provinsi: JAWA TENGAH

  • Colt Tabrak Beat di Karangrejo Magetan, 3 Terluka

    Colt Tabrak Beat di Karangrejo Magetan, 3 Terluka

    Magetan bertiajatim.com) – Mitsubishi Colt T 120 nopol AE 1865 N menabrak Honda Beat nopol AE 3872 JF di Jalan Raya Maospati Ngawi masuk Kelurahan/Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/4/2024) pukul 14.30 WIB.

    Akibatnya, pengemudi dan penumpang Colt T120 dan seorang pengendara motor Beat mengalami luka. Kejadian berawal saat Mitsubishi Colt T yang dikendarai Anik Juwariah (37) warga Desa Karanggupito Kecamatan Kendal Ngawi berjalan dari arah Maospati ke arah Ngawi.

    Mobil itu sempat oleng ke kanan dan ke kiri hingga akhirnya menabrak Pujianto warga Desa Sobontoro Kecamatan Karas Magetan, yang mengendarai Beat berkelir merah putih itu. Pujianto berjalan dari arah berlawanan.

    Mobil itu berhenti usai menabrak pohon mindi di pinggir jalan. Pujianto pun tergencet pohon dan mobil. Dia mengalami luka parah di kepala, perut, tangan dan kaki. Sementara, si penumpang mobil yakni Sugito (43) sempat kesulitan keluar mobil karena tergencet bodi yang penyok.

    Warga yang mengetahui ada kecelakaan pun langsung menghampiri mobil tersebut. Mereka berupaya mengevakuasi pengendara mobil. Pun, warga kemudian meminta pertolongan petugas medis untuk mengevakuasi Pujianto yang tak sadarkan diri.

    “Kalau kejadian pastinya, kami ga tau ya. Yang jelas saat kami dengar ada suara tabrakan, saya langsung lihat dan ternyata mobil itu menabrak motor dan pohon. Saya tolong itu pengendara mobil. Yang luka parah tuh pengendara Beat,” kata Hariyadi, warga di dekat lokasi kejadian.

    Pujianto kemudian dibawa ke RSUD dr Sayidiman Magetan untuk mendapatkan pertolongan medis. sementara, pengemudi dan penumpang Colt T dirawat di Puskesmas Karangrejo.

    Polisi yang datang ke lokasi melakukan olah TKP. Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan dievakuasi ke Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Magetan sebagai barang bukti. Kejadian itu masih dalam lidik Satlantas Polres Magetan. (ted)

     

     

  • Cegah DBD, Pemdes Oro-oro Ombo Pasuruan Lakukan Fogging

    Cegah DBD, Pemdes Oro-oro Ombo Pasuruan Lakukan Fogging

    Pasuruan (beritajatim.com) – Musim pancaroba telah tiba, dan bersamaan dengan itu, risiko wabah penyakit seperti demam berdarah juga meningkat. Untuk mengantisipasi hal ini, Pemerintah Desa Oro-oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, bergerak cepat melakukan penyemprotan nyamuk di lingkungan warga yang terdampak.

    Kegiatan ini dilakukan setelah beberapa warga di desa tersebut dilaporkan dirawat di rumah sakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus demam berdarah.

    Menurut Kepala Desa Oro-oro Ombo Wetan, Amin Tohari, penyemprotan ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga, terutama di tengah musim pancaroba yang rentan terhadap wabah penyakit.

    “Fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan mengantisipasi wabah demam berdarah, dengan pencegahan lebih awal masyarakat bisa hidup sehat,” kata Amin.

    Amin menambahkan bahwa ini merupakan temuan kasus demam berdarah pertama di desa tersebut saat memasuki musim pancaroba. Oleh karena itu, dia menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah terbentuknya sarang nyamuk di tempat tinggal mereka.

    Salah satu warga, Mangun (53 tahun), yang sempat dirawat di rumah sakit beberapa hari akibat demam berdarah, menyambut baik langkah cepat pemerintah desa dalam melakukan penyemprotan nyamuk.

    “Sangat bagus kinerja Pemerintah Desa gerak cepat mengantisipasi wabah demam berdarah, langsung melakukan fogging dilingkungan masyarakat,” ujar Mangun.

