provinsi: JAMBI

  • BMKG Prediksi Hujan Ringan hingga Petir Terjadi di Mayoritas Kota RI

    BMKG Prediksi Hujan Ringan hingga Petir Terjadi di Mayoritas Kota RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sebagian besar kota di Indonesia akan mengalami hujan ringan pada Rabu (3/12/2025).

    Prakirawan cuaca BMKG Maharani Intan mengatakan potensi hujan ringan terjadi di Pekanbaru, Padang, Bengkulu, Jambi, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Bandarlampung, dan Samarinda.

    Kemudian potensi hujan ringan juga akan terjadi di Denpasar, Mataram, Palu, Gorontalo, Manado, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan Nabire.

    Sementara itu perlu mewaspadai potensi hujan petir di Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, dan Banjarmasin.

    “Hujan lebat di Bandung, hujan sedang di Medan, Serang, Jakarta, Semarang, Palangka Raya, dan Tanjung Selor,” katanya, dikutip dari Antaranews, Rabu.

    Untuk bagian timur Indonesia, lanjut dia, perlu mewaspadai potensi hujan sedang di Mamuju, Makassar, dan Merauke.

    Di wilayah Aceh berpotensi berawan tebal, kemudian hal serupa juga diprediksi terjadi di Kupang.

    Maharani menyebutkan sirkulasi siklonik juga terpantau di Laut Banda Bagian Selatan yang membentuk daerah konvergensi dari perairan selatan Maluku hingga Maluku, dari Laut Banda hingga Laut Arafura, serta membentuk daerah konfluensi di Laut Banda atau di sekitar sistem.

    Daerah konvergensi lain diprakirakan terbentuk memanjang dari perairan Utara Aceh hingga Sumatera Utara, dari Sumatera Utara hingga Riau, dari Kepulauan Riau hingga Kepulauan Bangka Belitung, dari perairan Barat Lampung hingga Bengkulu, dari Jawa Timur hingga Banten.

    Kemudian dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Sulawesi hingga Samudera Pasifik Utara Papua, dari Laut Maluku hingga Maluku Utara, dan dari Papua Barat Daya hingga Papua Pegunungan.

    “Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis atau sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut,” katanya.

    Dia mengatakan kombinasi dinamika atmosfer tersebut menyebabkan potensi cuaca cukup signifikan di beberapa wilayah Indonesia.

    Menurutnya, perlu ditingkatkan kesiapsiagaan potensi hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah.

    Kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

  • Perlu Kategori Baru: Bencana Regional
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Desember 2025

    Perlu Kategori Baru: Bencana Regional Nasional 2 Desember 2025

    Perlu Kategori Baru: Bencana Regional
    Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Pj Gubernur Riau 2013-2014, Dirjen Otda Kemendagri 2010-2014
    BENCANA
    besar yang menimpa tiga provinsi di Sumatera kembali menguji kesiapan negara dalam merespons keadaan darurat.
    Pemerintah pusat telah bergerak, Presiden Prabowo Subianto turun langsung, dan pemerintah daerah di wilayah terdampak sudah berupaya maksimal.
    Namun, persoalan yang paling mendasar justru berada pada dukungan koordinasi lintas daerah dan kerangka regulasi yang sudah tidak lagi memadai.
    Dalam kacamata pemerintahan dan otonomi daerah, apa yang kita hadapi hari ini menunjukkan satu hal: Indonesia membutuhkan kategori baru dalam penanggulangan bencana—kategori “bencana regional”.
    Kekosongan aturan ini membuat penanganan di lapangan tidak seefektif yang seharusnya.
    Pulau Sumatera memiliki 10 provinsi. Tiga di antaranya terdampak langsung, sementara tujuh provinsi lain sebenarnya memiliki kemampuan dan sumber daya untuk membantu secara cepat.
    Begitu pula provinsi di Jawa, Kalimantan, atau Sulawesi yang punya kapasitas logistik, peralatan, dan personel.
    Namun, praktiknya, dukungan ini masih jauh dari optimal. Bantuan baru mengalir dari beberapa daerah seperti DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
    Padahal dalam situasi darurat, solidaritas antarprovinsi dalam satu pulau besar seharusnya bekerja otomatis—tanpa menunggu perintah panjang dan tanpa ketakutan berlebihan terhadap aturan administrasi.
    Di sinilah letak persoalan besar itu: aturan yang ada tidak memberikan dasar yang cukup bagi daerah sebelah untuk bertindak cepat ketika bencana melintas beberapa provinsi sekaligus.
    Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi hingga Riau sesuai pepatah “kabar buruk barambauan” ternyata tak terjadi.
    UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Bencana Alam hanya mengenal tiga tingkatan:
    1. Bencana Kabupaten/Kota

