provinsi: JAWA TENGAH

  • Jababeka (KIJA) Ramal Investor China dan Asia Timur Masih Mendominasi pada 2026

    Jababeka (KIJA) Ramal Investor China dan Asia Timur Masih Mendominasi pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) memproyeksikan permintaan lahan industri pada 2026 masih akan didominasi oleh investor asal China dan negara-negara Asia Timur.

    Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda menuturkan permintaan tahun depan diperkirakan tetap berasal dari sektor-sektor yang selama ini menjadi pendorong utama, mulai dari manufaktur ringan hingga menengah, termasuk komponen otomotif dan elektronik.

    Selain itu, sektor logistik dan pergudangan juga terus mendorong permintaan lahan industri, seiring meningkatnya kebutuhan rantai pasok domestik

    Minat terhadap sektor data center juga meningkat secara bertahap, disusul sektor hilirisasi industri seperti metal processing dan turunannya.

    “Dari sisi asal negara, permintaan tahun depan diperkirakan masih didominasi investor Asia Timur, yakni China, Korea, dan Jepang, serta Asia Tenggara. Perusahaan lokal juga mulai meningkatkan kapasitas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/11/2025).

    Secara umum, Muljadi menilai prospek lahan industri pada 2026 tetap positif. Indonesia dinilai masih menjadi tujuan utama investor manufaktur di Asia Tenggara, didukung stabilitas ekonomi nasional dan keberlanjutan arus investasi dari sektor-sektor strategis.

    “Minat terhadap kawasan industri terintegrasi dengan infrastruktur logistik yang kuat, seperti yang kami miliki, diperkirakan tetap tinggi,” ujarnya.

    Beberapa katalis positif yang menjaga permintaan antara lain kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan industri, insentif hilirisasi, kemudahan berusaha, serta relokasi dan diversifikasi rantai pasok global, terutama dari China ke Asia Tenggara.

    Selain itu, meningkatnya kebutuhan fasilitas logistik dan distribusi seiring pertumbuhan perdagangan digital dan perbaikan infrastruktur konektivitas turut menopang permintaan.

    Adapun tantangan tahun depan mencakup ketidakpastian global yang berpotensi memengaruhi keputusan investasi, fluktuasi nilai tukar dan suku bunga, persaingan antarzona industri di Asia Tenggara, serta proses perizinan dan ketersediaan tenaga kerja terampil yang perlu ditingkatkan.

    Hingga kuartal III/2025, KIJA membukukan marketing sales sebesar Rp2,92 triliun, naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,4 triliun. Kenaikan ini mencerminkan minat investor dan permintaan lahan industri yang tetap kuat, baik di Cikarang maupun Kendal.

  • Kampung Kumuh Jadi Wisata Unggulan Semarang, Puan Dukung Pengembangan "Kampoeng Djadhoel" 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Kampung Kumuh Jadi Wisata Unggulan Semarang, Puan Dukung Pengembangan "Kampoeng Djadhoel"  Nasional 30 November 2025

