Dugaan Malapraktik, Keluarga: Setelah Disuntik Obat Alergi, Pasien Demam Tinggi dan Anak dalam Kandungan Meninggal
Tim Redaksi
JAMBI, KOMPAS.com
– Keluarga korban, Mayang Fadillah, menuntut Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Annisa untuk bertanggung jawab atas dugaan malapraktik yang dilakukan seorang dokter umum.
Korban, yang diketahui bernama NP, warga Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mengalami demam tinggi dan kehilangan anaknya yang meninggal dalam kandungan setelah disuntik obat alergi oleh dokter tersebut.
“Setelah beberapa jam disuntik obat alergi, korban mengalami demam tinggi berhari-hari,” kata Mayang melalui sambungan telepon, Jumat (3/10/2025).
Ia menduga demam tinggi yang dialami pasien disebabkan efek samping dari obat alergi yang disuntikkan tanpa observasi dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien di rumah sakit.
Kondisi NP yang sedang hamil tua semakin memburuk, dengan keluhan alergi parah berupa gatal, bengkak, dan sesak napas.
Ia pergi ke rumah sakit untuk mengatasi gejala alergi tersebut. Namun, setelah menerima suntikan obat alergi, demamnya justru semakin parah.
“Kami ke rumah sakit dan diperiksa dokter kandungan, anak korban dinyatakan meninggal,” ungkap Mayang.
NP mengalami alergi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 21.00 WIB, dengan kondisi yang semakin memburuk.
Setibanya di RSIA Annisa, yang dimiliki oleh Wali Kota Jambi, Maulana, korban ditangani dokter umum.
“Ketika disuntik, kami sudah ragu karena takut bahaya untuk anak dalam kandungan,” kata Mayang.
Namun, dokter umum meyakinkan bahwa obat yang diberikan aman untuk ibu hamil.
Keluarga merasa janggal karena tindakan penyuntikan obat dilakukan tanpa observasi yang memadai.
Meskipun dokter umum tampak serius menggunakan ponsel, keluarga mengira ia sedang berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Namun, setelah anak korban meninggal, dokter kandungan menyatakan bahwa ia tidak pernah dilibatkan dalam konsultasi terkait penyuntikan obat alergi tersebut.
“Rupanya tidak ada koordinasi. Tapi karena pasien kondisinya sudah sesak napas dan dokter umum itu meyakinkan, maka kami pasrah,” kata Mayang.
Pasien bahkan disarankan untuk pulang oleh dokter, padahal kondisinya tidak memungkinkan untuk rawat jalan.
Beberapa jam setelah pulang, NP mengalami demam tinggi yang terus berlanjut.
“Kami masih berpikir positif, mungkin itu efek obat. Tapi demam terus berlanjut di hari berikutnya, bahkan denyut jantung anak dalam kandungan melemah,” ungkap Mayang.
Pada Rabu (1/10), NP merasakan bahwa gerakan bayi di dalam kandungan telah berhenti.
Suaminya segera membawa NP ke dokter praktik kandungan di kawasan Kebun Kopi yang juga berpraktik di RSIA Annisa.
“Dua kali korban di USG, detak jantung bayi tetap tidak ada,” kata Mayang.
Saat keluarga menyampaikan kondisi tersebut kepada dokter kandungan RSIA Annisa, dokter hanya diam dan mengaku tidak pernah berkoordinasi dengan dokter umum yang menyuntikkan obat alergi.
Setelah dilakukan operasi sesar oleh dokter spesialis kandungan, keluarga NP berusaha menghubungi dokter umum berinisial D untuk menanyakan tentang obat yang disuntikkan, tetapi tidak mendapatkan respons.
Setelah janin dikeluarkan, kondisi jenazah bayi tampak melepuh dan terlilit tali pusar.
“Kami sudah ikhlas, tapi kami berharap ada tanggung jawab dari dokter dan rumah sakit,” kata Mayang, yang mengalami trauma mendalam akibat kehilangan tersebut.
Pemilik RSIA Annisa, Wali Kota Jambi Maulana, menyampaikan duka yang mendalam dan berjanji akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Akan kita telusuri. Kami turut sedih dan berduka,” tutup Maulana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: JAMBI
-
/data/photo/2025/03/11/67cf9d0b88e9d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dugaan Malapraktik, Keluarga: Setelah Disuntik Obat Alergi, Pasien Demam Tinggi dan Anak dalam Kandungan Meninggal Regional 3 Oktober 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2724885/original/043387900_1549782641-20190210-Pertamina-Turunkan-Harga-BBM-Angga1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cek Harga BBM Pertamina 1 Oktober 2025: Dexlite dan Pertamina Dex Naik – Page 3
Beberapa jenis BBM nonsubsidi mengalami kenaikan harga per 1 Oktober 2025. Salah satunya adalah Dexlite (CN 51) yang kini dibanderol Rp 13.700 per liter di wilayah Jawa dan Bali, naik Rp 100 dari harga sebelumnya Rp 13.600 per liter.
