provinsi: JAMBI

  • Menyelamatkan gabah petani

    Menyelamatkan gabah petani

    Petani menuangkan hasil panen padi di kawasan persawahan Desa Niaso, Muaro Jambi, Jambi, Selasa (12/11/2024). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.

    Menyelamatkan gabah petani
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 02 Desember 2024 – 06:31 WIB

    Elshinta.com – Musim panen adalah momentum yang ditunggu para petani, tetapi juga menjadi periode penuh tantangan. Salah satu persoalan klasik yang selalu muncul adalah anjloknya harga gabah akibat pasokan melimpah. Dalam kondisi seperti ini, petani sering kali berada di posisi lemah karena harga jual tidak mampu menutupi biaya produksi.

    Tanpa intervensi strategis, masalah ini tidak hanya merugikan petani, tetapi juga berpotensi melemahkan ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang. Pemerintah, dalam upaya melindungi petani, telah menugaskan Perum Bulog sebagai “offtaker” untuk membeli gabah petani pada saat panen raya.

    Penugasan ini bertujuan untuk memastikan harga gabah tetap stabil dan menguntungkan petani. Dengan harga dasar yang ditetapkan, diharapkan petani tidak perlu khawatir hasil panennya dijual dengan harga rendah. Sejarah mencatat, Bulog pertama kali dibentuk berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Nomor 114/U/KEP/5/1967 tanggal 10 Mei 1967 dengan nama Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) Bulog.

    Tujuan pokok yang ingin dicapainya adalah untuk mengamankan penyediaan pangan dan stabilisasi harga dalam rangka menegakkan eksistensi Pemerintahan Orde Baru. Namun, untuk saat ini peran Bulog sebagai operator pangan nasional bukanlah tugas yang sederhana. Bulog harus memastikan penyerapan gabah berjalan lancar, mulai dari tingkat petani hingga proses distribusi ke pasar.

    Dalam pelaksanaannya, memang terbukti tidak gampang. Mulai pengadaan beras yang cukup sulit untuk dipenuhi, mengingat terjadinya “darurat beras” secara nasional, ternyata di sisi lain, Perum Bulog pun diberi penugasan untuk melaksanakan impor beras.

    Dalam situasi di ambang krisis pangan saat ini, mendatangkan beras dari luar negeri, terasa lebih sulit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebab lebih banyak negara produsen beras yang berupaya mengamankan kebutuhan domestik terlebih dahulu ketimbang mengimpornya.

    Apalagi, kunci keberhasilan penyelamatan gabah petani terletak pada mekanisme penyerapan yang efektif. Dalam praktiknya, masih sering ditemukan kendala teknis seperti keterlambatan pembelian, kapasitas penyimpanan yang terbatas, hingga fluktuasi harga yang tidak terkontrol.

    Maka Bulog harus mengoptimalkan infrastruktur yang ada, seperti gudang penyimpanan dan fasilitas pengeringan, agar dapat menyerap gabah dalam jumlah besar tanpa mengorbankan kualitas. Selain itu, Bulog juga perlu menjalin kemitraan dengan koperasi petani untuk memperkuat rantai pasok di tingkat lokal.

    Peran Bulog juga mencakup menjaga keseimbangan antara fungsi sosial dan fungsi bisnisnya. Sebagai operator pangan, Bulog bertanggung jawab untuk menjalankan program pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan petani dan masyarakat umum. Namun, di sisi lain, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog juga dituntut untuk menghasilkan keuntungan.

    Keseimbangan ini sering kali menjadi tantangan, terutama ketika tugas-tugas sosial, seperti penyaluran beras bantuan, mendominasi peran bisnis Bulog. Di luar peran Bulog, upaya penyelamatan gabah petani juga membutuhkan kolaborasi yang lebih luas.

