provinsi: JAWA TIMUR

  • Hari Armada RI ke-80, Khofifah Apresiasi TNI AL Dukung Ketahanan Pangan, Penanganan Bencana dan Misi Kemanusiaan

    Hari Armada RI ke-80, Khofifah Apresiasi TNI AL Dukung Ketahanan Pangan, Penanganan Bencana dan Misi Kemanusiaan

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri Upacara Peringatan Hari Armada RI ke-80 di Koarmada II, Dermaga Ujung Surabaya.

    Dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, upacara kali ini dilaksanakan dalam format penuh kesederhanaan dengan diikuti ribuan prajurit TNA AL.

    Pada momen ini, Gubernur Khofifah secara khusus menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada jajaran TNI Angkatan Laut atas dedikasi, profesionalisme, dan pengabdian tanpa lelah dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.

    Menurutnya, TNI AL menjadi benteng terdepan yang memastikan keamanan perairan nasional di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.

    Gubernur Khofifah juga turut menegaskan bahwa kinerja TNI AL tidak hanya berfokus pada pertahanan semata, tetapi juga memainkan peran sentral dalam misi-misi kemanusiaan.

    Dari evakuasi bencana, pengiriman logistik, hingga pelayanan kesehatan terapung, TNI AL selalu hadir memberikan bantuan cepat dan tepat bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di wilayah kepulauan dan daerah terpencil.

    “Terima kasih atas seluruh kerja keras dan dedikasi TNI AL yang selalu menjadi garda terdepan dalam baik sebagai kesatria maritim sekaligus yang terdepan dalam misi-misi kemanusiaan,” ucapnya.

    Kolaborasi tersebut, menurutnya, telah memperkuat kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk mitigasi bencana, pengawasan wilayah pesisir, dan pengamanan jalur perdagangan laut yang strategis.

    “Sering sekali kami berkoordinasi bersama pak Pangkoarmada II ketika terjadi kebutuhan percepatan pengiriman logistik untuk bencana. Tentu kami sangat berterima kasih dan bangga atas kesempatan yang diberikan,” tuturnya.

    Gubernur Khofifah juga menambahkan bahwa peringatan Hari Armada ke-80 ini harus menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga keamanan maritim Indonesia. Ia mendorong seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk semakin memahami pentingnya kedaulatan laut sebagai identitas dan kekuatan bangsa.

    “Selamat Hari Armada ke-80 kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Laut di mana pun bertugas. Semoga TNI AL akan menjadi garda terdepan yang tangguh, humanis, dan responsif dalam menjaga keamanan sekaligus melayani kemanusiaan, demi Indonesia yang semakin maju dan berdaulat,” pungkasnya. [tok/beq]

  • TNI AU terima “kelas terbang” buatan PTDI ganti armada latih era 80-an

    TNI AU terima “kelas terbang” buatan PTDI ganti armada latih era 80-an

    Bandung (ANTARA) – TNI Angkatan Udara menerima satu ruang kelas terbang dalam bentuk pesawat angkut ringan NC212i dengan konfigurasi khusus Navigation Training buatan PT Dirgantara Indonesia yang diproyeksi menggantikan armada latih navigasi yang telah beroperasi sejak 1985.

    Pesawat yang dikirim itu memiliki nomor ekor AX-2134, resmi dikirimkan ke Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, pada Rabu (3/12), dengan diterbangkan langsung dari Bandung, guna mempercepat regenerasi navigator tempur TNI Angkatan Udara, khususnya untuk memperkuat Skadron Udara 4.

    “Pesawat Navigation Training ini akan menggantikan armada NavTrain kami yang lama, yang telah digunakan sejak 1985. Dengan NC212i ini, kami berharap proses pelatihan navigator semakin efektif sehingga lulusan siap bertugas di pesawat modern,” ujar Wakil Komandan Grup 1 Kolonel Pnb Wisnu Aji Prabowo dalam keterangan di Bandung, Jumat.

    Berbeda dengan varian angkut biasa, NC212i ke-7 dari total pesanan sembilan unit Kementerian Pertahanan ini, dirancang layaknya ruang kelas di udara.

