provinsi: KALIMANTAN BARAT

  • Daftar Harga BBM Bahan Bakar Minyak Senin 3 Februari 2025, Cek Pertalite hingga Pertamax

    Daftar Harga BBM Bahan Bakar Minyak Senin 3 Februari 2025, Cek Pertalite hingga Pertamax

    Daftar Harga BBM Bahan Bakar Minyak Senin 3 Februari 2025, Cek Pertalite hingga Pertamax

    TRIBUNJATENG.COM- PT Pertamina kembali melakukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM khususnya untuk BBM nonsubsidi.

    Diketahui kebijakan penyesuaian harga ini berlaku mulai tanggal 1 Februari 2025.

    Berdasarkan penyesuaian tersebut diketahui terdapat beberapa jenis BBM yang mengalami kenaikan diantaranya Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Pertamax Green (RON 95) Dexlite hingga Pertamina Dex.

    Terkait dengan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan, yakni Rp 10.000. 

    Begitu pula dengan harga Solar Subsidi yakni masih Rp 6.800 per liter.

    Dikutip dari Kompas.com melalui Fadjar Djoko Santoso selaku Vice President Corporate Communivation Pertamina mengungkapkan jika harga BBM setiap bulannya akan dilakukan update harga.

    “Setiap bulan harga BBM diupdate. Untuk penyesuaian harganya bisa dicek di laman resmi Pertamina,” ujar Djoko Santoso.

    Melalui laman resminya, Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022.

    Kepmen tersebut merupakan perubahan atas Kepmen Nomor 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Berikut Daftar Harga Bahan Bakar Minyak BBM Februari 2025:

    Update Harga BBM Terbaru Per 1 Februari 2025

    Aceh

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14.800
    Dexlite: Rp 14.600

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp 11.800
    Pertalite: Rp 10.000
    Dexlite: Rp 13.400

    Sumatera Utara

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sumatera Barat

    Pertamax Turbo: Rp 14.650
    Pertamax: Rp 13.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.450
    Dexlite: Rp 15.250

    Riau

    Pertamax Turbo: Rp 14.650
    Pertamax: Rp 13.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.450
    Dexlite: Rp 15.250

    Kepulauan Riau

    Pertamax Turbo: Rp 14.650
    Pertamax: Rp 13.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.450
    Dexlite: Rp 15.250

    Free Trade Zone (FTZ) Batam

    Pertamax Turbo: Rp 13.350
    Pertamax: Rp 12.300
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14.100
    Dexlite: Rp 13.900

    Jambi

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Bengkulu

    Pertamax Turbo: Rp 14.650
    Pertamax: Rp 13.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.450
    Dexlite: Rp 15.250

    Sumatera Selatan

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Bangka Belitung

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Lampung

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    DKI Jakarta

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Banten

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Jawa Barat

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Jawa Tengah

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Yogyakarta

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Jawa Timur

    Pertamax Turbo: 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Bali

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Nusa Tenggara Barat

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 13.700
    Pertamax: Rp 12.900
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600

    Nusa Tenggara Timur

    Pertamax Turbo: Rp 14.000
    Pertamax Green: Rp 19.700
    Pertamax: Rp 12.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 14,800
    Dexlite: Rp 14.600
    Biosolar (Non Subsidi): Rp 14.500

    Kalimantan Barat

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Kalimantan Tengah

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Kalimantan Selatan

    Pertamax Turbo: Rp 14.650
    Pertamax: Rp 13.500
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.450
    Dexlite: Rp 15.250

    Kalimantan Timur

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Kalimantan Utara

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sulawesi Utara

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Gorontalo

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sulawesi Tengah

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sulawesi Tenggara

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sulawesi Selatan

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Sulawesi Barat

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Maluku

    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 14.950

    Maluku Utara

    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 13.900

    Papua

    Pertamax Turbo: Rp 14.350
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 14.950

    Papua Barat

    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    Papua Selatan

    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 14.950
    Papua Pegunungan
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 14.950

