BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi hujan lebat yang terjadi pada 5-7 Desember 2025 dan 8-11 Desember 2025.
Pada 5-7 Desember 2025,
hujan lebat
berpotensi terjadi di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung); Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur); Kalimantan Barat; Maluku Utara; Maluku; Papua Pegunungan; dan Papua Selatan.
Sedangkan pada 8-11 Desember 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara; Riau; Jambi; Kepulauan Bangka Belitung; Bengkulu; Lampung; Jawa Barat; Jawa Timur; Nusa Tenggara Barat; Kalimantan Barat; Papua Pegunungan; Maluku Utara (peluang angin kencang); Sulawesi Utara (peluang angin kencang).
Kepala
BMKG
Teuku Faisal Fathani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul potensi meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
“Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada tetapi tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas,” ujar Faisal dalam siaran pers, Jumat (5/12/2025).
BMKG mencatat sejumlah daerah masih berpeluang diguyur hujan berintensitas lebat dalam beberapa hari mendatang. Faisal juga mengingatkan agar masyarakat hanya merujuk pada informasi resmi.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak resmi,” kata Faisal.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, aktivitas atmosfer berskala global, regional, dan lokal tengah meningkat. Fenomena seperti Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO) turut memicu pembentukan awan hujan.
“Aktivitas gelombang atmosfer tersebut terutama memperkuat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata Guswanto.
Selain itu, Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di timur Filipina juga memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi cuaca ekstrem.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
Menko PMK
)
Pratikno
mengatakan, pemerintah bersiaga mengantisipasi
potensi hujan lebat
yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah.
Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam konferensi pers penanggulangan bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
“BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” jelas Pratikno dalam konferensi pers.
“Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” sambungnya.
Salah satu upaya pemerintah untuk menekan intensitas hujan lebat itu adalah dengan melakukan modifikasi cuaca.
Harapannya, antisipasi yang dilakukan pemerintah dapat menurunkan risiko bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya
cuaca ekstrem
.
“Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” ujar Pratikno.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: JAWA TIMUR
-
/data/photo/2025/12/03/6930508fd34f0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani… Regional 5 Desember 2025
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
Penulis
JEMBER, KOMPAS.com
– Sebuah gubuk di ujung bukit Dusun Baban Timur, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi saksi bisu atas cinta sepasang lansia, Saniman (65) dan istrinya, Gira (68).
Sabtu (29/11/2025) pagi nan tenang, tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com merasakan secara langsung bentuk cinta di tengah keterpurukan ekonomi itu.
Meski tidak sama, wujud cinta mereka mengingatkan kita pada kisah Habibie-Ainun yang setia di usia senja.
Bangunan semipermanen tempat Saniman dan Gira tinggal, berdinding gedhek, beratap seng, dan berlantai tanah.
Letaknya persis di atas salah satu bukit di mana lahannya milik Perum Perhutani. Di kiri dan kanannya terdapat lembah sedalam sekitar 300 meter.
Atap dan dinding dipenuhi lubang. Cahaya seolah dipersilakan masuk menerangi seisi rumah yang hanya memiliki dua lampu LED redup.
Saat itu pagi baru menampakkan sinarnya. Matahari perlahan menyibak awan yang masih menggantung di Gunung Raung, menciptakan cahaya lembut menembus sela-sela pepohonan.
Keheningan pecah saat Saniman mulai menceritakan kisah hidupnya bersama Gira.
“Kami tinggal di sini sudah sejak 1997,” kata Saniman.
Di sampingnya, Gira sedang terbaring. Kedua kakinya tak lagi mampu digerakkan setelah penyakit stroke merenggut kesehatannya.
“Dua tahun lalu, kedua kakinya sakit, enggak bisa digerakkan,” kata Saniman.
Sejak hari itu pula, Saniman menjadi segalanya bagi Gira: Suami, perawat, sekaligus penopang hidup. Di situlah cinta semakin menemukan wujudnya.
Pertemuan Saniman dan Gira
Saniman dan Gira sebenarnya lupa kapan pertama kali bertemu. Sepertinya sekitar empat dekade lalu. Hal yang mereka ingat saat itu keduanya bekerja sebagai buruh lepas perkebunan PTPN.
Gira kala itu baru berpisah dengan suami pertamanya.
“Begitu tahu dia sudah berpisah, di situlah kami dekat,” kenang Saniman.
Gira memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, yakni Nur yang telah meninggal dan Saleh yang kini hidup di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Tak butuh waktu lama, keduanya pun menikah. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mustofa yang kini tinggal di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
“Orangnya baik sekali. Makanya saya mau (menikah),” ujar Gira.
Awalnya, mereka tinggal di Dusun Silosanen. Tetapi sekitar 1997, keduanya memutuskan berhenti bekerja sebagai buruh lepas dan pergi ke atas bukit tempat ia tinggal sekarang.