    2. Bencana Provinsi

    3.
    Bencana Nasional
    Namun, bencana yang terjadi kini bukan lagi sekadar bencana provinsi, tapi sudah tiga provinsi di sebelah utara pulau Sumatera.
    Rupanya alot sekali untuk bisa disebut memenuhi definisi administratif “bencana nasional”, setidaknya sudah seminggu sampai kini Presiden Prabowo belum menetapkan status bencananya.
    Lalu, di mana posisi bencana yang berdampak lintas provinsi seperti sekarang? Jawabannya: tidak ada.
    Inilah kekosongan yang membuat penanganan menjadi lambat dan sering mengambang.
    Dengan adanya kategori bencana regional, di samping pusat, provinsi-provinsi di sekitar wilayah terdampak secara yuridis formal dapat bergerak mengulurkan tangan membantu daerah tetangganya.
    Tidak perlu ada kekhawatiran pejabat daerah itu akan terjerat perkara administrasi atau audit setelah bencana berlalu, karena tindakan mereka memiliki dasar hukum yang jelas.
    Kekosongan aturan ini harus segera diisi. Saya meyakini Kementerian Dalam Negeri dapat mengambil posisi terdepan untuk menginisiasi pembaruan regulasi tersebut.
    Keputusan status bencana tidak boleh berlarut-larut. Hari demi hari berjalan, dan sementara itu korban yang memerlukan pertolongan terus bertambah.
    Namun hingga kini, pemerintah pusat belum menetapkan status bencana apakah bencana provinsi atau bencana nasional. Ketidakpastian ini tentu menghambat koordinasi dan memperlambat mobilisasi sumber daya.
    Padahal, prosedurnya jelas. BNPB seharusnya menilai: jumlah korban, luas kerusakan, gangguan pada pelayanan publik, kondisi pemerintahan lokal, skala geografis bencana.
    Dengan lebih dari 400 korban jiwa dan kerusakan meluas di tiga provinsi, penetapan status seharusnya tidak lagi menjadi isu yang menunggu kajian terlalu panjang.
    Dalam situasi darurat, ketegasan lebih penting daripada ketepatan absolut. Ketidakpastian justru akan memperparah penderitaan rakyat di lapangan yang membutuhkan makanan, obat-obatan, pakaian, dan akses logistik.
    Dalam keadaan darurat, kita tidak boleh terlalu terpaku pada data yang belum lengkap. Bila wilayah telah teridentifikasi sebagai area terdampak paling parah, maka bantuan harus di-
    drop
    dengan segera—melalui helikopter, pesawat kecil, atau apa pun yang tersedia.
    Tak perlu menunggu daftar rinci. Prinsipnya sederhana: “Turunkan dulu, selamatkan dulu.” Data dapat disempurnakan sambil bantuan berjalan.
    Bencana di Sumatera hari ini, adalah alarm keras bagi negara. Sistem penanggulangan bencana kita harus segera diperbarui, terutama pada aspek kolaborasi dan koordinasi regional.
    Tanpa itu, setiap bencana besar yang melampaui batas administratif provinsi akan mengulang masalah yang sama: lambat, tidak terarah, dan minim kepastian hukum.
    Saya percaya Indonesia mampu bergerak lebih cepat dan lebih terstruktur. Namun, itu hanya mungkin jika:
    Kita tidak bisa membiarkan regulasi lama menjadi penghambat keselamatan jiwa rakyat.
    Saat bencana datang, yang mereka butuhkan hanyalah uluran tangan yang cepat—bukan rapat panjang atau perdebatan kewenangan.
    Dan negara lewat kepemimpinan presiden harus hadir melalui kebijakan yang tegas, jelas, dan berpihak pada korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Riset Ungkap Banjir di Indonesia Terjadi Lebih Sering dan Makin Parah

    Riset Ungkap Banjir di Indonesia Terjadi Lebih Sering dan Makin Parah

    Jakarta

    Banjir bandang yang terjadi di Sumatra pada November 2025 menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Kejadian ini menunjukkan tren bencana hidrometeorologi cenderung makin parah.

    Hal ini disampaikan Peneliti Hidrologi Hutan dan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU. Disebutkan Hatma, penataan dan pengendalian kawasan yang lemah turut berpengaruh mengakibatkan maraknya perambahan hutan dan alih fungsi lahan hutan menjadi kebun sawit, serta illegal logging di kawasan hulu sehingga menjadi penyebab berbagai bencana hidrometeorologi kerap muncul di wilayah tersebut.