    Diangkatnya Wahyu Suparyono menjadi Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Bayu Krisnamurthi, diharapkan dapat membawa angin segar bagi perjalanan dan perkembangan Perum Bulog ke depan. Banyak pihak menunggu kiprah Perum Bulog yang mampu menyeimbangkan peran bisnis dan peran “social responsibility”-nya.

    Gabah petani

    Di sisi lain, Pemerintah juga harus memperkuat kebijakan harga dasar gabah (HPP) dengan menetapkan harga yang tidak hanya layak tetapi juga kompetitif. Evaluasi berkala terhadap HPP sangat penting agar harga yang ditetapkan relevan dengan biaya produksi yang terus meningkat.

    Di sisi lain, program subsidi untuk alat pengering gabah dan gudang penyimpanan harus diperluas agar petani dapat menjaga kualitas hasil panennya sebelum dijual ke pasar. Koperasi petani dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung upaya ini. Koperasi yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan daya tawar petani, sekaligus menjadi perantara yang efektif antara petani dan lembaga seperti Bulog.

    Melalui koperasi, petani juga dapat mengakses fasilitas pendukung seperti alat pengering, modal usaha, dan informasi pasar yang lebih luas. Selain memperkuat kelembagaan petani, modernisasi sektor pertanian juga menjadi solusi jangka panjang.

    Teknologi pertanian seperti alat pengering otomatis, platform digital untuk memantau harga pasar, hingga inovasi dalam pengemasan gabah dapat membantu petani meningkatkan efisiensi dan daya saing. Modernisasi ini harus didukung oleh pemerintah melalui program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.

    Namun, tidak kalah pentingnya adalah pengendalian kebijakan impor beras. Ketika impor dilakukan pada saat panen raya, hal ini dapat menekan harga gabah lokal dan merugikan petani. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan impor dilakukan secara hati-hati, hanya pada saat kebutuhan mendesak, dan tidak mengganggu pasar domestik.

    Dalam konteks ini, Bulog memiliki peran penting untuk mengelola cadangan beras nasional dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara pasokan impor dan hasil produksi lokal. Itu sebabnya, Perum Bulog harus selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan penugasan yang diberikan.

    Artinya, misalnya pun harus menjalani proses impor tetap ditunaikan dengan baik dan tidak perlu terjadi “demurrage”, sebagaimana Perum Bulog harus betul-betul menjaga dengan amanah dan profesional atas penugasan yang diberikan. Dari sisi onfarm di tingkat produksi, peningkatan infrastruktur pendukung seperti jalan, irigasi, dan transportasi juga sangat mendesak.

    Infrastruktur yang buruk sering kali menjadi penghambat utama distribusi hasil panen, yang pada akhirnya menurunkan kualitas dan harga gabah. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur di sentra-sentra produksi pangan agar rantai pasok lebih efisien.

    Tak hanya itu, edukasi kepada petani mengenai manajemen usaha tani harus menjadi prioritas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan pascapanen, diversifikasi produk, dan akses ke pasar digital, petani dapat meningkatkan nilai jual hasil panennya. Pendekatan ini akan membantu petani mengurangi ketergantungan pada satu saluran distribusi dan membuka peluang baru dalam memasarkan produknya.

    Perum Bulog, sebagai operator pangan utama, tetap menjadi bagian integral dalam menyukseskan upaya ini. Meski sebenarnya, keberhasilan penyelamatan gabah petani tidak hanya bergantung pada Bulog semata. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, koperasi, lembaga keuangan, dan petani menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

    Program-program seperti pengadaan langsung dari petani, distribusi yang efisien, dan dukungan pembiayaan harus terus diperkuat untuk menjamin keberhasilan jangka panjang. Penyelamatan gabah petani adalah isu strategis yang melibatkan berbagai pihak. Upaya ini bukan hanya soal melindungi petani dari kerugian, tetapi juga tentang memastikan ketersediaan pangan nasional yang stabil dan berkelanjutan.