    Interiornya dilengkapi meja dan panel instrumen navigasi digital, kursi instruktur dan siswa, serta perangkat komunikasi canggih yang memungkinkan simulasi prosedur penerbangan tempur dilakukan secara real time di angkasa.

    Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Dena Hendriana menjelaskan bahwa selain avionik canggih, pesawat ini menggunakan teknologi baling-baling terbaru buatan MT propeller, Jerman (MTV-27). Teknologi ini diklaim mampu meredam kebisingan kabin secara signifikan dan meminimalkan getaran mesin, faktor vital untuk konsentrasi siswa saat berlatih navigasi.

    “Baling-baling ini memiliki performa lebih halus saat operasi single engine di ketinggian serta tidak menimbulkan hentakan keras saat engine start. Ini kompatibel dengan mesin Honeywell TPE331 yang terpasang,” kata Dena.

    Hingga saat ini, PTDI telah merampungkan pengiriman tujuh unit pesawat dari kontrak sembilan unit NC212i.

    Dena menambahkan sisa unit pesawat selanjutnya, yakni unit ke-8, dijadwalkan diserahterimakan pada kuartal pertama tahun 2026.

    Pesawat yang telah lolos uji Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) ini diterbangkan Mayor Pnb Kurniawan S. sebagai pilot in command dan Kapten Pnb Wahyu Nur Syarifudin.

    Kehadiran alutsista dalam negeri ini diharapkan mendongkrak kesiapan operasi TNI AU, khususnya dalam mencetak kru misi yang andal untuk operasi di medan sulit dan landasan pendek.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Khofifah apresiasi TNI AL dukung ketahanan pangan dan misi kemanusiaan

    Khofifah apresiasi TNI AL dukung ketahanan pangan dan misi kemanusiaan

    “Terima kasih atas seluruh kerja keras dan dedikasi TNI AL yang selalu menjadi garda terdepan dalam baik sebagai kesatria maritim sekaligus yang terdepan dalam misi-misi kemanusiaan,”

    Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kontribusi dan sinergi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan maritim sekaligus mendukung ketahanan pangan, penanganan bencana, dan misi kemanusiaan.

    “Terima kasih atas seluruh kerja keras dan dedikasi TNI AL yang selalu menjadi garda terdepan dalam baik sebagai kesatria maritim sekaligus yang terdepan dalam misi-misi kemanusiaan,” ucapnya saat menghadiri Upacara Peringatan Hari Armada Republik Indonesia ke-80 di Komando Armada II, Dermaga Ujung Surabaya, Jumat yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.

    Ia menilai TNI AL tidak hanya berperan dalam pertahanan, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam evakuasi bencana, pengiriman logistik, hingga pelayanan kesehatan terapung terutama bagi wilayah kepulauan dan daerah terpencil.

    “Sering sekali kami berkoordinasi bersama pak Pangkoarmada II ketika terjadi kebutuhan percepatan pengiriman logistik untuk bencana. Tentu kami sangat berterima kasih dan bangga atas kesempatan yang diberikan,” tuturnya.

    Khofifah menyebut peringatan Hari Armada ke-80 menjadi momentum memperkuat komitmen menjaga keamanan maritim dan mendorong generasi muda memahami pentingnya kedaulatan laut.

    “Selamat Hari Armada ke-80 kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Laut di mana pun bertugas. Semoga TNI AL akan menjadi garda terdepan yang tangguh, humanis, dan responsif dalam menjaga keamanan sekaligus melayani kemanusiaan, demi Indonesia yang semakin maju dan berdaulat,” katanya.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 48 Desa di Jember Gigit Jari Tidak Kebagian Rp 13 Miliar

    48 Desa di Jember Gigit Jari Tidak Kebagian Rp 13 Miliar

    Jember (beritajatim.com) – Sebanyak 48 pemerintah desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur, gigit jari menyusul terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81 Tahun 2025 yang merevisi pengalokasian, penggunaan, dan penyaluran dana desa tahun anggaran 2025.

    Peraturan itu menyebabkan penundaan kucuran Dana Desa Non Earmark Tahap Kedua Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp 13,078 miliar untuk 48 desa itu.

