provinsi: JAWA BARAT

  • Farhan Sorot Pengolahan Sampah di Babakan Siliwangi

    Farhan Sorot Pengolahan Sampah di Babakan Siliwangi

    JABAR EKSPRES – Polemik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakan Siliwangi kembali mencuat. Pemerintah Kota Bandung menegaskan komitmennya menjaga kelestarian hutan kota ini, seraya mencari solusi terbaik bagi pengolahan sampah yang kian mendesak.

    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, turun langsung ke lokasi pada Senin, 24 Maret 2025. Di hadapan para seniman dan budayawan yang resah dengan keberadaan TPST, Farhan menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang tidak mengorbankan ruang seni dan konservasi.

    “Sebagai pengelola kota, saya harus menangkap kegelisahan masyarakat. Baksil bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga pusat ekspresi budaya,” kata Farhan.

    Ia mengakui, lonjakan volume sampah menjelang Lebaran menjadi tantangan tersendiri. TPST Babakan Siliwangi saat ini mampu mengolah sekitar 5 ton sampah per hari, sebagian diubah menjadi bahan bakar alternatif bagi industri tekstil.

    Menurutnya, angka itu masih jauh dari cukup. Kota Bandung sendiri memproduksi sekitar 1.000 ton sampah per hari. “Namun, kita juga tak bisa mengabaikan urgensi pengelolaan sampah,” tandasnya.

    Bersamaan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudi Prayudi, mengungkapkan keterbatasan fasilitas pengolahan sampah. Dari lima TPST yang ada—Babakan Siliwangi, Tegallega, Nyengseret, Cicukang, dan Gedebage—hanya sekitar 30 persen sampah yang dapat ditangani.

    Sisanya masih bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kapasitasnya semakin kritis. Sementara, seniman Tisna Sanjaya, yang turut hadir dalam pertemuan itu, menyampaikan kekhawatirannya.

    Menurutnya, TPST menggerus estetika dan fungsi ekologis Babakan Siliwangi. “Baksil adalah bagian dari budaya dan sejarah Sunda. Sampah harus ditangani, tapi bukan di sini,” ujarnya.

    Farhan tak menutup kemungkinan adanya alternatif lain. Ia bahkan ikut membuat sketsa bersama Tisna, sebagai simbol komitmennya mencari solusi lebih baik. “Saya sengaja beri tanggal pada sketsa ini. Ini bukan sekadar coretan, tapi janji bahwa tahun ini kita akan memperbaiki bersama,” katanya.

    Ke depan, Pemkot Bandung berencana mencari lokasi dan teknologi pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. Namun, untuk saat ini, keberadaan TPST di Babakan Siliwangi masih dianggap krusial. “Kami tidak bisa serta-merta menutupnya. Tapi, kami berjanji mencarikan jalan keluar terbaik,” pungkasnya.

