provinsi: JAMBI

  • Nestapa 20 Santri yang Dicabuli Pimpinan Ponpes di Martapura Kalsel

    Nestapa 20 Santri yang Dicabuli Pimpinan Ponpes di Martapura Kalsel

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus pencabulan santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menggegerkan publik. Sedikitnya 20 santri diduga dicabuli oleh oknum pimpinan ponpes berinisial MR (42) yang sudah jadi tersangka.

    Pencabulan santri di ponpes Martapura terungkap setelah ada seorang pelajar perempuan berinisial AH keluar dari pesantren itu pada Jumat (10/1/2025), setelah mengetahui tindakan cabul MR.

    Langkah AH diikuti oleh para santri lain. Mereka yang selama ini diam dengan tindakan bejat MR, mulai berani bersuara. Akhirnya seorang korban berinisial ABD melaporkan kasus menimpanya itu ke Polres Banjar pada Sabtu (11/1/2025). 

    Polisi langsung menyelidiki laporan ABD dan terungkap MR diduga sudah melancarkan aksi cabul terhadap santrinya sejak 2019. Namun, para korban tidak ada yang berani melaporkan karena takut dengan ancaman pelaku.

    “Permasalahan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 2019, cuma kan yang namanya anak-anak penuh tekanan, ada sedikit pressing dari terlapor, jadi mereka tidak berani speak up dan melaporkan hal ini,” kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Banjar Ipda Anwar dikutip dari Koranbanjar.net (jaringan Beritasatu.com), Kamis (15/1/2025).

    Berdasarkan hasil investigasi awal polisi, sebanyak 20 santri diduga menjadi korban pencabulan MR. Namun, baru lima korban yang berani bersuara. 

    Sebagian dari korban sudah berusia dewasa. Mereka mengalami pelecehan saat berusia remaja atau di bawah umur, ketika masih belajar dan mondok di pesantren tersebut pada 2022.

    Korban pencabulan MR kini juga banyak yang sudah kembali ke kampungnya di luar daerah, seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kebanyakan mereka tidak berani bersuara, sehingga polisi menjadi kendala dalam mengusutnya.

    Modus Pencabulan
    Dari penuturan para santri diketahui modus MR mencabuli santrinya dengan cara memanggil korban yang disasarnya untuk masuk ke dalam kamarnya dengan alasan dirinya butuh dipijat.

    Ketika sudah berada di kamar tersangka, korban diminta melepaskan pakaian dan sarungnya. Lalu, MR diduga pura-pura kerasukan jin perempuan dan mulai mencabuli santrinya dengan alasan membuang sial.

    Satu per satu santri diduga dicabuli dengan buang sial. Selain itu para korban juga diming-imingi uang hingga hadiah dengan dalih “sedekah” agar mau melayani tersangka dan tetap diam. 

    MR meminta para korbannya tidak memberi tahu kelakuan bejatnya kepada orang lain, dan mengancam akan melaporkan mereka dengan tuduhan pencemaran nama baik jika berani bersuara.

    Polisi mengatakan MR menjadi tersangka pencabulan karena sebelumnya juga pernah menjadi korban kekerasan seksual.

    Polisi menjerat MR dengan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar. MR sudah ditahan di Mapolres Banjar.

    Kasus pencabulan santri di lingkungan ponpes sudah berulang kali terjadi. Sebelumnya 12 santri menjadi korban kekerasan seksual pimpinan ponpes di Kota Baru, Jambi. Mereka terdiri dari 11 santri laki-laki dan satu santri perempuan.

    Pada Desember 2024, sebuah ponpes di Kampung Badak, Serang, Banten diserang warga karena pimpinan pesantren itu diduga telah mencabuli tiga santrinya.

    Baru-baru ini juga heboh seorang pimpinan ponpes di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur berinisial KH ditangkap polisi atas dugaan menyodomi tujuh santrinya. 

    Bentuk Pansus
    Menteri Agama Nasaruddin Umar prihatin dengan masih terjadinya kasus kekerasan seksual di lingkungan pesantren. Ia berjanji akan membentuk panitia khusus (pansus) untuk menindaklanjuti kasus kekerasan di lingkungan pendidikan agama.

    “Kami sangat prihatin dengan kasus kekerasan seksual di pesantren. Apalagi jika pelakunya adalah pimpinan, ini sangat memilukan. Kami akan membentuk pansus untuk menindaklanjuti kasus-kasus seperti ini,” ujar Nasaruddin saat membahas upaya perlindungan santri bersama Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah pekan lalu.

