provinsi: JAWA TIMUR

  • Penggugat Pedagang Sayur Magetan Dapat 0 Rupiah, Ngaku Mengalah

    Penggugat Pedagang Sayur Magetan Dapat 0 Rupiah, Ngaku Mengalah

    Magetan (beritajatim.com)– Setelah melalui proses mediasi, Bitner Sianturi, penggugat dalam perkara gugatan terhadap pedagang sayur ethek di Magetan, akhirnya menerima kesepakatan damai. Ia menegaskan bahwa situasi kini telah kembali kondusif dan berharap tidak ada lagi konflik serupa di masa depan.

    “Jadi semuanya kondusif. Semuanya damai kembali seperti semula. Semoga tidak ada lagi permasalahan seperti itu lagi ke depan,” ujar Bitner Sianturi usai mediasi di Pengadilan Negeri Magetan, Rabu (12/02/2025).

    Bitner menjelaskan bahwa keputusan ini diambil demi kemaslahatan orang banyak. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada persyaratan khusus dalam kesepakatan tersebut, melainkan hanya berdasarkan hati nurani masing-masing.

    “Enggak ada persyaratan. Itu hanya premi aja itu. Jadi semuanya semua komitmen tadi kembali ke kemaslahatan orang banyak,” tambahnya.

    Dalam gugatan sebelumnya, Bitner mengajukan tuntutan ganti rugi senilai Rp540 juta. Namun, dalam proses mediasi, tuntutan tersebut akhirnya dilepaskan demi menjaga ketertiban dan keharmonisan di lingkungan sekitar.

    “Rp540 juta itu untuk gugatan kerugian materiil. Tapi akhirnya, kita kembali ke aktivitas masing-masing,” jelasnya.

    Bitner juga menyatakan bahwa keputusan ini bukan sekadar kekalahan, melainkan bentuk keikhlasan demi kebaikan semua pihak. Ia berharap keputusan ini membawa berkah bagi dirinya dan keluarganya.

    “Kalau kita memang harus mengalah untuk kebaikan bersama, enggak apa-apa. Saya lego, karena saya percaya Gusti itu lebih kaya, lebih makmur. Mengalah bukan berarti kalah, tapi demi kebaikan saya dan keluarga, semoga diberikan rezeki yang lebih banyak lagi,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Bitner Sianturi menggugat Kepala Desa Pesu Gondo, Ketua BPD Pesu Mulyono, Ketua RT 12 Desa Pesu Yuni Setiawan, serta dua pedagang sayur yakni Sumarno warga Desa Turi, Panekan, Magetan dan Wiyono warga Desa Sukowidi, Panekan, Magetan.

    Bitner merasa merugi dengan keberadaan pedagang sayur ethek yang berjualan di wilayah Desa Pesu. Dia mengklaim pendapatannya sebagai pemilik warung kelontong menurun drastis. [fiq/but]

  • Polisi Curigai Beberapa Orang dalam Kasus Dugaan Pembunuhan Siswi SMA di Jombang

    Polisi Curigai Beberapa Orang dalam Kasus Dugaan Pembunuhan Siswi SMA di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang diguncang kasus dugaan pembunuhan seorang siswi SMA kelas XII, Putri Regita Amanda (18). Dia ditemukan tewas di sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh. Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan dan telah mencurigai beberapa orang terkait kasus tersebut.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki sejumlah orang yang dicurigai, namun belum bisa menyebutkan jumlah pasti karena kasus ini telah memasuki tahap penyidikan.

    “Ada beberapa yang kita curigai. Namun kalau jumlahnya tidak bisa kita sebutkan. Karena sudah masuk ranah penyidikan,” ujar Kapolres Jombang saat memberikan keterangan pada Rabu (12/10/2025).

    Kapolres memastikan bahwa pihak kepolisian bekerja cepat untuk mengungkap kasus ini guna memberikan keadilan bagi keluarga korban. “Doakan dalam waktu dekat segera terungkap,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, menyampaikan bahwa sedikitnya empat orang telah diperiksa dalam kasus ini. Satu di antaranya adalah orang yang pertama kali menemukan jasad korban mengambang di sungai.

    Tiga lainnya adalah teman korban yang berstatus pelajar salah satu SMK di Kecamatan Sumobito. Polisi juga telah meminta keterangan dari pihak keluarga.

    Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban terakhir kali terlihat pada Senin (10/2/2025) sore. Putri Regita Amanda sempat berpamitan kepada ayahnya untuk melakukan transaksi jual beli menggunakan sistem Cash on Delivery (COD). Namun, ia tidak menyebutkan dengan siapa akan bertemu.

    Korban berangkat dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario serta membawa ponsel sebagai alat komunikasi. Namun, sejak pukul 19.00 WIB, ponselnya tidak dapat dihubungi. Kondisi tersebut berlangsung hingga pukul 21.00 WIB.

    Pada pukul 01.00 WIB, ponsel korban sempat berdering, tetapi tidak diangkat. Keesokan paginya, pihak keluarga menerima kabar bahwa korban telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sungai.

    “Sepeda motor dan ponsel milik korban tidak kita temukan. Kemungkinan dibawa kabur oleh pelaku. Kita masih menyelidiki kasus ini, termasuk mengungkap dengan siapa korban melakukan COD,” jelas Margono.

    Hingga kini, polisi terus mengembangkan kasus ini untuk mengungkap motif di balik dugaan pembunuhan dan memastikan pihak yang bertanggung jawab segera diadili. [suf]

  • Owner Minyak Kutus Kutus Digugat Kepemilikan Merek

    Owner Minyak Kutus Kutus Digugat Kepemilikan Merek

    Surabaya (beritajatim.com) – Gugatan hak intelektual diajukan oleh Dr Ir Bambang Pranoto MBA terhadap anak sambungnya sendiri, Fazlie Hasniel Sugiharto owner minyak kutus-kutus. Sidang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Sidang kali ini mengagendakan keterangan ahli dari pihak penggugat melalui kuasa hukumnya Somnis Ferina SH.

    Prof Dr V Henry Soelistyo Budi, SH, LLM seorang ahli dalam bidang hak kekayaan intelektual didapuk untuk menjelaskan tentang siapa yang berhak mengajukan permohonan merk, prosedur pengajuan, hingga siapa yang berhak mengajukan pembatalan.

    Ahli menyatakan bahwa merek Kutus Kutus seharusnya menjadi kepemilikan bersama antara Penggugat dan Tergugat sebagai bisnis keluarga.

    Terkait mengapa Penggugat baru menggugat setelah 10 tahun, Henry menyebut bahwa hitung-hitungan tahun hanya untuk menyederhanakan persoalan.

    “Tidak perlu dihitung secara matematis, apakah 5 tahun atau 10 tahun,” ujarnya.

    Kuasa hukum Tergugat, Dr Ichwan Anggawirya, SH, MH, dari kantor hukum MASTER LAWYER, mempertanyakan iktikad Penggugat dalam mengajukan gugatan.

    “Kepemilikan klien kami terhadap merek Kutus Kutus sudah sekitar 10 tahun sejak terdaftar pada 2014. Selama itu, hubungan dengan Bambang Pranoto baik-baik saja. Lalu mengapa tiba-tiba ada gugatan untuk membatalkan kepemilikan merek? Ini yang kami pertanyakan,” ujar Ichwan kepada wartawan usai sidang.

    Ichwan merujuk pada Pasal 77 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

    Pasal 77 ayat (1) menyatakan bahwa gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Pasal 77 ayat (2) menyebutkan bahwa gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu jika terdapat unsur iktikad tidak baik.

    “Jika merujuk pada Pasal 77 ayat (1), jelas pembatalan merek tidak bisa dilakukan karena merek ini sudah terdaftar selama 10 tahun dan bahkan sudah diperpanjang. Seharusnya gugatan hanya bisa diajukan dalam waktu 5 tahun setelah pendaftaran,” tegas Ichwan.

    Sedangkan terkait Pasal 77 ayat (2), yang memungkinkan gugatan diajukan tanpa batas waktu jika terdapat iktikad tidak baik, Ichwan menegaskan bahwa kliennya mendaftarkan merek dengan iktikad baik. “Frasa ‘tanpa batas waktu’ dalam pasal ini juga perlu dipahami, apakah berlaku untuk semua kondisi atau hanya dalam kondisi yang wajar? Karena itu, kami menanyakan kepada ahli mengenai doktrin Estoppel dan Laches, namun ahli menolak untuk menjawab,” ungkap Ichwan.