Rencananya, mereka mau mengubah nasib dengan menggarap lahan warga. Tetapi, takdir berkata lain. Kemiskinan terus menjerat keduanya hingga saat ini.
Karena Gira sakit dan tidak bisa beraktivitas, Saniman lah yang jadi penopangnya sehari-hari. Setiap pagi, Saniman bangun pukul 04.00 WIB.
Membersihkan rumah adalah rutinitas pertamanya. Setelah itu, ia berjalan kaki menuruni jalan setapak sejauh 200 meter menuju mata air.
Rasa cintanya ke Gira membuat kekuatannya berkali lipat menempuh kontur berbukit selama sekitar 15 menit. Air itu Saniman gunakan untuk memasak hingga membersihkan tubuh Gira.
Kemudian, Saniman memasak di dapur terbuka berdinding seng hijau tua dan bambu, dengan tungku batu bata dan kayu bakar yang bersandar tak rapi.
Jika ada minyak, Saniman menggoreng tahu, tempe, atau ikan tongkol. Tetapi jika tidak, tempe dibakar, dan tahu dimakan mentah.
“Biasanya jam 06.00 WIB sudah saya suapkan,” ujar Saniman sembari menoleh ke istrinya. Gira membalas tatapan Saniman dengan senyum.
Persediaan beras di rumahnya sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa hari.
Biasanya, ia membeli beras untuk empat hari ke depan, dan itu harus disisihkan dari pendapatan harian yang tidak menentu.
“Beras ada biasanya cukup sampai empat atau lima hari,” kata Saniman.
Saat Saniman harus bekerja sebagai buruh serabutan, membersihkan lahan orang dengan upah Rp 50.000 sehari, Gira terpaksa ditinggal seorang diri di rumah.
Saniman membelikan radio sebagai hiburan sang istri.
Bila tidak ada pekerjaan, ia mencari rumput untuk dijual, dibayar Rp 35.000 untuk dua karung penuh.
“Jadi satu karung itu dibayar Rp 15.000,” kata Saniman.
Anak-anak Saniman jarang datang, karena hidup mereka juga tak berkecukupan.
Saniman sendiri hanya menerima bantuan pemerintah satu kali, yakni Rp 500.000 dari BLT Kesra. Namun ia tak ingat tahun pastinya bantuan itu diterima.
Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk pengobatan sang istri. Setiap kali berobat, Saniman harus membayar ojek Rp 50.000 pulang-pergi, ditambah biaya dokter Rp 50.000.
Meski hidup miskin, Saniman bertekad terus merawat sang istri. Ia menyebut, sang istri adalah satu-satunya orang yang ia miliki dan cintai di usia senja ini.
“Kita saling menghibur saja,” ujar Saniman.
Gira pun merasa bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Saniman yang pekerja keras dan setia. Ia rela menghabiskan sisa usia bersama Saniman.
Dari Baban Timur ke kenangan Habibie–Ainun
Di tengah segala keterbatasan ekonomi, cinta Saniman dan Gira tetap tumbuh dan bertahan, nyaris dengan cara yang sama seperti kisah legendaris Habibie dan Ainun.
Cinta yang sejatinya tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kesediaan untuk saling menjaga dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi benang merah di antara kedua kisah itu.
Bila Habibie menemukan kebahagiaan dalam setiap secangkir kopi buatan Ainun, sebagaimana kisah yang diutarakan banyak orang dekatnya, maka di bukit sunyi Baban Timur, cinta itu hadir dalam bentuk segelas air yang dibawa Saniman setiap pagi.
Tidak ada aroma kopi hangat, tidak ada meja makan megah, hanya air dari mata air bukit yang ditempuh dengan langkah renta, tetapi ketulusannya sama besar.
Tak ada gemerlap kamera, tak ada penghargaan, dan tak ada sejarah besar yang menuliskan nama mereka.
Tetapi di gubuk yang hampir roboh itu, cinta Saniman dan Gira menjadi sekuat cinta Habibie dan Ainun, cinta yang bertahan bukan karena keadaan mudah, melainkan karena keadaan sulit.
Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com di Kabupaten Jember, mulai dari 27 November hingga 2 Desember. Klik ini untuk mengikuti seluruh rangkaian perjalanan kami.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/07/690e05f20d651.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kakek Tarman Ditahan Usai Jadi Tersangka Kasus Mahar Rp 3 Miliar Bodong Regional 5 Desember 2025
Kakek Tarman Ditahan Usai Jadi Tersangka Kasus Mahar Rp 3 Miliar Bodong
Editor
PACITAN, KOMPAS.com
– Usai dilaporkan ke Polres Pacitan terkait cek senilai Rp 3 miliar, Kakek Tarman (74), resmi ditahan pada Kamis, 4 Desember 2025 malam.
