Kamis 14 November 2024: Waspadai Hujan dan Petir di Kota Besar Tanah Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca untuk kota-kota besar di Indonesia, pada Kamis (14/11/2024). BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan ringan hingga lebat disertai petir mengguyur mayoritas kota besar di Tanah Air pada hari ini.

    Prakirawan BMKG Eriska menjelaskan, potensi hujan berintensitas ringan diprediksi mengguyur Kota Pekanbaru, Medan, Tanjung Pinang, Jambi, Pangkal Pinang, Jakarta, Denpasar, Tanjung Selor, Pontianak, Palangka Raya, Samarinda, Gorontalo, Palu, Kendari, Makassar, Ternate, Sorong, Nabire, Manokwari, dan Jayawijaya.

    Dalam prakiraan cuaca BMKG juga disebutkan adanya potensi hujan berintensitas sedang atau curah hujan lebih dari 4,0 mm per jam dengan suhu berkisar 24-31 celsius diprediksi akan mengguyur Kota Serang di Banten.

    Sedangkan potensi hujan intensitas deras disertai petir diprediksi mengguyur Kota Padang, Bengkulu, Palembang, Mataram, Banjarmasin, Manado, Mamuju, dan Merauke.

    Kota Banda Aceh, Lampung, Jayapura, Bandung, Semarang, Surabaya, Ambon, diprediksi berawan dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 25-30 derajat celsius. Sementara untuk Kota Yogyakarta, dan Kupang diprakirakan cerah berawan.

    Eriska juga mengungkapkan siklon tropis Toraji yang tengah berada di Laut China Selatan dan Topan Usagi di Laut Filipina meningkatkan kecepatan angin di daerah yang dilintasinya.

    Kemudian sirkulasi siklonik juga terpantau di Samudera Hindia barat Sumatera Utara, membentuk daerah perlambatan angin yang memanjang dari Aceh hingga Sumatera Barat, kemudian dari Jambi hingga perairan barat Bengkulu dan Lampung. Kondisi ini mampu mengakibatkan awan penghujan di sepanjang daerah tersebut.

    Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG juga menyebutkan, angin permukaan di Indonesia umumnya didominasi angin yang bertiup dari arah timur dan timur laut dengan kecepatan 10-30 kilometer per jam. Tinggi gelombang laut umumnya 0,5-2,5 meter. Suhu udara umumnya 16-35 derajat celsius dengan kelembaban udara 46-100%.

  • Fesbul 2024 Sukses Gelar Seleksi di Seluruh Indonesia, Kalimantan Jadi Lokasi Penutup

    Fesbul 2024 Sukses Gelar Seleksi di Seluruh Indonesia, Kalimantan Jadi Lokasi Penutup

    Samarinda: Setelah menyelesaikan rangkaian sembilan lokus di seluruh Indonesia, Festival Film Bulanan (Fesbul) akhirnya menutup kegiatan Fesbul 2024: Open Submission di wilayah Kalimantan sebagai lokus ke-10. 

    Di tahap akhir ini, Fesbul kembali memilih dua film pendek terbaik sebagai perwakilan dari Kalimantan, yang nantinya akan melengkapi total 20 film pendek dari seluruh Indonesia. 

    Seluruh karya tersebut akan melalui proses penilaian ketat oleh Fesbul hingga akhirnya dipilih lima film pendek terbaik. Para pemenang ini akan diumumkan dalam puncak Malam Anugerah Fesbul 2024 yang akan digelar pada Minggu, 17 November 2024, di Jakarta.

    Kesempatan ini menjadi ajang yang tidak boleh dilewatkan oleh sineas-sineas dari berbagai wilayah di Kalimantan seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara. Tak heran, pada open submission singkat yang berlangsung pada 16 – 18 Oktober 2024 lalu, Fesbul menerima banyak sekali karya film pendek yang kemudian dinilai oleh tim juri yang terdiri dari ahli-ahli film nasional dan internasional.

