provinsi: JAWA TENGAH

  • Babymonster Guncang PUBG Mobile, Pemain Bisa Menari di Cloud Stage dan Koleksi Outfit Eksklusif

    Babymonster Guncang PUBG Mobile, Pemain Bisa Menari di Cloud Stage dan Koleksi Outfit Eksklusif

    Liputan6.com, Jakarta – Level Infinite mengumumkan kolaborasi besar di game PUBG Mobile buatan mereka, dengan menggandeng salah satu grup K-pop terkenal saat ini, yaitu Babymonster.

    Kolaborasi PUBG Mobile x Babymonster ini membawa musik, tantangan ritme, item eksklusif, dan pengalaman interaktif khas K-pop langsung ke dalam game.

    Tak hanya itu, gamer setia juga bisa menyaksikan secara langsung trailer live-action menampilkan Babymonster dalam balutan gaya game battle royale ini.

    Kolaborasi PUBG Mobile x Babymonster ini berlangsung sejak 21 November hingga 5 Januari 2026. Selama periode tersebut, pemain bisa masuk ke Cloud Stage bertema Babymonster di Erangel.

    “Kolaborasi dengan talenta generasi seperti Babymonster adalah jenis konten memang diharapkan pemain dari PUBG Mobile,” ujar Vincent Wang, Head of PUBG Mobile Publishing di Tencent Games, sebagaimana dikutip dari keterangannya, Senin (24/11/2025).

    Dia menambahkan, “kami sangat antusias mengembangkan PUBG Mobile menjadi tempat bagi penggemar untuk tenggelam dalam dunia musik dan menemukan cara baru berinteraksi dengan artis favorit mereka.”

    Di sana, player bisa mengikuti Rhythm Challenge menggunakan tiga lagu hits grup asal Korea Selatan tersebut, yakni Sheesh, Drip, dan Hot Sauce.

    Pemain bisa mengumpulkan poin untuk membuka gift pack eksklusif sekaligus memenangkan sorotan MVP saat menarik solo atau bersama tim.

    Pengembang menjelaskan, Cloud Stage memiliki area photo wall dan balon khusus Babymonster yang bisa membawa pemain naik menuju arena utama. Selain itu, Festive Area menampilkan berbagai mini event untuk mendapatkan hadiah tambahan.

     

  • Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Magetan (beritajatim.com) – Udara di lereng Pacalan, Plaosan, Magetan, terasa sejuk di pagi itu. Bersih, jernih, dan menyegarkan. Kabut tipis menghiasi pepohonan. Cahaya matahari mulai muncul. Perlahan mengusir gelap.

    Sebagian orang mungkin masih sibuk dengan urusan domestik mereka. Tetapi, para petani sudah tak lagi di rumah. Sibuk dengan aktivitas harian mereka di ladang sayuran: Menyiangi, memotong, mengumpulkan, dan menimbang panen yang siap berangkat. Kebetulan, momen panen sayuran sedang berlangsung.

    Ya, lereng Pacalan memang terkenal akan komoditas pertanian berupa sayuran. Beragam jenis sayuran tumbuh subur di lereng Gunung Lawu itu. Bahkan, sayuran dari tempat ini sampai dipesan daerah lain di luar Magetan.

    “Sekarang permintaan sayur lebih sering datang dari luar Magetan,” ujar Jurianto, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimbun Lestari, membuka percakapan dengan senyum bangga.

    Menariknya, pesanan sayur dari Pacalan yang cukup besar berasal dari Ngawi dan Surabaya. Benar. Surabaya. Kota yang jaraknya ratusan kilometer dari Magetan.

    “Ngawi dan Surabaya itu langganan. Seminggu bisa dua kali kirim. Kalau ramai, nilai transaksinya bisa sampai Rp10 juta sekali jalan,” terang dia.

    Kondisi ini mulai dirasakan para petani Pacalan sejak adanya. Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program andalan Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Begitu MBG dimulai, sayur dari Pacalan rutin dikirim ke Surabaya dan Ngawi.

    Sayur-sayur tersebut dikirim dengan tujuan langsung yaitu sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tidak ke pasar induk lebih dulu. Jadi, langsung memenuhi permintaan SPPG dalam menyediakan 3.000 porsi lima hari dalam sepekan.

    Bagi Jurianto, pesanan dari dua daerah tersebut, terutama Surabaya, menjadi penenang di tengah rutinitas bisnis pertanian nasibnya tak mudah ditebak. Permintaan yang stabil seperti itu terasa seperti angin segar. Harga naik-turun, cuaca berubah ekstrem, hingga biaya pupuk dan obat tanaman yang terus meroket seolah terbayar ketika truk yang membawa hasil panen melaju ke tujuan.