    “Hal ini dikarenakan mereka belum menyampaikan secara lengkap dan benar penyaluran persyaratan penyaluran Dana Desa Tahap II sampai 17 September 2025,” kata Wakil Ketua DPRD Jember Widarto, Jumat (5/12/2025).

    Ada empat persyaratan tersebut. Pertama, laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. Kedua, laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan realisasi penyerapan paling rendah sebesar 60 persen dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling rendah sebesar 40 persen.

    Syarat berikutnya adalah akta pendirian badan hukum koperasi desa/kelurahan merah putih atau bukti penyampaian dokumen pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih ke notaris. Terakhir, surat pernyataan komitmen dukungan Anggaran Pendapatan Belanja Desa untuk pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih.

    Widarto mempertanyakan peraturan Menteri Keuangan tersebut. “Peraturan ini terbit pada November 2025, sementara batas waktu pemenuhan persyaratan adalah 17 September 2025. Ini artinya aturan itu berlaku surut,” katanya.

    Padahal, lanjut Widarto, akta pendirian koperasi desa merah putih di desa-desa tersebut baru selesai pada Oktober 2025. “Kasihan para kades ini. Mereka bisa-bisa menangis semua, karena sudah telanjur membangun, tapi dananya tidak cair,” katanya.

    Menurut Widarto, dana yang tertunda pencairannya itu adalah dana yang tidak ditentukan penggunaannya oleh pemerintah pusat. “Dengan demikian dana tersebut yang digunakan untuk membangun berdasarkan program kerja pemerintah desa,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

    Widarto meminta Pemkab Jember memperjuangkan nasib 48 pemerintah desa tersebut. “Bupati menyampaikan sedang gencar-gencarnya minta program dari pemerintah pusat. Sedangkan ini ada anggaran yang sudah di-plotting menjadi hak Kabupaten Jember melalui dana desa, malah tidak bisa tercairkan,” katanya.

    Pejabat Sekretaris Daerah Akhmad Helmi Luqman mengatakan, ada mitigasi dan strategi ke depan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya di desa. “Kita dorong koperasi merah putih, usaha-usaha desa, Badan Usaha Milik Desa, dan lainnya untuk tetap eksis, bisa menunjang itu,” katanya.

    Pemkab Jember sendiri, menurut Helmi, saat ini menghadapi tantangan fiskal. “Kami juga mengalami pengurangan anggaran. Defisit besar. Teknis dan strategis bersama-sama nanti kita bicarakan berikutnya, karena surat Menteri Kuangan itu datang tiba-tiba,” katanya. [wir]

  • Santri Kabur dari Pesantren dan Masuk Tol Sumo, Diduga Korban Perundungan

    Santri Kabur dari Pesantren dan Masuk Tol Sumo, Diduga Korban Perundungan

    Gresik (beritajatim.com) – Kasus dugaan perundungan kembali terjadi dan kali ini menimpa MRR (14), santri remaja asal Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Diduga tidak betah karena kerap menjadi korban perundungan teman sebaya, MRR nekat kabur dari pondok pesantren dan berjalan kaki seorang diri di ruas Tol Surabaya–Mojokerto (Sumo). Beruntung, ia diselamatkan pasangan suami istri yang melintas sebelum akhirnya diserahkan ke Polsek Driyorejo, Gresik.

    Peristiwa itu terjadi ketika pasangan Bayu dan Sono tengah berkendara di Tol Sumo. Keduanya terkejut melihat seorang remaja berjalan sendirian di tepi tol, kondisi yang membahayakan keselamatan. Mereka kemudian menghentikan kendaraan, menghampiri sang remaja, dan membawanya ke Pos Polisi Legundi Driyorejo.

    Di pos polisi, MRR mengaku kabur dari pesantren karena tidak tahan dengan perlakuan perundungan yang ia alami. Tanpa tujuan jelas, ia berusaha pulang ke Sidoarjo dengan berjalan menyusuri jalan tol—tindakan impulsif yang sangat berisiko bagi keselamatannya.

    Mengetahui situasi tersebut, Aiptu Suwito dari Polsek Driyorejo langsung mengambil langkah cepat. Selain memastikan kondisi fisik MRR aman, ia juga memperhatikan kondisi psikologis korban. Petugas kemudian mengantar MRR pulang dan mempertemukannya kembali dengan keluarga di Sidoarjo.