    Kampung Kumuh Jadi Wisata Unggulan Semarang, Puan Dukung Pengembangan “Kampoeng Djadhoel” 
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Kampoeng Djadhoel, salah satu desa wisata unggulan yang tengah menjadi perbincangan di Semarang, Jawa Tengah. 
    Dengan antusias, ia berbincang dengan warga setempat dan memberikan dukungan penuh pada aktivitas usaha mikro kecil menengah
    UMKM
    yang menjadi magnet utama desa tersebut. 
    Kunjungan
    Puan
    ke
    Kampoeng Djadhoel
    pada Sabtu (29/11/2025) siang itu pun menjadi bukti nyata komitmennya dalam mempromosikan potensi wisata dan ekonomi lokal.
    Setelah berkeliling sejumlah area di Kampoeng Djadhoel, Puan duduk meriung bersama warga di sebuah saung dan berbincang mengenai UMKM. 
    “Ini kampung harus dilestarikan karena jajanan dan produk-produk lainnya susah didapat, langka. Harus diceritakan juga proses memperoleh tanaman, bahan kue-kue jadul ini,” katanya dalam siaran pers.
    Dalam suasana hangat, Puan berbincang dengan warga sambil dan mencicipi makanan khas yang diproduksi dan dijual masyarakat di Kampoeng Djadhoel. 
    Kepada Puan, rata-rata warga meminta pelatihan UMKM, produksi, dan pemasaran. Hal itu seperti yang disampaikan Rohmana dan Dina yang berprofesi sebagai penjual jajanan pasar.
    Puan pun menimpali mereka bahwa promosi harus diutamakan agar daya tarik Kampoeng Djadhoel semakin lebih diketahui masyarakat luas.
    “Sesuatu yang jadul ini harus dipromosikan, dijadikan nilai tambah. Jadi harus dikencengin promosinya,” tuturnya.
    Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu menambahkan, anak-anak muda di sekitar juga harus disasar untuk mengembangkan desa.
    “Anak-anak di sini digiatkan lagi ajakannya agar tertarik untuk membatik, meneruskan usaha orangtuanya,” katanya.
    Puan kemudian menyinggung soal sejarah Kampoeng Djadhoel. Sebelumnya, kampung ini merupakan lingkungan kumuh yang mengundang banyak stigma.
    Namun, atas kesadaran warga setempat, akhirnya kampung tersebut disulap menjadi kampung yang lebih bernilai, bahkan menjadi rujukan para wisatawan. 
    Kampoeng Djadhoel kini juga mendapat bantuan dari sejumlah pihak.
    “Sejarah Kampoeng Djadhoel juga harus disampaikan, dinarasikan, terutama ke anak-anak muda. Mereka harus paham sejarahnya sehingga bisa menceritakan ke tamu-tamu yang datang,” jelas Puan.
    Aktivitas UMKM di Kampoeng Djadhoel pun disebut cukup membantu penghasilan warga. 
    Sebab, letaknya di dekat dengan Kota Lama sehingga banyak wisatawan yang datang ke Kampoeng Djadhoel, terutama saat akhir pekan atau hari libur.
    “Ini tidak ada di tempat lain, suasana jadul yang mahal. Ada suasana kampung yang ramah, yang tidak didapat di tempat lain. Perlu juga sering diadakan
    event-event
    untuk menarik pengunjung,” tuturnya Puan.
    Dalam kunjungannya di Kampoeng Djadhoel, Puan didampingi Wali Kota
    Semarang
    Agustina Wilujeng Pramestuti.
    Setibanya di lokasi, Puan disambut Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampoeng Djadhoel, Ignatius Luwi, dan sejumlah warga. 
    Puan menyalami warga yang menyambutnya, bahkan dikalungi syal batik berwarna merah oleh warga.
    Puan lalu didampingi berkeliling dengan masuk ke lorong-lorong Kampoeng Djadhoel sambil mendapat penjelasan dari Luwi tentang desa yang dikenal sebagai penghasil batik itu.
    Di Kampoeng Djadhoel, terdapat lukisan bermotif khas Jawa yang tampak memenuhi tembok dan memanjang di lorong jalan. 
    Di bagian tengah, ada gazebo, gerobak angkringan, toko batik UMKM, hingga beberapa pigura foto yang unik.
    Terlihat juga ukiran dari kayu dan pahatan di tembok-tembok kampung yang sangat indah. 
    Rumah warga di Kampoeng Djadhoel juga tampak mempesona diwarnai ukiran lukisan yang bercat warna-warni.
    Terdapat banyak aktivitas yang dapat dilakukan saat berkunjung ke Kampoeng Djadhoel, seperti
    workshop
    membatik, berfoto ria, belajar sejarah, berbelanja, dan masih banyak lagi. 
    Adapula rumah warga yang menjadi galeri penjualan hasil membatik dan pakaian jadi batik. 
    Puan tampak memasuki beberapa galeri batik ini dan melihat-lihat wastra Nusantara produksi warga Kampoeng Djadhoel. 
    Ia juga melihat anak-anak yang sedang belajar membatik di
    workshop
    batik.
    Puan juga terlihat menghampiri sejumlah pedagang yang berjualan di lorong-lorong kampung. Mereka merupakan warga setempat yang berjualan saat akhir pekan. 
    Tak ketinggalan, Puan membeli produksi bawang merah yang dijajakan warga dan berbagai jajanan pasar.
    Kemudian, Puan terlihat menghampiri pedagang lumpia, makanan khas Semarang. Ia melihat proses pembuatannya, sambil mencicipi langsung lumpia yang baru saja jadi. Sesekali warga meminta Puan untuk berswafoto bersama.
    Adapun Camat Semarang Timur, Akbar mengatakan, Kampoeng Djadhoel merupakan bagian dari program kampung tematik pada 2017. 
    Oleh karenanya, Kampoeng Djadhoel menjadi salah satu desa wisata yang bertahan dari beberapa kampung tematik yang pernah dicanangkan. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengangkat Martabat Petani dan Citra Teh Indonesia di Pasar Global

    Mengangkat Martabat Petani dan Citra Teh Indonesia di Pasar Global

    Jakarta

    “Mengapa Anda tega sama kami?,”.

    Pertanyaan itu diucapkan lirih namun tajam oleh seorang petani di perkebunan teh yang terus menggema di kepala Redha Taufik Ardias (34). Kala itu, 2017, ia datang sebagai perwakilan sebuah perusahaan produsen teh besar. Awalnya ia mengira kunjungannya akan disambut ramah.

    Di kepalanya, saat itu, kebun teh serupa adegan film Petualangan Sherina, hamparan hijau yang damai, para pemetik bekerja sambil tersenyum, dan anak-anak berlarian riang gembira. Nyatanya, pemandangannya justru bertolak belakang. Wajah-wajah murung, sikap curiga, hingga ‘panen’ keluhan.