    Ketika petani sejahtera, fondasi ketahanan pangan Indonesia akan semakin kokoh. Dengan dukungan yang tepat, petani tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pilar utama ekonomi nasional. Melalui langkah-langkah strategis yang terintegrasi, termasuk peran aktif Bulog, Indonesia dapat membangun ekosistem pangan yang tangguh.

    Bangsa ini juga sangat mendambakan Perum Bulog dapat hadir dan tampil sebagai raksasa bisnis pangan yang mendunia. Selamatkan gabah petani berarti menyelamatkan masa depan pangan bangsa. Seluruh elemen bangsa ini memiliki tanggung jawab untuk mewujudkannya.

    Sumber : Antara

  • PDIP Klaim Jawa Tengah Tetap ‘Kandang Banteng’ Meski Kalah Pilkada 2024

    PDIP Klaim Jawa Tengah Tetap ‘Kandang Banteng’ Meski Kalah Pilkada 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Hanteru Sitorus menyebut Jawa Tengah masih menjadi “kandang banteng” meski menelan kekalahan pada Pilkada 2024.

    Deddy mengatakan bahwa pasangan calon pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDI Perjuangan berhasil mendulang suara sekitar 40 persen.

    “Angka tersebut berkisar dua kali lipat dari total suara yang diperoleh yang diusung PDI Perjuangan pada Pemilihan Umum Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2024,” kata Deddy dilansir dari Antara, Minggu (1/12/2024).

    Perolehan PDI Perjuangan pada Pemilu Anggota DPRD Provinsi Jateng 2024 berkisar pada angka 25,6 persen. Dengan demikian, pemilih banteng masih tetap setia dengan PDI Perjuangan karena angkanya hampir dua kali lipat pemilu anggota legislatif (pileg).

    “Itu adalah bukti bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen,” ujarnya.

    Selain itu, Deddy juga mengulas perolehan suara PDI Perjuangan pada pilkada tingkat kabupaten/kota. Partai ini berhasil menang di 19 dari total 35 kabupaten/kota  se-Jateng.

    “Artinya 54 persen kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menggelar pilkada masih memilih kader-kader banteng. Jadi, kami berterima kasih kepada Jawa Tengah, terbukti bahwa kepercayaan pada PDI Perjuangan masih tetap tinggi,” imbuhnya.

    Atas dasar itu, Deddy optimistis bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen, yakni orang-orang yang meyakini nilai-nilai Marhaenisme, sebuah ideologi yang dikembangkan oleh presiden pertama RI Soekarno.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu berhasil memenangi pilkada di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota.

    Hasto menyebutkan PDI Perjuangan berhasil menang pilkada tingkat provinsi di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

    Dia memaknai kemenangan tersebut sebagai bentuk persemaian kandang banteng di berbagai provinsi lain di Indonesia.

    “Kita tahu bahwa dengan hasil pilkada ini ternyata terjadi persemaian kandang-kandang banteng di tempat lain. Bahkan di Riau pertama kali dimenangkan oleh PDI Perjuangan untuk pemilu anggota legislatif dan juga pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Ini menunjukkan suatu persemaian,” katanya.

  • Hasto Ungkap Jumlah Kader PDIP yang Menang Pilkada 2024

    Hasto Ungkap Jumlah Kader PDIP yang Menang Pilkada 2024

    Jakarta (beritajatim.com) – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, di tingkat Provinsi, PDIP berhasil memenangi 14 Provinisi atau setara 38 persen. Adapun, Provinsi yang dimenangi oleh PDIP diantaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Barat.

    Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota, Partai berlambang banteng moncong putih ini berhasil menang di 247 Kabupetan/Kora atau 48 persen.

    “Berdasarkan rinciannya, ada 9 kader PDIP dari 14 Provinisi yang berhasil dimenangi di Pilkada 2024. Lalu, ada 162 kader PDIP dari 247 Kabupaten/Kota yang berhasil dimenangi PDIP,” kata Hasto dalam konferensi pers tekait Pilkada serentak 2024 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (1/12/2024).

