provinsi: JAWA TIMUR

  • Warga Lakarsantri Surabaya Kecewa, CitraLand Dinilai Ingkar Janji soal Normalisasi Waduk Selamet

    Warga Lakarsantri Surabaya Kecewa, CitraLand Dinilai Ingkar Janji soal Normalisasi Waduk Selamet

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, kembali menyuarakan kekecewaan terhadap pengembang CitraLand yang dianggap tidak memenuhi kewajibannya terkait perawatan dan pengelolaan Waduk Selamet. Waduk yang berada di sekitar kawasan perumahan tersebut telah lama menjadi sumber masalah lingkungan, khususnya terkait saluran air yang mengalir ke permukiman warga.

    Ketua RW 02 Lidah Kulon, Kusmianto, mengungkapkan bahwa sejak 2018, pengembang telah berjanji untuk menormalisasi waduk dan saluran air di wilayah tersebut. Namun, ia menambahkan, sebagian besar komitmen yang disepakati belum dipenuhi.

    “Ada perjanjian dengan pengembang sejak 2018 untuk menormalisasi sungai dan waduk, namun sebagian besar komitmen tersebut belum dipenuhi,” ujar Kusmianto dalam acara jaring aspirasi yang digelar oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, pada Rabu (19/2/2025) malam.

    Kusmianto juga menjelaskan bahwa berdasarkan kesepakatan dalam surat perjanjian dengan pengembang, CitraLand berkomitmen menjadikan Waduk Selamet sebagai kawasan rekreasi. Namun, hingga kini, kondisi waduk dan saluran air yang tidak terawat semakin memperburuk situasi di lapangan.

    “Pemukiman sekitar CitraLand sering kebanjiran karena aliran air dari kawasan tersebut,” tambahnya.

    Dalam kesempatan tersebut, warga menunjukkan surat undangan dari pengembang CitraLand terkait pembahasan kewajiban-kewajiban yang belum dipenuhi. Surat tertanggal 20 November 2024 itu menyebutkan bahwa pengembang berkomitmen melakukan sejumlah proyek pengembangan dan perawatan, termasuk pemberian tanah untuk warga, pembangunan sekolah PAUD, pelebaran jalan akses ke Waduk Selamet, serta pembangunan fasilitas wisata air.

    Meski demikian, hingga kini warga belum merasakan manfaat nyata dari komitmen yang tertera dalam surat tersebut. Mereka berharap agar DPRD Surabaya dapat memperjuangkan hak mereka.

    “Kami sering disambati warga kami, saya berharap DPRD Surabaya bisa memperjuangkan tuntutan kami,” ujar Kusmianto.

    Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni berjanji akan menindaklanjuti masalah ini dengan serius. Ia menyinggung bahwa sebelumnya terdapat permasalahan serupa di Waduk Sepat, namun kini masalah serupa terjadi di Waduk Selamet.

    “Istimewa sekali pengembang CitraLand ini,” sindir Arif Fathoni.

    Politisi Golkar ini menambahkan bahwa keluhan serupa juga datang dari warga Lidah Kulon yang terdampak limpahan air dari kawasan CitraLand, namun normalisasi saluran air belum dilakukan.

    Toni, panggilan akrab Arif Fathoni, menjelaskan bahwa saluran air besar dan lebar di kawasan CitraLand dialirkan ke sungai yang mengalir di pemukiman warga. Hal ini menyebabkan kerugian bagi warga sekitar yang sering mengalami banjir.

    “Saya dapat informasi, saluran air di kawasan CitraLand ini besar dan lebar, dibuang ke sungai yang ada di pemukiman terdekat. Kalau pengembang abai dalam menormalisasi sungai, pasti warga kampung yang dirugikan,” tegasnya.

    Ke depan, Toni akan turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi Waduk Selamet dan saluran air yang mengalir dari kawasan perumahan CitraLand. Ia juga akan mengecek informasi terkait apakah pengembang CitraLand membeli air dari PDAM Surya Sembada Surabaya.

