provinsi: JAWA TENGAH

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Keajaiban datangnya tidak bisa diperkirakan. Keajaiban hanya datang ketika manusia terus berusaha tanpa mengenal lelah. Dalam kasus tewasnya Maya Dwi Ramadhani (21) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang tewas saat mengejar jambret. Keajaiban datang kepada kakak kandung Maya yang saat itu kebingungan mencari lokasi keberadaan adik gadisnya.

    Jam sudah menunjukan pukul 01.30 WIB, Maulidia Eka bingung mencari keberadaan adiknya yang baru saja menjadi korban Jambret di Jalan Arjuno pada Kamis (23/05/2024) malam. Saat itu, Maulidia baru saja mendapatkan informasi dari saksi yang melihat adiknya di Jambret. yang diketahui oleh Maulidia, dua pelaku jambret gagal membawa tas milik adiknya. Tas itu lalu diamankan saksi dan kembali diambil oleh Maulidia di rumah saksi di Jalan Dupak.

    Perempuan berusia 23 tahun itu melihat barang-barang yang diamankan seperti dompet, Iphone dan chargernya benar milik adiknya. Walaupun barang adiknya ditemukan, pikiran Maulidia kalut. karena Maya tidak diketahui keberadaanya. Maulidia pun memutuskan untuk mencari adiknya berkeliling di sekitar Jalan Arjuno.

    Waktu terus berlalu, angin malam semakin menusuk ke dalam tulang. Maulidia saat itu bersama ibunya Millah menyusuri jalan Tanjung Perak hingga ke BG Junction. Mereka berkeliling melewati Pom Bensin Bubutan hingga Jalan Pahlawan.

    Sambil keliling, Maulidia tersadar bahwa motor Honda PCX Merah yang dikendarai adiknya dipasangi oleh GPS. Ia pun membuka aplikasi GPS itu untuk menemukan lokasi sepeda motor Maya. Asumsinya, sepeda motor Honda PCX itu masih dikendarai oleh Maya.

    “Namun, karena aplikasi GPS nya akhir-akhir ini belum dibayar, jadi ga bisa kelacak posisinya dimana,” kata Milah, ibu kandung dari Maya, Minggu (26/05/2024).

    Selama satu jam lebih Maulidia dan Millah mencari Maya namun tidak menemukan hasil. Aplikasi GPS itu merupakan satu-satunya cara agar Maya cepat ditemukan, pikir Maulidia. Maulidia tidak berhenti memencet aplikasi GPS-nya.

    Rasa lelah fisik dan pikiran sudah mulai menyerang. Harapan untuk menemukan Maya sudah semakin menipis.

    Di sela-sela rasa pasrah itu, keajaiban datang. Tiba-tiba aplikasi GPS yang sudah tidak dibayar dan tidak bisa digunakan itu menunjukan dimana letak sepeda motor Maya. Lokasinya berada di kantor Polsek Bubutan. Maulidia bersama Milah pun langsung menuju kantor Polsek Bubutan.

    Sesampainya di kantor Polsek Bubutan, Maulidia dan Milah menemukan sepeda motor honda PCX merah milik Maya. Namun tetap keberadaan Maya tidak ditemukan.

    Mereka pun menanyakan keberadaan Maya ke anggota Polsek Bubutan. Bak disambar petir, Maulidia kaget ketika anggota Polsek Bubutan memberi tahu bahwa Maya dalam kondisi kritis karena kecelakaan usai mengejar jambret di Jalan Semarang.

    Maya kritis setelah pelaku jambret bisa menendang sepeda motor Honda PCX yang dikendarai Maya. Maya lalu terlempar ke sisi kanan. disaat yang bersamaan, ada mobil yang melintas. Tubuh Maya lantas terlindas mobil. Sekujur tubuh Maya pun luka-luka.

    “Saya melihat ada jahitan baru di tulang rusuk dekat ketiaknya. Lalu di bagian punggung anak saya itu memar semua,” tutur Milah dengan nafas berat menahan tangis.

    Oleh petugas Polsek Bubutan, Mauilidia dan Milah diarahkan menuju RSUD dr. Soetomo karena Maya dievakuasi dalam kondisi kritis setelah dengan luka pendarahan di kepala.