    Dia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan rakyat kepada PDI Perjuangan pada Pilkada serentak tahun 2024. Apalagi, kata Hasto, ada pihak-pihak yang berupaya untuk menenggelamkan PDIP dalam Pemilu maupun Pilkada.

    “Kami sungguh mengucapkan terima kasih atas dukungan kepada PDI Perjuangan, karena di tengah-tengah upaya menenggelamkan PDI Perjuangan ternyata dukungan rakyat semakin masif,” kata Hasto.

    Dia menegaskan, proses pelembagaan partai terus menerus dilakukan, sehingga PDI Perjuangan tercatat sebagai partai yang mampu menempatkan kader-kader partainya menjadi pemimpin di seluruh wilayah, di tengah-tengah berbagai tekanan, berbagai gempuran ternyata suara rakyat.

    “Suara Tuhan tetap bekerja dengan sebaik-baik,” tegas Hasto. [hen/but]

  • PDI Perjuangan sebut Jawa Tengah masih jadi ‘kandang banteng’

    PDI Perjuangan sebut Jawa Tengah masih jadi ‘kandang banteng’

    54 persen kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menggelar pilkada masih memilih kader-kader banteng.

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Hanteru Sitorus menyebut Jawa Tengah masih menjadi “kandang banteng” atau provinsi dengan basis pemilih bagi partainya karena berkaca dari hasil Pilkada 2024.

    Deddy mengatakan bahwa pasangan calon pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDI Perjuangan berhasil mendulang suara sekitar 40 persen.

    “Angka tersebut berkisar dua kali lipat dari total suara yang diperoleh yang diusung PDI Perjuangan pada Pemilihan Umum Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2024,” kata Deddy di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu.

    Perolehan PDI Perjuangan pada Pemilu Anggota DPRD Provinsi Jateng 2024 berkisar pada angka 25,6 persen. Dengan demikian, pemilih banteng masih tetap setia dengan PDI Perjuangan karena angkanya hampir dua kali lipat pemilu anggota legislatif (pileg).

    “Itu adalah bukti bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen,” ujarnya.

    Selain itu, Deddy juga mengulas perolehan suara PDI Perjuangan pada pilkada tingkat kabupaten/kota. Partai ini berhasil menang di 19 dari total 35 kabupaten/kota se-Jateng.

    “Artinya 54 persen kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menggelar pilkada masih memilih kader-kader banteng. Jadi, kami berterima kasih kepada Jawa Tengah, terbukti bahwa kepercayaan pada PDI Perjuangan masih tetap tinggi,” imbuhnya.

    Atas dasar itu, Deddy optimistis bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen, yakni orang-orang yang meyakini nilai-nilai Marhaenisme, sebuah ideologi yang dikembangkan oleh presiden pertama RI Soekarno.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu berhasil memenangi pilkada di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota.

    Hasto menyebutkan PDI Perjuangan berhasil menang pilkada tingkat provinsi di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

    Ia memaknai kemenangan tersebut sebagai bentuk persemaian kandang banteng di berbagai provinsi lain di Indonesia.

    “Kita tahu bahwa dengan hasil pilkada ini ternyata terjadi persemaian kandang-kandang banteng di tempat lain. Bahkan di Riau pertama kali dimenangkan oleh PDI Perjuangan untuk pemilu anggota legislatif dan juga pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Ini menunjukkan suatu persemaian,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • PDIP Klaim Kantongi Kemenangan di 14 Provinsi dan 247 Kabupaten dan Kota pada Pilkada 2024

    PDIP Klaim Kantongi Kemenangan di 14 Provinsi dan 247 Kabupaten dan Kota pada Pilkada 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan keberhasilan PDIP dalam memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di sejumlah wilayah. 

    Hasto mengeklaim, berdasarkan rekapitulasi suara dari internalnya, PDIP telah mengantongi kemenangan suara di 14 provinsi dan 247 kabupaten dan kota. 