    Sesampainya di rumah, suasana haru mewarnai pertemuan MRR dan orang tuanya. Pihak keluarga berterima kasih kepada warga yang peduli dan kepolisian yang mengawal sang anak hingga tiba dengan selamat.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kepedulian sosial. Ia juga meminta lembaga pendidikan memastikan kenyamanan serta keamanan para santri, sementara orang tua diminta lebih peka terhadap kondisi emosional anak.

    “Di tengah padatnya arus kendaraan di Tol Sumo, aksi kecil warga dan aparat kembali membuktikan bahwa kepedulian bisa menjadi penyelamat,” katanya, Jumat (5/12/2025).

    Kapolres juga mengimbau masyarakat yang membutuhkan bantuan segera menghubungi call center 110 atau Hotline Lapor Kapolres (Cak ROMA) 0811-8800-2006, untuk laporan kriminal, kecelakaan, gangguan kamtibmas, atau bantuan darurat lainnya.

    “Setiap laporan akan kami tindaklanjuti sebagai bagian dari tugas kami memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya. [dny/but]

     

     

  • KSAL: Hari Armada pengingat solidaritas dan kesiapsiagaan prajurit

    KSAL: Hari Armada pengingat solidaritas dan kesiapsiagaan prajurit

    Surabaya (ANTARA) – Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan momentum Hari Armada RI tahun 2025 menjadi pengingat bagi prajurit untuk memperkuat solidaritas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan kemaritiman serta tugas kemanusiaan.

    “Hari Armada ini mengingatkan kami bahwa kesulitan di satu wilayah adalah kesulitan bagi kami semua,” kata Laksamana Ali usai memimpin upacara Hari Armada RI Tahun 2025 di Dermaga Madura, Komando Armada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Ia menjelaskan hingga saat ini, TNI AL telah mengerahkan 13 kapal perang atau KRI, termasuk kapal rumah sakit, yang diharapkan dapat berada lebih lama di wilayah terdampak bencana di Aceh dan Sumatera untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat.

    Unsur udara, seperti pesawat Cassa dan helikopter, ikut diterjunkan untuk menjangkau daerah terisolasi yang sulit diakses melalui jalur darat.

    “Karena pesawat Cassa ini bisa mendarat di landasan pendek dan daya angkutnya cukup besar walaupun tidak sebesar Hercules, tapi gerakannya lebih fleksibel,” ucapnya.

    Selain itu, unsur kapal berjenis landing ship tank (LST) dan landing platform dock (LPD) disiagakan untuk memperkuat pengiriman logistik ke Kepulauan Nias yang mengalami gangguan pasokan.

    Sementara itu, lanjut Laksamana Ali, untuk kapal rumah sakit ditempatkan siaga di Sibolga, Sumatera Utara, dan Tamiang, Aceh, yang termasuk kawasan dengan dampak kerusakan paling berat.

    Sedangkan untuk durasi penugasan, pihaknya akan mengikuti penilaian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah berdasarkan kondisi lapangan serta kebutuhan masyarakat.

    “TNI AL siap memperpanjang masa operasi selama warga masih memerlukan bantuan dan layanan kesehatan,” katanya.

    Tak hanya itu, kata Kasal, Satuan Zeni Marinir dan Batalyon Kesehatan lapangan akan dikerahkan untuk mendukung tahap rekonstruksi dan rehabilitasi setelah penanganan darurat selesai.

    Meskipun demikian, ia menambahkan profesionalisme prajurit tetap menjadi penekanan agar pelaksanaan tugas kemanusiaan tidak menimbulkan korban di pihak TNI AL.

    “Pengoperasian alutsista baru disiapkan untuk dioptimalkan dalam seluruh misi kemanusiaan yang sedang berlangsung,” tuturnya.

    Pewarta: Indra Setiawan/Naufal Ammar Imaduddin
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kota Kediri Raih Penghargaan Swasti Saba Padapa 2025, Bukti Konsistensi Kota Sehat!

    Kota Kediri Raih Penghargaan Swasti Saba Padapa 2025, Bukti Konsistensi Kota Sehat!