    “Mestinya pemukiman orang kaya tidak boleh merugikan pemukiman yang dihuni rakyat kecil. Pemerintah kota wajib hadir untuk menjaga keadilan layanan ke semua warga Surabaya,” tutup Arif Fathoni.

    Hingga berita ini diturunkan, City Manager CitraLand Maria Nancy belum memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh beritajatim.com. [asg/beq]

  • Seusai Dilantik sebagai Gubernur, Khofifah Indar Parawansa Gelar Rapat Bahas Efisiensi Anggaran Pemprov Jatim

    Seusai Dilantik sebagai Gubernur, Khofifah Indar Parawansa Gelar Rapat Bahas Efisiensi Anggaran Pemprov Jatim

    Jakarta, Beritasatu.com – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa akan menggelar rapat koordinasi dengan sekretaris daerah (sekda) dan kepala unit perangkat daerah (UPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jatim. Salah satu agenda utama dalam rapat ini adalah efisiensi anggaran.

    “Ada hal yang sudah dibahas dalam APBD dan telah disahkan pada November lalu. Namun, masih ada aspek efisiensi yang perlu diperhatikan,” ujar Khofifah di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

    Menurutnya, efisiensi harus dimonitor secara ketat agar tidak mengganggu kinerja pemerintahan.

    Sebelumnya, pada Rabu (19/2/2025), Khofifah Indar Parawansa telah berkoordinasi dengan ketua DPRD Provinsi Jawa Timur terkait revisi APBD yang tengah dibahas di DPRD.

    “Ini sesuatu yang harus dibahas secara komprehensif dan detail. Saat saya di Magelang, saya belum bisa mendalami secara langsung,” katanya.

    Selama Khofifah mengikuti retret di Magelang, Wakil Gubernur Emil Dardak akan melanjutkan koordinasi lebih lanjut dengan DPRD.

    Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memimpin sumpah 961 kepala daerah saat pelantikan di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis (20/2/2025). Termasuk Khofifah Indar Parawansa, para kepala daerah yang dilantik terdiri dari 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati dan 362 wakil bupati, serta 85 wali kota dan 85 wakil wali kota.

  • 6
                    
                        Baru Dilantik, Dedi Mulyadi Langsung Copot Kepsek SMAN 6 Depok yang Berangkatkan Murid "Study Tour"
                        Nasional

    6 Baru Dilantik, Dedi Mulyadi Langsung Copot Kepsek SMAN 6 Depok yang Berangkatkan Murid "Study Tour" Nasional

    Baru Dilantik, Dedi Mulyadi Langsung Copot Kepsek SMAN 6 Depok yang Berangkatkan Murid “Study Tour”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat (Jabar)
    Dedi Mulyadi
    mengaku telah mencopot Kepala Sekolah (Kepsek)
    SMAN 6 Depok
    yang tetap memberangkatkan siswanya pergi
    study tour
    ke Jawa Timur (Jatim).
    Penonaktifan Kepsek SMAN 6 Depok ini langsung diteken Dedi pada hari pertamanya bekerja sebagai gubernur Jawa Barat.
    “Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi,” ujar Dedi di Istana, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
    Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi hal yang pihaknya benahi.
    Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.
    “Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak,” kata Dedi.
    “Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat,” ujar dia.
    Diketahui, 347 siswa SMAN 6 Depok tetap berangkat menuju Surabaya, Jawa Timur, dalam rangka Kunjungan Objek Belajar (KOB) selama delapan hari hingga Senin (24/2/2025).
    Keputusan ini tetap dilakukan meski Gubernur terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi mengimbau agar SMAN 6 Depok meniadakan study tour melalui akun Instagram pribadinya.
    “Semuanya ikut. Seluruh siswa ada 347 orang, itu dari kelas 11 semua (total 9 kelas),” ucap Humas SMAN 6 Depok, Syahri Muhammad, saat ditemui
    Kompas.com
    , Selasa (18/2/2025).
    Syahri menyampaikan, program ini tetap dilakukan karena memperoleh persetujuan wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah dalam rapat darurat pada Minggu (16/2/2025).
    “Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan (Senin),” ungkap Syahri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kembali Pimpin Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji Panen Banyak Dukungan

