Setelah Selamatkan Saudaranya yang Hanyut, Petani di Kediri Tewas Tenggelam
Tim Redaksi
KEDIRI, KOMPAS.com
– Seorang
petani
ditemukan tewas karena
tenggelam
di sungai Desa Mojokerep, Kecamatan Plemahan, Kabupaten
Kediri
, Jawa Timur, Minggu (2/3/2025) malam.
Ironisnya, korban yang teridentifikasi bernama Muhammad Joni (34) warga Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri itu tenggelam setelah berhasil menolong seorang saudaranya yang juga tenggelam di sungai tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Djoko Sukrisno mengatakan, jenazah korban ditemukan oleh tim gabungan BPBD maupun sejumlah relawan lainnya dalam radius beberapa meter dari lokasi awal hilangnya korban.
“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Djoko Sukrisno, Minggu (2/3/2025).
Kejadian ini bermula saat korban dan seorang saudaranya datang ke lokasi untuk memanen padi di sekitar sungai Mojokerep, Minggu pagi.
Saat jam istirahat siang sekitar pukul 13:00 WIB, keduanya menuju sungai untuk sekadar membersihkan diri.
Nahas, saudara korban yang sedang mencuci muka di pinggiran sungai itu tiba-tiba terpeleset lalu terperosok ke dalam sungai.
Korban yang tidak bisa berenang itu nekat masuk ke air untuk menolong saudaranya yang juga tidak bisa berenang itu. Korban berhasil menyelamatkannya dengan membawanya ke tepian sungai.
Namun, kondisi berbeda menimpa korban. Dia justru tidak bisa menyelamatkan diri sehingga terseret arus sungai yang tengah deras itu hingga hilang tenggelam.
Usai mendapatkan laporan, tim BPBD beserta Polsek Plemahan hingga perangkat desa melaksanakan penyisiran dan pemantauan di lokasi kejadian.
“Pada malam ini pukul 21.15 korban diketemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Sukrisno.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: JAWA TIMUR
-
/data/photo/2021/12/22/61c2ab2210856.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Setelah Selamatkan Saudaranya yang Hanyut, Petani di Kediri Tewas Tenggelam Surabaya 3 Maret 2025
-
/data/photo/2025/03/03/67c59d53a077b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Indah Bongkar Barang yang Belum Dibayar di Ruang Kerja Bupati Lumajang Surabaya 3 Maret 2025
Indah Bongkar Barang yang Belum Dibayar di Ruang Kerja Bupati Lumajang
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Bupati Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,
Indah Amperawati
, mulai masuk kerja hari ini, Senin (3/3/2025).
Usai memimpin apel besar dengan para pegawai dan ASN Pemkab Lumajang, serta rapat dengan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Indah langsung menuju ruang kerjanya untuk pertama kali.
Baru selangkah memasuki
ruang kerja
, mata Indah langsung tertuju ke beberapa barang yang ada di dalamnya, seperti gorden, karpet, bantal kursi, hingga vas bunga.
Ternyata, barang-barang itu belum dibayar oleh Pemerintah Kabupaten kepada pihak ketiga yang menyediakan barang tersebut.
Indah mengatakan, setelah dirinya dilantik sebagai
Bupati Lumajang
, ia dihubungi seseorang yang mengaku ada barang-barang milik orang tersebut di ruang kerja bupati yang belum terbayarkan.
“Jadi beberapa waktu yang lalu saya dihubungi seseorang yang mengaku bahwa ada barang-barang yang belum terbayar dan dia yang mengerjakan,” kata Indah.
Selain empat barang yang sudah disebutkan, ternyata masih ada barang lain yang disebut-sebut belum terbayarkan, seperti meja sekretaris pribadi di ruang tunggu dan pigura besar.
Indah menuturkan, begitu mendapat pesan itu, ia langsung menghubungi Sekda Lumajang, Agus Triyono, untuk mengonfirmasi informasi yang disampaikan pihak ketiga tentang barang-barang yang ada di ruang kerja bupati.
“Saya tanya ke Pak Sekda, dan ternyata kata Pak Sekda itu benar,” tutur dia.
