provinsi: JAWA TENGAH

  • 5 Rekomendasi Storynomics Tourism di Indonesia, Tawarkan Daya Tarik dari Kisah Cerita Rakyat Populer

    5 Rekomendasi Storynomics Tourism di Indonesia, Tawarkan Daya Tarik dari Kisah Cerita Rakyat Populer

    Liputan6.com, Yogyakarta – Khazanah pariwisata Indonesia menawarkan banyak keunikan dan kekhasannya tersendiri. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah storynomics tourism.

    Mengutip dari kemenpar.go.id, storynomics tourism merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan pariwisata di Indonesia melalui narasi, konten kreatif, hingga living culture. Kekuatan budaya sebagai nyawa dari suatu destinasi juga menjadi sesuatu yang disorot dalam pendekatan ini.

    Salah satu modal penting dalam pendekatan storynomics tourism adalah cerita rakyat populer atau legenda yang berkaitan dengan lahirnya suatu destinasi wisata. Berikut rekomendasi storynomics tourism di Indonesia yang terkenal dengan cerita rakyat populer di belakangnya:

    1. Air Terjun Coban Rondo, Jawa Timur

    Air Terjun Coban Rondo berlokasi di Kecamatan Pujon, Malang. Destinasi wisata ini memiliki kisah legenda yang cukup populer, yakni tentang sepasang pengantin baru Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.

    Dalam perjalanan menuju Gunung Anjasmoro, keduanya bertemu dengan Joko Lelono yang akhirnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati. Ia berniat merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron.

    Perkelahian antara Raden Baron dan Joko Lelono pun tak terhindarkan. Kala mereka sedang bertarung, Dewi Anjarwati bersembunyi di bawah sebuah air terjun.

    Sayangnya, Joko Lelono dan Raden Baron tewas dan pertarungan tersebut. Setelah kematian suaminya, Dewi Anjarwati pun menjadi janda atau dalam bahasa Jawa disebut rondo.

    Dari sanalah nama Air Terjun Coban Rondo berasal. Konon, air terjun ini menjadi lokasi Dewi Anjarwati menunggui suaminya.

    2. Baturaden, Jawa Tengah

    Baturaren di Jawa Tengah menyimpan storynomic tourism yang romantis sekaligus tragis. Konon, nama Baturaden tercetus dari nama sepasang kekasih yang tak direstui, yakni Raden dan Batur.

    Raden adalah putri raja, sedangkan Batur adalah perawat kuda kerajaan. Raden jatuh cinta kepada Batur, pun sebaliknya.

    Namun karena tak direstui, keduanya pun menjalin hubungan diam-diam. Suatu hari, Batur dan Raden memutuskan kawin lari.

    Tak disangka, pelarian keduanya diketahui pihak kerajaan. Sang putri dijemput paksa dan pertempuran pun terjadi hingga menewaskan Batur akibat tancapan keris sang Raja. Melihat kejadian tersebut, Raden pun bunuh diri dengan menancapkan keris ke tubuhnya.

    3. Danau Kaco, Jambi

    Danau Kaco berlokasi di Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi. Destinasi wisata ini masih berada di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

    Menurut legenda setempat, terdapat cerita legenda di balik danau ini. Dahulu, ada seorang raja bernama Raja Gagak yang memiliki seorang putri bernama Putri Napal Melintang. Kecantikan sang putri membuat banyak pangeran menitipkan upeti berupa emas dan intan sebagai tanda ikatan janji.

    Raja Gagak yang sangat tamak menerima semua upeti tersebut. Suatu ketika, Raja Gagak kebingungan memilih pangeran mana yang dapat mempersunting putrinya.

    Akhirnya, ia membawa lari sang putri dan menyembunyikan intan dari para pangeran di dasar danau. Upeti tersebutlah yang membuat dasar Danau Kaco berkilauan hingga saat ini.

    Sesuai cerita rakyat tersebut, Danau Kaco memang dikenal memiliki air sejernih kaca. Bahkan, keindahan air tersebut meningkat pada malam hari, khususnya saat bulan purnama.

     

  • Tetangga Tidak Pernah Melihat Almaidah, Istri Sunardi yang Kerangkanya Ditemukan dalam Septic Tank – Halaman all

    Tetangga Tidak Pernah Melihat Almaidah, Istri Sunardi yang Kerangkanya Ditemukan dalam Septic Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI –  Penemuan jenazah gadis penagih utang, Sri Pujiyanti  di Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (5/2/2025) berhasil menguak misteri hilangnya Almaidah (51).

    Almaidah tidak lain adalah istri Sunardi (44), pelaku pembunuhan Sri.

    Almaidah dilaporkan menghilang sejak November 2022 dan ternyata menjadi korban pembunuhan dan jasadnya dimasuukan ke dalam septic tank rumah.

    Sebenarnya keluarga berupaya mencari keberadaan Almaidah.

    Namun saat ditanyakan, Sunardi mengatakan,  Almaidah menghilang dan tidak pernah bertemu lagi.