    Hutan-hutan lindung di ekosistem Batang Toru yang semestinya menjadi area tangkapan air banyak dikonversi menjadi perkebunan, atau dibabat oleh para pembalak liar mengakibatkan saat hujan lebat, air yang melimpah tak bisa lagi tertahan secara alami di hulu dan langsung menghantam pemukiman di hilir.

    “Banjir bandang di November 2025 di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat mungkin tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah beberapa dekade terakhir. Kejadian ini menunjukkan tren bencana hidrometeorologi cenderung makin parah seiring akumulasi deforestasi dan perubahan iklim,” ujarnya seperti dikutip dari situs UGM, Senin (1/12/2025).

    Secara geografis, Pulau Sumatra beriklim tropis basah, dan hal ini akan selalu rentan terhadap hujan lebat. Sementara kerusakan lingkungan seperti pembukaan hutan di pegunungan dan penyempitan sungai menjadikan wilayah ini ibarat menyimpan bom waktu bencana. Tanpa pembenahan serius, setiap puncak musim hujan bisa mendatangkan petaka serupa di masa mendatang.

    “Alam memiliki kapasitas daya dukung dan daya tampung yang terbatas untuk menahan gempuran cuaca ekstrem, dan kapasitas itu sangat bergantung pada kelestarian lingkungannya. Ketika manusia merusak lingkungan melebihi ambang batas maka alam akan ‘membalas’ dengan bencana yang dahsyat. Oleh sebab itu, upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana ke depan harus menyeimbangkan antara pendekatan struktural (infrastruktur teknis) dan pendekatan ekologis,” paparnya.

    Banjir Lebih Parah

    Peringatan banjir akan terjadi lebih sering dan lebih parah sudah sering disuarakan ilmuwan dan para pemerhati lingkungan. Laporan sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Ecology and Society pada Agustus 2020 mengungkapkan penyebab kenapa Indonesia dilanda bencana banjir lebih sering dan lebih parah.

    Riset ini menyebutkan bahwa perubahan tata guna lahan yang cepat di Indonesia telah berdampak pada siklus air lokal di negeri ini, salah satu dampaknya adalah berupa banjir. Riset multidisiplin ilmu yang dikerjakan tim peneliti gabungan dari University of Göttingen, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini menunjukkan bahwa perluasan perkebunan monokultur, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, menyebabkan banjir di Indonesia terjadi lebih sering dan lebih parah.

    Dalam laporannya, tim peneliti menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi dan keparahan banjir terkait dengan proses ekohidrologi dan sosial yang saling memengaruhi, termasuk degradasi tanah di area pertanian monokultur, perluasan perkebunan kelapa sawit ke area lahan basah, dan pembangunan bendungan pelindung banjir.

    Dalam studi ini, para peneliti melakukan hampir 100 wawancara dengan petani kecil Indonesia, penduduk desa, dan para pengambil keputusan di Provinsi Jambi, Sumatra. Mereka kemudian membandingkan dan melengkapi analisis hasil-hasil ini dengan pengukuran ilmiah curah hujan, muka air sungai dan air tanah, sifat-sifat tanah, serta pemetaan penggunaan lahan dari wilayah tersebut.

    “Banyak studi tentang hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan banjir hanya didasarkan pada analisis dari masing-masing disiplin ilmu dan dengan demikian hanya memberikan wawasan yang terpisah-pisah tentang proses yang mendasarinya,” ujar penulis utama studi Jennifer Merten, dari Department of Human Geography, University of Göttingen, dikutip dari Science Daily.

    “Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menggunakan data seluas mungkin dari berbagai disiplin ilmu dan juga untuk memasukkan observasi dari penduduk setempat,” sebutnya.

    Dalam laporan hasil riset ini, para ilmuwan dari German-Indonesian Collaborative Research Centre EFForTS (Ecological and Socio-Economic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems) menunjukkan bahwa perluasan perkebunan kelapa sawit dan karet saat ini memiliki dampak yang signifikan terhadap siklus air lokal.

    “Perubahan penggunaan lahan skala besar menyebabkan pemadatan tanah, sehingga lebih sedikit hujan yang diserap oleh tanah dan air dengan cepat mengalir ke permukaan. Secara khusus, penghancuran lahan di daerah rawan banjir yang semakin parah berdampak besar dalam proses siklus air lokal ini,” jelas Christian Stiegler dari Bioclimatology Group di University of Göttingen yang juga menjadi anggota peneliti dalam tim riset ini.