    Sementara untuk Magetan, Jurianto mengaku ada yang aneh. Justru di “rumah” sendiri, tak ada satupun permintaan sayuran muncul. “Untuk Magetan sendiri justru belum ada yang jalan. Padahal petaninya di sini siap,” kata dia tegas.

    Berharap Pada yang Dekat

    Program MBG) sebenarnya membuka harapan besar bagi para petani. Dengan penerima manfaat yang luas — siswa sekolah, ibu hamil, hingga kelompok rentan — kebutuhan bahan pangan sehat diyakini meningkat.

    Sedangkan Magetan dikenal sebagai salah satu sentra hortikultura di Jawa Timur. Terutama sayur mayur dataran tinggi. Secara logis, MBG menjadi ruang besar bagi produk lokal: kubis Pacalan, wortel Sarangan, kentang dan sawi dari Desa Dadi. Namun dalam praktiknya, serapan lokal belum benar-benar dirasakan — setidaknya oleh Pacalan.

    Agus Suharto, Kepala Desa Pacalan, bangga dengan program MBG karena selaras dengan upaya desa meningkatkan kesejahteraan petani. Tetapi menghadapi kenyataan sedikitnya permintaan sayuran dari Magetan, Agus juga merasa heran.

    Dalam pandangan Agus, MBG seharusnya berpihak dulu pada petani daerah asalnya. Seharusnya, semua kebutuhan dapur SPPG di Magetan dipenuhi dari petani setempat. Barulah ketika kebutuhan dapur tidak bisa lagi mengandalkan pasokan dari Magetan, bisa mengandalkan stok dari daerah lain.

    “Telur lokal ya beli di peternak lokal, daging lokal dari peternak lokal juga. Sayur ya dari Pacalan, Poncol, Sidomukti, se-Kabupaten Magetan dulu,” kata Agus.

    Nyatanya, banyak SPPG di Magetan justru memenuhi kebutuhannya dengan mengambil pasokan dari daerah lain. Data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magetan mencatat dari total 23 SPPG seluruh Magetan, 3 di antaranya berlokasi di Kecamatan Plaosan. Namun sayangnya, 3 SPPG itu tidak menyerap hasil tani dari Pacalan.

    “Ya selama ada tawaran dan harga masuk akal, petani kami akan kami arahkan dengan baik. Namun, arahan ini jadi sia-sia kalau tidak ada yang beli,” katanya.

    300 Petani dan Mimpi Besar Membalik Nasib

    KTH Rimbun Lestari menaungi sekitar 300 petani. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah keluarga kecil yang menggantungkan hidup pada panen tiap 30–60 hari, tergantung komoditas.

    “Sejak kerja sama dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ngawi dan Surabaya, pendapatan petani bisa naik sekitar 50 sampai 60 persen,” ucap Jurianto.

    Peningkatan penghasilan itu membuat ekonomi desa berputar agak kencang. Petani bisa beli pupuk tanpa berutang, peralatan panen mulai diperbarui, anak-anak petani bisa sekolah tanpa tunggakan, dan UMKM pendukung pertanian ikut hidup.

    Namun peningkatan itu rapuh. Ketika harga lokal mulai naik, pasokan dari luar langsung membanjir. Alhasil, harga kembali jatuh.

    “Baru naik sedikit kubis Pacalan, langsung masuk kubis Wonosobo, Probolinggo, Bandung,” keluh Agus. “Petani ya ndlosor (melandao) lagi harganya.”

    Inilah alasan mengapa KTH mengatur strategi tanam berbasis permintaan pasar. Hari ini buncis dicari, besok semua menanam buncis. Minggu depan sawi putih naik, petani langsung beralih. Tapi tanpa proteksi harga, strategi ini seperti berjudi dengan waktu dan cuaca.

    Sistem “Kontan” Menjaga Kepercayaan

    Ada prinsip yang dipegang Jurianto dan kelompoknya: petani tidak boleh menunggu uang hasil panen. Sebelum sayur dikirim, uang harus sudah dipegang petani.

    “Kalau nimbang langsung dibayar. Itu yang dibutuhkan petani,” tekan Jurianto.

    Pernah ada tawaran dari pihak luar yang ingin sistem pembayaran mundur. Namun, sistem itu justru menambah beban petani.

    “Ada dapur dari Madiun. Sistem kontrak harga, bayarnya seminggu sekali. Kami tolak. Kalau petani harus menunggu, mereka bisa tidak makan,” terang Jurianto.

    Cara sederhana namun kritis: menghapus kecemasan petani, menjaga ritme produksi, serta meningkatkan kepercayaan dan kontinuitas suplai. Dalam jangka panjang, sistem semacam ini mampu memperkuat ekonomi berbasis produksi, bukan tengkulak.

