provinsi: JAWA TENGAH

  • 6 Pengakuan Sunardi, Pembunuh Istri dan Penagih Utang di Bekasi, Ungkap Tabiat dan Motif – Halaman all

    6 Pengakuan Sunardi, Pembunuh Istri dan Penagih Utang di Bekasi, Ungkap Tabiat dan Motif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pria di Bekasi, Jawa Barat, bernama Sunardi (44), ditangkap polisi karena ketahuan membunuh dua orang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

    Korban pertama adalah istri sah Sunardi, Almaidah (51), yang dibunuh pada November 2022 silam, dan jasadnya dibuang ke dalam septic tank rumah pelaku di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

    Korban kedua adalah seorang penagih utang asal Jonggol, Bogor, bernama Sri Pujiyanti (23).

    Sri dibunuh Sunardi pada Senin (3/2/2025), dan jasadnya disimpan di dalam kamar rumah pelaku.

    Kepada polisi, berikut pengakuan-pengakuan Sunardi yang kini telah diamankan di Polres Metro Bekasi:

    1. Motif Bunuh Istri Sah

    Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa, mengungkapkan Sunardi memiliki dua istri.

    Tetapi, istri pertamanya dinikahi secara siri, sedangkan dengan istri kedua, Almaidah, Sunardi menikah secara resmi.

    “Jadi tersangka ini memiliki dua istri, istri yang pertama nikah sirih, istri yang ke dua nikah resmi yang si Almaida ini, jadi nikahnya di Banyumas,” kata Mustofa, Rabu (5/2/2025), dilansir TribunBekasi.com.

    Sunardi mengaku nekat membunuh istri keduanya karena cemburu. Ia menduga korban berselingkuh.

    “Dugaan asmara, karena si tersangka ini merasa istrinya ini telah berselingkuh dengan orang lain. Yang mengakibatkan si tersangka gelap mata hingga melakukan kejahatan ini,” ungkapnya.

    Meski begitu, polisi masih mendalami, apakah masih ada motif yang lain terkait kekayaan harta waris atau hal lain mengenai pembunuhan terhadap istri ini.

    2. Dalih Sunardi

    Sebelumnya, pihak keluarga Almaidah sempat mencari korban, tetapi Sunardi selalu berkelit korban pergi meninggalkannya dan sudah lama tidak bertemu.

    “Kalau keluarga Almaidah nanya ke pelaku, pelaku ngomong tidak pernah bertemu dengan korban,” jelas Mustofa.

    Disebutkan juga, warga sekitar rumah Sunardi tidak ada yang tahu mengenai pembunuhan tersebut.

    Sebab pada 2022, saat korban bersama Sunardi datang ke rumah, tidak ada saksi yang melihat.

    Sehingga, saat ditanya keluarga Almaidah soal peristiwa itu, Sunardi selalu menjawab tidak pernah bertemu.

    “Karena keluarga korban ini dari Banyumas, pengakuan tersangka pada saat datang ke rumah ini tidak ada saksi yang melihat makanya pada saat tersangka ditanya keluarga korban peristiwa yang pertama dulu tidak pernah bertemu dengan almarhum,” bebernya.

    Warga setempat juga tidak ada yang menaruh curiga, terlebih pelaku pulang ke rumahnya satu minggu bahkan satu bulan sekali dikarenakan pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

    3. Kubur Jasad Istri di Septic Tank

    Mustofa mengatakan, setelah menangkap Sunardi atas kasus pembunuhan terhadap gadis penagih utang, kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

    Hasilnya, pelaku mengaku ia juga telah membunuh istri sah dan mayatnya dimasukkan ke dalam septic tank pada 2022.

    “Hasil pemeriksaan dan pengembangan yang mendalam dari teman-teman Reskrim Polres maupun Polsek diperoleh dari keterangan bahwa tersangka mengakui telah pada 2022 awal November melakukan pembunuhan terhadap istri sahnya,” terang Mustofa.

    Mendengar pengakuan pelaku, pihak kepolisian bersama jajaran Forensik pun membongkar septic tank di rumah pelaku.

    Dari pembongkaran yang dilakukan, ditemukan kerangka keseluruhan secara utuh. Termasuk pakaian jaket yang dikenakan korban.

    4. Motif Bunuh Penagih Utang

    Terbongkarnya aksi pembunuhan Sunardi terhadap istrinya, Almaidah, bermula saat pelaku ditangkap karena diduga menghabisi nyawa orang yang menagih utangnya, Sri Pujiyanti.

    “Sementara masih kita dalami motifnya, kalau untuk korban penagih hutang karena kesal ditagih terus,” imbuhnya.

    Berdasarkan pengakuan Sunardi, ia berutang sekitar Rp 2.700.000, dan ia harus mengembalikan sekitar Rp 4.000.000.

    Pembunuhan debt collector ini berawal saat korban Sri menagih cicilan koperasi di rumah pelaku pada hari Senin sekitar pukul 15.00 WIB.