    Kediri (beritajatim.com) – Kota Kediri kembali meraih pencapaian prestisius di tingkat nasional dengan berhasil mempertahankan Penghargaan Swasti Saba Padapa 2025, sebagaimana capaian pada 2023. Penghargaan tersebut diterima secara simbolik oleh Pj. Sekretaris Daerah Kota Kediri, Ferry Djatmiko di ruang Kilisuci Balaikota Kediri, Kamis (4/12).

    Dalam kesempatan tersebut, Ferry menyampaikan apresiasi kepada Forum Komunikasi Kota Sehat (FKKS) yang selama ini bekerja secara aktif dan konsisten dalam mendukung proses verifikasi. Kerja keras lintas sektor inilah yang membuat Kota Kediri kembali unggul dalam penilaian.

    Hasil verifikasi tim pusat menunjukkan bahwa Kota Kediri meraih nilai tinggi pada hampir semua tatanan, dengan capaian antara 70 hingga 100. Beberapa di antaranya menunjukkan performa yang sangat kuat, seperti Tatanan Permukiman dan Fasilitas Umum dengan nilai 88,64, Tatanan Pasar dengan nilai 92,31, serta Tatanan Transportasi dan Tertib Lalu Lintas Jalan yang mencatat angka 95,45. Salah satu pencapaian paling signifikan yakni Tatanan Perlindungan Sosial yang meraih nilai sempurna 100, meningkat tajam dari nilai sebelumnya yang berada pada angka 60. Sementara itu, tatanan lainnya seperti Kesatuan Pendidikan (77,27), Perkantoran dan Perindustrian (81,82), Pariwisata (87,5), serta Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (73,21) juga menunjukkan hasil yang solid.

    Ferry menyampaikan sejumlah penekanan yang menunjukkan arah visi Pemkot Kediri dalam pembangunan kesehatan. Ia menegaskan bahwa program Kabupaten/Kota Sehat (KKS) bukan sekadar pemenuhan indikator, tetapi merupakan strategi fundamental untuk membangun lingkungan hidup yang berkualitas.

    “KKS bukan hanya tentang memenuhi syarat penilaian. Ini adalah tentang bagaimana kita menghadirkan Kota Kediri yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk seluruh warga. Pembangunan kesehatan itu tidak pernah selesai”,Tegas pria yang juga menjabat sebagai kepala Bappeda Kota Kediri tersebut.

    Ia juga menekankan bahwa penghargaan yang diterima hari ini harus dimaknai sebagai pemacu semangat, bukan tujuan akhir.

    “Penghargaan ini adalah pengingat bahwa kita tidak boleh lengah. Kita harus terus memperbaiki, terus memajukan layanan, dan terus mendorong partisipasi masyarakat. Karena kota sehat hanya bisa terwujud jika seluruh elemen bergerak bersama,” ujarnya.

    Ferry juga memberikan apresiasi tinggi kepada FKKS, camat, lurah, kader kesehatan, serta seluruh perangkat daerah yang selama ini terlibat aktif dalam integrasi program. Menurutnya, keberhasilan Kota Kediri dalam berbagai tatanan adalah bukti bahwa kolaborasi lintas sektor sudah berjalan dengan baik dan perlu terus diperkuat.

    “Saya ingin menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan milik satu pihak saja. Ini adalah keberhasilan kita semua. Setiap data yang lengkap, setiap inovasi yang lahir, setiap kegiatan yang dilakukan di tingkat kelurahan hingga kota semuanya memberikan kontribusi nyata terhadap hasil penilaian ini,” terang Ferry.

    Ke depan, Pemkot Kediri menargetkan peningkatan capaian pada seluruh tatanan agar dapat naik menuju kategori Swasti Saba Wistara pada tahun 2027. Ferry menyebutkan bahwa target ini sangat mungkin dicapai selama sinergi lintas sektor tetap terjaga.

    “Kita punya potensi besar untuk naik ke Wistara. Syaratnya adalah satu: menjaga kekompakan dan memastikan setiap tatanan memiliki data yang kuat, lengkap, dan sesuai realita lapangan. Selama kita solid, saya yakin Kota Kediri bisa mencapainya,” ungkapnya.

