provinsi: JAWA TIMUR

  • Ngaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi, Warga Sampang Curi Mesin Pertukangan

    Ngaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi, Warga Sampang Curi Mesin Pertukangan

    Sampang (beritajatim.com) – Pelaku pencurian dengan pemberatan yang berulang kali terjadi di sebuah gudang di Dusun Bandungan, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, akhirnya ditangkap polisi. Pelaku diketahui bernama Slamet Riyadi, warga Jalan Panglima, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang.

    Pelaku diamankan bersama sejumlah barang bukti di antaranya mata bor pemecah batu, satu unit mesin power sprayer Sanchin SC-45, satu roll arm LM24 kepala kambing, serta satu unit sepeda listrik U-Winfly D60 warna biru.

    Kasus terbongkar setelah pelapor, M. Qurausy Asid, mendapat laporan dari karyawannya, Moh. Sohib, bahwa mesin power sprayer miliknya berpindah tempat secara mencurigakan. Kecurigaan semakin menguat karena sebelumnya gudang tersebut sudah beberapa kali mengalami kehilangan.

    Kronologi Penangkapan

    Pada pukul 23.30 WIB, pelapor melihat dua pria mengendarai motor Honda Vario putih–hitam tanpa helm, mengenakan jaket hitam dan celana pendek, membawa mesin power sprayer yang diduga miliknya. Pelapor kemudian membuntuti keduanya hingga Perumahan Barisan Indah, namun kedua pelaku menghilang. Di lokasi itu, mesin power sprayer ditemukan tergeletak di pinggir jalan.

    Pemantauan terus dilakukan hingga Minggu dini hari, 7 Desember 2025, sekitar pukul 01.30 WIB. Pelapor kembali melihat salah satu pelaku keluar dari perumahan dengan mengendarai sepeda listrik sambil membawa mesin tersebut. Pelaku langsung diamankan meski sempat tidak mengakui perbuatannya.

    Apabila barang bukti tidak ditemukan, pelapor diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp7 juta.

    Lima Kali Mencuri

    Dalam pemeriksaan awal, pelaku mengakui telah melakukan pencurian di gudang tersebut sebanyak lima kali. Aksinya meliputi pencurian besi cor sebanyak tiga kali, pencurian mata bor pemecah batu, serta pencurian mesin power sprayer.

    Pelaku dijerat Pasal 363 ayat (2) KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP tentang pencurian dengan pemberatan yang dilakukan secara berlanjut, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

    “Untuk saat ini pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian untuk penyidikan lebih lanjut. Sementara motif karena ekonomi,” ujar Plh Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo. [sar/but]

  • Hapus Denda Pajak 30 Tahun, Ini Pertimbangan Pemkab Blitar

    Hapus Denda Pajak 30 Tahun, Ini Pertimbangan Pemkab Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Blitar meluncurkan kebijakan istimewa dan mendesak di penghujung tahun yakni pembebasan denda administratif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) hingga rentang waktu 30 tahun. Langkah drastis ini diambil untuk memangkas sisa piutang dan mendongkrak realisasi PBB agar mencapai target sempurna 100 persen sebelum batas waktu penutupan anggaran.

    Hingga tanggal 8 Desember 2025, realisasi penerimaan PBB Kabupaten Blitar telah menyentuh angka impresif 97,58 persen. Dari target PBB P2 yang sebesar Rp.46,31 miliar, Bapenda Blitar kini telah mengantongi Rp45,19 miliar.

    Kepala Bapenda Kabupaten Blitar, Asmaning Ayu, mengakui bahwa meski capaian sudah tinggi, sisa waktu harus dimanfaatkan maksimal untuk mencapai target penuh.

    “Realisasi PBB sebenarnya sudah lumayan bagus, per 8 Desember sudah di angka 97,58 persen. Namun belum 100 persen. Kami manfaatkan waktu tersisa ini dengan meniadakan denda administratif untuk menarik masyarakat segera bayar PBB,” tegas Asmaning Ayu, Senin (8/12/2025).

    Kebijakan pembebasan denda administratif PBB hingga 30 tahun ini adalah kabar baik bagi masyarakat yang masih menunggak kewajiban pajak, baik dari PBB tahun berjalan maupun piutang tahun-tahun sebelumnya. Proses penghapusan denda ini telah diresmikan melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) setelah melalui kajian dan berdasarkan Peraturan Bupati yang memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Bapenda.

