provinsi: GORONTALO

  • Ibu Rumah Tangga di Boalemo Tewas Ditikam Suami, Pemicu Uang Rp5 Ribu

    Ibu Rumah Tangga di Boalemo Tewas Ditikam Suami, Pemicu Uang Rp5 Ribu

    Liputan6.com, Gorontalo – Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, berinisial ND, tewas akibat ditikam suaminya, RE pada Senin (27/2/2025).

    Peristiwa tragis ini terjadi di Dusun Dua, Desa Patoameme, Kecamatan Botumoito, sekitar pukul 10.00 Wita.

    Kapolres Boalemo melalui Kasat Reskrim IPTU Saiful Djakatara mengungkapkan bahwa motif penikaman diduga dipicu oleh pertengkaran rumah tangga.

    “Pelaku meminta uang Rp5 ribu kepada korban (istrinya) untuk membeli rokok. Namun, korban tidak memiliki uang, sehingga terjadi cekcok yang berujung penikaman,” kata IPTU Saiful.

    Dalam kondisi tak terkendali, pelaku kemudian gelap mata dan langsung menusuk korban dengan pisau dapur hingga korban tersungkur bersimbah darah.

    Warga yang mendengar teriakan korban langsung mendatangi lokasi dan segera membawa korban ke Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Boalemo.

    Namun, nyawa korban tidak tertolong. Korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.00 Wita karena luka yang dideritanya.

    Usai melakukan penikaman, pelaku diketahui pergi ke rumah orangtuanya di Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta, untuk melaporkan perbuatannya.

    Pihak kepolisian yang menerima informasi langsung bergerak cepat dan mengamankan pelaku guna menjalani proses hukum di Polres Boalemo.

    Saat ini, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini guna mengungkap lebih lanjut faktor penyebab tragedi tersebut.

    Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ini menjadi perhatian masyarakat dan menambah daftar panjang tindak kriminal yang dipicu oleh persoalan ekonomi dan konflik keluarga.

    Kepolisian mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan kepala dingin serta melaporkan potensi kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

  • Rum Pagau, Bupati Boalemo Terpilih dan Jejak Karier dari Wartawan

    Rum Pagau, Bupati Boalemo Terpilih dan Jejak Karier dari Wartawan

    Liputan6.com, Gorontalo – Rum Pagau, tokoh politik asal Boalemo, lahir pada 13 Februari 1961. Ia dikenal sebagai sosok berpengalaman di dunia politik dan pemerintahan, dengan rekam jejak sebagai Bupati Boalemo periode 2012—2017.

    Rum Pagau menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Paguyaman hingga lulus pada 1974. Ia kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Negeri Gorontalo dan menyelesaikannya pada 1977.

    Pendidikan menengah atas ia jalani di Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) Gorontalo, yang kini dikenal sebagai SMA, dan lulus pada 1981.

    Demi memperluas wawasan akademiknya, Rum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi, Manado.

    Ia berhasil menyelesaikan studinya pada 1986 dan mulai merintis karier profesional. Setelah meraih gelar sarjana, Rum Pagau bergabung dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Manado pada 1987.

    Selama lebih dari satu dekade berkarier sebagai jurnalis, ia memperoleh pemahaman mendalam mengenai kondisi sosial dan dinamika masyarakat.

    Pengalaman ini menjadi modal penting baginya dalam meniti jalan menuju dunia politik.

    Tahun 2004 menjadi awal kiprah Rum Pagau di kancah politik, saat ia terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Boalemo.

    Kepercayaan masyarakat membawanya kembali ke parlemen pada periode 2009—2012, kali ini sebagai Wakil Ketua DPRD Boalemo.

    Melihat peluang di ranah eksekutif, Rum maju sebagai calon Bupati Boalemo pada 2012. Berpasangan dengan Lahmuddin Hambali, keduanya berhasil memenangkan Pilkada dan memimpin Boalemo hingga 2017.

    Meski sempat menghadapi kendala hukum yang membuat pencalonannya pada Pilkada 2017 dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

    Rum Pagau tidak berhenti berkontribusi bagi daerahnya. Pada Pilkada 2024, ia kembali mencalonkan diri bersama Lahmuddin Hambali.