Kasatreskrim
Polres Pacitan
, AKP Khoirul Maskanan, membenarkan penahanan terhadap
Kakek Tarman
.
“Iya,
Mbah Tarman
kami tahan,” ujar Khoirul, Jumat (5/12/2025), dikutip dari Tribunnews dan Surya.co.id.
Kakek Tarman ditahan
setelah penyidik menemukan adanya dugaan pemalsuan dokumen dalam bentuk cek yang dijadikan mahar pernikahan.
Menurut Khoirul, penyidik sudah menetapkan Kakek Tarman sebagai tersangka setelah menemukan dua alat bukti yang memenuhi unsur pemalsuan dokumen
“Ya, sudah-sudah tersangka. Dia (Kakek Tarman) ditahan karena memalsukan dokumen, dalam hal ini cek,” kata Khoirul.
Lebih lanjut, Khoirul menjelaskan bahwa penyidik memanggil sejumlah saksi, termasuk saksi ahli yang memeriksa keaslian cek sebelum menetapkan Kakek Tarman sebagai tersangka.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan ketidaksesuaian antara cek yang diberikan dengan cek asli yang semestinya diterbitkan.
“Saksi ahli menyatakan, bahwa cek yang diberikan tidak sesuai dengan asli. Kami sudah mengantongi dua alat bukti,” ujarnya.
Khoirul mengungkapkan, Kakek Tarman sebelumnya diperiksa sebagai saksi pada Kamis, 4 Desember 2025.
“Diperiksa, setelah cukup bukti, ditentukan Tarman langsung ditahan tadi malam,” katanya.
Sebelumnya, dua warga Pacitan, Bambang Wisnu Aji Hernama Hendra dan Muhammad Nur Ichwan melaporkan Kakek Tarman ke Polres Pacitan karena merasa janggal dengan cek senilai Rp 3 miliar yang jadi mahar pernikahan dengan Sheila Arika (23), warga Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
“Iya, saya melaporkan atas dugaan cek palsu senilai Rp 3 miliar yang diberikan Mbah Tarman sebagai mahar kepada Sheila Arika,” kata Bambang pada 15 Oktober 2025, seperti dikutip Surya.co.id.
Bambang yang hadir dan menyaksikan langsung prosesi akad nikah Mbah Tarman dan Sheila di Desa Jeruk pada Rabu, 8 Oktober 2025, merasakan curiga dengan cek tersebut.
Pasalnya, cek Rp 3 miliar itu kusut dan dikeluarkan dari kantong baju Tarman.
“Saya berada di lokasi saat ijab kabul. Aneh saja, cek bernilai fantastis diserahkan dari kantong baju begitu saja,” ujar Bambang.
“Sekarang lho, cek Rp 3 miliar, nominal besar, tapi ceknya kusut, kayak biasa saja,” katanya lagi.
Oleh karena itu, dia melaporkan kasus itu supaya pemalsuan dokumen tidak dianggap sebagai hal yang wajar.
“Kalau dibiarkan, nanti seolah pemalsuan surat jadi hal biasa,” ujar Bambang menegaskan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

BGN Dorong Diversifikasi Pangan untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan komitmen memperluas diversifikasi pangan sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Upaya ini ditampilkan melalui peluncuran buku Rasa Bhayangkara Nusantara yang memuat ratusan menu daerah dari berbagai wilayah Indonesia.
Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan diversifikasi pangan menjadi strategi penting untuk memastikan asupan gizi anak Indonesia terpenuhi melalui sumber makanan yang beragam.
Menurutnya, pemanfaatan kuliner Nusantara dapat mendukung pendidikan gizi sekaligus memperkenalkan keragaman budaya sejak dini.
“Diversifikasi pangan menjadi bagian penting dalam memastikan menu yang sehat, aman, dan sesuai standar nasional,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/12/2025).
Terbitkan Buku Rasa Bhayangkara Nusantara
Buku Rasa Bhayangkara Nusantara menuangkan sejumlah hidangan—mulai dari Soto Lamongan, Nasi Pecel Madiun, Nasi Jagung Khas Kaili, hingga Pallu Basa—dicantumkan bersama kandungan gizi dan dibuat dengan prinsip higienitas serta standar ilmiah BGN.
BGN menilai diversifikasi pangan penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis makanan pokok dan memperluas sumber karbohidrat, protein, dan serat.
Menu dalam buku tersebut dirancang menggunakan bahan lokal dari berbagai daerah, seperti jagung, umbi, ikan air tawar, dan aneka bumbu Nusantara.