    “Kalau keluarga Almaidah nanya ke pelaku, pelaku ngomong tidak pernah bertemu dengan korban,” kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa kepada awak media pada Rabu (5/2/2025).

    Dikatakan Mustofa warga sekitar rumah Sunardi juga tidak ada yang tahu. 

    Pasalnya, pada tahun 2022 korban bersama Sunardi datang ke rumah tidak ada saksi yang melihat sehingga ketika ditanya keluarga Almaidah terkait peristiwa itu Sunardi selalu menjawab tidak pernah bertemu.

    “Karena keluarga korban ini dari Banyumas, pengakuan tersangka pada saat datang ke rumah ini tidak ada saksi yang melihat makanya pada saat tersangka ditanya keluarga korban peristiwa yang pertama dulu tidak pernah bertemu dengan almarhumah,” katanya.

     Warga setempat juga tidak ada yang menaruh curiga, apalagi pelaku pulang ke rumahnya satu minggu bahkan satu bulan sekali.

    “Pelaku ini pekerjaannya kuli bangunan,” ucapnya.

    Polres Metro Bekasi mengungkap kasus pembunuhan berantai di wilayah Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Pembunuhan berantai ini dilakukan Sunardi (44) terhadap korban Sri Pujiyanti saat menagih hutang koperasi di kediamannya Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, pada Senin (3/2/2025).

    Tak lama penangkapan, terungkap pelaku ternyata membunuh istri sahnya bernama Almaidah dan jasadnya dimasukkan ke dalam septic tank di di kediamannya atau lokasi yang sama tempat penagih hutang dibunuh.

    Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa mengungkapkan, pelaku merupakan kuli bangunan.

    Sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan panggilan dan kerap jarang berada di rumahnya.

    “Jadi tersangka ini memiliki dua istri, istri yang pertama nikah siri, istri yang ke dua nikah resmi yang si Almaida ini, jadi nikahnya di Banyumas,” kata Mustofa kepada awak media pada Rabu (5/2/2025).

    Adapun awal mula pembunuhan istrinya, kata Mustopa, pelaku cemburu karena menduga korban berselingkuh.

    Karena hal itu keduanya cekcok hingga pelaku mencekik leher korban menggunakan jilbab.

    “Dugaan asmara, karena si tersangka ini merasa istrinya ini telah berselingkuh dengan orang lain. Yang mengakibatkan si tersangka gelap mata hingga melakukan kejahatan ini,” jelasnya.

    Polisi masih ada motif yang lain terkait kekayaan harta waris atau apa.

    “Sementara masih kita dalami motifnya, kalau untuk korban penagih hutang karena kesal ditagih terus,” imbuhnya.

    Pengakuan tersangka utang korban kurang lebih Rp 2.700.000, pelaku harus mengembalikan sekitar Rp 4.000.000.

    Mustofa menjelaskan, kedua korban tewas dengan cara dicekik lehernya menggunakan hijab.

    Untuk korban istrinya langsung dimasukkan ke dalam septictank dengan kedalaman 2 X 1 meter sedangkan korban kedua, jasadnya disembunyikan di dalam kamar dengan ditutup springbed.

    “Sebenarnya dia merencanakan untuk memasukkan kembali ke dalam septictank tapi belum sempat dimasukkan karena ada saudara yang mencari, sementara dia taruh di bawah kasur,” katanya. (TribunBekasi/Muhammad Azzam) 

     

     

     

  • Sosok Sunardi Bunuh Wanita Debt Collector, Kesal Ditunggui Tak Bayar Utang, Istri Sah Juga Dihabisi

    Sosok Sunardi Bunuh Wanita Debt Collector, Kesal Ditunggui Tak Bayar Utang, Istri Sah Juga Dihabisi

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok Sunardi (44), pria yang membunuh perempuan debt collector alias penagih utang. 

    Seorang perempuan penagih utang dari sebuah koperasi, Sri Pujiyanti ditemukan tewas di lemari warga.

    Peristiwa itu terjadi tepatnya di Kampung Cikoronjo RT.001/005 Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Senin (3/2/2025).

    Sri ditemukan di dalam lemari dan terbungkus sprei.

    Polisi meyakini jika pembunuh Sri adalah Sunardi.

    Sunardi menghabisi nyawa Sri Pujiyanti karena kesal utangnya ditagih.

    Sunardi (44) diketahui berprofesi sebagai kuli bangunan.

    Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso saat dikonfirmasi, Senin (5/2/2025).

    “Kuli bangunan (pekerjaan sehari-hari, red),” ucapnya.

    Onkoseno menuturkan saat ini tersangka masih diperiksa guna penyelidikan lebih lanjut.

    Saat melakukan olah TKP di rumah Sunardi terkait kasus pembunuhan terhadap korban Sri Pujiyanti, polisi menemukan korban lain.

    Korban lain Sunardi itu ditemukan sudah menjadi kerangka di dalam septic tank yang diketahui ialah istri sah dari tesangka.