    Diusung oleh Partai NasDem dan Partai Golkar, pasangan ini berhasil memenangkan kontestasi politik dan mendapat mandat baru untuk memimpin Boalemo.

    Dengan pengalaman panjang di dunia jurnalistik dan politik, Rum Pagau terus berkomitmen untuk membangun Kabupaten Boalemo demi kesejahteraan masyarakatnya.

  • Kronologi Suami Bunuh Istri di Gorontalo, Emosi Tak Diberi Uang Rp 5 Ribu untuk Beli Rokok – Halaman all

    Kronologi Suami Bunuh Istri di Gorontalo, Emosi Tak Diberi Uang Rp 5 Ribu untuk Beli Rokok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Gorontalo – Seorang istri bernama Nirpan Dulambuti tewas ditikam suaminya, Ronald Entengo alias Onal, di Boalemo, Gorontalo, pada Senin, 17 Februari 2025.

    Kejadian tragis ini terjadi di kediaman mereka di Desa Patoameme, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, sekitar pukul 10.00 WITA.

    Permasalahan yang memicu tragedi ini terbilang sepele.

    Onal meminta uang sebesar Rp 5.000 kepada Nirpan untuk membeli rokok, namun permintaan tersebut tidak dipenuhi.

    Hal ini memicu pertengkaran antara keduanya.

    “Onal meminta uang untuk membeli rokok tetapi tidak ada. Lalu, Onal langsung menampar Nirpan dan terjadinya adu mulut,” kata Kasat Reskrim Polres Boalemo IPTU Saifful.

    Ketegangan semakin meningkat, dan dalam keadaan marah, Onal mengambil pisau dari dapur dan menikam Nirpan.

    Akibat serangan tersebut, Nirpan jatuh ke lantai dan tidak mampu bergerak.

    Saksi yang mengetahui kejadian segera melarikan Nirpan yang terluka ke Rumah Sakit Tani dan Nelayan di Desa Hungayona, Kecamatan Tilamuta.

    Meskipun mendapatkan perawatan intensif, Nirpan menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 21:00 WITA pada hari yang sama.

    Pelarian dan Penyelidikan

    Setelah melarikan diri dari lokasi kejadian, Onal pergi ke rumah orang tuanya di Desa Hungayona dan memberitahu ayahnya tentang tindakannya.

    “Dia memberi tahu kepada ayahnya bahwa dia telah menikam istrinya,” jelas IPTU Saifful.

    Pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa Nirpan sebelumnya pernah menjadi korban kekerasan fisik oleh suaminya.

    Pada Jumat, 14 Februari 2025, Nirpan sempat mengunjungi rumah kakak iparnya dan menangis menceritakan kekerasan yang dialaminya.

    Polres Boalemo kini sedang memeriksa Onal dan beberapa saksi yang ada di tempat kejadian.

    “Masih diperiksa semuanya dari saksi-saksi yang terdapat di tempat kejadian tersebut,” pungkas Saifful.

    (Tribungorontalo.com/Wawan Akuba)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Profil Saipul A Mbuinga, Bupati Pohuwato Terpilih dan Tantangan soal Lingkungan

    Profil Saipul A Mbuinga, Bupati Pohuwato Terpilih dan Tantangan soal Lingkungan

    Liputan6.com, Gorontalo – Saipul A Mbuinga, yang menjabat sebagai Bupati Pohuwato periode 2021-2024, menggantikan Syarif Mbuinga yang sebelumnya memimpin selama dua periode.

    Terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pohuwato 2020, Saipul berpasangan dengan Suharsi Igirisa, seorang politikus perempuan yang turut mengantarkan kemenangan telak mereka.

    Sebelum menduduki kursi bupati, Saipul A Mbuinga memiliki rekam jejak politik yang panjang sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pohuwato selama dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2020.

    Pengalaman tersebut menjadi bekal Saipul dalam memimpin daerah yang dikenal dengan sebutan Bumi Panua ini.

    Dalam kontestasi Pilkada Pohuwato 2020, pasangan Saipul-Suharsi berhasil memperoleh 37.190 suara. Mereka mengungguli pasangan Hamdi-Zairin dengan 10.484 suara.

    Sementara pasangan Ibrahim-Miswar Yunus meraih 15.605 suara, serta Iwan-Zunaidi Hasan yang memperoleh 27.200 suara.