    Kembali Pimpin Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji Panen Banyak Dukungan

    Surabaya (beritajatim.com) – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Eri Cahyadi dan Armuji sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode 2025-2030 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Momen bersejarah ini menjadi bagian dari rangkaian pelantikan kepala daerah terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

    Pelantikan ini disambut dengan berbagai harapan dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Mereka optimistis kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji akan membawa Surabaya semakin maju dan berkembang.

    Dukungan dari Dunia Usaha

    Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya, H. M. Ali Affandi LNM, mengungkapkan optimismenya terhadap kepemimpinan Eri-Armuji yang berkelanjutan.

    “Sebagai mitra strategis pemerintah kota, Kadin Surabaya berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta memberdayakan pelaku usaha lokal agar dapat berkembang dan bersaing di tingkat nasional maupun global,” ujar Ali Affandi.

    Ali Affandi, yang akrab disapa Mas Andi, berharap sinergi antara dunia usaha dan pemerintah semakin diperkuat untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang humanis, inklusif, dan ramah investasi.

    “Dengan semangat gotong royong, mari bersama-sama membangun ekosistem bisnis yang sehat, mempercepat digitalisasi ekonomi, serta menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi warga Surabaya,” tambahnya.

    Dukungan serupa datang dari Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Surabaya, Denny Yan Rustanto. Ia berharap sinergi antara Pemkot Surabaya dan HIPMI semakin erat, khususnya dalam bidang ekonomi dan kewirausahaan yang melibatkan pemuda Surabaya.

    “Harapannya ke depan sinergi antara Pemkot Surabaya dan HIPMI Kota Surabaya bisa terjaga dan terus meningkat, khususnya di bidang ekonomi serta kewirausahaan yang melibatkan seluruh pemuda di Kota Surabaya,” ungkap Denny Yan.

    Dukungan dari Tokoh Masyarakat

    Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya, H. Muhammad Yazid, turut menyampaikan apresiasi atas dilantiknya kembali Eri Cahyadi dan Armuji.

    “Saya sangat senang beliau mengemban amanah ini kembali, karena beliau sangat baik dalam memimpin serta memberikan kenyamanan kepada warga Surabaya, baik itu dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun pembangunan,” katanya.

    Yazid menilai kepemimpinan Eri-Armuji telah berkontribusi besar dalam pemberdayaan ekonomi warga melalui program padat karya serta bantuan bagi UMKM. Ia optimistis, jika kepemimpinan ini terus berlanjut dengan integritas tinggi, Surabaya akan semakin maju.

    Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya, Hoslih Abdullah, yang akrab disapa Cak Dul, juga berharap kepemimpinan periode kedua ini semakin memperkuat semangat kebersamaan dan gotong royong di Kota Pahlawan.

    “Kepemimpinannya sudah baik, tinggal diperkuat lagi untuk meningkatkan semangat gotong royong di antara warga masyarakat Kota Surabaya,” ujar Cak Dul.

    Menurutnya, selama kepemimpinan Eri-Armuji, semangat gotong royong telah meresap ke seluruh elemen masyarakat, termasuk dalam Forum Pembauran yang terdiri dari berbagai suku bangsa.

    “Semangat kebersamaannya sangat kuat dan harus terus ditingkatkan serta dipertahankan. Jangan sampai tergeser oleh perubahan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kebersamaan Surabaya,” harapnya.

    Harapan Pemuda Surabaya

    Ketua Karang Taruna Kota Surabaya, Febryan Kiswanto, turut menyampaikan harapan bagi kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji. Menurutnya, inovasi dan kolaborasi lintas generasi menjadi kunci dalam pembangunan kota ke depan.