    “Kami melihat provinsi yang berhasil dimenangi PDIP ada di 14 provinsi atau 38%, dan kabupaten dan kota menang sebanyak 247 atau 48%. Proses kelembagaan partai terus menerus dilakukan sehingga PDIP tercatat sebagai partai yang mampu menempatkan kader-kader partainya menjadi pemimpin di seluruh wilayah,” kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Minggu (1/12/2024). 

    “Di tengah-tengah berbagai tekanan, berbagai gempuran, ternyata suara rakyat, suara Tuhan tetap bekerja dengan sebaik-baiknya,” lanjut Hasto.

    Adapun, provinsi yang dimenangi oleh PDIP adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat. 

    Hasto menilai, beberapa wilayah yang dimenangi PDIP menunjukkan bentuk semangat perlawanan atas ketidakadilan. 

    “Mengapa Papua banyak kami menangkan? Karena di situlah tempat bekerjanya berbagai tindakan-tindakan agresif. Ketika ketidakadilan juga terjadi secara masif, sehingga ketika positioning dari PDIP lebih memilih untuk melakukan koreksi atas berbagai penyalahgunaan kekuasaan di dalam pilpres dan di dalam pilkada, kami banyak mendapatkan dukungan,” ungkap Hasto. 

    Hasto juga menyoroti pilkada di kabupaten dan kota yang  mencapai rekor kemenangan PDIP tertinggi selama ini. 

    “Bali, sebagai daerah PDIP, kami hanya kalah di satu kabupaten. Ini pertama kali Bali mencapai rekor tertinggi,” pungkas Hasto. 

    Hasto menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat yang mempercayai para calon pemimpin dari PDIP untuk mengemban amanah memimpin daerah-daerah tersebut. 

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada seluruh civil society, kepada seluruh kaum pergerakan pro-demokrasi yang masih menjaga akal sehat berani menegakkan kebenaran di dalam menjaga bumi pertiwi ini,” ungkap Hasto meyakini kemenangan PDIP dalam Pilkada 2024.

  • Hasto: PDIP menang pilkada di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota

    Hasto: PDIP menang pilkada di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota

    Di tengah berbagai tekanan dan gempuran, ternyata suara rakyat, suara Tuhan tetap bekerja dengan sebaik-baiknya.

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu berhasil memenangi pemilihan kepala daerah (pilkada) di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota.

    “Kami melihat provinsi menang, berhasil dimenangkan di 14 provinsi atau 38 persen dan kabupaten/kota menang sebanyak 247 atau 48 persen,” kata Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu.

    Hasto memerinci PDI Perjuangan berhasil menang pilkada tingkat provinsi di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

    Dari ke-14 provinsi tersebut, kata Hasto, terdapat sembilan kader PDI Perjuangan. Selain itu, ada 162 kader dari 247 kabupaten/kota yang berhasil dimenangi oleh partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini.

    Ia mengemukakan bahwa pelembagaan partai secara terus-menerus sehingga PDI Perjuangan tercatat sebagai partai yang mampu menempatkan kader-kader partainya menjadi pemimpin di seluruh wilayah.

    “Di tengah berbagai tekanan dan gempuran, ternyata suara rakyat, suara Tuhan tetap bekerja dengan sebaik-baiknya,” ucap Hasto.

    Sekjen PDI Perjuangan ini mengemukakan bahwa kemenangan itu karena partainya memiliki posisi yang jelas di tengah anomali demokrasi.

    Ketika ketidakadilan terjadi secara masif, kata dia, PDI Perjuangan menempatkan diri dalam posisi untuk melakukan koreksi.

    “Kami mengajak seluruh komponen masyarakat, mari kita tegakkan demokrasi agar tubuh Indonesia memiliki tulang-tulang yang kokoh berdasarkan ideologi Pancasila dan konstitusi negara yang seharusnya tidak boleh digoyahkan oleh siapa pun karena sebagai bangsa kita punya cita-cita, sebagai bangsa kita punya peradaban yang baik,” imbuhnya.