    Saipun lahir di Pohuwato pada 1963, Saipul Mbuinga adalah lulusan Jurusan Ekonomi Universitas Gorontalo.

    Ia saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pohuwato. Komitmen politiknya terus berlanjut dengan keikutsertaannya dalam Pilkada 2024.

    Dalam Pilkada tersebut, Saipul memilih berpasangan dengan Iwan Sjafruddin Adam, seorang politikus dari Partai Nasdem. Pasangan ini kembali meraih kemenangan dengan dukungan suara terbanyak dalam kontestasi yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon.

    Masa kepemimpinan Saipul dan Iwan kedepan sangat berat. Berbagai tantangan akan dihadapi, terutama terkait masalah lingkungan.

    Salah satu isu utama adalah maraknya Pertambangan Tanpa Izin (PETI) emas yang merusak wilayah DAS hingga Hutan di Pohuwato. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk diselesaikan.

    Selain menjaga kelestarian lingkungan, pemerintah daerah juga dihadapkan pada tantangan mempertahankan kesejahteraan masyarakat.

    Pada masa kepemimpinan Saipul juga, situasi sempat memanas ketika massa penambang yang berselisih dengan pihak perusahaan melakukan aksi anarkis dengan membakar kantor Bupati Pohuwato.

    Insiden tersebut menjadi catatan buruk sepanjang sejarah dan menjadi pengingat atas perlunya penanganan yang lebih serius terkait konflik antara masyarakat dan perusahaan tambang.

    Saipul dan jajarannya dituntut untuk mencari solusi agar aktivitas ekonomi masyarakat tetap berjalan tanpa merusak lingkungan.

    Dengan beragam tantangan yang ada, Saipul A. Mbuinga bersama Iwan Sjafruddin Adam diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi Kabupaten Pohuwato, menjadikan daerah ini lebih sejahtera dan berkelanjutan.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini, Selasa 18 Januari 2025: Langit Dominan Berawan dengan Hujan di Sejumlah Kota – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini, Selasa 18 Januari 2025: Langit Dominan Berawan dengan Hujan di Sejumlah Kota – Page 3

    Fenomena hujan mirip jelly menghebohkan warga di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun merespons kabar tersebut.

    Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, pihaknya masih meragukan kebenaran informasi terkait fenomena yang disebut adanya hujan jelly di Kabupaten Gorontalo Utara.

    “Validitasnya masih diragukan,” kata Ida di Jakarta, Minggu (16/2/2025) malam.

    Ida mengungkapkan, meski ada beberapa kemungkinan tetapi tidak bisa asal berasumsi. Bahkan sampai saat ini BMKG belum mendapatkan informasi yang valid atas fenomena tersebut.

    “Secara natural ini enggak mungkin terjadi,” kata dia, seperti dikutip dari Antara..

    Kendati begitu, menurut Ida, tim BMKG sedang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo dan menghubungi pemilik akun media sosial pengunggah video yang menyebutkan adanya hujan jeli di Gorontalo Utara, untuk memverifikasi kabar tersebut. Jika benar, BMKG akan mempelajari penyebabnya.

    BMKG berharap masyarakat di Gorontalo tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan fenomena yang kebenarannya belum dapat dipastikan itu.

    Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi (Stamet) Djalaluddin Gorontalo, Naufal Pramudya Irawan menyebut, ada beberapa kemungkinan penyebab hujan jelly yang terjadi di Dusun Ato Atas, Desa Leyao, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu (15/2/2025) malam sekitar pukul 20.00 WITA itu.

    “Beberapa proses bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya,” kata Naufal di Gorontalo, Minggu.

     

  • Proyek Pembangkit Listrik Yaentu Targetkan Produksi Listrik 62,5 GWh per Tahun

    Proyek Pembangkit Listrik Yaentu Targetkan Produksi Listrik 62,5 GWh per Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah melewati proses commissioning termasuk pengujian keandalan turbin selama 3×24 jam, proyek pembangkit listrik Yaentu milik PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) telah dinyatakan dapat beroperasi dengan Commercial Operation Date (COD) pada 16 Oktober 2024 sesuai dengan kontrak yang berlaku. Proyek Yaentu memanfaatkan aliran sungai langsung (run-of-river) berkapasitas sebesar 10 MW (2 x 5 MW) di Poso, Sulawesi Tengah. Dengan demikian, proyek Yaentu merupakan pembangkit listrik ketiga yang beroperasi di bawah ARKO dengan estimasi produksi listrik terbesar yakni mencapai 62,476 MWh per tahun atau berkontribusi sebesar 35.4% dari total estimasi produksi listrik ARKO pada tahun 2025.

