provinsi: JAWA BARAT

  • Kecelakaan Hari Ini di ‘Jalur Tengkorak’ Narogong Bekasi, BisKita Tabrak Truk Tangki, 3 Orang Luka

    Kecelakaan Hari Ini di ‘Jalur Tengkorak’ Narogong Bekasi, BisKita Tabrak Truk Tangki, 3 Orang Luka

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, RAWALUMBU – Armada BisKita Trans Bekasi Patriot terlibat kecelakaan di “jalur tengkorak” Jalan Raya Siliwangi Narogong, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi pada Senin (24/3/2025). 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Suwandi menyampaikan kronologi kecelakaan hari ini yang terjadi sekira pukul 08.20 WIB. 

    “Kecelakaan antara kendaraan Hino BisKita B-7590-TK dengan truk tangki B-9196-FFA,” kata Suwandi. 

    Kecelakaan bermula saat truk tangki yang melaju dari arah Rawapanjang (Utara) menuju Selatan (Bantargebang), putar balik di U-Turn dekat lokasi kejadian. 

    “Kemudian datang dari arah Selatan menuju utara Kendaraan Hino BisKita dan kemudian terjadi benturan kecelakaan lalu lintas,” jelas dia. 

    Akibat kejadian tersebut, masing-masing kendaraan mengalami rusak. Kecelakaan juga menyebabkan tiga orang luka-luka. 

    Korban luka masing-masing berinisial JFR (19) dan FDRM (32), mereka merupakan penumpang BisKita. Lalu satu orang korban lagi penumpang truk tangki berinisial STH (23). 

    “Penumpang yang mengalami luka ringan dibawa ke Rumah Sakit (RS) Elisabeth Rawalumbu,” ungkap Suwandi. 

    Kasus kecelakaan ini selanjutnya ditangani Tim Unit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota. 

    Jalan Raya Narogong kerap dijuluki “Jalur Tengkorak”, hal ini lantaran cukup maraknya kasus kecelakaan hingga menyebabkan korban jiwa.   

    Polres Metro Bekasi Kota bahkan melabeli Jalan Raya Narogong sebagai “Black Spot” atau jalur rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah Kota Bekasi. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • SCF Ini Amankan Investasi Rp 6,7 Miliar – Page 3

    SCF Ini Amankan Investasi Rp 6,7 Miliar – Page 3

    Penghimpunan dana melalui Securities Crowd Funding (SCF) mencatatkan tren peningkatan dalam lima tahun terakhir. Hingga 22 November 2022, dana yang berhasil dihimpun dari SCF mencapai Rp 661,32 miliar.

    “Sampai 22 November 2022 sudah 314 penerbit. Cukup banyak untuk UMKM. Pemodalnya sampai 22 November sudah 129.958 pihak sebagai investor dengan total dana dihimpun cukup banyak mencapai Rp 661,32 miliar,” ungkap Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Media Gathering di Bandung, Sabtu (26/11/2022).

    Adapun 11 penyelenggara SCF yang tercatat di OJK hingga saat ini antara lain PT Santara Daya Inspiratama (Santara) dengan total dana dihimpun Rp 147,85 miliar.

    Kemudian PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare) Rp 128,49 miliar, PT Crowddana Teknologi Indonusa (Crowddana) Rp 61,09 miliar, dan PT PT Numex Teknologi Indonesia (LandX) Rp 204,06 miliar. Lalu PT Dana Saham Bersama (Dana Saham) dengan total dana dihimpun Rp 2 miliar, PT Shafiq Digital Indonesia (SHAFIQ) Rp 112,51 miliar, PT Dana Investasi Bersama (FundEx) Rp 4,03 miliar miliar, dan PT LBS Urun Dana (LBS Urun Dana) Rp 1,3 miliar.

    Sementara tiga lainnya, yakni PT Likuid Dana Pratama (Ekuid), PT Dana Rintis Indonesia (Udana), PT Fintek Andalan Solusi Teknologi belum mencatatkan dana dihimpun. “Jadi dengan asumsi pertumbuhan selama lima tahun (sejak 2018) kita prediksi at least tiap tahun sekitar Rp 50 miliar bertumbuhnya,” imbuh Djustini.