    “Tahu nggak berapa yang kami dapat dari apa yang kalian ambil?,” tanya petani teh dalam Bahasa Sunda yang Redha ceritakan saat berbincang dengan detikcom.

    Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

    Redha kemudian mendengar realitas pahit. Setiap kilogram teh kering yang dijual petani ke pabrik besar, hanya dihargai sekitar US$ 0,95 atau Rp 12.500 (kurs Rp 13.000 di 2017). Ini setara Rp 25 untuk satu modal bahan baku kantong teh (tea bag) ukuran 1,8 – 2 gram yang dipasarkan.

    “Baru saya sadar, keputusan saya saat itu mencari teh semurah mungkin berimbas langsung pada hidup mereka. Saya pikir, ide apa yang harus kita lakukan? Karena solusinya cuma satu, harus ditingkatkan nilainya,” ungkapnya.

    Pertemuan itu menjadi pemantik bagi dirinya untuk mengambil sebuah keputusan baru demi mengangkat martabat kesejahteraan para petani teh. Terlebih, saat itu, stigma teh juga masih sebatas minuman pelengkap yang disajikan secara cuma-cuma di rumah makan.

    “Saya perhatikan di Hotel Bintang 5, jarang sekali kita nemu Teh Indonesia. Brand itu datang dari Singapura, Amerika, Inggris. Bukan negara yang punya kebun teh. Kita yang punya kebun teh sendiri, kok nggak punya brand seperti itu,” terangnya.

    Mendirikan Sila Artisan Tea

    Akhirnya pada 2018, ia bersama Iriana Ekasari mendirikan Sila Artisan Tea dengan komitmen penuh meningkatkan citra teh Indonesia sebagai produk unggulan. Hal ini dilakukan untuk mengapresiasi para pemetik dan petani teh.

    Sebelum mendirikan Sila Artisan Tea, Redha nyaris tak mengenal teh sebagai sebuah ilmu. Ia lulusan Psikologi UI yang kemudian bekerja sebagai asisten konsultan bisnis dan branding untuk Iriana Ekasari yang kini menjadi ibu mertuanya.

    Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

    Dia bercerita dalam perjalanan di mobil bersama Iriana yang latar belakangnya Teknologi Pertanian IPB, keduanya awalnya berniat untuk membangun brand kopi bernama Sila. Namun belakangan nama itu beralih ke teh sebab ada misi besar yang harus dilakukannya, yakni meng-Indonesiakan Teh Indonesia.

    “Kita bikin product name-nya, blueprint, strategy, everything. Semuanya kita kerjain. Saya riset segala macam, sampai pada keputusan, oh iya benar. Ini harus ada pembaharuan di Teh Indonesia, dan jawabannya, solusinya itu ada pada kita. Inovasi, edukasi dan branding,” terangnya.

    Dia menuturkan nama Sila sendiri terinspirasi dari kata ‘Pancasila’. Hal ini mencerminkan nilai kebersamaan, persatuan, dan keharmonisan. Sila juga diambil dari kata ‘Silaturahmi’ yang melambangkan komitmen membangun hubungan baik sejalan dengan misi Sila Artisan Tea menghubungkan petani dengan prinsip keberlanjutan.

    “Jadi Sila keenam itu Minum Teh Indonesia,” kelakar Redha.

    Redha dan Iriana kemudian rutin berkeliling Indonesia, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, kebun-kebun teh dia kunjungi. Tujuannya satu, mencari petani kecil yang bersedia belajar, berubah, dan meracik atau mengolah teh berkualitas.

    Dia mengedukasi petani bahwa teh dengan kualitas terbaik itu P+3, yakni pucuk 1 sampai 4 daun teratas. “Kami mengembangkan mutu untuk disebut specialty tea adalah P+2 jadi 3 daun teratas, harus petik tangan, nggak mungkin bisa petik ini dengan pisau,” terangnya.

    Mengharumkan Teh Indonesia di Pasar Global

    Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

    Sila berkomitmen menggunakan hanya teh Indonesia kualitas terbaik dan teratas ditambah racikan teh dengan bahan alaminya. Oleh karena itu, Sila Artisan Tea memiliki dua peran utama, yakni sebagai inovator menghadirkan teh artisan berkualitas tinggi, serta edukator mengenalkan kekayaan teh Indonesia kepada masyarakat luas.

    Perjuangannya membuahkan hasil. Tercatat, saat ini Sila Artisan Tea sudah bermitra dengan 25 kebun teh terbaik di Indonesia yang masing-masing memiliki 3 sampai 12 jenis teh seperti di Yogyakarta, Batang, Ciwidey, Cianjur dan Sukabumi. Total Sila Artisan memiliki 200 artikel teh yang telah dikurasi namun belum semua dikenalkan.