    Papua Tengah

    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Dexlite: Rp 14.950
    Papua Barat Daya
    Pertamax: Rp 13.200
    Pertalite: 10.000
    Pertamina Dex: Rp 15.150
    Dexlite: Rp 14.950

    (*)

  • Riset FEB UI Ungkap Hilirisasi Jadi Syarat Menuju Indonesia Emas 2045

    Riset FEB UI Ungkap Hilirisasi Jadi Syarat Menuju Indonesia Emas 2045

    Jakarta

    Indonesia terus melangkah maju dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya melalui program hilirisasi industri tambang. Hingga tahun 2024, program ini telah menghasilkan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berbasis nilai tambah, dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

    Hilirisasi bahkan menjadi prasyarat bagi sektor industri pengolahan untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 jika dilakukan dan direalisasikan sesuai dengan rencana investasi yang dilakukan. Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika awalnya dilakukan melalui pembangunan smelter tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbahan baku pasir silika.

    Hal itu diungkapkan dalam riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan judul ‘Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika’.

    “Sedangkan yang menjadi syarat cukupnya agar sektor industri pengolahan dapat mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 adalah penggunaan produk hasil dari pengolahan smelter, untuk di hilirisasi kembali sebagai input dalam pengembangan produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi lagi di dalam negeri sampai kepada produk akhir,” kata Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI), Nur Kholis dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).

    Nur Kholis mengatakan bahwa hilirisasi telah memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi sekedar mengekspor bahan mentah. Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika,seperti kaca dan keramik, hingga ke depan adalah panel surya dan semikonduktor, kini mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru.

    “Kita tidak bisa terus bergantung pada ekspor bahan mentah dan juga impor barang antara dari luar negeri. Hilirisasi adalah jalan kita menuju kemandirian ekonomi. Dengan peningkatan investasi dalam rangka menghasilkan produk bernilai tambah di dalam negeri, kita menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memastikan sumber daya alam kita benar-benar memberikan manfaat maksimal untuk bangsa,” ujarnya.

    Nur Kholis menjelaskan, dampak dari hilirisasi tembaga, bauksit, dan pasir silika ini telah mulai dirasakan di daerah-daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah), di mana pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Selain meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan daerah, kebijakan ini juga menciptakan ribuan lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

    “Kami juga menemukan bahwa, selain pendapatan negara, pendapatan daerah provinsi dan kabupaten/kota yang terkait juga meningkat melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebagai contoh, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, dan pajak penerangan jalan di daerah hilirisasi menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan daerah ini dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tuturnya.

    Meski demikian, hilirisasi juga mendapat tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan teknologi, masih terbatasnya tenaga kerja yang terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, dan dampak negatif terhadap lingkungan. Nur Kholis mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversifikasi produk, dan penguatan kerjasama internasional.

    “Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika juga perlu terus untuk didorong untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan di seluruh fasilitas pengolahan mineral tambang. Pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian yang terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • Gelar Sarasehan Pra Munas VII, IKA-PMII Komitmen Dukung Kemandirian Nasional

    Gelar Sarasehan Pra Munas VII, IKA-PMII Komitmen Dukung Kemandirian Nasional

    loading…

    Sarasehan Nasional Reindustrialisasi Strategi dan Penguasaan Teknologi Tinggi yang digelar IKA-PMII di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (2/2/2025). FOTO/IST

    JAKARTA – Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( IKA-PMII ) bakal menggelar Musyawarah Nasional (Munas) VII IKA-PMII di Jakarta 21-23 Februari 2025. Sejumlah pra acara digelar untuk menyambutnya.

    Salah satunya Sarasehan Nasional Reindustrialisasi Strategi dan Penguasaan Teknologi Tinggi digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (2/2/2025). Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Besar IKA-PMII Akhmad Muqowam mengatakan, ini adalah sarasehan kedua sebagai rangkaian Pra Munas menuju Munas VII IKA-PMII.