    “Tidak masuk akal, adalah kalimat yang menjadi darah anak muda Surabaya. Maka yang akan menjadi fokus saya dalam harapan untuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota di masa kepemimpinan mereka yang kedua ini adalah hal-hal tidak masuk akal yang berarti inovasi-inovasi besar dalam pembangunan kota, terutama program yang menjadi wadah aksi kreasi anak muda,” ungkap Febry.

    Ia menilai kombinasi antara birokrat dan teknokrat dalam kepemimpinan saat ini merupakan modal kuat untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota global. Oleh karena itu, pelibatan anak muda dalam pembangunan menjadi aspek penting agar kota ini semakin dicintai oleh generasi penerusnya.

    “Sebagai generasi milenial, saya berharap Mas Wali dan Cak Wawali bisa segera tancap gas untuk menyempurnakan Kota Surabaya. Melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai dan memperkuat kebijakan yang berorientasi pada pemuda, seperti dukungan terhadap lapangan pekerjaan, fasilitasi ruang kreatif, serta penguatan keterampilan pemuda guna mempersiapkan SDM yang unggul dan berdaya saing,” jelasnya.

    Mewakili pemuda Surabaya, Febry menegaskan komitmen Karang Taruna untuk terus berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dalam membangun kota yang lebih maju. “Selamat bekerja Mas Eri Cahyadi dan Cak Ji. Kami semua anakmu menunggu dan siap membantu, kolaborasi untuk kemajuan kota kita tercinta Surabaya,” pungkasnya. [ADV/asg]

  • Profil Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara yang Lanjutkan Perjuangan Politik Almarhum Suami – Halaman all

    Profil Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara yang Lanjutkan Perjuangan Politik Almarhum Suami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sherly Tjoanda, dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara, di Istana pada Kamis (20/2/2025).

    Dia menjadi salah satu dari enam kepala daerah yang menjadi perwakilan saat dilantik secara simbolis oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Selain Sherly Tjoanda, ada lima kepala daerah lainnya yang dilantik secara simbolis untuk mewakili total 961 kepala daerah.

    Keenam orang kepala daerah ini dipilih berdasarkan perwakilan enam agama.

    Mereka yaitu:

    Islam: Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal

    Katolik: Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda

    Budha: Wali Kota Singkawang, Tjhau Chui Mie

    Hindu: Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata

    Konghucu: Wali Kota Manado, Andrei Angouw

    Kristen Protestan: Bupati Merauke, Yoseph P Gebze

    Profil Sherly Tjoanda

    Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 12 Agustus 1982. Sherly Tjoanda adalah Gubernur Maluku Utara terpilih.

    Ia merupakan istri mendiang Benny Laos.

    Benny Laos meninggal dunia akibat ledakan speedboat pada Sabtu (12/10/2024). Sherly Tjoanda menggantikan pencalonan Benny Laos sebagai Cagub di Pilkada Maluku Utara 2024.

    Sherly Tjoanda menikah dengan Benny Laos pada 28 Mei 2005.

    Sherly dan Benny Laos telah dikaruniai tiga orang anak bernama Bennet Edbert Laos, Beneisha Edelyn Laos, dan Benedictus Edrick Laos.

    Sherly Tjoanda menempuh pendidikan di Universitas Petra Surabaya jurusan International Business Management.

    Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2 di Inholland University, Belanda.

    Ibu tiga anak itu merupakan Direktur PT Bela Group, perusahaan yang dikelola bersama sang suami.

    Sherly Tjoanda diketahui aktif dalam berorganisasi.

    Perempuan berusia 42 tahun itu bahkan didapuk menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) serta Ketua Yayasan Bela Peduli.

    Sherly berpasangan dengan Sarbin Sehe di Pilgub Maluku Utara dengan perolehan suara tertinggi sebanyak 359.416 suara.

    Harta Kekayaan

    Sherly Tjoanda menjadi gubernur terpilih terkaya di antara 33 gubernur terpilih lainnya yang dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Berdasarkan laporan harta kekayaan yang dilaporkan ke KPK per 15 Oktober 2024, Sherly memiliki total kekayaan sebesar Rp709 miliar.

