provinsi: JAWA TENGAH

  • Fenomena ‘Brain Drain’, Pakar UGM Desak Hentikan Rekrutmen Kerja Jalur ‘Ordal’

    Fenomena ‘Brain Drain’, Pakar UGM Desak Hentikan Rekrutmen Kerja Jalur ‘Ordal’

    Liputan6.com, Yogyakarta – Fenomena brain drain atau hengkangnya kaum intelektual, ilmuwan dan cendekiawan yang memilih menetap di luar negeri kini tengah marak di Indonesia.

    Menurut pakar Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM, Hempri Suyatna fenomena brain drain di Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak lama.

    Ia memberikan contoh di tahun 1960-an banyak mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri dan tidak kembali ke Indonesia dan memilih bekerja di luar negeri.

    “Adanya fenomena ini terus terjadi saat ini di mana banyak tenaga-tenaga terampil dan profesional Indonesia yang memilih berkarir di luar negeri daripada di Indonesia,” kata Hempri, Kamis 23 Januari 2025.

    Hempri mengatakan data Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham, sejak tahun 2019 hingga 2022 ada 3.912 warga negara Indonesia (WNI) yang beralih menjadi warga negara Singapura menegaskan Indonesia terancam kehilangan SDM yang berkualitas dan memiliki potensi. Kondisi tersebut menunjukkan jika Singapura menjadi tempat yang lebih nyaman untuk karir.

    ”Bisa dikatakan Singapura dianggap lebih baik sebagai tempat untuk berkarier dan mendapatkan kesempatan ekonomi dan pendidikan,” ujarnya.

    Ia menjelaskan fenoeman brain drain ini sebagian besar warga yang pindah memiliki rentang usia produktif, yakni 25-35 tahun sangat disayangkan. Bahkan dari laporan peringkat human flights and brain index tahun 2024 yang dikeluarkan oleh The Global Economy, Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-88 dari 175 negara.

    “Selama ini anak-anak muda ini punya kemampuan potensial, kreativitas, dan inovasi yang lebih unggul. Hal ini tentunya sangat disayangkan ketika mereka harus pergi ke luar negeri. Indonesia tidak hanya kekurangan tenaga-tenaga terampil, tetapi ini dapat mengakibatkan munculnya ketimpangan ekonomi antar negara maupun lambatnya akselerasi pembangunan di Indonesia,” ujarnya.

    Meminimalisir fenomena brain drain maka, menurut Hempri, solusinya adalah konsep link and match apalagi program ini sebenarnya sudah lama dikembangkan termasuk yang terakhir di era Menteri Nadiem Makarim kemarin dengan program Kampus Merdeka melalui beberapa program seperti magang, wirausaha, pertukaran mahasiswa, dan sebagainya. Model-model semacam ini sebenarnya cukup menarik agar di satu sisi mahasiswa juga siap masuk ke pasar kerja ketika sudah lulus, namun banyak kendala yang dihadapi di lapangan.

    “Misalnya soal pendampingan pasca kegiatan dan sebagian mahasiswa mengikuti program-program tersebut yang seringkali lebih berorientasi pada mendapatkan nilai sehingga hal-hal yang dipelajari selama pelaksanaan kegiatan kurang berkembang dengan optimal,” paparnya.

    Hempri juga mendesak pemerintah agar segera membuat Grand Design Pembangunan Kependudukan yang menjadi semacam blue print di dalam penyusunan peta kebutuhan dan ketersediaan lapangan kerja. Hal ini agar sesuai dengan keahlian yang dimiliki para lulusan dari Perguruan Tinggi.

    “Harapannya dengan adanya link and match antara pendidikan dengan pasar kerja diharapkan akan mampu meminimalkan anak-anak muda terampil untuk bekerja di luar negeri,” jelasnya.

    Namun menurutnya peta kebutuhan ini tidak akan cukup mengingat situasi pasar kerja yang dinamis. Bahkan selama proses rekrutmen tenaga kerja hanya mengandalkan sistem kekerabatan atau kekeluargaan ataupun lebih dikenal dengan istilah Ordal (orang dalam) maka program tersebut hanya sia-sia belaka.

    “Kita lihat kondisi ini yang seringkali masih dominan di kita sehingga orang yang memiliki kompetensi baik belum tentu diterima di pasar kerja,” ujarnya.

     

    Kemenperin Bidik Animator Andal dari Cilacap

  • Gak Ada Akhlak! Mahasiswa di Kupang Curi Uang Gereja untuk Kencani Wanita

    Gak Ada Akhlak! Mahasiswa di Kupang Curi Uang Gereja untuk Kencani Wanita

    Liputan6.com, Kupang – Seorang mahasiswa di Kota Kupang, NTT berinisial, RL (21) ditangkap polisi karena mencuri kotak uang kolekte di gereja, Kamis 23 Januari 2025.

    Kepada polisi, RL mengaku uang hasil curian itu ia pakai untuk judi online dan mengencani wanita lewat aplikasi MiChat.

    “Hasil curian dipakai RL untuk bermain judi online dan kencan dengan perempuan,” ujar Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol. Aldinan R.J.H Manurung, Sabtu 25 Januari 2025.

    Saat ditangkap, polisi mendapati barang hasil curian berupa satu unit kamera recorder merk Panasonic dan satu buah kotak kolekte yang berisi uang tunai.

    Pencurian itu dilakukan di dalam salah satu gereja di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Dari hasil pemeriksaan, RL yang merupakan warga perumahan BTN Kolhua ini mengaku sudah tiga kali mencuri di gereja itu.

    “Seluruh uang hasil curian itu digunakan untuk bersenang-senang,” katanya.

    Selain mengamankan RL, polisi juga mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp 5.365.000. “Total kerugian yang dialami pihak gereja sekitar Rp10.000.000,” ungkap Kapolresta.