    “Sekarang yang udah release sekitar 75. Single origin sama yang blend. 3 di antaranya yang bestseller itu ada Jeda, Kasmaran, dan Senandung Senja,” katanya.

    Redha mengaku pemasaran Sila Artisan Tea dilakukan secara B2B dan B2C. Sila bekerja sama dengan e-commerce, jaringan hotel, restoran, dan kafe di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Bali, Labuan Bajo, NTB, hingga Papua.

    Pada 2023, Sila Artisan Tea kemudian meresmikan Rumah Teh Indonesia di Bogor sebagai galeri inovasi dan edukasi. Sila pun semakin diterima di segmen pasar premium. Sila kini mampu menjangkau konsumen di pasar internasional seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Austria, Rusia, Jepang, Amerika Serikat hingga Turkey.

    Bahkan saat detikcom mengunjungi Rumah Teh Indonesia Sabtu (29/11/2025), terlihat ada buyer asal Austria dan Rusia langganan Sila Artisan yang kembali berkunjung. Mereka membeli produk Teh Artisan sebagai hand carry untuk dibawa ke negaranya.

    “Banyak juga yang datang dari Arab Saudi ini ke galeri ini, karena kita punya mitra di Puncak, jadi mereka rekomendasikan datang ke sini. Atau kemarin ada perkumpulan mahasiswa dari dosen datang ke Inggris. Dari Jepang, Korea, belanja di sini, jadi ini udah kaya tempat wisata destinasi,” terangnya.

    Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

    Diketahui, Sila Artisan Tea merupakan nasabah UMKM binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Sejak 2021, Sila Artisan Tea menerima manfaat dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta Kredit Modal Kerja (KMK) BRI. Kredit yang diterimanya disalurkan untuk membangun Rumah Teh Indonesia tersebut.

    Redha juga mengikuti berbagai program pendampingan, seperti Growpreneur Pengusaha Muda BRILiaN dan BRI UMKM EXPO(RT). Bahkan, Sila meraih Juara 1 The Best Expo pada ajang tersebut dan mewakili Indonesia di FHA Food and Beverages Singapore 2025.

    Diketahui, penyaluran KUR yang diterima Sila Artisan itu sejalan dengan komitmen BRI dalam mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk membantu pembiayaan bagi pelaku UMKM dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas.

    Teh Indonesia Lebih Baik dari Thai Tea

    Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

    Tak hanya itu, Sila Artisan juga mengikuti berbagai pameran bersama bank sentral termasuk Himbara ke Las Vegas, Prancis, hingga Thailand. Misinya cuma satu mengangkat pamor citra teh para petani Indonesia di pasar global.

    Redha menyebut Teh Indonesia tidak kalah saing dengan teh di banyak negara. Bahkan dia menyebut Teh Indonesia itu lebih baik dari Thai Tea di Thailand. Menurutnya, Thai Tea adalah kualitas teh terburuk.

    “Dulu saya ini alumni Thai Tea juga awalnya. Setelah belajar, jadi tahu bahwa seampas-ampasnya teh, seancur-ancurnya teh itu Thai Tea. Kita penting banget buat edukasi, bahwa teh Indonesia itu lebih baik,” tuturnya.

    “Kita harus dorong kekayaan alam kita. Meracik teh itu jadi bagian dari kita mempromosikan ciri khasnya teh kita. Bahwa teh yang kita minum itu akan ditambahkan dengan herbal rempah khasnya kita. Dengan syarat tehnya tetap dominan. Supaya tetap disebut teh,” jelasnya.

    Oleh karena itu, dia berharap semakin banyak para pemain di industri teh yang mampu mengangkat citra teh Indonesia, seperti layaknya industri kopi, sehingga banyak masyarakat bisa teredukasi dan para petani teh bisa mendapat apresiasi.

    Apresiasi Para Petani Teh

    Sementara itu, salah satu Petani Teh di Samigaluh, Yogyakarta, Surati mengapresiasi keberhasilan Sila Artisan dalam mengangkat martabat para petani teh. Ia mengaku mendapat banyak perubahan setelah bermitra dengan Sila Artisan.

    Sekedar diketahui, Surati merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak. Pada 2016, suaminya meninggal. Ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga.

    Pada 2017, dengan segala keterbatasannya, Surati memutuskan melanjutkan apa yang telah suaminya mulai, yakni bertani teh. Di tahun itulah ia bertemu dengan Redha dari Sila Artisan sosok yang kemudian mengubah arah hidupnya.

    “Saya dibina, diajari cara membuat teh yang baik, dari awal sekali,” kenang Surati saat dihubungi detikcom.

    Selama satu tahun penuh, ia belajar merawat, memetik, menjaga kualitas daun, hingga mengolah teh yang layak dijual. Sejak 2018 hingga kini, Surati sudah memproduksi teh hijau, yang kemudian di-rebranding oleh Sila Artisan jadi Menoreh Kencana.