    Harta kekayaan yang dimiliki Sherly mayoritas disumbang dari tanah dan bangunan senilai Rp201.133.967.263 (Rp201 miliar).

  • Dari Pesta Miras hingga Mutilasi: Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis di Jombang

    Dari Pesta Miras hingga Mutilasi: Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Kasus mutilasi yang menggemparkan warga Jombang akhirnya menemui titik terang setelah polisi menangkap Eko Fitrianto alias EF (38), warga Dusun Plosowedi Desa Plosogeneng Kecamatan/Kabupaten Jombang, tersangka dalam tragedi sadis ini.

    Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pembunuhan ini dipicu oleh pertengkaran yang terjadi saat EF dan korban AS (37) menggelar pesta minuman keras (miras) di tepi sawah Dusun Mireng Desa Dukuharum Kecamatan Megaluh pada Sabtu (8/2/2025). Berikut kronologi lengkap kejadian yang berujung pada tindakan brutal tersebut.

    Awal Pertemuan dan Pesta Miras

    Pada malam kejadian, EF dan AS yang sudah saling mengenal sebelumnya bertemu di area persawahan tersebut. Keduanya kemudian mengonsumsi minuman keras dalam jumlah cukup banyak.

    Suasana awalnya berjalan biasa saja. Namun, seiring berjalannya waktu dan pengaruh alkohol mulai bekerja, muncul ketegangan di antara mereka. Cekcok pun tak terhindarkan. Tersangka merasa sakit hati dengan kata-kata dari korban. “Kata-kata apa yang diucapkan oleh korban masih kita dalami,” kata Kasatreskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra, Kamis (20/2/2025).

    Cekcok Berujung Kekerasan

    Pertengkaran antara EF dan korban semakin memanas. Diduga, ada ucapan atau tindakan korban yang membuat EF merasa tersinggung dan sakit hati. Emosi pelaku pun memuncak. Dalam kondisi mabuk dan kehilangan kontrol diri, EF secara tiba-tiba memukul kepala korban dengan keras hingga tersungkur ke tanah.

    Bukannya berhenti, pelaku justru semakin gelap mata. Namun, saat itu EF tidak langsung menghabisi nyawa korban. Ia meninggalkan lokasi dan pulang ke rumahnya, meninggalkan korban dalam keadaan lemah tak berdaya.

    Pelaku Pulang untuk Mengambil Senjata Tajam

    Dalam perjalanan pulang, kemarahan EF rupanya belum reda. Ia kemudian mengambil senjata tajam sejenis gergaji yang digunakan untuk memotong kayu. Dengan penuh dendam, pelaku kembali mendatangi korban yang masih terkapar di lokasi kejadian.

    Tanpa belas kasihan, EF langsung menghabisi nyawa korban dengan parang tersebut. Tak hanya membunuh, pelaku menggorok kepala korban hingga terlepas. Untuk menghilangkan jejak, potongan kepala tersebut ia bungkus menggunakan jaket korban dan dibuang ke sungai Dusun Ngrecuk Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh.

    Jasad korban yang tanpa kepala kemudian dibenamkan ke parit yang ada di dekat TKP (Tempat Kejadian Perkara). Sedangkan senjata tajam dibuang ke sungai Dusun Beweh Desa Ngogri Kecamatan Megaluh. Semua itu dilakukan oleh EF untuk menghilangkan jejak kejahatannya.

    Terungkapnya Kasus dan Penangkapan Pelaku

    Setelah melakukan aksi kejinya, pelaku berusaha menghilangkan jejak. Namun, penemuan bagian tubuh korban oleh warga setempat membuat polisi bergerak cepat. Berdasarkan hasil penyelidikan di lokasi kejadian dan keterangan sejumlah saksi, aparat akhirnya berhasil mengidentifikasi dan menangkap EF.