    Tujuan utama dari kebijakan ini adalah optimalisasi pendapatan daerah dan memastikan target PBB tahun ini tercapai 100%, yang secara langsung akan mempengaruhi peningkatan target PBB untuk tahun depan.

    “Saya berharap masyarakat betul-betul memanfaatkan momen ini, karena pemberian pembebasan denda ini tidak setiap saat bisa terbit. Ini melalui kajian dan sesuai kewenangan yang diberikan Bupati,” ungkap Ayu, mewanti-wanti.

    Pertimbangan penerbitan kebijakan pembebasan denda ini bertepatan dengan momentum akhir tahun dan semakin intensifnya upaya penagihan. Bapenda saat ini sedang gencar menagih piutang PBB dengan menggandeng Kejaksaan, yang progresnya dinilai sangat positif.

    Kebijakan penghapusan denda ini ditujukan untuk masyarakat yang pajaknya sudah jatuh tempo. “Silakan masyarakat yang masih memiliki tunggakan memanfaatkan pembebasan denda ini. Kebijakan seperti ini tidak serta-merta akan diberikan setiap tahun,” pungkas Ayu, menekankan bahwa kesempatan ini adalah pengecualian, bukan aturan rutin.

    Masyarakat wajib pajak diimbau segera memanfaatkan kesempatan langka ini untuk melunasi kewajiban sebelum kebijakan berakhir, sekaligus mendukung tercapainya target 100% PBB Kabupaten Blitar. (owi/but)

  • Luncurkan E-Learning Integrity, KPK Targetkan ASN Bebas Korupsi

    Luncurkan E-Learning Integrity, KPK Targetkan ASN Bebas Korupsi

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang merancang pendidikan integritas bagi para aparatur sipil negara (ASN) sehingga bebas dari tindakan-tindakan koruptif. Salah satunya dengan program e-learning integrity rangers dengan target sekitar 5,85 juta ASN dapat mencegah perilaku korupsi, terutama yang kecil-kecilan atau petty corruption.

    Hal ini disampaikan Ketua KPK Setyo Budiyanto seusai acara peluncuran secara resmi e-learning integrity rangers di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Senin (8/12/2025).

    Peluncuran e-learning ini dilakukan dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 dan setelahnya dilakukan penandatanganan kerja sama (PKS) kepada 12 kementerian dan pemerintah daerah untuk uji coba e-learning integrity rangers tersebut.

    “Seluruh ASN yang jumlahnya cukup banyak, kurang lebih sekitar 5,85 juta orang, itu nanti secara bertahap semuanya bisa belajar melalui e-learning ini tentang hal-hal yang berhubungan dengan anti-corruption (antikorupsi), konflik kepentingan, integritas, dan banyak hal,” ujar Setyo Budiyanto.

    Setyo mengatakan, sebelum diterapkan secara menyeluruh di seluruh instansi dan pemerintah daerah se-Indonesia, KPK akan melakukan uji coba implementasi e-learning integrity rangers di 12 kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah. Uji coba ini untuk menyempurnakan aplikasi tersebut.

    Instansi tersebut terdiri atas Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi Banten, Pemprov DIY, Pemprov Jawa Barat, Pemprov Jawa Tengah, Pemprov Jawa Timur, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Pemkot Bandung.

    “Ini sebagai piloting (percontohan). Jadi, setelah itu, semuanya akan kami lakukan secara serentak, sehingga proses yang dilakukan itu bisa menyasar semua pegawai dari semua golongan,” jelas dia.

    Setyo menegaskan program belajar integritas melalui e-learning integrity rangers tidak hanya menyasar terhadap ASN saja, tetapi juga pimpinan kementerian/lembaga hingga pemda.

    “Ini semuanya karena kan dilakukan secara e-learning. Jadi, tidak harus face-to-face (tatap muka), tidak harus hadir ke ACLC (gedung pusat edukasi antikorupsi KPK di Jakarta),”  tandas dia.

    Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana menegaskan e-learning integrity rangers itu juga untuk menghindari petty corruption atau korupsi yang berskala kecil. Wawan berharap pendidikan integritas bisa mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap wajar korupsi kecil-kecil.

    “Sesuatu pemberian, sesuatu penerimaan yang dahulunya kita anggap wajar padahal itu adalah petty corruption. Harapannya setelah mengikuti e-learning ini masyarakat menjadi menganggap tidak wajar,” tutur Wawan.