    Sebagai gambaran, total dana dihimpun pada 2018 tercatat sebesar rp 6,47 miliar. Naik menjadi Rp 64,15 miliar pada 2019. Angka itu terus tumbuh hingga Rp 184,9 miliar pada 2020, dan sentuh Rp 413,19 miliar pada 2021.

  • Dukung Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik, PLN UID Jawa Barat Resmikan SPKLU Center Rest Area Pertama di Indonesia

    Dukung Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik, PLN UID Jawa Barat Resmikan SPKLU Center Rest Area Pertama di Indonesia

    JABAR EKSPRES – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat terus berkomitmen mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menghadirkan infrastruktur pengisian daya yang semakin luas dan mudah diakses.

    Salah satu langkah nyata dari komitmen ini adalah peresmian SPKLU Center di Rest Area 38B Tol Jagorawi, yang merupakan SPKLU Center pertama di Indonesia.

    General Manager PLN UID Jawa Barat, Agung Murdifi, menyampaikan bahwa Jawa Barat saat ini memiliki jumlah SPKLU terbanyak di Indonesia.

    Pembangunan infrastruktur ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan listrik serta upaya PLN dalam mendukung transisi energi dan target Net Zero Emission (NZE) 2060.

    “Kami bangga bahwa SPKLU Center Rest Area pertama di Indonesia hadir di Jawa Barat. Ini adalah bukti bahwa kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga mendukung gaya hidup masyarakat yang lebih ramah lingkungan. Kini, pengguna kendaraan listrik bisa lebih nyaman saat bepergian tanpa khawatir kehabisan daya,” ujar Agung.

    SPKLU Center di Rest Area 38B ini hadir dengan 5 unit mesin SPKLU yang siap melayani para pengguna kendaraan listrik, yang terdiri dari 4 SPKLU fastcharging dan 1 SPKLU medium charging.

    Dengan lokasi yang strategis di jalur tol utama, SPKLU ini memastikan pengguna kendaraan listrik bisa melakukan perjalanan dengan lebih tenang dan efisien.

    Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) yang diwakili oleh Executive Vice Presiden Pengembangan Produk Niaga, Ririn Rachmawardini, dalam sambutannya juga menegaskan bahwa PLN terus berinovasi dalam menghadirkan layanan terbaik bagi pengguna kendaraan listrik.

    “SPKLU Center ini merupakan bagian dari ekosistem kendaraan listrik yang terus kami kembangkan. Ke depan, PLN akan terus memperluas jaringan SPKLU, memastikan akses yang lebih mudah bagi pengguna kendaraan listrik di seluruh Indonesia,” ungkap Ririn.

    Salah satu pengguna SPKLU Center Rest Area 38B, Radianka Nugroho, menyampaikan pengalamannya dalam menggunakan SPKLU ini.

    “Sebagai pengguna kendaraan listrik, saya merasa sangat terbantu dengan semakin banyaknya SPKLU di sepanjang jalur tol. Dengan adanya SPKLU Center di Rest Area 38B ini, saya bisa lebih tenang saat bepergian tanpa khawatir mencari tempat pengisian daya. Infrastruktur seperti ini sangat dibutuhkan agar lebih banyak orang tertarik beralih ke kendaraan listrik,” ujarnya.

  • Pencurian di RSUD Cibinong, Keluarga Pasien Hampir Kehilangan Handphone dan Tas

    Pencurian di RSUD Cibinong, Keluarga Pasien Hampir Kehilangan Handphone dan Tas

     

    JABAREKPSRES.COM, BOGOR – Kasus pencurian Pencurian di RSUD Cibinong, terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Minggu (23/3) kemarin.

    Korban dalam insiden ini adalah NN (59), yang merupakan salah satu keluarga pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut.

    Kanit Reskrim Polsek Cibinong, AKP Yunli Pangestu, menjelaskan bahwa korban datang untuk merawat suaminya yang sedang sakit. Saat berada di rumah sakit, korban melihat pelaku membawa tas milik suaminya, sehingga ia langsung berteriak dan meminta bantuan petugas keamanan.

    “Korban datang untuk merawat suaminya yang sedang sakit. Saat itu, dia melihat pelaku membawa tas suaminya, lalu langsung berteriak dan menghubungi petugas keamanan,” ungkapnya, Senin (24/3).