“Karena benar, saya juga tidak nyaman bekerja dengan aset yang itu bukan asetnya Pemerintah,” lanjut dia.
Indah lalu memerintahkan bagian umum untuk membongkar barang-barang yang belum terbayarkan itu dan mengeluarkannya dari ruangannya.
Indah juga meminta agar barang itu dikembalikan kepada pemiliknya.
“Jadi tadi saya perintahkan agar dibongkar pelan-pelan agar barang tersebut tidak rusak, dan menyampaikan kepada pihak ketiga untuk mengambilnya,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Hari Pertama KerjaSepulang Retret, Bupati Ipuk Minta Tingkatkan Pelayanan Publik
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Hari pertama kerja usai dilantik dan mengikuti retret kepala daerah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menegaskan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan pelayanan publik.
Itu disampaikan saat memimpin apel perdana bersama Wakil Bupati Mujiono, di halaman Kantor Pemkab Banyuwangi, Senin (3/3/2025).
Apel diikuti seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, segenap pejabat struktural, serta karyawan/karyawati di lingkungan Pemkab Banyuwangi.
Di hadapan para peserta apel, Ipuk minta agar seluruh ASN mampu memberikan pelayanan yang cepat dan berkualitas kepada publik. Ipuk meminta para ASN untuk terus meningkatkan kualitas kinerja.
“Berikan pelayanan sepenuh hati, pelayanan yang cepat dan tepat sesuai kebutuhan mereka,” pinta Ipuk.
“Di tengah efisiensi anggaran, maka digitalisasi pelayanan publik harus terus digenjot. Semua ASN harus memiliki mindset bagaimana digitalisasi menjadi kunci pencepatan layanan publik,” imbuhnya.
Menurut Ipuk hal ini akan mendongkrak kepuasan masyarakat terhadap pemerintah.
“Jadilah ASN yang bersih melayani masyarakat. Kepuasan masyarakat akan menjadi modal kita untuk membangun Banyuwangi lebih baik lagi ke depan. Masyarakat yang puas akan senantiasa mendukung program-program yang diusulkan pemerintah,” ujar Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga meminta kepala OPD dan camat lebih efektif dalam penggunaan anggaran. Harus semakin inovatif dalam mencari solusi.
“Menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan program pembangunan sangatlah penting. Banyuwangi bisa seperti sekarang karena semua pihak bahu membahu mensukseskan program-program daerah,” tambah Ipuk.
-

Warga Gresik yang Ditikam Orang Tak Dikenal saat Pulang dari Haul di Surabaya Meninggal Dunia
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Diserang orang tak dikenal. Perutnya ditusuk.
Itulah yang dialami MH warga Kebomas, Gresik. Akibatnya, lelaki usia 53 tahun itu tewas.
Insiden tersebut terjadi pada Rabu (26/2). Korban sempat menjalani pengobatan 4 hari di rumah sakit.
Namun, pada Sabtu malam (1/3) nyawa korban tak tertolong.
Dari informasi yang dihimpun, kejadian penusukan ini bermula ketika korban pulang dari Haul dari Semampir.
Ia bersama anggota keluarganya mengendarai mobil Toyota Rush.
Sesampainya di samping pos lantas Jalan Jakarta, Surabaya, tiba-tiba mobil korban ditabrak sepeda motor dari belakang.
Saat itu, korban menghentikan laju mobilnya. Dia langsung bergegas turun untuk melihat kondisi bemper belakang.
Sesaat saat dia melihat kondisi mobilnya, ada dua laki-laki boncengan naik sepeda motor matik menghampirinya.
Salah seorang dari mereka turun dari motor menikam perut korban dari samping menggunakan pisau.
Seketika korban tergopoh-gopoh masuk ke dalam meminta bantuan keluarganya.
Sedangkan, pelaku yang tidak diketahui identitasnya langsung melarikan diri.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo membenarkan adanya kejadian penusukan orang tak dikenal di Jalan Jakarta, Surabaya, ini.
“Kami masih menyelidiki dan saat ini kami masih cari pelakunya,”ungkapnya.