    Maulidia dan Milah pun menuju rumah sakit. Di sepanjang jalan, Milah dan Maulidia tidak berhenti mengucap permohonan kepada sang Khalik agar Maya diberi keselamatan.

    Sesampainya di Rumah Sakit dr Soetomo Maulidia mencari keberadaan adiknya di IGD. Namun ternyata Maya sudah dipindah ke salah satu lorong dalam kondisi tertutup kain putih.

    “Di situ saya sudah histeris. Saya lihat rambut dan pakaiannya benar anak saya. Sambil menutup kainnya, saya bilang;ya Allah Surga kamu, Nak,” ucap Milah sambil menangis.

    Kini keluarga akan medesak dan berdoa agar pelaku jambret yang menyebabkan Maya tewas segera ditangkap. Keluarga akan terus berusaha sampai keajaiban datang. Sama seperti ketika notifikasi GPS yang sudah tidak bisa muncul karena tidak dibayar kembali muncul normal. Keluarga akan terus menunggu keajaiban sembari mendoakan Maya agar tenang di sisi Allah SWT. [ang/but]

  • Relawan EBR Bojonegoro Gelar Musda Pertama

    Relawan EBR Bojonegoro Gelar Musda Pertama

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Organisasi relawan kemanusiaan Elang Bengawan Rescue (EBR) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) pertama tahun 2024. Musda EBR di New Garasi Cafe dan Bistro Bojonegoro tersebut secara aklamasi menempatkan Sukirno sebagai Ketua Umum EBR masa bhakti 2024-2026.

    Musda EBR tahun 2024 dimulai sejak pukul 09.00 Wib, Sabtu (25/5/2024). Dibuka oleh Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi, Andik Sudjarwo. Lebih dari separo anggota EBR yang diundang hadir dan memberikan hak suaranya untuk memilih pemegang tongkat komando sebagai ketua umum organisasi.

    Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi, Andik Sudjarwo memberikan apresiasi pelaksanaan Musda EBR ke-I tahun 2024 ini. Andik mengatakan patut disyukuri bersama dengan kondisi hadirnya organisasi relawan kemanusiaan saat ini.

    “Tidak mudah untuk mengidentitaskan diri sebagai relawan kemanusiaan. Juga tidak banyak orang-orang yang memiliki jiwa kerelawanan. Sebab, relawan kemanusiaan itu adalah panggilan hati, panggilan jiwa,” ujar Andik sebelum membuka pelaksanaan Musda EBR.

    Dalam perkembangannya, lanjut Andik, organisasi EBR ini tergolong organisasi relawan baru di Kabupaten Bojonegoro. Meski organisasi ini baru, dia memberikan apresiasi kepada para jajaran pengurus dan semua anggotanya. Telah banyak yang sudah dilakukan personil EBR dalam penanggulangan bencana dan misi kemanusiaan.

    Menurut Andik, EBR Bojonegoro tidak hanya fokus bergerak aktif dalam operasi SAR mencari orang hilang atau korban tenggelam di Bengawan Solo saja. Namun, semua rangkaian siklus dalam kebencanaan juga mampu dijalankan oleh para personil EBR. Mulai edukasi kepada masyarakat atau mitigasi pada pra bencana, penanganan darurat saat terjadi bencana, hingga proses pemulihan pasca bencana.

    “Sejak organisasi EBR Bojonegoro ini berdiri, para personilnya juga sering diundang menjadi narasumber pemateri kebencanaan. Baik di pemerintahan, kampus, perusahaan maupun sosialisasi di sekolah-sekolah,” jelasnya.

    Ketua Umum EBR Bojonegoro masa bhakti 2021-2023, Loegito usai membacakan laporan pertanggungjawaban (Lpj) masa kepemimpinannya berpesan, personil EBR harus selalu berkolaborasi, bekerjasama dengan semua pihak.

    Karena dalam penanggulangan bencana, adalah urusan bersama. Bukan hanya tugas pemerintah dan relawan saja. Namun, para dunia usaha juga punya tanggungjawab dan kewajiban turut menanggulangi bencana.

    “Saya berharap personil kita selalu bersatu, bisa berkolaborasi dengan banyak pihak dalam menangani bencana,” pinta Loegito.