    “Yang jelas tersangka sudah kita amankan atas dasar dua perkara yang berbeda,” tambahnya.

    Punya 2 Istri

    Terpisah, Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, mengatakan Sunardi memiliki dua istri.

    Istri pertama dinikahi secara siri oleh Sunardi, sedangkan istri kedua menikah resmi.

    Mustofa menuturkan, Sunardi dan istri keduanya, Almaida, menikah di Banyumas, Jawa Tengah.

    “Jadi tersangka ini memiliki dua istri. Istri yang pertama nikah siri, istri yang kedua nikah resmi, yang si Almaida ini. Jadi nikahnya di Banyumas,” jelas Mustofa, Rabu.

    Kendati demikian, nahas, Almaida tewas di tangan sang suami.

    Sunardi diketahui membunuh Almaida pada 2022 silam.

    Jasad Almaida ditemukan di septic tank rumah Sunardi, saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait pembunuhan gadis penagih hutang.

    Kepada polisi, Sunardi mengaku telah membunuh seseorang yang ternyata istri keduanya, dan membuang jasad korban ke septic tank.

    Saat ditemukan, jasad Almaida sudah tinggal kerangka.

    Sunardi  mengaku nekat membunuh istri keduanya karena didasari rasa cemburu.

    Ia curiga Almaida berselingkuh.

    “Dugaan asmara, karena si tersangka ini merasa istrinya telah berselingkuh dengan orang lain.”

    “Hal itu mengakibatkan si tersangka gelap mata hingga melakukan kejahatan ini (pembunuhan)” urai Mustofa.

    Meski demikian, Mustofa menjelaskan pihaknya masih mendalami motif lain terkait pembunuhan terhadap Almaida.

    “Sementara masih kita dalami motifnya (membunuh Almaida), nerkaitan dengan kekayaan atau apa,” lanjutnya.

    Sementara itu, terkait pembunuhan gadis penagih utang, Sunardi merasa kesal lantaran ditagih terus-menerus.

    Menurut pengakuan Sunardi, ia berutang ke koperasi tempat korban bekerja sekitar Rp2,7 juta.

    Tetapi, Sunardi harus mengembalikan utang tersebut senilai Rp4 juta, termasuk bunga.

    Kronologi Bunuh Penagih Utang

    Pembunuhan yang dilakukan Sunardi terhadap penagih utang, Sri Pujianti, bermula saat korban mendatangi rumah pelaku pada Senin (3/2/2025) pukul 15.00 WIB.

    Kedatangan korban diketahui untuk menagih utang pelaku yang sudah menunggak selama satu bulan.

    Karena pelaku tak kunjung membayar utang, korban pun terus menunggu.

    Merasa kesal karena ditunggu, pelaku lantas mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban.

    Pelaku kembali mencekik korban menggunakan kain dan membawanya ke dalam rumah.

    Setelahnya, pelaku membawa pergi motor korban dan dititipkan di parkiran sebuah rumah sakit.

    Pelaku kemudian kembali pulang dan menyembunyikan jasad korban menggunakan springbed.

    Di hari yang sama, rekan korban mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan keberadaan korban.

    Oleh pelaku, dijawab korban telah pulang.

    Tetapi, pada Selasa dini hari, orang tua korban bersama warga dan Ketua RT setempat, mendatangi rumah pelaku.

    Pelaku tetap bersikukuh mengaku tidak tahu di mana korban.

    Namun, pelaku yang terlihat gugup, tiba-tiba melarikan diri.

    Karena itu, pelaku pun ditangkap.

    “Saat itu pelaku terlihat gugup dan melarikan diri. Dari sana pelaku dapat ditangkap,” kata Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar.

    Jasad korban yang ditemukan dalam kondisi membengkak, telah dibawa ke RS Polri untuk diautopsi.(*)

     

  • Kala Petani di Kudus Ingin Perbukitan Patiayam Jadi Sentra Mangga Terbesar Se-Jawa Tengah

    Kala Petani di Kudus Ingin Perbukitan Patiayam Jadi Sentra Mangga Terbesar Se-Jawa Tengah

    Liputan6.com, Kudus – Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tepatnya di area Pegunungan atau Perbukitan Patiayam, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, terdapat banyak sekali tanaman pohon mangga. Saat ini, diketahui belum musimnya berbuah.

    Petani di sana punya mimpi atau ingin menjadikan area setempat semakin hijau dan sebagai sentra mangga terbesar se-Jawa Tengah. Hal ini diakui Ketua Kelompok Tani Wonorejo dari Desa Gondoharum, Mashuri.

    “Ya itu harapan kami (jadi sentra mangga tersebesar se-Jawa Tengah, red),” ujarnya ditulis Liputan6.com, Rabu (5/2/2025).

    Mashuri mengungkapkan bahwa pihaknya mulai menanam pohon mangga dan pepohonan lainnya di area Perbukitan Patiayam mulai tahun 2020 hingga sekarang.