    Amin juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang wabah penyakit yang sering terjadi di musim pancaroba. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, diharapkan wabah penyakit dapat dicegah dan ditangani dengan lebih efektif. [ada/beq]

  • Relawan BPBD Jember Bawa Kantong Jenazah Tertibkan Pengunjung Pantai Paseban

    Relawan BPBD Jember Bawa Kantong Jenazah Tertibkan Pengunjung Pantai Paseban

    Jember (beritajatim.com) – Sejumlah relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, membawa kantong jenazah, saat menertibkan ribuan pengunjung di Pantai Paseban, Kecamatan Kencong, Rabu (17/4/2024).

    Vicky Septian, salah satu relawan BPBD Jember, mengatakan, kantong jenazah itu dibawa untuk mengimbau warga yang meriung di pantai agar tak berenang. “Mereka sulit diatur. Kami bawa kantong jenazah agar mereka sadar diri terhadap keselamatan masing-masing,” katanya.

    Ombak laut selatan di perairan Jember memang beberapa kali menelan korban jiwa. Terakhir, seorang ayah dan dua orang anaknya dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terseret arus laut, Kamis (11/4/2024). Sang ayah meninggal dunia, sementara dua anaknya yang berusia belasan tahun bisa diselamatkan.

    Ternyata imbauan dengan kantong jenazah itu tidak terlalu digubris pengunjung pantai. “Mereka minggir sebentar, begitu kami tinggalkan, mereka ke tengah lagi,” kata Vicky.

    Ada 20 orang relawan BPBD Jember yang berjaga di Pantai Paseban selama musim libur lebaran. “Kami akan di sini sampai jumlah pengunjung berkurang dan landai. Hari ini saja ada kurang lebih 10 ribu orang pengunjung. Kami mem-back up dua pantai, yakni Pantai Karanganyar hingga Paseban,” kata Vicky. [wir]

  • Gempa Kembali Guncang Perairan Tuban, Kali Ini 5,0 M

    Gempa Kembali Guncang Perairan Tuban, Kali Ini 5,0 M

    Tuban (beritajatim.com) – Perairan Tuban kembali diguncang gempa. Kali ini dengan kekuatan 5,0 magnitudo pada Rabu (17/4/2024) sekitar pukul 15.15 WIB.

    Pusat gempa berada di 151 Km arah timur laut Tuban dengan kedalakan 10 Km. Tetapi, getaran gempa ini tak banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar Tuban.

    Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padama bahwa hari ini pada hari rabu tanggal 17 april 2024 telah terjadi gempa dengan kekuatan 5,0 SR di wilayah Timur Laut Tuban Jatim.

    “Benar, telah terjadi gempa seperti info yang sampean sampaikan tadi,” ucap Zem sapaannya.

    Ia juga menjelaskan, bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, sehingga pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, serta pantau terus informasi dari BMKG dan instansi terkait.

    #Gempa (UPDATE) Mag:5.0, 17-Apr-24 15:15:03 WIB, Lok:5.58 LS, 112.40 BT (Pusat gempa berada di laut 151 km TimurLaut Tuban), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II-III Bawean, II-III Gresik, II-III Surabaya, II Blora, II-III Tuban #BMKG pic.twitter.com/L63MUqJH9q

    — BMKG (@infoBMKG) April 17, 2024

    Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban Fraksi PKB Fahmi Fikroni mengaku merasakan gempa dengan kekuatan 5,0 M hanya sepersekian detik.

    “Tadi saya di rumah nonton TV tiba-tiba ada gempa saya lari mbak, soalnya masih trauma sama gempa kemarin,” tutur Fahmi Fikroni.

    Sedangkan, Masrifah warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban yang kebetulan sedang melakukan aktivitas menyapu di halaman tidak merasakan adanya getaran gempa.

    “Nggak kerasa mbak, soalnya pas lagi aktivitas mungkin ya, nggak tahu malah kalau ada gempa, kayaknya getarannya nggak sebesar kemarin,” tutup Masrifah. [ayu/beq]

  • Fakta Menarik Benteng Van Den Bosch Ngawi, Berikut Info Lokasi dan Harga Tiket

    Fakta Menarik Benteng Van Den Bosch Ngawi, Berikut Info Lokasi dan Harga Tiket

    Surabaya (beritajatim.com) – Benteng Van Den Bosch atau yang lebih dikenal dengan Benteng Pendem Ngawi adalah salah satu warisan bersejarah yang menarik di Jawa Timur. Dibangun pada era Perang Diponegoro antara tahun 1825-1830, benteng ini mencerminkan peran pentingnya dalam sejarah nasional.