    Atas nama PDI Perjuangan, Hasto berterima kasih kepada masyarakat atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan.

    “Kami mengucapkan terima kasih atas keteguhan. Kami sangat terharu dan mengapresiasi ketika beberapa ormas secara spontan sukarela ikut mengawal, bahkan tidur di lokasi-lokasi penghitungan suara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.

    Diketahui bahwa pemungutan suara Pilkada 2024 secara serentak di 37 provinsi dan di 508 kabupaten/kota pada hari Rabu, 27 November 2024.

    Adapun rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dalam rentang waktu 27 November—16 Desember 2024.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Hasto Klaim Kemenangan PDIP di 14 Provinsi, Singgung Cawe-cawe Jokowi

    Hasto Klaim Kemenangan PDIP di 14 Provinsi, Singgung Cawe-cawe Jokowi

    Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim kemenangan di 14 provinsi dalam dengan Pilkada 2024 meskipun ada isu cawe Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    Hasto menekankan bahwa dalam pesta demokrasi  tersebut terdapat pihak-pihak yang berupaya untuk menenggelamkan PDIP dalam Pemilu maupun Pilkada.

    Hal itu disampaikan Hasto saat konferensi pers tekait Pilkada serentak 2024 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (1/12/2024).

    “Kami sungguh mengucapkan terima kasih atas dukungan kepada PDI Perjuangan, karena di tengah-tengah upaya menenggelamkan PDI Perjuangan oleh Bapak Jokowi beserta keluarganya, ternyata dukungan rakyat semakin masif,” katanya dalam forum tersebut.

    Di tengah upaya menenggelamkan PDIP, Hasto pun merinci sejumlah daerah yang mendapat dukungan rakyat dan berhasil menang Pilkada.

    Di tingkat Provinsi, PDIP berhasil memenangi 14 Provinisi atau setara 38 persen. Adapun, Provinsi yang dimenangi oleh PDIP diantaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Barat.

    Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota, Partai berlambang banteng moncong putih ini berhasil menang di 247 Kabupetan/Kora atau 48 persen.

    Berdasarkan rinciannya, ada 9 kader PDIP dari 14 Provinisi yang berhasil dimenangi di Pilkada 2024. Lalu, ada 162 kader PDIP dari 247 Kabupaten/Kota yang berhasil dimenangi oleh Partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini.

    “Proses pelembagaan partai terus menerus dilakukan, sehingga PDI Perjuangan tercatat sebagai partai yang mampu menempatkan kader-kader partainya menjadi pemimpin di seluruh wilayah, di tengah-tengah berbagai tekanan, berbagai gempuran ternyata suara rakyat, suara Tuhan tetap bekerja dengan sebaik-baik,” pungkas Hasto.

  • Resmi Naik! Ini Daftar Terbaru Harga BBM di Seluruh SPBU Pertamina

    Resmi Naik! Ini Daftar Terbaru Harga BBM di Seluruh SPBU Pertamina

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, khususnya untuk jenis BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan harga tersebut mulai berlaku per 1 Desember 2024.

    Sedangkan, untuk harga BBM non subsidi jenis lainnya seperti Pertamax (RON 92) dan Pertamax Green (RON 95) masih tetap.

    Begitu juga dengan jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite (RON 90) dan BBM Solar Subsidi yang tidak mengalami perubahan pada Desember 2024 ini.

    Berdasarkan pengumuman resmi Pertamina, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Misalnya, di daerah DKI Jakarta, harga BBM Pertamax Turbo pada periode Desember 2024 ini dibanderol Rp 13.550 per liter, naik dari bulan November 2024 lalu seharga Rp 13.500 per liter.