    Berkolaborasi dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), diakui khususnya seperti tanaman mangga sebagian besar sudah berbuah hingga dijual ke pengepul besar hingga sampai luar daerah

    “Jual sampai juga ke Bandung (Jawa Barat),” ungkapnya.

    Alasan Mashuri lebih memilih menanami Perbukitan Patiayam dengan pohon mangga lantaran tanah di area setempat dianggap tidak cocok ditanami pohon buah lain. Dicontohkan, salah satunya pohon duren.

    “Di lingkungan kami, kelompok kami, tanahnya tanah liat, sehingga untuk duren itu tidak cocok. Sehingga (buah mangga, red) cara hitungan kalkulasi berapa harganya lebih murah dan bisa menghasilkan banyak,” katanya.

    “Mangga saya Gadung dan Kwijai. Kalau di pasar induk kalau kita ngirim di awal musim itu sampai Rp16 ribu perkilo. Kalau Kwijai malah sampai Rp25 ribu perkilo,” imbuh Mashuri.

    Total disebutkan ada sekitar 25 ribu pohon mangga di area Perbukitan Patiayam sekitar 300 hektare yang dikelola sebanyak 337 petani. Untuk hasilnya, mencapai puluhan ton saban musim panen buah.

    Dalam kesempatan ini, Masyhuri membeberkan kendala yang dialami pihaknya saat berupaya mewujudkan Perbukitan Patiayam sebagai sentra mangga terbesar se-Jawa Tengah lantaran persoalan SDM.

    “Kelompok tani kami ini tidak bisa mengupayakan supaya mangga berbuah maksimal. Karena persoalan Sumber Daya Manusia (SDM),” bebernya.

    “Dari pemerintah setempat belum ada sosialisasi dan sebagainya. Harapan kami, dinas terkait ikut membantu kelompok tani kami,” tambah Mashuri.

     

  • Komdigi Tingkatkan Keterampilan Digital Gen Z, Bekal Hadapi Tantangan Global

    Komdigi Tingkatkan Keterampilan Digital Gen Z, Bekal Hadapi Tantangan Global

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menghadirkan literasi digital guna meningkatkan keterampilan digital generasi muda di Maumere, Nusa Tenggara. Harapannya, ini dapat menjadi bekal dalam menghadapi kondisi global yang makin menantang. 

    Melalui program ‘Saatnya GenSi Beraksi’ keduanya menghadirkan edukasi seputar digital kepada generasi muda di Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

    Sebelumnya, acara serupa telah sukses dilaksanakan di Papua, Solo dan Minahasa Utara, yang diikuti ribuan peserta untuk memperkuat keterampilan digital generasi muda. 

    SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan Indosat berkomitmen mendukung pemerataan akses hingga ke Indonesia Timur, sambil meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka lewat berbagai program literasi digital. 

    “Kami percaya literasi digital yang inklusif adalah kunci bagi Gen Z untuk menghadapi tantangan era digital. Program GenSi sejalan dengan langkah kami dalam mewujudkan tujuan besar Indosat untuk memberdayakan Indonesia,” kata Steve dikutip Kamis (6/2/2025). 

    Steve mengatakan dengan membekali keterampilan yang tepat, Indosat optimistis dapat membuka peluang baru dan mempersiapkan generasi muda untuk berkompetisi di pasar global.

    Acara ini menghadirkan para ahli dari berbagai sektor, seperti Hamdani Pratama (Kepala BPPTIK dari Kementerian Komunikasi & Digital), Adri Gautama (Area Academy Manager Cisco Networking Academy PT Cisco Systems Indonesia), Fuadit Muhammad (Programmer dan Tech Influencer), Anjas Maradita (AI Content Creator & Developer), dan Apriani V.E.K. Dangga (Edu & Self Development Content Creator NTT). Mereka akan berbagi keterampilan pada pengembangan kompetensi keamanan siber, pemahaman etika digital, cara penggunaan teknologi yang aman dan bertanggung jawab.

    Dalam kegiatan GenSi Talks, peserta akan mengikuti tiga sesi diskusi menarik yang mengangkat sejumlah tema terkini, seperti ‘AI, Teman atau Lawan?’, ‘Jaringan yang Terhubung, Peluang yang Tak Terbatas’, dan ‘Transformasi Gen Z: Dari Cerdas Digital ke Aman Digital.’

    Dengan berfokus pada tiga topik tersebut, Indosat berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan digital, mengembangkan keterampilan digital dan keamanan siber di kalangan generasi muda di Maumere.

    Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Komdigi Wijaya Kusumawardhana mengatakan mengapresiasi langkah Indosat dalam menginisiasi lintas kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta guna mencapai Visi Indonesia Emas 2045. 

    “Dengan memahami teknologi secara mendalam dan menerapkan etika digital yang baik, program ini akan menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem digital secara lebih inklusif dan memperkuat transformasi digital di Indonesia,” kata Wijaya.

    GenSi berupaya meningkatkan keterampilan digital dan memperluas akses bagi masyarakat yang belum terlayani secara optimal di Nusa Tenggara Timur. Meski jumlah penetrasi internet telah mencapai 67,75% di NTT, tetapi kontribusinya terhadap total penggunaan internet di Indonesia masih rendah, yakni hanya 1,70%.