    Berlokasi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, benteng ini memiliki ukuran mencapai 165 x 80 meter. Meskipun telah berusia ratusan tahun, lokasinya sangat strategis dengan jarak kurang lebih 1 kilometer dari pusat kota Ngawi, memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya. Berikut adalah rangkuman lengkap mengenai Benteng Van Den Bosch Ngawi:

    1. Pembangunan oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch

    Benteng ini dibangun pada tahun 1839 oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch, yang memimpin dan menguasai wilayah Ngawi saat itu. Fungsinya utama adalah sebagai benteng pertahanan Belanda selama masa penjajahan mereka di Indonesia.

    2. Asal Nama “Pendem”

    Benteng Van Den Bosch

    Nama “Pendem” bukan tanpa makna. Berasal dari kebiasaan masyarakat Ngawi, nama ini mencerminkan bangunan benteng yang sebagian besar berada di bawah permukaan tanah sekitarnya, mengingatkan kita pada sesuatu yang “terpendam” dalam tanah.

    3. Lebih dari 500 Pintu

    Benteng ini menampilkan keunikan dengan memiliki lebih dari 500 pintu, sebuah jumlah yang mengagumkan dan melebihi jumlah pintu yang ada di Lawang Sewu di Semarang. Menurut penelitian terbaru, ada total 519 pintu di dalam benteng, membutuhkan sekitar 40 truk kayu untuk proses revitalisasi.

    4. Restorasi dengan Biaya Fantastis

    Mengalami revitalisasi total sejak 10 Desember 2020, Benteng Pendem Ngawi mendapatkan perhatian khusus setelah kunjungan dari Presiden Joko Widodo, yang mana dilansir dari laman resmi DPUPR Ngawi. Proyek ini memiliki anggaran sekitar Rp 113,7 miliar untuk merevitalisasi 13 bangunan di dalam kompleks benteng dan penataan kawasan inti.

    5. Destinasi Wisata Sejarah dan Edukasi

    Selain menjadi penanda sejarah, Benteng Van Den Bosch Ngawi kini bertransformasi menjadi destinasi wisata edukasi. Dengan informasi lengkap seputar sejarahnya, benteng ini menawarkan pengalaman belajar yang seru namun juga mendalam. Ditambah dengan bangunan yang kokoh dan estetika menarik, tempat ini menjadi spot yang sempurna untuk berfoto dan mengabadikan momen yang berkesan.

    Dengan segala kekayaan sejarah dan keunikan yang dimilikinya, Benteng Van Den Bosch di Ngawi adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam sejarah Indonesia dan menikmati keindahan arsitektur kolonial yang megah.

    Bagi kalian yang ingin berkunjung ke destinasi ini, Benteng Van Den Bosch buka setiap hari pukul 08.00 – 17.00 WIB. Harga tiket masuknya pun sangat terjangkau, yakni hanya Rp 10 ribu saja per orang, sepadan dengan pengalaman yang akan kalian dapatkan di dalamnya. [mnd/aje]

  • Cuti Bersama Lebaran Berakhir, Khofifah: Saatnya Kembali Berkarya

    Cuti Bersama Lebaran Berakhir, Khofifah: Saatnya Kembali Berkarya

    Surabaya (beritajatim.com) – Seiring dengan berakhirnya masa cuti bersama lebaran Idulfitri 1445 Hijriah, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan selamat kembali berkarya pada seluruh warga Jawa Timur.

    Perjalanan mudik yang telah dilewati dengan menghabiskan waktu hangat bersama keluarga dan bersilaturahmi dengan sanak saudara diharapkan bisa menjadi re-charge energy yang menambah motivasi dalam belajar, bekerja dan juga berkarya ke depannya.