    Menurutnya, fakta bahwa Penggugat tidak pernah mempermasalahkan kepemilikan merek selama 10 tahun menjadi bukti bahwa tidak ada keberatan sebelumnya.

    “Jika memang ada iktikad tidak baik, tentu klien kami sudah lama digugat. Mengapa baru sekarang setelah 10 tahun? Ada apa?” kata Ichwan mempertanyakan.

    Ichwan juga mengungkapkan bahwa Bambang Pranoto selaku Penggugat sebelumnya pernah mempublikasikan pada akun Facebook-nya bahwa “merek Kutus Kutus telah resmi mendapat sertifikat merek”, dan pada sertifikat tercantum nama pemegang merek atas nama Fazli Hasniel Sugiharto.

    “Jika selama 10 tahun tidak ada masalah, mengapa tiba-tiba sekarang menggugat pembatalan merek?,” ucapnya.

    Selain itu, Ichwan menyoroti unggahan Bambang Pranoto di media sosial pada 11 November 2024, yang menyatakan bahwa ia tidak lagi memproduksi Minyak Kutus Kutus dan memperkenalkan merek baru, Minyak Sanga Sanga.

    “Jika Penggugat sendiri sudah mengumumkan bahwa Kutus Kutus tidak lagi diproduksi olehnya dan memperkenalkan merek baru, bukankah ini berarti ia tidak lagi membutuhkan merek tersebut? Jadi, mengapa sekarang menggugat?,” lanjut Ichwan.

    Dengan berbagai fakta tersebut, Ichwan menegaskan bahwa tuduhan iktikad tidak baik terhadap kliennya tidak terbukti. Justru, niat Penggugatlah yang patut dipertanyakan.

    Sementara itu, Kuasa hukum Penggugat, Elsiana Inda Putri Maharani, SH, MHum, dari kantor hukum K&K Advocates, mengakui bahwa Penggugat dan Tergugat memiliki hubungan keluarga sebagai ayah dan anak. Elsiana menegaskan bahwa kliennya memiliki hak hukum untuk mengajukan gugatan pembatalan merek Kutus Kutus.

    “Kami belum membahas lebih jauh karena ini adalah persoalan keluarga. Proses masih berjalan, dan kami akan mengikuti perkembangan sidang,” kata Elsiana. [uci/but]

     

  • Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Dua Minibus Adu Banteng di Pacitan, Ini Kronologisnya

    Pacitan (Beritajatim.com) – Dua mobil minibus terlibat kecelakaan adu banteng di Jalan Pacitan-Ponorogo, tepatnya di Desa Kebondalem, Kecamatan Tegalombo, Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 04.15 WIB.

    Kecelakaan melibatkan Daihatsu Gran Max warna silver metalik dengan nomor polisi B 1310 ROZ, yang dikemudikan Fauzi Fadhulloh (27), warga Madiun, dengan Suzuki Carry warna hitam-kuning bernomor polisi AD 8460 EF, yang dikemudikan Muhammad Hanafi (46), warga Wonogiri.

    Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan terjadi saat Daihatsu Gran Max melaju dari arah Ponorogo menuju Pacitan. Saat di lokasi kejadian, kendaraan tersebut diduga terlalu ke kanan, hingga melewati marka jalan. Nah, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju Suzuki Carry. Tabrakan pun tak terhindarkan antara kedua kendaraan tersebut.

    “Kecelakaan terjadi tepat di tikungan, sehingga jarak pandang terbatas,” ujar AKP Dwi Purwanto, Rabu siang.

    Akibat kecelakaan ini, kedua pengemudi mengalami luka ringan di bagian lengan dan dada. Keduanya pun langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan setempat.

    “Korban langsung dibawa ke Puskesmas Kedungbendo, Arjosari,” tambahnya.

    Insiden ini, sempat menyebabkan kemacetan di lokasi kejadian. Sebab, posisi kedua kendaraan berada di tengah jalan. Banyak warga yang berhenti untuk melihat kejadian tersebut. Kerugian materi akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp15 juta. [end/beq]

  • Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang kembali digegerkan dengan penemuan mayat. Kali ini mayat tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi persawahan perbatasan antara Desa Dukuharum dan Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Rabu (12/2/2025) siang.

    Ini merupakan kasus kedua dalam dua hari terakhir setelah sebelumnya ditemukan mayat perempuan di sungai Desa Pacarpeluk yang diduga korban pembunuhan.