  • Ramalan Cuaca Hari Ini (16/1): Kota Besar Jakarta hingga Surabaya Bakal Hujan

    Ramalan Cuaca Hari Ini (16/1): Kota Besar Jakarta hingga Surabaya Bakal Hujan

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan masyarakat mayoritas kota-kota besar, mulai dari Surabaya, Jakarta, hingga Palembang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas beragam pada hari ini.

    Prakirawan BMKG Sentia Arianti dalam prakiraan cuaca daring mengatakan hujan disertai petir diprakirakan terjadi hari ini di Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Padang, serta hujan intensitas sedang di wilayah Bandar Lampung.

    Pada waktu yang sama, Sentia mengatakan terdapat potensi hujan ringan di wilayah Sumatera, tepatnya di kota Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi dan Palembang.

    “Di Pulau Jawa diprakirakan cuaca berawan di Surabaya, hujan ringan di kota Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (16/1/2025).

    Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, BMKG memperingatkan terdapat potensi hujan petir di wilayah Kupang serta hujan intensitas ringan di Denpasar dan Mataram.

    BMKG juga memprakirakan cuaca hujan di beberapa kota besar di Kalimantan, termasuk curah hujan sedang di Tanjung Selor serta hujan ringan di Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda.

    Sementara itu untuk wilayah Sulawesi hujan petir berpotensi terjadi di Mamuju disertai kemungkinan hujan ringan di Manado, Gorontalo, Palu, Makassar dan Kendari.

    Di wilayah timur Indonesia, dia menjelaskan BMKG memprakirakan kemungkinan hujan petir di daerah Merauke. Pada saat yang sama terdapat juga potensi turun hujan intensitas ringan di Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, dan Jayapura.

    BMKG juga memperingatkan adanya potensi banjir rob di pesisir wilayah Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Maluku dan Maluku Utara.

  • Misteri Keberadaan Kiki Istri Siri Sertu Hendri, Kabur saat Diajak Rujuk Suami yang Jadi Buronan – Halaman all

    Misteri Keberadaan Kiki Istri Siri Sertu Hendri, Kabur saat Diajak Rujuk Suami yang Jadi Buronan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keberadaan istri siri Sertu Hendri, Kiki kini menjadi misteri.

    Kiki memilih kabur saat diajak kembali hidup bersama dengan Sertu Hendri, desertir TNI Angkatan Darat (AD).

    Sertu Hendri kini menjadi buronan setelah terlibat dalam sejumlah kasus kriminal, di antaranya penembakan terhadap Serma Rendi.

    Kakak kandung Kiki sekaligus Kakak angkat Sertu Hendri, Evi Yolanda (41) mengatakan, adiknya kini kabur dari rumah.

    Evi menceritakan, adiknya yang semula berstatus janda menikah secara siri dengan Sertu Hendri.

    Namun, rumah tangga keduanya kandas, satu tahun belakangan. Keduanya pun tak saling berkomunikasi.

    Keretakan rumah tangga itu terjadi lantaran Sertu Hendri pindah ke Korem 042 Gapu/Jambi.

    Bahkan, Evi menganggap keduanya bukan suami istri lagi, karena sudah tak hidup bersama.

    Tetapi, tiba-tiba Sertu Hendri kembali ke Belitung dan mengajak Kiki kembali hidup bersama.

    Nyatanya, Kiki enggan kembali ke pelukan Sertu Hendri yang kini menjadi buronan, dan memilih kabur dari rumah.

    “Sudah tidak di rumah Kiki itu dari beberapa hari Hendri berada di Belitung. Kalau hitungan sekarang, sudah seminggu lebih kabur dari rumah,” kata Evi kepada Posbelitung.co, Selasa (14/1/2025).

    Saat memutuskan kabur dari rumah, Kiki menitipkan sang anak kepada orang tuanya.

    Diketahui, Sertu Hendri sempat mendatangi rumah Evi yang berada di Jalan Lettu Mad Daud Lingkungan III, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, Senin (13/1/2025).

    Sertu Hendri tiba di rumah Evi sekira pukul 22.00 WIB.

    Sebelum beranjak tidur, Sertu Hendri sempat ngobrol dengan kakak angkatnya, Evi Yolanda (41).

    Sertu Hendri menceritakan, dirinya tengah dicari karena telah menembak orang.

    Dalam obrolan yang berlangsung sekira satu jam itu, Sertu Hendri juga sempat menitipkan pesan kepada Evi.