Dadan berharap upaya diversifikasi pangan ini dapat memastikan anak-anak memperoleh asupan gizi seimbang sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
“Rasa Bhayangkara Nusantara menjadi inspirasi bahwa memberi makan anak bangsa adalah pengabdian tertinggi,” tandas Dadan.
-

Dugaan Kekerasan Santri di Pondok, Orang Tua Lapor ke Polres Pasuruan Kota
Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus dugaan kekerasan terhadap seorang santri di pondok pesantren wilayah Kecamatan Gondangwetan, kini bergulir ke ranah hukum. Orang tua korban melapor ke Polres Pasuruan Kota setelah mendapati anaknya pulang dalam kondisi luka pada Senin (24/11/2025).
Korban berinisial MZ, 17 tahun, diduga mendapatkan tindak kekerasan dari dua pengurus pondok berinisial SU dan AF. Insiden tersebut terjadi setelah korban dinyatakan tidak mengikuti salat Subuh berjemaah.
Pelapor Khotimatuz Zahro dalam laporannya mengatakan bahwa saat pulang anaknya terlihat terluka saat dijemput di pondok dan merasa ada kekeliruan dalam penanganan terhadap santri. Sehingga dirinya ingin anaknya diperlakukan secara wajar, dan tidak mendapat kekerasan.
Berdasarkan laporan, korban mengaku dipukul dengan rotan, didorong hingga terlibat perkelahian, bahkan menerima pukulan menggunakan knuckle ke bagian kepala dan wajah pada hari yang sama. Luka gores hingga bengkak terlihat pada bagian wajah, kepala, lengan, dan punggung korban setelah kejadian.
Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi telah mengamankan barang bukti berupa visum et repertum atas nama korban sebagai penguat proses penyelidikan. Selain itu, sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan sejak laporan diterima.
Plh Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aiptu Junaedi, memastikan proses penanganan dilakukan secara profesional dan sesuai prosedur. “Kami sudah memeriksa pelapor dan korban, serta mengirim undangan klarifikasi kepada beberapa saksi untuk mempercepat penanganan perkara,” katanya, Jumat (5/12/2025).
Polisi menyebut dugaan tindak pidana yang disangkakan mengarah pada kekerasan terhadap anak dan akan diproses sesuai ketentuan hukum. Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap konstruksi kejadian serta menilai pertanggungjawaban para terlapor. (ada/but)
-
/data/photo/2025/12/05/6932772d3a1f7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Siswa Diduga Dikeroyok Senior, Polisi Akan Panggil Siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Surabaya 5 Desember 2025
Siswa Diduga Dikeroyok Senior, Polisi Akan Panggil Siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun
Tim Redaksi
MADIUN, KOMPAS.com
– Penyidik Unit PPA Sastreskrim Polres Madiun Kota segera memanggil para siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun yang diduga melakukan aksi pengeroyokan terhadap adik kelasnya berinisial MA (17), hingga pingsan dan memar-memar.
Pemanggilan dilakukan setelah polisi mendapatkan laporan pengaduan dari orangtua korban terkait kekerasan yang menimpa MA, seorang siswa kelas XI-7
SMAN 3 Taruna Angkasa
,
Madiun
.
Kasi Humas
Polres Madiun
Kota, Iptu Ubaidillah mengatakan, pemanggilan para terlapor akan dilakukan setelah polisi memeriksa pelapor terlebih dahulu.
Sebelumnya, orangtua korban sudah melaporkan kasus pengeroyokan yang menimpa MA di Mapolres Madiun Kota pada Kamis, 4 Desember 2025.
“Orang tua sudah melaporkan kemarin (Kamis, 4/12/2025)). Jumlah terlapornya (pengeroyok MA) sebanyak sepuluh siswa,” kata Ubaidillah saat dikonfirmasi, Jumat (5/12/2025).
Menurut Ubaidillah, penyidik unit PPA membutuhkan waktu untuk memeriksa para terlapor. Apalagi, terlapor masih berstatus di bawah umur.
Oleh karenanya, pemeriksaan terhadap seluruh terlapor harus didampingi Balai Permasyarakatan (Bapas).
Ubaidillah mengatakan, saat ini penyidik masih fokus untuk memeriksa pelapor dan korban. Setelah itu, Polisi baru akan memeriksa pihak-pihak yang mengetahui peristiwa tersebut termasuk pihak
SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun
.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Taruna Angkasa, Agus Supriyono mengatakan, sangat menyesalkan terjadinya kasus pengeroyokan terhadap MA.
Hasil pemeriksaan sementara terdapat 10 siswa yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Dari pemeriksaan internal, terdapat sepuluh siswa yang diduga terlibat dalam pemukulan terhadap adik kelasnya,” ujar Agus, Jumat.
Agus mengatakan, sekolah akan memberikan sanksi disiplin bagi para siswa yang terlibat pemukulan terhadap MA.