-

Suasana Pasar Takjil Jalan Surabaya Kota Malang, Diburu Warga dan Jadi Sasaran Mahasiswa
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Bulan ramadan memang menjadi momen paling dinanti bagi warga.
Salah satunya yakni mencari takjil atau makanan untuk berbuka puasa.
Salah satu yang ramai untuk berburu takjil saat ramadan yakni di Pasar Takjil Jalan Surabaya, Kota Malang.
Sejak, Senin (3/3/2024) sore nampak para pedang sudah menjajakan jualannya mulai dari makanan berat hingga camilan.
Dari pantauan Tribun Jatim Network, nampak para pedagang menjual makanan seperti jajanan kekinian seperti takoyaki, maklor, salad buah, dimsum, juga ada jajanan tradisional.
Tidak ketinggalan berbagai minuman mulai dari es buah hingga berbagai macam teh maupun minuman segar lainnya.
Meski sangat ramai dan cenderung macet, tidak menghalangi sejumlah mahasiswa untuk berburu takjil.
Zeni Zahra Ramadhani salah satu mahasiswa nampak senang berburu makanan takjil di Jalan Surabaya Kota Malang.
“Sangat senang mas, ramai-ramai sama teman-taman. Tadi beli makanan mendoan, ada minuman es juga,” terang mahasiswa jurusan Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang itu.
Zahra panggilan akrabnya mengaku jika membeli takjil di Malang baru pertama kali.
“Ini baru pertama kali saya merasakan ramadan di Kota Malang. Senang sekali kan banyak teman-teman juga. Tadi juga banyak sekali mahasiswa yang berburu takjil di sini (Jalan Surabaya),” terang wanita asli Jakarta.
“Harganya juga terjangkau, murah kok,” tambahnya.
Selain di Jalan Surabaya, pasar takjil di Kota Malang juga ada di sejumlah tempat seperti di Soekarno Hatta, Mergosono, Kedungkandang, hingga di Sukun.
-

Syahrul Quran : Bulan Literasi
Oleh : Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, Ketua MUI Jatim
TRIBUNJATIM.COM – Kehadiran bulan puasa selama sebulan dalam setiap tahun merupakan ranah “muhasabah” yang paling signifikan bagi setiap muslim untuk melakukan “dekonstruksi” atas penjara-penjara nafsu yang mengungkung dirinya selama ini. Setiap manusia selalu berhadapan dengan 4 penjara, yaitu sejarah, alam, masyarakat, dan egonya sendiri.
Dan fakta obyektif menunjukkan bahwa dari sekian penjara yang melingkupi, perjuangan melawan ego adalah yang paling berat bagi manusia. Padahal kesuksesan aspek ini sangat dibutuhkan dalam rangka mengkonstruksi dirinya menjadi manusia yang tercerahkan (well informed) sebagai insan yang bertaqwa (al-Baqarah 183).
Jika kita analisis secara lebih konprehensif, maka makna dasar dari perintah puasa diatas adalah, (1) bahwa perintah puasa itu bukan merupakan ibadah baru dalam ajaran-ajaran agama samawi, tetapi adalah berlaku juga bagi umat-umat terdahulu; (2) bahwa puasa “ramadlan” diperintahkan oleh Allah karena ibadah ini mengandung tujuan luhur, yaitu la’allakum tattaqun. Dapatkah manusia mencapai derajat “muttaqin” tanpa mampu mengkonstruksi dan menjaga dirinya dari semua tindakan yang destruktif bagi nilai-nilai kemanusiaan? Ya, sudah barang tentu tergantung kemampuan masing-masing insan mendesain dirinya secara apik dan konsisten dalam perspektif Iman, Islam dan Ihsan. Hal inilah yang pernah dikonstatir oleh kanjeng Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad: “Innamas shaumu junnah”, puasa adalah sebuah perisai.
Lebih lanjut, konsep dasar hidup manusia di dunia ini dalam pandangan Islam mempunyai dua misi atau risalah yang pokok, yaitu, pertama, risalah ibadah seperti yang dijelaskan dalam surat al-Dzariyat 56; “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Kedua, risalah khilafah seperti dijelaskan dalam al-An’am 165: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (khalifah) di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu.”