    “Tiga kali kita sarasehan. Pertama digelar di Pontianak, Kalimantan Barat bertema Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia. Ini yang kedua. Semuanya membahas hal yang penting sebagai pedoman bagi PB IKA-PMII merumuskan rekomendasi untuk pengambil kebijakan saat munas nanti,” kata Muqowam.

    Dalam acara yang dihadiri sejumlah senior alumni PMII yang kini menjabat di berbagai level Pemerintahan, Muqowam berharap, alumni yang berada di jabatan publik, turut serta urun pikiran untuk kemajuan bangsa. Terkait tema Sarasehan, Muqowam berharap, pendidikan di Indonesia fokus mengejar industrialisasi strategis dan menguasai teknologi tinggi.

    Selain itu, perlu aturan dan regulasi yang jelas untuk mengawal ini. Dikatakan, teknologi tinggi salah satu modal utama industrialisasi.

    Sejauh ini, ekosistem teknologi di berbagai bidang, tidak mendukung. Padahal jika industrialisasi berjalan, akan tercipta lapangan kerja berkuakitas, bukan sekadar tenaga kerja informal.

    “Ekosistem ini harus tercipta untuk mendukung kemandirian nasional. Baik pangan, pertanian, maritim, dan lainnya,” tuturnya.

    Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) IKA PMII Jakarta Fathan Subchi mengatakan, tema yang diangkat kali ini, dinilai sangat penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045. “IKA-PMII harus mengkaji dan memberi masukan penting untuk Pemerintah. Lewat diskusi dengan beragam kalangan. Saya juga berharap, hasilnya akan menjadi guidance saat Munas nanti,” kata Fathan

    Bendahara Umum (Bendum) PB IKA PMII sekaligus Ketua Panitia Munas VII IKA-PMII Sudarto menyatakan, serasehan Pra Munas ini, untuk menghantarkan puncak Munas yang akan dilaksanakan 21-23 Februari 2025 di Jakarta. Dia berharap, dari rangkaian sarasehan ini menelurkan rumusan program kerja prioritas.

  • Rincian 5 Rute Baru Kereta Api Jarak Jauh dan Menengah yang Diluncurkan KAI – Halaman all

    Rincian 5 Rute Baru Kereta Api Jarak Jauh dan Menengah yang Diluncurkan KAI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI meluncurkan lima layanan kereta api (KA) baru untuk jarak menengah dan jarak jauh di Pulau Jawa, Sabtu (1/2/2025).

    Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo memaparkan, peluncuran ini dimulai dengan operasional lima KA baru dengan melayani beberapa rute.

    Di wilayah Daop 5 Purwokerto, KAI menghadirkan KA Cakrabuana yang melayani relasi Purwokerto – Gambir pp pada pukul 05.30 WIB.

    KA ini memiliki stasiun pemberhentian Bumiayu, Ketanggungan, Ciledug, Cirebon, Jatibarang, Haurgeulis, Pegadenbaru, Cikampek, Bekasi, Jatinegara dan tiba di stasiun Gambir pada pukul 10.24 WIB.

    “Kereta ini terdiri dari kelas eksekutif dan ekonomi dengan total kapasitas 520 tempat duduk,” ujar Didiek di Jakarta, Sabtu (1/2/2025).

    Selain itu, ada juga KA Gunungjati yang diberangkatkan pertama kali di Stasiun Cirebon pada pukul 05.40.

    KA ini menghubungkan Semarang Tawang Bank Jateng– Cirebon – Gambir pp untuk mendukung konektivitas antar wilayah yang dilalui seperti Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon hingga Jakarta.

    Selanjutnya ada juga KA Sancaka Utara yang diluncurkan di Stasiun Surabaya Pasarturi. KA yang melayani relasi Surabaya Pasarturi – Solo Balapan – Cilacap pp tersebut diberangkatkan dari Stasiun Surabaya Pasarturi pukul 07.00 WIB.

    Sementara itu, KA Madiun Jaya juga resmi beroperasi melayani perjalanan Madiun – Pasarsenen pp dengan kelas eksekutif dan ekonomi.