Tak hanya itu, menurut dia, pihak sekolah juga akan memanggil orang tua untuk mendapatkan penjelasan dan pendampingan lebih lanjut.
Dalam kesempata itu, Agus menyebut, sudah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.
Selain itu, SMAN 3 Taruna Angkasa berkomitmen untuk memberikan pembinaan serta menjaga lingkungan belajar yang aman.
“Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kami,” kata Agus.
Dia menegaskan tidak akan menghambat proses hukum yang ditempuh keluarga korban. Selain itu, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun akan kooperatif dan siap bekerja sama agar penanganan kasus berjalan secara transparan.
“Kami menghormati laporan yang telah disampaikan kepada pihak berwajib dan akan mengikuti seluruh proses sesuai ketentuan,” ujar Agus.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas XI-7 SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berinisial MA diduga menjadi korban pengeroyokan belasan seniornya hingga pingsan dan memar sekujur tubuhnya.
Korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisi tubuhnya yang mengalami luka berat.
Orangtua korban, Edi Sutikno lalu melaporkan kejadian yang menimpa MA ke Polres Madiun Kota pada 4 Desember 2025.
Ditemui usai membuat laporan polisi di Polres Madiun Kota, Edi bercerita tentang peristiwa nahas yang menimpa anak lelakinya itu.
Kekerasan itu menimpa MA pada Selasa, 2 Desember 2025, sekitar pukul 21.30 hingga 00.00 WIB.
Saat itu, korban sedang sakit dan dirawat di UKS sekolah. Namun, sesaat kemudian korban dijemput dan dibawa ke kamar 103 oleh sejumlah siswa.
“Anak saya dihajar pingsan, kemudian dihajar lagi dan dipukul lagi sampai mau buka mata tidak bisa sampai pukul 24.00 WIB,” kata Edi.
Edi mengaku tidak mengetahui motif dari belasan senior anaknya itu. Dia hanya mengetahui bahwa ada 10 siswa yang mengakui keterlibatannya berdasarkan keterangan dari pihak sekolah.
Namun, Edi menyebut, pengakuan anaknya jumlah pengeroyok mencapai 20 orang.
“Rata-rata (pelaku) kakak kelas XII,” ujar Edi.
Usai dikeroyok, MA dilarikan ke UGD RS d. Efram Harsana Maospati. Lalu, dirawat di bangsal untuk perawatan lanjutan.
Saat masuk rumah sakit, dokter sempat melakukan visum luar. Hasilnya, pada korban didapati luka memar di sekujur tubuh mulai dada, lengan kanan-kiri, tangan, paha, hingga punggung.
Selain itu, terdapat pula benjolan pada bagian belakang kepala kiri sampai behel gigi korban terlepas diduga karena benturan keras.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

RS Pura Raharja Milik Korpri, Kuasa Hukum Adhy Karyono Ancam Polisikan CEO Ishaq
Surabaya (beritajatim.com) – Setelah mengadukan Anggota DPRD Jatim Rasiyo ke Badan Kehormatan (BK) pada Kamis (4/12/2025) kemarin, kuasa hukum dari Ketua Perkumpulan Abdi Negara Jatim Adhy Karyono, Syaiful Ma’arif kali ini bergerak menuju ke RS Pura Raharja, Jalan Pucang Adi 12-14 Surabaya, Jumat (5/12/2025) siang.
Syaiful Ma’arif didampingi Wakil Ketua II Korpri Jatim sekaligus Anggota Perkumpulan Abdi Negara Jatim, Anom Surahno. Selain itu, ada Himawan Estu Bagijo yang juga dari Korpri Jatim.
Kedatangan mereka ke RS Pura Raharja adalah untuk menyerahkan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada CEO RS Pura Raharja, M. Ishaq Jayabrata, MARS. Rombongan ditemui Bagian Umum RS Pura Raharja, Eddy dan berjanji akan menyampaikan surat tersebut ke pimpinan RS.
“Bahwa merujuk dan mendasar pada hasil keputusan Ketua Perkumpulan Abdi Negara No. KEP.01/ANJATIM/IX/2024 tanggal 4 September 2024 yang pada pokoknya menyatakan Saudara M. Ishaq Jayabrata telah dilakukan pemberhentian dari jabatan CEO RS Pura Raharja, wajib meninggalkan RS Pura Raharja dan tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi pengelolaan rumah sakit,” tegas Syaiful Ma’arif di RS Pura Raharja.
“Saya minta Saudara Ishaq untuk menjalankan dan mematuhi isi Keputusan Ketua Abdi Negara Jatim a quo, sejak surat ini diterima dengan tenggat waktu 3×24 jam atau apabila tidak dilaksanakan, maka kami akan melakukan upaya hukum. Yakni, berupa laporan kepada Polda Jatim dan Kejaksaan Tinggi Jatim,” imbuhnya.