    Dengan status FKKS yang kini telah diperkuat melalui Surat Keputusan Wali Kota, Pemkot berharap forum ini dapat bekerja lebih optimal dalam melakukan pendampingan dan pemenuhan indikator Kota Sehat di setiap wilayah.

    Pemerintah Kota Kediri menegaskan bahwa capaian Swasti Saba Padapa ini menjadi pijakan penting untuk memperkuat kualitas lingkungan, meningkatkan layanan kesehatan, dan memajukan kerja lintas sektor secara berkelanjutan. Komitmen ini akan terus didorong agar Kota Kediri semakin maju sebagai kota yang sehat, inklusif, dan nyaman bagi seluruh warganya. [nm/but]

  • Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        5 Desember 2025

    Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu Surabaya 5 Desember 2025

    Mbah Tarman Resmi Ditahan, Cek Rp 3 Miliar yang Jadi Mahar Pernikahan Diduga Palsu
    Editor
    PACITAN, KOMPAS.com
    – Kasus mahar pernikahan berupa cek senilai Rp 3 miliar yang diberikan Mbah Tarman (74) kepada istrinya, Sheila Arika (24), memasuki babak baru.
    Mbah Tarman
    kini ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan karena diduga cek itu palsu.
    Kasat Reskrim Polres
    Pacitan
    , AKP Khoirul Maskanan, membenarkan penahanan tersebut. 
    Penahanan itu dilakukan setelah Mbah Tarman yang sebelumnya berstatus sebagai saksi, dinaikkan menjadi tersangka.
    “Iya, Mbah Tarman kami tahan,” ujar Khoirul pada Jumat (5/12/2025), seperti dikutip Surya.co.id.
    Sementara itu, penyidik menetapkan Mbah Tarman sebagai tersangka setelah menemukan dua alat bukti yang memenuhi unsur pemalsuan dokumen.
    “Ya, sudah-sudah tersangka. Dia (Mbah Tarman) ditahan karena memalsukan dokumen, dalam hal ini cek,” tegas Khoirul.
    Sebelum menetapkan tersangka, penyidik memanggil sejumlah saksi, termasuk saksi ahli.
    Dari hasil pemeriksaan tersebut, penyidik menemukan ketidaksesuaian antara cek yang diberikan dengan cek asli yang semestinya diterbitkan.
    “Saksi ahli menyatakan, bahwa cek yang diberikan tidak sesuai dengan asli. Kami sudah mengantongi dua alat bukti,” tambahnya.
    Penyidik juga telah memeriksa Mbah Tarman sebelum menahannya Kamis (4/12/2025).
    “Diperiksa, setelah cukup bukti, ditentukan Tarman langsung ditahan tadi malam,” pungkasnya.
    Pernikahan Mbah Tarman dengan istrinya, Sheila Arika, menuai sorotan. Selain usia kedua mempelai yang terpaut jauh, mahar yang fantastis menambah heboh pernikahan itu. 
    Pernikahan Tarman (74) dan Sheila Arika (24) berlangsung di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan pada Rabu (8/10/2025).
    Mahar pernikahan yang diberikan Tarman berupa cek Rp 3 miliar.
    Banyak yang mempertanyakan keaslian cek tersebut, hingga akhirnya kasus ini ditangani oleh Polres Pacitan.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Update Kasus Mahar Cek 3 Miliar di Pacitan, Mbah Tarman Resmi Ditahan Polisi
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

    BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya Nasional 5 Desember 2025

    BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi hujan lebat yang terjadi pada 5-7 Desember 2025 dan 8-11 Desember 2025.
    Pada 5-7 Desember 2025,
    hujan lebat
    berpotensi terjadi di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung); Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur); Kalimantan Barat; Maluku Utara; Maluku; Papua Pegunungan; dan Papua Selatan.
    Sedangkan pada 8-11 Desember 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara; Riau; Jambi; Kepulauan Bangka Belitung; Bengkulu; Lampung; Jawa Barat; Jawa Timur; Nusa Tenggara Barat; Kalimantan Barat; Papua Pegunungan; Maluku Utara (peluang angin kencang); Sulawesi Utara (peluang angin kencang).
    Kepala
    BMKG
    Teuku Faisal Fathani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul potensi meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
    “Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada tetapi tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas,” ujar Faisal dalam siaran pers, Jumat (5/12/2025).
    BMKG mencatat sejumlah daerah masih berpeluang diguyur hujan berintensitas lebat dalam beberapa hari mendatang. Faisal juga mengingatkan agar masyarakat hanya merujuk pada informasi resmi.
    “Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak resmi,” kata Faisal.
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, aktivitas atmosfer berskala global, regional, dan lokal tengah meningkat. Fenomena seperti Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO) turut memicu pembentukan awan hujan.
    “Aktivitas gelombang atmosfer tersebut terutama memperkuat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata Guswanto.
    Selain itu, Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di timur Filipina juga memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
    Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi cuaca ekstrem.
    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
    Menko PMK
    )
    Pratikno
    mengatakan, pemerintah bersiaga mengantisipasi
    potensi hujan lebat
    yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah.
    Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam konferensi pers penanggulangan bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
    “BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” jelas Pratikno dalam konferensi pers.
    “Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” sambungnya.
    Salah satu upaya pemerintah untuk menekan intensitas hujan lebat itu adalah dengan melakukan modifikasi cuaca.
    Harapannya, antisipasi yang dilakukan pemerintah dapat menurunkan risiko bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya
    cuaca ekstrem
    .
    “Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” ujar Pratikno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani… Regional 5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
    Penulis
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Sebuah gubuk di ujung bukit Dusun Baban Timur, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi saksi bisu atas cinta sepasang lansia, Saniman (65) dan istrinya, Gira (68).
    Sabtu (29/11/2025) pagi nan tenang, tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com merasakan secara langsung bentuk cinta di tengah keterpurukan ekonomi itu.
    Meski tidak sama, wujud cinta mereka mengingatkan kita pada kisah Habibie-Ainun yang setia di usia senja.
    Bangunan semipermanen tempat Saniman dan Gira tinggal, berdinding gedhek, beratap seng, dan berlantai tanah.
    Letaknya persis di atas salah satu bukit di mana lahannya milik Perum Perhutani. Di kiri dan kanannya terdapat lembah sedalam sekitar 300 meter.
    Atap dan dinding dipenuhi lubang. Cahaya seolah dipersilakan masuk menerangi seisi rumah yang hanya memiliki dua lampu LED redup.
    Saat itu pagi baru menampakkan sinarnya. Matahari perlahan menyibak awan yang masih menggantung di Gunung Raung, menciptakan cahaya lembut menembus sela-sela pepohonan.
    Keheningan pecah saat Saniman mulai menceritakan kisah hidupnya bersama Gira.
    “Kami tinggal di sini sudah sejak 1997,” kata Saniman.
    Di sampingnya, Gira sedang terbaring. Kedua kakinya tak lagi mampu digerakkan setelah penyakit stroke merenggut kesehatannya.
    “Dua tahun lalu, kedua kakinya sakit, enggak bisa digerakkan,” kata Saniman.
    Sejak hari itu pula, Saniman menjadi segalanya bagi Gira: Suami, perawat, sekaligus penopang hidup. Di situlah cinta semakin menemukan wujudnya.
    Pertemuan Saniman dan Gira
    Saniman dan Gira sebenarnya lupa kapan pertama kali bertemu. Sepertinya sekitar empat dekade lalu. Hal yang mereka ingat saat itu keduanya bekerja sebagai buruh lepas perkebunan PTPN.