  • Pemudik Lebaran 2025 Diimbau Waspada Hujan Ekstrem pada 20-30 Maret

    Pemudik Lebaran 2025 Diimbau Waspada Hujan Ekstrem pada 20-30 Maret

    Pemudik Lebaran 2025 Diimbau Waspada Hujan Ekstrem pada 20-30 Maret
    Editor
    KOMPAS.com
    – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau para
    pemudik
    Lebaran Idul Fitri 2025 mewaspadai cuaca ekstrem pada 20-30 Maret.
    Pemudik
    diminta selalu memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, dalam 10 hari terakhir atau pada medio tanggal 20-30 Maret ini sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami
    hujan
    lebat hingga ekstrem.
    Potensi hujan dengan intensitas lebat-ekstrem tersebut masih dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer seperti gelombang regional mulai dari fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, Gelombang Kelvin, dan masih terdeteksi keberadaan bibit siklon tropis di Samudera Hindia selatan Banten.
    “Kondisi tersebut belum banyak berubah sebagaimana yang terjadi pada pekan sebelumnya di bulan Maret yang lalu,” kata Abdul, dalam konferensi yang diikuti secara daring di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Senin (24/3/2025).
    Berdasarkan hasil prakiraan cuaca yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika diketahui Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya diprediksi akan dilanda hujan dengan intensitas tinggi dimulai pada 23-30 Maret.
    Sementara itu, pada 25 Maret, cuaca serupa diperkirakan terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
    Kemudian di Jawa Barat dan Jawa Timur diprakirakan mengalami hujan lebat pada 26 Maret, diikuti oleh Sumatera Barat pada 27 Maret.
    Bahkan, pada 26 Maret, diprakirakan akan terjadi
    hujan ekstrem
    yang berpotensi menimbulkan angin kencang serta puting beliung yang dapat merusak bangunan.
    Diketahui, data Kementerian Perhubungan memprakirakan jumlah pemudik
    Lebaran 2025
    ada sebanyak 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
    Puncak arus mudik diperkirakan jatuh pada H-3 Lebaran Idul Fitri atau tanggal 27-28 Maret 2025.
    Maka dari itu, dia mengingatkan para pemudik untuk terus memperbarui informasi cuaca sebelum dan selama perjalanan agar dapat menentukan rute yang lebih aman.
     
    Pemudik yang melintasi daerah rawan bencana, seperti jalur pegunungan atau kawasan dengan potensi longsor dan banjir, disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan.
    BNPB memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga terkait guna mengantisipasi potensi dampak cuaca ekstrem terhadap arus mudik Lebaran.
    Masyarakat diharapkan tetap berhati-hati dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi perjalanan yang aman dan lancar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • H-7 Lebaran 2025, Gerbang Exit Tol Cileunyi Mulai Ramai Dilintasi Pemudik

    H-7 Lebaran 2025, Gerbang Exit Tol Cileunyi Mulai Ramai Dilintasi Pemudik

    JABAR EKSPRES  – H-7 jelang lebaran, gerbang Exit Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung mulai ramai dilintasi  para pemudik pada Senin (24/3/2025). Meskipun ramai, namun belum terlihat adanya kepadatan antrean kendaraan.

    Pantauan di lapangan, saat ini kondisi arus lalu lintas di Gerbang Exit Tol Cileunyi masih ramai lancar. Terlihat beberapa kendaraan tampak mengantre namun tidak sampai menimbulkan kepadatan.

    Tak hanya itu, banyak juga kendaraan-kendaraan
    Yang membawa barang bawaan tambahan di atas mobilnya. Bahkan beberapa angkutan umum juga terlihat dipadati oleh para pemudik maupun barangnya yang akan dibawa.

    Supervisor Exit Tol Cileunyi, Agung Ginanjar mengatakan, jika arus lalu lintas di Gerbang Exit Tol Cileunyi ini mulai mengalami peningkatan.

    Menurut data terakhir Senin (24/3) pukul 00.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB kendaraan yang melintas mencapai 14.362 kendaraan.

    “Iya sudah mulai kelihatan pemudik melintas. Lumayan ada peningkatan yang signifikan tapi belum ada kepadatan,” ujarnya, Senin (24/3/2025).

    Agung menjelaskan, peningkatan ini terlihat dengan jumlah data kendaraan yang melintas dari Minggu (23/3) hingga hari ini.

    “Jadi kalau kemarin itu waktu periode yang sama ada sekitar 12.293 kendaraan yang melintas. Namun kalau untuk satu hari full itu mencapai sekitar 25.114 kendaraan. Itu data seharian full yah,” katanya.

    Agung menyebutkan jika peningkatan yang signifikan terjadi pada Sabtu (22/3) akibat melonjaknya masyarakat yang hilir mudik ke Kota Bandung.

    Menurut Data, ada sekitar 30.072 kendaraan yang pada saat itu melintas.

    “Tapi itu kayanya aktivitas masyarakat sekitar yang belanja ke Kota (Bandung),” jelasnya.

    Meski begitu, Agung mengatakan pihaknya akan siap mengantisipasi jika adanya lonjakan kendaraan dengan menambah gardu tambahan.

    “Untuk sekarang kita buka 11 gardu dulu, kalau nanti ada kepadatan baru dibuka gardu tambahan,” pungkasnya.