    KA ini berangkat perdana dari Stasiun Madiun pukul 08.00 WIB dan tiba di Stasiun Pasarsenen pukul 17.03 WIB.

    “Untuk perjalanan sebaliknya, KA ini berangkat dari Pasarsenen pukul 21.10 WIB dan tiba di Madiun pukul 06.05 WIB,” ujar Didiek.

    “Lalu, KA Ijen Ekspres akan melayani rute Ketapang – Malang pp. Memiliki kapasitas 366 tempat duduk, KA ini dirancang dengan fasilitas modern yang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang,” tutur Didiek. 

  • Mengenal Batu Kecubung, Kerajinan Tradisional Pontianak yang Memesona

    Mengenal Batu Kecubung, Kerajinan Tradisional Pontianak yang Memesona

    Batu ini juga diyakini membawa keberuntungan, ketenangan, dan keseimbangan emosional bagi pemakainya. Oleh karena itu, perhiasan dari batu kecubung sering kali menjadi hadiah yang bermakna atau simbol penghormatan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, ulang tahun, atau momen penting lainnya.

    Selain itu, batu kecubung juga memiliki nilai sejarah, karena telah digunakan oleh masyarakat Kalimantan sejak zaman dahulu sebagai salah satu barang dagangan utama yang dipertukarkan dengan pedagang dari luar daerah.

    Industri kerajinan batu kecubung di Pontianak memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian lokal. Banyak pengrajin dan pedagang yang bergantung pada batu ini sebagai sumber penghidupan.

    Bahkan, tidak sedikit wisatawan yang datang ke Pontianak secara khusus untuk mencari perhiasan berbahan dasar batu kecubung. Hal ini menjadikan batu kecubung tidak hanya sebagai produk budaya, tetapi juga sebagai daya tarik pariwisata.

    Pasar tradisional hingga galeri modern di Pontianak menawarkan berbagai jenis perhiasan batu kecubung dengan kualitas yang beragam, mulai dari yang terjangkau hingga yang bernilai tinggi. Pemerintah daerah pun berupaya mendukung industri ini melalui promosi dan pelatihan bagi para pengrajin agar mereka dapat bersaing di pasar global.

    Dengan segala keindahan dan nilai budaya yang dimilikinya, batu kecubung dari Pontianak tidak hanya menjadi bukti kekayaan alam Indonesia, tetapi juga menunjukkan betapa tradisi dan seni lokal dapat berkembang menjadi industri yang membanggakan.

    Kerajinan batu kecubung ini mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya sekaligus memanfaatkan potensi lokal untuk mendorong kemajuan ekonomi.

    Bagi siapa saja yang berkunjung ke Pontianak, membawa pulang perhiasan dari batu kecubung bukan hanya sekadar memiliki benda indah, tetapi juga membawa bagian dari cerita, tradisi, dan semangat masyarakat Pontianak yang terus hidup dan berkembang hingga kini.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Daftar 5 Kereta Api Baru KAI

    Daftar 5 Kereta Api Baru KAI

    Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (KAI) membawa kabar baik bagi para pengguna kereta api. Hari ini, KAI meluncurkan lima layanan kereta api baru untuk memperluas konektivitas antarwilayah dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman. 
     
    Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menjelaskan hadirnya lima layanan KA baru ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat dengan layanan yang lebih nyaman, efisien, dan ramah lingkungan.
     
    “Melalui peluncuran lima KA baru ini, kami berharap masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman, aman, dan terjangkau,” ujar Didiek, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 Januari 2025.
    Layanan KA Baru meningkatkan aksesibilitas
    Menurut Didiek, peluncuran lima layanan kereta api ini bertujuan untuk memperkuat aksesibilitas masyarakat ke berbagai destinasi dengan layanan yang lebih nyaman dan terjangkau. 

    “KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kepada pelanggan,” ujar dia.
     

    Daftar kereta api anyar KAI
    Lima kereta api baru ini akan melayani jalur-jalur strategis, seperti yang ada di Daop 5 Purwokerto, Daop 3 Cirebon, dan Daop 8 Surabaya, menjangkau lebih banyak wilayah di Indonesia. 
     