Di Sumatera Selatan, harga Dexlite naik dari Rp 13.900 menjadi Rp 14.000 per liter, dan di beberapa provinsi lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bangka Belitung, Lampung harga Dexlite menjadi Rp 14.000 per liter.
Kenaikan juga terjadi pada Pertamina Dex (CN 53). Untuk wilayah Jawa dan Bali, harga Pertamina Dex naik Rp 150 menjadi Rp 14.000 per liter dari sebelumnya Rp 13.850 per liter. Di Sumatera Selatan, Pertamina Dex kini seharga Rp 14.300 per liter, naik dari Rp 14.150 per liter, dan di beberapa provinsi lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, harganya menjadi Rp 14.300 per liter.
Selain itu, Biosolar non-subsidi juga mengalami penyesuaian harga khusus di Nusa Tenggara Timur (NTT). Harga biosolar non-subsidi di wilayah tersebut naik Rp 100, dari Rp 13.500 per liter menjadi Rp 13.600 per liter.
-

Komisi XII DPR RI dorong KKKS di Jambi perhatikan isu lingkungan
Kota Jambi (ANTARA) – Panitia Kerja Migas Komisi XII DPR RI dorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Jambi menjalankan kepedulian terhadap isu lingkungan termasuk menekan emisi karbon melalui teknologi.
“Kami mendorong KKKS menjalankan kepedulian terhadap isu lingkungan. Harus ada penekanan terhadap emisi karon, ini menjadi komitmen,” kata ketua rombongan Komisi XII DPR RI, Putri Zulkifli Hasan di Jambi, Rabu.
Putri berharap, jumlah produksi (lifting) minyak yang dikelola oleh kontraktor di Jambi terus meningkat, mengurangi subsidi negara dan ketergantungan impor dari luar negeri.
Keberadaan KKKS di Jambi, harus memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar melalui program tanggung jawab sosial. Melalui program beasiswa, perbaikan fasilitas umum, termasuk pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) bagi masyarakat.
Dirinya berharap, Kunjungan kerja menjadi dampak positif peningkatan ekonomi masyarakat dan penerimaan negara, sehingga bisa menopang kemandirian energi.
Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan secara umum potensi gas Jambi berada di urutan ke lima nasional. Besarnya potensi tersebut memiliki dampak bagi dana bagi hasil daerah.
Melalui forum itu, gubernur meminta Komisi XII mendorong percepatan program bagi hasil melalui pola Participating Interest (PI 10 persen). Mengingat, berdasarkan prediksi, keuangan daerah pada 2026 mendatang mengalami penurunan.
Menyiasati kekurangan tersebut, Al Haris tengah menggali potensi sumber pendapatan baru, seperti pengolahan sumur minyak rakyat oleh BUMD, Koperasi dan pihak Pertamina.
Melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM nomor 14 tahun 2025, pemerintah provinsi tengah melakukan inventarisasi 12 ribuan sumur minyak milik masyarakat (eksisting). Saat ini pemerintah telah melakukan validasi data sebaran sumur, tinggal menunggu finalisasi titik sumur.
Keberadaan sumur rakyat diyakini mampu menolong daerah mencukupi kemampuan keuangan, termasuk upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Menurut gubernur, Dana Bagi Hasil (DBH) sektor Migas hingga periode Agustus baru menyentuh angka Rp111 miliar. Termasuk iuran tetap kesepakatan eksplorasi (landrent) dan royalti dari perusahaan Migas sebesar Rp61 miliar.
Tercatat ada enam wilayah kerja perusahaan Migas di Jambi. Masing-masing, Lemang, Jabung, Tungkal, Jambi South B, South Betung dan Kenanga.
“Daerah serius mengusulkan PI10 persen, berjuang, tinggal menghitung hamparan agar pembagian adil, mohon dukungan harus ada kekuatan di pusat melalui komisi XII DPR RI,” jelas Al Haris.
Anggota DPR RI yang hadir mengikuti kegiatan kunjungan kerja Panja Komisi XII DPR RI di Provinsi Jambi terdiri dari tujuh orang, yaitu Putri Zulkifli Hasan, Jamaludin Malik, Zulfikar, Cek Endra, Rohmat, Iyet Bustami dan Ratna Juwita.
Pewarta: Agus Suprayitno
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Jurus Pertamina Salurkan BBM ke Daerah 3 T
Jakarta –
Program BBM Satu Harga membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan bahan bakar.
Ada 9 SPBU di Sumatera Selatan, 7 SPBU di Lampung, 2 SPBU di Jambi, 5 SPBU di Bengkulu, dan 1 SPBU di Bangka Belitung. Kehadiran SPBU ini berarti masyarakat di daerah terpencil tidak lagi harus membeli BBM dengan harga berlipat ganda dari harga resmi.
Perjalanan menghadirkan energi ke pelosok tidaklah mudah. Ada mobil tangki yang menempuh ratusan kilometer melewati jalan berliku, ada pula kapal yang harus menyeberangi samudera berjam-jam lamanya.