    Surati dulu hanya bisa menjual 2-3 kg teh. Sekarang, setelah kebunnya diperbaiki sedikit demi sedikit, ia mampu menghasilkan 15 kg per panen. Sila Tea membelinya dengan harga Rp 200.000 per kg, sebuah hal yang dulu tak pernah Surati bayangkan.

    “Dulu sebelum ada Sila, teh saya dikirim ke industri, untuk teh basah harganya Rp 1.250 per kilogram (harga itu sudah termasuk subsidi),” ungkapnya.

    Surati kini turut mendorong para petani lingkungannya untuk mengolah teh seperti dirinya. Ia ingin mereka merasakan perubahan yang sama.

    “Saya ingin bukan hanya saya yang merasakan ini, tapi semua petani bisa hidup dari teh. Itu sudah cukup bagi saya,” tukasnya.

    (akd/akn)

  • Warga Bojonegoro Meninggal Saat Cari Ikan di Bengawan Solo

    Warga Bojonegoro Meninggal Saat Cari Ikan di Bengawan Solo

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang laki-laki ditemukan meninggal dunia di Sungai Bengawan Solo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Korban diduga tenggelam saat mencari ikan menggunakan alat setrum rakitan.

    Kasi Humas Polres Tuban, IPTU Siswanto, menjelaskan bahwa korban bernama Tasrip (38), warga Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Insiden ini dilaporkan pada Minggu (30/11/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

    “Saat itu korban bersama saksi, Mulyo (64), mencari ikan dengan perahu kayu menyusuri sisi utara Bengawan Solo,” ujar Siswanto.

    Menurut keterangan saksi, sebelum kejadian korban memegang stik alat setrum yang dirakit dari dua baterai accu. Diduga alat tersebut mengalami korsleting, sehingga korban terkejut dan terjatuh ke sungai.

    “Saksi berusaha menolong, namun korban tidak bisa diselamatkan. Saksi kemudian meminta pertolongan masyarakat sekitar yang sedang mencari pasir,” lanjutnya.

    Pencarian dilakukan oleh warga hingga akhirnya sekitar pukul 12.00 WIB korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Berdasarkan pemeriksaan petugas medis Puskesmas Kanor, Bojonegoro, korban diperkirakan meninggal akibat tenggelam dan banyak menelan air. Terdapat luka lecet di telinga kanan-kiri serta leher, namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

    “Korban murni meninggal dunia karena tenggelam,” pungkas Siswanto. [dya/but]

  • Wamentan Sudaryono: Petani Harus Suarakan Kebenaran Kebijakan Prabowo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Wamentan Sudaryono: Petani Harus Suarakan Kebenaran Kebijakan Prabowo Nasional 30 November 2025