    Sertu Hendri meminta tolong, apabila ia meninggal dunia, agar jenazahnya diurus oleh Evi.

    Mengingat, Sertu Hendri tak memiliki keluarga di Belitung.

    “Terus pesan dia juga, ‘nanti kalau Hendri meninggal atau tertangkap, tolong urus jenazah Hendri, karena ayuk lah (Evi) keluarga Hendri di Belitung’,” kata Evi menirukan ucapan Sertu Hendri, dikutip dari Posbelitung.co.

    Keesokan harinya, Selasa (14//12025), Evi mengantar anaknya sekolah dan sempat berpamitan kepada Sertu Hendri.

    Setelah itu, rumahnya didatangi banyak petugas.

    “Tahu-tahu pas saya keluar rumah, ada banyak petugas di luar, terus saya tanya, bilang tidak ada apa-apa,” ujar Evi.

    Petugas yang melakukan pengejaran melakukan pengepungan terhadap Sertu Hendri di sebuah rumah di Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kabupaten Belitung, Selasa pagi.

    Penyergapan ini melibatkan personel gabungan dengan pengamanan ketat.

    Bahkan, Kapolres Belitung, AKBP Deddy Dwitya Putra, Dandim 0414 Belitung, Letkol Inf Kurniawan Hanif dan Danlanud H AS Hanandjoeddin, Letkol Pnb Mokhammad Zen turun lapangan.

    Turut dalam penyergapan itu, Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda CPM M Jaka Budi Utama dan Wadanyon B Pelopor Satbrimobda Babel, AKP Kevin Sinaga.

    Mereka turun ke lokasi penyergapan dengan perlengkapan lengkap, mengenakan rompi antipeluru, helm dan senjata api.

    Desertir TNI AD, Sertu Hendri sempat curhat ke kakak angkatnya jika ia tengah dicari karena menembak orang, singgung kematian. (Kolase Tribunnews.com)

    Hal ini dikarenakan Sertu Hendri juga memegang senjata api.

    Dari pantauan di lokasi, suara tembakan terdengar beberapa kali dari rumah yang menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri, menciptakan kepanikan bagi warga sekitar.

    Warga yang tinggal di sekitar lokasi diminta menjauh demi keselamatan.

    Situasi tersebut membuat sejumlah ruas jalan ditutup sementara, dengan aparat bersenjata lengkap terlihat berjaga di sekitar lokasi.

    Sertu Hendri telah desersi sejak 2024 dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Korem 042/Gapu, Jambi.

    Dia pernah terlibat dalam kasus perampokan di Palembang pada 2023.

    Atas kasus tersebut, Sertu Hendri dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer oleh Mahkamah Militer.

    Selain itu, Sertu Hendri juga memiliki riwayat kasus penipuan jual beli tanah saat bertugas di Belitung beberapa tahun lalu sebagai Babinsa Desa Air Palembang Jaya.

    Dari laporan itu, Subdenpom Persiapan Belitung berupaya mencari pelaku hingga akhirnya terjadi insiden penembakan terhadap Serma Rendi.

    Hingga kini, aparat keamanan masih berupaya untuk menangkap desertir Sertu Hendri.

    Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Keberadaan Istri Siri Desertir Sertu Hendri di Belitung Terungkap, Begini Penuturan Sang Kakak

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Posbelitung.co/Disa Aryandi)

  • Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut adalah pembaruan terbaru mengenai harga elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg di seluruh wilayah Indonesia untuk bulan Januari 2025.

    Mengutip Kompas.com, Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan, harga elpiji 5,5 kg dan 12 tidak berubah. 

    Harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg masih sama dengan tahun 2024. 

    Sementara itu tabung gas melon 3 kg tetap di harga Rp18.000 per tabung.

    Sebelumnya di bulan September 2024 sempat naik, namun bulan Oktober hingga tahun 2025 kini masih sama.  

    Sumarno menyebutkan, perubahan HET itu bukanlah kenaikan, tetapi hanya menyesuaikan saja.  

    “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” ungkap Sumarno mengutip Kompas.com, Senin (9/9/2024). 

    Menurutnya, penyesuaian HET LPG 3 kg itu telah melalui pertimbangan yang matang dari berbagai pihak.  

    Dia menambahkan, HET LPG 3 kg tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015 silam. 

    Namun terjadinya inflasi turut menjadi faktor kenaikan HET LPG 3 kg.  