    Meski pelaku tidak bisa membayar cicilan, korban Sri tetap menunggu dan meminta pelaku agar tetap membayar.

    Kesal dengan situasi tersebut, Sunardi pun mencekik korban hingga tewas lalu dan menarik tubuh korban ke dalam rumahnya.

    5. Aksi Terbongkar

    Aksi pembunuhan terhadap penagih utang ini terbongkar saat jasad Sri ditemukan di dalam rumah pelaku pada Selasa (4/2/2025).

    Pelaku menaruh mayat korban di pinggir tembok kamar dan menutupinya dengan springbed.

    Penemuan jasad penagih utang ini bermula pada Senin sekitar pukul 18.00 WIB, saat teman-teman korban mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan keberadaan Sri.

    Pelaku Sunardi menjawab tidak tahu dan mengklaim bahwa korban sudah pergi dari rumahnya.

    Kemudian sekitar pukul 24.00 WIB, orang tua korban bersama warga dan ketua RT setempat kembali mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan hal yang sama.

    Saat ditanya, Sunardi terlihat gugup dan melarikan diri.

    Warga yang curiga lantas memeriksa ke dalam rumah pelaku dan menemukan jasad korban yang disimpan di dalam kamar, tertutup springbed.

    “Sebenarnya dia merencanakan untuk memasukkan kembali ke dalam septictank. Tapi belum sempat dimasukkan karena ada saudara yang mencari, sementara dia taruh di bawah kasur,” sebut Mustofa.

    6. Modus Pembunuhan

    Mustofa mengatakan modus pelaku menghabisi nyawa kedua korban yakni dengan cara dicekik lehernya menggunakan jilbab.

    Untuk korban Almaidah, jasadnya langsung dimasukkan ke dalam septictank dengan kedalaman 2 X 1 meter.

    Sementara, korban Sri, jasadnya disembunyikan di dalam kamar rumah pelaku ditutup dengan springbed.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Ini Alasan Sunardi ke Keluarga Almaida, Korban Pembunuhan yang Jasadnya Dikubur di Septic Tank

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)

  • BMKG: Siklon Taliah Pengaruhi Cuaca di Jawa Barat

    BMKG: Siklon Taliah Pengaruhi Cuaca di Jawa Barat

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung melaporkan bahwa siklon tropis Taliah yang terbentuk di perairan Samudra Hindia selatan Jawa Tengah kini telah memengaruhi cuaca di wilayah Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya.

    Meskipun siklon tersebut kini telah bergerak menjauh dari perairan Indonesia, menurut Yuni Yulianti, staf Data dan Informasi BMKG Bandung, dampaknya seperti peningkatan kecepatan angin dan gelombang tinggi di perairan Jabar masih dirasakan.

    “Kecepatan angin dapat mencapai 5 – 60 km/jam, dengan yang paling tinggi tercatat di perairan selatan Jabar, seperti di Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran. Namun, di sekitar posisi siklon tropis itu sendiri, kecepatan angin bisa lebih dari 70 km/jam,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (6/2).

    BACA JUGA: Diterjang Hujan Angin, Pohon Tumbang di Cirebon Menimpa Sepasang Suami Istri

    Yuni juga menambahkan bahwa peningkatan angin ini berdampak pada ketinggian gelombang. Di perairan selatan Jabar, tinggi gelombang dapat mencapai 1,5 – 2 meter.

    “Sedangkan di wilayah utara, tinggi gelombangnya bisa mencapai 2 hingga 3,5 meter. Jadi selain kecepatan angin, siklon tropis ini juga memengaruhi ketinggian gelombang,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Yuni mengungkapkan bahwa Kota Bandung sendiri tidak mengalami dampak signifikan, meskipun terjadi pertumbuhan awan yang menyebabkan cuaca cenderung berawan.

    “Untuk dampak langsung di Kota Bandung tidak ada. Di Bandung tercatat kecepatan angin antara 5 – 22 km/jam, namun cuaca cenderung berawan dan berangin,” tambahnya.

    Dengan adanya siklon ini, Yuni menghimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah perairan atau pesisir, untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap fenomena cuaca tersebut.

    “Cuaca seperti ini berpotensi memengaruhi kesehatan, seperti batuk, pilek, dan flu. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk menjaga kesehatan dan selalu memperbarui informasi cuaca melalui media sosial resmi atau situs web BMKG, karena Siklon Taliah ini diprediksi akan berlangsung hingga 3 hari ke depan meskipun posisinya sudah menjauh dari perairan Indonesia, khususnya perairan Jawa Barat,” pungkasnya.

  • Gaji 13 dan 14 PNS 2025 Cair Kapan? Cek Infonya Disini

    Gaji 13 dan 14 PNS 2025 Cair Kapan? Cek Infonya Disini

    JABAR EKSPRES – Setiap tahun termasuk di 2025 ini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia selalu menantikan pencairan gaji ke 13 dan ke 14 yang menjadi tambahan pemasukan penting bagi mereka.