  • Jawa Barat – Guangxi Perkuat Kerja Sama Pengembangan SDM

    Jawa Barat – Guangxi Perkuat Kerja Sama Pengembangan SDM

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Guangxi Transport Vocational and Technical College (GTVTC) untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang vokasi, sistem transportasi perkotaan dan pedesaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

    Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Implementing Arrangement antara Dinas Pendidikan Jabar dan GTVTC.

    Dokumen tersebut ditandatangani oleh Dean of Road and Bridge Engineering School GTVTC dan disaksikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (24/3/2025).

    Wagub Erwan menyambut baik kerja sama dengan salah satu institusi pendidikan terbaik di Kota Nanning, Tiongkok tersebut.

    Sebagai langkah awal, Pemdaprov Jabar segera mengirimkan tenaga pendidik untuk mengikuti pelatihan New Energy Car Technology (teknologi kendaraan energi baru) di GTVTC.

    “Hari ini telah dilakukan penandatanganan kerjasama di bidang pendidikan, mudah-mudahan membawa maslahat bagi warga Jabar dan Indonesia umumnya,” kata Erwan.

    Tenaga pendidik yang akan mengikuti pelatihan di GTVTC antara lain Nurholis Kamaludin dari SMKN 7 Garut, Adi Gunawan dari SMKN 6 Bandung, Erga Dian Permana dari SMKN 1 Pusakanagara, Dani Budiman dari SMKN 1 Rancaekek, dan Cecep Dalda Astamalya dari SMKN 7 Baleendah.

    Erwan menekankan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung pengembangan teknologi di Jawa Barat.

    Menurutnya, penguasaan teknologi baru sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    “Ini juga dalam rangka mencapai visi misi Jabar istimewa,” ucapnya.

    Kerja sama antara Pemdaprov Jabar dan Pemerintah Guangxi Zhuang Autonomous Region bukanlah yang pertama.

    Sebelumnya, pada 5 Mei 2017, kedua pihak menjalin kerja sama Sister Province hingga 2022, yang kemudian diperpanjang pada 26 Juli 2023 hingga saat ini.

    Beberapa bentuk kerja sama yang telah terealisasi meliputi pengiriman donasi dan alat kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, kolaborasi ilmiah antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad) dengan Guangxi University for Nationalities, partisipasi Jawa Barat dalam China-ASEAN Expo 2024, pelatihan guru SMK di Liuzhou City Vocational School, serta hibah kendaraan listrik.

    “Kami telah menjalin hubungan Sister Province sejak 2017 dan memperbaruinya pada 2023. Kerja sama ini bukan hanya seremonial, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Jawa Barat,” pungkas Erwan.

  • Uji Coba RDF Rorotan Makan Korban, Belasan Warga Kena ISPA, Dinkes DKI: Sekarang Semua Sudah Sembuh

    Uji Coba RDF Rorotan Makan Korban, Belasan Warga Kena ISPA, Dinkes DKI: Sekarang Semua Sudah Sembuh

    Laporan Wartawan TribubJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan, belasan warga yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat uji coba RDF Plant Rorotan kini sudah sembuh.

    Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati pun menyebut, belasan orang itu sudah mendapat penanganan medis dari puskesmas setempat.

    “Teman-teman dari puskesmas sudah turun, disamperin ke rumahnya masing-masing. Sebagian besar diagnosisnya adalah ISPA sebenarnya, ISPA ringan ringan-sedang,” ucapnya

    Dari belasan warga yang terkena ISPA, Ani mengakui, ada dua orang yang didiagnosis mengalami bronkitis.

    Hanya saja, warga tersebut tak perlu sampai mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

    “Ada memang dua orang yang bronchost, tapi enggak sampai dirawat. Mungkin itu memang kami harus lihat lagi apakah memang dari awal sudah ada gejala asma dan lain-lain,” ujarnya.

    Anak buah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung ini bahkan menyebut, saat ini seluruh korban uji coba RDF Plant Rorotan itu kini sudah beraktivitas normal.

    “Sekarang semuanya sudah dalam keadaan sehat. Beberapa waktu disamperin bahkan sudah sekolah,” tuturnya.