     

    Putus Cinta, Pemuda Kebumen Nekat Sebar Foto Syur Mantan Pacarnya

  • Pesan Toleransi dari Grebeg Sudiro: Kisah di Balik Harmoni Akulturasi, Persatuan, dan Kebhinekaan – Halaman all

    Pesan Toleransi dari Grebeg Sudiro: Kisah di Balik Harmoni Akulturasi, Persatuan, dan Kebhinekaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di tengah hiruk-pikuk Pasar Gede Solo, tatapan Wiharto tertuju pada ornamen lampion khas Imlek yang berbaris rapi di depan pasar.

    Tempo bicaranya terdengar lebih cepat, raut wajahnya penuh semangat menceritakan momen lebih dari 17 tahun silam yang selalu dia ingat.

    Wiharto yang merupakan Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag) ini adalah salah satu inisiator event Grebeg Sudiro yang pertama kali diadakan pada 2007.

    “Awalnya Grebeg Sudiro berawal dari pembicaraan kecil warga Sudiroprajan yang ingin bergabung dalam kegiatan-kegiatan di Pasar Gede.”

    “Melihat potensi kawasan wilayahnya, kami jadikan kegiatan ini berdiri sendiri, meskipun lokasinya tetap di kawasan Pasar Gede yang masuk wilayah Kelurahan Sudiroprajan,” cerita Wiharto saat dijumpai Tribunnews di Pasar Gede Solo, Selasa (14/1/2025).

    Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2024. (Tribunnews)

    Potensi kawasan Sudiroprajan dinilai memiliki kekuatan akulturasi budaya Tionghoa-Jawa.

    Seperti adanya Pasar Gede, Kelenteng Tien Kok Sie, toko sinshe, hingga bangunan khas arsitektur Tionghoa di sepanjang aliran Kali Pepe.

    Masih jelas tergambar di ingatan Wiharto, kala itu ia mewakili Pasar Gede saat membahas cikal bakal Grebeg Sudiro.

    Sejumlah pihak bertukar pikiran, mulai dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pihak Kelurahan Sudiroprajan, dan sejumlah tokoh masyarakat, termasuk dari Kelenteng Tien Kok Sie.

    “Waktu itu dengan beberapa tokoh Sudiroprajan, Pak Lurah waktu itu namanya Pak Sigit, ada Pak Lilik, ada tokoh dari Kelenteng, total ada 5-10 orang. Saya paparkan tentang historisitas kawasan, bagaimana karakteristik arsitektur Pecinan,” ujar Wiharto.

    Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag) Solo, Wiharto di Pasar Gede, Selasa (14/1/2025). (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Grebeg Sudiro kemudian dipilih menjadi nama kegiatan yang mencerminkan nilai akulturasi itu. 

    Dalam tradisi Jawa, grebeg biasanya diadakan pada hari-hari besar Islam seperti Grebeg Suro, Grebeg Maulid, atau Grebeg Idul Adha. 

    “Nah sehingga kami mengadopsi itu menjadi kultur masyarakat di wilayah Pecinan. Kemasan bentuk akulturasi budaya, sehingga yang kami jadikan gunungan bukan tumpeng, tetapi kue keranjang dan jajanan-jajanan khas Tionghoa,” ungkap Wiharto.

    Sementara Sudiro diambil dari nama Kelurahan Sudiroprajan.

    Kegiatan Grebeg Sudiro di Awal Terbentuknya

    Wiharto mengungkapkan, kegiatan Grebeg Sudiro awalnya dikenal dengan tradisi Buk Teko.

    Buk, dalam Bahasa Jawa berarti bangunan balok dari semen yang berada di jembatan dan biasa digunakan untuk duduk. Sementara Teko merupakan wadah minum atau poci.

    Wiharto mengatakan, ada cerita di balik nama Buk Teko. Yaitu kisah Raja Surakarta, Paku Buwono (PB) X yang tidak sengaja menjatuhkan tutup teko di sekitar jembatan yang berada di Kelurahan Sudiroprajan.

    Sejak saat itu, jembatan itu dinamakan Buk Teko oleh masyarakat setempat.

    “(Grebeg Sudiro) pada awalnya ada kirab kecil dari kelurahan menuju Buk Teko, kemudian mulai kendurenan hingga kesenian yang digelar,” ungkap Wiharto.

    Hingga saat ini, tradisi Buk Teko itu tetap dijalankan sebagai pembuka rangkaian acara Grebeg Sudiro tiap tahunnya.

    “Setelah itu ada perkembangan-perkembangan, ada inovasi,” ujar Wiharto.

    Termasuk di antaranya kegiatan Umbul Mantram atau panjat doa sebagai penanda awal mula dimulainya rangkaian Grebeg Sudiro.

    Akulturasi Budaya dan Kebhinekaan Memupuk Toleransi dan Persatuan

    Wiharto percaya bahwa perbedaan budaya dapat memupuk persatuan.

    Termasuk Grebeg Sudiro hadir sebagai cermin nyata akulturasi budaya, di mana tradisi Jawa dan Tionghoa berpadu harmonis.

    “Grebeg Sudiro event yang sudah diakui secara nasional, menjadi tipologi pola akulturasi, kerukunan, yang membangun proses-proses bernegara, itu menjadi percontohan toleransi, bisa menjadi peredam potensi konflik, kita bisa bersatu,” ungkapnya.

    Kebudayaan, kata Wiharto, tidak saling bertolak belakang, namun justru saling melengkapi.

    “Grebeg Sudiro itu kebersamaan, akulturasi, persatuan, kebhinekaan, dan itu sebuah heritage yang intangible warisan nenek moyang yang bisa kita jalankan hingga hari ini.”