    “Setelah satu bulan beribadah di bulan Ramadhan, diakhiri dengan mudik bersilaturahmi pada keluarga tercinta di kampung halaman, kini saatnya kembali ke rutinitas sehari-hari. Yang masih sekolah, ayo kembali semakin rajin belajar, dan bagi para pekerja ayo semakin semangat bekerja dan berkaryanya,” tegas Khofifah, Senin (15/4/2024).

    “Kembali semangat untuk menggapai cita-cita dan sempai jumpa dengan Ramadhan dan Lebaran tahun mendatang,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Khofifah juga menegaskan bahwa secara umum, pelaksanaan Lebaran Idulfitri 1445 H di Jatim berlangsung sangat aman dan kondusif, dan masyarakat bisa menikmati mudik dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan.

    Terpantau berdasarkan data Jasa Marga Surabaya-Mojokerto, di puncak arus balik lebaran yang jatuh semalam, Minggu (14/4/2024), sebanyak 31 ribu kendaraan telah masuk ke Surabaya melalui gerbang tol Warugunung, dan secara bergelombang sebanyak 31 juta pemudik ke Jatim juga akan kembali ke perantauan masing-masing.

    “Untuk semua kelancaran selama mudik lebaran hingga arus balik dari dan ke Jatim, tentu kita bersama-sama mengucapkan terima kasih sebesar besarnya pada seluruh pihak yang bertugas. Mulai kepolisian, TNI, pemkab pemkot dan juga Pemprov Jatim semua pasti telah berupaya maksimal untuk mewujudkan mudik balik Jatim yang aman, lancar dan tak terkendala,” tegasnya.

    Berdasarkan data dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyebutkan bahwa perputaran uang selama libur Lebaran yang diperkirakan mencapai Rp157,3 triliun. Yang mana sekitar 60% perputaran itu beredar di Pulau Jawa yang menjadi tujuan mudik saat Lebaran.

    Dengan populasi yang mencapai 62 persen dari jumlah penduduk, daerah-daerah yang menjadi tujuan utama mudik, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek, disebut paling merasakan perputaran uang tersebut.

    “Kita berharap bersama kelancaran mudik juga akan membawa dampak positif bagi ekonomi Jatim. Yang tentunya kita harap ekonomi di kabupaten kota di seluruh Jatim bisa ikut terungkit,” tegasnya. [tok/beq]

  • Stasiun Bangil Pasuruan Alami Kenaikan Penumpang Hingga 40 Persen

    Stasiun Bangil Pasuruan Alami Kenaikan Penumpang Hingga 40 Persen

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pergerakan pemudik di Stasiun Bangil, Kabupaten Pasuruan, mengalami peningkatan signifikan selama mudik lebaran. Peningkatan kepadatan penumpang ini sangat terlihat saat arus balik lebaran.

    Menurut data yang diperoleh saat masa mudik lebaran kenaikan penumpang hanya berkisar 25 persen. Hal ini kemudian melonjak saat arus balik lebaran yang pada Minggu (14/4/2024) kemarin berkisar 40 persen.

    Mayoritas pemudik menggunakan kereta api lokal dengan tujuan antar kota dalam provinsi, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, dan Surabaya.

    Sementara itu, kereta api jarak jauh dengan tujuan Semarang, Solo, Yogyakarta, Jakarta, dan Cirebon juga mengalami lonjakan penumpang.

    Berdasarkan data Stasiun Bangil, sejak Sabtu (13/4/2024), tercatat 1.400 penumpang kereta api lokal dan 388 penumpang kereta api jarak jauh. Untuk hari ini (14/4/2024), hingga pukul 12.00 WIB, jumlah penumpang kereta api jarak jauh mencapai 477 orang, sedangkan kereta api lokal sebanyak 1.322 orang.

    “Perkiraan lonjakan penumpang akan terus naik hingga H+7 lebaran nanti. Sedangkan selama ini pada hari minggu kemarin menjadi salah satu naiknya jumlah oenumpang di Stasiun Bangil,” kata Mawan Nofianto, Kepala Stasiun Bangil, Senin (15/4/2024).

    Menurut salah satu penumpang yakni Hari mengatakan dirinya memilih balik sengaja mendekati hari libur. Hal ini dikarenakan dirinya sudah lama tak pulang kampung dan bertemundengan sanak saudara.