    Bagi warga di sekitar RDF Plant Rorotan yang kembali mengalami gangguan kesehatan, Ani mempersilakan mereka untuk melapor ke puskesmas setempat.

    “Apabila ada keluhan apapun terkait kesehatan, masyarakat bisa akses puskesmas,” kata Ani.

    Sebelumnya, dampak uji coba operasional fasilitas pengolahan sampah RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara diklaim warga sekitarnya makin parah.

    Terkini, sedikitnya 17 warga Jakarta Garden City (JGC) dilaporkan jatuh sakit, diduga akibat polusi udara yang ditimbulkan dari uji coba aktivitas pengolahan sampah di RDF yang telah berjalan sejak Februari 2025.

    Ketua RT 18 RW 14 Cakung Timur, Wahyu Andre, mengatakan, keluhan utama warga adalah gangguan pernapasan dan iritasi mata yang semakin banyak terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

    “Sudah banyak korban dari warga kami. Sudah sekitar 17 orang yang terkena ispa dan juga radang selaput mata,” kata Wahyu dalam aksi unjuk rasa di RDF Plant, Jumat (21/3/2025).

    Menurut Wahyu, proyek RDF yang menelan anggaran Rp 1,4 triliun tersebut semestinya membawa manfaat bagi warga Jakarta.

    Namun kenyataannya, warga sekitar justru mengalami kerugian kesehatan.

    “Ini kan proyek pemerintah yang nilainya juga besar, fantastis, Rp 1,4 triliun. Kami berharap sebenarnya proyek ini bisa bermanfaat buat warga Jakarta. Tapi kalau ternyata proyek yang nilainya besar ini membuat warga Jakarta dan Bekasi merugi, kami meminta ini ditutup. Karena sudah banyak korban dari warga kami,” tegas Wahyu.

    Lebih lanjut, warga meminta agar operasi RDF dihentikan sementara sampai ada evaluasi mendalam dan solusi konkret dari pihak pemerintah dan pengelola RDF.

    Warga juga meminta pihak pengelola tidak terburu-buru dalam menyelesaikan masalah, melainkan melakukan perbaikan menyeluruh tanpa harus dikejar deadline.

    “Kalau bisa setahun (tidak beroperasi) lebih bagus, kita tidak mencium bau RDF. Semakin lama mereka melakukan improvement, mencari letak kesempurnaan, itu jauh lebih baik. Maksud kami, tidak usah terburu-buru. Tidak usah dikejar-kejar oleh deadline. Tapi warga ini terjamin,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

     
     
     

  • Tata Cara Itikaf di Masjid pada 10 Hari Terakhir Ramadhan 2025 dan Bacaan Niat

    Tata Cara Itikaf di Masjid pada 10 Hari Terakhir Ramadhan 2025 dan Bacaan Niat

    JABAR EKSPRES – Bulan Ramadhan merupakan waktu yang penuh berkah bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan memperbanyak ibadah. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah itikaf, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ibadah ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta meraih keutamaan malam Lailatul Qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.

    Itikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid dalam rangka beribadah secara maksimal. Melalui ibadah ini, seorang Muslim dapat lebih fokus pada zikir, doa, serta membaca Al-Qur’an, sehingga setiap waktu yang dihabiskan menjadi sarana refleksi diri dan penghambaan yang tulus kepada Allah SWT. Berikut adalah panduan lengkap tata cara itikaf di masjid beserta bacaan niatnya.

    Tata Cara Ibadah Itikaf di Masjid

    Membaca Niat dengan Tulus dan Ikhlas

    Sebelum memulai itikaf, seseorang harus menetapkan niat dalam hati. Dalam mazhab Syafi’i, niat menjadi landasan utama dalam ibadah. Bacaan niat yang umum digunakan adalah:

    _Nawaitul itikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta’ala_

    Artinya: “Aku niat beritikaf di masjid ini, sunnah karena Allah Ta’ala.”