    Sementara untuk harga gas non subsidi Bright Gas hari ini Kamis 16 Januari 2025 sebagai berikut:

    1. Aceh (Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    2. Sumatera Utara (Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    3. Sumatera Barat (Padang dan Payakumbuh)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    4. Riau (Dumai dan Pekanbaru)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    5. Kepulauan Riau (Batam dan Bintan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    6. Jambi (Jambi)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    7. Sumatera Selatan (Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    8. Bengkulu (Bengkulu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    9. Lampung (Bandar Lampung dan Metro)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    10. Bangka Belitung (Bangka, Bangka Barat, dan Belitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    11. Banten (Serang dan Tangerang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    12. DKI Jakarta (Jakarta Barat dan Jakarta Utara)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    13. Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    14. Jawa Tengah (Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Bantul dan Sleman)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    16. Jawa Timur (Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    17. Bali (Badung, Denpasar, dan Tabanan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    18. Nusa Tenggara Barat (Lombok)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    19. Kalimantan Barat (Pontianak)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    20. Kalimantan Tengah (Palangkaraya dan Kotawaringin Timur)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    21. Kalimantan Selatan (Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    22. Kalimantan Timur (Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    23. Kalimantan Utara (Tarakan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 107.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 229.000.

    24. Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-Pare)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    25. Sulawesi Selatan (Palu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    26. Gorontalo (Gorontalo)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    27. Sulawesi Utara (Bitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    28. Sulawesi Tenggara (Kendari)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    29. Maluku (Ambon)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

    30. Papua (Jayapura)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

     

  • Serma Rendi, Korban Penembakan Desertir TNI AD Sertu Hendri Selesai Jalani Operasi, Ini Kondisinya – Halaman all

    Serma Rendi, Korban Penembakan Desertir TNI AD Sertu Hendri Selesai Jalani Operasi, Ini Kondisinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG – Serma Rendi, polisi militer korban penembakan desertir TNI AD Sertu Hendri selesai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru di RSUD Marsidi Judono, Tanjungpandan, Belitung, Bangka Belitung, Rabu (15/1/2025).

    Diketahui peluru yang dilesatkan Sertu Hendri mengenai sisi kiri dada bawah hingga tembus 3 centi meter di bawah kulit dan bersarang di sekitar ulu hati Serma Rendi.

    Tim medis berhasil mengangkat proyektil peluru dari tubuh Serma Rendi setelah melakukan persiapan matang.

    Proses pengangkatan proyektil tersebut berlangsung selama 30 menit melibatkan tim dokter anestesi, bedah, dan radiologi. 

    Dokter Spesialis Anastesi RSUD Marsidi Judono, dr Hendra SpAn mengatakan operasi dilakukan pada pukul 11.00 WIB. 

    Sebelum operasi, tim medis memastikan posisi peluru melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan CT scan dan alat C-arm.

    “Kami melakukan marking dengan jarum untuk menandai posisi peluru yang bersarang di sekitar ulu hati. Operasi ini tidak terlalu lama, hanya memerlukan irisan kecil sepanjang 3 sentimeter, dan peluru berhasil ditemukan dalam waktu kurang dari 10 menit,” jelas dr Hendra, Rabu (15/1/2024). 

    Tim medis pun tak mengalami kesulitan selama operasi berlangsung.

    Saat ini kondisi Serma Rendi dalam keadaan stabil setelah menjalani operasi pengangkatan proyektil.

    “Kondisi pasien stabil, langsung sadar setelah operasi, dan saat ini sudah dalam perawatan di ruang pemulihan,” ujarnya.

    Detik-detik Serma Rendi Ditembak Sertu Hendri

    Serma Rendi menjadi korban penembakan ketika hendak menyergap desertir TNI AD Sertu Hendri di Belitung, Bangka Belitung, Senin (13/1/2025) dini hari.

    Peristiwa berawal saat personil Subdenpom Persiapan Belitung menerima aduan dari istri siri Sertu Hendri yang merasa terancam akan keberadaan mantan Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung tersebut pada Minggu (12/1/2025) malam.

    Kemudian personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan Sertu Hendri di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin sekitar pukul 00.32 WIB dini hari. 

    Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu. 

    Awalnya, pelaku tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan. 

    Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api. 

    “Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil,” ungkapnya.

    Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku. 

    Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah. 

    Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera. 

    “Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” jelasnya. 

    Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir. 

    Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran. 

    Belakangan diketahui Sertu Hendri membawa korban menuju sebuah pesantren di Jalan Tembus Desa Buluh Tumbang dan Air Seruk. 