    “Sehingga kita bisa berdamai, dan benturan-benturan bisa diredam,” ujarnya.

    Wiharto berharap Grebeg Sudiro yang telah menjadi wujud kebhinekaan dapat merajut persatuan, dapat lebih memberi kemakmuran.

    “Kami berharapnya Grebeg Sudiro memberikan nilai kemakmuran untuk masyarakat Sudiroprajan secara khusus, sehingga kampung Sudiroprajan dalam segala potensinya bisa lebih dimasifkan,” ungkap Wiharto.

    Selain itu, ia berharap potensi Grebeg Sudiro seperti cerita dan sejarahnya dapat diuri-uri.

    “Kalau bisa lampionnya bisa ditarik lebih luas hingga masuk wilayah Kampung Sudiroprajan, ada photo booth, sehingga menarik ke sana.”

    “Berharap ada juga penataan kawasan, mengedepankan simbolik akulturasi Jawa dan Tionghoa di Sudiroprajan,” ungkapnya.

    Peran Serta Bersama

    Ditemui terpisah, Lurah Sudiroprajan, Agustinus Deny Khristiawan menyebut sejak berdiri hingga sekarang, Grebeg Sudiro melibatkan kebersamaan dalam pelaksanaannya.

    Berbagai kalangan masyarakat bersanding dan berkolaborasi untuk menggelar rangkaian Grebeg Sudiro.

    “Kepanitiaan Grebeg Sudiro ada dari Pokdarwis, Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede, dan kelurahan, dilibatkan semua dalam kepanitiaan,” ungkap Deny saat dijumpai di kantornya, Selasa (14/1/2025).

    Deny menyebut Grebeg Sudiro menjadi wujud persandingan budaya Jawa dan China yang telah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat.

    “Persandingan budaya sudah bercampur, sudah tidak bisa dikotak-kotakkan (Jawa dan China), ini perpaduan budaya,” ujarnya.

    Lurah Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta, Agustinus Deny Khristiawan di kantornya, Selasa (14/1/2025). (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Deny berhadap dengan rangkaian Grebeg Sudiro ini, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Solo dapat meningkat.

    Terutama dengan hadirnya bazar UMKM dan wisata perahu Imlek yang digelar hingga 31 Januari 2025.

    “Kami juga berharap agenda yang telah diakui nasional ini dapat meningkatkan UMKM dan sebagai sarana hiburan masyarakat,” ujarnya.

    “Dan tentunya terkait keharmonisan, dengan adanya Grebeg Sudiro ini semakin meningkatkan kerukunan antarumat beragama di wilayah Sudiroprajan khususnya dan bisa menjadi contoh secara luas,” ujarnya.

    Daya Tarik Wisata

    Dijumpai terpisah, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Gembong Hadi Wibowo mengatakan rangkaian perayaan Imlek di Kota Bengawan menjadi daya tarik wisatawan.

    “Momen Imlek dan Grebeg Sudiro menjadi salah satu daya tarik wisatawan,” ungkapnya saat dijumpai Tribunnews, Rabu (15/1/2025). 

    Pemerintah Kota Surakarta melalui Disbudpar memberikan dukungan terhadap Grebeg Sudiro melalui promosi wisata.

    “Kami juga memfasilitasi untuk mengusulkan dan mengawal ke event unggulan Jawa Tengah dan event unggulan nasional,” ungkapnya.

    Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Gembong Hadi Wibowo (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Diketahui, mulai 2024, Grebeg Sudiro telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN).

    KEN merupakan program kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dengan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

    Artinya, Grebeg Sudiro telah diakui sebagai event nasional yang turut menjadi unggulan di Indonesia.

    “Grebeg Sudiro menjadi percontohan bagaimana akulturasi budaya terjadi. Grebeg Sudiro, lanjut Gembong mampu menggaungkan bahwa perbedaan etnik dapat hidup berdampingan dengan harmonis,” pungkasnya.

    ‘Harmony in Diversity’

    Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2025, Arsatya Putra Utama mengungkapkan tema yang diangkat dalam gelaran Grebeg Sudiro tahun ini adalah “Harmony in Diversity”, harmoni dalam keberagaman.

    “Seluruh kegiatan Grebeg Sudiro akan dipusatkan di area Sudiroprajan, yang merupakan pusat budaya Jawa-Tionghoa di Surakarta,” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews. 

    Sebanyak 54 kelompok seni dan lebih dari 3.000 peserta karnaval terlibat dalam Grebeg Sudiro 2025. 

    Rangkaian acara Grebeg Sudiro juga melibatkan setidaknya 300 UMKM dari berbagai paguyuban seperti Kepatihan Wetan, Pasar Kliwon, dan Kampung Baru.

    Arsatya juga mengungkapkan Grebeg Sudiro telah diakui sebagai 10 acara unggulan di Provinsi Jawa Tengah.

    Selain itu, ia juga menyambut gembira masuknya Grebeg Sudiro dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN). 

    Berikut rangkaian Grebeg Sudiro 2025.

    1. Umbul Mantram

    Kamis, 16 Januari 2025
    Pukul 18.00 WIB – selesai
    Lokasi: Kelurahan Sudiroprajan

    2. Karnaval Budaya

    Minggu, 26 Januari 2025
    Pukul 13.00 WIB – selesai
    Lokasi: Kawasan Pasar Gede

    3. Bazar Potensi UMKM

    17-31 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Area Pasar Gede

    4. Wisata Perahu Hias Kali Pepe

    17-31 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Kali Pepe

    Wisata perahu hias di Kali Pepe dalam rangkaian Grebeg Sudiro 2025. (Dok Pemkot Surakarta)

    5. Gelar Harmony In Diversity

    24-29 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Parkir Utara Balai Kota Surakarta

    6. Semarak Harmony In Diversity dan Pesta Kembang Api

    Selasa, 28 Januari 2025
    Pukul 18.00 WIB – selesai
    Lokasi: Area Pasar Gede

    (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

  • Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Nur Khalim, ayah Uswatun Khasanah (29) mengaku Rohmad Tri Hartanto (RTH) aliasi Antok (33), pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap anaknya pernah datang dan bertemu di rumah Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

    Saat itu Antok diperkenalkan sebagai suami siri Uswatun Khasanah.