    Pelaku yang berhasil diamankan adalah DW (35), warga Kecamatan Bojonggede. Saat ini, ia masih menjalani pemeriksaan di Polsek Cibinong.

    Tas yang berisi handphone dan uang tunai tersebut telah dikembalikan kepada korban. Meski demikian, korban memilih untuk tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

    “Pelaku masih kami amankan di Polsek, kami menunggu keluarga korban karena korban tidak ingin membuat laporan,” jelas AKP Yunli.

    Yunli juga menghimbau agar pihak RSUD Cibinong meningkatkan sistem keamanan di rumah sakit untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

    “RSUD Cibinong perlu memperbaiki sistem keamanan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

  • 21 motor pemudik program Valet Ride Polda Jateng tiba di Semarang

    21 motor pemudik program Valet Ride Polda Jateng tiba di Semarang

    “Respon peserta mudik gratis ini bagus, membantu pemudik bersepeda motor yang akan pulang kampung,”

    Semarang (ANTARA) – Sebanyak 21 sepeda motor yang diangkut dengan menggunakan mobil towing dalam program Valet Ride Polda Jawa Tengah gelombang pertama tiba di Mapolrestabes Semarang, Senin sore.

    21 sepeda motor bersama 36 pemudik yang diangkut dengan bus milik Polri diberangkatkan dari Kabupaten Brebes sekitar pukul 13.00 WIB menuju Kota Semarang

    Polrestabes Semarang menyiapkan tempat istirahat, bengkel sepeda motor, hingga BBM gratis bagi pemudik yang tiba usai sekitar tiga jam perjalanan.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. M. Syahduddi mengatakan gelombang pertama pemudik dalam program Valet Ride tiba dengan selamat di Semarang.

    Menurut dia, program tersebut merupakan upaya kepolisian untuk membantu pengendara bersepeda motor yang akan mudik lebih aman dan nyaman.

    “Respon peserta mudik gratis ini bagus, membantu pemudik bersepeda motor yang akan pulang kampung,” katanya.

    Ia mengatakan pelaksanaan Valet Ride sendiri akan dilaksanakan hingga 30 Maret 2025 dengan tiga kali pemberangkatan setiap harinya.

    Sementara itu, pemudik asal Bandung, Andrianto Gunawan (45) mengaku sangat terbantu dengan program kepolisian tersebut.

    Menurut dia, selain tidak melelahkan akibat perjalanan jauh, program tersebut juga berdampak pada ongkos mudik yang lebih murah

    “Tahun sebelumnya dari Bandung sampai Semarang bisa 12 jam kalau jalan santai, sekarang sampai Brebes sudah bisa istirahat,” katanya.

    Ia berharap program mudik gratis dari Polda Jawa Tengah tersebut menjadi program rutin di musim mudik yang akan datang.

    Usai beristirahat sejenak, para pemudik kembali melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya.

    Polrestabes Semarang juga menyediakan tempat istirahat bagi pemudik yang tiba malam hari dan baru akan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

    Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek

    Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek

    Suasana arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama. ANTARA/HO-Jasa Marga

    Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 24 Maret 2025 – 18:23 WIB

    Elshinta.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 459.147 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 hingga H-8 Lebaran 2025 atau periode Jumat (21/3/2025) hingga Minggu (23/3/2025).

    “Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat gerbang tol (GT) utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak),” ujar Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana di Jakarta, Senin.

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 17,8 persen jika dibanding dengan periode libur Idul Fitri 2024 (389.645 kendaraan) atau naik 1,7 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (451.577 kendaraan).

    Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 209.707 kendaraan (45,7 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 144.202 kendaraan (31,4 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 105.238 kendaraan (22,9 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Untuk lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 113.248 kendaraan, meningkat sebesar 30,3 persen dari lalin normal. Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 96.459 kendaraan, lebih rendah 12 persen dari lalin normal.

    Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 209.707 kendaraan, meningkat sebesar 6,7 persen dari lalin normal. Sedangkan lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 144.202 kendaraan, meningkat 0,5 persen dari lalin normal.

    Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 105.238 kendaraan, lebih rendah 5,7 persen dari lalin normal. Lisye menjelaskan pada H-8 libur Idul Fitri 1446H/2025, lalu lintas meninggalkan Jabotabek di empat gerbang tol utama tercatat mencapai 134.074 kendaraan atau meningkat 5,3 persen dari lalin normal (127.360 kendaraan).

    “Jasa Marga juga mencatat arus lalu lintas menuju wilayah Timur dan wilayah Barat khususnya arus lalu lintas ke arah Trans Jawa dan arah Merak pada hari Minggu (23/3) mulai ada peningkatan kendaraan untuk arah Trans Jawa dengan total 36.979 kendaraan atau naik 48,1 persen dari lalu lintas normal (24.969 kendaraan) sedangkan untuk arah Merak tercatat total 42.186 kendaraan atau naik 0,5 persen dari lalu lintas normal (41.985 kendaraan)”, ujar Lisye.

    Sumber : Antara

  • 2
                    
                        Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua
                        Bandung

    2 Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua Bandung

    Mendikdasmen Bolehkan “Study Tour”, Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    (KDM) menegaskan bahwa kebijakan pelarangan
    study tour
    di Jawa Barat tidak akan berubah, meskipun Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (
    Mendikdasmen
    ) Abdul Mu’ti membolehkan sekolah kembali melaksanakan kegiatan tersebut.
    Menurut Dedi,
    study tour
    selama ini lebih mengarah pada kegiatan wisata daripada perjalanan pendidikan.

    Study tour
    itu bukan urusan bus atau perjalanan, tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Seharusnya ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya hari ini lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata. Jika seperti itu, namanya bukan study tour, melainkan piknik,” ujar Dedi Mulyadi kepada
    Kompas.com
    via sambungan telepon, Senin (24/3/2025) malam.
    Menurut pria yang akrab dipanggil KDM (Kang Dedi Mulyad), keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat Jawa Barat, terutama bagi orang tua dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
    Ia menyoroti dampak finansial yang ditanggung orangtua demi memenuhi kebutuhan anak dalam kegiatan
    study tour
    yang justru memberatkan.
    “Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orangtua. Saya tahu bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Jawa Barat. Banyak orangtua yang terpaksa berutang atau menjual barang demi membiayai
    study tour
    anaknya. Ini bukan hal sepele. Ada orangtua yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, padahal itu bukan perkara kecil bagi mereka,” tegasnya.
    Selain itu, Dedi juga menyoroti efek sosial dari
    study tour
    yang justru berpotensi melahirkan kesenjangan di antara siswa di sekolah.
    “Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut
    study tour
    . Ini melahirkan masalah sosial. Saya melarang
    study tour
    karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain,” jelasnya.
    Sebagai alternatif, KDM menyarankan agar kegiatan pendidikan di luar sekolah tetap bisa dilakukan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya besar. Ia menekankan bahwa esensi pendidikan bukan terletak pada perjalanan jauh, melainkan pada pembelajaran yang bermakna.
    “Kalau memang mau
    study tour
    , tidak usah jauh-jauh. Lingkungan sekitar masih banyak yang bisa dijadikan bahan pembelajaran. Sampah menumpuk di mana-mana, sekolah masih banyak yang kumuh, itu yang seharusnya menjadi perhatian. Pendidikan tidak boleh berhenti di level formal saja,” katanya.
    Dedi juga menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya penguatan pendidikan berkarakter di Jawa Barat. Ia berharap keputusan ini bisa melindungi orangtua dari beban ekonomi yang tidak perlu dan memastikan subsidi pendidikan yang telah diberikan pemerintah benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
    “Saya tidak melarang
    study tour
    dalam arti sebenarnya, tapi faktanya selama ini lebih ke arah piknik. Saya ingin memastikan bahwa pendidikan di Jawa Barat benar-benar mengutamakan substansi, bukan sekadar perjalanan tanpa esensi. Jika ada kepala sekolah yang tetap bersikeras mengadakan
    study tour
    , silakan berhadapan langsung dengan saya,” tegas Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legislator PAN: Subang, Majalengka, dan Sumedang Capai Kemajuan lewat Pembangunan SDM di Jabar – Halaman all

    Legislator PAN: Subang, Majalengka, dan Sumedang Capai Kemajuan lewat Pembangunan SDM di Jabar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN Farah Puteri Nahlia, menjelaskan bahwa Kabupaten Majalengka menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dengan PDRB mencapai Rp 41,71 triliun pada tahun 2023, meningkat 6,15 persen dibanding tahun sebelumnya. 

