provinsi: JAWA BARAT

  • Kecelakaan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, Truk Tangki Bawa LPG Tabrak Tiang Rambu dan Pagar Pembatas – Halaman all

    Kecelakaan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, Truk Tangki Bawa LPG Tabrak Tiang Rambu dan Pagar Pembatas – Halaman all

    Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). 

    Tayang: Rabu, 2 April 2025 17:52 WIB

    Tangkap layar X

    KECELAKAAN TRUK – Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). Bagian depan truk berkelir merah rusak parah. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Truk tangki pengangkut LPG mengalami insiden kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Rabu (2/4/2025). 

    Musibah kecelakaan tersebut viral di media sosial di mana truk tangki menubruk tiang rambu dan pagar pembatas.

    Tampak pada bagian depan truk berkelir merah itu ringsek parah. 

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono membenarkan insiden kecelakaan itu.

    Argo menegaskan kasus ini sedang dalam penanganan kepolisian.

    “Sementara masih ditangani,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Lebih lanjut, Argo menyampaikan, dugaan sementara akibat kendaraan truk LPG mengalami slip. 

    Namun untuk penyebab pasti masih menunggu hasil penyelidikan. 

    Pihak kepolisian menyatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

    “Info awal kendaraan slip, tidak ada korban hanya materi,” tandas dia.

    Dalam video yang beredar truk LPG itu menabrak pagar pembatas jalan arteri kawasan Bekasi Selatan.

    Pagar yang roboh membuat sebuah mobil hatchback warna oranye ikut rusak, bagian bumpernya copot.

    Arus lalu lintas baik ruas tol Japek dan jalan arteri mengalami penyendatan.

    Saat ini proses evakuasi masih dilakukan oleh petugas di lapangan.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ketahuan Akan Mencuri Mobil, Maling di Garut Pura-Pura Gila di Depan Polisi, Nyaris Diamuk Massa – Halaman all

    Ketahuan Akan Mencuri Mobil, Maling di Garut Pura-Pura Gila di Depan Polisi, Nyaris Diamuk Massa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria bernama Alam (32) di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, ditangkap setelah mencoba mencuri kendaraan roda empat 

    Aksi itu dilakukan Alam di Kampung Cintaraya, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Garut, sehari setelah Lebaran atau Selasa (1/4/2025) malam.

    Alam bernasib apes karena aksinya diketahui oleh warga. Dia juga hampir diamuk massa.

    Polisi segera tiba di lokasi dan mengamankan pelaku agar amuk massa tidak terjadi.

    “Kami cepat bertindak mengamankan tersangka, untuk menghindari amuk massa,” kata Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amirudin Latif, Selasa.

    Amir menyebut upaya pencurian itu terjadi setelah korban mengeluarkan mobil miliknya dari garasi.

    Mobil itu ditinggal oleh korban dalam kondisi menyala di tepi jalan.

    “Tersangka kemudian masuk dan hendak membawa mobil milik korban,” ujar Amir.

    “Namun aksinya itu keburu tepergok korban, korban langsung menahan tersangka dan melepas kunci.”

    Setelah mengetahui aksi pelaku, korban meminta bantuan warga sekitar. Di tempat kejadian perkara (TKP) berkerumun banyak orang. Pelaku hampir dihajar massa.

    Akan tetapi, kurang dari 20 menit polisi sudah tiba di TKP lalu membawa pelaku ke Mapolsek Banjarwangi.

    “Saat kami periksa korban sempat berpura-pura gila. Saat ini memang sudah dibawa oleh tim Sancang Polres Garut untuk pengembangan lanjutan,” kata Amir.

    Amir pun mengapresiasi warga yang mampu menahan diri untuk tidak melakukan aksi massa terhadap pelaku.

    Menurut Amir, pelaku adalah warga Kecamatan Bungbulang, Garut.

    “Kami juga mengapresiasi kesigapan dan kecepatan warga dalam melaporkan kejadian tersebut, semoga kawasan Banjarwangi selalu aman dan nyaman,” ucapnya, dikutip dari TribunPriangan.com. (*)

    (Tribunnews.com/Febri Prasetyo) (Tribun Jabar/Tribun Priangan/Sidqi Al Ghifari)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Maling Mobil Terciduk Warga di Banjarwangi Garut, Pelaku Langsung Pura-pura Gila di Hadapan Polisi dan di TribunPriangan.com dengan judul Maling Mobil Nyaris Diamuk Massa di Garut, Pelaku Langsung Pur-pura Gila di Hadapan Polisi

  • Kawasan Lembang Diserbu Wisatawan, Kemacetan Parah Terjadi !

    Kawasan Lembang Diserbu Wisatawan, Kemacetan Parah Terjadi !

    Jabar Ekspres – Pada H+3 Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah, kawasan Lembang diserbu oleh wisatawan dari berbagai daerah. Imbasnya kemacetan parah terjadi disejumlah titik.

    Para wisatawan banyak yang menggunakan kendaraan pribadi sehingga mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas disejumlah titik di kawasan Lembang dan Parongpong.

    BACA JUGA: Kompensasi Lebaran untuk Sopir Angkot di Bogor Diduga Disunat!

    Berdasarkan pantauan langsung, disejumlah titik ruas jalan mengalami kemacetan, situasi arus lalu lintas padat dan nyaris tidak bergerak.

    Di kawasan wilayag Parongpong, kendaraan banyak yang menuju tempat wisata terlihat antre

    Di wilayah itu, terdapat tempat wisata favorit yang biasa dikunjungi banyak wisatawan, di antaranya Dusun Bambu dan Curug Pelangi, Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong.

    BACA JUGA: Itel Power 70 Handphone dengan Kapasitas Baterai 10.000 mAh Harga Rp 1,3 Jutaan!

    Kepadatan kendaraan didominasi oleh mobil dan motor baik yang mengarah ke kawasan wisata Lembang, maupun sebaliknya.

    Berdasarkan data dari Satlantas Polres Cimahi, peningkatan volume kendaraan yang melintas di wilayah Lembang pada H+3 mengalami peningkatan sebesar 30 persen.

    BACA JUGA: Wali Kota Bandung Siapkan Satgas Anti Premanisme, 9 Titik jadi Fokus Penindakan!

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Cimahi Ipda Yusup Guatiana mengatakan, kepadatan terjadi disejumlah titik ruas jalan. Mulai dari simpang Beatrix Lembang sampai Parongpong.

    Ratusan kendaraan pribadi dari berbagai daerah sepertinya akan mengunjungi obyek wisata yang ada di Lembang dan Parongpong.

    .“Memang terlihat ada dari pelat nomor dari luar kota. Pemudik lokal berikut wisatawan,” katanya.

    BACA JUGA: Jumlah Pemudik Lebaran Turun Drastis, Daya Beli Masyarakat Anjlok?

    Yusuf menilai, kawasan Lembang masih menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mengisi libur lebaran bersama keluarga. Untuk itu, Polres Cimahi telah siap untuk melakukan antisipasi dengan memberikan pelayanan untuk pengaturan arus lalu lintas.

    Untuk mengurai kemacetan pihaknya sudah menyiagakan petugas diberbagai titik dengan memanfaatkan jalan-jalan alternatif.

    Kepadatan kendaraan diprediksi akan mengalami peningkatan sampai berakhirnya libur sekolah. Yaitu pada H+7.

    Untuk itu, Polres Cimahi akan terus berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal agar dapat dengan nyaman dan aman menikmati liburan.

  • Tol Jagorawi arah Puncak diberlakukan sistem `contraflow` hari ini

    Tol Jagorawi arah Puncak diberlakukan sistem `contraflow` hari ini

    Tol Jagorawi arah Puncak diberlakukan contraflow atas diskresi kepolisian pada Rabu (2/4/2025) sejak pukul 06.35 WIB. (ANTARA/HO – Jasa Marga)

    Tol Jagorawi arah Puncak diberlakukan sistem `contraflow` hari ini
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 02 April 2025 – 06:47 WIB

    Elshinta.com – Pengelola jalan tol Jasa Marga mendukung pemberlakuan sistem contraflow di ruas Tol Jagorawi arah Puncak, Jawa Barat mulai KM 44+500 sampai dengan KM 46+500 pada Rabu, atas diskresi kepolisian.

    “Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas wisata dan silaturahmi yang terjadi di Ruas Tol Jagorawi arah Puncak pada masa libur Lebaran 2025/1446 H, atas diskresi kepolisian, Jasa Marga berlakukan contraflow mulai dari KM 44+500 sampai dengan KM 46+500 Ruas Tol Jagorawi arah Puncak sejak pukul 06.35 WIB,” ujar Senior Manager Representative Office 1 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Alvin Andituahta Singarimbun di Jakarta, Rabu.

    Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi rute perjalanan agar dapat mengoptimalkan rekayasa lalu lintas yang sedang berlaku. Jasa Marga juga mengimbau pengguna jalan untuk dapat memastikan kecukupan saldo kartu elektronik sebelum memulai perjalanan untuk menghindari kepadatan ketika bertransaksi di gerbang tol. Selalu patuhi rambu lalu lintas dan ikuti arahan petugas di lapangan.

    Sebagai informasi, Jalur utama Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ramai lancar kendaraan pemudik berbaur dengan masyarakat yang hendak silaturahim pada hari kedua Lebaran 2025, Selasa (1/4), sedangkan sejumlah lokasi rawan macet lalu lintas terlihat antrean kendaraan melaju tersendat.

    Volume kendaraan terlihat meningkat mulai dari jalur Puncak-Cianjur, Jalan Raya Bandung-Cianjur, dan Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, didominasi kendaraan warga lokal berbaur dengan kendaraan pemudik yang terlambat pulang kampung. Di sejumlah titik rawan macet, seperti pertigaan Hanjawar, Kebun Raya Cibodas, dan Pasar Cipanas, antrean kendaraan dengan laju tersendat membuat petugas menerapkan sejumlah rekayasa arus dan penyekatan guna menghindari macet total.

    Antrean kendaraan tidak sampai memanjang karena petugas mengarahkan pengendara ke sejumlah jalur alternatif, seperti di jalur Pacet-Cianjur diarahkan menuju jalur Beunying tembus Cipanas dan Hanjawar atau sebaliknya dari Hanjawar hingga Pacet.

    Volume kendaraan bertambah seiring dengan tingginya aktivitas warga yang hendak silaturahim ke sanak saudara di sepanjang jalur utama Cianjur, termasuk ke objek wisata, seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, dan objek wisata lainnya di kawasan Puncak.

    Sumber : Antara

  • Dedi Mulyadi Sentil ASN Jabar: Spirit Bela Negaranya Rendah

    Dedi Mulyadi Sentil ASN Jabar: Spirit Bela Negaranya Rendah

    Dedi Mulyadi Sentil ASN Jabar: Spirit Bela Negaranya Rendah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Gubernur Jawa Barat
    (Jabar)
    Dedi Mulyadi
    menyentil aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jabar yang kurang memiliki spirit
    bela negara
    .
    Menurutnya, jiwa bela negara yang dimiliki ASN zaman dulu dan sekarang berbeda, sehingga mereka akan dilatih oleh
    TNI dan Polri
    .
    “Urgensinya, pertama di kalangan ASN sendiri spirit bela negaranya rendah. Karena beda ya, spirit ASN zaman dulu dengan ASN yang sekarang,” ujar Dedi di rumah dinas Ketua MPR Ahmad Muzani, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
    “Kalau ASN zaman dulu kan ada proses tahapan yang dilakukan, agak lama ya dari honorer segala macam. Sekarang kan banyak yang kemudian jadi ASN,” sambungnya.
    Dedi mengatakan, melihat kondisi tersebut, dirinya akan menggelar pelatihan bela negara bagi ASN di Jabar.
    Dia menyebut, pemahaman ASN terhadap negara terlalu rendah saat ini.
    “Sekarang di kalangan ASN saja, spirit pemahaman dan pemaknaan negara secara utuh relatif sangat rendah. ASN lho, coba lihat. Kemudian anak-anak sekolah, rendah banget hari ini. Sehingga diperlukan upaya-upaya luar biasa oleh gubernur untuk membangun kesadaran itu,” ujar Dedi.
    Kemudian, Dedi menjelaskan ada dua macam bela negara, yakni formal dan kultural.
    Untuk bela negara formal, bisa dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan semi militer.
    Sedangkan untuk bela negara kultural, Dedi mencontohkan bagaimana mereka menjaga kekayaan alam yang Indonesia miliki.
    “Kultural, apa yang saya lakukan hari ini, gunung enggak boleh tebasin, sungai-sungai harus dikeruk. Di bantaran sungai enggak boleh ada bangunan, ruang sawah harus dibuka dan pepohonan harus ditanam. Itu bela negara kultural yang sesungguhnya karena negara kita itu hutan, gunung, sawah, lautan,” imbuhnya.
    Diberitakan sebelumnya, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jabar bakal diikutsertakan dalam pembekalan bela negara.
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal melibatkan TNI dan Polri sebagai instruktur atau pemateri dalam kegiatan belajar negara nantinya.
    Dikatakan Dedi, ASN Pemprov Jabar harus memiliki komitmen dalam melayani masyarakat, seperti yang dilakukan para anggota TNI-Polri.
    “Belajarlah pada tentara dan Polisi. Mereka ketika ditugaskan oleh atasannya selalu siap,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari
    Tribun Jabar
    , Sabtu (29/3/2025).
    Rencananya pada Juni 2025 ASN Pemprov Jabar akan mulai diberikan pembekalan bela negara.
    Dedi belum secara spesifik, apakah hanya berlaku untuk kepala OPD atau seluruh pegawai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aktivitas Gunung Gede Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada

    Aktivitas Gunung Gede Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas Gunung Gede kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 6 jam terakhir, tercatat 21 kali gempa Vulkanik Dalam (Gempa Vulkanik Tipe A/VA) dengan jumlah yang jauh melebihi rata-rata harian bulan sebelumnya. 

    Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi letusan freatik dan hembusan gas beracun di sekitar kawah Gunung Gede.

    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa lonjakan aktivitas kegempaan ini cukup signifikan dibandingkan kondisi sebelumnya. 

    “Pada tanggal 1 April 2024, dalam rentang pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) hingga mencapai 21 kejadian. Sebagai perbandingan, rata-rata kejadian Gempa Vulkanik Dalam di Gunung Gede selama periode 1-31 Maret 2024 hanya berkisar 0-1 kali per hari,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (1/4/2025).

    Menurutnya, peningkatan aktivitas ini menunjukkan adanya tekanan yang meningkat di dalam tubuh Gunung Gede, yang berpotensi menyebabkan letusan freatik atau hembusan gas berbahaya jika konsentrasinya terlalu tinggi.

    Meski aktivitas meningkat, PVMBG belum menaikkan status Gunung Gede dari Level I (Normal). Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga 1 April 2024 pukul 10.00 WIB, aktivitas vulkanik Gunung Gede masih berada pada Level I (Normal). 

    “Kami mengimbau masyarakat, pengunjung, dan wisatawan untuk tidak menuruni, mendekati, atau bermalam dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon,” jelasnya.

    Gunung Gede merupakan gunung api tipe strato dengan ketinggian 2.958 mdpl. Secara administratif berada di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor, Jawa Barat. 

    Pemantauan dilakukan secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Gede di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Cianjur.

    Erupsi terakhir Gunung Gede terjadi pada 1957 dari Kawah Ratu, dengan kolom letusan mencapai 3.000 meter di atas puncak. Saat ini, aktivitas hembusan terpantau berasal dari Kawah Wadon, dengan ketinggian asap berkisar antara 50 hingga 100 meter selama Maret 2024.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai aktivitas vulkanik Gunung Gede, masyarakat dapat menghubungi PVMBG di Bandung melalui nomor (022) 7272606 atau Pos Pengamatan Gunungapi Gede di 0812-2431-4051. 

  • Kompensasi Lebaran untuk Sopir Angkot di Bogor Diduga Disunat!

    Kompensasi Lebaran untuk Sopir Angkot di Bogor Diduga Disunat!

    JABAR EKSPRES – Pemberian kompensasi uang tunai dan sembako kepada sopir angkot di Jalur Puncak Kabupaten Bogor sebesar Rp 1,5 juta diduga dipotong dan banyak yang belum direalisasikan.

    Kompensasi diberikan agar angkot tidak beroperasi pada Lebaran Hari Raya Idul Fitri. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di Jalur Puncak Kabupaten Bogor.

    BACA JUGA: Harus Diusut! Proyek Tempat Wisata Eiger Camp Diduga Langgar Perda KBU!

    Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 1 juta dan Rp 500 ribu dalam bentuk sembako. Sehingga totanya Rp 1,5 juta.

    Akan tetapi, berdasarkan pantauan langsung, di Jalur Puncak masih banyak angkot yang beroperasi. Bahkan berdasarkan penelusuran ada kompensasi yang diterima diduga dipotong.

    BACA JUGA: Wali Kota Bandung Siapkan Satgas Anti Premanisme, 9 Titik jadi Fokus Penindakan!

    Menanggapi hal ini, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor Dadang Kosasih mengakui sudah menerima laporan tersebut.

    ‘’Informasi itu sudah kami terima, namun harus ada pembuktian lebih lanjut apakah benar atau tidak,’’ ujarnya.

    BACA JUGA: 10 Rekomendasi Handphone Dibandrol Dibawah 1 Jutaan!

    Menurutnya, berdasarkan laporan para sopir angkot di Jalur Puncak, hanya menerima uang sebesar Rp 800 ribu. Padahal kompensasi yang diberikan sebesar Rp 1,5 juta.

    Dadang menyebutkan, kompensasi tersebut diberikan kepada 653 sopir angkot untuk tiga trayek. Di antaranya Cisarua-Bogor, Bogor-Pasirmuncang dan Bogor-Cibedug.

    BACA JUGA: Jumlah Pemudik Lebaran Turun Drastis, Daya Beli Masyarakat Anjlok?

    ‘’Kami akan telusuri dan jika dugaan pemotongan terbukti benar, pihaknya akan mengambil langkah tegas,’’ ujarnya.

    Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini. Sebab, sampai saat ini laporang sudah banyak yang masuk.

    Sementara itu, salah satu sopir angkot, Dadang 60 tahun mengaku, sampai saat ini tidak menerima kompensasi lebaran yang diberikan oleg Gubernur Jawa Barat.

    BACA JUGA: Tempat Hiburan Malam di Kota Bandung Banyak yang Buka di Bulan Puasa, Satpol PP kemana?

    Dia mengaku, sudah mendengar adanya kompesasi tersebut tapi untuk mendapatkannya tidak tahu caranya harus bagaimana.

    “Saya tidak terima kompensasi. Pengen dapat, tapi enggak tahu peraturannya,” ujar Dadang di Simpang Gadog, Rabu (2/4/2025).

  • Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan

    Ridwan Kamil Siap Jalani Tes DNA, Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ridwan Kamil merespons tantangan dari selebgram Lisa Mariana yang meminta dirinya menjalani tes DNA guna membuktikan hubungan biologis dengan seorang anak yang diklaim sebagai hasil hubungan mereka.

    Menanggapi hal tersebut, Ridwan Kamil menegaskan kesiapannya untuk melakukan tes DNA sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.

    “Saya siap menjalani tes DNA sesuai dengan prosedur hukum,” ujar Ridwan Kamil dalam pernyataannya yang dikutip, Rabu (2/4/2025).

    Ia juga menekankan bahwa tes DNA harus dilakukan berdasarkan aturan hukum yang berlaku, tanpa dipengaruhi oleh faktor emosional semata. Namun, berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan tes DNA? Berikut ulasannya!

    Apa Itu Tes DNA?

    Tes DNA adalah metode analisis genetik yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi yang terkandung dalam DNA (asam deoksiribonukleat) seseorang. Tes ini dapat memberikan berbagai informasi penting, termasuk mutasi genetik, hubungan keluarga, hingga risiko penyakit tertentu.

    Tes DNA umumnya dilakukan dengan mengambil sampel biologis seperti darah, air liur, rambut, atau jaringan tubuh lainnya. Sampel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium untuk mendeteksi pola atau mutasi genetik yang relevan.

    Hasil tes DNA dapat memberikan wawasan mengenai kondisi kesehatan, garis keturunan, serta risiko genetik yang mungkin diwariskan kepada generasi berikutnya.

    Biaya Tes DNA di Indonesia

    1. Tes DNA di Puskesmas

    Tes DNA dapat dilakukan di puskesmas tertentu dengan biaya berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta untuk satu kali pemeriksaan. Namun, tidak semua puskesmas menyediakan layanan ini karena keterbatasan alat dan tenaga medis yang berkompeten dalam melakukan tes DNA.

    Selain itu, tes DNA hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional, sehingga tidak semua tenaga medis memiliki wewenang untuk melaksanakan prosedur ini.

    Penting untuk dicatat bahwa tes DNA tidak termasuk dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, seluruh biaya pemeriksaan harus ditanggung secara pribadi oleh pihak yang berkepentingan.

    2. Tes DNA di Rumah Sakit

    Selain di Puskesmas, tes DNA juga dapat dilakukan di rumah sakit dengan biaya yang lebih bervariasi, yakni sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per pemeriksaan. Biaya tersebut bergantung pada fasilitas rumah sakit, tingkat profesionalisme tenaga medis, serta kecanggihan alat yang digunakan.

    Beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan tes DNA di Indonesia, berikut perkiraan biayanya:

    Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo: Rp 10 juta.Rumah Sakit Umum Sanglah, Denpasar: Rp 7 juta hingga Rp 8 juta.Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung: Rp 9 juta.Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang: Rp 8 juta.Tujuan Tes DNA

    Tes DNA memiliki berbagai tujuan, tergantung pada jenis dan keperluan pemeriksaannya. Berikut beberapa tujuan utama tes DNA:

    Menentukan hubungan biologis antara individu.Melacak garis keturunan dan sejarah keluarga.Mendiagnosis penyakit genetik.Menilai risiko penyakit turunan.Menentukan obat dan pengobatan yang tepat (farmakogenetik).Skrining genetik untuk kehamilan dan bayi baru lahir.Menentukan kesehatan embrio dalam prosedur bayi tabung (IVF).Identifikasi forensik dalam kasus kriminal.

  • 7
                    
                        Macet Horor di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda, Kendaraan Perlu 2 Jam untuk Maju 800 Meter
                        Regional

    7 Macet Horor di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda, Kendaraan Perlu 2 Jam untuk Maju 800 Meter Regional

    Macet Horor di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda, Kendaraan Perlu 2 Jam untuk Maju 800 Meter
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com –
    Kemacetan parah masih melanda
    Exit Tol Bocimi
    GT Parungkuda pada Rabu (2/4/2025) sore.
    Para pengendara mengeluhkan kondisi lalu lintas yang mengarah ke
    Sukabumi
    , Jawa Barat.
    Salah satu pengendara, Asnawi, mengaku terjebak dalam kemacetan selama hampir dua jam untuk menempuh jarak sekitar 800 meter dari Exit Tol Bocimi GT Parungkuda menuju jalan utama Bogor-Sukabumi.
    “Macet hampir 2 jam, saya dari Depok mau ke Sukabumi pulang kampung,” kata Asnawi saat ditemui di lokasi.
    Dia menambahkan, niatnya menggunakan Tol Bocimi untuk memangkas waktu tempuh justru berujung pada kemacetan yang berkepanjangan.
    “Niat pake tol untuk mempercepat, tapi ini bukan mempercepat, hampir 2 jam macet. Kalau tahu macet, mending lewat jalan biasa,” papar Asnawi.
    Keluhan serupa juga disampaikan oleh Lulu, seorang pengendara lainnya.
    Ia mulai keluar dari exit tol sekitar pukul 14.00 WIB. Namun hingga pukul 16.11 WIB, dia masih terjebak dan belum dapat memasuki jalan utama Bogor-Sukabumi.
    “Saya mau ke Ciandam, udah di sini (exit tol) dari jam 14.00,” ungkap Lulu.
    Pantauan
    Kompas.com
    hingga pukul 17.00 WIB menunjukkan bahwa kemacetan di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, masih berlangsung.
    Para petugas kepolisian terlihat berupaya mengurai kemacetan yang semakin parah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lembang Macet, Warga Pilih Wisata Alam Sendang Geulis Kahuripan Sebagai Alternatif Liburan

    Lembang Macet, Warga Pilih Wisata Alam Sendang Geulis Kahuripan Sebagai Alternatif Liburan

    JABAR EKSPRES  – Libur Lebaran 2025, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur. Wisata Alam Sindang Geulis Kahuripan di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi salah satu tujuan warga menikmati libur panjang.

    Salah seorang warga Kecamatan Ngamprah, Neng Wulan (29), mengaku alasan memilih Wisata Alam Sindang Geulis Kahuripan sebagai tujuan wisata karena tidak padat dan ramai oleh kendaraan.

    “Lebih tepatnya nggak mau macet-macetan. Disini enak, lebih ke alamnya terasa,” ujar Neng Wulan kepada wartawan, Rabu (2/4/2025).

    Sekedar diketahui, Wisata Alam Sindang Geulis Kahuripan, selain menyuguhkan pemandangan alam juga memiliki air jernih yang berasal dari sumber mata air pegunungan. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

    Sepanjang jalan menuju lokasi yang dikelilingi oleh perkebunan teh serta pohon pinus yang rindang memberikan sensasi hawa sejuk untuk melepas penat usai beraktivitas seharian.

    Udara sejuk pun begitu nikmat dihirup yang sangat jauh dari kesan polusi perkotaan. Dengan hanya tiket Rp10 ribu pengunjung sudah bisa menikmati aktivitas renang di alam terbuka seraya menikmati jajanan kuliner di sekitar mata air.

    “Meskipun aksesnya kurang bagus, tapi terbayarkan sudah ketika sampai di lokasi,” katanya.

    Senada dikatakan Neng Wulan. Agus (26) warga Cikalongwetan mengaku tak pernah bosan berkunjung ke lokasi ini. Sebab, kesegaran air di Sindang Geulis Kahuripan tidak akan tertandingi oleh wisata kolam renang di tempat lain.

    “Mungkin ini air yang langsung dari sumbernya jadi seger banget,” katanya.

    Sementara itu, pengunjung lainnya, Nia (25) mengatakan, dirinya bersama kedua anaknya sengaja datang ke lokasi tersebut untuk menghabiskan waktu Libur Lebaran kali ini.

    “Kalau ke tempat lain kan seperti wisata Lembang pasti padat dan macet. Sementara kalau ke sini kan tidak macet malahan menikmati pemandangan alam,” katanya.

    Ia pun berharap, akses jalan ke lokasi agar mendapatkan perhatian dari pihak terkait. Pasalnya, tidak banyak daerah memiliki potensi Wisata Alam seperti Sindang Geulis Kahuripan.

    “Tinggal akses jalannya dibenerin biar nyaman dan bisa dinikmati semua orang apalagi Sindang Geulis Kahuripan sudah banyak diketahui orang,” harapnya. (Wit)