    Pertemuan pertama Nur Khalim dan Antok terjadi sekitar tiga tahun lalu.

    “Anak saya pernah pulang ke rumah bawa laki-laki dikenalkan sebagai suami siri namanya Antok, rumahnya Tulungagung. Itu sekitar tiga tahun lalu,” kata Nur Khalim di Garum, Kabupaten Blitar, Senin (27/1/2025). 

    Saat ditunjukkan foto Antok, Nur Khalim langsung menyebut pria itu yang dulu dikenalkan kepadanya sebagai suami siri korban. 

    “Ya itu Antok, yang pernah dikenalkan kepada saya sebagai suami siri anak saya,” ujar Nur Khalim sambil jarinya menunjuk foto Antok yang diperlihatkan dari layar ponsel. 

    Ketika itu, Nur Khalim sempat marah kepada korban.

    Alasanya Nur Khalim, sebagai ayah kandung tidak pernah diminta menjadi wali pernikahan Uswatun Khasanah.

    “Waktu itu saya sempat marah, saya tidak pernah merasa menjadi wali nikah anak saya,” katanya. 

    Menurut Nur Khalim, Antok memang jarang datang ke rumah Nur Khalim di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

    Dalam setahun, kata Nur Khalim, Antok datang ke rumah di Blitar hanya tiga sampai enam kali. 

    Tiap ikut pulang bersama Uswatun Khasanah ke Blitar, Antok paling lama hanya menginap dua hari, lalu kembali lagi ke Tulungagung. 

    “Biasanya, tiga minggu kemudian datang lagi ke Blitar. Saya tidak pernah mengobrol dengan dia, hanya menyapa biasa. Setahun terakhir ini, dia memang tidak pernah datang ke Blitar,” ujarnya.

    Antok Berupaya Tutupi Perselingkuhan

    Ternyata pengakuan Antok sebagai suami siri hanya sebagai kedok untuk menutupi perselingkuhannya dengan korban Uswatun Khasanah.

    Polisi menyebut tak ada bukti bila Antok dan Uswatun Khasanah sudah menikah secara agama.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan pelaku dan korban hanya sebatas teman dekat, bukan suami siri seperti yang diakuinya.

    Kombes Farman mengatakan, pihaknya tidak menemukan dokumen atau surat pernyataan dalam bentuk apapun yang menandai status siri pernikahan mereka. 

    Polisi juga ragu jika tersangka merupakan suami siri korban.

    Namun, polisi tak menyangkal jika tersangka sebatas teman dekat atau pacar yang hubungannya spesial. 

    “Untuk mengelabuhi agar yang bersangkutan tidak dicurigai saat di kos-kosan (korban di Tulungagung),” ujar Farman di depan Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025).

    Mengapa bisa disebut spesial.

    Karena, mereka sudah menjalin komunikasi dan hubungan selama tiga tahun. 

    Bahkan, tersangka sering berkunjung dan menginap di indekos korban. 

    Kata Farman, tersangka selalu beralibi kepada masyarakat di sekitar indekos bahwa mereka sudah berstatus suami istri secara siri. 

    Namun, tidak ada bukti konkret mengenai yang menandai pernikahan siri mereka. 

    Artinya, klaim pernikahan siri cuma sebatas klaim sepihak tanpa disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 

    “Dia mengaku sebagai suami sirinya. Iya (selingkuhan). Sudah kami cek apakah betul sudah dilakukan pernikahan siri, faktanya tidak ada. Sudah 3 tahun,” ungkap Farman. 

    Tersangka Antok pun telah berkeluarga, memiliki istri sah dan dikaruniai dua anak. 

    Hubungan pernikahan sah tersangka RTH pun masih baik-baik saja, bersatu dan tidak dalam keadaan bersengketa dalam bentuk apapun. 

    “Hasil penyelidikan kami, dia sudah punya keluarga. Istri dan anak. Kehidupan mereka, dari hasil lidik, kehidupan mereka cukup. Status hukum pernikahan tersangka masih bersatu. Iya sah,” ujarnya.

    Berharap Pelaku Dihukum Berat

    Nur Khalim, ayah dari korban Uswatun Khasanah merasa bersyukur pelaku pembunuhan terhadap anaknya sudah ditangkap.

    Ia berharap pelaku dihukum berat. 

    “Jelas (pelaku) harus dihukum berat. Anak saya sudah jadi korban mutilasi, kalau bisa (pelaku) ya harus dihukum mati. Dia yang bertindak melukai anak saya,” kata Nur Khalim di Blitar. 

    Nur Khalim juga berharap bagian tubuh lain anaknya yang sudah ditemukan bisa segera diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan jadi satu dengan tubuh korban.

    “Kami belum tahu kapan potongan tubuh anak saya dikirim ke rumah duka. Memprihatinkan sekali tubuh anak saya yang terpisah,” katanya. 

    “Saya juga berterimakasih kepada kepolisian yang sudah membantu menemukan pelaku dan jenazah anak yang dibuang pelaku,” ujarnya.

    Sementara itu tersangka Antok mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf kepada keluarga korban.

    Hal tersebut disampaikannya dengan singkat saat digiring polisi seusai konferensi pers di Mapolda Jatim pada Senin (27/1/2025).