    Namun, belakangan ini muncul isu mengejutkan yang menyebutkan bahwa pemerintah berencana menghapus kedua tunjangan tersebut demi menghemat anggaran negara.

    Baca juga : Dari Jakarta hingga Kebumen, Ini Daftar Gaji Ketua RT di Indonesia

    Lalu, apakah benar gaji ke 13 dan 14 akan dihapus? Kapan pencairannya dilakukan? Berikut informasinya.

    Isu Penghapusan Gaji Ke 13 dan 14 PNS

    Gaji ke 13 dan ke 14 bagi PNS selalu menjadi topik yang menarik, apalagi jika ada kabar bahwa tunjangan tersebut akan dihapus.

    Isu ini semakin ramai dibahas setelah muncul kabar bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana memangkas anggaran negara, yang memicu spekulasi bahwa tunjangan PNS akan ikut terkena dampaknya.

    Namun, hingga saat ini pemerintah belum memberikan pernyataan resmi yang membenarkan atau membantah kabar tersebut.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, hanya memberikan jawaban yang masih mengambang mengenai pencairan gaji ke-13 dan 14.

    “Persiapan sudah ada. Persiapan to be announced,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (5/2/2025).

    Saat ditanya lebih lanjut mengenai kepastian pencairan tunjangan ini, Airlangga justru meminta agar pertanyaan tersebut dialamatkan langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. “Tanyakan Bu Menteri Keuangan,” jawabnya singkat.

    Jadwal Pencairan Gaji Ke 13 dan 14 PNS 2025

    Meskipun belum ada kepastian dari pemerintah terkait jadwal pencairan gaji ke-13 dan 14 tahun 2025, jika mengacu pada kebijakan sebelumnya, biasanya tunjangan ini diberikan pada:

    Gaji ke 13: Dicairkan sekitar Juli hingga Agustus, bertepatan dengan tahun ajaran baru sekolah untuk membantu biaya pendidikan anak-anak PNS.

    Gaji ke 14 (THR): Biasanya cair sekitar 10 hari sebelum Hari Raya Idulfitri (H-10), sebagai bentuk tunjangan hari raya bagi para abdi negara.

    Aturan mengenai gaji ke-13 dan 14 terakhir kali tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji ke-13 bagi Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan Tahun 2024.

  • Ibu Rumah Tangga di Ngawi Tewas Disengat Kawanan Tawon Vespa

    Ibu Rumah Tangga di Ngawi Tewas Disengat Kawanan Tawon Vespa

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Desa Pocol, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Seorang ibu rumah tangga bernama Sumarni (56) meninggal dunia setelah disengat kawanan tawon Vespa Affinis saat mencari rumput di ladang bersama tetangganya pada Rabu (05/02/2025) pagi.

    Sumarni yang merupakan istri dari Puryadi (60) dan ibu dari dua anak itu langsung dilarikan ke klinik di Sine, Ngawi, setelah mengalami serangan tawon yang menyengat bagian kepala dan tangannya. Karena kondisinya semakin memburuk, ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hastuti di Sragen, Jawa Tengah. Namun, nyawanya tidak tertolong, dan ia dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (6/2/2025) pukul 03.30 WIB.

    Berdasarkan keterangan warga, peristiwa ini bermula saat Sumarni mencari rumput di ladang yang tidak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba, sekumpulan tawon Vespa menyerangnya. Serangan tersebut membuat korban lemas seketika, hingga akhirnya dibantu oleh warga untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

    “Saya dikabarin ibu saya sudah lemas diserang tawon, terus dibawa ke klinik dan dilarikan ke rumah sakit Sragen. Ibu meninggal dunia, tawon banyak menyerang kepala ibu saya,” ungkap Ira Widayanti, anak korban.

    Dimas Kurniawan, salah satu warga yang menolong korban, mengungkapkan bahwa kawanan tawon langsung pergi setelah menyerang. “Saya datang menolong, tawonnya sudah pada kabur. Korban langsung kita bawa ke atas, sekarang warga jadi takut ke ladang,” katanya.

    Ketakutan juga dirasakan oleh warga lain, Suyatno, yang menyebut bahwa polisi pun enggan mendekati lokasi karena tidak diketahui di mana sarang tawon berada. “Tiba-tiba kawanan tawon menyerang, jenisnya Vespa. Warga jadi takut ke ladang, tadi saja pak polisi mau ke lokasi juga takut karena belum tahu sarangnya di mana,” ujarnya.

    Pagi hari setelah kejadian, jenazah Sumarni tiba di rumah duka di Desa Pocol. Suasana duka menyelimuti keluarga dan para tetangga yang kehilangan sosoknya. Jenazah kemudian dibawa menggunakan mobil pikap menuju tempat pemakaman umum desa untuk dimakamkan.