    Niat ini harus dihayati secara mendalam agar setiap aktivitas yang dilakukan selama itikaf benar-benar mengarah pada ibadah dan keikhlasan dalam berdoa.

    baca artikel lainnya : 6 Amalan Malam Lailatul Qadar, Ini Prediksi Tanggalnya

    Mengisi Waktu dengan Ibadah yang Berkesinambungan

    Selama itikaf, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak ibadah yang dapat meningkatkan kualitas

    Zikir dan Mengagungkan Nama Allah

    Perbanyaklah membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir untuk mengingat kebesaran Allah SWT serta menenangkan hati dan pikiran.

    Membaca dan Merenungkan Al-Qur’an

    Membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan serta mentadabburi maknanya dapat memberikan pencerahan bagi hati dan jiwa.

    Melaksanakan Shalat Sunnah

    Selain shalat wajib, perbanyaklah shalat tahajud, witir, dan duha untuk memperoleh keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    Berdoa dan Memohon Ampunan

    Salah satu doa yang sangat dianjurkan dibaca selama itikaf adalah:

    _Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fafu anni_

  • Upaya Atasi Travel Gelap, Pemerintah Perlu Lakukan Pembenahan Transportasi Sampai Tingkat Daerah

    Upaya Atasi Travel Gelap, Pemerintah Perlu Lakukan Pembenahan Transportasi Sampai Tingkat Daerah

    JABAR EKSPRES – Meresahkannya bisnis travel gelap, tak hanya dapat merugikan para pelaku usaha transportasi resmi, tapi juga dinilai berpotensi menurunkan minat masyarakat dalam menggunakan armada resmi.

    Pengamat Transportasi sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, perlunya pemerintah melakukan upaya serius dalam hal ini.

    “Keberadaan travel gelap ini telah mengganggu dan merugikan operasional angkutan umum resmi, seperti Bus AKAP (Antar Kota Atar Provinsi), Bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dan AJAP (Antar Jemput Antar Provinsi),” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (24/3).

    Menurut Djoko, operator angkutan umum alias transportasi publik yang resmi harus mentaati aturan, seperti harus mengurus perizinan, wajib kir 6 bulan sekali, membayar pajak setiap tahun, membayar asuransi.

    Sedangkan para pebisnis travel gelap tak ada kewajiban menaati aturan tersebut, sebab armada yang digunakan merupakan jenis kendaraan pribadi, hal itulah yang dapat merugikan dan perlu ditindak pemerintah.

    Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menerangkan, sebagai upaya ke depan, Kementerian Perhubungan bekerjsama dengan Kementerian Dalam Negeri harus secara masif membenahi angkutan umum di daerah.

    “Meniru Trans Jakarta yang sekarang yang masih dilakukan sejak 20 tahun lalu. Hasilnya sekarang, 89,5 persen wilayah Kota Jakarta sudah terlayani angkutan umum,” terangnya.

    Apabila keluar dari hunian di Jakarta, ujar Djoko, tidak sampai 500 meter sudah menemukan angkutan umum. Hal seperti ini tidak terjadi di daerah.

    “Angkutan Bus AKAP diberikan keleluasaan mencapai pedesaan selama jaringan jalan memenuhi persyaratan,” ujarnya.

    Djoko mengungkapkan, melalui pengamatannya selama ini, regulasinya Bus AKAP hanya melayani antar Terminal Tipe A saja.

    “Bus AKAP menuju Kabupaten Wonogiri tidak hanya berhenti di Terminal Giri Adipura di Kota Wonogiri yang merupakan Terminal tipe A, tapi melanjutkan perjalanan hingga ke 25 ibu kota kecamatan di Kabupaten Wonogiri,” ungkapnya.

    Djoko menilai, keberadaan Bus AKAP hingga kota kecelamatan sudah mendekatkan wilayah pedesaan. Oleh karenanya, upaya tersebut membuahkan hasil, yakni tak ada angkutan travel gelap yang berasal dari Kabupaten Wonogiri.

  • Cerita Pemudik soal Fasilitas SPBU hingga Food Court di Rest Area Km 57

    Cerita Pemudik soal Fasilitas SPBU hingga Food Court di Rest Area Km 57

    Jakarta

    Rest Area km 57 menjadi salah satu tempat istirahat yang ramai disinggahi para pemudik saat melintas di Tol Cikampek. Pasalnya di rest area ini terdapat sejumlah food court hingga fasilitas yang memanjakan pemudik.