    Antok yang mengenakan kaus oranye bertuliskan ‘Tahanan Dittahti Polda Jatim’, terlihat berjalan cepat dengan kedua tangannya diborgol di belakang.

    Wajahnya tertutup masker biru gelap, menyembunyikan sebagian besar wajahnya saat media mengejar untuk mengabadikan momen tersebut.

    Saat itu, dia menyatakan penyesalan atas tindakannya yang menghilangkan nyawa korban dengan sangat brutal.

    “Saya menyesal,” kata Antok seraya menundukkan kepala saat melewati kerumunan wartawan.

    Dia juga meminta maaf kepada keluarga korban di Kabupaten Blitar, menyatakan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya.

    Atas perbuatannya Antok dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, serta Pasal 365 Ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal.

    Ancaman hukuman yang dihadapi tersangka bisa mencapai hukuman mati atau penjara seumur hidup.

    Diketahui terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Antok berawal saat warga menemukan sebuah koper di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025).

    Koper tersebut berisi jasad manusia.

    Meskipun jasad tidak utuh, tanpa kaki dan kepala, hanya dalam kurung waktu satu hari, identitas korban mampu diidentifikasi polisi dari sidik jarinya.

    Polisi pun akhirnya menangkap Antok tak lama setelah penemuan jasad korban.

    Berdasarkan petunjuk Antok, potongan tubuh korban yang sebelumnya dibuang di wilayah Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo bisa ditemukan.

    (tribunmataraman.com/ Samsul Hadi/ surya.co.id/ luhur pambudi)
     

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Pengakuan Ayah Korban Mutilasi Kediri: Pelaku Pernah ke Rumah 3 -6 Kali

  • Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Ops SAR orang tenggelam diduga akibat terseret arus Sungai Bengawan Solo turut Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sudah masuk hari ketujuh. Meski belum ditemukan, pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan tersebut dihentikan, Senin (27/1/2025).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, pencarian terhadap korban atas nama Taslam (60) warga Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sebelumnya telah dilakukan dengan radius 56 kilometer.

    “Hasilnya masih nihil (belum ditemukan), pencarian dihentikan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny, Senin (27/1/2025) petang.

    Penghentian operasi SAR ini, lanjut Any, telah disetujui oleh pihak keluarga korban dan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forpimcam) Kanor, dalam apel penutupan pencarian dihari ketujuh, yang diikuti seluruh personel SAR gabungan.

    Namun, mantan Camat Kepohbaru ini menghimbau, jika suatu saat terdapat warga yang melihat korban mengapung di sepanjang Sungai Bengawan Solo, untuk segera melapor ke pihak yang berkaitan, sehingga pihaknya akan segera mengevakuasi.

    “Segera melapor, jika terdapat warga yang melihat korban mengapung di Bengawan Solo,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, seorang warga di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro dilaporkan hanyut dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Korban bernama Taslam (60) ini, diduga terpeleset saat mencari kayu di pinggir sungai, Selasa (21/1/2025).

    Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny mengatakan, kronologi kejadian bermula pada sekitar pukul 15.00 WIB, Taslam sedang mencari kayu bakar di tepian sungai bengawan solo, kemudian terpleset dan terbawa arus, dimana kondisi tinggi muka air (TMA) saat ini sedang tinggi.

    “Dan salah satu warga melihat korban tenggelam segera melapor dan mencari pertolongan,” ujarnya. [lus/but]

  • Mabuk dan Bacok Tetangga, Warga Gresik Ditangkap di Rembang

    Mabuk dan Bacok Tetangga, Warga Gresik Ditangkap di Rembang

    Gresik (beritajatim.com) – Udin (35), warga Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng, Gresik, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah terbukti menganiaya tetangganya, Asnan, hingga jari kelingking tangan kanan korban putus. Tersangka ditangkap polisi saat melarikan diri bersama istrinya ke Rembang, Jawa Tengah.

    Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada 6 Januari 2025 di sebuah warung kopi. Berdasarkan keterangan Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu, insiden bermula saat korban, Asnan, sedang minum kopi bersama teman-temannya. Pelaku, yang datang dalam kondisi mabuk sambil membawa parang, ditegur oleh korban dan teman-temannya.

    “Pelaku tak terima ditegur, langsung membacok korban hingga mengenai siku kanan dan mengakibatkan jari kelingking tangan kanan korban putus,” jelas Kapolres, Senin (27/1/2025).

    Setelah menyerang korban, pelaku kabur dari lokasi kejadian. Bersama istrinya, ia melarikan diri ke Rembang. Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku di lokasi persembunyiannya tanpa perlawanan.

    Motif Penganiayaan

    Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni mengungkapkan, motif pelaku adalah sakit hati akibat sering diejek oleh korban. “Pelaku dan korban tinggal bertetangga dan sudah saling kenal lama. Pelaku merasa jengkel karena sering diejek saat di warung kopi,” kata Abid.

    Pelaku saat ini telah diamankan di Mapolres Gresik untuk proses hukum lebih lanjut. Atas perbuatannya, Udin dijerat dengan pasal penganiayaan berat yang diatur dalam KUHP. [dny/but]

     

     

  • Monkey Forest Bali Jadi Tujuan Wisata Utama, Pengunjung Capai 2.500 Per Hari

    Monkey Forest Bali Jadi Tujuan Wisata Utama, Pengunjung Capai 2.500 Per Hari

    Gianyar, Beritasatu.com – Pada momen libur panjang Isra Mikraj atau Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025, Bali semakin dipadati oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Salah satu lokasi wisata yang banyak dikunjungi adalah Monkey Forest yang terletak di Ubud, Gianyar, Bali. 