    Dengan adanya layanan ini, perjalanan antar kota menjadi lebih mudah dan terhubung dengan baik, meningkatkan kualitas mobilitas masyarakat.
     
    Berikut daftar kereta baru KAI:

    1. KA Cakrabuana

    Kereta ini merupakan sambungkan Purwokerto dengan Gambir
     
    Salah satu kereta api yang diluncurkan adalah KA Cakrabuana, yang melayani rute Purwokerto – Gambir (PP). Kereta ini berangkat dari Purwokerto pukul 05.30 WIB dan tiba di Gambir pada pukul 10.24 WIB. 
     
    Dengan kapasitas 520 tempat duduk dan menyediakan kelas eksekutif serta ekonomi, KA Cakrabuana menawarkan kenyamanan bagi penumpang yang ingin bepergian antar kota dengan lebih cepat dan efisien.

    2. KA Gunungjati

    Kereta ini adalah penghubung Semarang, Cirebon, dan Jakarta. KA Gunungjati juga menjadi salah satu layanan baru yang menghubungkan Semarang, Cirebon, dan Gambir. 
     
    Dimulai pada pukul 05.40 WIB dari Stasiun Cirebon, kereta ini bertujuan untuk mempermudah perjalanan antara daerah-daerah besar di Jawa Tengah hingga ke Jakarta. Diharapkan, dengan adanya kereta ini, mobilitas warga semakin lancar dan efisien.
     

    3. KA Sancaka Utara

    Selanjutnya kereta Sancaka Utara yang memenuhi Kebutuhan Pengguna dari Surabaya ke Cilacap. KA Sancaka Utara yang melayani relasi Surabaya Pasarturi-Solo Balapan-Cilacap juga diluncurkan hari ini. 
     
    Dengan keberangkatan pertama pada pukul 07.00 WIB dan antusiasme tinggi dari masyarakat, kereta ini memberikan pilihan transportasi yang sangat dibutuhkan oleh mereka yang ingin bepergian antarkota besar di Jawa.

    4. KA Madiun Jaya

    Kereta ini akan membawa kemudahan bagi rute Madiun-Pasarsenen. Bagi kamu yang sering melakukan perjalanan dari Madiun ke Jakarta, kini hadir KA Madiun Jaya. 
     
    Kereta yang menghubungkan Madiun-Pasarsenen ini beroperasi perdana hari ini dengan kelas eksekutif dan ekonomi, berangkat dari Madiun pukul 08.00 WIB dan tiba di Pasarsenen pada pukul 17.03 WIB. Sebaliknya, perjalanan dari Jakarta menuju Madiun dimulai pada malam hari dan akan tiba pada pagi hari.

    5. KA Ijen Ekspres

    Terakhir KA Ijen Eksporess merupakan layanan baru dengan fasilitas modern. KA Ijen Ekspres, akan melayani rute Ketapang-Malang (PP). Kereta ini dilengkapi dengan fasilitas modern dan dirancang untuk mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang. 
     
    KA Ijen Ekspres akan memberikan pilihan perjalanan yang lebih nyaman bagi para pelancong di wilayah Jawa Timur.
     
    “Dengan hadirnya lima layanan KA baru ini, KAI terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan serta meningkatkan konektivitas antarwilayah dengan transportasi yang lebih nyaman, aman, dan ramah lingkungan,” jelas Didiek. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 01 Februari 2025 – 18:46 WIB

    Elshinta.com – PT KAI Daop 6 Yogyakarta menerapkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 menggantikan Gapeka sebelumnya mulai 1 Februari 2025. Pada penerapannya, penyesuaian-penyesuaian terhadap perjalanan KA akan dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.

    Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan perubahan Gapeka 2025 merupakan bagian dari upaya KAI dan DJKA Kemenhub untuk meningkatkan keselamatan, keandalan prasarana dan sarana, kecepatan perjalanan, serta kapasitas angkut.