    Wawan juga mengatakan, dengan model pembelajaran online ini diharapkan ASN bisa lebih mudah mengakses untuk dipelajari. Ditargetkan nantinya 5 juta ASN bakal diwajibkan belajar soal integritas ini.

  • Imbas Puting Beliung Terjang Tuban, 2 Orang Tertimpa Rumah Ambruk

    Imbas Puting Beliung Terjang Tuban, 2 Orang Tertimpa Rumah Ambruk

    Tuban (beritajatim.com) – Dua warga Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa puing atap rumah akibat angin puting beliung yang melanda wilayah tersebut. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

    Camat Semanding, drh. R. Cipta Dwi Priyata, menyebutkan bahwa puting beliung yang terjadi pada Senin (08/12/2025) itu menerjang sejumlah wilayah dan menyebabkan kerusakan cukup parah.

    “Informasinya dari Desa Tegalagung ada dua yang tertimpa genteng di kepala dan sudah dibawa ke rumah sakit. Untuk desa lain belum ada laporan korban,” jelas Cipta.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Berdasarkan pengecekan di lapangan, terdapat enam desa yang terdampak, yakni Prunggahan Wetan, Penambangan, Semanding, Gedongombo, Tegalagung, dan Prunggahan Kulon. Di empat desa pertama, kerusakan meliputi rumah warga dan pohon tumbang, sementara di Tegalagung dan Prunggahan Kulon kerusakan terfokus pada rumah warga.

    “Kami sudah koordinasi dengan BPBD Tuban terkait penanganan pohon tumbang yang melintang di jalan. Untuk jumlah rumah terdampak masih kami identifikasi,” ujar Cipta.

    Saat ini petugas gabungan bersama relawan terus melakukan pendataan, evakuasi, dan penanganan awal untuk memulihkan akses serta membantu warga yang terdampak. [dya/but]

  • Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Desember 2025

    Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera Surabaya 8 Desember 2025

    Unesa Lelang Jersey Bertanda Tangan Shin Tae-yong untuk Korban Bencana Sumatera
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melelang jersey bertanda tangan mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong untuk menggalang dana bantuan korban bencana Sumatera.
    Unesa
    menggalang dana melalui skema donasi dan lelang produk untuk membantu korban
    bencana Sumatera
    di Kampus Lidah Wetan, Surabaya, pada Senin (8/12/2025).
    Barang yang dilelang yakni jersey bertanda tangan Shin Tae-yong, raket Leani Ratri Oktila peraih medali emas Paralympic Tokyo 2020 dan Paris 2024 hingga jersey Marselino Ferdinan dan Rachmat Irianto.
    “Kepedulian itu tidak berhenti di sana, sebab para korban masih membutuhkan bantuan kita semua,” kata Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko, Senin.
    Sebelumnya, Unesa memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan
    living cost
    kepada korban terdampak bencana Sumatera. Kemudian, bantuan dilanjutkan dengan penggalangan dana.
    “Untuk itu, hari ini kami berdoa bersama, menggalang dana dan melakukan pelelangan barang dan produk Unesa yang hasilnya nanti untuk diserahkan kepada para korban bencana di Sumatera,” ujarnya.
    Hasil dari kegiatan penggalangan dana dan lelang produk ini, uang yang terkumpul sebanyak Rp 148 juta.
    “Dengan solidaritas nasional, dan dengan bersama-sama, kita bisa melewati bencana ini dan bangkit darinya,” sambungnya.
    Terpisah, Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS), Mutimmatul Faidah menyebut ada sekitar 458 mahasiswa asal Sumatera, 63 di antaranya yang berasal dari daerah terdampak bencana.
    Unesa juga memberikan program pendampingan psikologis secara berkelompok untuk membantu memulihkan kondisi psikis para korban.
    “Kami berikan penguatan psikologis, psikososial, konseling dan penguatan spiritual sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Mutimmatul.
    Tim SMCC-PPIS Unesa juga diberangkat ke daerah terdampak bencana dan sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan jajaran kementerian terkait.
    “Tujuannya untuk membawa bantuan pokok yang sudah dikumpulkan sekaligus memberikan
    trauma healing
    , membuka layanan kesehatan, dan pemulihan kondisi fisik bagi korban di posko pengungsian,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Desember 2025

    Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera Surabaya 8 Desember 2025

    Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Unaysah Azkia Madania, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menjadi satu dari 63 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari Unesa.
    Diketahui,
    Unesa
    memberikan beasiswa biaya pendidikan penuh sampai lulus untuk mahasiswa yang orangtuanya terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
    Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko, mengatakan bahwa dari 458 mahasiswa yang tercatat berasal dari wilayah terdampak, terdapat 63 mahasiswa yang benar-benar terdampak langsung.
    “UNESA melalui Cak Hasan sudah komitmen akan memberikan beasiswa full sampai lulus. Artinya sampai semester 8,” kata Dwi di acara Doa Bersama, Lelang Amal, dan Pemberian Beasiswa untuk mahasiswa terdampak banjir Sumatra di Gedung Rektorat Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, Senin (8/12/2025).
    Selain beasiswa pendidikan, mahasiswa yang rumahnya rusak atau kehilangan orang tua juga akan menerima tambahan bantuan living cost. Bahkan, satu dosen yang turut kehilangan rumah di Tapanuli juga mendapat perhatian khusus.
    Mendapatkan beasiswa,
    Unaysah Azkia Madania
    mengaku terharu sekaligus lega karena dia sempat mengkhawatirkan uang kuliah Rp 3,2 juta per semester di tengah musibah yang dialami keluarganya di
    Pidie Jaya
    , Aceh.
    “Satu sisi senang ya, karena kepikiran duh nih semester depan bayar UKT (Uang Kuliah Tunggal)-nya gimana,” kata mahasiswi yang karib disapa Una tersebut.
    Saat berbincang dengan
    Kompas.com
    , Una bahkan mengatakan, sempat berpikir untuk mencari pekerjaan jika keluarganya tak lagi mampu membayar kuliahnya.
    Sebab, mahasiswi semester lima ini tetap ingin melanjutkan pendidikannya.
    “Tapi, tiba-tiba langsung dihubungi. Alhamdulillah ini bantuan yang membantu banget.” ujarnya sambil tersenyum.
    Di tengah kebahagiannya, Una teringat momen paling menakutkan saat keluarganya menjadi korban
    banjir Sumatera
    .
    Una adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik bungsunya yang tinggal bersama orang tua masih berusia 12 tahun. Sementara dua adiknya yang lain tinggal di pondok pesantren di Madura dan tidak memiliki akses ponsel.
    “Kami dapat kabar itu tengah malam (tanggal 23 November 2025), dan itu pun notif dari hape gitu, yang ting-ting gitu,” katanya.
    Awalnya, dia mengira itu banjir biasa atau banjir tahunan yang tingginya tidak pernah melebihi dari paha atau lutut orang dewasa.
    Namun, keesokannya, dia mendapat kabar mengenai bencana banjir dan longsor yang cukup parah terjadi di Sumatera.
    Una lantas mencoba menghubungi keluarganya untuk menanyakan kabar. Tetapi, usahanya tidak berhasil.
    Dia menjadi panik dan berusaha menghubungi berbagai sosial media milik polisi, keamanan, pemadam kebakaran, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
    “Hari pertama itu frustrasi. Enggak ada yang bisa dihubungi semua,” ucapnya.
    Kecemasan soal keselamatan orang tua menjadi hal pertama yang memenuhi kepalanya saat itu.
    “Takut orang tua enggak ada aja sih. Keluarga hilang, itu yang paling ditakutin.” Imbuhnya sambil menunjukkan senyum getir.
    Hingga pada Rabu pagi, tanggal 26 Desember 2026, dia mendapatkan telepon dari sang ibu.
    Namun, suara panik di ujung telepon membuat tubuh perempuan 21 tahun itu gemetar.
    “Tanggal 26 pagi, itu ibu saya telepon, panik. Saya kaget, kok sepanik ini. Dan itu ibu saya sudah sampai teriak-teriak untuk minta tolong keluar,” ujar Una dengan raut wajah getir.
    Di rumah keluarga mereka di desa atau Gampong Meunasah Mancang, air sudah mencapai sebahu orang dewasa. Ayah dan ibunya hanya bisa naik ke atas meja agar tak tenggelam.