    Sumedang, lanjut Farah, dengan kekayaan budaya dan sektor pendidikan yang kuat, terus berkontribusi pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Barat.

    Hal ini menurutnya tak lepas dari kerja sama seluruh elemen lapisan masyarakat, termasuk jaringan relawan Baraya Neng Farah, yang berkomitmen kuat dalam mendukung kemajuan Kabupaten Subang, Majalengka, dan Sumedang selama tujuh tahun terakhir, sejak 2019. 

    Jaringan relawan ini terstruktur dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa, yang mencakup seluruh wilayah di tiga kabupaten tersebut.​

    “Peran Relawan Baraya Neng Farah dalam pembangunan Kabupaten Subang, Majalengka, dan Sumedang sangat penting baik dalam sektor perekonomian, sosial, dan budaya di Jawa Barat. Subang, misalnya, telah mengalami perkembangan signifikan dalam sektor industri dan pertanian, menjadikannya salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut,” kata Farah Puteri Nahlia yang juga DPR RI Dapil Subang, Majalengka dan Sumedang, Senin (24/3/2025).

    Ada pun dalam lima tahun terakhir, ketiga kabupaten ini telah mencapai berbagai kemajuan.

    Antara lain pembangunan jalan dan fasilitas umum yang mendukung mobilitas dan perekonomian lokal; peningkatan akses dan kualitas pendidikan, termasuk pendirian pusat-pusat pelatihan keterampilan; pertumbuhan UMKM yang signifikan, serta hadirnya program pendampingan dan akses permodalan.​

    Farah bersama para relawan, para tokoh dan sosok pegiat ekonomi dan sosial di tiga kabupaten tersebut.

    Di antaranya konsisten mendorong pemberdayaan perempuan melalui pelatihan menjadi pelaku usaha; melakukan sosialisasi dan advokasi kepada pekerja migran asal Subang, Majalengka, dan Sumedang, untuk mendapatkan perlindungan hukum dan keselamatan kerja sejak pendaftaran hingga kembali ke tanah air.​ 

    “Data menunjukkan bahwa, pekerja migran dari ketiga wilayah ini, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal dan kesejahteraan keluarga mereka,” pungkasnya.

  • Setelah Jagoan Cikiwul, Terbit Lah Pegawai Pasar di Cibitung Minta THR, Sama-sama Berakhir Kicep

    Setelah Jagoan Cikiwul, Terbit Lah Pegawai Pasar di Cibitung Minta THR, Sama-sama Berakhir Kicep

    TRIBUNJAKARTA.COM – Setelah aksi pemerasan yang dilakukan Suhada, jagoan dari Cikiwul, viral, terbit lah seorang pria berbaju aparatur sipil negara (ASN). 

    Aksinya sama seperti Suhada, memeras korbannya berkedok meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran. 

    Padahal, korban yang diperasnya tak pernah merasa mempekerjakannya. 

    Kejadian yang baru ini terjadi di lapak pedagang di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi. 

    Korban, yang merupakan pedagang bernama Johari merekam kejadian pemerasan tersebut. 

    Diketahui belakangan, pria bertato berseragam PNS itu bernama Sodri. 

    Ia mengaku dari Pemda Bekasi saat meminta uang kepada pedagang di pasar. 

    Tak hanya itu, ia juga menuding Sodri dalam kondisi mabuk saat mendatangi kiosnya.

    “Tolong Pak Gubernur Dedi Mulyadi, ini apa benar ada penarikan THR, katanya dari Pemda Bekasi. Tolong Pak, kasian pedagang satu kios Rp 200.000, mana sambil mabuk mintanya,” ujar Johari dalam video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, @hany_9428, Senin (24/3/2025).

    Dalam video lainnya, Johari menunjukkan kuitansi yang mencatat besaran THR sebesar Rp 200.000 per lapak.

    Kesal dengan praktik tersebut, Johari meminta pemerintah menindak tegas aksi semacam ini.

