Beraksi Lintas Kota, Pengasuh Cabul Terhadap Santri Ditangkap Polisi
Tim Redaksi
SALATIGA, KOMPAS.com –
Seorang pengasuh di pondok pesantren yang melakukan tindakan cabul terhadap santrinya ditangkap polisi. Pelaku tak hanya beraksi di Kota Salatiga, tapi juga di beberapa kota lain.
Pelaku yang berinisial R (24) warga Bambukuning Kecamatan Jelutung Kota Jambi, dilaporkan ke polisi oleh ibu korban.
“Pelapor adalah NK warga Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, korban berusia 11 tahun,” kata Kapolres Salatiga AKBP Veronica di Pendopo Polres Salatiga, Selasa (22/4/2025)
Kasus ini terbongkar bermula pada Selasa (25/3/2024) tersangka mengajak anak korban dan anak-anak lainnya untuk berbuka puasa di rumah salah satu mantan pengasuh ponpes daerah Kota Salatiga.
Kemudian tersangka berpesan untuk mengantar korban ke rumah saksi S yang terletak di daerah Sidorejo Kidul Kota Salatiga.
Pukul 21.00 WIB, tersangka datang ke rumah Saksi S untuk menjemput anak korban.
“Lalu dibawa ke Terminal Tingkir untuk diajak ke Semarang, karena tersangka mengatakan ke anak korban kalau ibunya di Semarang,” kata Veronica.
Sesampainya di Semarang, tersangka mendaftarkan anak korban ke salah satu pondok namun ditolak dengan alasan syarat adminsitrasi tidak lengkap.
Menurut Veronica, tersangka mendapatkan pondok yang mau menerima anak korban dan dirinya sebagai pengasuh pada Senin (7/4/2025).
“Di salah satu pondok Semarang tersebut tersangka juga melakukan perbuatan cabul terhadap anak korban,” paparnya.
Setelah anaknya dilarikan pelaku, ibu korban melapor ke Polres Salatiga.
Bersama Unit Jatanras Polda Jateng, Tim Satreskrim Polres Salatiga melakukan pengejaran ke beberapa wilayah.
Mulai dari Ngablak Kabupaten Magelang, Magetan (Jawa Timur), Jambi dan di sekitar Semarang.
“Tim awalnya mendapat kesulitan karena tersangka sering gonta-ganti nomor ponsel. Namun pelarian tersangka berakhir pada Sabtu (12/4/2025) pukul 12.00 WIB setelah ditangkap di pondok yang berada di wilayah Banyumanik Kota Semarang,” ungkap Veronica.
Dari hasil pemeriksaaan, tersangka juga melakukan perbuatan cabul dengan korban berbeda di daerah Ponorogo, Pacitan, dan Kediri Provinsi Jawa Timur.
“Sementara di salah satu pondok Kota Salatiga, tersangka juga melakukan perbuatan cabul,” paparnya.
Veronica mengatakan, modus tersangka adalah membawa pergi anak korban tanpa seizin orangtuanya atau pemilik pondok untuk melampiaskan nafsu.
“Tersangka selalu membelikan mainan ke anak korban dan meminjamkan ponselnya agar anak korban selalu nurut dengan tersangka,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: JAMBI
-
/data/photo/2025/04/22/680760cfd246a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Beraksi Lintas Kota, Pengasuh Cabul Terhadap Santri Ditangkap Polisi Regional 22 April 2025
-

Strategi Inovatif UMKM Tempoyak Jambi Hasilkan Omset Jutaan Rupiah Per Bulan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Bisnis UMM perajin oleh-oleh tempoyak yang dikelola Thiur Maita Lubis di Kelurahan Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi kini semakin berkembang karena strategi inovatif yang konsisten dijalankan.
Setiap bulannya dari usaha pengolahan tempoyak bernama Aksena Snack yang dikelola Thiur mampu membukuan omset penjualan rata-rata Rp10 juta per bulan.
Bisnis jajanan ini selain memberikan dampak ekonomi positif bagi keluarga Thiur juga membuka peluang kerja bagi ibu-ibu sekitar, membangun solidaritas komunitas, dan menumbuhkan semangat kewirausahaan lokal.
Thiur melihat potensi besar dari tempoyak yang selama ini hanya dijadikan pelengkap masakan untuk diolah menjadi produk bernilai tambah.
Kini, produknya telah resmi memiliki sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Menurut Thiur, keunggulan Aksena Snack terletak pada proses produksinya yang 100 persen dilakukan secara mandiri, termasuk dalam hal mengolah tempoyak mentah menjadi bahan baku siap pakai.
“Hal ini membuat rasa yang dihasilkan lebih pas dan otentik di lidah,” ujar Thiur dikutip Senin, 21 April 2025.
Berbeda dengan produk sejenis di pasaran yang umumnya menggunakan bahan baku tempoyak siap pakai dari supplier, Aksena memilih untuk mengolah sendiri sejak awal, demi menjaga kualitas dan konsistensi rasa.
Thiur Maita Lubis terus mengembangkan inovasi melalui diversifikasi. Selain tempoyak, dia juga berhasil mengembangkan produk olahan dari biji durian yang diolah menjadi makanan ringan yang unik dan memiliki citarasa tersendiri.
Dia berupaya terus memperluas ragam produk lokal berbasis bahan baku khas daerah serta menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan di dalam dan luar kota Jambi.
“Awalnya hanya coba-coba, karena kan selama ini orang susah kalau mau bawa tempoyak untuk perjalanan jauh. Tapi setelah diolah menjadi makanan ringan seperti ini orang akan dengan mudah menikmati tempoyak.” ujarnya mengenang usaha yang dirintisnya.
Sehari-harinya Thiur merupakan ibu rumah tangga. Dia adalah istri dari Awak Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin wilayah operasi Jambi.
Thiur kemudian bergabung di program CSR UMKM Academy yang dikelola PT Elnusa Petrofin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui
Dukungan Elnusa pada UMKM ini dimulai dari tahun 2023 karena melihat potensi besar dari Aksena Snack yang saat itu baru dirintis.
Aksena Snack dipertimbangkan sebagai UMKM lokal yang menghadirkan inovasi olahan tempoyak menjadi snack ringan siap konsumsi.
Menurut Putriarsa Bagus Wibowo, Manager Communication & Relation PT Elnusa Petrofin, kegiatan ini telah mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya poin 1 (Tanpa Kemiskinan), 5 (Kesetaraan Gender), dan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Thiur menjelaskan, setelah bergabung ke program CSR Elnusa Petrofin, dia mulai belajar branding, pengemasan, hingga cara pemasaran. “Sekarang Aksena bisa masuk ke 12 toko oleh-oleh di Jambi dan warung sekitar. Saya bersyukur bisa berbagi ilmu juga keibu-ibu PKK di sekitar rumah,” ujar Thiur bangga.
Menurut Putriarsa, Aksena Snack adalah cerminan dari misi perusahaan dalam memastikan pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan, karyawan dan stakeholder lainnya.
“Pemberdayaan ekonomi keluarga adalah fondasi pembangunan masyarakat,” tegas Putriarsa. (tribunnews/fin)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588047/original/099231500_1695644178-unseen-studio-s9CC2SKySJM-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)