    Gira kala itu baru berpisah dengan suami pertamanya.
    “Begitu tahu dia sudah berpisah, di situlah kami dekat,” kenang Saniman.
    Gira memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, yakni Nur yang telah meninggal dan Saleh yang kini hidup di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
    Tak butuh waktu lama, keduanya pun menikah. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mustofa yang kini tinggal di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
    “Orangnya baik sekali. Makanya saya mau (menikah),” ujar Gira.
    Awalnya, mereka tinggal di Dusun Silosanen. Tetapi sekitar 1997, keduanya memutuskan berhenti bekerja sebagai buruh lepas dan pergi ke atas bukit tempat ia tinggal sekarang.
    Rencananya, mereka mau mengubah nasib dengan menggarap lahan warga. Tetapi, takdir berkata lain. Kemiskinan terus menjerat keduanya hingga saat ini.
    Karena Gira sakit dan tidak bisa beraktivitas, Saniman lah yang jadi penopangnya sehari-hari. Setiap pagi, Saniman bangun pukul 04.00 WIB.
    Membersihkan rumah adalah rutinitas pertamanya. Setelah itu, ia berjalan kaki menuruni jalan setapak sejauh 200 meter menuju mata air.
    Rasa cintanya ke Gira membuat kekuatannya berkali lipat menempuh kontur berbukit selama sekitar 15 menit. Air itu Saniman gunakan untuk memasak hingga membersihkan tubuh Gira.
    Kemudian, Saniman memasak di dapur terbuka berdinding seng hijau tua dan bambu, dengan tungku batu bata dan kayu bakar yang bersandar tak rapi.
    Jika ada minyak, Saniman menggoreng tahu, tempe, atau ikan tongkol. Tetapi jika tidak, tempe dibakar, dan tahu dimakan mentah.
    “Biasanya jam 06.00 WIB sudah saya suapkan,” ujar Saniman sembari menoleh ke istrinya. Gira membalas tatapan Saniman dengan senyum.
    Persediaan beras di rumahnya sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa hari.
    Biasanya, ia membeli beras untuk empat hari ke depan, dan itu harus disisihkan dari pendapatan harian yang tidak menentu.
    “Beras ada biasanya cukup sampai empat atau lima hari,” kata Saniman.
    Saat Saniman harus bekerja sebagai buruh serabutan, membersihkan lahan orang dengan upah Rp 50.000 sehari, Gira terpaksa ditinggal seorang diri di rumah.
    Saniman membelikan radio sebagai hiburan sang istri.
    Bila tidak ada pekerjaan, ia mencari rumput untuk dijual, dibayar Rp 35.000 untuk dua karung penuh.
    “Jadi satu karung itu dibayar Rp 15.000,” kata Saniman.
    Anak-anak Saniman jarang datang, karena hidup mereka juga tak berkecukupan.
    Saniman sendiri hanya menerima bantuan pemerintah satu kali, yakni Rp 500.000 dari BLT Kesra. Namun ia tak ingat tahun pastinya bantuan itu diterima.
    Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk pengobatan sang istri. Setiap kali berobat, Saniman harus membayar ojek Rp 50.000 pulang-pergi, ditambah biaya dokter Rp 50.000.
    Meski hidup miskin, Saniman bertekad terus merawat sang istri. Ia menyebut, sang istri adalah satu-satunya orang yang ia miliki dan cintai di usia senja ini.
    “Kita saling menghibur saja,” ujar Saniman.
    Gira pun merasa bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Saniman yang pekerja keras dan setia. Ia rela menghabiskan sisa usia bersama Saniman.
    Dari Baban Timur ke kenangan Habibie–Ainun
    Di tengah segala keterbatasan ekonomi, cinta Saniman dan Gira tetap tumbuh dan bertahan, nyaris dengan cara yang sama seperti kisah legendaris Habibie dan Ainun.
    Cinta yang sejatinya tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kesediaan untuk saling menjaga dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi benang merah di antara kedua kisah itu.
    Bila Habibie menemukan kebahagiaan dalam setiap secangkir kopi buatan Ainun, sebagaimana kisah yang diutarakan banyak orang dekatnya, maka di bukit sunyi Baban Timur, cinta itu hadir dalam bentuk segelas air yang dibawa Saniman setiap pagi.
    Tidak ada aroma kopi hangat, tidak ada meja makan megah, hanya air dari mata air bukit yang ditempuh dengan langkah renta, tetapi ketulusannya sama besar.
    Tak ada gemerlap kamera, tak ada penghargaan, dan tak ada sejarah besar yang menuliskan nama mereka.
    Tetapi di gubuk yang hampir roboh itu, cinta Saniman dan Gira menjadi sekuat cinta Habibie dan Ainun, cinta yang bertahan bukan karena keadaan mudah, melainkan karena keadaan sulit.
    Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com di Kabupaten Jember, mulai dari 27 November hingga 2 Desember. Klik ini untuk mengikuti seluruh rangkaian perjalanan kami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.