    Dari perspektif penduduk desa, pembangunan bendungan banjir dan saluran drainase juga berkontribusi pada perubahan pola banjir lokal. Karena perkebunan-perkebunan kelapa sawit semakin banyak dibudidayakan di lahan basah seperti dataran bantaran sungai atau lahan gambut. Pemilik perkebunan yang lebih besar kemudian mencoba mengendalikan banjir di lahan mereka melalui pembangunan konstruksi semacam itu.

    “Namun, bendungan seperti itu sering kali menyebabkan peningkatan banjir di perkebunan petani kecil di sekitarnya,” jelas Merten, melaporkan berdasarkan pengamatan dan pengalamannya selama mengunjungi daerah tersebut.

    Menurutnya, peningkatan banjir semacam ini pada akhirnya juga menyebabkan ketegangan sosial dan konflik baru di antara lapisan masyarakat. Terutama antara petani kecil dengan pemilik perkebunan sawit yang lebih besar.

    Untuk mengurangi dampak perubahan penggunaan lahan pada siklus air, para peneliti dalam riset ini menyarankan perlindungan tanah dan perencanaan penggunaan lahan yang lebih baik, terutama di daerah rawan banjir dan lahan basah. Hal ini sangat penting diterapkan karena dapat berpengaruh besar dalam mencegah banjir.

    Selain itu, penting juga untuk mengatur lanskap wilayah dan mengontrol pembangunan saluran air untuk perlindungan banjir terhadap masyarakat. Kalau hal ini tidak diatur dan dikontrol, masyarakat sekitar dan golongan miskin menjadi kalangan yang paling terdampak oleh efek peningkatan banjir, seperti yang terjadi saat ini.

    (rns/rns)

  • Aksi Nekat Sopir Gelapkan Truk 20 Ribu Liter Minyak Sawit di Lampung, Begini Modusnya

    Aksi Nekat Sopir Gelapkan Truk 20 Ribu Liter Minyak Sawit di Lampung, Begini Modusnya

    Sebuah truk pengangkut bahan bakar terbakar hebat di sebuah gudang di Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Kamis malam. Peristiwa itu menewaskan satu orang yang identitasnya belum diketahui.

    Dalam pengejaran, petugas menemukan truk Fuso yang digunakan pelaku di sebuah rumah makan yang sudah lama tidak beroperasi, di kawasan Unit 2 Mesuji.

    Kendaraan ditemukan dalam kondisi terkunci, lengkap dengan surat-surat. Namun, muatan 20 ribu liter minyak CPO telah raib.

    “Menurut pengakuan S, muatan dipindahkan ke kendaraan lain yang sudah menunggu di lokasi rumah makan tersebut,” jelas Fransiscus.

    Dia menduga aksi itu bukan dilakukan perorangan, melainkan bagian dari jaringan terorganisir yang kerap memburu barang muatan kendaraan besar.

    Fransiscus berharap polisi mengusut tuntas komplotan pelaku demi keamanan pelaku usaha angkutan.

    “Tangkap dan hukum seberat-beratnya pelaku beserta kelompoknya. Kerugian kami tidak sedikit,” tegasnya.

     

     

  • Harga BBM BP Naik 1 Desember 2025, Berikut Rinciannya

    Harga BBM BP Naik 1 Desember 2025, Berikut Rinciannya

    Berikut daftar harga BBM nonsubsidi Pertamina terbaru dari Aceh hingga Papua per 1 Desember 2025:

    Aceh

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Utara

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Barat

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Kepulauan Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Jambi

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bengkulu

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Selatan

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bangka belitung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Lampung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

     

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp 12.050 per liter

    Dexlite: Rp 13.750 per liter

     

    FTZ Batam

    Pertamax: Rp 12.250 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter

    Dexlite: Rp 13.950 per liter

    Pertamina Dex: Rp 14.300 per liter

     

    DKI Jakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Banten

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Tengah

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    DI Yogyakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Bali

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

     

     

  • Harga Pertamax Naik, Cek Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia 1 Desember 2025

    Harga Pertamax Naik, Cek Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia 1 Desember 2025

    Berikut daftar harga BBM nonsubsidi Pertamina terbaru dari Aceh hingga Papua per 1 Desember 2025:

    Aceh

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Utara

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Barat

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Kepulauan Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Jambi

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bengkulu

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Selatan

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bangka belitung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Lampung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