    Tempat wisata satu ini juga dikenal dengan nama Mandala Suci Wenara Wana, yang merupakan kawasan cagar alam sekaligus kompleks candi.

    General Manager Monkey Forest Anak Agung Bhaskara mengatakan, jumlah wisatawan baik domestik maupun asing, mengalami peningkatan pada liburan panjang kali ini. 

    Menurutnya, peningkatan wisatawan ini lebih signifikan dibandingkan dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu. 

    Sejumlah wisatawan domestik maupun mancanegara mengunjungi Monkey Forest Bali pada momen libur panjang. Senin 27 Januari 2025. – (Beritasatu.com/Sopian Hadi)

    “Liburan panjang kali ini kami mengalami lonjakan yang cukup signifikan, terutama untuk wisatawan domestik dan asal China, yang lebih tinggi dibandingkan Nataru kemarin,” ujar Anak Agung Bhaskara katanya kepada Beritasatu.com, Senin (27/1/2025).

    Ia menjelaskan, lonjakan pengunjung terjadi pada Jumat, (24/1/2025). Saat ini, Monkey Forest menerima sekitar 2.500 pengunjung setiap hari yang datang untuk menikmati suasana alam, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

    Pihak pengelola Monkey Forest juga menawarkan pengalaman baru bagi pengunjung. Salah satunya adalah layanan foto keliling yang dinamakan Jungle Snap. Dengan layanan ini, pengunjung dapat mengabadikan momen liburan mereka di dalam kawasan hutan.

    “Ini adalah inovasi terbaru kami yang disebut Jungle Snap. Pengunjung bisa langsung mendapatkan foto ketika berkeliling di dalam hutan di Monkey Forest Bali,” tambah Anak Agung Bhaskara.

    Monkey Forest menawarkan keindahan alam yang dapat dinikmati dengan berkeliling di tengah hutan yang luasnya mencapai 27 hektare. Hutan ini dihuni lebih dari 115 spesies tumbuhan serta berbagai jenis satwa, termasuk monyet, yang membuat suasana semakin menarik bagi para wisatawan.

    Kenyamanan pengunjung juga sangat diperhatikan. Salah satu pengunjung dari  Jawa Tengah, Irfan asal Wonogiri, Jawa Tengah mengungkapkan, dirinya sengaja datang berlibur bersama keluarga pada momen libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek 2025. 

    Wisatawan mancanegara berinteraksi dengan monyet di Monkey Forest Bali. Senin 27 Januari 2025. – (Beritasatu.com/Sopian Hadi)

    “Tempatnya bagus, nyaman, dan enak untuk berkeliling. Pelayanannya juga ramah,” katanya.

    Kenyamanan yang sama juga dirasakan oleh wisatawan asing asal Malaysia, Emili. Ia mengaku senang liburan di Bali dan Monkey Forest menjadi salah satu tujuan destinasi wisatanya saat liburan ke Indonesia.

    “Kami sudah enam hari di Bali, suka dengan makanannya, tempatnya nyaman, dan orang-orangnya sangat ramah,” ungkap Emili.

    Selain berkeliling menikmati keindahan hutan, pengunjung juga bisa berswafoto dengan latar belakang pura yang ada di tengah kawasan Monkey Forest. Salah satu daya tarik unik adalah sesi foto bersama monyet. 

    Dengan membayar Rp 50.000, pengunjung dapat berfoto selfie dengan monyet yang duduk di pangkuan mereka. Petugas akan memberikan makan jagung untuk menarik perhatian monyet agar berpose, seolah-olah monyet tersebut sedang memegang ponsel dan berfoto bersama pengunjung.

    Untuk masuk ke kawasan Monkey Forest, pengunjung  membayar tiket dengan tarif yang bervariasi. Untuk wisatawan asing, tiket masuk pada Sabtu dan Minggu adalah Rp 120.000, sementara pada Senin hingga Jumat dibanderol Rp 100.000. 

    Untuk wisatawan domestik yang datang ke Monkey Forest Bali, tiket masuk adalah Rp 100.000 pada akhir pekan dan Rp 80.000 pada hari kerja.

  • DPR Desak Pemerintah Turunkan Harga Minyakita Jelang Ramadan 2025

    DPR Desak Pemerintah Turunkan Harga Minyakita Jelang Ramadan 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota Komisi VI DPR Nasim Khan mendesak pemerintah segera menurunkan harga Minyakita yang masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) menjelang Ramadan 2025. Harga Minyakita yang tinggi dinilai dapat membebani masyarakat, terutama saat kebutuhan pokok meningkat selama bulan suci.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga rata-rata nasional Minyakita per pekan ketiga Januari 2025 mencapai Rp 17.502 per liter, jauh di atas HET Rp 15.700 per liter. Kenaikan ini telah berlangsung selama kurang lebih delapan bulan.

    “Kebutuhan masyarakat biasanya meningkat selama Ramadan. Jika harga Minyakita terus naik, ini akan menjadi beban berat bagi masyarakat. Pemerintah harus segera mengambil langkah tegas,” ujar Nasim Khan, Senin (27/1/2025).

    Menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 23 Januari 2025, harga rata-rata nasional Minyakita berada di angka Rp 17.400 per liter. Kenaikan harga sebesar 7,41% ini terjadi sejak Juni 2024, tidak hanya di daerah terpencil, tetapi juga di kota-kota besar seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    Nasim menyampaikan keluhan masyarakat yang ditemuinya saat kunjungan kerja ke Jawa Timur. “Saya melihat langsung harga Minyakita di pasar tradisional dan toko kelontong. Banyak warga mengeluh karena harga mencapai Rp 19.000 per liter,” ungkapnya.

    Nasim menyoroti pentingnya penerapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat. Regulasi ini mengatur batas eceran minyak goreng yang dijual di pasaran agar sesuai dengan HET.