    Proyek Yaentu memiliki kontrak jual-beli atau Power Purchase Agreement (PPA) selama 25 tahun dengan PT PLN (Persero). Listrik yang diproduksi oleh proyek Yaentu mengaliri saluran distribusi listrik wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo) sehingga dapat digunakan oleh masyarakat, industri, serta fasilitas publik yang berada di Suluttenggo.

    Dengan beroperasinya proyek Yaentu, ARKO juga akan semakin berperan dalam mendukung pemerintah dalam mencapai target net zero emission pada 2060. Sejak tahun 2017 hingga 2023, ARKO berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak ±323.473 ton CO2eq dan diperkirakan dapat berkontribusi dalam reduksi emisi gas rumah kaca sebesar ±134.988 ton CO2eq per tahunnya.

    Presiden Direktur Perseroan Aldo Artoko mengatakan bahwa dengan beroperasinya proyek Yaentu, Perseroan semakin mengokohkan komitmen dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sehingga Indonesia menjadi selangkah lebih maju dalam upaya transisi energi.

    “Beroperasinya proyek Yaentu menjadi bukti bahwa Perseroan mampu mengeksekusi dengan baik apa yang telah dipercayakan PLN kepada kami,” ungkap Aldo.

    “Tentu kami tidak berhenti di sini, sebaliknya, kami terus melanjutkan proyek pembangkit listrik yang tengah berjalan seperti proyek Kukusan dan proyek Tomoni yang masing- masing progress konstruksinya sudah mencapai 60,8% dan 16,9% pada Januari 2025,” jelas Aldo.

    Dari segi finansial, proyek Yaentu juga mulai berkontribusi terhadap peningkatan kas dari pelanggan sehingga memperkuat arus kas Perseroan serta membantu pengembangan bisnis berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan demikian, Perseroan mampu menambahkan dan mengeksekusi pipeline yang telah mencapai 261.2 MW di berbagai wilayah di Indonesia.

    “Ke depannya, kami akan terus menjaga komitmen untuk menerangi Indonesia berbasiskan energi bersih terutama dari tenaga air dengan cara terus mengembangkan semakin banyak lagi proyek pembangkit listrik EBT di Indonesia,” tutup Aldo.

  • Tangisan Menyayat di Malam Sunyi, Ternyata Bayi Perempuan di Dalam Kardus

    Tangisan Menyayat di Malam Sunyi, Ternyata Bayi Perempuan di Dalam Kardus

    Liputan6.com, Gorontalo – Warga Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, digemparkan dengan penemuan seorang bayi perempuan yang diletakkan di dalam kardus di pinggir Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR).

    Bayi tersebut ditemukan dalam kondisi hidup dengan tali pusar yang masih melekat, Sabtu (15/2/2025). Menurut keterangan warga, suara tangisan bayi sudah terdengar sejak malam hari.

    Beberapa warga Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, awalnya mengira suara tersebut berasal dari hewan, mengingat lokasi sekitar yang sepi dan minim penerangan. Namun, suara tangisan bayi semakin jelas terdengar hingga pagi hari.

    Dua warga setempat, Yasin Igirisa (48) dan Irwan Djakaria (49), yang tengah bersiap pergi ke ladang sekitar pukul 07.00 WITA, memutuskan untuk mencari sumber suara. Saat itulah mereka menemukan bayi di dalam kardus.

    Kepala Desa Ombulo, Irfan Eksan, membenarkan adanya temuan bayi tersebut. Dirinya yang mendapatkan laporan langsung melaporkan ini ke pihak kepolisian.

    “Setelah mendapat laporan dari warga, kami langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Limboto Barat dan pihak kepolisian untuk menangani kasus ini,” ujarnya.

    Bayi yang ditemukan segera mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Limboto Barat untuk memastikan kondisinya stabil.