    EF tidak bisa mengelak karena polisi menemukan sepeda motor Honda Scoopy dan ponsel milik korban di rumah tersangka. Ia kemudian digelandang ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dari pengakuan awal, ia mengakui perbuatannya dan menyebut motif utamanya adalah sakit hati akibat cekcok yang terjadi saat pesta miras.

    Polisi Dalami Motif dan Kemungkinan Faktor Lain

    Saat ini, polisi masih terus mendalami motif di balik tindakan brutal tersebut. Apakah murni karena sakit hati sesaat, atau ada faktor lain yang turut mempengaruhi tindakan sadis EF? Selain itu, polisi juga menyelidiki apakah ada keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

    Sementara itu, warga setempat masih dihantui rasa ngeri atas kejadian ini. Mereka tak menyangka bahwa pertengkaran akibat miras bisa berujung pada aksi keji yang menghilangkan nyawa seseorang dengan cara begitu brutal.

    “Untuk kesekian kalinya aksi kekerasan di Jombang dipicu oleh miras. Pelaku mengabisi korban sendirian atau pelaku tunggal,” kata Margono sembari mengatakan tersangka dijerat pasal 340, 338, 339 tentang pembunuhan. Ancamannya, 20 tahun penjara hingga hukuman mati. [suf]

  • Petugas Gabungan Jaga Kantor Pemkab Mojokerto Saat Pelantikan Bupati di Jakarta

    Petugas Gabungan Jaga Kantor Pemkab Mojokerto Saat Pelantikan Bupati di Jakarta

    Mojokerto (beritajatim.com) – Ratusan petugas gabungan disiagakan di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto pada Kamis (20/2/2025), meskipun pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Apel Gelar Pasukan digelar di halaman Pemkab Mojokerto, diikuti oleh personel dari Polres Mojokerto, Kodim 0815 Mojokerto, Satpol PP, BPBD, Dinas Kesehatan, dan DPRKP2 Kabupaten Mojokerto. Apel ini dipimpin oleh Kabag Ops Polres Mojokerto, Kompol Hendro Susanto.

    Di halaman Kantor Pemkab Mojokerto, ratusan karangan bunga berjejer dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pihak swasta, dan instansi lainnya. Karangan bunga tersebut berisi ucapan selamat atas dilantiknya Muhammad Al Barra dan Muhammad Rizal Oktavian sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih.

    Kabag Ops Polres Mojokerto, Kompol Hendro Susanto, mengatakan bahwa Apel Gelar Pasukan digelar dalam rangka Pelantikan Kepala Daerah. “Walaupun pelantikan di Jakarta, tetap untuk Kantor Pemkab Mojokerto dilaksanakan pengamanan terkait dengan kesiapsiagaan kita,” ungkapnya.

    Pengamanan di Kantor Pemkab Mojokerto bertujuan mengantisipasi potensi gangguan keamanan. Sebanyak 150 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan area kantor yang berlokasi di Jalan A Yani, Kota Mojokerto.

    “Dari masing-masing pengamanan, kita libatkan dari rekan TNI, Satpol PP, Dishub, Dinkes, dan BPBD. Untuk sementara kita lihat perkembangan situasi, untuk hari ini kami siapkan 150 personil. Untuk tiga hari ke depan kita lihat situasi dan perkembangan yang ada, antisipasi tetap kita siagakan satu kompi,” katanya. [tin/beq]

  • Bukan di Blitar, Ini Lokasi Pengajian Gus Iqdam Tarif Parkir Rp50 Ribu

    Bukan di Blitar, Ini Lokasi Pengajian Gus Iqdam Tarif Parkir Rp50 Ribu

    Blitar (beritajatim.com) – Pengajian Gus Iqdam kembali menghebohkan dunia maya. Setelah viral pengajian di Pacitan yang menggunakan musik DJ, kini pengajian Gus Iqdam kembali heboh usai salah seorang warga memposting tarif parkir pengajian kiai muda Nahdlatul Ulama asal Blitar itu.