Eddy, Bagian Umum dari RS Pura Raharja berjanji akan menyampaikan surat pemberitahuan tersebut kepada pimpinan RS Pura Raharja. “Bapak CEO RS tidak selalu ada di tempat. Yang ada Direktur RS Bu Ari, tapi beliau lagi meeting. Saya dari Bagian Umum RS,” ujarnya.
Wakil Ketua II Korpri Jatim, Anom Surahno didampingi Himawan Estu Bagijo menegaskan, bahwa RS Pura Raharja adalah milik Korpri Jatim. “Saya ingin menunjukkan kepada publik bahwa RS Pura Raharja ini adalah milik Korpri Jatim. Jadi, Korpri Jatim mendapat amanah dari DPP pusat. Oleh karena itu, kami menerima amanah ini untuk dikelola dan kami kembangkan. Untuk mengembangkan, kami membentuk perkumpulan abdi negara. Tapi ternyata perkumpulan rasa-rasanya enggan mengakui bahwa aset RS Pura Raharja ini milik Korpri Jatim. Saya sebagai pengurus Korpri, ingin meluruskan soal itu. RS ini milik Korpri. Kami sudah persuasi selama 2 tahun. Tapi, ternyata dari pihak pengelola RS menyurati kami, mereka bilang bahwa RS Pura Raharja tidak ada hubungannya dengan Korpri. Ini jelas tidak benar,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, surat pengaduan telah dilayangkan ke Badan Kehormatan DPRD Jatim karena menduga Rasiyo melakukan pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan jabatan yang dimiliki, serta dugaan perbuatan pidana pemalsuan dalam jabatan. Surat pengaduan juga ditembuskan ke Kejati Jatim, Ketua DPRD Jatim, Ketua Fraksi Partai Demokrat, dan Ketua Partai Demokrat Jatim.
Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi Demokrat, Rasiyo pun buka suara terkait dirinya yang diadukan kuasa hukum dari Ketua Perkumpulan Abdi Negara Jatim Adhy Karyono, Syaiful Ma’arif ke Badan Kehormatan (BK) pada Kamis (4/12/2025).
“Kaitannya apa ya kok diadukan ke Badan Kehormatan DPRD Jatim? Saya saat menjadi Ketua Perhimpunan Abdi Negara Jatim itu kan masih belum menjadi anggota DPRD Jatim. Saya nggak bilang salah alamat, tetapi tidak tepat kalau diadukan ke Badan Kehormatan. Ini kan masalah internal perhimpunan abdi negara,” tegas Rasiyo saat menghubungi beritajatim.com untuk menyampaikan klarifikasinya, Kamis (4/12/2025).
“Yang mempertahankan Bapak Ishak sebagai CEO, yaitu keputusan anggota Perkumpulan Abdi Negara Jatim. Dan ketika itu (2024) saya menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan. Sebagai ketua, saya mendukung keputusan dari anggota Perkumpulan. Bukan (mempertahankan jabatan), bukan keinginan saya pribadi,” imbuhnya.
Karena persoalan internal, Rasiyo menilai permasalahan tersebut lebih baik diselesaikan pada lingkungan organisasi dan tidak melebar ke instansi lain.
“Kalau ada masalah ya dibicarakan baik-baik. Apalagi masa jabatan bapak Ishak sampai tahun depan (2026). Jadi kalau beliau ada masalah, ya dikasih tahu. Jangan tiba-tiba dicopot. Kerjanya kan juga bagus, kasihan. Nanti kalau Oktober 2026 memang waktunya habis jabatannya diganti ya tidak masalah diganti. Dalam waktu dekat, saya akan kumpulkan seluruh anggota perhimpunan. Ada Pak Imam Utomo dan Pak Fattah Jasin juga,” ujarnya.
Kuasa hukum dari Ketua Perkumpulan Abdi Negara Jatim Adhy Karyono, Syaiful Ma’arif mengadukan Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi Partai Demokrat, Rasiyo ke Badan Kehormatan (BK) pada Kamis (4/12/2025).
“Saya selaku kuasa dari Pak Adhy Karyono, selaku Sekdaprov Jatim yang juga Ketua Umum Perkumpulan Abdi Negara Jatim. Hal ini terkait bahwa sudah ada keputusan Rapat Anggota Perkumpulan Abdi Negara dengan agenda minta pertanggung jawaban Sdr. Muh. Ishaq Jayabrata, MARS selaku CEO RS Pura Raharja pada tanggal 4 September 2024. Namun, yang bersangkutan tidak hadir tanpa keterangan. Saat itu, diputuskan untuk dilakukan pemberhentian yang bersangkutan dari jabatan CEO RS Pura Raharja. Saya juga minta beliau untuk segera meninggalkan tempat,” kata Syaiful Ma’arif kepada wartawan saat konferensi pers di kantornya kawasan Juwingan Surabaya.