    Krisis Harga yang Lama Tak Teratasi

    Harga sayuran masih fluktuatif setiap saat. Kondisi ini terjadi akibat tidak ada batas bawah seperti yang diberlakukan pada padi dan jagung.

    “Petani itu kalau pupuk naik nggak pernah demo. Padahal yang mereka perlu cuma satu: harga panen jangan dibanting,” kata Agus.

    Sebagai pemimpin desa, ia mencoba memberi solusi nyata: membina pasar khusus bagi petani Pacalan, mengatur arus pasokan agar tengkulak luar tidak mendominasi, dan membentuk jejaring penjualan yang lebih mandiri

    MBG: Kunci Ekonomi Hijau Magetan

    Jika dikelola secara visioner, program MBG mampu menjadi game changer bagi pertanian Magetan. Sebab dengan MBG, petani mendapat jaminan pasar tetap ada, juga produksi lokal bisa diserap secara langsung. Selain itu, MBG juga mendorong petani meningkatkan kualitas. Serta menghidupkan UMKM logistik dan dapur olahan

    Bayangkan jika seluruh sekolah dan kelompok penerima manfaat di Magetan berkomitmen membeli minimal 50–70 persen dari petani lokal. Dampak yang timbul antara lain: miliaran rupiah berputar di Magetan, memperkuat etahanan pangan lokal, petani berani investasi alat dan lahan, serta kaum muda kembali mau bertani. Inilah sejatinya ekonomi hijau yang menyejahterakan akar rumput.

    Dari Lereng Gunung ke Meja Makan

    Bagi Jurianto, menjadi petani bukan hanya soal panen dan uang. Ia ingin generasi muda melihat bahwa pertanian punya masa depan.

    “Kita ingin anak-anak petani bangga pada kerja orang tuanya.”

    Mereka percaya, makan bergizi untuk siswa melalui MBG dihasilkan dari pangan lokal yang segar dan sehat, dibudidayakan oleh tangan-tangan petani yang merawat bumi, adalah rantai keberlanjutan yang harus dijaga bersama.

    Agus menutup perbincangan dengan harapan,“Tolong bantu suarakan bahwa MBG juga harus menyejahterakan petani kecil. Kalau petani hidup sejahtera, Magetan juga ikut maju.”

    Di balik seiris wortel dalam ompreng MBG yang tiba di sekolah, tersimpan cerita panjang perjuangan petani Pacalan menjaga ekonomi tetap berdenyut. Setiap truk yang meluncur dari desa menjadi bukti bahwa Magetan memiliki kekuatan pangan yang bisa menopang Generasi Emas Indonesia — tinggal memastikan pintu-pintu pasarnya tidak terkunci dari dalam. [fiq/beq]

  • Kondisi Terkini Wanita yang Kena Stroke di Usia 20, Sempat ‘Kolaps’ Lagi

    Kondisi Terkini Wanita yang Kena Stroke di Usia 20, Sempat ‘Kolaps’ Lagi

    Jakarta

    Cerita seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, mendadak viral di media sosial. Ia mengalami stroke di usia yang sangat muda, yakni 20 tahun.

    Wanita bernama Delia itu menceritakan kejadian stroke itu terjadi pada 29 Agustus 2025. Sebelumnya, ia mengaku kerap banyak pikiran yang membuatnya stres berat.

    Sampai akhirnya, ia mendadak pusing, tidak bisa bicara, badan terasa lemas, tetapi masih bisa sedikit bergerak. Ia dilarikan ke rumah sakit di Wonogiri, hingga harus dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo.

    Di sana, Delia menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan (Computed Tomography Scan), dan yang lainnya. Ia juga ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) karena gejala yang dialaminya mengarah ke stroke.

    “Aku masuk di situ tegang kan, nggak boleh duduk, cuma rebahan saja, makan sambil tidur. Apa-apa sambil tidur, nggak boleh ke kamar mandi, nggak boleh ditungguin cuma di situ sendiri,” terang Delia melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11)

    “Pas sudah di rumah sakit rujukan itu, aku sudah sedikit-sedikit bisa ngomong. Ngangkat lidah, sudah bisa mengeluarkan lidah. Soalnya, awalnya emang pelo, kaku lidahnya. Nah abis itu, tekanan darahku tuh memang naik turun sih pas waktu itu. Kalau bener-bener kaget ya naik, 150, 148,” sambungnya.

    Kondisi Terkini

    Dari pemeriksaan di rumah sakit Solo, ada penyumbatan dan kekakuan pembuluh darah di otak Delia. Ia menjalani terapi yang membuat kondisinya berangsur membaik.