    Untuk memperkuat, GenSi juga menekankan AI Sovereignty melalui kolaborasi dengan International Telecommunication Union (ITU) dan Digital Transformation Center (DTC). Melalui GenSi, Indosat berharap generasi muda di Indonesia Timur dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan di era digital dan lebih bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi.

  • Nasib Ibu Cari Elpiji 3 Kg Tewas Terseret Truk, Naik Motor ke Kecamatan Lain Imbas Gas Langka

    Nasib Ibu Cari Elpiji 3 Kg Tewas Terseret Truk, Naik Motor ke Kecamatan Lain Imbas Gas Langka

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Tri Lestari (48) warga Kecamatan Dempet, Demak, Jawa Tengah terpaksa mencari gas ke Kecamatan Gubug akibat kelangkaan elpiji 3 Kg.

    Namun nahas, saat sedang mencari elpiji sambil mengendarai motor, Tri Lestari malah menjadi korban kecelakaan maut.

    Ia tewas setelah terseret truk di Jalan Semarang-Grobogan pada Selasa (4/2/2025).

    Sementara motornya ikut jatuh ke arah sebaliknya dan gas elpiji juga terlempar.

    Kepala Unit Gakum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, mengatakan pengemudi truk berinisial RE (55) telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan.

    “Sementara untuk sopir masih kita amankan di sini Polres Demak,” bebernya, Rabu (5/2/2025).

    Diduga korban hendak mendahuli truk yang melaju dari arah Semarang menuju Grobogan.

    Namun, korban justru terjatuh dan masuk ke kolong truk.

    “Mungkin kurang konsentrasi, terpeleset, terjatuh. Akhirnya sepeda motor itu jatuh ke arah kiri, sedangkan ibu tersebut ke arah kanan sehingga masuk ke kolong truk,” lanjutnya.

    Korban meninggal di lokasi kejadian, sedangkan motor dan gas elpiji terlempar ke jalan.

    “Untuk kaki kanan ibu tersebut terlindas oleh truk tronton. Sepeda motor tidak berkenaan, yang berkenaan pengendara dari sepeda motor tersebut,” tuturnya.

    Meninggalnya Tri Lestari meninggalkan duka bagi suami, Sugeng dan seorang anak perempuan.

    Tri Lestari mencari gas elpiji untuk membantu suami berjualan pentol.

    Sugeng menceritakan istrinya kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram lantaran pangkalan mendahulukan pedagang.

    “Kemarin-kemarin sebelumnya memang kosong, lalu mencari ke Dempet tidak boleh dibeli, alasannya untuk pedagang, padahal saya hanya butuh satu tabung, dan akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa,” ucapnya.

    Sementara itu, kisah tentang gas elpiji 3 Kg juga pernah terjadi di Tangerang Selatan, Tangerang, Banten.

    Mbah Yonih seorang lansia di Pamulang Barat, Tangerang Selatan, meninggal dunia setelah mengantre beli gas elpiji 3 Kg.

    Seperti diketahui, aturan baru pemerintah terkait gas elpiji 3 Kg kini sedang mengundang polemik.

    Beberapa keluhan timbul di berbagai daerah setelah aturan pemerintah itu dijalankan.

    Mbah Yonih yang sempat kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 Kg itu rela mengantre.

    Tak disangka, setelah mengantre, diduga kelelahan lansia tersebut meninggal dunia.

    Saiful, Ketua RT 01, RW 07, Pamulang Barat, Tangerang Selatan (Tangsel), mengatakan bahwa Yonih (62) diduga kelelahan sebelum akhirnya meninggal dunia usai mengantre gas elpiji tiga kilogram (kg) pada Senin (3/2/2025).

    “Almarhum sebelum meninggal, habis mengantre dan pulang bawa dua tabung gas. Kemudian setelah bawa tabung gas, dia mungkin lemas terus dia duduk, ada beberapa warga melihat untuk membantu,” ujar Saiful saat ditemui di Jalan Beringin I RT 01/07, Pamulang Barat, Tangsel, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Selasa (4/2/2025).

    Melihat Yonih kelelahan, warga sekitar segera memberikan pertolongan pertama kepada korban.

    “Kebetulan warga yang membantu tahu di mana rumah ibu itu tinggal, akhirnya langsung menghubungi pihak keluarga,” kata Saiful.

    Setelah pihak keluarga datang, korban dibawa pulang ke rumah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Permata.

    Namun, tak lama kemudian, pihak keluarga menerima kabar bahwa korban telah meninggal dunia.

    “Tadi saya ngobrol sama anaknya, memang orangtuanya ada riwayat darah tinggi,” jelas Saiful.

    Diketahui, sehari-hari korban membuka warung makan yang beroperasi dari pagi hingga sore hari.

    Korban diduga membeli gas untuk kebutuhan warungnya sebelum mengalami kondisi yang berujung pada kematiannya.