    Sementara itu, dalam sesi Sidang 1 yang dipimpin oleh panitia sidang M Nurcholis pada Musda ke-I Elang Bengawan Rescue (EBR) Bojonegoro tersebut, Sukirno terpilih secara aklamasi. Dan seluruh peserta Musda dalam Sidang 1 ini memilih dan sepakat Sukirno menjadi Ketua Umum EBR. Meski beberapa kali sempat terjadi interupsi dari peserta Musda untuk memberikan usulan dan saran.

    Pada sesi selanjutnya, yakni dalam Sidang 2, setelah Sukirno terpilih menjadi Ketua Umum masa bhakti 2024-2026 dilanjutkan dengan pengukuhan oleh Ketua Dewan Pengawas, Pengarah dan Pembina organisasi EBR.

    Sukirno maju berdiri di depan bersama Ketua Umum lama, Loegito dan Andik Sudjarwo untuk prosesi pengukuhan. Diawali penyerahan bendera pataka dari Ketua Umum EBR lama kepada Ketua Dewan organisasi. Setelah itu secara estafet bendera pataka diserahkan kepada Sukirno sebagai Ketua Umum baru pemegang komando organisasi EBR. [lus/suf]

  • 350 Peternak Ikuti Kontes Domba dan Kambing di Kediri, Hadiahnya Fantastis

    350 Peternak Ikuti Kontes Domba dan Kambing di Kediri, Hadiahnya Fantastis

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 350 peternak mengikuti kontes domba dan kambing digelar di Pasar Hewan Rojokoyo, Desa Purwokerto Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Sabtu dan Minggu (25-26/5/2024). Ratusan peserta kontes itu merupakan peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

    Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia Cabang Kediri Taufan Hidayat mengatakan, kontes ini diadakan karena trend kepemilikan domba dan kambing semakin bagus. Adapun kategori jenis domba yang dinilai ialah berdasarkan bobot badan. Sedangkan kambing jenis boer dan etawa dinilai untuk kelas keindahan.

    “Untuk hadiah yang diperebutkan berupa uang tunai Rp50 juta dan ratusan doorprize menarik,” ungkap Taufan Hidayat, pada Minggu (26/5/2024).

    Peternak Kediri yang hadir pada kontes ini diharapkan bisa menjadikannya tolak ukur mereka untuk mengikuti kontes dengan level lebih tinggi ke depannya. Sementara itu, untui peserta terjauh kontes berasal dari ujung barat Pulau Jawa yakni dari Bogor. Sedangkan peserta ujung timur berasal dari Banyuwangi.

    Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, kontes domba dan kambing ini merupakan bentuk dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Kediri bagi komunitas peternak yang ada di Kabupaten Kediri.

    “Insyaallah sesuai harapan Mas Bupati, kami akan terus support kegiatan kegiatan yang melibatkan peternak khususnya yang ada di Kabupaten Kediri, khususnya pelaku pelaku usaha yang mempunyai peran kepada masyarakat,” ucapnya.

    Masih katanya, kontes ini juga bertujuan untuk mencukupi protein hewani di Kabupaten Kediri maupun secara nasional. Mengingat potensi pakan dan potensi peternak di Kabupaten Kediri sangat besar.

    “Melalui kegiatan ini, diharapkan agar 4.000-an peternak domba dan kambing di Kabupaten Kediri bisa lebih meningkatkan kualitasnya sekaligus memenuhi permintaan pasar,” tutupnya. [nm/suf]

  • Kronologi 2 Pelajar Ngawi Tewas Tenggelam di Bengawan Madiun 

    Kronologi 2 Pelajar Ngawi Tewas Tenggelam di Bengawan Madiun 

    Ngawi (beritajatim.com) – Dua pelajar Ngawi tewas tenggelam di Bengawan Madiun pada Sabtu (25/5/202). Dua pelajar itu tenggelam selang dua jam antar kejadian di Desa Kandangan Kecamatan/Kabupaten Ngawi.

    Pertama, korban berinisial IW (13) pelajar sekolah menengah pertama (SMP) warga Desa Kandangan Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. IW dan dua orang rekannya mandi di Bengawan Solo yang tak jauh dari rumahnya.