    Sementara itu, pihak Kepolisian Resor (Polres) Gorontalo telah melakukan penyelidikan guna mengungkap identitas dan motif pelaku yang tega meninggalkan bayi tersebut.

    “Benar, kami menerima laporan adanya penemuan bayi perempuan yang ditinggalkan di dalam kardus di pinggir jalan. Saat ini, kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Kasat Reskrim Polres Gorontalo, Iptu Faisal Ariyoga A. Harianja.

    Kasus penemuan bayi ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Warga yang mengetahui informasi terkait kejadian ini diimbau segera melapor ke pihak berwenang guna membantu proses identifikasi orang tua bayi tersebut.

     

    Heboh Hamparan Embun Es Jelang Dieng Culture Festival 2018 (Video Amatir)

  • Menuai Berkah Tomat di Musim Hujan

    Menuai Berkah Tomat di Musim Hujan

    Liputan6.com, Gorontalo – Petani tomat di Gorontalo merasakan berkah musim hujan dengan meningkatnya kesuburan tanaman mereka. Curah hujan yang tinggi memberikan kelembapan optimal bagi pertumbuhan tomat.

    Hasil panen diprediksi juga lebih melimpah dibandingkan musim kemarau. Namun, di balik berkah tersebut, tantangan besar juga menghantui para petani.

    Serangan hama tomat meningkat drastis selama musim hujan, menyebabkan lonjakan biaya pembelian pestisida. Petani harus mengeluarkan lebih banyak modal untuk menjaga tanaman tetap sehat dan produktif.

    “Kami bersyukur tanaman tumbuh subur, tetapi hama seperti ulat dan kutu daun berkembang pesat. Biaya untuk membeli obat hama juga meningkat,” ujar Rahman, seorang petani tomat di Kabupaten Gorontalo.

    Sementara itu, petani yang berada di dataran rendah menghadapi tantangan tambahan berupa banjir. Genangan air dalam waktu lama dapat merusak tanaman dan menurunkan hasil panen.

    Meski demikian, sebagian besar petani tetap optimistis dapat mempertahankan produktivitas mereka dengan perawatan yang lebih intensif.

    Antisipasi Hama Tomat di Musim Hujan

    Untuk mengatasi serangan hama yang meningkat selama musim hujan, petani di Gorontalo mulai menerapkan berbagai strategi pencegahan. Salah satunya adalah dengan memilih varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

    Selain itu, pengolahan lahan yang baik menjadi kunci utama. Petani dianjurkan memastikan drainase berfungsi optimal agar air tidak menggenang dan menyebabkan kelembapan berlebih yang dapat memicu pertumbuhan jamur dan hama. Penggunaan mulsa plastik juga menjadi solusi untuk menjaga kestabilan kelembapan tanah.

    “Penerapan pengendalian hama alami dengan menanam tanaman pengusir hama seperti bawang putih dan kemangi di sekitar ladang tomat. Ini membantu mengurangi populasi hama tanpa perlu banyak pestisida dengan biaya mahal,” ujarnya

    Balai Pelatihan Pertanian mengimbau petani untuk menerapkan teknik pertanian berkelanjutan guna mengurangi dampak hama dan penyakit tanaman.

    “Kami menyarankan penggunaan pestisida alami dan metode pertanian terpadu untuk menjaga keseimbangan ekosistem pertanian,” kata Hasan Ngadi kepala BPP Suwawa.

    Dengan tantangan dan peluang yang ada, para petani tomat di Gorontalo terus berupaya mengoptimalkan hasil panen mereka. Jika serangan hama dapat dikendalikan, musim hujan tahun ini berpotensi memberikan keuntungan yang signifikan bagi mereka.

     

    Begini Daya Rusak Embun Es ke Tanaman Kentang Petani Dieng

  • Hujan Jelly Gorontaro Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Hujan Jelly Gorontaro Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gorontalo dilanda hujan jelly. Fenomena tidak biasa itu diabadikan oleh sejumlah warga setempat.

    Hujan jelly itu terjadi di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, pada Sabtu (15/2/2025) pukul 20:00. Dalam sebuah video yang bereda, seorang warga terlihat tengah memperlihatkan jelly di tangannya dan meletakkannya dalam ember.

    Warga Leayo, Ewan juga mengaku melihat hujan jelly pada Sabtu malam lalu. Kejadian di depan rumahnya itu langsung diabadikannya melalui siaran langsung di media sosial.