    “Salah satu peningkatan layanan terdapat di Stasiun Wates dimana pada penerapan Gapeka 2025 akan lebih banyak KA berhenti di stasiun tersebut. Ada tambahan 5 KA yang berhenti di Stasiun Wates pada Gapeka 2025 ini, sehingga total KA yang berhenti di Wates untuk naik turun penumpang sebanyak 20 KA,” ujar Krisbiyantoro.

    Krisbiyantoro merinci tambahan KA yang berhenti di Stasiun Wates mulai 1 Februari 2025 diantaranya adalah:

    1. KA Wijaya Kusuma relasi Ketapang – Wates – Cilacap pp
    2. KA Jayakarta relasi Surabaya Gubeng – Wates – Pasarsenen pp
    3. KA Kertanegara relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    4. KA Malioboro Ekspres relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    5. KA Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi – Wates – Cilacap pp (Fakultatif)

    Dengan adanya tambahan KA tersebut kini semakin banyak pilihan kereta api yang bisa digunakan untuk menuju ke Wates atau sebaliknya sehingga tingkat mobilitas orang di wilayah tersebut juga akan meningkat.

    Krisbiyantoro mengatakan bahwa Stasiun Wates memiliki peran strategis sebagai salah satu akses utama bagi wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi unggulan di Kulon Progo, seperti Pantai Glagah, Waduk Sermo, dan kawasan wisata lainnya.

    ““Penambahan jumlah kereta api yang berhenti di Stasiun Wates merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi bagi masyarakat dan wisatawan. Dengan adanya lebih banyak pilihan perjalanan, diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kulon Progo,” ungkap Krisbiyantoro.

    Selain penambahan KA KA yang berhenti di Stasiun Wates, Gapeka 2025 juga membawa peningkatan pada kapasitas angkut KA. Secara keseluruhan untuk KA KA Daop 6 kapasitas tempat duduk yang disediakan pada Gapeka 2025 yaitu sebanyak 13.604 tempat duduk. Meningkat dibandingkan Gapeka sebelumnya sebanyak 12.300 tempat duduk.  

    Kemudian juga terdapat perubahan jadwal beberapa KA dari Stasiun Wates pada penerapan Gapeka 2025 per 1 Februari 2025 ini, baik maju atau mundur jam keberangkatannya. 

    “Oleh karenanya kami mengimbau kepada calon pelanggan untuk memeriksa kembali jadwal keberangkatan KA yang tertera pada tiket. Jadwal keberangkatan tersebut sudah disesuaikan dengan Gapeka 2025, serta luangkan waktu yang cukup saat tiba di stasiun,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Sabtu (1/2).

    Sumber : Radio Elshinta

  • Anggota TNI di Mempawah bantu warga melahirkan di atas truk barang

    Anggota TNI di Mempawah bantu warga melahirkan di atas truk barang

    Jakarta (ANTARA) – Personel TNI dari Koramil 1201-03/Mempawah Hilir, Kodim 1201/Mempawah, Kalimantan Barat, Sersan Satu Amirudin membantu seorang perempuan bernama Nila melahirkan di atas truk barang ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit, Jumat (31/1).

    Dalam siaran pers TNI AD yang disiarkan di Jakarta, Sabtu, disebutkan bahwa peristiwa itu bermula ketika Amirudin sedang mengevakuasi Nila yang sedang hamil tua untuk dibawa ke rumah sakit.

    “Karena kondisi tubuh yang lemah dan rumahnya yang terdampak banjir, ibu Nila, warga Dusun Suap, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, harus dievakuasi ke Rumah Sakit Rubini,” kata Amirudin.

    Amirudin beserta warga akhirnya membawa Nila ke rumah sakit menggunakan truk yang umumnya dipakai untuk mengangkut bahan bangunan.

    Dalam perjalanan, kondisi Nila sudah semakin tidak memungkinkan sehingga memaksa dirinya untuk melahirkan di atas truk.

    Amirudin dan warga yang ikut dalam truk itu akhirnya membantu proses persalinan.