    Kemudian BBM Dexlite kini dibanderol Rp 13.400 dari sebelumnya Rp 13.050 per liter. Lalu, Pertamina DEX kini dibanderol 13.800 per liter dari sebelumnya Rp 13.440 per liter.

    Tak cuma di DKI Jakarta, Pertamina juga menyesuaikan harga BBM dari Aceh hingga Papua. Berikut rincian harga BBM Pertamina berlaku di seluruh Indonesia per Desember 2024:

    Provinsi Aceh

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp 11.100

    Dexlite: Rp 12.300

    Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 14.150

    Provinsi Riau

    Pertamax: Rp 12.650

    Pertamina Dex: Rp 14.400

    Dexlite: Rp 14.000

    Pertamax Turbo: Rp 14.150

    Provinsi Kepulauan Riau

    Pertamax: Rp 12.650

    Pertamina Dex: Rp 14.400

    Dexlite: Rp 14.000

    Pertamax Turbo: Rp 14.150

    Free Trade Zone (FTZ) Batam

    Pertamax: Rp 11.500

    Pertamina Dex: Rp 13.100

    Dexlite: Rp 12.800

    Pertamax Turbo: Rp 12.870

    Provinsi Jambi

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Bengkulu

    Pertamax: Rp 12.650

    Pertamina Dex: Rp 14.400

    Dexlite: Rp 14.000

    Pertamax Turbo: Rp 14.150

    Provinsi Bangka Belitung

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Lampung

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi DKI Jakarta

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi Banten

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi Bali

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi NTT, NTB

    Pertamax: Rp 12.100

    Pertamina Dex: Rp 13.800

    Dexlite: Rp 13.400

    Pertamax Turbo: Rp 13.550

    Pertamax Green 95: Rp 13.150

    Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Gorontalo

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Maluku

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Maluku Utara

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Papua

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Pertamax Turbo: Rp 13.850

    Provinsi Papua Barat

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Papua Selatan

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Papua Pegunungan

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Papua Tengah

    Pertamax: Rp 12.400

    Dexlite: Rp 13.700

    Provinsi Papua Barat Daya

    Pertamax: Rp 12.400

    Pertamina Dex: Rp 14.100

    Dexlite: Rp 13.700

    (hsy/hsy)

  • PDIP Klaim Menang Pilgub di 14 Provinsi, Relawan Prabowo: Hoax Itu

    PDIP Klaim Menang Pilgub di 14 Provinsi, Relawan Prabowo: Hoax Itu

    GELORA.CO -Ketua Umum Relawan Persatuan Nasional Ikhyar Velayati membantah pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang mengklaim PDIP menang di 14 pemilihan Gubernur se-Indonesia

    Menurut Ikhyar, dari data yang ada PDIP hanya menang di dua provinsi yaitu DKI dan Bali, sementara Papua masih saling klaim.

    “Hoax itu, yang benar PDIP menang di 2 pilgub, yaitu DKI dan Bali, di DKI pun ada kemungkinan pertarungan berlangsung dua putaran, sementara Papua Paslon masih saling klaim , selebihnya di 11 wilayah yang di klaim menang, PDIP hanya sekedar partai pendukung, cagub dan cawagubnya juga berasal dari kader partai non PDIP,” ungkap ungkap Ikhyar di Medan, Minggu, 30 November 2024.

    Aktivis 98 tersebut bingung motif pernyataan Sekjend PDIP mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan fakta di lapangan 

    “Saya bingung juga kenapa Sekjend PDIP dan jajarannya membuat pernyataan yang bertentangan dengan fakta yang ada, yang lebih miris lagi ada dua daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kader PDIP tumbang melawan kotak kosong,yaitu di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka,” tuturnya

    Ikhyar menghimbau jajaran pengurus PDIP membuat kritik dan otokritik mengevaluasi latar belakang kenapa PDIP justru kalah di berbagai pilkada, khusus nya di daerah yang selama ini menjadi basis PDIP

    “Kan lebih baik dan elok jika PDIP segera melakukan kritik dan otokritik kenapa Paslon yang di dukungnya mayoritas kalah di republik ini, baik di tingkatan provinsi maupun kabupaten/kota, khususnya di daerah yang selama ini menjadi basis PDIP seperti Jateng, Sumut dan Sulut, ” himbau Ikhyar

    Sebelumnya di beritakan, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim kadernya bisa menang Pilkada Serentak 2024 di 14 provinsi. Hal itu di ungkap Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis, 28 November 2024.