    Sebelum penutupan open submission di Kalimantan, Fesbul menggelar workshop film pendek pada 4 – 6 Oktober di Samarinda. Tiga mentor dihadirkan untuk berbagi pengetahuan, yaitu John Badalu (Program Development Director Fesbul) untuk materi producing, Monica Vanesa Tedja untuk bidang directing, dan Jason Iskandar di bidang scriptwriting. Kegiatanjuga menghadirkan sesi screening untuk sejumlah film pendek berkualitas pada hari terakhir workshop, sebagai bentuk pengenalan film pendek kepada masyarakat luas.

    Dengan mengusung tema besar “Passion, Roots, Movement,” Fesbul berharap acara ini mampu menumbuhkan lebih banyak talenta muda di dunia film pendek di seluruh Indonesia. Fesbul berupaya agar film pendek tetap menjadi fondasi yang penting dalam dunia perfilman tanah air, mengingat peran strategisnya yang tak bisa diabaikan.

    Setelah rangkaian open submission di 10 lokus selesai, Fesbul juga menutup bulan Oktober dengan program Road To Perayaan Fesbul 2024, yang digelar di sepuluh kampus di enam kota besar Indonesia. Program ini bertujuan untuk membuka ruang bagi mahasiswa yang gemar menggarap proyek film pendek.
     

    Samarinda: Setelah menyelesaikan rangkaian sembilan lokus di seluruh Indonesia, Festival Film Bulanan (Fesbul) akhirnya menutup kegiatan Fesbul 2024: Open Submission di wilayah Kalimantan sebagai lokus ke-10. 
     
    Di tahap akhir ini, Fesbul kembali memilih dua film pendek terbaik sebagai perwakilan dari Kalimantan, yang nantinya akan melengkapi total 20 film pendek dari seluruh Indonesia. 
     
    Seluruh karya tersebut akan melalui proses penilaian ketat oleh Fesbul hingga akhirnya dipilih lima film pendek terbaik. Para pemenang ini akan diumumkan dalam puncak Malam Anugerah Fesbul 2024 yang akan digelar pada Minggu, 17 November 2024, di Jakarta.
    Kesempatan ini menjadi ajang yang tidak boleh dilewatkan oleh sineas-sineas dari berbagai wilayah di Kalimantan seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara. Tak heran, pada open submission singkat yang berlangsung pada 16 – 18 Oktober 2024 lalu, Fesbul menerima banyak sekali karya film pendek yang kemudian dinilai oleh tim juri yang terdiri dari ahli-ahli film nasional dan internasional.
     
    Sebelum penutupan open submission di Kalimantan, Fesbul menggelar workshop film pendek pada 4 – 6 Oktober di Samarinda. Tiga mentor dihadirkan untuk berbagi pengetahuan, yaitu John Badalu (Program Development Director Fesbul) untuk materi producing, Monica Vanesa Tedja untuk bidang directing, dan Jason Iskandar di bidang scriptwriting. Kegiatanjuga menghadirkan sesi screening untuk sejumlah film pendek berkualitas pada hari terakhir workshop, sebagai bentuk pengenalan film pendek kepada masyarakat luas.
     
    Dengan mengusung tema besar “Passion, Roots, Movement,” Fesbul berharap acara ini mampu menumbuhkan lebih banyak talenta muda di dunia film pendek di seluruh Indonesia. Fesbul berupaya agar film pendek tetap menjadi fondasi yang penting dalam dunia perfilman tanah air, mengingat peran strategisnya yang tak bisa diabaikan.
     
    Setelah rangkaian open submission di 10 lokus selesai, Fesbul juga menutup bulan Oktober dengan program Road To Perayaan Fesbul 2024, yang digelar di sepuluh kampus di enam kota besar Indonesia. Program ini bertujuan untuk membuka ruang bagi mahasiswa yang gemar menggarap proyek film pendek.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)