    Wamentan Sudaryono: Petani Harus Suarakan Kebenaran Kebijakan Prabowo
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan komitmen penuh pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
    Hal itu disampaikan dalam Gala Dinner Tani Merdeka yang berlangsung di Gradhika Bakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/11/25) malam.
    Wamentan
    Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar mengungkapkan, dalam setahun pemerintah telah menunjukkan langkah konkret dalam memperkuat posisi
    petani
    , memperbaiki tata kelola pangan, serta menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional.
    “Selama setahun pemerintahan Pak Prabowo, sudah begitu banyak kebijakan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh petani. Pupuk dicukupkan, distribusi diperbaiki, harga diturunkan, irigasi direvitalisasi, hingga berbagai instruksi Presiden dikeluarkan demi memperkuat sektor pangan,” kata Wamentan Sudaryono.
    Wamentan Sudaryono menambahkan, bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen penuh memperkuat sektor pertanian melalui berbagai kebijakan konkret yang langsung menyentuh kebutuhan petani.
    Pertama, terkait pupuk, Sudaryono mengatakan bahwa pemerintah telah memenuhi kembali kuota pupuk bersubsidi yang selama ini kurang.
    Distribusinya pun dibenahi dari sistem yang berbelit menjadi lebih sederhana sehingga lebih cepat sampai ke petani. Bahkan, harga pupuk resmi tercatat turun hingga 20 persen dalam beberapa minggu terakhir.
    Kedua, pemerintah juga melakukan revitalisasi total terhadap sistem irigasi nasional. Selama ini kewenangan perbaikan irigasi terpecah antara pusat, provinsi, dan kabupaten, sehingga banyak saluran tidak dapat ditangani.
    “Kini, Presiden Prabowo menerbitkan instruksi yang membuka penuh seluruh kewenangan yakni pemerintah pusat boleh memperbaiki semua jenis irigasi, provinsi dapat turun langsung, dan kabupaten juga dapat menangani tanpa hambatan birokrasi,” tutur Sudaryono yang juga merupakan putra dari seorang petani asal Kabupaten Grobogan Jawa Tengah itu.
    “Kalau bupati tidak perbaiki, Presiden yang perbaiki. Begitu pula provinsi. Maka sekarang hampir seluruh irigasi di Indonesia masuk tahap revitalisasi,” tambah Sudaryono.
    Ketiga, Sudaryono mengatakan fokus besar Presiden Prabowo pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Ia menyampaikan bahwa Presiden memiliki cara yang jelas dalam memajukan pangan nasional.
    “Kalau pupuk lancar, air lancar, produksi naik, maka petani sejahtera. Sesederhana itu,” tegas Sudaryono yang juga Ketua Dewan Pembina DPN Tani Merdeka Indonesia.
    Sudaryono menegaskan bahwa kebijakan yang benar harus diperjuangkan. Ia meminta para anggota Tani Merdeka untuk tidak diam ketika kebijakan yang baik diserang oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
    “Kalau menurut Anda kebijakan Presiden ini sudah benar, maka Anda harus bersuara. Jangan sampai orang yang benci bersuara lebih keras daripada petani yang merasakan manfaatnya,” tegasnya.
    Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi jajaran Forkopimda Jawa Tengah, tokoh masyarakat, serta struktur Tani Merdeka yang hadir hingga tingkat desa. Ia menyebut Tani Merdeka sebagai gerakan besar yang lahir dari akar rumput petani.
    “Tani Merdeka merupakan gerakan akar rumput yang memang berangkat dari kelompok tani di lapangan. Karakter mereka keras di luar tapi penuh kepedulian di dalam,” Sudaryono.
    Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, Jawa Tengah merupakan provinsi muda dengan energi besar dan kontribusi kuat terhadap produksi pangan nasional.
    Jateng tercatat surplus beras dan jagung, serta mendominasi berbagai komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang merah.
    “Capaian ini merupakan hasil kerja kolaboratif dan menjadi dasar untuk menjaga lahan pertanian tetap produktif, memperkuat pengendalian inflasi, serta menarik investasi besar ke Jawa Tengah,” kata Luthfi.
    Ia juga menyoroti menurunnya minat pemuda desa untuk terjun ke sektor pertanian. Untuk itu, ia mendorong pembentukan SK Kecamatan Berdaya di setiap kabupaten/kota sebagai wadah penguatan program Petani Merdeka dan pengembangan petani milenial.
    “Kita ingin para pemuda kembali ke desa sebagai petani modern, bukan menjauhi pertanian seperti generasi sebelumnya. Program-program pertanian akan terus kita siapkan dan perkaya agar benar-benar menarik bagi anak muda,” tutup Luthfi yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jawa Tengah itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi damai Pager Tani di Semarang

    Aksi damai Pager Tani di Semarang

    Senin, 17 November 2025 20:14 WIB

    Sejumlah perwakilan petani, mahasiswa, masyarakat sipil, dan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Persatuan Gerakan Rakyat Tani (Pager Tani) Jateng membawa atribut saat aksi damai Jateng Lumbung Kriminalisasi di depan Mapolda Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025). Dalam aksi di depan Mapolda Jateng dan Kompleks Kantor Gubernur Jateng itu mereka menyerukan sejumlah tuntutan, di antaranya penghentian kriminalisasi terhadap enam petani dan tiga pejuang lingkungan hidup yang diduga dikriminalisasi saat memperjuangkan lahan pertanian mereka dari konflik agraria terhadap sejumah perusahaan di Jepara, Pati, dan Kendal, serta mendorong kepolisian untuk menggunakan UU Anti-SLAPP tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup karena para petani dan aktivis berjuang agar wilayah Jateng terhindar dari segala bentuk kerusakan lingkungan yang menimbulkan bencana alam. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.

    Sejumlah perwakilan petani, mahasiswa, masyarakat sipil, dan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Persatuan Gerakan Rakyat Tani (Pager Tani) Jateng membawa atribut saat aksi damai Jateng Lumbung Kriminalisasi di depan Mapolda Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025). Dalam aksi di depan Mapolda Jateng dan Kompleks Kantor Gubernur Jateng itu mereka menyerukan sejumlah tuntutan, di antaranya penghentian kriminalisasi terhadap enam petani dan tiga pejuang lingkungan hidup yang diduga dikriminalisasi saat memperjuangkan lahan pertanian mereka dari konflik agraria terhadap sejumah perusahaan di Jepara, Pati, dan Kendal, serta mendorong kepolisian untuk menggunakan UU Anti-SLAPP tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup karena para petani dan aktivis berjuang agar wilayah Jateng terhindar dari segala bentuk kerusakan lingkungan yang menimbulkan bencana alam. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 1 Tembus 58%, Ditargetkan Beroperasi 2027

    Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 1 Tembus 58%, Ditargetkan Beroperasi 2027

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe-Sayung). Progres konstruksi tol sepanjang 10,64 km telah mencapai 58,31%.