Manusia yang paling ideal menurut ukuran Islam adalah yang mampu melaksanakan kedua macam risalah tersebut. Tipologi manusia ideal yang seperti itu terwujud dalam pribadi Gusti Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu beliaulah yang ditunjuk oleh Al lah SWT sebagai manusia teladan (uswatun hasanah).
Dalam perspektif yang universal kedua risalah tersebut akan mampu memberi solusi dari berbagai persoalan kemanusiaan. Problem kemanusiaan yang belum teratasi secara baik sampai saat ini adalah keterbelakangan “modal manusia” (human capital), yaitu berupa lemahnya life skill, pendidikan, gizi, kesehatan, dan kurangnya fasilitas sanitasi, serta lingkungan hidup yang semakin degradatif.
Lebih dari itu, tekanan ekonomi yang semakin berat tanpa disertai dengan penguasaan asset produktif, seperti tanah yang cukup, dan masalah HIV/AIDS/NAPZA, serta Covid 19, di masa mendatang akan semakin sulit diatasi sendiri oleh masyarakat. Apalagi upaya peningkatan kemampuan kelembagaan pemerintah daerah pada era otonomi daerah dan pengembangan civil society selama 22 tahun hasilnya masih jauh dari harapan.
Dalam kehidupan masyarakat era 4.0 yang lebih didominasi oleh corak solidaritas organis. meminjam konsep Emile Durkheim dimana hubungan antara sesama lebih didasarkan pada serba kepentingan, merenggang, petembayan, impersonal, dan berjarak.
Diharapkan dengan al-shaum kita bisa menarik kembali hubungan sosial yang kebablasan tersebut ke koridor yang harmoni dengan dasar ukhuwwah basyariyah, sikap toleran, welas-asih, empatik, senasib sepenanggungan, pemaaf, suka damai, dan berkeadilan secara equal (re- humanisasi). Namun, jika kita tidak mampu, maka manusia tidak lebih sekedar “makhluk” yang berkaki dua yang berjalan tegak, dan tidak berbeda sedikitpun dengan makhluk yang berkaki empat.
Bahkan tindakan destruktif manusia akan lebih parah. Mengapa? Ini bisa terjadi karena manusia memiliki akal serta ditunjang dengan temuan teknologi 4.0 sebagai pendukung yang mampu menciptakan berbagai peralatan canggih, sehingga lebih merusak dari pada perilaku binatang yang paling buas sekalipun.
Wa lakin, yang paling menarik adalah redaksi perintah puasa dalam al- Qur’an dengan menggunakan kosa kata “KUTIBA ‘ALAIKUM al-SHIYAM”.
Dalam bahasa Arab asli makna kata “kataba – yaktubu – kitab “ adalah menulis yang bisa disimpulkan pentingnya “literasi” bagi setiap muslim. Lebih memprihatinkan lagi dari 200 negara di dunia ini terdapat 60 negara yang paling lemah literasinya dan Indonesia berada ke 59. Memang bangsa Indonesia tergolong senang membaca, tetapi yang dibaca adalah berita “medsos” yang penuh hoaks.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, menurut Unesco – yang baru saja melalukan penelitian – bahwa dari 200 negara di dunia terdapat 31 negara yang tergolong tidak ber-etika (akhlaqul karimah) ketika berkomunikasi lewat medsos. Unesco menegaskan bahwa Indonesia termasuk ke 29 dari negara- negara yang tidak berakhlak yang mulia.
Last but not least, tujuan luhur perintah puasa tidak akan berhasil secara optimal jika setiap muslim lemah dalam literasinya dan malas qiraa-atul Qur’an. . . . Fa aina tadzhabun ???. Na’udzu Billah – Nastaghfilullah.
-

Copet di Pasar Takjil Kota Malang Ditangkap Warga dan Polisi, Sasar Tas Warga yang Terbuka
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Moch Kholik (34), warga Jalan Muharto V Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang ditangkap warga dan polisi.