    LANSIA MENINGGAL – Kondisi rumah duka korban yang berada di Jalan Beringin I r.01/07 RT 001 RW 007, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Seorang warga diduga meninggal kelelahan usai antre gas elpiji 3 kg (KOMPAS.COM/Intan Afrida Rafni )

    Jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.

    Sebelumnya, adik korban, Rohaya (51), bercerita bahwa sang kakak masih beraktivitas seperti biasanya pada pagi hari, yakni membuka warung dan menyiapkan lontong untuk dijual.

    “Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh,” ujar Rohaya saat ditemui Kompas.com di Jalan Beringin I RT 01/07 Pamulang Barat, Tangsel, Senin.

    Rohaya mengatakan, kakaknya berangkat dari rumah untuk membeli elpiji 3 kilogram sekitar pukul 11.00 WIB.

    Saat itu Yonih membawa dua tabung gas kosong sambil berjalan kaki seorang diri menuju agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.

    Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat elpiji 3 kilogram dan kembali ke rumah dengan berjalan kaki.

    Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat.

    “Nah yang punya laundry di depan jalan ke rumah manggilin emak (panggilan korban) untuk duduk istirahat. Sehabis itu, emak dijemputlah sama menantunya,” kata Rohaya, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Selasa (4/2/2025).

    Setelah itu, Rohaya melihat sang kakak tiba-tiba lemah tak berdaya sesampainya di rumah sehingga membuatnya panik.

    WARUNG DILARANG JUAL LPG 3 KG – Ilustrasi LPG elpiji 3 kg. Mulai 1 Februari 2025, elpiji 3 kg tidak lagi dijual di pengecer. (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

    Dia sempat mengajak Yonih berbicara, tetapi sang kakak sama sekali tak merespons dan pingsan.

    “Sesampai di rumah langsung pingsan. Dia sempat mengucapkan ‘Allahu Akbar’ dua kali, tapi setelah itu tidak merespons (pingsan),” kata Rohaya.

    Tak berselang lama, keluarga langsung membawa Yonih ke Rumah Sakit Permata Pamulang. Setibanya di rumah sakit, nyawa Yonih sudah tak bisa tertolong.

    Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga sangat berduka atas kepergian Yonih.

    Miris, ternyata Mbah Yonih sudah berkeinginan umrah, tetapi kini semua impian tersebut sirna.

    Rohaya mengungkapkan, Yonih tak punya riwayat penyakit serius semasa hidupnya.

    Ia dikenal sehat dan pekerja keras.

    Yonih bekerja keras dalam mencari uang lantaran sedang menabung untuk beribadah umrah.

    “Dia orangnya rajin, enggak mau diam. Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja. Tapi dia tetap semangat cari tambahan, katanya buat umrah,” ungkap Rohaya.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com 

     

  • Berkunjung ke Dusun Butuh, Pesona Nepal van Java di Lereng Gunung Sumbing

    Berkunjung ke Dusun Butuh, Pesona Nepal van Java di Lereng Gunung Sumbing

    Liputan6.com, Yogyakarta – Dusun Butuh terletak di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Keindahan dusun ini populer di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara dengan julukan Nepal van Java.

    Untuk menuju ke Nepal van Java, wisatawan dapat memilih antara dua rute, yakni melalui Yogyakarta atau Semarang. Begitu memasuki Kota Magelang, ikuti jalur menuju Pasar Kaliangkrik yang jaraknya sekitar 12 kilometer.

    Dari pasar tersebut, selanjutnya ikuti jalan hingga tiba di Sekolah Dasar Negeri Desa Temanggung. Kemudian ambil kanan dan naik sekitar 6 kilometer ke arah basecamp Sumbing melalui Dusun Butuh, Kaliangkrik. Lokasi Nepal van Java bisa ditemukan sekitar 400-500 meter sebelum basecamp Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik.

    Mengutip dari kemenpar.go.id, Dusun Butuh merupakan dusun tertinggi di Kabupaten Magelang. Dusun ini terletak di ketinggian 1.600 mdpl, sehingga menawarkan suasana asri dengan udara yang bersih dan sejuk.

    Adapun julukan Nepal van Java diberikan karena desa wisata ini terletak di lereng Gunung Sumbing. Alhasil, rumah-rumah penduduk sekitar terlihat bertumpuk, sebuah pemandangan khas perumahan di Nepal. Saat cuaca cerah, wisatawan bisa melihat langsung keindahan Gunung Sumbing yang menjadi latar belakang Dusun Butuh.

    Daya tarik utama Dusun Butuh adalah jelajah kampung. Wisatawan bisa menikmati suasana Dusun Butuh yang asri dan ramah hingga mengikuti aktivitas warga sehari-hari, seperti bercocok tanam dan memetik sayur.

    Terdapat banyak spot foto menarik di Nepal van Java, mulai dari Gapura Dusun, Teras Nepal, Taman Depok, Teras Masjid, hingga Gapura Pendakian. Sebagai pelengkap, terdapat banyak kedai kopi dengan pemandangan indah 360 derajat.