    “Pada pukul 09.00 WIB, kurang lebih baru 30 menit dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Rubini, namun ibu Nila melahirkan di kendaraan,” kata Amirudin.

    Dalam video yang diterima ANTARA, terlihat bayi yang berjenis kelamin perempuan itu dilahirkan dalam kondisi selamat. Bayi tersebut langsung diselimuti sarung berwarna coklat sesaat setelah dilahirkan.

    Di tempat terpisah, Komandan Kodim 1201/Mempawah Letnan Kolonel Infanteri Benu Supriyanto mengapresiasi tindakan heroik yang dilakukan anak buahnya tersebut.

    “Semoga menjadi inspirasi prajurit lainnya untuk terus menebar kebaikan di manapun dan dalam situasi apa pun,” kata Benu.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Upaya BUMN Mengurangi Ketergantungan Impor Energi

    Upaya BUMN Mengurangi Ketergantungan Impor Energi

    Jakarta: Upaya keberlanjutan energi terus dilakukan dari segala lini untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Salah satunya yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan mengalokasikan belanja modal sebesar USD338 juta pada tahun 2025.
     
    Perusahaan pelat merah itu akan fokus pada pengembangan infrastruktur gas bumi dan mendukung transisi energi nasional.
     
    “Melalui pengelolaan operasional yang optimal dan strategi keuangan yang pruden, kami percaya bahwa PGN dapat terus menjadi penggerak utama transisi energi di Indonesia,” ujar Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko dalam Analyst Briefing dikutip Sabtu, 1 Februari 2025.

    Sebesar 67 persen dari belanja modal itu akan dialokasikan untuk memperluas jaringan gas bumi, termasuk 200.000 sambungan baru di Sumatera dan Jawa, yang berpotensi menghemat subsidi LPG pemerintah hingga ratusan miliar rupiah. 
     
    “Selain mengurangi impor LPG, jargas memberikan solusi energi yang lebih efisien, bersih, dan berkelanjutan bagi masyarakat,” jelas Arief.
     

    Sementara itu, Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo, menambahkan PGN menargetkan pertumbuhan volume penyaluran gas hingga 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh permintaan dari kawasan industri utama di Jawa dan Sumatera. 
    Sementara itu, pengembangan pipa gas strategis yaitu Pipa Tegal-Cilacap dan pipa minyak Cikampek-Plumpang untuk mendukung distribusi BBM dari TBBM Cikampek ke Plumpang. 
     
    Selain itu, PGN terus menjalankan bisnis perdagangan LNG internasional sesuai kontrak yang ada untuk memperkuat kehadiran di pasar global.
     
    “Kami menghadapi tantangan pasokan gas, tetapi optimis dapat mengelola ini secara optimal melalui inovasi dan kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan,”ujar Fadjar.
     
    Dalam mendukung keberlanjutan, PGN menargetkan pengurangan emisi 4.372 ton CO2 ekuivalen pada 2025 melalui efisiensi operasional dan teknologi ramah lingkungan, termasuk pengembangan biomethane dan diversifikasi produk turunan gas.
     
    Sedangkan 33 persen dari capex dialokasikan untuk pengembangan di segmen hulu migas. PGN akan melanjutkan eksplorasi di WK Pangkah, Ketapang, dan Fasken, serta mengajukan perpanjangan kontrak WK Muara Bakau. 
     
    “Dengan inovasi dan kolaborasi yang kuat, kami optimis dapat menghadapi tantangan industri dan dinamika pasar global untuk memastikan kontribusi PGN terhadap masa depan energi Indonesia yang lebih hijau,” ucap Arief.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Komdigi Bagi jadi 15 Zonasi, Ini Detailnya

    Komdigi Bagi jadi 15 Zonasi, Ini Detailnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana menggelar seleksi pita frekuensi 1,4 GHz untuk mengakselerasi pemerataan internet cepat di Indonesia. Izin penggunaan spektrum frekuensi tersebut dibagi menjadi 15 zona. 

    Dalam draf Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz diketahui bahwa hak penggunaan frekuensi diberikan dalam bentuk IPFR kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet Switched dengan wilayah layanan regional. 