    Mayat yang belum diketahui identitasnya atau Mr X pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Alimin. Saat itu, Alimin yang hendak pergi ke sawah melihat sosok menyerupai badan manusia di saluran irigasi persawahan. Setelah didekati, ia menyadari bahwa itu adalah mayat dalam posisi sujud tanpa kepala.

    “Tadinya saat mau mencari ikan di sawah, awalnya saya kira orang-orangan. Kemudian saya dekati, ternyata manusia. Lalu saya laporkan ke perangkat desa,” ujar Alimin di lokasi kejadian.

    Setelah mendapat laporan, warga sekitar bersama perangkat desa segera menghubungi pihak berwenang. Tak lama berselang, kepolisian datang ke lokasi untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melakukan pemeriksaan awal. Pihak kepolisian juga memasang garis polisi guna membatasi area dari kerumunan warga yang semakin banyak berdatangan.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang turut membantu evakuasi mayat. Sejumlah saksi di lokasi mengaku terkejut karena kondisi tubuh mayat yang masih utuh kecuali bagian kepala yang hilang. “Kaget ternyata kepalanya tidak ada, tapi tangan sama kaki masih ada,” tambah Alimin.

    Saat ini, mayat telah dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian masih berupaya mengungkap identitas korban dan penyebab pasti kematian.

    Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Namun, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut karena masih dalam proses identifikasi. “Benar ada temuan mayat lagi,” katanya singkat.

    Hingga kini, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan penemuan mayat perempuan di sungai sehari sebelumnya. Warga setempat diminta tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan hal mencurigakan di sekitar wilayah mereka. [suf]

  • Pangdiv 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo Kunjungi Graha Yakusa, Berikut Agendanya

    Pangdiv 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo Kunjungi Graha Yakusa, Berikut Agendanya

    Malang (beritajatim.com) – Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jendral TNI Susilo beserta sejumlah staf berkunjung ke Graha Yakusa di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Selasa (11/2/2025).

    Kedatangan Mayjen Susilo itu, bertemu langsung dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh masyarakat serta organisasi mahasiswa dan pemuda serta tenaga pendamping desa.

    Dalam kunjungan itu Pangdiv 2 Kostrad didampingi oleh Asisten Teritorial Kasdiv 2, Kolonel Inf Indra Hirawanto dan Danbrigif 18/Trisula Kolonel Risa Wahyu Pudji Setyawan serta mantan Kadisnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo.

    Founder Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Graha Yakusa, Muhlis Ali menyampaikan apresiasinya dengan kehadiran Mayjen TNI Susilo dan berkenan tukar pikiran bersama sejumlah tokoh masyarakat serta tokoh pemuda dan mahasiswa serta pendamping desa di Pagelaran Kabupaten Malang ini.

    “Kehadiran Beliau di Graha Yakusa ini sangat berarti, karena meski tidak berlangsung lama kurang lebih 1,5 jam saja, termasuk beliau tadi juga sempat Sholat Dhuhur Berjamaah, telah terjadi tukar fikiran, ide serta gagasan guna memperkuat sejumlah program nasional khususnya sektor ketahanan pangan dan pengolahan sampah di masyarakat,” kata Muhlis Ali kepada pers, Rabu (12/2/2025).

    Muhlis Ali berharap ke depan silaturahmi dan upaya diskusi dan implementasi dari hasil diskusi ketahanan pangan dan pengolahan sampah tersebut bisa segera direalisasikan dan bisa semakin diperluas cakupannya.

    “Perlu pertemuan lebih besar lagi, saat ini masih terbatas. Ke depan ide-ide gagasan beliau (Mayjen TNI Susilo) mesti dalam kontek ketahanan pangan terintegrasi dan pengolahan sampah mesti diperluas dan semakin banyak pihak di Kabupaten Malang bisa mengetahui dan terpenting bisa menerapkannya guna menyokong Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabumi Raka,” ucapnya.

    Mayjen TNI Susilo menyampaikan rasa terima kasihnya dan penghargaan untuk tuan rumah Founder Graha Yakusa serta sejumlah pihak yang berkenan berdiskusi dan bersilaturahmi.