    Sayangnya, korban yang tak bisa berenang itu tenggelam di Bengawan Solo. Pun, sekitar satu jam pencarian, korban pun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Kemudian, korban kedua yakni pelajar SMK berinisial AG (16) warga Desa Kandangan Ngawi. Agil bermain di Bengawan Madiun dan kemudian tenggelam.

    “Betul ada dua kejadian laka air di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi di aliran sungai Bengawan Madiun. Dua korban merupakan pelajar. Satu pelajar SMP dan satunya SMK. Keduanya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” terang Kapolsek Ngawi AKP Suyadi di lokasi kejadian.

    Suyadi mengatakan, kedua jenazah sudah dibawa ke rumah duka. Pun sudah dilakukan visum. Tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.

    “Kami mengimbau siapa saja agar tidak beraktivitas di kawasan aliran sungai. Apalagi jika tidak bisa berenang. Kemudian, kami mengimbau agar orang tua mengingatkan putra putrinya agar tidak main di kawasan Bengawan Madiun,” pungkas Suyadi. [fiq/ian]

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Keluarga Belum Lapor Polisi

    Surabaya (beritajatim.com) – Pihak keluarga dari Maya Dwi Ramdani, mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya yang tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang, Kamis (23/05/2024) malam belum melapor ke pihak kepolisian.

    Diketahui, Maya menjadi korban penjambretan saat melintas di Jalan Arjuno. Saat itu, Maya mengendarai Honda PCX L 2657 ME untuk mengejar dua pelaku jambret yang mengendarai sepeda motor kopling.

    “Keluarga masih belum melapor karena masih berduka. Namun, kita sudah memeriksa satu saksi dan mengamankan CCTV dari lokasi,” kata Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes saat dikonfirmasi beritajatim.com, Jumat (24/5/2024) malam.

    Dari rekaman CCTV yang diamankan polisi mengetahui bahwa pelaku berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor berkopling. Saat ini Polsek Sawahan masih bekerja untuk menemukan dua pelaku jambret yang membuat mahasiswi Prodi Manajemen Dakwah UINSA itu tewas dengan menderita cidera otak ringan dan pendarahan pada kepala bagian kanan.

    “Kami masih memeriksa dan melakukan pendalaman untuk mengungkap pelaku. mohon bersabar,” imbuh Domingos.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono memastika anggotanya akan bekerja maksimal untuk mengejar pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA itu. Sehingga, keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Surabaya bisa kondusif.

    “Perkara jambret tetap kami atensi karena sangat meresahkan. Kami pastinya akan bekerja maksimal untuk masyarakat kota Surabaya,” pungkas Hendro.

    Diketahui, Maya sempat dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dalam kondisi kritis oleh BPBD Kota Surabaya. Namun, setelah mendapatkan perawatan intensif oleh tim dokter, Maya menghembuskan nafas terakhir dan dinyatakan meninggal. Saat ini, jenazah Maya sudah dikebumikan oleh keluarga. [ang/suf]

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Ini Barang yang Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya, Maya Dwi Ramdani tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang, Kamis (23/5/2024) malam. Ia menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Sawahan arah ke Jalan Semarang.

    Dari Informasi yang dihimpun beritajatim.com, petugas yang melakukan evakuasi tidak menemukan handphone beserta dompet yang berisikan identitas di lokasi tewasnya mahasiswi  itu. Dari data laporan yang dikeluarkan oleh command center 112, petugas hanya menemukan tas warna ungu berisikan alat-alat make up dan sepeda motor Honda PCX L 2657 ME yang dikendarai Maya.

    “Tidak ada saksi yang mengetahui peristiwa penjambretan itu secara utuh. Kami baru memeriksa satu saksi dan mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ujar Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes, Jumat (24/5/20240 malam.

    Dari informasi yang dihimpun, Maya saat itu melintas di Jalan Arjuno usai bertransaksi bahan untuk kegiatan Jumat berkah. Dua pelaku yang mengendarai sepeda motor berkopling berhasil merampas tas Maya. Korban yang kaget langsung mengejar dua pelaku yang mengarah ke Jalan Semarang.