    Salah satu pemudik, Endar asal Bogor mengatakan mampir ke rest area di kilometer 57 untuk beristirahat dan mengisi bahan bakar kendaraannya. Endar mengaku puas dengan fasilitas yang disediakan.

    “Alhamdulillah untuk pelayanan SPBU Pertamina ramah-ramah banget. Fasilitas di rest area ini juga lengkap,” ujar Endar kepada detikcom, Senin (24/3/2025).

    Endar bersama keluarganya hendak mudik ke Yogyakarta. Dia mengaku sengaja mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas jika berangkat saat puncak arus mudik.

    “Pilih lebih awal, agar tidak macet. Jadi bisa lebih santai begitu,” kata Endar.

    Sementara di rest area di rest area ini pemudik juga bisa menikmati fasilitas yang ada di Serambi MyPertamina. Beberapa fasilitas yang ada seperti kursi pijat, ruang bermain anak, cek kesehatan, hingga bermain PS 5. Kemudian ada juga ruang menyusui, ruang istirahat dengan tempat tidur, serta mushala.

    (nla/nla)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Krisis Sampah di Pasar Antri Kian Parah, Minimnya Pengawasan Jadi Sorotan

    Krisis Sampah di Pasar Antri Kian Parah, Minimnya Pengawasan Jadi Sorotan

    JABAR EKSPRES – Permasalahan sampah di Pasar Antri semakin mengkhawatirkan. Minimnya penegakan hukum, keterbatasan anggaran pengelolaan, serta ketiadaan panduan kemitraan yang jelas dalam pengelolaannya membuat persoalan ini terus berlanjut.

    Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berisiko bagi kesehatan masyarakat yang beraktivitas di sekitar area pasar.

    Tumpukan sampah yang menggunung menimbulkan bau menyengat, menciptakan ketidaknyamanan bagi pelanggan dan pedagang.

    Salah satu pelanggan Pasar Antri, Ida (48) mengungkapkan keluhannya terhadap kondisi ini.

    “Setiap kali saya berbelanja ke Pasar Antri, bau menyengat dari tumpukan sampah yang kembali menggunung sudah mulai terasa,” ujarnya saat ditemui, Senin (24/3/25).

    Menurutnya, meskipun sebelumnya sampah di pasar sempat dibersihkan, kini kondisinya kembali memburuk. Sampah berserakan hingga meluas ke jalan-jalan di sekitar pasar.

    “Saya tak habis pikir, sampah di Pasar Antri cepat menumpuk. Padahal, kalau hanya sampah dari limbah pedagang saja, seharusnya tidak sebanyak itu,” katanya.

    Ida bahkan menduga bahwa ada sampah dari luar yang dibuang di kawasan pasar.

    “Inilah perkiraan saya, sampah-sampah yang menumpuk sekarang bukan hanya berasal dari para pedagang saja,” tambahnya.

    Sebagai solusi, ia menyarankan adanya pengawasan lebih ketat serta tindakan tegas bagi siapa pun yang kedapatan membuang sampah sembarangan di area pasar.

    “Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, ia khawatir Pasar Antri bisa berubah menjadi ‘lautan sampah’,” tandasnya. (Mong)

  • Pilihan Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar Jika Macet

    Pilihan Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar Jika Macet

    Jakarta

    Kemacetan di jalur utama mudik Lebaran hampir selalu terjadi setiap tahun. Untuk menghindarinya, pemudik biasanya mencari jalur alternatif yang bisa dilewati.

    Buat detikers yang melintasi kawasan Jawa Barat (Jabar), sebaiknya kamu mengetahui mana saja jalur alternatifnya. Ada tiga jalur alternatif mudik Lebaran yang bisa dipilih, yaitu jalur pantai utara (pantura), tengah, dan selatan.

    Dari tiga jalur tersebut, setidaknya ada 17 jalur alternatif mudik Lebaran di Jabar yang bisa dilintasi. Simak daftarnya lengkap dengan tips memilih jalur mudik.