    “Silaturahmi itu adalah salah satu upaya mempererat persaudaraan serta menjaga tradisi lama bangsa kita yang perlahan tergerus jaman. Dengan silaturahmi apalagi diselingi diskusi dan tukar ide serta gagasan akan semakin memperkukuh persaudaraan termasuk membantu pemerintah dalam mensukseskan program-program utamanya sehingga cita-cita besar negara mensejahterakan masyarakat perlahan bertahap bisa terwujud,” kata Mayjen Susilo.

    Secara khusus, Mayjen Susilo berjanji akan banyak melakukan silaturahmi dan kunjungan ke sejumlah tokoh masyarakat guna bersama-sama berkolaborasi dalam memajukan negeri.

    “Kami sangat konsen terhadap program pemerintah khususnya ketahanan pangan dan pengolahan sampah sehingga di dua sektor itu bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan sejumlah stakeholder dan para pihak. Dari Ketahanan Pangan bisa menjadi Berdaulat Pangan dan berikutnya Bangsa ini bisa Swasembada pangan,” ungkapnya.

    Sektor Ketahanan pangan ini, lanjut Mayjen Susilo, diharapkan bisa semakin mendukung dan mensukseskan program besar Makan Bergizi Gratis untuk siswa-siswa khususnya di wilayah Malang Raya.

    Susilo juga mengapresiasi dan menanggapi sejumlah ide hasil diskusi di Graha Yakusa dengan sejumlah tokoh masyarakat, pemuda dan mahasiswa termasuk pendamping desa itu.

    “Terima kasih untuk sharing ide dan gagasan yang tadi tersampaikan termasuk tadi ada usulan bagimana tenaga pendamping desa bisa ikut pelatihan bela negara. Terima kasih juga untuk buku kajian historis dan hasil riset dari Sygma Research and Consulting tentang figur RM Margono Djojohadikusumo, ini sosok yang sangat menginspirasi sekali tentang pengabdian dan keikhlasan berbhakti untuk negara dan bangsa,” tuturnya sambil memperlihatkan buku yang diserahkan salah satu peneliti Sygma Research and Consulting, Yuristiarso Hidayat itu.

    Lebih detail Susilo menyatakan figur ini yang merupakan kakek Presiden Prabowo Subianto yang pernah menjadi ketua pertama Dewan Pertimbangan Agung Sementara serta pendiri Bank Negara Indonesia 1946 itu perlu disosialisasikan terus ke segenap lapisan masyarakat dan bangsa agar jejak pengabdiannya bisa menginspirasi generasi muda.

    Selanjutnya pertemuan Pangdiv 2 Kostrad dengan para pihak itu diakhir dengan foto bersama sambil menggaungkan slogan Cakra-Cakra berkali-kali yang merupakan simbol Divisi 2 Kostrad. (yog/but)

  • Selebgram Isa Zega Transgender Pertama Ditahan di Lapas Wanita Kota Malang

    Selebgram Isa Zega Transgender Pertama Ditahan di Lapas Wanita Kota Malang

    Jakarta

    Selebgram Isa Zega mulai ditahan di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Malang, Jawa Timur. Dia adalah transgender pertama yang ditahan di lapas wanita di Malang.

    Dilansir detikJatim, Rabu (12/2/2025), Kalapas Wanita Kelas IIA Sukun, Yunengsih mengatakan Isa Zega tidak langsung ditempatkan bersama warga binaan lainnya. Dia juga masih dipisah dengan warga binaan lainnya.

    “Dipisah, karena memang dia harus di ruangan tersendiri. Artinya bukan karena dia bagaimana-bagaimana, tetapi memang setiap tahanan atau narapidana yang baru dipindahkan harus kami pisahkan,” jelas Yunengsih.

    Isa akan dipisah selama 1 minggu. Apabila dia dapat beradaptasi dengan baik, dirinya akan dipindahkan ke ruang tahanan reguler.

    Yunengsih juga mengakui bahwa selama dirinya menjabat sebagai Kepala Lapas Wanita Malang, Isa Zega menjadi WBP transgender pertama yang diterima di Lapas yang dia pimpin. Sekadar informasi, Yunengsih menjabat sebagai Kepala Lapas sejak 2023.

    Meski begitu, fakta bahwa Isa merupakan transgender pertama yang masuk ke Lapas Wanita itu menurut Yunengsih tidak menimbulkan masalah. Sebab Isa telah mendapat legalitas sebagai seorang perempuan.