     

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp 12.050 per liter

    Dexlite: Rp 13.750 per liter

     

    FTZ Batam

    Pertamax: Rp 12.250 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter

    Dexlite: Rp 13.950 per liter

    Pertamina Dex: Rp 14.300 per liter

     

    DKI Jakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Banten

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Tengah

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    DI Yogyakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Bali

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

     

  • Harga BBM Shell Indonesia per 1 Desember 2025, Cek Rinciannya di Sini

    Harga BBM Shell Indonesia per 1 Desember 2025, Cek Rinciannya di Sini

    Berikut daftar harga BBM nonsubsidi Pertamina terbaru dari Aceh hingga Papua per 1 Desember 2025:

    Aceh

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Utara

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Barat

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Kepulauan Riau

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Jambi

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bengkulu

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Sumatera Selatan

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Bangka belitung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

    Lampung

    Pertamax: Rp 13.050 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 14.050 per liter

    Dexlite: Rp 15.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.300 per liter

     

     

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp 12.050 per liter

    Dexlite: Rp 13.750 per liter

     

    FTZ Batam

    Pertamax: Rp 12.250 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter

    Dexlite: Rp 13.950 per liter

    Pertamina Dex: Rp 14.300 per liter

     

    DKI Jakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Banten

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Tengah

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    DI Yogyakarta

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Jawa Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Bali

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Barat

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

    Nusa Tenggara Timur

    Pertamax: Rp 12.750 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.750 per liter

    Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter

    Dexlite: Rp 14.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp 15.000 per liter

     

  • Ketum PDIP Megawati Teguhkan Politik Merawat Pertiwi di Tengah Bencana yang Melanda Sumatra

    Ketum PDIP Megawati Teguhkan Politik Merawat Pertiwi di Tengah Bencana yang Melanda Sumatra

    ​Hasto menegaskan bahwa merawat pertiwi bukanlah sekadar slogan musiman, melainkan telah menjadi kultur partai sejak zaman Bung Karno (BK) dan kepemimpinan Megawati.

    ​“Gerakan merawat bumi ini adalah manifestasi rasa cinta tanah air. Dengan merawat bumi, kita menjalankan nilai-nilai kemanusiaan dan filosofi Tat Twam Asi (Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku),” jelasnya.

    Tat Twam Asi menekankan keterikatan manusia dengan alam dan sesama.

    ​Dalam menghadapi musibah seperti banjir di Sumatra, Megawati telah menginstruksikan bahwa Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP harus berdiri di depan, bergotong royong membantu rakyat yang menjadi korban.

    “Ambil contoh di Sumut: Rapidin Simbolon, Sofyan Tan, dan kader lain langsung turun ke bawah, memastikan bantuan dan pertolongan sampai kepada korban,” ungkap dia.

    Ditegaskan Hasto, gerakan grassroots PDIP berfungsi saat bencana datang.

    ​Dalam konteks Jambi, Hasto memberikan pesan khusus untuk menjaga sungai kebanggaan provinsi, Sungai Batanghari, yang telah mengukir sejarah peradaban masyarakat Jambi, Nusantara, dan dunia.

     

    Sementara, ​Ketua DPD PDIP Jambi, Edi Purwanto, menegaskan kesiapan jajarannya menjalankan komando partai, termasuk seruan Merawat Pertiwi.

    ​“Kami di DPD PDIP Jambi berkomitmen penuh pada garis perjuangan partai dan disiplin organisasi,” tegas Edi.

  • Posko DVI Identifikasi Ratusan Jenazah Korban Bencana di Agam Sumbar

    Posko DVI Identifikasi Ratusan Jenazah Korban Bencana di Agam Sumbar

    Agam

    Posko Disaster and Victim Identification (DVI) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mulai mengidentifikasi jenazah korban banjir bandang dan longsor. Hingga saat ini sudah ada 148 jenazah yang teridentifikasi.

    “Sampai hari ini dari seluruh posko yang dibuka Polda Sumbar dan jajaran, itu ada 148 orang. Yang sudah teridentifikasi sebanyak 123, sisanya belum teridentifikasi,” kata Tim Posko DVI, Kombes Wahono Edhi di lokasi, Minggu (30/11/2025).

    Wahono yang juga menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Riau menyampaikan, saat ini tim SAR masih melakukan pencarian. Proses pencarian melibatkan tim gabungan dari Basarnas, BNPB, Polda Sumbar, Polda Riau, Polda Jambi dan instansi terkait lainnya.