    “Saya dari Jakarta dan ini mau balik ke Jakarta lagi. Sengaja memang memilih balik agak lama karena sudah lama juga tidak pulang kampung,” jelasnya. (ada/ted)

  • Halal Bihalal Bani Haji Yusuf Jombang: Dari Sepasang Menjadi Ratusan

    Halal Bihalal Bani Haji Yusuf Jombang: Dari Sepasang Menjadi Ratusan

    Jombang (beritajatim.com) – Halal bihalal digelar oleh keluarga besar Bani Haji Yusuf di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. Keluarga ini terus beranak-pinak hingga saat ini jumlahnya mencapai 600 orang atau 180 KK (kepala keluarga).

    Keluarga Bani H Yusuf rutin melakukan halal bihalal setiap lebaran ke-empat. Tempatnya berpindah-pindah sesuai dengan urutan keluarga. “Tahun ini di rumah H Khudori, Dusun Ponggok. Untuk tahun depan di rumah ibu Muhhassonah Surabaya,” ujar Sekretaris Hippubay (Himpunan Putra Putri Bani Yusuf), Hanif Ashar, Minggu (14/4/2024).

    Halal bihalal yang bertempat di rumah H Khudori berlangsung meriah. Sanak keluarga dan handai taulan sejak pagi mengalir ke rumah yang berdesain lawas tersebut. Mereka duduk di kursi yang sudah disediakan.

    Sebuah tulisan halal bihalal keluarga besar Bani Haji Yusuf juga terpajang di rumah itu. Acara diawali dengan doa untuk leluhur. Kemudian pembukaan disampaikan oleh KH Mujatahid dari Pagerwojo Perak Jombang.

    Kiai Mujathid menjelaskan tentang silsilah keluarga. Yakni, Haji Yusuf adalah seorang yang berasal dari Demak Jawa Tengah. Kemudian berkelana ke Jombang untuk menyiarkan agama Islam. H Yusuf menyunting Hj Rohmah. Mereka tinggal di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo.

    Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai tujuh orang anak. Masing-masing; Hj Dewi Maryam, H Ahyat Dimyati, H Maskur, Hj Nafiatin, Mar’ah, Zahid Yusuf, serta Hj Asfiyah. Tujuh orang ini semuanya sudah wafat.

    Praktis, yang hadir dalam halal bihal dalam rangka Hari Raya Idulfitri 1445 H adalah generasi ketiga atau cucu dan seterusnya. Mereka tersebar di berbagai daerah. Mulai Jombang hingga kota-kota lainnya di Jatim dan luar Jawa.

    KH Ahmad Masduqi Abdurrohman Al Hafidz

    KH Masduqi Abdurrahman Al Hafid saat memimpin doa di Pesantren Tambakberas Jombang

    Salah satu cucu Haji Yusuf yang saat ini menjadi kiai sepuh di Jombang adalah KH Ahmad Masduqi Abdurrohman Al Hafidz, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Roudhotu Tahfidzil Qur’an (PPRTQ) Kecamatan Perak Kabupaten Jombang Jawa Timur.

    Gelar Al Hafid tersebut disematkan di belakang namanya karena Kiai Masduqi adalah penghafal Alquran. Bahkan Kiai Masduqi merupakan penghafal Alquran generasi pertama di Jombang. Kiai Masduqi lahir di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang.

    Dia merupakan anak ke-5 dari delapan bersaudara, pasangan KH Abdurrohman Bahri dengan Nyai Dewi Maryam. Sejak kecil Kiai Masduqi sudah mencintai ilmu agama. Awalnya, dia belajar agama dari sang ayah, yakni KH Abdurrohman Bahri.

    Setelah itu belajar Alquran kepada Kiai Munawir Pedes Kecamatan Perak. Oleh Kiai Munawir, Masduqi kecil direkomendasikan untuk belajar kepada KH Dahlan Kholil, seorang ahli Alquran dari PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Rejoso Kecamatan Peterongan Jombang.

    Dari Pesantren Rejoso, putra dari pasangan KH Abadurrahman Bahri dan Nyai Dewi Mariyam ini melanjutnya nyantri ke pesantren Assaidiyah Sampang Madura di bawah asuhan R KH Mohammad Said Ismail. Kiai Isma’il diriwayatkan sudah hafal Alquran di usia 10 tahun.