    Bagi yang ingin menginap, di Dusun Butuh juga tersedia beberapa homestay. Wisatawan pun berkesempatan melihat keindahan sunrise di Nepal van Java.

    Penulis: Resla

  • Irjen Pol. Purn. Dr. Adnas, M.Si. – Halaman all

    Irjen Pol. Purn. Dr. Adnas, M.Si. – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inspektur Jenderal Polisi (Purnawirawan) Doktor atau Irjen Pol. (Purn.) Dr. Adnas, M.Si. adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

    Di Polri, jabatan strategis terakhir Adnas yakni Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Gorontalo.

    Adnas tercatat aktif mengemban jabatan posisi sebagai Kapolda Gorontalo pada tahun 2020.

    Semasa dinasnya, purnawirawan jenderal bintang 2 ini juga sempat menjabat sebagai Tenaga Ahli Komwas Kepala SKK Migas Bidang Hukum.

    Adapun Adnas resmi pensiun sebagai Pati Polri pada tahun 2022.

    Kepala Biro Pengkajian dan Strategi Sops Polri Brigjen Adnas di Tol Cipali, Senin (17/6/2018). (TRIBUNNEWS.COM)

    Pascapensiun sebagai Pati Polri, Adnas kemudian terjun ke dalam dunia politik dengan bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

    Pada Pilpres 2024, memulai kiprah politiknya dengan masuk menjadi tim kampanye nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

    Ia pun sukses ikut membantu Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024.

    Selain itu, Adnas kini juga tengah disibukkan dengan jabatannya sebagai Ketua Organisasi Urang Awak Ikatan Keluarga Minang (IKM) Provinsi Bengkulu.

    Kehidupan pribadi

    Irjen Purn Adnas lahir di Payakumbuh, Sumatra Barat, 12 Agustus 1964.

    Saat ini, ia telah berusia 60 tahun.

    Adnas memiliki seorang istri yang bernama Ny. Lia Dalia.

    Pendidikan

    Adnas adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987.

    Di Akpol, ia satu angkatan dengan mantan Inspektur Pengawasan Umum Polri, yakni Komjen Pol (Purn) Agung Budi Maryoto.

    Adnas sendiri telah berpengalaman di dalam bidang lalu linta (lantas).

    Perjalanan karier

    Irjen Adnas telah malang melintang berkarier di dalam kepolisian tanah air.

    Berbagai jabatan strategis di Polri pernah ia emban.

    Adnas tercatat pernah menjabat sebagai Kapolres Sidoarjo pada tahun 2007.

    Selain itu, ia juga sempat menduduki posisi jabatan sebagai Wakapolwil Besuki pada 2009.

    Tak sampai di situ, Adnas juga pernah mengisi kursi jabatan sebagai Dir Lantas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2009.

    Pada 2010, ia juga sempat didapuk menjadi Dir Lantas Polda Sulsel pada 2010.

    Karier Adnas makin moncer setelah ia dimutasi menjadi Analis Kebijakan Madya bidang PJR Korlantas Polri.

    Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad dan Kapolda Gorontalo Brigjen. Pol. Adnas. (MPR RI)

    Pada 2012, ia diangkat sebagai Kakorbintarsis Ditbintarlat Akpol Lemdikpol.

    Satu tahun kemudian, ia ditugaskan untuk menjadi Wakapolda Bengkulu.

    Setelah itu, Adnas diutus untuk menduduki posisi sebagai Widyaiswara Madya Sespim Lemdiklat Polri pada 2017.

    Pada tahun yang sama, ia dipercaya menjadi Karo PID Divhumas Polri.

    Adnas juga sempat menjabat sebagai Karojianstra Sops Polri pada tahun 2018.

    Di tahun yang sama, ia lalu diamanahkan untuk menduduki posisi sebagai Wakapolda Sulawesi Selatan.

    Baru setelah itu Adnas diangkat menjadi Kapolda Gorontalo pada tahun 2020.

    Di tahun yang sama, ia dimutasi menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.

    Lalu, Adnas kembali dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Sabhara Polri pada 2021.

    Di pengujung masa pensiunnya, alumni Akpol 1987 ini ditugaskan sebagai Tenaga Ahli Komwas Kepala SKK Migas Bidang Hukum pada 2022.