    “Yang bersangkutan sudah mendapat penetapan dari Pengadilan Jakarta Selatan tentang pergantian nama, serta hasil pemeriksaan atau operasi dari dokter Indonesia dan Thailand yang kami terima,” kata Yunengsih.

    Simak lengkapnya di sini.

    (zap/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Lansia Keluhkan Tidak Adanya Halte Bus yang Memadai di Depan Puskesmas Pucang Sewu

    Lansia Keluhkan Tidak Adanya Halte Bus yang Memadai di Depan Puskesmas Pucang Sewu

    Surabaya (beritajatim.com)— Kondisi buruk di sekitar Puskesmas Pucang Sewu, Kecamatan Gubeng semakin diperparah oleh ketidaktersediaan fasilitas halte bus yang memadai, terutama bagi lansia yang sering kesulitan menunggu transportasi umum.

    Banyak warga lansia yang datang untuk berobat merasa kelelahan karena harus menunggu bus tanpa tempat berteduh dan tempat duduk, sementara akses ke transportasi juga terbatas.

    Ketua LPMK Pucang Sewu, Petrus Titus mengungkapkan keluhan seorang pasien lansia yang pernah mengungkapkan rasa lelahnya saat menunggu bus di depan Puskesmas.

    “Pak, saya capek,” kata wanita lansia tersebut saat bertemu dengan Petrus. “Dia waktu itu makan tuh, Ibu tunggu apa? Tunggu bus. Terus apa yang harus dilakukan? Ya, saya mau supaya nanti ini apa? Saya bisa dapat bus,” cerita Petrus usai Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Gubeng, Rabu (12/2/2025.

    Keluhan ini membuat Petrus semakin yakin bahwa pembangunan halte bus di sekitar Puskesmas sangat penting untuk kenyamanan pasien lansia.

    Petrus mengungkapkan bahwa kondisi ini menjadi perhatian serius bagi LPMK Pucang Sewu, yang merasa perlu ada perubahan dalam menyediakan fasilitas yang memadai di sekitar Puskesmas. Menurutnya, pelayanan di bagian interior Puskesmas sudah cukup baik, namun fasilitas eksterior seperti halte bus harus segera dibenahi.

    “Ini harus dilakukan. Kenapa? Karena banyak sekali pasien-pasien yang datang ke Puskesmas saya ini adalah orang-orang lansia,” ujarnya.

    Sebagai langkah konkret, Petrus berharap pembangunan halte dan fasilitas umum lainnya dapat diprioritaskan dalam Musrenbang Kecamatan Gubeng yang akan datang. Ia menekankan pentingnya fasilitas yang tidak hanya menunjang kesehatan tetapi juga kenyamanan pasien.

    “Dari dua sisi loh ya, Mas. Dari sisi yang di Puskesmas dan ada juga dari seberangnya. Sehingga masyarakat dapat terpenuhi, teralokasi dua hal yang tersebut,” jelasnya.

    Menurutnya, fasilitas seperti jadwal bus yang jelas, peneduh dan kursi untuk menunggu akan sangat membantu pasien yang datang dengan kondisi lelah setelah diperiksa. Petrus berharap ke depan akan ada perubahan signifikan dalam penyediaan fasilitas umum di sekitar Puskesmas.

    “Jika ada Puskesmas, fasilitas umumnya juga harus disediakan. Bahkan jadwalnya harus ada, bis ke arah sana jam sekian dan jam sekian, itu dikasih tahu,” harapnya.

    Ia menambahkan bahwa jadwal bus yang teratur dan informasi yang jelas akan sangat membantu pasien lansia, seperti yang terlihat di negara-negara Eropa. Ia juga menekankan pentingnya data terkait jumlah pengguna bus yang turun di area tersebut.

    “Sehingga kita jelas, berapa banyak yang naik bus dan sebagainya. Harapannya, dengan adanya fasilitas yang lebih baik, pasien tidak hanya mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, tetapi juga merasa lebih nyaman dan dihargai dalam menjalani proses pengobatan,” tandas Petrus. [asg/ian]

  • Polres Jombang-Kodim 0814 Sinergi Tambal Jalan Berlubang di Mojoagung demi Keselamatan Pengendara

    Polres Jombang-Kodim 0814 Sinergi Tambal Jalan Berlubang di Mojoagung demi Keselamatan Pengendara

    Jombang (beritajatim.com) – Polres Jombang bersama Kodim 0814 bergerak cepat menambal jalan berlubang di Jl Raya Mojoagung, Rabu (12/2/2025). Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir angka kecelakaan, terutama di jalur yang kerap disebut sebagai “lubang maut.”