Namun, menurut pengacara senior ini, dari fakta dan dokumen yang ditelusuri, Rasiyo diduga melindungi dan mendukung keberadaan Ishaq sebagai CEO RS Pura Raharja. “Padahal Pak Ishaq itu sudah diberhentikan. Pendapat Pak Rasiyo bahwa Adhy Karyono bukanlah ketua perkumpulan abdi negara, itu tidak benar. Pak Adhy adalah ketua umum perkumpulan abdi negara. Dia bisa membuat keputusan untuk memutus apapun. Salah satunya adalah memberhentikan Pak Ishaq sebagai CEO RS Pura Raharja,” tukasnya.
Tapi, ternyata Ishaq berkeberatan untuk diberhentikan dari CEO RS Pura Raharja. Dasarnya adalah periode jabatan yang seharusnya berakhir pada 1 Oktober 2026. Ini mengacu pada Keputusan Perkumpulan Abdi Negara Jatim No. 006/AN-JATIM/X/2021 yang ditandatangani Rasiyo dengan titel Ketua Umum Perkumpulan Abdi Negara Jatim. Padahal, saat itu Rasiyo sebagai Teradu belum diangkat sebagai pengurus Perkumpulan Abdi Negara Jatim. Pengangkatan Teradu baru tertuang di Akta Notaris pada 15 Oktober 2021 dan dilaporkan pada AHU-0001465.AH.01.08.Tahun 2021 pada tanggal 21 Oktober 2021. Artinya, keputusan pengangkatan Ishaq hingga 1 Oktober 2026 oleh Rasiyo adalah tidak sah.
“Saya minta Pak Rasiyo agar menarik diri dari RS Pura Raharja. Kalau tidak, kami menganggap Pak Rasiyo memberikan legitimasi dan perlindungan pada orang yang sudah diberhentikan untuk tetap jadi CEO RS Pura Raharja. Perbuatan ini menurut kami sudah melanggar etik. Surat ini akan saya sampaikan pada BK DPRD Jatim dan Ketua DPRD Jatim, serta tembusan ke pihak Demokrat Jatim. Ini karena yang dilakukan sudah menyimpang dari tugas anggota DPRD Jatim,” tuturnya.
Menurut Syaiful, pihaknya juga mendapat telaah hukum yang dilakukan bagian hukum Kejati Jatim sebagai pengacara negara. Mereka sudah berpendapat bahwa Ishaq itu sudah diberhentikan lewat rapat anggota perkumpulan abdi negara. Lalu, diminta meninggalkan tempat, diminta untuk tidak menggunakan fasilitas dan operasional RS serta tidak boleh menggunakan dana.
“Sementara yang beredar, dia masih melakukan itu terus menerus. Maka saya melihat Pak Rasiyo masih memback up. Ini bagi saya tidak baik. Padahal Pak Rasiyo juga tidak hadir saat rapat anggota perhimpunan abdi negara. Sudah saya cantumkan di aduan, pertama, saya meminta agar dilakukan pemeriksaan pada Pak Rasiyo selaku anggota DPRD Jatim untuk diperiksa pelanggaran kode etik. Yang kedua, kalau dia mengatakan apa yang dilakukan tidak salah, saya akan laporkan ke kepolisian Polda Jatim. Ini karena orang yang sudah diberhentikan, malah didukung untuk pakai fasilitas menggunakan tempat dan dana. Ini perbuatan melanggar kode etik,” jelasnya. [tok/beq]
-

PWI Mojokerto Awali Rangkaian HPN 2026 dengan Doa Bersama dan Bakti Sosial
Mojokerto (beritajatim.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto resmi memulai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2026 dengan kegiatan doa dan tahlil bersama serta bakti sosial. Kegiatan doa bersama digelar di Kantor Sekretariat PWI Mojokerto Jalan Pekayon, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
Doa dan tahlil dipersembahkan untuk mendoakan para anggota PWI Mojokerto yang telah wafat, diantaranya almarhum Sukardi, Triyanto, Yanuar Yahya, Joko Erlangga, dan Kariyadi. Tahlil dipimpin oleh M. Zainudin dari Jatimpos, sementara doa disampaikan oleh Penasehat PWI Mojokerto, Zacky.