    “Ini masih ada pencarian ada BKO dari Polda Riau, termasuk DVI juga dari Mabes Polri dan Polda Riau,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di wilayah Sumatera Barat telah menelan ratusan korban jiwa. Ratusan orang lainnya dinyatakan hilang.

    Hingga saat ini, proses evakuasi masih berlangsung melibatkan tim gabungan Polda Sumbar, BKO Polda Riau, Polda Jambi, BNPB, Basarnas, TNI, dan instansi lainnya.

    Selain itu, Polda Riau juga menurunkan tim anjing pelacak (K-9) untuk membantu percepatan pencarian korban bencana. Untuk pemulihan trauma korban yang ada di tenda pengungsian, Polda Riau mengirimkan puluhan psikolog dari SDM Polda Riau dan kampus-kampus se-Riau.

    (mea/wnv)

  • ​Daftar 10 Hutan Unik di Indonesia

    ​Daftar 10 Hutan Unik di Indonesia

    Jakarta: Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang menyimpan kekayaan alam melimpah. 

    Salah satunya adalah keberadaan hutan-hutan unik yang menawarkan pesona berbeda, mulai dari nuansa magis ala film fantasi hingga hutan sakral yang dijaga secara turun-temurun.

    Kalau kamu ingin rehat dari hiruk-pikuk kota, berikut 10 hutan unik di Indonesia lengkap dengan daya tariknya yang bikin kamu pengin segera jalan-jalan seperti yang dirangkum dalam laman bobobox.
    1. De Djawatan Forest, Banyuwangi 
    Berlokasi di Benculuk, Banyuwangi, De Djawatan Forest sempat viral karena suasananya yang mirip hutan dalam film Lord of The Rings. Hamparan pohon trembesi raksasa berusia ratusan tahun berdiri kokoh dengan tajuk menyerupai payung, menciptakan kesan magis dan teduh.

    Pohon-pohon trembesi ini tumbuh di lahan seluas sembilan hektare dan ditutupi lumut serta tanaman menjalar. Saat cahaya matahari menembus sela-sela dahan, pemandangannya semakin dramatis.

    Kawasan wisata ini dibuka sejak 2018 dan menyediakan fasilitas seperti penyewaan kuda, delman, ATV, hingga motocross anak.
    2. Hutan Trinil, Lamongan 
    Di Lamongan, ada Hutan Trinil atau Wisata Akar Langit yang dikenal karena keberadaan pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia lingua). Satu pohon yang paling mencolok memiliki batang saling melilit membentuk struktur unik berdiameter sekitar 75 cm.

    Batang-batang kecil yang menjalar ke berbagai arah membuat pohon ini tampak seperti akar yang tumbuh ke langit itulah asal nama “Akar Langit”. Objek wisata ini resmi dibuka pada September 2017.
    3. Hutan Bambu Keputih, Surabaya
    Kalau Jepang punya Arashiyama Bamboo Grove, maka Surabaya punya Hutan Bambu Keputih. Pohon-pohon bambu berjajar rapi menciptakan suasana teduh dan tenang, cocok untuk healing di tengah kota.

    Yang menarik, kawasan ini dulunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejak 1980, sebelum dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau pada 2000-an. Cahaya matahari yang menyusup di antara rumpun bambu juga menambah kesan magis.
    4. Hutan Lumut Singgalang, Sumatera Barat
    Gunung Singgalang bukan hanya terkenal dengan Telaga Dewi, tetapi juga Hutan Lumut yang berada pada jalur pendakian menuju puncak. Pepohonan, akar, hingga bebatuan di sini dipenuhi lumut, menciptakan suasana eksotis layaknya hutan dongeng.

    Banyak pendaki menyamakannya dengan hutan di film Lord of The Rings. Untuk mencapai hutan ini, pendaki harus melalui jalur Koto Baru dengan waktu tempuh sekitar 5–6 jam setelah melewati check point Cadas.
     

    5. Hutan Bonsai Fatumnasi, NTT
    Di lereng Gunung Mutis, ada Hutan Bonsai Fatumnasi yang dipenuhi pohon ampupu mini. Meski aslinya pohon ini bisa tumbuh hingga 40 meter, di sini tingginya hanya sekitar 2–5 meter karena kondisi alam yang unik.