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • 10
                    
                        231 Tabung Elpiji Dioplos Pemuda 23 Tahun, Bakal Dijerat Pasal Berlapis
                        Regional

    10 231 Tabung Elpiji Dioplos Pemuda 23 Tahun, Bakal Dijerat Pasal Berlapis Regional

    231 Tabung Elpiji Dioplos Pemuda 23 Tahun, Bakal Dijerat Pasal Berlapis
    Editor
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda
    Jawa Tengah
    menyelidiki penyalahgunaan elpiji bersubsidi di sebuah rumah di Desa Kentengrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.
    Kasus ini melibatkan seorang tersangka berinisial ERE (23), yang diduga melakukan
    praktik ilegal
    dengan memindahkan isi tabung elpiji ukuran 3 kilogram (subsidi) ke dalam tabung elpiji ukuran 12 kilogram (non-subsidi) menggunakan regulator yang telah dimodifikasi.
    Pengungkapan kasus ini berawal dari informasi yang diterima oleh Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah dari masyarakat pada Jumat, 31 Januari 2025.
    Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas melakukan penyelidikan di lokasi yang dimaksud dan menemukan kegiatan pemindahan isi tabung gas yang tidak sesuai dengan standar serta melanggar peraturan yang berlaku.
    Dirreskrimsus Polda Jawa Tengah Kombes Arif Budiman menjelaskan, “Dalam prakteknya, tersangka menggunakan regulator yang telah dimodifikasi untuk memindahkan isi tabung elpiji bersubsidi ke tabung elpiji non-subsidi,” pada Rabu (5/2/2025).
    Praktik ilegal
    ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berpotensi membahayakan
    keselamatan masyarakat
    .
    Pemindahan gas yang tidak sesuai dengan standar dapat menyebabkan kebocoran atau bahkan ledakan.
    Arif Budiman menekankan bahwa pihaknya akan menindak tegas segala bentuk penyalahgunaan elpiji bersubsidi yang merugikan masyarakat.
    “Tindakan seperti ini jelas melanggar hukum dan membahayakan keselamatan banyak orang,” tegasnya.
    Dalam pengungkapan kasus ini, petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.
    “Ada 231 tabung elpiji, terdiri dari berbagai ukuran, serta 90 unit regulator modifikasi yang digunakan untuk memindahkan isi gas,” ungkap Arif.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan praktik ilegal semacam ini dan segera melapor jika menemukan aktivitas serupa.
    Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal berlapis.
    Pasal yang digunakan adalah Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, sebagaimana diubah dalam Paragraf 5 Pasal 40 Angka 9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, serta Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
    Ancaman hukuman bagi tersangka bisa mencapai 6 tahun penjara atau denda sebesar 60 miliar.
    (Penulis: Muchamad Dafi Yusuf I Editor: Sari Hardiyanto)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Selama tiga bulan, produksi gabah kering di Jateng diprediksi capai 4,8 juta ton

    Selama tiga bulan, produksi gabah kering di Jateng diprediksi capai 4,8 juta ton

    Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

    Selama tiga bulan, produksi gabah kering di Jateng diprediksi capai 4,8 juta ton
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Februari 2025 – 17:55 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkirakan wilayahnya mampu memproduksi 4,8 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara 2,3 juta ton beras pada Februari–April 2025.

    “Hasil itu dengan perkiraan luas panen padi lebih dari 688 ribu hektar,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri Provinsi Jawa Tengah, di Kantor Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jateng pada Rabu, 5 Februari 2025.

    Sesuai komitmen bersama, ucap Nana, Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah ditarget mampu menyerap gabah dari petani hingga menjadi setidaknya 383.144 ton setara beras.

    “Saya berharap kepada Perum Bulog untuk mampu menyerap gabah (kering) seharga Rp6.500 per kilogram, dan beras Rp12 ribu. Dan kita harapkan (dari) petani mampu menyiapkan (hasil) gabah atau padinya agar berkualitas.” kata Nana seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto.

    Ia juga meminta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk menjalin komunikasi dengan Perum Bulog. Tujuannya, supaya realisasi penyerapan 20 persen beras oleh Bulog dari Perpadi bisa tercapai.

    Untuk hasil panen yang baik, Nana Sudjana juga meminta agar pemerintah kabupaten/kota dan TNI mendampingi petani mulai dari proses pembibitan, masa panen, hingga penjualan. 

    Di tempat yang sama, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kennedi, menerangkan, pihaknya harus menyerap beras minimal 20 persen dari Perpadi, serta 532 ribu ton untuk wilayah Jawa Tengah maupun DI Yogyakarta .

    Dari sisi kesiapan gudang, kata Sopran, Perum Bulog Jawa Tengah menyiapkan tempat berkapasitas 75 ribu ton yang siap untuk diisi. 

    “Selebihya akan kerja sama baik melalui gudang sewa, atau sistem pinjam pakai dengan TNI, BUMN, dan resi gudang yang dikelola oleh Dinas Perdagangan atau pemerintah daerah. Tentunya akan kita assessment dahulu kelayakan gudang untuk penyimpanan beras,” katanya.

    Penyiapan gudang-gudang itu, lanjut Sopran, bertujuan untuk menampung beras, sehingga bisa memperbanyak serapan gabah dari petani.  

    Sebagai informasi, rakor tersebut dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan antara Kementerian Pertanian, Perum Bulog, Perpadi, dan Panglima TNI pada tanggal 30 Januari 2025, di Kementerian Pertanian. Rakor tersebut menghasilkan komitmen bersama untuk menyerap gabah dan/atau beras dalam mendukung swasembada pangan, salah satunya di Jateng. 

    Sumber : Radio Elshinta