    Una bercerita, rumahnya sudah dibuat tinggi, sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah, namun air tetap menerobos dan memenuhi seluruh ruangan di rumahnya.
    “Dan kondisi di dalam sudah seperti itu, apalagi yang di luar,” katanya memejam sejenak.
    Una mengaku semakin takut karena di saat banjir semakin tinggi, ibunya mengabari bahwa sang ayah berada di Panti Asuhan Darul Aitam di Meunasah Lhok, tempatnya bekerja.
    “Walaupun enggak jauh dari rumah, tapi posisi mereka terpencar,” tutur Una.
    Setelah itu, Una semakin cemas dan kalut karena selama dua hari tidak mendapat kabar lagi dari kedua orangtuanya.
    Barulah pada 28 Desember 2025, telepon selularnya kembali berdering. Ayah dan ibunya memberikan kabar.
    “Tiba-tiba nelepon, dan habis itu sinyal susah. Tapi, di situ udah sedikit lega, ‘oh Alhamdulillah selamat’,” katanya.
    Tetapi, rupanya banjir susulan datang dan kembali memutus akses. Kabar terakhir dari ibunya datang pada Sabtu, 29 Desember 2025, pagi, ketika air kembali naik dan semua harus bertahan di lantai dua panti asuhan.
    “Karena di sana itu mau ke mana juga sulit, karena posisi kayu itu di mana-mana,” ujarnya sambil menunjukkan foto tumpukan kayu yang memblokir jalan masuk ke rumah.
    Sementara itu, air sungai yang meluap mencari jalannya sendiri, mengisi rumah-rumah warga hingga tidak menyisakan ruang untuk evakuasi.
    “Bahkan, untuk pengevakuasian kayak mayat atau bangkai-bangkai gitu sulit. Masih belum bisa, karena enggak ada alat berat,” kata Una dengan suara kecil.
    Saat bercerita, Una mengisahkan kembali kesulitan kedua orangtuanya bertahan hidup di tengah kepungan banjir.
    “Orangtua saya cuma mengandalkan, ya sehari itu cuma bisa minum dua gelas aqua kecil. Ya itu pun dihemat-hemat,” kata Una.
    Untuk makan, mereka menemukan Indomie yang dimakan tanpa dimasak, cukup diremukkan.
    Setelah air surut, barulah bantuan makanan mulai masuk, meski tidak banyak.
    Tak hanya itu, menurut Una, semua barang di rumahnya rusak karena terendam banjir beberapa hari.
    “Motor terendam lumpur. Lumpurnya kan udah mengering. Udah nggak bisa dipakai lagi,” ujarnya.
    Namun, kehilangan harta benda tidak membuatnya terpukul karena yang terpenting kedua orangtuanya selamat.
    “Yang terpenting ya kondisi keluarga aja sih. Barang itu masih bisa dicari lagi,” katanya.
    Di tengah bencana, Una mengaku, tidak ingin bertemu orangtuanya di Pidie Jaya. Sebaliknya, dia berharap ayah dan ibunya yang datang ke Surabaya, untuk mengungsi.
    “Kayaknya enggak sih. Cuma orangtua aja yang ke sini. Justru mengamankan diri di sini. Mending ke sini aja,” ujarnya.
    Di akhir percakapan, Una sempat terdiam lama ketika diminta menyampaikan sesuatu untuk orang tuanya.
    Ketika akhirnya dia berbicara, suaranya pelan tapi mantap, “Alhamdulillah selamat. Enggak apa-apa. Maksudnya, kalau barang masih bisa kita cari, setidaknya kita menyelamatkan diri saja dulu. Terus, bersyukur juga kalau kita masih dikasih kesempatan walaupun kita dapat yang parah, tapi masih ada yang lebih parah dibanding kita”.
    Sementara itu, pihak kampus tak hanya memberikan beasiswa, Unesa menyediakan trauma
    healing
    kelompok bagi mahasiswa yang keluarga terdampak bencana banjir Sumatera.
    Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Unesa, Mutimmatul Faidah, mengatakan bahwa trauma akibat kehilangan kabar keluarga membuat banyak mahasiswa rapuh secara mental.
    “Sebagian mereka belum terhubung dengan keluarganya. Tidak ada koneksi sama sekali. Sehingga mereka juga belum tahu bagaimana kabar ayah, ibu, dan seterusnya,” ujarnya.
    Oleh karena itu, Unesa mengadakan trauma
    healing
    kelompok, penguatan psikologi, sosial, hingga spiritual.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puting Beliung Terjang Tuban, Ratusan Rumah Rusak