    Dalam postingan yang diunggah di beberapa media sosial itu menunjukkan bahwa tarif parkir pengajian Gus Iqdam adalah sebesar Rp50 ribu untuk kendaraan elf, bus serta kereta kelinci. Postingan soal tarif parkir pengajuan Gus Iqdam yang mencapai Rp50 ribu itu pun langsung dibanjiri komentar dari para netizen.

    Setelah ditelusuri ternyata pengajian Gus Iqdam yang parkirnya bertarif Rp50 ribu itu berlangsung di Dusun Kasutan Desa Kuwu Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Terkait itu pihak Gus Iqdam pun memberikan penjelasan, bahwa perihal tarif parkir merupakan kewenangan dari panitia.

    “Gus Iqdam tidak pernah menyuruh narif parkir atau bagaimana ke panitia, itu murni dari panitianya, dan itu semua bukan urusan kita,” ungkap Ilham Jebor, Pengurus Ponpes Sabilu Taubah, Kamis (20/2/2025).

    Pihak Gus Iqdam sendiri mengaku tidak tahu menahu soal tarif parkir kendaraan saat pengajian. Kiai muda NU itu pun tidak pernah mengurusi hal-hal teknis seperti itu.

    “Selama ini Gus Iqdam dan saya hanya tahu jadwal dan ketika diundang ya sudah kami hanya datang dan tidak mengurusi hal hal seperti itu (Parkir dan lain-lain yang teknis),” tegasnya.

    Pihak Gus Iqdam sendiri tidak tahu pasti pengajian itu dilakukan di Madiun atau bukan. Pasalnya Gus Iqdam sudah lama tidak diundang pengajian di Madiun. [owi/beq]

  • Usai Kebakaran, Smelter Freeport Beroperasi Lagi Mulai Juni 2025

    Usai Kebakaran, Smelter Freeport Beroperasi Lagi Mulai Juni 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) telah berkomitmen akan merampungkan perbaikan fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga terbarunya pada Juni 2025 mendatang. Hal itu disebabkan kejadian kebakaran pada smelter tembaga PTFI di Gresik, Jawa Timur pada Oktober 2024 lalu.

    “Alhamdulillah kemarin kita sudah memutuskan dengan jalan tengah bahwa pabrik itu akan selesai di bulan Juni (2025) dan Freeport sudah membuat pernyataan dan laporan dari polisi maupun dari asuransi juga sudah ada,” kata Bahlil dikutip Kamis (20/2/2025).

    Bahlil juga menyebut pemerintah akan kembali menerbitkan surat izin eskpor tembaga mentah untuk Freeport usai tertahan sejak Desember lalu. Menurut Bahlil, keputusan tersebut merupakan hasil persetujuan dari rapat terbatas (Ratas) yang digelar Prabowo pada awal minggu ini bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto dan juga kementerian terkait.

    “Kemarin kita sudah melakukan ratas dipimpin oleh bapak presiden dan kemudian kita mencari alternatif win-win. Win-win-nya adalah bagaimana agar produksi daripada Freeport tetap berjalan,” ucap Bahlil.

    Dia menjelaskan, alasan pemerintah mengizinkan eskpor tembaga kendati sebelumnya sudah ada aturan soal pembatasan ekspor tembaga mentah adalah pendapatan Freeport yang menurun. Ia menyebut bagaimana pun 50% saham Freeport merupakan milik negara.

    Dengan kata lain, apabila pendapatan Freeport menurun maka penerimaan negara juga berkurang. Selain itu, Bahlil mengatakan ada ribuan karyawan yang berpotensi dirumahkan jika Freeport tak kunjung bisa ekspor.

    “Karena kalau enggak nanti karyawan puluhan ribu itu akan dirumahkan,” tuturnya.

    Meski demikian, pemerintah tetap memberikan sanksi kepada Freeport karena masih mengekspor tembaga kendati jatah ekspornya telah habis pada 2024. “Sanksinya adalah pajak ekspornya kita naikkan. Jadi dia membayar ke negara lebih besar daripada sebelumnya,” ujar Bahlil Lahadalia.