    Ada 3 regional dengan jumlah zona layanan yang berbeda-beda. Regional 1 terdiri atas zona 4, zona 5, zona 6, zona 7, zona 9, dan zona 10. 

    Sementara itu regional 2 terdiri dari zona 1, zona 2, zona 3, zona 8, dan zona 15. Terakhir, Regional 3 terdiri dari zona 11, zona 12, zona 13, dan zona 14. 

    Pembagian Zona

    Adapun mengenai pembagian wilayah di 15 zona tersebut adalah sebagai berikut: 

    -Zona 1, yaitu Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara;

    -Zona 2, yaitu Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi;

    -Zona 3, yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Lampung;

    -Zona 4, yaitu Provinsi Banten, Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi;

    -Zona 5, yaitu Provinsi Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi);

    -Zona 6, yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

    -Zona 7, yaitu Provinsi Jawa Timur;

    -Zona 8, yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur;

    -Zona 9, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua
    Barat Daya;

    -Zona 10, yaitu Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara;

    -Zona 11, yaitu Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sulawesi Tenggara;

    -Zona 12, yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah;

    -Zona 13, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat;

    -Zona 14, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Kalimantan Timur;

    -Zona 15, yaitu Provinsi Kepulauan Riau.

    Sebelumnya, Komdigi berencana mengalokasikan pita frekuensi 1,4 GHz untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Komdigi menunggu masukan publik guna menyusun regulasi tersebut. 

    BWA adalah teknologi khusus akses internet berkecepatan tinggi secara nirkabel (tanpa kabel) di area yang luas.

    Beberapa teknologi yang termasuk dalam BWA antara lain Wi-Fi, WiMAX atau teknologi nirkabel jarak jauh yang dapat mencakup area yang lebih luas daripada Wi-Fi, 4G/5G, hingga satelit. 

    Hinet (Berca) dan Bolt adalah beberapa merek Wimax yang terkenal pada masanya. Merek-merek tersebut kini telah tutup seiring dengan masifnya perkembangan 4G dan 5G di Indonesia. 

    Komdigi menyampaikan terobosan kebijakan tersebut nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz.

    Dikutip dari laman resmi, Sabtu (25/1/2025). Komdigi menyebut Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan layanan Fixed Broadband (FBB), di mana dari segi penetrasi dan kualitas saat ini hanya mencapai 21,31% rumah tangga dari sekitar 69 juta rumah tangga di Indonesia. 

    “Selain itu, harga rata-rata bulanan untuk kecepatan internet mencapai hingga 100 Mbps masih cukup mahal. Tingginya biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan Fiber Optic (FO) terutama di daerah rural dan sub-urban, serta regulasi dan infrastruktur yang belum mendukung secara optimal, menjadi tantangan utama,” tulis Komdigi. 

    Untuk mengatasi masalah itu, Komdigi menyiapkan terobosan kebijakan guna mendorong pembangunan layanan akses internet di rumah secara masif dan cepat dengan biaya yang relatif terjangkau sesuai kemampuan masyarakat. 

    Rencana kebijakan untuk internet murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.

    “Dalam mendukung kebutuhan internet murah tersebut, Komdigi akan menyiapkan spektrum frekuensi radio sebesar 80 MHz di pita frekuensi 1,4 GHz yang diperuntukkan khusus untuk melayani internet di rumah juga dapat mendukung sektor pendidikan dan kesehatan,” tulis Komdigi. 

    Pita frekuensi 1,4 GHz akan digunakan untuk menyediakan layanan telekomunikasi Broadband Wireless Access (BWA) yang merupakan akses komunikasi data menggunakan spektrum frekuensi radio. 

    Layanan BWA ini diberikan untuk penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet-switched menggunakan teknologi International Mobile Telecommunications (IMT). 

    “Diharapkan terobosan kebijakan ini dapat mendorong hadirnya internet di rumah dengan kecepatan akses sampai dengan 100 Mbps dengan harga layanan yang terjangkau,” tulis Komdigi.