Pasalnya, ia ketahuan beraksi mencopet di Pasar Takjil Jalan Surabaya Kecamatan Klojen.
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan, aksi pencopetan itu terjadi pada Sabtu (1/3/2025) sekira pukul 17.30 WIB.
“Jadi, pelaku ini menyasar ke korban yang bernama Rihan. Saat itu korban sedang belanja takjil, dan merasa tas selempangnya telah diraba dari belakang,” ujarnya kepada TribunJatim.com, Senin (3/3/2025).
Seketika, korban langsung menoleh ke belakang. Ternyata, ada seorang pria yang merupakan pelaku sudah memegang ponsel korban berupa iPhone 7+ berwarna emas.
Seketika itu, korban langsung memegang pelaku dan merebut kembali ponsel miliknya.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut, segera mengamankan pelaku Kholik ke area parkir.
Selanjutnya, Unit Reskrim Polsek Klojen segera mendatangi lokasi dan meminta keterangan dari pelaku.
“Dari pengakuannya, ternyata ia tidak beraksi sendirian. Melainkan diajak oleh temannya berinisial F, untuk beraksi mencopet di pasar takjil,” tambahnya.
Untuk modus yang dilakukan, mereka mencari sasaran pengunjung pasar takjil yang membawa tas terbuka. Melihat kondisi seperti itu, pelaku langsung melancarkan aksinya.
“Namun dalam kejadian ini, sebelum memyerahkan HP curiannya ke rekannya, aksinya dipergoki oleh korban,” imbuhnya.
Saat ini, tersangka Kholik telah ditahan di Polsek Klojen. Sedangkan untuk temannya yang berinisial F, masih dilakukan pengejaran.
“Tersangka kami kenakan dengan Pasal 363 atau Pasal 362 KUHP Tentang Pencurian. Dan ternyata, tersangka Kholik ini adalah residivis pada kasus yang sama dan telah menjalani hukuman pada 2023 lalu,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ipda Yudi Risdiyanto mengimbau kepada pengunjung pasar takjil. Untuk tetap selalu berhati-hati dan waspada terhadap barang bawaan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, pastikan barang berharga ditaruh di tempat yang aman. Apabila membawa tas selempang, letakkan di depan tepatnya di bagian dada, agar lebih mudah terawasi,” tandasnya.
-

Hakim Tegur Arteria Dahlan Karena Panggil Mangapul dengan Sebutan ‘Yang Mulia’ di Sidang Zarof Ricar – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota majelis hakim Purwanto S Abdullah menegur penasihat hukum dari terdakwa Lisa Rachmat, Arteria Dahlan, dalam sidang lanjutan kasus suap terhadap tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya, termasuk Mangapul, terkait vonis bebas terdakwa pembunuhan, Ronald Tannur, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (3/3/2025).
Hal ini terjadi setelah Arteria Dahlan berulang kali memanggil saksi Mangapul dengan sebutan “Yang Mulia,” sebuah panggilan yang biasanya ditujukan untuk hakim.
Padahal, dalam sidang tersebut, Mangapul dihadirkan untuk dimintai keterangan sebagai saksi, bukan hakim yang menyidangkan perkara meski berlatar belakang seorang hakim.
Ketidaktepatan Arteria memanggil Mangapul dengan sebutan kehormatan itu mengundang perhatian.
Diketahui, kasus suap untuk vonis bebas Ronald Tannur melibatkan sejumlah orang. Pihak pemberi suap terdiri dari pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat; ibunda Ronald Tannur, Meirizka Widjaja. Sementara, pihak penerima suap yakni tiga hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, Mangapul; Ketua PN Surabaya, Rudi Suparmono serta mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Rizar.
“Saudara saksi, saya tetap manggilnya saudara saksi, bapak saya ini Yang Mulia. Sepengetahuan saudara saksi, saudara diperiksa berapa kali?” tanya Arteria di ruang sidang.
Mangapul menjawab, “Saya lupa, tiga atau empat kali.”
Arteria kembali menggunakan panggilan “Yang Mulia” saat menanyakan kapasitas Mangapul ketika menjabat sebagai hakim di Pengadilan Negeri Surabaya.