    Ia juga meminta pemerintah melakukan inspeksi menyeluruh, mulai dari distributor hingga toko kelontong, untuk mencari tahu penyebab tingginya harga Minyakita.

    “Pekan depan, Komisi VI DPR akan memanggil Kementerian Perdagangan untuk rapat dengar pendapat. Kita perlu memahami apakah masalahnya ada di distribusi, regulasi, atau faktor lain. Saya harap ada solusi konkret agar harga Minyakita segera turun. Kasihan masyarakat,” tegas Nasim.

  • Mengenal Tradisi Imlek di Indonesia, Bukan Bagi-bagi Angpao Saja Lho!

    Mengenal Tradisi Imlek di Indonesia, Bukan Bagi-bagi Angpao Saja Lho!

    Jakarta: Perayaan tahun Baru Imlek selalu dinantikan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, perayaan Imlek memiliki keunikan dan beragam tradisi yang diwariskan turun-temurun.
     
    Imlek merupakan momen untuk merayakan kebersamaan, mendoakan keberuntungan, dan menyambut tahun baru dengan penuh harapan. Beragam tradisi yang dilakukan di Indonesia pun mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa yang berpadu dengan kearifan lokal.
     
    Tradisi-tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antar keluarga dan masyarakat, tetapi juga menjadi bukti harmoni dan keharmonisan dalam keberagaman. Yuk, mengenal macam-macam tradisi Imlek di tanah air!
     
    Tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia

    Membersihkan dan Mendekorasi Rumah
    Menjelang Imlek, sebagian besar masyarakat Tionghoa di Indonesia memiliki tradisi membersihkan rumah secara menyeluruh. Tujuannya untuk mengusir roh jahat dan menyambut keberuntungan.
     
    Selain itu, rumah juga didekorasi dengan pernak-pernik serba merah, seperti lampion, angpao, dan hiasan bernuansa Tahun Baru Tionghoa. Warna merah dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran.

     

     
    Berbagi Angpao

    Angpao adalah amplop merah berisi uang yang diberikan kepada sanak saudara, terutama anak-anak dan yang belum menikah. Tradisi ini merupakan simbol keberuntungan dan harapan baik di tahun baru. Angpao biasanya diberikan pada malam atau hari pertama Imlek.
     
    Hidangan Khas Imlek
    Perayaan Imlek juga identik dengan hidangan khas yang dihidangkan bersama keluarga. Hidangan tersebut memiliki makna tersendiri. Beberapa hidangan yang populer antara lain Mie Panjang yang melambangkan umur panjang dan keberuntungan dan kue keranjang yang melambangkan harapan keluarga yang merayakan Imlek akan dapat terus bersatu.
     
     

     

    Pertunjukan Barongsai dan Liong

    Pertunjukan barongsai dan liong, tari tradisional asal Tiongkok, menjadi hiburan wajib saat perayaan Imlek. Barongsai adalah singa mitologi yang dipercaya dapat mengusir roh jahat, sedangkan liong melambangkan keberuntungan dan kekuatan.
     
    Persembahan kepada Leluhur
    Masyarakat Tionghoa di Indonesia juga memiliki tradisi persembahan kepada leluhur saat Imlek. Persembahan biasanya berupa makanan, buah-buahan, dan dupa yang diletakkan di altar khusus. Tradisi ini merupakan wujud penghormatan dan doa kepada leluhur agar memberikan berkah dan perlindungan di tahun yang baru.
     
    Grebeg Sudiro dan Pawai Imlek
    Di beberapa daerah di Indonesia, Imlek dirayakan dengan tradisi unik, seperti Grebeg Sudiro di Solo dan Pawai Imlek di Medan. Grebeg Sudiro berupa pembagian makanan dan uang secara gratis kepada masyarakat sebagai wujud syukur dan kebersamaan. Sedangkan Pawai Imlek menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya Tionghoa yang meriah.

     

    Jakarta: Perayaan tahun Baru Imlek selalu dinantikan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, perayaan Imlek memiliki keunikan dan beragam tradisi yang diwariskan turun-temurun.
     
    Imlek merupakan momen untuk merayakan kebersamaan, mendoakan keberuntungan, dan menyambut tahun baru dengan penuh harapan. Beragam tradisi yang dilakukan di Indonesia pun mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa yang berpadu dengan kearifan lokal.
     
    Tradisi-tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antar keluarga dan masyarakat, tetapi juga menjadi bukti harmoni dan keharmonisan dalam keberagaman. Yuk, mengenal macam-macam tradisi Imlek di tanah air!
     
    Tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia

    Membersihkan dan Mendekorasi Rumah

    Menjelang Imlek, sebagian besar masyarakat Tionghoa di Indonesia memiliki tradisi membersihkan rumah secara menyeluruh. Tujuannya untuk mengusir roh jahat dan menyambut keberuntungan.
     
    Selain itu, rumah juga didekorasi dengan pernak-pernik serba merah, seperti lampion, angpao, dan hiasan bernuansa Tahun Baru Tionghoa. Warna merah dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran.
     
     

     

    Berbagi Angpao

     
    Angpao adalah amplop merah berisi uang yang diberikan kepada sanak saudara, terutama anak-anak dan yang belum menikah. Tradisi ini merupakan simbol keberuntungan dan harapan baik di tahun baru. Angpao biasanya diberikan pada malam atau hari pertama Imlek.
     

    Hidangan Khas Imlek

    Perayaan Imlek juga identik dengan hidangan khas yang dihidangkan bersama keluarga. Hidangan tersebut memiliki makna tersendiri. Beberapa hidangan yang populer antara lain Mie Panjang yang melambangkan umur panjang dan keberuntungan dan kue keranjang yang melambangkan harapan keluarga yang merayakan Imlek akan dapat terus bersatu.
     