    Ia bahkan menyoroti keberadaan organisasi masyarakat (ormas) yang kerap meminta THR kepada pedagang di Pasar Induk Cibitung.

    “Minta tolong ya Pak, ormas-ormas yang di Pasar Induk Cibitung ini diberesin Pak. Kita keberatan Rp 200.000 per lapak. Sedangkan Pasar Induk Cibitung ada berapa lapak coba?” keluh Johari.

    Ia mengungkapkan bahwa praktik seperti ini sudah berlangsung selama empat tahun.

    Para pedagang, termasuk dirinya, merasa terbebani dengan permintaan uang berkedok THR tersebut.

    “Tolonglah Pak Dedi, ini sudah sangat meresahkan di Pasar Induk Cibitung. Ini aslinya sudah dari dulu Pak, dari empat tahun yang lalu semenjak saya masuk di Pasar Induk Cibitung,” tambahnya.

    Ditangkap

    Setelah video itu viral, Sodri (30) dan pelaku lainnya, Syamsul (48) ditangkap. 

    Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa mengatakan pemerasan ini terjadi pada Sabtu (22/5/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. 

    Dari tangan pelaku, polisi menyita uang sekitar Rp 250 ribu dan juga uang Rp 200 ribu yang diberikan korban kepada Sodri. 

    Saat itu, Sodri mendatangi lapak Johari yang sedang berjualan ikan asin di Pasar Induk Cibitung. 

    “Saat itu S (Sodri) dalam keadaan mabuk,” kata Mustofa. 

    Johari yang merasa takut akhirnya memberikan uang Rp 200 ribu. Sebelumnya, ia melihat Sodri memarahi pedagang lain gara-gara hanya memberikan uang sebesar Rp 5 ribu. 

    Dari hasil memalak para pedagang, Sodri mengantongi uang sekitar Rp 1,6 juta. 

    Uang tersebut dibagi lima kepada Sodri, Syamsul, Agus, Joko dan Chandra. 

    “Dari kelimanya tidak ada satu pun yang berstatus sebagai ASN,” ujarnya. 

    Dari keterangan tersangka, mereka hanya lah pegawai unit pengelola teknis daerah (UPTD) yang ditugaskan untuk mengutip retribusi dari pedagang. 

    “Jika memang ada ASN yang terlibat, tentu akan dikenai undang-undang tindak pidana korupsi,” pungkasnya. 

    Jagoan dari Cikiwul

    Sebelum kasus pemalakan ini, publik lebih dulu dibuat geram dengan aksi pemalakan yang dilakukan Suhada kepada sebuah perusahaan di Bantargebang, Bekasi. 

    Suhada awalnya meminta THR Lebaran ketika mendatangi perusahaan plastik pada Senin (17/3/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.

    Aksi Suhada itu terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 59 detik yang diunggah pengguna Instagram, @infobekasi.

    Awalnya, Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna merah marun geram setelah sang sekuriti pabrik hanya memberikannya uang THR Rp 20.000.

    Suhada yang tak puas dengan nominal pemberian sekuriti akhirnya memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.

    “Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini,” kata Suhada kepada sang sekuriti, dikutip dari Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).

    “Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak,” ujar sekuriti.

    “Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho,” kata Suhada.

    “Sudah saya sampaikan, amanah, Pak,” jawab sekuriti.

    Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.

    Suhada megancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.

    “Lu makan, b***k di sini, lu enggak menghargain gue, lu. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?” ujar Suhada.

    Kepada sang sekuriti, Suhada mengaku terpaksa “turun gunung” setelah anak buahnya berungkali gagal menemui pemilik perusahaan.

    Namun, ketika turun langsung, dirinya merasakan nasib yang sama dengan anak buahnya, yakni sama-sama tidak dihargai oleh perusahaan.

    “Gua selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gua, sekarang gua turun pengin tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua,” tegas Suhada.

    Tak lama, Suhada memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang sekuriti.

    Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengklaim dirinya “turun gunung” dalam rangka mati-matian membela negara.

    “Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini, baik-baik lho, gua bela negara di sini, gua mati-matian,” tambah dia.

    Kabur ke Gunung Putri

    Suhada yang meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran ke salah satu perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi, kabur ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

    Suhada kabur setelah video dirinya meminta THR ke perusahaan viral di media sosial.