    Sesampainya di lokasi, Serma Rendi dipaksa tiarap, tangan diikat dengan ikat pinggang, dan tetap berada di bawah ancaman pelaku.

    Namun, saat pelaku lengah, Serma Rendi berhasil melepaskan ikatan dan melarikan diri ke arah semak belukar. 

    Menyadari sanderanya kabur, Sertu Hendri menembak dan peluru mengenai punggung kiri korban.

    Meski terluka, Serma Rendi terus berlari dan akhirnya mendapat pertolongan dari pengurus pesantren yang membawanya ke rumah sakit. 

    Sekitar pukul 01.30 WIB, personil Subdenpom Persiapan Belitung mendapat informasi Serma Rendi sudah di rumah sakit.

    “Yang membawa korban ini pengurus pesantren tempat yang dituju pelaku pertama kali,” kata Jaka.

    Saat ini jajaran Subdenpom Persiapan Belitung dibantu instansi lain seperti Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung terus mengejar Sertu Hendri.

    Diketahui Sertu Hendri sudah menjadi buruan polisi militer sejak 2024 setelah dirinya dipecat akibat terlibat perampokan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

    Mantan Korem 042 Gapu/Jambi tersebut diputus bersalah atas kasus perampokan yang terjadi 2023.

    Atas perbuatannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer kepada Sertu Hendri.

    Setelah berstatus desertir dan masuk daftar buron, Sertu Hendri pun kembali ke Belitung dengan niat untuk hidup bersama istri sirinya.

    Tetapi, upayanya untuk kembali hidup bersama dengan istri siri membuat keberadaannya sebagai buronan tercium aparat TNI.

    Bahkan Sertu Hendri kini terjerat kasus baru yakni penembakan prajurit TNI yang hendak menyergapnya.

    (Tribunnews.com/ posbelitung.co/ Adelina Nurmalitasari)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Korban Penembakan Desertir Sertu Hendri Selamat, Peluru Tembus 3 Senti Bawah Kulit Berhasil Diangkat

  • Tingkat kemiskinan naik di 5 provinsi pada September 2024

    Tingkat kemiskinan naik di 5 provinsi pada September 2024

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BPS: Tingkat kemiskinan naik di 5 provinsi pada September 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 15 Januari 2025 – 17:35 WIB

    Elshinta.com – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa lima provinsi mengalami kenaikan tingkat kemiskinan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode September 2024.

    “Jika dibandingkan dengan Maret 2024, sebanyak lima provinsi mengalami kenaikan tingkat kemiskinan, yaitu Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Papua, dan Papua Selatan,” ujar Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta, Rabu.

    Ia menuturkan bahwa terdapat 18 provinsi dengan tingkat kemiskinan di bawah rata-rata nasional pada September 2024, sementara 20 provinsi lainnya memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional.

    Tingkat kemiskinan tertinggi tercatat di Papua Pegunungan sebesar 29,66 persen, dan tingkat kemiskinan terendah tercatat di Bali dengan angka 3,80 persen.

    “Hal ini mencerminkan bahwa masih adanya variasi yang cukup besar dalam tingkat kemiskinan antarwilayah di Indonesia,” katanya lagi.

    Amalia menuturkan bahwa berdasarkan kelompok pulau, terlihat bahwa wilayah dengan persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 18,62 persen.

    Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,30 persen.

    Walaupun begitu, dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin berada di Pulau Jawa dengan jumlah 12,62 juta orang, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan dengan 910 ribu orang.

    “Jika dibandingkan dengan Maret 2024, maka penurunan kemiskinan terjadi di semua wilayah di Indonesia dengan penurunan tertinggi terjadi di wilayah Maluku dan Papua,” katanya pula.

    Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 tercatat sebanyak 24,06 juta orang, atau turun sebanyak 1,16 juta orang dibandingkan dengan Maret 2024.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pada September 2024 mengalami penurunan sebesar 0,46 basis poin dibandingkan dengan Maret 2024, yakni menjadi 8,57 persen dari sebelumnya 9,03 persen.

    Dengan begitu, tingkat kemiskinan pada September 2024 merupakan yang terendah sepanjang sejarah sensus BPS. Pencapaian tersebut adalah pertama kalinya tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat menyentuh angka 8 persen, dari sebelumnya selalu di atas 9 persen.