    Hingga saat ini, warga setempat masih takut untuk beraktivitas di ladang tersebut. Mereka berencana untuk bersama-sama mencari sarang tawon Vespa dan memusnahkannya agar kejadian serupa tidak terulang. [fiq/beq]

  • KKP sebut “Giant Mangrove Wall” Jakarta miliki banyak manfaat

    KKP sebut “Giant Mangrove Wall” Jakarta miliki banyak manfaat

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan rencana mengombinasikan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) dengan mangrove sehingga menjadi “Giant Mangrove Wall” di Jakarta merupakan langkah bijak dan memiliki banyak manfaat, termasuk mencegah banjir rob.

    “Pemerintah DKI Jakarta dengan cukup bijak akan mengombinasikan (Giant Sea Wall) dengan tanaman mangrove. Misalnya ada beberapa kolam retensi di dalam Giant Sea Wall jadi air-air itu bisa ditampung sehingga bisa mengisi ruang kosong di bawah tanah yang dulu diambil airnya,” ujar Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Muhammad Yusuf di Jakarta, Kamis.

    Pembangunan tanggul itu terlebih lagi jika dikombinasikan dengan mangrove, sebetulnya menjawab banyak sekali permasalahan yang terjadi di pantai utara (Pantura) Jawa.

    “DKI Jakarta yang akan membangun Giant Sea Wall ini sebenarnya menjawab banyak sekali permasalahan yang terjadi di Pantura Jawa, riset-riset juga mengakui bahwa permukaan tanah Jakarta semakin turun, kemudian banjir rob juga semakin besar sehingga apa yang bisa dilakukan? Kalau kita berpikir dengan alam misalnya dengan mangrove mungkin cukup lama, tetapi dengan Giant Sea Wall mungkin akan menjawab lebih cepat,” ujar Muhammad Yusuf.

    Semarang menjadi contoh kota yang mengalami penurunan tanah dan mengalami banjir rob yang diakibatkan salah satunya pengambilan air tanah secara berlebihan.

    Selain itu penanaman mangrove di pesisir Jakarta juga memiliki manfaat dapat mengurangi abrasi dan mencegah infiltrasi air laut ke sumber-sumber air tawar seperti air tanah.

    “Kemudian mangrove yang ditanam tentunya akan mengurangi abrasi yang ada dan juga akan menjaga kondisi ekosistem di kita. Kenapa katanya infiltrasi air laut ke Jakarta cukup tinggi? Itu mungkin karena di wilayah pesisirnya itu mangrovenya sudah hilang sehingga infiltrasi air laut itu semakin besar,” kata Muhammad Yusuf.

    Menurut dia, penanaman mangrove di pesisir juga dapat membawa banyak manfaat seperti memperbaiki pencemaran yang mengalir ke laut, menyerap karbon, dan bisa menjadi tempat hidup bagi makhluk-makhluk laut.

    “Jadi sangat banyak manfaatnya, dan syukur-bersyukur kalau DKI Jakarta menerapkan konsep itu,” katanya.

    Sebagai informasi, di Provinsi DKI Jakarta bakal ada tanggul Laut raksasa di pesisir utara Jakarta untuk menghalau banjir rob, melindungi dari abrasi dan penurunan permukaan tanah yang terus terjadi hingga saat ini.

    ​​​​​”Saya serius untuk lebih mengembangkan ‘Giant Sea Wall’-nya tetap, tapi di atasnya ada mangrove,” kata Gubernur DKI Jakarta terpilih Pramono Anung.

    Menurut dia, saat ini pemerintah pusat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membangun tanggul laut raksasa di sepanjang 11,2 kilometer yang nantinya akan menjadi “Giant Mangrove Wall”.

    Ada sejumlah persoalan di Jakarta mulai dari persoalan abrasi dan penurunan permukaan. Kemudian juga garis pantai yang mengalami kenaikan. Hal ini menjadi sangat serius kalau tidak ditangani secara sungguh-sungguh dengan penanaman mangrove.

    Saat menjadi gubernur, Pramono Anung akan meminta dinas terkait serta Wali Kota Jakarta Utara untuk merawat mangrove yang ada di Jakarta Utara karena abrasi maupun penurunan permukaan tanah di Jakarta ini serius.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Siklon Tropis dan Hawa Dingin Sebabkan Gelombang dan Curah Hujan Tinggi

    Siklon Tropis dan Hawa Dingin Sebabkan Gelombang dan Curah Hujan Tinggi

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta terus memantau perkembangan Siklon Tropis Vince dan Taliah yang terbentuk di Samudra Hindia Selatan Indonesia.

    Berdasarkan analisis terbaru, Siklon Tropis Vince kini telah bergerak menjauhi wilayah Indonesia, dan tidak berpengaruh terhadap dinamika cuaca di Tanah Air. Sementara itu, Siklon Tropis Taliah masih terdeteksi berada di Samudra Hindia Selatan, sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah.

    Siklon ini diperkirakan tetap aktif dalam 24-72 jam ke depan dengan pergerakan ke arah barat semakin menjauhi wilayah Indonesia.

    Di sisi lain, BMKG juga mengidentifikasi adanya potensi bibit siklon baru di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di sebelah utara Papua Barat. Sistem ini, yang diberi nama Bibit Siklon 92W, diperkirakan bergerak ke arah barat hingga barat laut menuju wilayah selatan Kepulauan Filipina.