    “Kami sudah lakukan pengecekan, sudah mintain keterangan tapi yang bersangkutan yang badannya besar namanya Suhada itu kabur ke Gunung Putri,” ujar Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi kepada Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

    Sukadi dan anak buahnya telah mendatangi perusahaan yang dimintai THR oleh Suhada dan meminta keterangan sekuriti perusahaan tersebut.  

    Berdasarkan keterangan sekuriti, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran. Namun, oleh sekuriti, mereka hanya diberi Rp 20.000.

    “Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya,” ungkap Sukadi.

    Mereka berasal dari wilayah Bantargebang. Saat ini, polisi tengah melacak tiga rekan Suhada.

    “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.

    Sukadi memastikan, pihaknya akan menindak tegas para pelaku apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.

    “Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum,” imbuh dia.

    Klarifikasi jagoan Cikiwul

    Setelah aksi pemerasannya viral di mana-mana dan tengah dicari polisi, Suhada, yang mengaku jagoan dari Cikiwul itu akhirnya minta maaf. 

    Video permintaan maafnya pun tersebar di media sosial. 

    “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.”

    “Saya nama Suhada alias Mang Ada asli Cikiwul pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah Cikiwul, dengan kejadian yang viral di TikTok tempo hari yang telah membuat warga Cikiwul merasa terganggu, dengan ucapan saya, saya minta maaf yg sebesar-besarnya.”

    “Saya mengakui salah, karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul saya salah, saya minta maaf dan untuk sekuriti yang tempo hari saya maki-maki juga saya minta maaf juga sama sekuriti tersebut yang istilahnya takut dengan saya, takut hal-hal yang tidak diingikan terjadi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mohon dimaafkan,” tulisnya seperti dikutip dari Instagram @infobekasi_raya.

    Suhada kemudian mencoba menjelaskan kronologi kejadian versinya. 

    Ia mengaku mengajukan proposal itu berisi permohonan bantuan dana untuk kegiatan membagikan takjil. 

    “Saya akan jelaskan kronologi kejadian, apa saja yang ada di dalam proposal yang saya ajukan ke perusahaan tersebut. Yang saya ajukan ke perusahaan tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya,” katanya. 

    Ia pun membantah bahwa dirinya meminta THR kepada perusahaan.

    “Jadi, tidak ada bahasa saya minta THR enggak ada, silakan dicek aja semua proposal ada di perusahaan itu, silakan dicek dan dibaca dan dilihat isinya itu meminta bantuan untuk bagi-bagi takjil pada tanggal berapa nanti yang akan kita bagiin, kalau kita dapat. Ternyata kejadiannya seperti ini, enggak dapat gitu.”

    “Saya akui emang saya arogan, tapi arogan saya itu kan permasalahan saya ada sebabnya gitu loh. Sebabnya di situ ada 4 proposal, dari 4 itu yang 3 dinaikkan sama satpamnya, yang punya saya yang proposal isinya memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya,” tutupnya.

    Pakai baju tahanan

    Polres Metro Bekasi Kota berhasil meringkus Suhada, pria yang mengaku sebagai Jagoan Cikiwul yang viral minta THR ke perusahaan di Kecamatan Bantargebang. 

    Suhada ditampilkan dalam kegiatan konferensi pers di Markas Polres Metro Bekasi Kota di Jalan Pangaran Jayakarta, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (21/3/2025). 

    Pria berbadan gempal itu terlihat sudah menggunakan pakaian tahanan, kedua tangannya diborgol saat digiring anggota Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota. 

    Tak terlihat wajah garangnya seperti saat berhadapan dengan satpam perusahaan, suara lantangnya pun sama sekali tak terdengar saat menjawab pertanyaan awak media. 

    “Sehat Bang Jago”, tanya wartawan. 

    “Sehat,” jawab Suhada dengan nada pelan sambil digiring menuju tempat konferensi pers. 

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Sianturi mengatakan, Suhada diringkus di daerah Sukabumi, Jawa Barat. 

    “Sudah kita amankan semalam pukul 18.30 di daerah Sukabumi sementara sedang proses penyidikan,” kata Binsar, Jumat (21/3/2025). 