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan dan Komandan Kodim 0814 Letnan Kolonel Kav Devid Eko Junanto hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Mereka bahkan turun tangan mengangkat karung berisi aspal dan menaburkannya di jalan berlubang sebelum meratakannya dengan alat khusus.

    Setelah proses awal dilakukan oleh kedua pimpinan institusi, penambalan jalan berlanjut dengan keterlibatan anggota Polres Jombang dan TNI lainnya. Sinergi antara dua institusi ini terlihat dalam suasana gotong royong yang kental.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari operasi kemanusiaan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan. “Kita memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi pengendara. Ini kegiatan peduli kemanusiaan. Kita menemukan jalan berlubang yang berbahaya, maka kita lakukan penambalan,” ujarnya.

    Menurutnya, jalan berlubang yang tertutup air saat hujan menjadi ancaman serius bagi pengendara. Oleh karena itu, perbaikan jalan harus segera dilakukan sebelum terjadi insiden yang tidak diinginkan.

    Senada dengan Kapolres, Komandan Kodim 0814 Letkol Kav Devid Eko Junanto menambahkan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan kepolisian dalam memastikan keselamatan pengendara. Ia menegaskan bahwa 19 Koramil di wilayah Jombang akan diterjunkan untuk membantu Polsek setempat dalam melakukan perbaikan jalan darurat.

    “Masing-masing Koramil siap mendukung dan melakukan sinergi dengan Polsek setempat. Kita juga berupaya mendorong pemerintah daerah agar perbaikan jalan menjadi prioritas di 2025 ini. Sehingga bisa meminimalisir angka kecelakaan,” pungkasnya.

    Langkah ini menjadi bagian dari Operasi Keselamatan Semeru 2025 yang bertujuan meningkatkan keamanan berlalu lintas di Jawa Timur. Selain tindakan sementara dengan penambalan jalan, pemerintah daerah diharapkan segera melakukan perbaikan infrastruktur secara menyeluruh agar insiden kecelakaan akibat jalan rusak bisa ditekan secara maksimal. [suf]

  • Anggaran Infrastruktur Pacitan Dipangkas Rp101 Miliar, Program Nawa Karsa Terancam Ditunda?

    Anggaran Infrastruktur Pacitan Dipangkas Rp101 Miliar, Program Nawa Karsa Terancam Ditunda?

    Pacitan (Beritajatim.com) – Program pembangunan infrastruktur di Pacitan harus menghadapi tantangan besar, setelah Pemerintah Pusat memangkas anggaran Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp101 miliar. Kebijakan ini, tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 29 Tahun 2025, yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tanggal 3 Februari 2025.

    Sebelum pemangkasan, dana transfer untuk Kabupaten Pacitan tercatat sebesar Rp1,485 triliun. Namun, setelah kebijakan efisiensi anggaran tersebut, jumlahnya berkurang menjadi Rp1,385 triliun. Dampaknya, program unggulan Bupati Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Gagarin Sumrambah, khususnya Aksi Pembangunan Infrastruktur dalam Nawa Karsa ke-7, berisiko mengalami penyesuaian atau bahkan terancam tertunda.

    Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Pacitan, Daryono, mengungkapkan bahwa pihaknya segera mengambil langkah antisipatif dengan melakukan rasionalisasi APBD.

    “Kami akan mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk membahas strategi efisiensi sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025,” kata Daryono, ditulis Rabu (12/02/2025).

    Langkah efisiensi tersebut, mencakup pemangkasan anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen, pengurangan kegiatan seremonial, serta efisiensi belanja operasional seperti alat tulis kantor, rapat, seminar, hingga bimbingan teknis. Dana hasil penghematan ini, nantinya akan dialihkan untuk menutupi kekurangan anggaran infrastruktur.

    Sejumlah proyek yang menjadi fokus dalam Nawa Karsa ke-7, seperti peningkatan jalan kabupaten, pemerataan layanan listrik dan internet, hingga pembangunan rumah layak huni bagi warga kurang mampu, kini harus disusun ulang berdasarkan prioritas.

    “Kami berusaha agar pembangunan tetap berjalan meski ada keterbatasan anggaran,” pungkas Daryono. (end/ian)