    “Dalam periode 2 hingga 3 hari mendatang, Bibit Siklon Tropis 92W diprediksikan masih konsisten dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, Rabu (5/2), dikutip dari situs BMKG.

    Selain itu, lanjut Guswanto, Bibit Siklon Tropis 92W juga berdampak meningkatkan ketinggian gelombang hingga mencapai 2,5 meter di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua.

    Siklon Tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur. Selain itu, gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter diperkirakan terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote, serta Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Tengah hingga NTT.

    “Bahkan, gelombang dengan ketinggian lebih dari 4 meter hingga 6 meter diprediksi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dalam dua hari ke depan. Oleh karena itu, BMKG mengingatkan masyarakat pesisir, nelayan dan operator transportasi laut untuk memperhatikan peringatan dini cuaca ekstrem, mengingat gelombang tinggi di beberapa perairan selatan Indonesia berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” tambahnya.

    Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengungkapkan bahwa peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan tidak hanya dipicu keberadaan Bibit Siklon 92W dan Siklon Tropis Taliah. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah meningkatnya aktivitas monsun serta adanya seruakan hawa dingin, yang dapat memperkuat intensitas hujan di berbagai wilayah selama beberapa hari ke depan.

    “Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah,” ungkap Andri.

    Kondisi ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif hingga pekan depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi.

    “Kami meminta masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan longsor, untuk lebih waspada. Saat hujan deras terjadi, perhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air. Hindari aktivitas di area berlereng curam dan pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik guna mengurangi risiko genangan dan banjir,” jelasnya.

    BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan sistem cuaca ini dan menyampaikan pembaruan informasi secara berkala. Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi BMKG melalui situs web http://www.bmkg.go.id media sosial @infobmkg, atau aplikasi InfoBMKG.

    “Kami mengajak semua pihak untuk tidak mengabaikan potensi dampak dari sistem cuaca yang berkembang saat ini. Tetap waspada, siaga, dan selalu pantau informasi resmi BMKG agar kita bisa bersama-sama mengurangi risiko bencana hidrometeorologi,” tutup Andri.

    (rns/fay)

  • 15 hari penanganan, KAI kembali buka jalur antara Stasiun Gubug

    15 hari penanganan, KAI kembali buka jalur antara Stasiun Gubug

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    15 hari penanganan, KAI kembali buka jalur antara Stasiun Gubug – Karangjati di Grobogan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 23:56 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang telah berhasil melakukan perbaikan pada salah satu jalur KA di Km 32+5/7 antara Stasiun Gubug – Stasiun Karangjati Kabupaten Grobogan pada Selasa, 4 Februari 2025.

    Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo menyampaikan bahwa jalur hulu pada lokasi tersebut sudah selesai dilakukan perbaikan pada pukul 17.32 WIB dan pukul 18.18 WIB telah berhasil dilewati oleh KA Airlangga (272) relasi Jakarta-Surabaya dengan kecepatan 10 km/jam. 

    “Alhamdulillah, KAI telah berhasil melakukan perbaikan pada salah satu jalur di lokasi ini setelah musibah luapan air terjadi sejak Selasa, 21 Januari 2025 atau tepat 15 hari yang lalu. KAI telah menerjunkan ratusan petugas tanggap darurat setiap harinya, alat berat, serta material pendukung untuk rampungnya penanganan gogosan ini,” terangnya.

    Sebelum dibukanya jalur hulu pada lokasi ini, KAI telah melakukan uji coba melewati jalur dengan menggunakan KPJR (Kereta Perawatan Jalan Rel) dan Lokomotif, masing-masing sebanyak 3 kali pp dengan kecepatan 5 km/jam, 10 km/jam, 20 km/jam, dan 30 km/jam untuk memastikan keselamatan.

    Dalam progress penanganan, KAI telah bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dengan membuat tanggul darurat setinggi 5 meter yang mengelilingi jalur rel yang terdampak pada sisi utara. Selanjutnya, KAI telah membangun Temporary Bridge atau Jembatan Sementara pada jalur rel yang terdampak untuk mengambil langkah kedepan jika terjadi luapan susulan.

    “KAI Mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian penanganan gogosan pada Jalur KA di antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati Kabupaten Grobogan ini. KAI selalu berkomitmen untuk senantiasa mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan perjalanan KA,” ungkap Franoto seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Selasa (4/2).

    Selanjutnya KA lainnya dengan relasi Jakarta-Semarang- Surabaya maupun sebaliknya juga secara bertahap akan melewati jalur ini, sehingga pola operasi dengan mengalihkan rute perjalanan secara bertahap akan dicabut dan perjalanan KA akan normal kembali melewati rute yang semestinya.