    Saat nyantri di pondok pesantren Sampang, Kiai Masduqi seangkatan dengan Mbah Mangli Magelang (almarhum KH Hasan Asya’ri). Lalu meneruskan lagi nyantri di pondok pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Juga pernah nyantri di KH Umar Zahid Semelo. Kemudian mendirikan Pondok Pesantren Perak pada tahun 1965.

    Sudah ribuan orang alumni PPRTQ Kecamatan Perak. Kebanyakan dari mereka juga mendirikan pondok pesantren. Kini pesantren yang didirikan Kiai Masduqi semakin berkembang. Santrinya sekitar 300 orang.

    Seiring laju waktu, selain mengkhususkan mendalami hafalan Alquran serta ‘ulumul Qur’an, PPRTQ Kecamatan Perak juga mendirikan lembaga pendidikan lain. Di antaranya, TPQ Ar Rahman, KB (Kelompok Bermain) Dewi Maryam, TK Islam Dewi Maryam, SD Islam Ar Rahman, SMP Islam Ar Rahman. Ar Rahman dan Dewi Maryam diambil dari nama kedua orangtua Kiai Masduqi.

    Namun untuk halal bihalal pada Minggu (14/4/2024), Kiai Masduqi berhalangan hadir karena sedang pemulihan dari sakit. Namun sang istri, Nyai Maisaroh beserta anak dan cucunya hadir di acara tersebut. Mereka bersilaturahmi dengan keluarga besarnya.

    “Ayah (Kiai Masduqi) tidak bisa hadir. Sedang pemulihan dari sakit. Sebenarnya beliau sangat ingin untuk hadir di acara halal bihalal Bani Haji Yusuf ini. Salam untuk seluruh keluarga,” ujar Machin, anggota DPRD Jombang, yang merupakan menantu dari Kiai Masduqi.

    Selain Kiai Masduqi, cucu dari Haji Yusuf lainnya yang pernah menjadi tokoh di Kabupaten Jombang adalah almarhum H Mukhlas Abdurrohman. Semasa hidup, H Mukhlas pernah menjabat sebagai anggota DPRD Jombang dari Golkar. Yakni semasa Orde Baru. Dia juga pengusaha sukses di zamannya.

    Sudah Berlangsung 22 Tahun

    Halal bihalal keluarga besar Bani Haji Yusuf Jombang, Minggu (14/4/2024)

    Sekretaris Hippubay (Himpunan Putra Putri Bani Yusuf), Hanif Ashar mengucapkan syukur tak terhingga karena acara berlangsung lancar. Dia juga tak henti berucap sykur, karena upaya menjalin silarurahmi keluarganya terus berjalan. Bahkan pada 2024 ini halan bihalal Bani Haji Yusuf sudah memasuki tahun yang ke-22.

    Ada hal berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam halal bihalal tersebut para undangan mendapatkan souvenir berupa kalender. Gambarnya adalah foto kakek dan nenek mereka. Juga foto halal bihalal pada tahun-tahun sebelumnya.

    Acara yang berlangsung meriah ini diakhiri dengan foto bersama dan saling berjabat tangan. Semuanya diliputi kegembiraan. Merajut silturahmi bersama sanak keluarga. Kini, jumlah mereka ratusan, meski awalnya hanya sepasang: H Yusuf dan Hj Rohmah. [suf]

  • Penjual Janur Kelapa Bermunculan di Pasar Tradisional Blora

    Penjual Janur Kelapa Bermunculan di Pasar Tradisional Blora

    Blora (beritajatim.com) – Penjual janur kelapa mulai bermunculan di pasar tradisional Blora, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2024). Harga yang dipatok oleh para pedagang ini Rp5 ribu per 10 helai. Ada juga janur yang sudah dirakit menjadi ketupat. Tentu harganya berbeda.

    Kondisi itu nampak di pasar tradisional Sido Makmur Blora. Di pasar ini penjual janur sudah terlihat saat H+1 lebaran Idulfitri 145 H. Sedangkan perayaan lebaran ketupat dilaksanakan pada H+7 lebaran.