    Puting Beliung Terjang Tuban, Ratusan Rumah Rusak

    Tuban (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Senin (8/11/2025), mengakibatkan ratusan rumah warga dan sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan. Angin puting beliung yang menyertai hujan tersebut juga menumbangkan banyak pohon serta merobohkan gardu listrik, sehingga aliran listrik di kawasan itu padam total.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Sudarmaji, mengatakan peristiwa terjadi menjelang waktu salat ashar. Sejauh ini laporan kerusakan terfokus di wilayah Kecamatan Semanding.

    “Saat ini laporan dari warga yang masuk berada di Kecamatan Semanding. Untuk wilayah lain belum ada laporan,” ujar Sudarmaji.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Enam desa dilaporkan terdampak langsung, yakni Desa Penambangan, Bektiharjo, Prunggahan Wetan, Prunggahan Kulon, Tegalagung, dan Semanding. Sejumlah pohon tumbang melintang di jalan serta menimpa kabel listrik sehingga menghambat akses transportasi dan memicu padamnya listrik di beberapa titik.

    “Banyak pohon tumbang, bahkan ada yang mengenai kabel-kabel listrik dan masuk ke badan jalan,” imbuhnya.

    Rumah warga yang terdampak angin puting beliung di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban .[foto: Diah Ayu/beritajatim.com]BPBD bersama petugas terkait kini memfokuskan penanganan pada evakuasi pohon tumbang untuk membuka akses jalan. Sementara itu, tim PLN tengah melakukan perbaikan gardu dan jaringan listrik yang rusak.

    “Untuk jumlah rumah terdampak masih dalam proses asesmen. Besok akan kami rilis data resminya,” jelas Sudarmaji.

    Selain itu, tim relawan juga telah dikerahkan untuk melakukan pengecekan lanjutan ke rumah-rumah warga. “Rencananya besok kita akan kerja bakti bersama,” pungkasnya. [dya/but]

  • Dua Pelaku Curanmor Beraksi di Pakal Surabaya, Sempat Gondol HP Pemuda Masjid

    Dua Pelaku Curanmor Beraksi di Pakal Surabaya, Sempat Gondol HP Pemuda Masjid

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang belum diketahui identitasnya beraksi di wilayah Pakal, Minggu (7/12/2025) dini hari. Aksi kedua bandit curanmor yang berhasil menggasak Honda Beat Street milik warga itu terekam CCTV dan viral di media sosial.

    Dari rekaman CCTV yang viral, nampak kedua pelaku awalnya jalan kaki. Mereka berdua sudah tampak familiar dengan kawasan tersebut. Hal itu tersirat dari kelakuan dua pelaku yang hanya mengintip dua rumah sebelum akhirnya menggondol Honda Beat Street milik warga.

    Setelah berhasil menggondol sepeda motor Honda Beat Street milik warga Pakal, mereka lantas mendorong hasil curian menjauhi lokasi. Dari rekaman tersebut, diketahui pelaku memakai kaos oblong warna putih memakai helm dan celana jeans.

    Sementara pelaku lainnya memakai atasan hitam dan celana pendek. “Iya benar (ada curanmor). Untuk korban sudah melapor ke Polsek Pakal,” kata Kapolsek Pakal, AKP Mulya Sugiharto.

    Mulya menjelaskan, pelaku juga mencuri sebuah handphone milik pemuda sekitar yang sedang tidur di masjid. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku.

    “Untuk korban pencurian handphone kemarin kita datangi dan suruh buat laporan di Polsek. Sampai saat ini kami masih melakukan pendalaman lebih lanjut untuk menangkap pelaku,” pungkasnya. [ang/suf]

  • Pemkab Bangkalan Kerja Sama dengan UTM untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

    Pemkab Bangkalan Kerja Sama dengan UTM untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Bangkalan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kualitas pendidikan di daerah tersebut melalui kerja sama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

    Pada Senin, 8 Desember 2025, Pemkab Bangkalan dan UTM menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk program Beasiswa dan Pascasarjana. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Dinas Pendidikan Bangkalan bersama Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, dan disaksikan oleh Bupati Bangkalan Lukman Hakim serta Wakil Bupati Moh. Fauzan Ja’far.

    Bupati Lukman Hakim mengungkapkan bahwa sektor Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Bangkalan. Banyak guru di Bangkalan yang belum memiliki kualifikasi pendidikan tinggi.

    Sementara itu, banyak anak muda yang memiliki potensi, tetapi terkendala oleh biaya pendidikan. “Kita tidak bisa berharap pendidikan berubah kalau SDM-nya tidak ditingkatkan,” ujar Lukman Hakim dalam sambutannya.