    Tol Semarang-Demak Seksi 1 sepanjang 10,64 km dirancang terintegrasi dengan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) dan sistem polder, sehingga selain memperkuat konektivitas wilayah, juga menjadi solusi penanganan banjir rob yang kerap melanda kawasan tersebut.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi Kaligawe-Sayung terus dipercepat untuk mendukung pengendalian banjir rob di kawasan Kaligawe dan sekitarnya.

    Berbagai upaya pengendalian banjir rob Kaligawe-Terboyo-Sayung telah dilakukan Kementerian PU secara paralel dengan penyelesaian konstruksi tol, antara lain melalui pembangunan kolam retensi, termasuk rumah pompa, serta sodetan Sayung.

    “Pengendalian rob Kaligawe terus kita kerjakan, memang sekarang masih belum selesai, dan ini saya lihat langsung progresnya,”kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2025).

    Berdasarkan data per 24 November 2025, progres konstruksi secara keseluruhan mencapai 58,31% yang dibagi dalam tiga paket pekerjaan. Paket 1A mencatat progres realisasi 81,18%, Paket 1B telah mencapai 55,39%, dan Paket 1C mencapai 45,82%.

    Seluruh paket menunjukkan percepatan pada pekerjaan struktur, tanggul laut, dan fasilitas utama untuk mendukung fungsi polder. Infrastruktur pendukung berupa tanggul laut yang terintegrasi dengan jalur tol telah tersambung seluruhnya.

    Selain tol terintegrasi tanggul laut, Kementerian PU juga melakukan penanganan banjir rob melalui penyiapan mobile pump pada sejumlah titik rawan genangan di Kaligawe dan Sayung.

    Kementerian PU juga membangun sistem pengendali banjir Tenggang-Sringin Tahap 1 yang terdiri dari pembangunan enam rumah pompa berkapasitas total 81 m³/detik dan tanggul sungai sepanjang 10,53 km, yang akan menjadi penguat utama sistem polder Tanggul Laut Semarang-Demak.

    Dody mengatakan, infrastruktur ini akan mereduksi banjir pada area seluas 4.429 hektare, melindungi 254.546 jiwa di Kecamatan Pedurungan, Gayamsari, dan Genuk.

    Dengan progres berjalan sesuai rencana percepatan, Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 ditargetkan beroperasi pada April 2027. Kehadirannya diharapkan menjadi solusi permanen terhadap genangan rob sekaligus meningkatkan kelancaran arus logistik di jalur Pantura.

    “Kita ingin pastikan progres di lapangan berjalan baik. Tol ini bukan hanya infrastruktur transportasi, tetapi tameng utama kita terhadap rob di Semarang,” ujar Dody.

    (shc/kil)

  • Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Tulungagung, Jadi Hiburan Rakyat

    Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Tulungagung, Jadi Hiburan Rakyat

    Tulungagung (beritajatim.com) – Puluhan balon udara menghiasi langit Desa Pucangan, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Balon tersebut merupakan milik peserta Parade Balon Udara, yang digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Tulungagung ke 820.

    Total terdapat 20 balon udara yang diterbangkan dalam kegiatan ini. Pihak Pemkab sendiri akan menjadikan Parade Balon Udara ini sebagai event tahunan. Nantinya jumlah peserta akan ditambah lagi sehingga menjadi lebih meriah.

    Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Hari Jadi Tulungagun ke 820.

    Mereka mendatangkan balon dari Wonosobo, Jawa Tengah untuk memeriahkan kegiatan tersebut. Tingginya animo masyarakat membuat Pemkab berencana menjadikan event ini sebagai kegiatan tahunan. “Nanti setiap OPD dan Kecamatan harus ikut mengirim balon udara agar semakin meriah,” ujarnya, Minggu (30/11/2025).

    Parade Balon Udara ini diharapkan bisa menjadi hiburan bagi rakyat. Menurutnya saat ini rakyat membutuhkan hiburan di tengah kondisi yang sulit. Bagi Gatut jika warga terhibur dengan kegiatan ini bisa mendatangkan pahala.

    “Rakyat membutuhkan hiburan di tengah kondisi yang sulit ini, jika rakyat terhibur bisa mendapat pahala yang penting uang nya tidak dikorupsi,” tuturnya.

    Jasmin (23), salah seorang warga sangat antusias dengan kegiatan ini. Selama ini Jasmin hanya melihat parade balon udara melalui media sosial saja. Kegiatan ini juga dinilai sangat positif karena mampu menggerakkan ekonomi warga. Para pelaku UMKM juga dilibatkan dalam event tersebut.