    Sumber : Antara

  • Mabes TNI dan Puspom Siap Kerja Sama Dengan Aparat Untuk Tangkap Serta Proses Hukum Sertu Hendri – Halaman all

    Mabes TNI dan Puspom Siap Kerja Sama Dengan Aparat Untuk Tangkap Serta Proses Hukum Sertu Hendri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto menegaskan Markas Besar (Mabes) TNI dan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menangkap dan memproses hukum Sertu Hendri sesuai aturan yang berlaku.

    Ia juga menegaskan TNI akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang melanggar hukum termasuk prajurit aktif.

    “Saya memastikan bahwa TNI akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang melanggar hukum, termasuk prajurit aktif. Mabes TNI dan Puspom TNI siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menangkap dan memproses Sertu Hendri sesuai aturan yang berlaku,” tegas Hariyanto saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (15/1/2025).

    Selain itu, ia juga menekankan TNI tidak akan mentolerir tindakan yang mencoreng nama baik institusi dan merugikan masyarakat. 

    Untuk itu, ia menyatakan hingga saat ini TNI terus berkoordinasi dengan tim gabungan untuk memastikan penanganan kasua Sertu Hendri berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

    “Saat ini, langkah koordinasi dengan tim gabungan terus dilakukan untuk memastikan penanganan kasus ini berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku,” kata Hariyanto.

    Sertu Hendri Tembak Personel TNI di Belitung

    Desertir TNI AD, Sertu Hendri menembak anggota polisi militer di Belitung, Bangka Belitung, Senin (13/1/2025)

    Peristiwa berawal saat personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan pelaku di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin sekitar pukul 00.32 WIB dini hari. 

    Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu. 

    Awalnya, pelaku tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan. 

    Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api. 

    “Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil,” ungkapnya.

    Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku. 

    Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah. 

    Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera. 

    “Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” jelasnya. 

    Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir. 

    Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran. 

    Ketika sedang mencari pelaku, sekitar pukul 01.30 WIB, Jaka mendapat informasi Serma Rendi sudah di rumah sakit akibat luka tembak.

    “Yang membawa korban ini pengurus pesantren tempat yang dituju pelaku pertama kali,” kata Jaka.

    Saat ini jajaran Subdenpom Persiapan Belitung dibantu instansi lain seperti Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung terus mengejar pelaku.

    Diketahui Sertu Hendri sudah menjadi buruan polisi militer sejak 2024 setelah dirinya dipecat akibat terlibat perampokan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

    Mantan Korem 042 Gapu/Jambi tersebut diputus bersalah atas kasus perampokan yang terjadi 2023.

    Atas perbuatannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer kepada Sertu Hendri.

    Setelah berstatus desertir dan masuk daftar buron, Sertu Hendri pun kembali ke Belitung dengan niat untuk hidup bersama istri sirinya.

    Tetapi, upayanya untuk kembali hidup bersama dengan istri siri membuat keberadaannya sebagai buronan tercium aparat TNI.

    Bahkan Sertu Hendri kini terjerat kasus baru yakni penembakan prajurit TNI yang hendak menyergapnya.

  • BSKDN tinjau MPP DKI Jakarta untuk kaji kemudahan perizinan usaha

    BSKDN tinjau MPP DKI Jakarta untuk kaji kemudahan perizinan usaha

    Jakarta (ANTARA) – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama tim lintas instansi melakukan kunjungan lapangan ke Mal Pelayanan Publik (MPP) DKI Jakarta.

    Koordinator tim kajian Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemendagri Muhammad Valiandra mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam terkait proses perizinan berusaha yang diterapkan di MPP sebagai bagian dari upaya meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

    “Kunjungan ini merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan layanan publik, khususnya terkait perizinan berusaha,” kata Valiandra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Melalui kunjungan tersebut, pihaknya ingin memastikan sejumlah hal, baik itu terkait kendala proses perizinan berusaha maupun inovasi yang telah dilakukan demi tercapainya efisiensi dan transparansi dalam proses perizinan tersebut.

    “(Kunjungan kami) untuk mencari solusi bagaimana supaya proses birokrasi (terkait perizinan berusaha) itu tidak sulit. Jadi kita mau “mengcapture” prosesnya. Ini bukan hanya dilakukan di DKI tetapi juga Surabaya, Bandung, Jambi dan ada 15 daerah lainnya,” ujarnya.

    Selain itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk terus mengembangkan inovasi di sektor perizinan guna meningkatkan investasi dan membuka lapangan pekerjaan.