    Saat berada di Jalan Semarang, tidak ada yang tahu pasti bagaimana Maya bisa jatuh dan tergeletak. Warga sekitar dan pengendara yang kebetulan melintas hanya mendengar suara sepeda motor yang jatuh dan teriakan dari Maya.

    Sejumlah warga sekitar hanya mengetahui Maya yang mengenakan baju lengan panjang warna abu-abu dan celana hitam sudah tergeletak di pinggir jalan Semarang tepatnya di depan Indomaret dengan luka pendarahan di bagian kepala kanan.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono berkomitmen untuk segera menangkap pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA itu. dirinya akan mengerahkan anggotanya untuk segera menangkap pelaku. “Perkara jambret tetap kami atensi karena sangat meresahkan warga Kota Surabaya,” pungkasnya.

    Diketahui, dalam waktu sebulan telah terjadi 2 kali peristiwa jambret di Jalan Arjuno. Aksi pertama terjadi di dekat simpang empat Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang. Dalam peristiwa itu, korban berhasil mempertahankan tasnya dan pelaku kabur setelah diteriaki.

    Peristiwa kedua dialami oleh Maya, Mahasiswi program studi Manajemen Dakwah yang dikenal sebagai aktivis kampus itu menjadi korban jambret oleh dua pelaku mengendarai sepeda motor kopling. Maya sempat mengejar kedua pelaku sebelum akhirnya jatuh di Jalan Semarang dan mengalami pendarahan kepala. [ang/suf]

  • Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Jalan Arjuno Surabaya tampaknya masih menjadi tempat favorit bagi para pelaku jambret untuk melancarkan aksinya. Terbaru, Mahasiswi UINSA Maya Dwi Ramdani tewas di Jalan Semarang setelah sebelumnya menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Kamis (23/05/2024) malam. Maya reflek mengejar pelaku sampai ke Jalan Semarang dan terjatuh di jalan.

    Kapolsek Sawahan, Kompol Domingos de Fatima Ximenes mengatakan dalam sebulan terakhir sudah ada 2 kejadian jambret di Jalan Arjuno. Pada aksinya yang pertama, pelaku gagal melakukan aksinya setelah korban berhasil menarik kembali tas miliknya. Kejadian itu terjadi di dekat perempatan Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang.

    “Di sepanjang jalan (Arjuno) itu sudah kejadian 2 kali. Kemarin beberapa waktu sempat terjadi namun pelaku gagal,” kata Domingos, Jumat (24/05/2024).

    Domingos menjelaskan, Jalan Arjuno tampaknya menjadi favorit para pelaku jambret karena track jalan yang lurus dan panjang. Kalaupun korban mengejar pelaku, banyak jalan tembusan untuk kabur. Selain itu, penerangan di Jalan Arjuno juga redup jika malam hari.

    “Jalan Arjuno itu kan track nya lurus. Lalu penerangannya kan juga kurang. Itu yang dibuat pelaku menjadi celah biar bisa beraksi. Selain itu jalan untuk kabur juga banyak. Bisa masuk Pakis, Petemon sampai Jalan Semarang,” imbuh Domingos.

    Selain itu, menurut analisa Domingos selama menjadi Kapolsek Sawahan, pelaku jambret kerap kali menjadikan ibu-ibu dan perempuan remaja menjadi sasaran. Oleh sebab itu, ia menghimbau kepada masyarakat Surabaya khususnya perempuan untuk tidak keluar pada jam rawan. “Himbauan kita itu keluar tidak kepentingan jangan keluar sampai tengah malam. Remaja perempuan itu jadi incaran. Kebanyakan menjadi korban itu ibu-ibu atau remaja perempuan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa kejahatan jalanan seperti jambret selalu menjadi perhatian khusus pihaknya. Karena kejahatan jalanan seperti jambret meresahkan warga Kota Surabaya dan berpeluang besar menghilangnkan nyawa. “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tegasnya.

    Diketahui, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/05/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, Mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang. Dari keterangan saksi di lapangan diduga pelaku berjumlah 2 orang dan mengendarai sepeda motor berkopling. (ang/kun)

  • Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/5/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang.