     

     

    Pertunjukan Barongsai dan Liong

    Pertunjukan barongsai dan liong, tari tradisional asal Tiongkok, menjadi hiburan wajib saat perayaan Imlek. Barongsai adalah singa mitologi yang dipercaya dapat mengusir roh jahat, sedangkan liong melambangkan keberuntungan dan kekuatan.
     

    Persembahan kepada Leluhur

    Masyarakat Tionghoa di Indonesia juga memiliki tradisi persembahan kepada leluhur saat Imlek. Persembahan biasanya berupa makanan, buah-buahan, dan dupa yang diletakkan di altar khusus. Tradisi ini merupakan wujud penghormatan dan doa kepada leluhur agar memberikan berkah dan perlindungan di tahun yang baru.
     

    Grebeg Sudiro dan Pawai Imlek

    Di beberapa daerah di Indonesia, Imlek dirayakan dengan tradisi unik, seperti Grebeg Sudiro di Solo dan Pawai Imlek di Medan. Grebeg Sudiro berupa pembagian makanan dan uang secara gratis kepada masyarakat sebagai wujud syukur dan kebersamaan. Sedangkan Pawai Imlek menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya Tionghoa yang meriah.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Mulai 2025, Seven akan Lebih Ekspansif Garap Bisnis B2B – Halaman all

    Mulai 2025, Seven akan Lebih Ekspansif Garap Bisnis B2B – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seven Event akan menyelenggarakan 10 pameran business to consumer (B2C) dan business to business (B2B) di 2025 yang akan mencakup pameran otomotif GIIAS series, kedirgantaraan, solusi tanggap darurat, serta industri makanan di beberapa kota besar di Indonesia.

    CEO Seven Event Andy Wismarsyah di acara bincang dengan media di kawasan BSD Tangerang baru-baru ini menjelaskan, tahun 2025 ini pihaknya akan banyak berekspansi ke pameran B2B setelah selama beberapa tahun ini berhasil menyelenggarakan pameran otomotif Jakarta Auto Week dan GIIAS Series bekerja sama dengan Gaikindo di beberapa kota Tanah Air, pameran sepeda motor bekerja sama dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

    “Tahun 2025 akan menjadi tantangan bagi kami untuk terus berkembang dengan penyelenggaraan pameran dari berbagai sektor industri baru,” kata Andi Wismansyah, dikutip Senin (27/1/2025).

    Sebenarnya, ekspansi ke penyelenggaraan pameran B2B sudah dimulai sejak 2024 lalu ketika pihaknya menggelar pameran industri pangan SIAL Interfood di JIExpo, serta penyelenggaraan pameran kedirgantaraan di Bandara Ngurah Rai yang diklaim sebagai pameran aviasi terbesar di Asia.

    Tahun ini pameran B2B yang menjadi rangkaian pameran global Comexposium dan akan digelar adalah Emergency Disaster Reduction & Rescue (EDRR) Expo 2025, pameran tentang tanggap bencana pada 13-15 Agustus 2025 di JIExpo, Jakarta, kemudian disusul penyelenggaraan SIAL Interfood 2025 bersama Krista Media pada 12-15 November 2025 di JIExpo, Jakarta, dan menjadi pameran internasional industri makanan dan minuman.

    Kemudian di September digelar Bali International Airshow pada 10-13 September 2025 di I Gusti Ngurah Rai International Airport.

    Meski terus berekspansi, Andi mengatakan pihaknya tetap akan mengembangkan dan mempertahankan kualitas penyelenggaraan pameran-pameran existing agar dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

    Dia mencontohkan, penyelenggaraan pameran GIIAS 2025 yang akan berlangsung mulai akhir Juli 2025 akan menambah lagi luas area pamer melalui pendirian tenda ekstra di sisi selatan gedung ICE BSD. Ini mengingatkan akan ada tambahan beberapa.brand kendaraan roda empat pendatang baru sebagai partisipan.

    “GIIAS selalu menjadi platform utama bagi para merek otomotif ternama dunia dalam memperkenalkan kendaraan terbaru mereka, dan bocorannya tahun ini akan banyak merek-merek baru yang akan tampil untuk pertama kalinya di GIIAS,” kata Andi Wismansyah.

    Dia menambahkan, tahun ini penyelenggaraan GIIAS juga akan kembali menyapa warga Kota Makassar dengan menempati gedung eksibisi yang baru.

    GIIAS 2025 di Tangerang akan digelar pada 23 Juli – 3 Agustus 2025 di ICE, BSD Tangerang, dan akan diikuti 40an merek kendaraan roda empat, disusul GIIAS Surabaya pada 27-31 Agustus 2025 di Grand City Convex, Surabaya.

    Pameran ini berlanjut ke GIIAS Semarang pada 24-28 September 2025 di Muladi Dome, Semarang, dan GIIAS Bandung pada 1-5 Oktober 2025 di Sudirman Grand Ballroom, Bandung, serta GIIAS Makassar pada 5-9 November 2025 di Sumarecon Mutiara Makassar.

    Pameran industri sepeda motor bekerja sama dengan AISI, Indonesia Motorcycle Show (IMOS+) akan berlangsung pada 24-28 September 2025 di ICE BSD City. 

    Agus Riyadi COO Seven Event menegaskan persiapan seluruh pameran terus berlangsung dengan  kekuatan penuh. 

    “Dari sisi persiapan seluruh pameran berjalan dengan menyeluruh, sebagai penyelenggara, kami terus mengedepankan inovasi dan peningkatan kualitas dalam setiap pameran dengan tantangannya masing-masing,” ungkap Agus Riyadi, COO Seven Event.