Dalam tausyiahnya, penyiar Maja FM ini mengajak seluruh insan pers untuk memperbanyak kebaikan di momentum HPN. “Mulai hari ini mari memperbanyak kebaikan. Jika kita menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kembali kepada kita. Semoga seluruh rangkaian peringatan HPN diberi kelancaran dan keberkahan,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Baksos digelar PWI Mojokerto di Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Yaisra di Jalan Teratai di Kecamatan Sooko, Kabupate Mojokerto. [Foto : ist]Usai doa bersama, anggota PWI Mojokerto melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Yaisra di Jalan Teratai di Kecamatan Sooko, Kabupate Mojokerto. Rombongan dipimpin oleh Ketua PWI Mojokerto Aminnudin Ilham, bersama Ketua Panitia HPN 2026 Yunan Muzzaki.
Kedatangan para wartawan disambut pengurus Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Yaisra Ustaz Fikri Ardiansyah. Dalam kesempatan itu, anggota PWI Mojokerto menyerahkan bantuan berupa beras, minyak goreng, mi instan serta sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan 40 anak asuh di Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Yaisra.
“Terima kasih kepada PWI Mojokerto atas bantuan yang diberikan. Santunan ini sangat berarti bagi kami dan anak-anak yang kami asuh. Semoga PWI Mojokerto semakin maju dan diberi keberkahan,” kata pengurus Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Yaisra, Ustaz Fikri.
Ketua PWI Mojokerto, Aminnudin Ilham menambahkan, bahwa rangkaian kegiatan HPN 2026 digelar mulai Desember 2025 hingga puncaknya di bulan Februari 2026. “Selain doa bersama dan bakti sosial, PWI Mojokerto akan menggelar pelatihan jurnalistik untuk siswa SMA/SMK di Mojokerto.
“Memasuki Januari 2026, kami PWI Mojokerto menggelar Turnamen Futsal tingkat SMP se-Mojokerto Raya, baik negeri maupun swasta, dengan total peserta 32 tim. Adapun puncak peringatan HPN 2026 dijadwalkan pada 9 Februari 2026 berupa Tasyakuran, pemotongan tumpeng, santunan anak yatim, serta kehadiran Forkopimda Kota dan Kabupaten Mojokerto,” tambahnya.
Dengan rangkaian kegiatan HPN 2026 tersebut, PWI Mojokerto berharap momentum HPN 2026 dapat semakin mempererat kebersamaan wartawan sekaligus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. PWI Pusat sendiri menetapkan tema peringatan HPN 2026 yakni ‘Pers Sehat, Ekonomi Berdaulat, Bangsa Kuat’ dan Provinsi Banten sebagai tuan rumah. [tin/but]
-

Data DTSEN Dinilai Belum Valid, Penerima Bansos Pacitan Jadi Sorotan
Pacitan (beritajatim.com) — Suara ketidakpuasan masyarakat terkait bantuan sosial (bansos) yang dinilai tidak tepat sasaran kembali mencuat di berbagai penjuru desa. Warga menyoroti fakta bahwa penerima bantuan kerap dianggap hanya “orang itu-itu saja” dan bahkan diduga masih berkisar pada kerabat dekat perangkat desa.
Menanggapi hal itu, Dinas Sosial Kabupaten Pacitan bersama pendamping lapangan memberikan penjelasan terkait proses pendataan penerima bansos yang selama ini menjadi polemik.
Data penerima bansos saat ini bersumber dari DTSEN, yaitu Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional, yang merupakan gabungan dari tiga basis data sebelumnya: DTKS Kemensos, data P3KE, dan Regsosek yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS).
Namun, menurut Koordinator Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Pacitan, Tuwarno, data DTSEN masih terus bergerak dan belum sepenuhnya valid.
“DTSEN itu belum sepenuhnya fix, belum sepenuhnya valid, makanya data itu dinamis. Kadang kami menemukan data yang harusnya dicoret, tapi tiba-tiba muncul lagi di DTSEN,” ujarnya Jumat (5/12/2025).
Ia mengakui ketidaktepatan sasaran memang sering terjadi karena kondisi data kerap tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dalam beberapa kasus, seseorang masuk dalam desil 1 kategori masyarakat dengan tingkat kesejahteraan paling rendah, namun kenyataannya memiliki aset berharga seperti perhiasan mewah atau bahkan mobil.
“Itu yang menyulitkan pendamping. Didata mereka nol atau tidak punya apa-apa, tapi faktanya punya aset. Ini mempengaruhi desilnya tetap rendah,” tambahnya.
Tuwarno menjelaskan bahwa proses perangkingan desil dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan hasilnya menjadi dasar penetapan penerima bansos. Sementara itu, desa memiliki peran sangat penting dalam memperbarui data tersebut.
“Secara teori, yang paling berkuasa atas data ini adalah desa. Karena desa punya hak akses untuk melakukan perbaikan. Karena selama tidak dilakukan pembaruan, data tidak akan pernah berubah,” tegasnya. (tri)
/data/photo/2025/07/14/6874b7a063757.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/01/692d2349c6f1c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)