    Parno salah satu saksi di lokasi mengatakan bahwa Maya saat itu melaju dari arah Jalan Pasar Kembang menuju ke arah Jalan Semarang. Saat melintas di Jalan Arjuno, korban dipepet dua orang yang mengendarai sepeda motor kopling.

    “Pelaku dua orang mas. Saat itu korban sempat teriak lalu dikejar sendiri sama korban,” kata Parno, Jumat (24/5/2024) malam.

    Saat tiba di Jalan Semarang, korban kehilangan kendali atas motornya karena terserempet mobil hingga terjatuh. Korban terjatuh ke arah trotoar jalan. Maya sempat dilarikan ke RS Soewandi sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dan meninggal dunia pada Jumat (24/05/2024) subuh.

    Sementata itu, Kapolsek Sawahan Kompol Domingos Xe Ximenes mengatakan pihaknya sudah mengetahui kejadian penjambretan itu. Saat ini polisi masih menganalisa rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi untuk menangkap pelaku.

    “Tadi kami sudah minta rekaman CCTV. Saat ini masih kami selidiki untuk menangkap pelaku,” kata Domingos.

    Domingos menjelaskan sampai saat ini keluarga belum membuat laporan di Polsek Sawahan. Namun, pihaknya tetap menyelidiki kasus ini agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

    “Keluarga belum melapor karena masih berduka. Namun, kita sudah melakukan pemeriksaan pada 1 saksi dan mengamankan CCTV di lokasi,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja maksimal untuk menangkap pelaku. Apalagi, kejahatan jambret merupakan tindakan yang meresahkan warga Kota Surabaya.

    “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tutupnya. [ang/beq]

  • Festival Lampion Balon di Kota Mojokerto Diharapkan Jadi Event Tahunan

    Festival Lampion Balon di Kota Mojokerto Diharapkan Jadi Event Tahunan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Festival Lampion Balon 2024 dalam rangka memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak digelar di Alun-alun Wiraraja Kota Mojokertopioolampion, Kamis (23/5/2024). Event tersebut diharapkan menjadi agenda rutin tahunan sehingga Kota Mojokerto tidak hanya dikenal namun wisatawan datang ke kota dengan tiga kecamatan tersebut.

    Hal tersebut disampaikan oleh Pejabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro usai mengikuti Festival Lampion Balon dalam rangka memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak di Alun-alun Wiraraja Kota Mojokerto. “Ketika ini menjadi event tahunan, Kota Mojokerto tidak hanya dikenal namun orang datang ke sini,” ungkapnya.

    [irp]

    Dengan wisatawan datang ke Kota Mojokerto, lanjut Mas Pj (sapaan akrab, red), maka diharapan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Mojokerto akan tumbuh. Selain itu, lanjut orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini, tingkat hunian hotel di Kota Mojokerto juga akan berjalan.

    “Semua happy, semua punya cuan. Panitia melibatkan semua elemen (Festival Lampion Balon), jadi memang hari raya umat Budha tapi panitianya itu panitia besar. Seluruh elemen yang ada di Kota Mojokerto dilibatkan. Yang jelas kita ingin ada partnership di Kota Mojokerto, itu yang harus kita rawat, kita hina dan kita kuatkan,” katanya

    Sehingga diharapkan Kota Mojokerto seperti yang dicita-citakan bersama menjadi sebuah kota yang moderasi beragamanya bisa menampung seluruh agama. Selain itu, diharapkan semua bisa beribadah dengan baik dan tidak ada yang merasa dimarjinalkan. Kota Mojokerto diharapkan menjadi kota yang inklusif.

    “Secara teori, kita terinspirasi di Jawa Tengah yang satu-satunya di Republik ini yang sampai hari ini melaksanakan kan di Magelang, Jawa Tengah. Dan kita berupaya dengan format lain, tidak lampion tapi balon. Terus jaga keharmonisan, terus jaga kedamaian, jaga persatuan, tidak boleh ada yang terkotak-kotak,” ujarnya

    Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Timur ini menambahkan, jika Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa lahir dari Bumi Majapahit. Sehingga kewajiban generasi saat ini, semboyang yang sudah dipatenkan oleh leluhur bisa digaungkan kembali.

    “Yakni bahwa perbedaan itu tetap harus dibingkai dalam nafas persatuan,” pesannya.