Salah satu yang paling menantang adalah distribusi ke Pulau Enggano, Bengkulu Utara – pulau kecil di Samudera Hindia, berjarak 156 km dari Kota Bengkulu dengan waktu tempuh kapal minimal 12 jam. Meski penuh tantangan, Pertamina memastikan BBM tetap sampai, agar masyarakat Enggano bisa menikmati energi yang sama dengan daerah lain.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar menyalurkan BBM, tetapi juga menghadirkan keadilan.
“Bagi warga di pelosok, harga BBM yang sama dengan kota besar membuat hidup mereka jauh lebih ringan. Petani bisa lebih mudah menggerakkan mesin, nelayan bisa melaut dengan biaya lebih terjangkau, anak-anak bisa belajar dengan cahaya listrik yang stabil. Energi ini membuat kehidupan mereka bergerak maju,” ungkap Rusminto dalam siaran pers, Rabu (1/10/2025).
Adi, warga Desa Sukajaya menyampaikan adanya program BBM Satu Harga ini telah membantunya dalam berkegiatan sebagai petani.
“Masyarakat di Desa Sukajaya kini tidak perlu lagi menempuh jarak kurang lebih 70 kilometer untuk mencapai SPBU, selain itu kini kami membeli BBM dengan harga yang sama dengan di kota,” Ujar Adi.
Sementara itu, secara nasional, Pertamina Patra Niaga hingga saat ini telah menghadirkan 573 titik lokasi BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Kehadiran ratusan SPBU ini menjadi bukti nyata pemerataan energi di tanah air.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menghadirkan energi berkeadilan.
“Program BBM Satu Harga adalah wujud nyata kehadiran negara melalui Pertamina, agar masyarakat di wilayah 3T tidak lagi terhambat akses energi. Kami ingin memastikan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati energi dengan harga yang sama, sehingga pembangunan berjalan lebih merata,” jelas Roberth.
Pertamina pun membangun SPBU dengan memperhatikan keselamatan, keberlanjutan, serta regulasi yang berlaku, agar manfaatnya dapat dirasakan hingga jangka panjang.
Dengan semangat pemerataan energi, Pertamina percaya Program BBM Satu Harga akan terus menjadi penggerak kehidupan di pelosok negeri, memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam akses energi.
(kil/kil)
-
/data/photo/2025/09/29/68da7bf19b76a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bonus Demografi Indonesia dan Krisis Demografi Jepang Jadi Peluang Tenaga Kerja Transmigran Muda Nasional 29 September 2025
Bonus Demografi Indonesia dan Krisis Demografi Jepang Jadi Peluang Tenaga Kerja Transmigran Muda
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan momentum bonus demografi melalui kerja sama internasional, khususnya dengan Jepang yang tengah menghadapi krisis demografi dan kekurangan tenaga kerja.
Hal itu ditegaskan Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman Suryanagara usai menerima perwakilan tenaga kerja Indonesia di Jepang yang berasal dari sejumlah kawasan transmigrasi di Osaka, Jepang, Senin (29/9/2025).
“Saya telah bertemu dengan beberapa pekerja migran dari Tanah Air yang kebetulan adalah generasi ketiga putra-putri transmigran asal Lampung dan Jambi,” katanya dalam siaran pers.
Iftitah mengatakan, mereka selama ini menjawab tanda tanya besar dalam konteks kekurangan lapangan kerja yang ada di Tanah Air.
“Hal ini dapat dipenuhi dengan program magang di Jepang,” ujarnya.
Iftitah menilai generasi muda transmigran cukup terampil, bertalenta, dan produktif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja di Jepang.
Oleh karena itu, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) melihat peluang tersebut.
“Kami mendapat banyak masukan bahwa di kawasan transmigrasi cukup sulit bagi sarjana untuk memperoleh pekerjaan. Namun, saat ini kami sedang mengajak dunia usaha menciptakan lapangan kerja melalui investasi industri dan hilirisasi,” ujar Iftitah.
Ia menambahkan, Kementrans siap memfasilitasi putra-putri transmigran, khususnya lulusan sarjana, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan keterampilan di Jepang.
“Inilah yang ingin kami kembangkan ke depan dalam berbagai macam sektor. Ada 24 bidang, baik perikanan, kelautan, pertanian, juga ada perkebunan, juga ada konstruksi, perawatan, kesehatan, dan lain-lain,” jelas Iftitah.
Setiap tahun Jepang membutuhkan sekitar 400.000 tenaga kerja, sedangkan Indonesia baru mampu mengirimkan sekitar 25.000 orang.
Kondisi itu pun menjadi peluang besar yang dapat dimanfaatkan terutama, putra-putri transmigran muda yang memiliki keterampilan dan daya saing tinggi.
Iftitah mengaku mendapatkan respons mengenai pelayanan tenaga kerja Indonesia yang sangat baik sekali di mata orang-orang Jepang.
“Mentalitas,
mindset
, pola pikir, dan kekuatan bangsa kita yang ramah itu kalau disatukan menjadi satu itu akan menjadi satu kekuatan bangsa kita,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/10/03/68df306d267d0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