    “Ya, saya yang lihat langsung tadi malam hujan tapi hujan kaya lain ada yang bilang itu fenomena hujan jelly,” ujar warga Leayo, Ewan (37) kepada Detik.com.

    Ewan mengatakan baru pertama kali melihat dan mengetahui soal fenomena hujan jelly. Hal ini juga yang membuat sejumlah warga menjadi heboh.

    “Baru pertama kali dan ini fenomena yang aneh, setahu saya tidak pernah ada, dan saya saja baru dengar kalau ada hujan jelly,” jelasnya.

    Dia juga langsung mengamankan jelly tersebut ke dalam ember. “Cuma ditaruh saja, siapa tau ada dari pihak kampus atau dari mana mau meneliti,” katanya.

    Pihak BMKG juga telah buka suara terkait hal ini. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Gorontalo, Cucu Kusmayancu menjelaskan fenomena itu sesuatu yang wajar dan disebabkan tiga faktor mulai dari biologis, meteorologi, dan pencemaran limbah.

    Hujan Jelly itu bisa saja karena hewan laut kecil yang terangkat ke atmosfer. Berikutnya hewan tersebut jatuh kembali bersamaan dengan hujan yang turun.

    “Proses biologis hujan jelly seringkali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan,” kata Cucu, Senin (17/2/2025).

    Namun, Cucu menambahkan perlu penelitian lebih lanjut lagi terkait fenomena hujan jelly. Mengingat kemunculannya juga baru pertama kali di wilayah Gorontalo Utara.

    “Untuk mengetahui penyebab secara pastinya membutuhkan penelitian lebih lanjut,” katanya.

    (dem/dem)

  • Hujan Jelly Gorontaro Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Hujan Jelly Gorontalo Bikin Heboh, BMKG Sudah Tahu Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gorontalo dilanda hujan jelly. Fenomena tidak biasa itu diabadikan oleh sejumlah warga setempat.

    Hujan jelly itu terjadi di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, pada Sabtu (15/2/2025) pukul 20:00. Dalam sebuah video yang bereda, seorang warga terlihat tengah memperlihatkan jelly di tangannya dan meletakkannya dalam ember.

    Warga Leayo, Ewan juga mengaku melihat hujan jelly pada Sabtu malam lalu. Kejadian di depan rumahnya itu langsung diabadikannya melalui siaran langsung di media sosial.

    “Ya, saya yang lihat langsung tadi malam hujan tapi hujan kaya lain ada yang bilang itu fenomena hujan jelly,” ujar warga Leayo, Ewan (37) kepada Detik.com.

    Foto: Fenomena Hujan Jelly. (Dok. CNN Indonesia/Farida Noris)
    Fenomena Hujan Jelly. (Dok. CNN Indonesia/Farida Noris)

    Ewan mengatakan baru pertama kali melihat dan mengetahui soal fenomena hujan jelly. Hal ini juga yang membuat sejumlah warga menjadi heboh.

    “Baru pertama kali dan ini fenomena yang aneh, setahu saya tidak pernah ada, dan saya saja baru dengar kalau ada hujan jelly,” jelasnya.

    Dia juga langsung mengamankan jelly tersebut ke dalam ember. “Cuma ditaruh saja, siapa tau ada dari pihak kampus atau dari mana mau meneliti,” katanya.

    Pihak BMKG juga telah buka suara terkait hal ini. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Gorontalo, Cucu Kusmayancu menjelaskan fenomena itu sesuatu yang wajar dan disebabkan tiga faktor mulai dari biologis, meteorologi, dan pencemaran limbah.

    Hujan Jelly itu bisa saja karena hewan laut kecil yang terangkat ke atmosfer. Berikutnya hewan tersebut jatuh kembali bersamaan dengan hujan yang turun.

    “Proses biologis hujan jelly seringkali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan,” kata Cucu, Senin (17/2/2025).

    Namun, Cucu menambahkan perlu penelitian lebih lanjut lagi terkait fenomena hujan jelly. Mengingat kemunculannya juga baru pertama kali di wilayah Gorontalo Utara.

    “Untuk mengetahui penyebab secara pastinya membutuhkan penelitian lebih lanjut,” katanya.

    (dem/dem)