    Dalam Festival Lampion Balon dalam rangka memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak digelar di Alun-alun Wiraraja Kota Mojokerto tersebut melibatkan lintas komunitas, lintas tradisi, dan lintas agama. Peringatan Waisak di Kota Mojokerto tidak hanya melibatkan Wihara Buddhayana Mojokerto, Sahabat Sosial Berbagi Mojokerto dan berbagai organisasi lintas agama.

    Acara tersebut merupakan bentuk nyata Bhinneka Tunggal Ika. Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa’ menjadi tema Waisak dari Sangha Agung Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dituangkan dalam Festival Lampion Balon Waisak Majapahit 2024.

    [irp]

    Tahun ini, detik-detik Waisak akan jatuh pada, Kamis (23/5/2024) pukul 20.52.42 WIB. Secara khuyuk, salah satu biksu memimpin doa detik-detik Waisak sebelum doa yang dibacakan tujuh pemuka berbagai agama yang ada. Ada sebanyak 2.568 lampion balon berwarna putih disiapkan panitia, yang secara simbolis dilepas oleh Pj Wali Kota Mojokerto didampingi Forkopimda Kota Mojokerto.

    Tampak hadir mantan Wali Kota Mojokerto 2019-2024, Ika Puspitasari bersama sang suami Supriyadi Karima Syaiful. Karena digelar di Alun-alun Wiraraja Kota Mojokerto sehingga antusias masyarakat menyaksikan Festival Lampion Balon 2024 cukup banyak. [tin/aje]

  • Terdesak Kebutuhan Ekonomi Warga Rembang Mengakhiri Hidup di Gresik

    Terdesak Kebutuhan Ekonomi Warga Rembang Mengakhiri Hidup di Gresik

    Gresik (beritajatim.com)- Risnadi (43) warga asal Desa Sumberejo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, membuat seluruh warga Desa Pasinan, Kecamatan Wringinanom, Gresik, geger. Pasalnya, lelaki yang kos di desa tersebut mengakhiri hidupnya karena terdesak kebutuhan ekonomi.

    Terkait dengan kejadian ini, Kapolsek Wringinanom AKP Inggit membenarkan adanya orang mengakhiri hidup di tempat kos milik H. Sugeng.

    “Kejadian ini diketahui bermula saat kakak korban Sati (46) mendatangi rumah kos korban. Pasalnya, pesan WhatsApp tidak dibalas sejak pagi hingga sore. Karena curiga kakaknya mengecek keberadaan korban,” ujarnya, Kamis (23/5/2024).

    Masih menurut Inggit, setelah tiba di tempat kos korban. Kemudian kakaknya mengetuk pintu. Namun, tidak ada jawaban dari korban. Selanjutnya, Sati mendobrak pintu kamar kos adiknya. Selanjutnya, melihat adiknya sudah tak bernyawa mengakhiri hidup gantung diri dibalik pintu kamar.

    “Korban mengakhiri hidup dengan mengikat lehernya memakai tali tampar. Kemudian nyawanya tak tertolong dengan kondisi menggantung,” paparnya.

    Melihat adiknya mengakhiri hidup lanjut Inggit, adik korban melaporkan kejadian ini ke perangkat desa selanjutnya diteruskan ke Polsek Wringinanom.

    Setelah menerima laporan terebut anggota polsek beserta petugas medis dari Puskesmas Wringinanom serta disaksikan perangkat desa menurunkan jenazah dari tali tampar gantung dan melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan.

    “Pihak keluarga tidak menghendaki untuk dilakukan otopsi karena menganggap kejadian tersebut merupakan musibah dan suratan takdir serta tidak menuntut atas kejadian tersebut,” kata Inggit.

    Inggit menambahkan, dari informasi yang didapat korban mengakhiri hidup akibat masalah ekonomi. Atas kejadian ini, aparat kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa tali tampar warna biru dan kabel warna bening dan biru dengan panjang sekitar 80 cm dan pakaian yang dikenakan korban.

    “Semua barang bukti telah diamankan. Jenazah korban sudah dibawa keluarganya ke kampung halamannya untuk segera dimakamkan,” ungkap Inggit. (dny/ian)