    Akar dan batangnya berlekuk-lekuk, tebal, serta diselimuti lumut, menciptakan pemandangan seperti hutan bonsai alami berusia ratusan tahun.
    6. Hutan Harapan, Jambi
    Hutan Harapan sering dijuluki sebagai “hutan terakhir di Sumatera” karena menjadi benteng terakhir keberagaman hayati di tengah maraknya alih fungsi lahan. Luasnya mencapai lebih dari 98 ribu hektare dan menjadi rumah bagi gajah sumatera, harimau sumatera, hingga burung-burung endemik.

    Program restorasi dan kehidupan masyarakat adat yang hidup selaras dengan hutan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun peneliti.
    7. Hutan Petungkriyono, Pekalongan
    Berdekatan dengan kawasan Dieng, Hutan Petungkriyono menyuguhkan udara dingin khas pegunungan. Dengan tiket masuk sekitar Rp5.000, pengunjung bisa menikmati hutan pinus yang rimbun, sungai jernih, hingga Curug Bajing yang terkenal indah.

    Di sini juga hidup satwa langka seperti lutung jawa. Suara sungai dan kicauan burung membuat suasana semakin syahdu.
    8. Hutan Mycelia Cikole, Bandung
    Terletak di Lembang, Hutan Mycelia Cikole menawarkan pengalaman berbeda. Pohon pinus menjulang tinggi menciptakan suasana teduh, sementara kabut tipis kerap turun menciptakan atmosfer dramatis.

    Saat malam tiba, instalasi jamur LED warna-warni menyala indah. Ada pula teknologi video mapping yang menyajikan edukasi tentang spesies jamur dalam bentuk pertunjukan visual.
    9. Hutan Perempuan, Papua
    Di Teluk Youtefa, Jayapura, terdapat Hutan Perempuan yang dikelola khusus oleh perempuan Kampung Enggros. Lelaki dilarang masuk karena hutan ini menjadi tempat para perempuan mencari udang, ikan, dan kerang sebagai mata pencaharian.

    Uniknya, mereka berburu tanpa busana untuk memudahkan pergerakan di air. Hutan ini juga menjadi ruang aman untuk berbagi nasihat dan cerita. Pelanggar aturan dikenakan denda berupa seuntai manik-manik yang nilainya setara Rp50 juta.

    Untuk mencapai lokasi, pengunjung dapat menaiki speedboat dari dermaga Pantai Bebek menuju Kampung Enggros.
    10. Hutan Pelawan, Bangka Belitung
    Selain pantai, Bangka Belitung punya Hutan Pelawan yang dipenuhi pohon pelawan berwarna kemerahan. Jalan setapak di dalam hutan terlihat eksotis karena dominasi warna batangnya yang unik.

    Di sini terdapat jamur pelawan, jenis jamur langka yang bernilai tinggi dan sering digunakan sebagai bahan masakan. Beberapa fauna endemik seperti tarsius dan burung lokal juga bisa ditemui.

    Jakarta: Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang menyimpan kekayaan alam melimpah. 
     
    Salah satunya adalah keberadaan hutan-hutan unik yang menawarkan pesona berbeda, mulai dari nuansa magis ala film fantasi hingga hutan sakral yang dijaga secara turun-temurun.
     
    Kalau kamu ingin rehat dari hiruk-pikuk kota, berikut 10 hutan unik di Indonesia lengkap dengan daya tariknya yang bikin kamu pengin segera jalan-jalan seperti yang dirangkum dalam laman bobobox.
    1. De Djawatan Forest, Banyuwangi 
    Berlokasi di Benculuk, Banyuwangi, De Djawatan Forest sempat viral karena suasananya yang mirip hutan dalam film Lord of The Rings. Hamparan pohon trembesi raksasa berusia ratusan tahun berdiri kokoh dengan tajuk menyerupai payung, menciptakan kesan magis dan teduh.

    Pohon-pohon trembesi ini tumbuh di lahan seluas sembilan hektare dan ditutupi lumut serta tanaman menjalar. Saat cahaya matahari menembus sela-sela dahan, pemandangannya semakin dramatis.
     
    Kawasan wisata ini dibuka sejak 2018 dan menyediakan fasilitas seperti penyewaan kuda, delman, ATV, hingga motocross anak.

    2. Hutan Trinil, Lamongan 
    Di Lamongan, ada Hutan Trinil atau Wisata Akar Langit yang dikenal karena keberadaan pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia lingua). Satu pohon yang paling mencolok memiliki batang saling melilit membentuk struktur unik berdiameter sekitar 75 cm.
     