    Delia mulai bisa berbicara pelan, meski masih terdengar pelo dan diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan serta obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Kondisinya memang sudah berangsur membaik. Tetapi, Delia sempat ‘kolaps’ lagi karena ia sedang stres, dan sempat tidak bisa berbicara lagi.

    “Kambuh itu, hampir nggak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya sudah (madep) ke atas, nggak bisa ngomong lagi,” kata Delia.

    “Tangan sudah dingin, kaki sudah dingin. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu terlalu over gitu loh,” pungkasnya.

    (sao/naf)

  • PPUU DPD RI dalami persoalan harmonisasi aturan daerah

    PPUU DPD RI dalami persoalan harmonisasi aturan daerah

    fenomena hiperregulasi membuat sistem hukum semakin kompleks, diperburuk oleh keberadaan sejumlah peraturan daerah yang tidak selaras dengan kebijakan nasional atau menambah beban administratif bagi masyarakat maupun pelaku usaha

    Purwokerto (ANTARA) – Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI mendalami persoalan harmonisasi aturan daerah dalam implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dinilai masih belum berjalan efektif.

    “Karena itu, kami melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas pada 20-22 November 2025 untuk mendalami persoalan itu,” kata Ketua PPUU DPD RI Abdul Kholik di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

    Ia mengatakan salah satu persoalan paling mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah belum sinkronnya berbagai regulasi antara pusat dan daerah.

    Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan disharmonisasi, tumpang tindih kewenangan, serta ketidakefektifan pelaksanaan urusan pemerintahan.

    Dalam hal ini, fenomena hiperregulasi membuat sistem hukum semakin kompleks, diperburuk oleh keberadaan sejumlah peraturan daerah yang tidak selaras dengan kebijakan nasional atau menambah beban administratif bagi masyarakat maupun pelaku usaha.

    “Sejumlah temuan di lapangan menunjukkan masih adanya tumpang tindih kewenangan antarlevel pemerintahan serta lemahnya koordinasi lintas sektor dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan,” kata senator asal Jawa Tengah itu.

    Menurut dia, hambatan harmonisasi aturan juga muncul akibat minimnya pedoman teknis yang seragam antarinstansi, sementara mekanisme pengawasan pusat terhadap perda melalui Pasal 251 UU Pemda sering dipersepsikan sebagai intervensi, meskipun bertujuan menjaga keselarasan kebijakan.

    Ia mengatakan kunjungan kerja PPUU ke DPRD Kabupaten Banyumas menjadi ruang untuk memetakan hambatan normatif dan implementatif yang dihadapi daerah terkait sinkronisasi regulasi.

    “Dalam pertemuan tersebut, PPUU menggali persoalan tumpang tindih aturan, ketidakseimbangan kapasitas kelembagaan, dan kebutuhan penyempurnaan regulasi agar lebih adaptif terhadap dinamika lapangan,” katanya.

    Melalui kegiatan tersebut, kata dia, PPUU berupaya menyusun rekomendasi kebijakan yang komprehensif untuk mendukung perumusan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Kelima UU Pemda, sekaligus memastikan harmonisasi regulasi daerah berjalan lebih efektif dan sesuai prinsip desentralisasi.

    “Rapat ini diharapkan menjadi forum strategis untuk menghimpun masukan dan kajian dari berbagai pihak agar arah reformasi tata kelola pemerintahan daerah lebih sinkron dan berkeadilan,” kata Abdul Kholik.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Profil Gus Yahya yang Didesak Mundur dari Ketum PBNU

    Profil Gus Yahya yang Didesak Mundur dari Ketum PBNU

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya diminya mundur dari jabatannya sebagai Ketum PBNU.

    Desakan mundurnya Gus Yahya berdasarkan risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU. Dalam risalah disampaikan bahwa kehadiran narasumber yang dikaitkan dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) bertentangan dengan nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta tidak sejalan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.

    Rapat juga menilai bahwa pelaksanaan AKN NU di tengah praktik genosida dan kecaman dunia internasional terhadap Israel memenuhi ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025.

    Dalam aturan itu dijelaskan pemberhentian tidak dengan hormat bagi fungsionaris yang dianggap melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik organisasi.

    Gus Yahya didesak untuk mundur sejak risalah disampaikan. Adapun jika Gus Yahya tidak mundur maka akan diberhentikan oleh Rais Aam dan dua wakil Rais Aam yang ditunjuk sebagai pengambil keputusan

    Melansir NU.or.id, Gus Yahya ditetapkan sebagai Ketua Umum PBNU untuk periode 2021-2026 melalui sidang Pleno V yang berlangsung di Universitas Lampung.

    Pada periode sebelumnya, dia sempat menjabat sebagai Katib Aam PBNU masa khidmat 2015-2020. 