Dalam sesi tanya jawab ini, Arteria menggali informasi terkait sistem panel majelis hakim yang diterapkan di PN Surabaya.
“Yang Mulia ini kan Kelas 1 A PN Surabaya pasti punya kompetensi saya paham betul. Saya tanya soal panel, ini panel majelis hakim Ronald Tannur panel biasa apa panel khusus?,” tanya Arteria.
Namun, tak lama setelah itu, Hakim Anggota Purwanto menegur Arteria secara langsung dan meminta agar panggilan “Yang Mulia” tidak digunakan lagi.
“Yang kedua, tadi penasihat hukum Lisa mohon untuk sidang selanjutnya terhadap nanti saksi Erintuah Damanik untuk tidak menggunakan kata ‘Yang Mulia’ lagi,” kata Hakim.
“Mohon karena disini kan hanya ada saksi yang diperiksa atau terdakwa, itu aja. Jadi cukup saksi aja,” pungkasnya.
3 Hakim PN Surabaya Didakwa Terima Suap Rp 1 M dan 308 Ribu Dolar Singapura
Dari kiri ke kanan: Erintuah Damanik, Hanindyo, dan Mangapul. KY akan mengusut majelis hakim yang memvonis bebas Ronald Tannur. Ketiga hakim itu adalah Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul. Ini sosok mereka. (pn)
Sebelumnya, Tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang vonis bebas terpidana Ronald Tannur menjalani sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Dalam sidang perdana tersebut ketiga Hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik, Mangapul dan Heru Hanindyo didakwa telah menerima suap sebesar Rp 1 miliar dan SGD 308.000 atau Rp 3,6 miliar terkait kepengurusan perkara Ronald Tannur.
Uang miliaran tersebut diterima ketiga hakim dari pengacara Lisa Rahmat dan Meirizka Wijaja yang merupakan ibu dari Ronald Tannur.
“Telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan yang menerima hadiah atau janji, berupa uang tunai sebesar Rp 1 miliar dan SGD 308.000,” ucap Jaksa Penuntut Umum saat bacakan dakwaan.
Pada dakwaannya, Jaksa pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat menyebut bahwa uang miliaran itu diterima para terdakwa untuk menjatuhkan vonis bebas terhadap Ronald Tannur.
“Kemudian terdakwa Erintuah Damanik, Heru Hanindyo dan Mangapul menjatuhkan putusan bebas terhadap Gregorius Ronald Tannur dari seluruh dakwaan Penuntut Umum,” ucapnya.
Lebih lanjut Jaksa menuturkan, bahwa uang-uang tersebut dibagi kepada ketiga dalam jumlah yang berbeda.
Adapun Lisa dan Meirizka memberikan uang secara tunai kepada Erintuah Damanik sejumlah 48 Ribu Dollar Singapura.
Selain itu keduanya juga memberikan uang tunai senilai 48 Ribu Dollar Singapura yang dibagi kepada ketiga hakim dengan rincian untuk Erintuah sebesar 38 Ribu Dollar Singapura serta untuk Mangapul dan Heru masing-masing sebesar 36 Ribu Dollar Singapura.
“Dan sisanya sebesar SGD30.000 disimpan oleh Terdakwa Erintuah Damanik,” jelas Jaksa.
Gregorius Ronald Tannur ditangkap kejaksaan di rumahnya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (27/10/2024). Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Gregorius Ronald Tannur Akan Diringkus Lagi, MA Kabulkan Kasasi, https://surabaya.tribunnews.com/2024/10/24/gregorius-ronald-tannur-akan-diringkus-lagi-ma-kabulkan-kasasi. Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur (SURYA.CO.ID/Tony Hermawan)
Tak hanya uang diatas, Lisa dan Meirizka diketahui kembali memberikan uang tunai kepada terdakwa Heru Hanindyo sebesar Rp 1 miliar dan 120 Ribu Dollar Singapura.
“Padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili,” kata dia.
Akibat perbuatannya itu ketiga terdakwa pun didakwa dengan dan diancam dalam Pasal 12 huruf c jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