    “Karena itu lah secara total berdasarkan rekapitulasi sementara, kalau sebelumnya PDIP hanya menang di 6 gubernur, maka sekarang kami memenangi 14 provinsi dan kemudian yang berasal dari kader itu sebelumnya juga hanya sekitar 5, kemudian sekarang menjadi 9,” ungkap Hasto

    14 Provinsi yang di klaim Hasto PDIP menang  yaitu antaranya Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

  • Lengkap! Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Desember 2024

    Lengkap! Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Desember 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menetapkan harga BBM nonsubsidi terbaru per 1 Desember 2024. Kenaikan harga terjadi pada produk Pertamax Turbo dan Dex Series, sedangkan harga Pertamax tidak berubah.

    “PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” bunyi keterangan di situs resmi Pertamina, dikutip Minggu (1/12/2024).

    Khusus di Jabodetabek, harga Pertamax Turbo naik dari Rp13.500 per liter menjadi Rp13.550 per liter. Sementara itu, harga Dexlite naik dari Rp13.050 per liter menjadi Rp13.400 per liter. 

    Harga Pertamina Dex juga mengalami kenaikan dari Rp13.440 per liter menjadi Rp13.800 per liter. Adapun, harga Pertamax tetap di level Rp12.100 per liter.

    Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina per 1 Desember 2024:

    1. Aceh

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    2. Free Trade Zone (FTZ) Sabang

    Pertamax: Rp11.100 per liter

    Dexlite: Rp12.30 per liter

    3. Sumatra Utara

    Pertamax: Rp12.400 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter

    Dexlite: Rp13.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.100 per liter

    4. Sumatra Barat

    Pertamax: Rp12.650 per liter

    Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter

    Dexlite: Rp14.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.400per liter

    5. Riau

    Pertamax: Rp12.650 per liter

    Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter

    Dexlite: Rp14.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.400 per liter

    6. Kepulauan Riau

    Pertamax: Rp12.650 per liter

    Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter

    Dexlite: Rp14.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.400 per liter

    7. Free Trade Zone (FTZ) Batam

    Pertamax: Rp11.500 per liter

    Pertamax Turbo: Rp12.870 per liter

    Dexlite: Rp12.800 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.100 per liter

    8. Jambi

    Pertamax: Rp12.400 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter

    Dexlite: Rp13.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.100 per liter

    9. Bengkulu

    Pertamax: Rp12.650 per liter

    Pertamax Turbo: Rp14.150 per liter

    Dexlite: Rp14.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.400 per liter

    10. Sumatra Selatan

    Pertamax: Rp12.400 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter

    Dexlite: Rp13.700 per lliter

    Pertamina Dex: Rp14.100 per liter

    11. Bangka Belitung

    Pertamax: Rp12.400 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter

    Dexlite: Rp13.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.100 per liter

    12. Lampung

    Pertamax: Rp12.400 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.850 per liter

    Dexlite: Rp13.700 per liter

    Pertamina Dex: Rp14.100 per liter

    13. DKI Jakarta

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    14. Banten

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    15. Jawa Barat

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    16. Jawa Tengah

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    17. Yogyakarta

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    18. Jawa Timur

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter

    19. Bali

    Pertamax: Rp12.100 per liter

    Pertamax Turbo: Rp13.550 per liter

    Pertamax Green 95: Rp13.150 per liter

    Dexlite: Rp13.400 per liter

    Pertamina Dex: Rp13.800 per liter