    Pria yang lahir pada 15 Februari 1966 di Rembang ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

    Dia merupakan jebolan pondok pesantren Madrasah Al Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, asuhan KH Ali Maksum.

    Usai mengeyam pendidikan di pesantren, dia melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai mahasiswa Sosiologi.

    Di pemerintahan, Gus Yahya pernah menjadi Juru Bicara Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Di era Joko Widodo, dia menjadi salah satu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

    Dari latar belakang keluarga, dia merupakan anak dari tokoh ternama di NU yakni Muhammad Cholil Bisri.

    Mereka masih bersaudara dengan Menteri Agama RI sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor KH Yaqut Cholil Qoumas. Kakeknya KH Bisri Mustofa, merupakan penyusun Kitab Tafsir Al Ibris.

    Nama Bisri Mustofa cukup terkenal dikalangan PBNU, sebab dia adala Mustasyar PBNU yang juga pernah menjabat Rais Aam PBNU tahun 2014-2015.

    Di sisi lain, Gus Yahya juga kerap membicarakan perdamaian dunia, salah satunya mendirikan institut keagamaan di Amerika Serikat yang bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da‘wa al-Islamiyyah Rahmatan li al-‘Alamin.

  • Tim DMC Dompet Dhuafa Gulirkan Ragam Bantuan Bagi Ribuan Penyintas Terdampak Bencana dari Semeru hingga Banjarnegara

    Tim DMC Dompet Dhuafa Gulirkan Ragam Bantuan Bagi Ribuan Penyintas Terdampak Bencana dari Semeru hingga Banjarnegara

    FAJAR.CO.ID, LUMAJANG — Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Jawa Timur hingga siang ini, minggu (23/11) terus gulirkan bantuan, dari program taman ceria telah memberikan manfaat 40 anak-anak. Sementara dari dapur umum memberikan manfaat sebanyak 500 penyintas.

    Melalui layanan Pos Hangat, membantu pemenuhan kebutuhan pokok penyintas erupsi Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025).

    Pos Hangat didirikan sejak Kamis (20/11) di SDN Supiturang 4, yang menjadi titik pengungsian utama. Di lokasi ini, tim menyediakan makanan dan minuman ringan bagi penyintas dan relawan.

    “Melihat kondisi lokasi dan pengungsian, kami berusaha memenuhi kebutuhan pokok yang mendesak, terutama di pos pengungsian yang ada di Desa Supiturang,” ujar Agus Triabudi Waloyo, Koordinator Respon Bencana Dompet Dhuafa Jatim.

    Layanan Pos Hangat membantu 600 penerima manfaat di sekitar Desa Supiturang yang terdampak erupsi Semeru.

    Agus menjelaskan bahwa sejak awal respons, tim fokus pada distribusi kebutuhan dasar melalui Pos Hangat sekaligus melakukan pemantauan langsung ke beberapa titik, mulai dari Desa Supiturang, Dusun Kamar A, Sumbersari, hingga Gumuk Mas, untuk mengidentifikasi area terdampak erupsi.

    Di lapangan, tim menghadapi sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan logistik serta kondisi permukiman warga yang tertutup material erupsi.

    Sementara itu di Banjarnegara, hingga siang ini (Sabtu, 22/11) 16 korban masih belum ditemukan. Sejumlah relawan hingga tim SAR masih bahu membahu untuk mensisir area longsor, Ahmad Yamin Penanggung Jawab Tanggap Darurat DMC Dompet Dhuafa mengatakan,” Hingga saat ini tim terus berpacu dengan kondisi cuaca yang kurang menentu, ditambah dengan faktor tanah yang labil di area bencana”.

  • Bebas Stres ke Bandara: Solusi Transportasi Tepat Waktu untuk Profesional dari TRAC

    Bebas Stres ke Bandara: Solusi Transportasi Tepat Waktu untuk Profesional dari TRAC

    4. Jaringan Luas di Berbagai Kota Besar

    Kebutuhan airport transfer dari TRAC tersedia di lebih dari 24 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali. Jaringan yang luas ini memungkinkan pebisnis yang sering bepergian antar kota untuk dengan mudah mengakses layanan yang andal di berbagai lokasi. Fleksibilitas ini sangat memudahkan bagi mereka yang memiliki jadwal padat.

    Berikut daftar bandara yang terdapat layanan Airport Transfer TRAC.

    Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta

    Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta

    Bandara Husein Sastranegara, Bandung

    Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin

    Bandara Sepinggan, Balikpapan

    Bandara Hang Nadim, Batam

    Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali

    Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta

    Bandara Internasional Yogyakarta, Yogyakarta

    Bandara Kualanamu, Medan

    Bandara Internasional Lombok Praya, Lombok

    Bandara Sam Ratulangi, Manado

    Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang

    Bandara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang

    Bandara Adi Soemarmo, Solo

    Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang

    Bandara Internasional Juanda, Surabaya

    Bandara Internasional Radin Inten II, Lampung

    5. Layanan Pelanggan Siaga 24 Jam

    Dalam perjalanan bisnis, perubahan mendadak atau situasi darurat bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, dukungan pelanggan yang responsif sangatlah penting. Layanan Customer Assistance Center dari TRAC siap memberikan bantuan 24 jam sehari, menjamin kenyamanan dan ketenangan bagi para pengguna.

    Fokus Pada Bisnis, Biar Perjalanan Jadi Tanggung Jawab Kami

    Dengan menggunakan layanan transfer bandara profesional, perjalanan bisnis menuju dan dari bandara menjadi lebih lancar dan bebas stres. Waktu yang efisien dan kenyamanan perjalanan menjadi lebih mudah dicapai, memungkinkan para profesional untuk fokus pada agenda bisnis yang lebih penting. Layanan seperti TRAC menjamin kualitas ini.

    Nikmati Promo Spesial dari TRAC

    Untuk pelanggan yang ingin merasakan layanan rental mobil dari TRAC, kini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan promo yang berlaku saat ini. Promo ini menawarkan potongan Rp.75.000 dengan kode promo TRACXONLINEOKT untuk rental mobil lepas kunci maupun dengan pengemudi yang berlaku untuk pemesanan dan penggunaan hingga tanggal 20 Desember 2025.

  • Serba-serbi Gibran di KTT G20: Dari soal Bebas Visa hingga Kepalan Tangan

    Serba-serbi Gibran di KTT G20: Dari soal Bebas Visa hingga Kepalan Tangan

    Serba-serbi Gibran di KTT G20: Dari soal Bebas Visa hingga Kepalan Tangan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2025 dengan sejumlah momen penting dan pernyataan yang menjelaskan posisi diplomatik dan ekonomi Indonesia di panggung global.
    Jurnalis Kompas.com Rahel Narda Chaterine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan Wapres Gibran di Afrika Selatan.
    Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wakil Presiden Gibran di sini.
    Dalam forum tersebut, Gibran perdana memamerkan sistem pembayaran digital asal Indonesia,
    QRIS
    .
    Di hadapan para petinggi negara dan delegasi G20, Gibran menegaskan bahwa Indonesia mendorong inklusi keuangan.
    “Sistem pembayaran digital nasional kami, QRIS, menunjukkan bagaimana solusi digital yang sederhana dan berbiaya rendah dapat mendorong partisipasi dalam perekonomian dan meminimalkan ketimpangan,” kata Gibran, dalam pidatonya, Sabtu (22/11/2025).
    Menurut Gibran, teknologi yang sedang berkembang seperti aset kripto, token digital, dan Bitcoin dapat menciptakan peluang sekaligus risiko.
    Dia juga mengatakan, Indonesia mendorong agar forum G20 dapat membuka dialog soal intelijen ekonomi.
    “Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar G20 memulai dialog tentang intelijen ekonomi,” ujar dia.
    Gibran juga menyampaikan bahwa Indonesia yakin pertumbuhan global tidak hanya harus kuat, tetapi juga harus adil dan inklusif dalam rangka untuk memajukan setiap bangsa.
    Indonesia juga turut menyambut baik fokus G20 pada sektor keuangan berkelanjutan.
    Gibran juga mengumumkan bahwa Indonesia-Afrika Selatan menyepakati
    bebas visa
    .
    Dia mengatakan, kesepakatan bebas visa itu dicapai saat Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada 22 Oktober 2025.
    “Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara,” kata Gibran.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” sambung dia.
    Di sesi kedua, Gibran memamerkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Sabtu (22/11/2025).
    “Presiden Indonesia berfokus pada ketahanan pangan dan makanan bergizi gratis bagi 80 juta pelajar dan ibu hamil sebagai investasi strategis,” kata Gibran, dalam pidatonya, Sabtu.
    Sebab, ketahanan pangan bukan sekadar agenda ekonomi, melainkan kebutuhan mendasar bagi rakyat Indonesia.
    Menurut dia, program MBG di Indonesia sekaligus mendorong pengusaha lokal sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat.
    “Hal ini mendorong penggunaan produk lokal, memberdayakan petani dan peternak, sekaligus memperluas kegiatan ekonomi di berbagai bidang,” tutur dia.
    Gibran juga menyoroti krisis di berbagai belahan dunia. Karenanya, diperlukan solidaritas global.
    “Solidaritas global dan kepemimpinan yang tegas dibutuhkan untuk mengatasinya,” kata dia.
    Gibran juga menyoroti soal bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia.
    Bagi Indonesia, kata dia, ketahanan bukanlah slogan, melainkan kenyataan sehari-hari.
    “Sebagai negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia menghadapi lebih dari 3.000 bencana setiap tahun, mulai dari gempa bumi, banjir, hingga letusan gunung berapi,” ujar Gibran.
    Dari situlah Indonesia mempromosikan konsep ketahanan berkelanjutan.
    Konsep ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia hingga perlindungan lingkungan.
    “Indonesia mempromosikan konsep ketahanan berkelanjutan, sebuah kerangka kerja yang memungkinkan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan berjalan selaras,” kata Gibran.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, Gibran juga beberapa kali terlihat mengepalkan tangan.
    Gestur itu menekankan pesan-pesan pentingnya tentang pertumbuhan global yang adil, inklusif, dan pembiayaan berkelanjutan.
    Mantan Wali Kota Solo ini mengepalkan satu tangannya saat menyebut bahwa KTT G20 tahun 2025 merupakan momen bersejarah karena digelar di benua Afrika.
    “Ini adalah KTT G20 bersejarah, yang pertama kali diselenggarakan di benua Afrika,” kata Gibran.
    Dia juga kembali mengepalkan tangan ketika menyinggung pertumbuhan global harus adil dan inklusif.
    “Indonesia meyakini bahwa pertumbuhan global harus tidak hanya kuat, tetapi juga adil dan inklusif, untuk meningkatkan kesejahteraan setiap negara,” ujar dia.
    Selanjutnya, Gibran mengepalkan tangan saat menyampaikan pembiayaan berkelanjutan yang adil dan seimbang.
    “Indonesia menyambut fokus G20 pada pembiayaan berkelanjutan, namun ambisi harus lebih jauh untuk menutup kesenjangan dan mengejar adaptasi, mitigasi, serta transisi yang adil dan seimbang,” kata dia.
    Menutup pidatonya, Gibran tampak mengepalkan kedua tangannya di dada.
    Kedua tangan dikepalkan dan diangkat ke depan dada saat menyebut kata ‘memberdayakan’ dan ‘mengangkat’.
    “Kerja sama harus memberdayakan, bukan mendikte. Kerja sama harus mengangkat, bukan menciptakan ketergantungan,” tegas Gibran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saat Pekerja Menginap di "Hotel Darurat" Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 November 2025