    Untuk perjalanan KA selanjutnya yang dijadwalkan akan melewati jalur hulu tersebut meliputi:

    –  KA Blambangan Ekspres (146) relasi Jakarta-Ketapang

    “Meski jalur sudah dapat dilalui dengan kecepatan terbatas, kepadatan di lintas masih terjadi dan secara bertahap akan terurai. KAI akan terus melakukan rekayasa dan normalisasi pada titik-titik tersebut hingga dapat dilalui kembali dengan kecepatan normal,” jelasnya.

    Untuk jalur hilir, saat ini masih dalam proses perbaikan. Target malam ini bisa dilewati, dan KA pertama yang akan diprogramkan lewat adalah KA Harina (95) dengan relasi Surabaya-Bandung.

    “KAI juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan kereta api yang perjalannya terdampak selama proses penanganan ini. KAI terus berupaya secara maksimal agar jadwal perjalanan kereta api menjadi normal kembali,” tutur Franoto.

    Sumber : Radio Elshinta

  • BMKG: Musim Hujan Diprediksi Sampai Akhir Maret 2025 – Page 3

    BMKG: Musim Hujan Diprediksi Sampai Akhir Maret 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan musim hujan diprakirakan terjadi hingga akhir Maret 2025.

    “Musim hujan diprediksi akan berakhir sampai bulan Maret, akhir Maret 2025, dan April itu transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Nah, kemudian puncak musim hujan itu di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Januari hingga Februari, sehingga saat ini masih menghadapi puncak musim hujan,” kata Dwikorita Rabu 5 Februari 2025, seperti dilansir dari Antara.

    Karena itu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada potensi terjadinya cuaca ekstrem yang masih terus berulang dan hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

    “Hanya tempatnya itu bergeser-geser, misalnya dari Sumatera, dari Jakarta, lalu ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, lalu nanti ke Sulawesi, nanti balik lagi ke Jakarta, jadi akan berpindah-pindah tempatnya,” ujarnya.

    Ia juga menyarankan masyarakat terus memonitor perkembangan cuaca informasi di situs resmi BMKG, mengingat dinamika cuaca yang cepat berubah-ubah.

    “Jadi masih tetap harus waspada siaga dengan cara terus memonitor perkembangan informasi BMKG, ini karena dinamika cuaca yang sangat cepat berubah, jadi mohon dimonitor agar bisa beradaptasi dalam menyusun rencana kegiatan sehari-hari,” ucapnya.

    Ia juga menyebutkan, prakiraan cuaca yang ada di situs resmi BMKG terus diperbarui setiap jam, sehingga masyarakat bisa merencanakan kegiatan dengan nyaman.

    “Dengan terus melihat prakiraan cuaca, kita akan tahu enam hari ke depan cuacanya seperti apa setiap hari. Itu setiap tiga jam seperti apa, cuacanya bisa diketahui,” tuturnya.

  • Bulog Banyumas mulai serap gabah hasil panen mengacu HPP terbaru

    Bulog Banyumas mulai serap gabah hasil panen mengacu HPP terbaru

    Purwokerto (ANTARA) – Perum Bulog Cabang Banyumas mulai menyerap gabah hasil panen petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah dengan mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru, yakni dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram.

    Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis mengatakan mereka mulai menyerap gabah hasil panen petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara dengan mengacu pada HPP terbaru.

    “Saat ini memang belum memasuki masa panen raya, namun di beberapa wilayah sudah ada yang panen. Masa panen raya diprediksi berlangsung pada akhir Februari hingga April,” katanya.

    Bahkan, kata dia, pihaknya kini telah menyerap gabah dan beras hasil panen petani sebanyak 644 ton (setara beras).

    Penyerapan itu menggunakan HPP terbaru berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

    Pihaknya termasuk mitra diperintahkan membeli gabah kering panen (GKP) secara langsung dari petani dengan harga sebesar Rp6.500 per kilogram.

    “Dengan adanya Keputusan Kepala Bapanas terbaru (Keputusan Nomor 14 Tahun 2025, red.) itu, aturan rafaksi harga gabah tidak diberlakukan lagi, sehingga kami membeli GKP dari petani dengan satu harga, yakni sebesar Rp6.500 per kilogram,” katanya menjelaskan.

    Ia mengharapkan dengan adanya kebijakan tersebut, penyerapan gabah hasil panen petani bisa berjalan optimal dan petani pun makin bersemangat untuk menjual hasil panen ke Bulog Banyumas.

    Apalagi pihaknya pada 2025 ditargetkan menyerap sekitar 88.000 ton setara beras guna memenuhi kebutuhan cadangan pangan pemerintah.

    Ia optimistis target tersebut dapat tercapai karena telah melakukan berbagai persiapan seperti menyosialisasikan HPP terbaru kepada petani serta menyiapkan delapan Kompleks Pergudangan Bulog Cabang Banyumas.

    Menurutnya bahwa delapan Kompleks Pergudangan Bulog Cabang Banyumas secara keseluruhan berkapasitas 68.000 ton sebagai pusat informasi penyerapan gabah dan beras maupun tempat penyimpanan cadangan pangan pemerintah tersebut.