    Sebelumnya, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2023, izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia sudah selesai pada 31 Desember 2024 lalu. Dengan keputusan tersebut mereka tak bisa lagi mengekspor bahan mentah tembaga di tahun ini.

    Namun, pada saat bersamaan, Freeport mengalami kebakaran di smelter mereka. Hal itu membuatnya tak bisa mengolah atau menghilirisasi konsentrat. Di sisi lain, penyimpanan konsentrat juga mengalami over kapasitas sementara izin tak kunjung keluar. Kondisi ini membuat Freeport harus mengurangi produksi mereka dan secara otomatis menurunkan pendapatan yang berimbas pada penerimaan negara sekaligus para pekerja di sana.  
     

  • Tak Hanya Pelantikan, Camat Wates Blitar Akan Temani Rijanto Retreat di Magelang

    Tak Hanya Pelantikan, Camat Wates Blitar Akan Temani Rijanto Retreat di Magelang

    Blitar (beritajatim.com) – Camat Wates Kabupaten Blitar, Agus Zaenal juga akan akan menemani Rijanto menjalani retret akademi militer di Magelang. Agus Zaenal pun akan menemani Bupati Blitar yang baru untuk menjalani pendidikan militer di Magelang mulai tanggal 21-28 Februari 2025 mendatang.

    Hal itu diungkapkan oleh Plt Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Blitar, Rully Wahyu Prasetyowanto. Menurut Rully sesuai aturan seseorang yang ditunjuk sebagai PIC dalam hal ini Camat Wates bakal menemani Bupati Blitar selama kegiatan retret di Magelang.

    “Di alur tugas PIC memang begitu (menemani Bupati Blitar dalam kegiatan retret),” ucap Rully, Kamis (20/02/2025).

    Saat ini Agus Zaenal sendiri masih menemani Rijanto-Beky di Jakarta. Camat Wates itu memang ditunjuk Sekda Kabupaten Blitar sebagai PIC selama proses pelantikan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    Nantinya usai pelantikan, Camat Wates itu akan langsung ikut rombongan Bupati Blitar ke Magelang. Disana Agus Zaenal akan nemani Rijanto selama 7 hari penuh.

    Selama itu pula, Agus Zaenal tidak akan mengurusi jalannya pemerintahan di Kecamatan Wates. Ia bakal fokus menemani sang bupati di Magelang. Sementara jalannya pemerintahan Kecamatan Wates bakal diemban sementara oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam).

    “Nanti saya koordinasi supaya semua berjalan dengan baik,” tegasnya.

    Penunjukan Agus Zaenal sebagai PIC ini sebenarnya menuai pertanyaan dari berbagai pihak. Pasalnya Agus Zaenal merupakan seorang camat, yang memiliki tugas untuk melayani kepentingan publik.

    Pemerintah Kabupaten Blitar sebenarnya sudah memiliki Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan. Namun justru Camat Wates lah yang ditunjuk sebagai PIC pelantikan Bupati Blitar.

    Selain menuai pertanyaan, penunjukan Camat Wates sebagai PIC pelantikan nampaknya juga akan menimbulkan sedikit permasalahan di tingkat kecamatan. Pasalnya pada pekan depan, Kecamatan Wates dijadwalkan bakal menggelar Musrembang.

    Dengan kondisi itu, Plt Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Blitar nampaknya akan mengawal langsung jalannya Musrembang. Pasalnya sang camat masih fokus pada pelantikan dan retret Bupati Blitar.

    “Nanti kita koordinasikan dengan Camat Wates terkait persiapan Musrembang di Kecamatan Wates tersebut,” tandasnya.

    Meski menuai pertanyaan, namun apa yang dilakukan oleh Camat Wates ini sudah sesuai dengan prosedur dan aturan. Pasalnya penunjukan Camat Wates sebagai PIC sudah melalui prosedur hukum yang sah. [owi/beq]