    Pernyataan ini menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga pendidik sebagai langkah awal menuju perbaikan pendidikan di daerah ini.

    Program Beasiswa dan Pascasarjana ini dirancang untuk lebih dari sekadar memberikan beasiswa simbolis. Pemerintah Kabupaten Bangkalan berkomitmen untuk memastikan bahwa tenaga pendidik dapat meningkatkan kualifikasi mereka.

    Nah, anak muda Bangkalan memiliki kesempatan yang sama dengan anak muda dari daerah lebih maju untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Program ini tidak hanya terbatas pada sektor pendidikan, namun juga akan diperluas ke sektor-sektor lainnya, seperti kesehatan, teknik, dan sektor strategis lainnya yang selama ini kekurangan tenaga terampil.

    Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, juga menyambut baik kerja sama ini dan menyebutnya sebagai momentum penting untuk memperkuat hubungan antara kampus dan pemerintah daerah. UTM, yang sedang memperluas program studi, telah mengajukan 26 program studi baru, dengan delapan di antaranya sudah disetujui.

    “Kampus tidak akan berarti kalau hasilnya tidak kembali ke masyarakat,” tegasnya. Prof. Safi’ berharap bahwa kolaborasi ini dapat mendorong peningkatan kualitas SDM yang pada gilirannya dapat berkontribusi langsung pada pembangunan daerah Bangkalan.

    Dengan adanya MoU ini, Pemkab Bangkalan berharap agar peningkatan kualitas SDM bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan. Pemerintah menargetkan agar dalam beberapa tahun ke depan, lulusan-lulusan Bangkalan dapat mengisi berbagai posisi strategis dalam pembangunan daerah, serta tidak lagi tertinggal dari wilayah lain di Madura maupun Jawa Timur. [sar/suf]

  • Polisi Buru 6 Begal di Jalan Karah Surabaya, 8 Pelaku Utama dalam Kondisi Mabuk

    Polisi Buru 6 Begal di Jalan Karah Surabaya, 8 Pelaku Utama dalam Kondisi Mabuk

    Surabaya (beritajatim.com) – Pihak kepolisian terus memburu 6 dari 14 pelaku begal di Jalan Karah Surabaya, Minggu (30/11/2025). Sementara, 8 pelaku sudah diamankan terlebih dahulu oleh anggota Unit Jatanras Sat Reskrim Polrestabes Surabaya.

    Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan mengatakan 14 pelaku melakukan aksinya dalam kondisi mabuk. Mereka mulanya pesta minuman keras di sebuah lapangan yang ada di Jalan Simo Rukun.

    “Para pelaku sebelumnya merayakan ulang tahun dengan pesta miras. Yang ikut pesta miras 30 orang. Saat itu dimulai dari jam 8 malam sampai pukul 12,” kata Luthfie, Senin (8/12/2025).

    Karena terlalu berisik, pesta miras itu dibubarkan warga. Salah satu pelaku berinisial AG (18) lantas mengajak rekan-rekannya untuk konvoi sepeda motor hingga di Jalan Karah. Di tengah konvoi, para pemuda sempat bergesekan dengan warga. Namun gesekan tidak berlangsung lama karena AG dan rekan-rekannya memutuskan pergi.

    “Ketika sampai di Jalan Karah, kelompok pelaku berpapasan dengan korban. Disitulah aksi pengeroyokan dan perampasan terjadi,” jelas Luthfie.

    Dari keterangan para pelaku, motif peristiwa pengeroyokan dan perampasan sepeda motor itu dipicu karena para pelaku terprovokasi bahwa korban telah menabrak lari salah satu kawan mereka.

    “Pelaku terprovokasi oleh anggota kelompok lain yang mengatakan korban telah melakukan tabrak lari salah satu anggota konvoi. Korban yang sedang melintas dihadang oleh tersangka UMR dengan tangan hingga korban terjatuh dan kemudian dipukuli bersama-sama,” tuturnya.

    Setelah berhasil menggondol sepeda motor korban, pelaku AG dan MR menjual sepeda motor tersebut ke penadah di Madura. Motor korban dijual dengan harga Rp3 juta.

    Akibat ulahnya, para tersangka dijerat dengan pasal 365 KUHP dan atau 170 KUHP. Saat ini mereka ditahan di Polrestabes Surabaya dan masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. [ang/suf]