    Pihaknya juga menggandeng gabungan kelompok tani maupun penggilingan padi sebagai mitra kerja Bulog Banyumas, pemerintah daerah khususnya dinas pertanian setempat, Babinsa (TNI Angkatan Darat),) dan pendamping dari Perum Bulog Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyerap gabah hasil panen petani.

    “Sampai saat ini sudah ada 82 mitra kerja, namun kami masih membuka kesempatan bagi gabungan kelompok tani dan sebagainya untuk menjadi mitra. Bagi yang berminat bisa menghubungi kompleks pergudangan terdekat atau datang langsung ke Kantor Perum Bulog Cabang Banyumas di Purwokerto,” kata Prawoko.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menimbang Urgensi Retreat Kepala Daerah di Tengah Pemangkasan Anggaran Pemerintah

    Menimbang Urgensi Retreat Kepala Daerah di Tengah Pemangkasan Anggaran Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana retreat kepala daerah menimbulkan pertanyaan di tengah kebijakan pemangkasan anggaran 2025 yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Pasalnya, rencana tersebut bertolak belakang dengan niat pemerintah pusat yang tengah beres-beres dari kegiatan yang berpotensi membebani keuangan negara, sehingga bertentangan dengan langkah efisiensi besar-besaran yang sedang dijalankan.

    Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Wahyu Iskandar pun melihat bahwa pemangkasan anggaran dilakukan sebagai upaya meningkatkan efektivitas belanja negara dengan mengutamakan program prioritas nasional. 

    Namun, kata Wahyu, retreat kepala daerah yang selama ini menjadi wadah koordinasi malah dinilai tidak efisien dalam penggunaan anggaran. Besarnya biaya operasional, akomodasi, serta fasilitas yang diperlukan membuat banyak pihak mempertanyakan urgensi kegiatan ini.

    “Retreat semacam ini cenderung bersifat seremonial dan lebih menampilkan kesan simbolis daripada memberikan dampak nyata terhadap efektivitas pemerintahan. Seharusnya, Prabowo lebih fokus pada evaluasi internal secara berkala daripada melakukan evaluasi melalui kegiatan seperti ini,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2025). 

    Selain itu, dia melanjutkan bahwa saat ini masih banyak tugas dan fungsi antar kementerian serta lembaga yang bertabrakan, ditambah dengan transisi sumber daya manusia di internal kementerian yang belum sepenuhnya selesai.

    Menurutnya, hal tersebut yang seharusnya menjadi prioritas utama Prabowo, karena jika koordinasi internal tidak berjalan optimal, maka efektivitas pemerintahan juga akan terganggu.

    Di sisi anggaran, Wahyu menyebut jika retreat ini menggunakan dana dari APBN, ini bertentangan dengan prinsip efisiensi yang selama ini digaungkan oleh Prabowo. 

    Penyebabnya, kata Wahyu, dalam kondisi saat ini, masih banyak permasalahan birokrasi yang perlu dibereskan, penggunaan anggaran untuk acara seremonial seperti ini berpotensi menjadi pemborosan yang tidak memberikan manfaat konkret.

    “Retreat ini terkesan lebih sebagai gimmick politik untuk menunjukkan soliditas kepala daerah di hadapan publik, ketimbang sebagai langkah strategis untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan,” pungkas Wahyu.

    Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet pun menyampaikan bahwa jika memperhatikan maksud pembekalan yang dilakukan oleh pemerintahan Prabowo menjadi tidak lumrah.

    Yusuf meyakini bahwa tanpa adanya retreat pemerintah daerah masih bisa didorong untuk melakukan konsolidasi dengan pemerintah pusat melalui beberapa aturan yang sebenarnya sudah ada seperti misalnya melalui undang-undang harmonisasi keuangan pusat dan daerah.

    Aturan ini, kata Yusuf, yang seharusnya cukup untuk menjadi acuan pemerintah daerah untuk melakukan konsolidasi dengan pemerintah pusat terkait kebijakan-kebijakan yang akan muncul kedepannya. 

    Apalagi jika ternyata proses ini menggunakan anggaran negara yang seharusnya dalam proses efisiensi anggaran ini menjadi kurang tepat.

    “Saya kira dalam konteks politik anggaran kegiatan ini menambah list in konsistensi apa yang disampaikan oleh presiden Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran,” ujar Yusuf. 

    Dia menilai bahwa pemerintah sebelumnya di awal transisi melakukan perombakan kabinet dan lembaga dan pemerintah baru juga ikut melakukan penambahan jumlah Kementerian/Lembaga yang juga merupakan bentuk tak selaras dengan niat efisiensi.

    “Hal ini, tentu tidak selaras dengan semangat untuk melakukan efisiensi dan saat ini pun pemerintah juga melakukan upaya penghematan dan upaya penghematan ini juga kemudian tidak selaras dengan rencana pemerintah untuk melakukan pembekalan untuk kepala daerah,” pungkas Yusuf.