    Batang-batang kecil yang menjalar ke berbagai arah membuat pohon ini tampak seperti akar yang tumbuh ke langit itulah asal nama “Akar Langit”. Objek wisata ini resmi dibuka pada September 2017.
    3. Hutan Bambu Keputih, Surabaya
    Kalau Jepang punya Arashiyama Bamboo Grove, maka Surabaya punya Hutan Bambu Keputih. Pohon-pohon bambu berjajar rapi menciptakan suasana teduh dan tenang, cocok untuk healing di tengah kota.
     
    Yang menarik, kawasan ini dulunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejak 1980, sebelum dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau pada 2000-an. Cahaya matahari yang menyusup di antara rumpun bambu juga menambah kesan magis.
    4. Hutan Lumut Singgalang, Sumatera Barat
    Gunung Singgalang bukan hanya terkenal dengan Telaga Dewi, tetapi juga Hutan Lumut yang berada pada jalur pendakian menuju puncak. Pepohonan, akar, hingga bebatuan di sini dipenuhi lumut, menciptakan suasana eksotis layaknya hutan dongeng.
     
    Banyak pendaki menyamakannya dengan hutan di film Lord of The Rings. Untuk mencapai hutan ini, pendaki harus melalui jalur Koto Baru dengan waktu tempuh sekitar 5–6 jam setelah melewati check point Cadas.
     

    5. Hutan Bonsai Fatumnasi, NTT
    Di lereng Gunung Mutis, ada Hutan Bonsai Fatumnasi yang dipenuhi pohon ampupu mini. Meski aslinya pohon ini bisa tumbuh hingga 40 meter, di sini tingginya hanya sekitar 2–5 meter karena kondisi alam yang unik.
     
    Akar dan batangnya berlekuk-lekuk, tebal, serta diselimuti lumut, menciptakan pemandangan seperti hutan bonsai alami berusia ratusan tahun.
    6. Hutan Harapan, Jambi
    Hutan Harapan sering dijuluki sebagai “hutan terakhir di Sumatera” karena menjadi benteng terakhir keberagaman hayati di tengah maraknya alih fungsi lahan. Luasnya mencapai lebih dari 98 ribu hektare dan menjadi rumah bagi gajah sumatera, harimau sumatera, hingga burung-burung endemik.
     
    Program restorasi dan kehidupan masyarakat adat yang hidup selaras dengan hutan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun peneliti.
    7. Hutan Petungkriyono, Pekalongan
    Berdekatan dengan kawasan Dieng, Hutan Petungkriyono menyuguhkan udara dingin khas pegunungan. Dengan tiket masuk sekitar Rp5.000, pengunjung bisa menikmati hutan pinus yang rimbun, sungai jernih, hingga Curug Bajing yang terkenal indah.
     
    Di sini juga hidup satwa langka seperti lutung jawa. Suara sungai dan kicauan burung membuat suasana semakin syahdu.
    8. Hutan Mycelia Cikole, Bandung
    Terletak di Lembang, Hutan Mycelia Cikole menawarkan pengalaman berbeda. Pohon pinus menjulang tinggi menciptakan suasana teduh, sementara kabut tipis kerap turun menciptakan atmosfer dramatis.
     
    Saat malam tiba, instalasi jamur LED warna-warni menyala indah. Ada pula teknologi video mapping yang menyajikan edukasi tentang spesies jamur dalam bentuk pertunjukan visual.
    9. Hutan Perempuan, Papua
    Di Teluk Youtefa, Jayapura, terdapat Hutan Perempuan yang dikelola khusus oleh perempuan Kampung Enggros. Lelaki dilarang masuk karena hutan ini menjadi tempat para perempuan mencari udang, ikan, dan kerang sebagai mata pencaharian.
     
    Uniknya, mereka berburu tanpa busana untuk memudahkan pergerakan di air. Hutan ini juga menjadi ruang aman untuk berbagi nasihat dan cerita. Pelanggar aturan dikenakan denda berupa seuntai manik-manik yang nilainya setara Rp50 juta.
     
    Untuk mencapai lokasi, pengunjung dapat menaiki speedboat dari dermaga Pantai Bebek menuju Kampung Enggros.
    10. Hutan Pelawan, Bangka Belitung
    Selain pantai, Bangka Belitung punya Hutan Pelawan yang dipenuhi pohon pelawan berwarna kemerahan. Jalan setapak di dalam hutan terlihat eksotis karena dominasi warna batangnya yang unik.
     
    Di sini terdapat jamur pelawan, jenis jamur langka yang bernilai tinggi dan sering digunakan sebagai bahan masakan. Beberapa fauna endemik seperti tarsius dan burung lokal juga bisa ditemui.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)