    “Tidak hanya sekedar menikmati keindahan balon saja tapi sektor ekonomi warga juga bergerak melalui kegiatan ini,” pungkasnya. [nm/suf]

  • 3 Kapal Perang Angkut Bantuan dari Jakarta, Tiba di Sumatera dalam 2-3 Hari
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    3 Kapal Perang Angkut Bantuan dari Jakarta, Tiba di Sumatera dalam 2-3 Hari Megapolitan 30 November 2025

    3 Kapal Perang Angkut Bantuan dari Jakarta, Tiba di Sumatera dalam 2-3 Hari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tiga kapal perang TNI Angkatan Laut (KRI) bertolak dari Jakarta membawa bantuan kemanusiaan untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan proses pengiriman membutuhkan waktu dua hingga tiga hari sebelum bantuan tiba di lokasi terdampak.
    “Kita dari KRI inikan mungkin membutuhkan waktu dua hari menuju lokasi, dua sampai tiga hari,” ucap Ali saat melepas keberangkatan
    bantuan kemanusiaan
    skala besar di Kolinlamil, Tanjung Priok,
    Jakarta
    Utara, Minggu (30/11/2025).
    Adapun tiga kapal yang berangkat dari Jakarta adalah KRI dr. Soeharso-990 menuju Langsa, KRI Teluk Gilimanuk-531 menuju Lhokseumawe, dan KRI Semarang-594 menuju Nias.
    Ketiganya membawa berbagai kebutuhan pokok dan perlengkapan darurat, mulai dari beras, mi instan, air mineral, family kit, selimut, terpal, tenda, popok bayi, pembalut, hingga perahu karet.
    Selain tiga kapal dari Jakarta, dua KRI lain ikut mendukung operasi dari wilayah berbeda.
    KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 bertolak dari Surabaya menuju Sibolga, sementara KRI Sutedi Senaputra-378 yang berada di Belawan langsung bergerak ke Aceh.
    Untuk menjangkau daerah terpencil yang terputus aksesnya, TNI AL menyiagakan lima helikopter, termasuk Heli Panther.
    Helikopter tersebut akan men-drop logistik ke lokasi yang tidak bisa dijangkau melalui darat.
    “Harapannya helikopter yang kita bawa ini juga bisa langsung ke daerah-daerah, lokasi yang sulit dijangkau, dan bisa men-drop bantuan logistik di sana,” ungkap Ali.
    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menambahkan, bantuan yang dibawa berasal dari BUMD DKI, PMI, Baznas, dan masyarakat Jakarta.
    Rano memastikan Jakarta siap mengirim bantuan tambahan untuk korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    “Insya Allah hari ini kita menyampaikan beberapa bantuan. Artinya, Jakarta siap apabila memang dibutuhkan bantuan selanjutnya,” ucap Rano, Minggu.
    Menurut Rano, tantangan sebenarnya justru muncul setelah bencana selesai.
    Pada tahap itu, masyarakat biasanya menghadapi situasi yang lebih berat karena harus memulai kembali aktivitas, memulihkan rumah, memperbaiki fasilitas umum yang rusak, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam kondisi yang serba terbatas.
    Untuk itu, Pemprov DKI menyatakan kesiapan memberikan dukungan tambahan bila dibutuhkan oleh daerah terdampak.
    Di sisi lain, Ali menyebut Aceh, Sibolga, dan Nias menjadi wilayah yang paling membutuhkan bantuan cepat.
    TNI juga sudah mengerahkan Marinir dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak, termasuk laporan warga yang masih bertahan di atap rumahnya di Medan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencari Ikan Asal Bojonegoro Tewas Tersengat Listrik Alat Setrumnya

    Pencari Ikan Asal Bojonegoro Tewas Tersengat Listrik Alat Setrumnya

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Insiden tragis menimpa seorang pria asal Kabupaten Bojonegoro. Diduga tersengat aliran listrik alat setrum ikan, korban ditemukan tewas tenggelam di aliran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di wilayah Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, pada Minggu (30/11/2025).

    Korban diketahui bernama Tasrip Akbar (37), warga Dusun Kanor Pinggiran, Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.

    Kepala Seksi Kegawatdaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Agus Purnomo, mengungkapkan, sesuai dengan laporan yang diterima BPBD Bojonegoro, korban diduga sedang mencari ikan di sungai sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Informasi dari Pemdes, korban diduga tersetrum alat yang ia gunakan untuk mencari ikan. Hal ini menyebabkan korban terjatuh dan tenggelam di aliran Bengawan Solo,” jelas Agus Purnomo.

    BPBD Kabupaten Bojonegoro segera merespons laporan yang masuk untuk melakukan pencarian di perbatasan Bojonegoro-Tuban. Upaya pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan membuahkan hasil. Korban ditemukan di sekitar lokasi kejadian tenggelam pada pukul 11.15 WIB.

    “Personel BPBD Bojonegoro mendatangi lokasi guna melaksanakan assessment dan evakuasi korban. Syukur, korban ditemukan pada pukul 11.15 WIB,” tambah Agus.

    Setelah ditemukan, jenazah Tasrip Akbar segera dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Kanor untuk dilakukan visum, guna memastikan penyebab kematian korban. Sebagai bentuk kepedulian, tim BPBD Bojonegoro juga menyerahkan bantuan berupa dua paket sembako kepada keluarga korban. [lus/suf]