    Dirinya juga mengajak para pemangku kepentingan untuk mengisi kuesioner yang akan dianalisis sebagai bagian dari kajian strategis.

    “Secara teknis, ada kuesioner yang perlu diisi oleh bapak/ibu. Hasilnya akan dianalisis oleh tim BSKDN dan dilaporkan sebagai suatu kajian. Bahkan, saya kira sudah ada beberapa inovasi juga yang kaitannya dengan perizinan (dari daerah) misalnya Kota Tangerang,” jelas Valiandra.

    Lebih lanjut, Valiandra menjelaskan inovasi yang dimiliki Kota Tangerang dalam memangkas waktu pengurusan perizinan dari 10 jam menjadi 1 jam merupakan contoh nyata yang dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan langkah serupa.

    Tidak terkecuali, bagi DKI Jakarta yang memiliki fasilitas dan sumber daya memadai.

    “Kota t​​​​​​Tangerang misalnya (pengurusan perizinan) dari 10 jam menjadi 4 jam bahkan 1 jam. Kenapa DKI juga tidak membuat terobosan (serupa) saya pikir sangat mungkin apalagi dengan fasilitas yang sangat baik ini,” tambahnya.

    Dirinya kembali menegaskan kemudahan dalam pengurusan perizinan merupakan langkah penting untuk menarik minat investor, sehingga dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

    Hal ini diharapkan mampu menurunkan angka pengangguran.

    “Nah, ini yang mau dilakukan sebenarnya, bagaimana kita bisa lebih mudah membuka lapangan pekerjaan, yang harapannya bisa menurunkan angka pengangguran. Itu tujuan besarnya,” pungkas dia.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polri pastikan kesiapan program ketahanan pangan di Kota Jambi

    Polri pastikan kesiapan program ketahanan pangan di Kota Jambi

    Jambi (ANTARA) – Itwasum Polri memastikan kesiapan program ketahanan pangan di Kota Jambi dengan meninjau langsung dua lokasi lahan penanaman pangan produktif.

    Kasi Humas Ipda Deddy Haryadi di Jambi, Rabu, mengatakan tim monitoring dan evaluasi (monev) ketahanan pangan Itwasum Polri datang ke Kota Jambi mengunjungi lokasi pekarangan pangan bergizi dan program pemanfaatan lahan produktif.

    Dia mengatakan bahwa monev ketahanan pangan ini untuk memastikan program tersebut berjalan sesuai prosedur yang berlaku sekaligus mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    “Program ini mendukung program pemerintah, sehingga tim monev datang untuk memastikan kesiapan,” kata dia.

    Peninjauan kesiapan program ketahanan pangan itu dilaksanakan di dua lokasi ketahanan pangan Polresta Jambi yaitu di Kelurahan Pal Merah, Jambi Selatan dan Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi.

    Deddy menegaskan bahwa tim monev Itwasum Polri juga mengecek langsung lahan program gugus ketahanan pangan, wilayah Polresta Jambi.

    Tim monev juga melakukan tanya jawab dengan pendamping masing-masing program tersebut guna memastikan seluruh hal yang menunjang keberhasilan program tercapai.

    Pelaksanaan program ini, kata dia, merupakan wujud konkret dari dukungan Polri khususnya Polresta Jambi terhadap program pemerintah melalui Astacia Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam meningkatkan ketahanan pangan.

    Pewarta: Tuyani
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sertu Hendri, desertir TNI AD diburu polisi militer di Belitung, Bangka Belitung setelah menembak personil polisi militer dari Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025) dini hari.

    Hingga kini mantan Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung tersebut masih diburu setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran aparat pada Selasa (14/1/2025).

    Diketahui Sertu Hendri sudah menjadi buruan polisi militer sejak 2024 setelah dirinya dipecat akibat terlibat perampokan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

    Mantan Korem 042 Gapu/Jambi tersebut diputus bersalah atas kasus perampokan yang terjadi 2023.

    Atas perbuatannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer kepada Sertu Hendri.

    Setelah berstatus desertir dan masuk daftar buron, Sertu Hendri pun kembali ke Belitung dengan niat untuk hidup bersama istri sirinya.

    Tetapi, upayanya untuk kembali hidup bersama dengan istri siri membuat keberadaannya sebagai buronan tercium aparat TNI.

    Bahkan Sertu Hendri kini terjerat kasus baru yakni penembakan prajurit TNI yang hendak menyergapnya.