    Sukijan, penjual janur kelapa asal Kaliweden Blora mengatakan, mengatakan aktivitas musiman dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga. Dia setiap tahun menjual daun kelapa yang masih muda itu. “Alhamdulilah, rezeki mengalir berkat janur,” kata Sukijan.

    Hal senada diungkapkan Sarmi, pedagang lainnya. Dia mengungkapkan menjual janur mulai H+1 Idulfitri 1445 Hijriah. Sarmi mendapat kiriman janur kelapa dari Kebumen. Satu ikat berisi 50 helai janur harganya Rp20 ribu.

    Sedangkan satu ikat yang terdiri 10 helai janur harganya Rp5 ribu. Selain menyediakan janur kelapa, ia juga menyediakan selongsong ketupat dan tali pengikat lepet serta buah kelapa tua untuk membuat santan sayur.

    “Pembeli yang menghendaki selongsong ketupat yang sudah jadi saya sediakan, bahkan saya buatkan langsung, harganya Rp10 ribu per 10 buah,” kata Sarmi sebagaimana dikutip dari lama resmi Pemkab Blora.

    Warga yang ke pasar membeli dagangan yang dijual oleh Sarmi dan pedagang lainnya. Dengan membeli selongsong, warga tidak usah repot untuk merangkai janur. Sehingga mereka tinggal memasak. Ketupat tersebut kemudian diantara ke sanak saudara.

    “Setahun sekali, buat ketupat dan lepet dimakan bersama keluarga dan dibagikan ke saudara. Ini tradisi setiap H+7 lebaran,” kata Siti, salah seorang warga Desa Gedongsari, Kecamatan Banjarejo.

    Tidak hanya di pasar Sido Makmur Blora, penjual janur kelapa juga bermunculan di Pasar Desa Gedongsari, Pasar Jepon , Pasar Tradisional Banjarejo, Ngawen dan pasar tradisional lainnya di Kabupaten Blora.

    Ketupat atau kupat dibuat dari beras, dinikmati dengan sayur kuah santan. Sedangkan lepet dibuat dari bahan ketan dicampur parutan kelapa dan beberapa ditambah kacang tholo.

    Beberapa warga di pedesaan, pada pagi hari Lebaran Ketupat biasanya menggelar hajatan yang dipusatkan di rumah perangkat desa atau tokoh masyarakat.

    Selain itu, beberapa warga Blora juga berwisata sambil membawa bekal ketupat dan lepet ke pantai seperti di pantai Kartini Rembang atau di pantai wilayah Kabupaten Jepara.

    Istilah ketupat kerap digunakan untuk parikan pada acara tertentu, misalnya, kupat kecemplung santen, menawi kathah lepat nyuwun pangapunten (kupat dicelup kuah santan, kalau ada salah mohon dimaafkan).

    “Itu menarik, bagian dari kearifan lokal, karena masih dalam suasana lebaran atau di bulan Syawal dan saling bermaafan,” ucap Mohammad Taufiqurrahman, peminat tradisi kupatan asal Kecamatan Randublatung, Blora. [suf]

  • Imbas Hujan 5 Jam di Magetan, Air Meluap Rendam Rumah Warga

    Imbas Hujan 5 Jam di Magetan, Air Meluap Rendam Rumah Warga

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras mengguyur kawasan Kabupaten Magetan sejak Kamis (11/4/2024) sore. Akibatnya, kawasan Desa Temboro dan Karas terdampak luapan air.

    Tak hanya menggenangi jalan penghubung Kecamatan Karas Kabupaten Magetan dengan Kecamatan Kendal Ngawi, air juga masuk ke sejumlah rumah warga.

    Arus lalu lintas sempat tersendat imbas jalan raya Karas-Kendal tergenang air. Meski begitu, pengguna jalan baik roda dua dan roda empat masih bisa melintas.

    “Hujannya deras selama beberapa jam. Lapangan desa, di dekat rumah saya juga terendam. Ada yang masuk rumah warga juga,” kata Afifah, salah satu warga Desa Jungke.

    Hingga berita ini ditulis, air sudah mulai surut meski masih menggenangi jalan raya. Pihak BPBD Magetan dan TNI Polri masih terus memantau lokasi. Pun melakukan pendataan terhadap dampak luapan air tersebut. [fiq/ian]