    Untuk Jaga Loyalitas ke Prabowo

    Sementara itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo pun menilai bahwa retreat memang merupakan program paradox yang berbanding terbalik dengan niat efisiensi.

    Berbeda dengan pelaksanaan Retreat Kabinet yang menggunakan dana pribadi Prabowo, tetapi kali ini agenda tersebut akan menelan biaya dari APBN yang justru bersifat pemborosan.

    “Akan ada pengeluaran anggaran negara yang besar untuk kepala daerah, padahal efisiensi itu perlu untuk yang sifat produktif dan kebutuhan yang lebih fundamental,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

    Karyono pun tak memungkiri ada peluang udang di balik batu yang ingin dicapai pemerintah dengan melakukan agenda retreat tersebut. Bukan sekadar ingin memperkuat sinergitas pusat dan daerah tetapi loyalitas dari kepala daerah kepada orang nomor satu di Indonesia itu.

    “Salah satu yang ingin dicapai oleh Prabowo, hampir sama dengan retreat kabinet agar kepala daerah loyal kepada presiden sebagai kepala pemerintahan ada harapan. Padahal loyalitas sebenarnya harus kepada negara dan konstitusi,” imbuh Karyono.

    Memang, kata Karyono di sisi lain perlu ada sinergitas antara pusat dan daerah. Mengingat, tidak mudah untuk membangun sinergi. Harapannya agar ada pemaknaan otonomi daerah yang tak kebablasan apabila tujuannya kenegaraan yang senada.

    Oleh sebab itu, dia melanjutkan jika pemerintah memang mengincar sinergitas adalah arah yang poisitif, tetapi jika hanya ingin membangun loyalitas kepala daerah untuk pribadi bukan kepada institusi untuk elektoral ke depan amat sangat tidak tepat.

    Padahal, menurut Karyono ada banyak forum lain, seperti domain Menteri Dalam Negeri (Mendagri) melalui Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimpda) untuk memberikan anggaran .

    “Sekelas Kepala Daerah cukup dengan arahan, tidak perlu diospek. Dan aturan yang bisa menekankan sinergitas. Misalnya, Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang menjadi pedoman sehingga pembangunan yang dilaksanakan bisa sejalan dengan program pemerintah. Kalau tidak ada PPHN ini retreat 1.000 kalipun tidak akan ada gunanya,” pungkas Karyono.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berencana untuk menggelar pembekalan atau retreat Kepala Daerah terpilih sebelum Ramadan 2025. Ide tersebut menimbulkan pro-kontra di tengah sikap pemerintah untuk memangkas anggaran kementerian/lembaga pada tahun ini.

    Apalagi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan biaya untuk pelaksanaan pembekalan atau retreat Kepala Daerah tidak menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto, melainkan akan menggunakan dana APBN.  

    Kendati demikian, dia berujar hingga sejauh ini belum ada kepastian besaran pengalokasian anggaran untuk kegiatan retreat tersebut. Namun, Prasetyo menyebut hal ini akan diurus oleh pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan memastikan ada dananya.

    “Enggak [dana dari Presiden Prabowo] dong, dari Pemerintah. Belum [besaran anggaran], Pak Mendagri [Tito Karnavian yang urus],” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/2/2025).

    Lebih lanjut, politikus Gerindra ini mengatakan pihaknya merasa retreat Kepala Daerah ini sangat penting untuk menyatukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga agenda ini perlu dilakukan.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo memerintahkan penghematan anggaran hingga Rp306,69 triliun lewat Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025, yang terbit pada 22 Januari 2024.

    “Efisiensi bukan berarti juga kegiatan yang memang itu penting, memang itu diperlukan, kemudian tidak dilaksanakan, enggak begitu juga. Kita merasa bahwa retreat menjadi sangat penting, ini Pilkada serentak,” pungkasnya. 

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto masih mengkaji wacana pembekalan atau retreat Kepala Daerah. Rencananya program tersebut akan dilaksanakan dengan dua gelombang.

    Dia mengatakan bahwa sejauh ini rencana retreat bagi Kepala Daerah hasil Pilkada 2024 akan dilaksanakan sebelum Ramadan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah dengan konsep satu gelombang.

    “Masih kami akan rapatkan. Bisa sekaligus atau bisa dua gelombang. Ya, kalau jumlahnya tidak sampai 500 [pejabat], ya bisa saja satu gelombang seperti [Retreat Kabinet] kemarin. Namun kalau disatukan, ya mungkin bisa dua gelombang,” tuturnya kepada Bisnis di Gedung Krida Bhakti Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (31/1/2025) malam.

    Bima pun melanjutkan terkait dengan jumlah hari pelaksanaan, instansinya pun masih mengkaji terkait dengan waktu yang akan ditentukan.

    Harapannya, kata Bima, Kepala Daerah tak terlalu lama meninggalkan tugasnya di wilayahnya masing-masing.

    “Masih dirumuskan. Masih dirumuskanj lamanya berapa. Karena kita ingin substansinya dapat, efektif,” pungkas Bima.