    Asmara Sertu Hendri Bersama Seorang Janda

    Sertu Hendri diketahui sempat berdinas di Kodim 0414 Belitung beberapa tahun lalu. 

    Terakhir, yang bersangkutan sempat bertugas sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya Belitung hingga akhirnya pindah tugas ke Korem 042/Gapu, Jambi.

    Sebelum pindah tugas ke Jambi, Sertu Hendri diketahui menikahi seorang janda bernama Kiki.

    Evi Yolanda (41), wanita yang merupakan kakak ipar sekaligus kakak angkat dari Sertu Hendri mengungkap jalinan hubungan rumah tangga antara adiknya yang bernama Kiki dengan Sertu Hendri.

    Evi membenarkan bila adiknya bernama Kiki sempat menikah siri dengan Sertu Hendri beberapa waktu lalu.

    Kiki yang semula berstatus janda itu memilih menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Namun menurut Evi, hubungan rumah tangga Kiki dengan Sertu Hendri kandas sekitar satu tahun belakang.

    Penyebab hubungan rumah tangga pasangan ini kandas lantaran Sertu Hendri berpindah tugas ke Korem 042 Gapu/Jambi.

    Evi menjelaskan adiknya dan Sertu Hendri tidak saling berkomunikasi selama satu tahun itu.

    Bahkan Evi sudah menganggap hubungan keduanya bukan suami istri lagi lantaran sudah satu tahun tidak hidup bersama.

    Hanya saja, tiba-tiba Sertu Hendri kembali datang ke Belitung sekitar tiga minggu belakangan ini.

    Ia kembali muncul di kehidupan Kiki.

    Kehadirannya itu, menurut Evi, sepertinya membuat Kiki tidak nyaman.

    Kiki kemudian memilih kabur dari rumah.

    Menurut Evi, adiknya itu sudah tidak pulang ke rumah sekitar satu minggu lebih.

    Bahkan anak Kiki pun dititipkan kepada orangtuanya.

    “Sudah tidak di rumah Kiki, itu dari beberapa hari Hendri berada di Belitung. Kalau hitungan sekarang sudah seminggu lebih kabur dari rumah,” ungkap Evi Yolanda kepada Posbelitung.co, Selasa (14/1/2025).

    Selama berada di Belitung, jelas Evi, Sertu Hendri beberapa kali ke rumah orangtua Kiki yang persis berada di sebelah rumahnya.

    Sertu Hendri datang ke rumah orangtuanya untuk mencari Kiki.

    Ia meminta agar adiknya itu untuk kembali hidup bersama.

    Namun Kiki sudah tidak mau lagi menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Adik kandung Evi itupun akhirnya memilih kabur dari rumah.

    “Tapi selama di Belitung ini Hendri tidak tidur di sini (rumah Evi), tapi tidur di rumah kontrakannya di Kamboja. Setahu saya Hendri tinggal sendiri di rumah kontrakan itu,” kata Evi.

    Laporan Istri Siri Berujung Insiden Penembakan

    Belakangan istri siri Sertu Hendri mengadu ke Subdenpom Persiapan Belitung.

    Awalnya, jajaran Subdenpom Persiapan Belitung belum mengetahui bila Sertu Hendri sudah desersi.

    Berdasarkan laporan istri siri dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi bila Sertu Hendri sudah desersi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). 

    Ternyata pelaku sudah tiga Minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirinya. 

    “Istri sirinya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga,” kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada Posbelitung.co, Senin (13/1/2025).

    Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan. 

    Kemudian, terjadilah kejadian penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi.

    Kronologis Sertu Hendri Tembak Personel TNI 

    Awalnya personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin  Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan pelaku di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin (13/1/2025) sekitar pukul 00.32 WIB dini hari. 

    Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu. 

    Awalnya, pelaku tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan. 

    Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api. 

    “Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil,” ungkapnya.

    Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku. 

    Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah. 

    Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera. 

    “Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” jelasnya. 

    Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir. 

    Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran. 

    Ketika sedang mencari pelaku, sekitar pukul 01.30 WIB, Jaka mendapat informasi Serma Rendi sudah di rumah sakit akibat luka tembak.

    “Yang membawa korban ini pengurus pesantren tempat yang dituju pelaku pertama kali,” kata Jaka.

    Saat ini jajaran Subdenpom Persiapan Belitung dibantu instansi lain seperti Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung terus mengejar pelaku. 

    (Tribunnews.com/ Posbelitung.co/ dede suhendar/Adelina Nurmalitasari)