    Daftar Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar

    Berdasarkan catatan detikcom, berikut ini 17 jalur alternatif yang bisa ditempuh selama mudik Lebaran di Jabar.

    Jalur Pantura

    Jika detikers melintasi jalur Pantura Jabar, setidaknya ada 8 jalur alternatif yang bisa dipilih, yaitu:

    Jalur Sukamandi-Kalijati (sepanjang 22 km)Jalur Pamanukan-Subang (sepanjang 31 km)Jalur Kadipaten-Jatitujuh-Jatibarang (sepanjang 40,7 km)Jalur Haurgeulis-Patrol (sepanjang 19 km)Jalur Cikamurang-Jangga (sepanjang 35 km)Jalur Budur-Tegalgubug-Jagapura-Mundu (sepanjang 32 km)Jalur Losari-Ciledug-Cidahu-Kuningan (sepanjang 95 km)Jalur Cirebon-Sumber-Rajagaluh-Majalengka (sepanjang 32 km)

    Jalur Tengah

    Jika detikers melintasi jalur tengah Jabar, setidaknya ada 4 jalur alternatif yang bisa kamu dipilih, yaitu:

    Jalur Subang-Lembang-Bandung (sepanjang 41 km)Jalur Sumedang-Jalan Cagak-Wanayasa-Purwakarta (sepanjang 85 km)Jalur Talaga-Bantarujeg-Wado-Sumedang (sepanjang 79 km)Jalur Kuningan-Cikijing-Majalengka-Kadipaten (sepanjang 45 km)

    Jalur Selatan

    Jika melintasi jalur selatan Jabar, setidaknya ada 5 jalur alternatif yang bisa dipilih, yaitu:

    Garut-Banyuresmi-Leuwigoong-Kadungora-Cijapati-Majalaya-Bandung (sepanjang 78 km)Jalur Sasak Beusi-Cibatu-Leles (sepanjang 19 km)Jalur Banjar-Manonjaya-Tasikmalaya (sepanjang 44 km)Jalur Malangbong-Wado (sepanjang 15 km)Jalur Parakan Muncang-Warung Simpang (sepanjang 9 km)Tips Memilih Jalur Mudik agar Tidak Macet

    Ada sejumlah tips bagi kalian yang ingin mudik melalui jalur non-tol agar tidak salah jalan.

    1. Gunakan GPS

    Manfaatkan GPS yang ada di mobil maupun aplikasi smartphone. Kemacetan akan terlihat di peta, sehingga sebelum sampai ke sana kamu bisa mencari alternatif jalur lainnya.

    Jangan lupa untuk mengatur aplikasi agar tidak membuat salah jalan. Misalnya dengan mengatur jenis kendaraan (mobil atau motor), hingga menonaktifkan jalur tol.

    2. Cari Info Terbaru dan Terpercaya

    Selalu update informasi terbaru dan tepercaya mengenai jalur mudik. Informasi ini mencakup jalur alternatif yang bisa dilalui, titik kemacetan, hingga jalan rusak. Kamu bisa mendengarkan radio, membaca berita, bertanya teman dan keluarga, atau melihat petunjuk resmi di jalan.

    3. Tanya Warga Lokal

    Jangan malu bertanya agar tidak tersesat di jalan. Kamu bisa bertanya warga lokal, polisi, atau petugas Dishub yang kamu temui di jalan. Tanyakan jalur alternatif yang bisa dilewati.

    4. Manfaatkan Pos Mudik

    Saat Lebaran, banyak pos mudik yang didirikan oleh pemerintah, organisasi, maupun perusahaan swasta. Manfaatkan pos mudik tersebut untuk menanyakan jalur alternatif sambil beristirahat sejenak.

    5. Tetap Patuhi Aturan

    Selama perjalanan mudik, detikers wajib mematuhi aturan lalu lintas agar tetap aman dan tidak kena tilang. Ikuti petunjuk batas kecepatan, rambu-rambu lalu lintas, dan waspadai kondisi jalan.

    (bai/row)