    Binsar menegaskan, pihaknya tidak mentolerir aksi premanisme yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas) atau lembaga swadaya ( LSM) apapun. 

    Untuk itu, masyarakat diimbau untuk melaporkan segera ke Polisi jika menjadi korban premanisme dari oknum tersebut. 

    “Kita tidak mentolerir adanya aksi premanisme, silahkan masyarakat jika menemui aksi premanisme bisa menghubungi kantor kepolisian,” tegasnya.

    Respons Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut menanggapi terkait kasus pemerasan yang dilakukan jagoan dari Cikiwul terhadap sebuah perusahaan di kawasan Bantargebang, Bekasi. 

    Ia berterima kasih terhadap jajaran kepolisian bahwa preman bernama Suhada tersebut telah dimasukkan ke kerangkeng. 

    “Terimakasih kepada Jajaran Polda Metro Jaya, Pak Kapolda, Pak Dirreskrimum dan kemudian Jajaran Kapolres Metro Kota Bekasi, Pak Kapolres dan Kasat Sersenya, jagoan Cikiwul sudah ditangkap,” ujar Dedi Mulyadi seperti dikutip dari akun TikToknya pada Jumat (21/3/2025). 

    Ditangkapnya Suhada, kata Dedi, menjadi pembelajaran bagi semua pihak di wilayah Jawa Barat untuk tidak coba-coba bergaya preman yang melakukan pemerasan terhadap korbannya. 

    “Ini pembelajaran bagi semuanya di wilayah Provinsi Jawa Barat jangan coba-coba bergaya jadi jagoan, kalau ujung-ujungnya ditangkap nangis, semangat untuk seluruh Rakyat Jawa Barat.”

    “Jangan pernah takut terhadap aksi preman, kibarkan semangat kita, kepakkan sayap, preman itu kalau ditangkap pasti nangis,” pungkasnya. 

     

  • Rumah Janda di Babelan Dibobol Maling,Barang Berharga Dikuras Habis, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta 

    Rumah Janda di Babelan Dibobol Maling,Barang Berharga Dikuras Habis, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta 

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BABELAN – Maling bobol rumah yang ditinggalkan penghuninya di Perumahan Villa Babelan Kota 2, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

    Sejumlah barang berharga digasak hingga kerugian ditaksir puluhan juta. 

    Pemilik rumah, Yonika Permadani Al Mathor (28), mengatakan, dia baru mengetahui rumahnya dibobol pada Sabtu (22/3/2025). 

    “Saya baru tahunya pas Sabtu, karena rumah saya tinggal dari hari Jumat (21/3) ke rumah orang tua saya,” kata Yonika, Senin (24/3/2025). 

    Saat baru tiba, Yonika mendapati rumahnya dalam kondisi berantakan.

    Sejumlah barang berharga miliknya raib digasak maling. 

    Dia merincikan, barang yang hilang antara lain laptop Acer, HardDisk Eksternal, aki sepeda listrik, dua unit TV LED, tabung gas 12 Kg, kompor 2 tungku, penanak nasi. 

    Sebanyak empat oknum polisi melakukan aksi pungli bermodus meminta THR ke sejumlah hotel di Menteng. Aksi tersebut berhasil terbongkar dan kini ditangani Propam Polres Metro Jakarta Pusat. Oknum polisi tersebut meminta THR dengan modus partisipasi Lebaran untuk para anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Pegangsaan Polsek Metro Menteng.

    Kipas angin, speaker, 2 DVD, empat unit ponsel android, dua unit CCTV, Router Wifi, tabungan uang koin, mesin air, beras 5 Kg, setrikaan dan, catok rambut. 

    “Total barang yang hilang diperkirakan mencapai Rp20 juta,” ungkap Yonika. 

    Ibu tunggal satu orang anak itu mengatakan, pelaku diduga masuk ke dalam rumah melalui bagian belakang rumah. 

    “Saya lihat pintu belakang dan jendela rusak, diduga dia masuk lewat situ,” kata Yonika. 

    Atas kejadian tersebut, kepolisian dari Polsek Bebelan telah mendatangi kediamannya untuk keperluan penyelidikan setelah mengetahui informasi melalui media sosial. 

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya