JAKARTA – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran lulusan pendidikan tinggi, mulai dari diploma hingga doctoral mencapai lebih dari 1,01 juta orang pada Februari 2025. Jumlah tersebut merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Dengan fakta tersebut, maka menjadi tantangan bagi setiap universitas untuk mempersiapkan mahasiswanya agar benar-benar bisa bersaing di dunia kerja setelah lulus.
Dalam mempersiapkan mahasiswa tersebut, maka perguruan tinggi harus memperkuat pembelajaran tak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada pengalaman praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
Seperti yang dilakukan oleh Universitas Bakrie terhadap mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang menjalankan kampanye Public Relations bertajuk #KembaliKeDapur. Kampanye ini sebagai bagian dari proyek Ujian Akhir Semester (UAS).
Kampanye tersebut dirancang untuk melatih kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja melalui pembelajaran berbasis pengalaman, sekaligus mengajak generasi muda memaknai kembali dapur sebagai ruang kebersamaan dan pelestarian tradisi keluarga.
Proyek UAS dalam kampanye ini terintegrasi menggabungkan tiga mata kuliah, yakni Relasi Media, Produksi Konten Visual, dan Cyber PR. Mahasiswa ditantang untuk bekerja secara kolaboratif, mulai dari perumusan strategi komunikasi hingga perencanaan eksekusi kampanye.
“Sejak awal perkuliahan, kami membangun satu payung kampanye yang relevan untuk ketiga mata kuliah agar mahasiswa tidak mempelajari teori secara terpisah,” kata dosen pengampu mata kuliah, Octaviniant Aspary, di Kuningan, Jakarta, pada Sabtu, 20 Desember 2025.
“Ini melatih mereka untuk berpikir strategis dan mampu menjalankan kampanye secara terintegras, mulai dari perencanaan hingga evaluasi, sebagaimana praktik di dunia profesional,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan proyek UAS ini, pendampingan juga diberikan oleh praktisi industri, yakni dari Executive Account Director VERO Agency, Diah Andrini Dewi. Diah mengatakan melalui proyek ini mahasiswa bisa mendapat pengalaman langsung merancang kampanye, yang berguna untuk persaingan dunia kerja nantinya.
“Kampanye tidak hanya dituntut harus menarik, tetapi juga relevan dengan konteks, memahami target audiens, dan memiliki tujuan yang terukur. Melalui proyek ini, mahasiswa belajar merancang kampanye secara terintegrasi dan berbasis insight, sesuai dengan tuntutan praktik di industri,” lanjut Diah.
Adapun harapan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie terkait proyek ini adalah dapat dikembangkan lebih lanjut dan tidak berhenti sebagai tugas akademik semata. Kolaborasi dengan praktisi industri diharapkan terus diperkuat untuk membuka lebih banyak ruang pembelajaran nyata bagi mahasiswa.

/data/photo/2025/12/20/69463b20980ee.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450878/original/044497900_1766203330-unnamed__3_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/19/6944e85c65a7b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/20/69463eb16f44d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)