    Saat Pekerja Menginap di "Hotel Darurat" Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi Megapolitan 23 November 2025

    Saat Pekerja Menginap di “Hotel Darurat” Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOKPAS.com –
     Fenomena penumpang bermalam di Stasiun Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, kembali menjadi perhatian publik.
    Sejumlah warga memilih bertahan hingga pagi karena kehabisan kereta pulang setelah lembur atau melakukan perjalanan jauh.
    Para penumpang memanfaatkan ruang tunggu hingga lobi sebagai tempat istirahat sementara.
    Kereta terakhir dari Stasiun Manggarai biasanya tiba sekitar pukul 00.40 WIB, sehingga banyak orang akhirnya membawa koper atau tas besar untuk bersiap bermalam.
    Bahkan terlihat satu keluarga berkumpul di sudut ruang tunggu sambil menunggu kereta pertama keesokan harinya.
    Seorang warga, Eri, mengatakan ia menginap di stasiun untuk menunggu KRL pertama pukul 04.00 WIB.
    “Mau pulang tapi tidak ada ongkos. Ya saya menunggu di sini dulu. Nanti mau naik KRL paling pagi, yang jam 04.00 WIB. Ke arah Tangerang Selatan,” ujarnya.
    Eri menyebut ini pengalaman pertamanya bermalam di stasiun setelah pulang dari rumah temannya yang sedang terkena musibah. Menurut dia, menunggu kereta pagi adalah pilihan paling terjangkau.
    “Kebetulan tidak bawa motor. Jadi menunggu saja yang ongkosnya murah. Saya mau duduk di luar stasiun sambil menunggu,” tuturnya.
    Adit (50), warga Cikarang yang hendak berangkat kerja ke Banten pada Jumat dini hari, juga memilih bermalam di stasiun.
    “Saya dua kali ini bermalam di sini. Nunggu kereta paling pagi buat berangkat ke Banten. Memang harus ambil kereta paling pagi, supaya tidak kesiangan sampai di tempat kerja,” ujar Adit.
    Perjalanan menuju Krenceng, kata Adit, memakan waktu lebih dari lima jam. Ia memperkirakan tiba sekitar pukul 10.00 WIB.
    Meski bisa naik bus, biaya perjalanan jauh lebih mahal dan berisiko terlambat karena kemacetan. Sementara itu, tarif KRL untuk jarak tersebut tidak sampai Rp20.000 per sekali jalan.
    Adit mengaku tidak pernah tidur selama menginap di stasiun. Pada pengalaman pertamanya, ia sempat diminta petugas meninggalkan area dalam stasiun menjelang pukul 01.00 WIB.
    “Waktu itu kan saya nge-charge baterai handphone. Baru dapat sedikit, petugas meminta saya dan warga lain keluar stasiun. Katanya memang di area dalam tidak boleh untuk menginap,” ujarnya.
    Setelah diminta keluar, Adit menunggu di lantai 1 dekat pintu masuk hingga kereta pertama beroperasi.
    Ia tidak berani memejamkan mata karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
    Adit menyayangkan petugas yang mengusir penumpang dari area dalam stasiun pada malam hari.
    “Menurutnya, warga bisa diatur untuk beristirahat dan menunggu di dalam stasiun asalkan diberi arahan untuk menjaga ketertiban,” katanya.
    Ia menyebut banyak warga lain yang juga menunggu kereta pagi, termasuk yang hendak mengejar perjalanan jauh ke Jawa Barat atau Jawa Tengah.
    “Lalu juga ada yang mau ngejar kereta pagi yang jarak jauh ke Jawa Barat, ke Jawa Tengah. Baiknya kan diatur saja supaya bisa istirahat di dalam. Setidaknya lebih aman buat kami,” ucapnya.
    Adit berharap penumpang yang benar-benar memiliki tujuan perjalanan bisa tetap diperbolehkan berada di dalam area stasiun.
    “Diatur saja, dicek warga mau pergi ke mana. Baru kalau ada warga yang tidak bertujuan bepergian naik kereta ya itu yang tidak boleh,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi Terkini Wanita yang Kena Stroke di Usia 20, Sempat ‘Kolaps’ Lagi

    Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Jakarta

    Seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami stroke di usia yang masih sangat muda, yakni di usia 20 tahun. Sebelum kejadian, wanita bernama Delia itu mengaku kerap dilanda banyak pikiran yang membuatnya stres berat.

    Kejadian stroke yang dialaminya terjadi pada 29 Agustus 2025. Saat sedang beraktivitas seperti biasa, ia tiba-tiba merasakan pusing hebat dan tak bisa berbicara. Meski masih mampu sedikit bergerak, badannya terasa lemas.

    Awalnya ia mengira kondisi itu akan membaik dengan sendirinya. Namun setelah dua jam, kemampuan bicaranya belum juga kembali. Situasi tersebut membuat keluarga segera membawanya ke dokter saraf terdekat di Wonogiri.

    “Aku kan masuk hari Jumat sore, Sabtu paginya kan biasanya gak ada dokter spesialis. Cuma ada dokter jaga, nah itu dokter spesialisnya tuh sampai datang ke kamar aku. Ngecek kondisi aku langsung, soalnya masih umur 20 tahun,” demikian katanya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” lanjutnya.

    Delia akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit yang berada di Solo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Di sana, ia menjalani MRI (Magnetic resonance imaging), CT scan (Computed Tomography Scan), hingga pemeriksaan lainnya.

    Ia juga ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke, meski usianya masih sangat muda.

    “Di HCU itu ya allah itu tempat khusus buat tempat stroke biasanya itu untuk usia lanjut dan tekanan darah mereka tuh tinggi-tinggi 200 san lah. Aku masuk di situ aku juga tegang kan di situ nggak boleh duduk, cuma rebahan aja, makan sambil tidur. Apa-apa sambil tidur, nggak boleh duduk, nggak boleh ke kamar mandi, nggak boleh ditungguin cuma di situ sendiri,” lanjutnya.

    “Pas udah di rumah sakit rujukan itu, aku udah sedikit-sedikit udah bisa ngomong. Soalnya pas mau duduk itu emang udah bisa. Ngangkat lidah, udah bisa mengeluarkan lidah. Soalnya awalnya emang pelo, kaku lidahnya. Nah abis itu, tekanan daerahku tuh emang naik turun sih pas waktu itu. Kalo bener-bener kaget ya naik. 150, 148,” lanjutnya lagi.

    Pemeriksaan lebih lanjut melalui Transcranial Doppler (TCD) di rumah sakit Solo menunjukkan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah otak Delia. Setelah lima hari di HCU dan menjalani terapi, kondisinya berangsur membaik. Kemampuan bicaranya perlahan kembali, meski masih terdengar pelo. Delia kemudian diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Meski kondisi berangsur membaik, ia mengaku sempat kembali ‘kolaps’. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia kembali mengalami stres.

    “Kambuh itu. Hampir nggak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya udah (madep) keatas. Nggak bisa ngomong lagi. Tangan udah dingin, kaki udah dingin. Ah udah gitu lah pokoknya. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu kayak terlalu over gitu loh,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)