Lurah Tegaltirto Sleman Ditangkap karena Jual Tanah Kas Desa Rp 1,4 Miliar
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menangkap dan menahan Lurah Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, berinisial S, terkait dugaan penjualan tanah kas desa (TKD) Persil 108 Dusun Candirejo.
Kasi Penkum Kejati DIY, Herwatan, mengatakan penahanan dilakukan setelah penyidik mengantongi dua alat bukti kuat.
“Untuk menghindari tersangka S akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti, mengulangi perbuatan pidananya dan tersangka disangka melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lebih dari lima tahun,” kata Herwatan dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).
Herwatan menjelaskan, modus S dilakukan sejak masih menjabat sebagai dukuh Candirejo pada periode 2002-2020.
Bersama sejumlah pihak, ia menghilangkan Persil 108 dari laporan inventarisasi TKD tahun 2010 dengan alasan tanah kebanjiran.
Setelah itu, S diduga memperkaya diri dengan menjual sebagian tanah tersebut kepada Yayasan Yeremia Pemenang di Jakarta Barat. Dari transaksi itu, ia memperoleh sekitar Rp 1,4 miliar.
Akibat perbuatan S, kerugian keuangan negara bagi Pemerintah Kalurahan Tegaltirto ditaksir mencapai Rp 733 juta, berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat DIY.
Atas perbuatannya, S disangka melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Saat ini, ia ditahan di Lapas Kelas II Yogyakarta selama 20 hari, mulai 11 hingga 30 September 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: DI YOGYAKARTA
-
/data/photo/2025/09/12/68c3b7e4a399a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Lurah Tegaltirto Sleman Ditangkap karena Jual Tanah Kas Desa Rp 1,4 Miliar Yogyakarta
-
/data/photo/2025/09/12/68c3a5156b238.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering Yogyakarta 12 September 2025
Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Meskipun masuk dalam kategori kemarau basah, sejumlah telaga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami pengeringan.
Upaya revitalisasi terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi telaga yang ada.
“Dari 13 telaga yang masih ada airnya, hanya 4 yang tersisa, yaitu Telaga Jonge, Ledok, Sri Lutut, dan Sruweng. Telaga lainnya mengering akibat dampak kemarau,” ungkap Lurah Pacarejo, Semanu, Suhadi, saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Jumat (12/9/2025).
Suhadi menjelaskan bahwa upaya revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan dapat mengembalikan fungsi telaga.
Meskipun tidak sepenuhnya seperti dahulu, saat ini telaga banyak digunakan untuk budidaya ikan dan pertanian.
“Saat normal, telaga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti budidaya ikan dan lainnya,” tambahnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Sigit Swastono, menyatakan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 345/KPTS/2022 tentang Penetapan Daftar Telaga di Gunungkidul, terdapat 359 telaga di 18 Kapanewon.
Namun, hanya sekitar 20 telaga yang berfungsi dengan baik karena tidak mengering saat kemarau.
“Mayoritas telaga sudah rusak karena sedimentasi yang parah,” ucapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah dilakukan, termasuk perbaikan talut dan pengerukan.
Selain itu, penanaman pohon juga dianggap penting untuk mencegah aliran permukaan yang membawa sedimentasi ke telaga.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul baru-baru ini melakukan upaya revitalisasi telaga dengan cara tradisional, seperti mengajak masyarakat untuk memandikan ternak dan menangkap ikan di telaga menggunakan alat tradisional.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengajak masyarakat untuk menjaga telaga.
“Bukan hanya soal seni budaya, tapi juga budaya menjaga sumber daya alam. Kita masuk ke telaga, menginjak lumpur, itu bagian dari revitalisasi telaga. Cara yang menyenangkan untuk merawat lingkungan,” katanya.
Warga Budekan, Wonosari, Anjar, mengungkapkan bahwa telaga di wilayahnya juga mengalami pengeringan.
Telaga yang berada tidak jauh dari pusat kota biasanya dimanfaatkan untuk perikanan saat musim penghujan.
“Biasanya ditabur bibit ikan saat musim hujan. Saat awal musim kemarau, dibuka pemancingan,” jelasnya.
Sementara itu, Supardi, warga Tahunan, Sumberejo, Semin, melaporkan bahwa telaga Plumpit sudah mulai surut.
Telaga yang telah diberi talud ini banyak digunakan warga untuk pertanian. “Musim penghujan jadi penampungan. Tapi, kalau kemarau, airnya disedot untuk mengaliri lahan pertanian,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Mundur dari Pestapora karena Masalah Sponsor, The Panturas Justru Dikritik Warganet
JAKARTA – Keputusan The Panturas mundur dari Pestapora dan kritiknya terhadap PT Freeport Indonesia sebagai sponsor menjadi kontroversi tersendiri di kalangan warganet. Pasalnya, band asal Jatinangor itu terlibat dalam gelaran Perantara Fest pada Mei lalu, yang mana juga disponsori perusahaan tambang terkemuka itu.
Seperti diketahui, The Panturas jadi satu dari banyak penampil yang memutuskan batal tampil di Pestapora pekan lalu, setelah mengetahui Freeport jadi salah satu sponsor.
Lewat pernyataan yang disampaikan melalui akun Instagram resmi, The Panturas bahkan melayangkan kritik yang cukup keras terhadap penyelenggara.
“Padahal kita semua (atau paling tidak sebagian besar deretan line up termasuk penggagas acara) datang dari wilayah arus pinggir yang membawa semangat kemandirian, alternatif, serta perlawanan terhadap homogenisasi budaya,” tulis The Panturas, mengutip keterangan unggahan, Kamis, 11 September.
“Dengan adanya PT Freeport dalam gelaran ini, entah kenapa membuat kami (entah kawan-kawan musisi lain bagaimana), merasa asing. Arus pinggir tempat kami berasal dan tumbuh, kini mendadak tak kami kenali,” tambahnya. “Dengan terlibat di Pestapora tiba-tiba saja kami menjadi tidak tahu berasal darimana, hendak kemana dan nilai apa yang kami bawa. Sedih juga hanya dalam satu malam kami dibuat bingung dan mempertanyakan apa yang kami cintai selama ini: bermain musik.”
The Panturas bahkan menyebut penyelenggara Pestapora telah “menjebak” para penampil dengan kehadiran Freeport sebagai sponsor.
“Kami mungkin hari ini tetap akan bermain dengan perasaan asing dan tidak nyaman karena ada perjanjian dengan pihak lain di luar Pestapora yang tidak bisa kami ingkari. Sembari berharap, semoga kawan-kawan penyelenggara tidak terus-terusan ingkar menjebak musisi dalam posisi sulit. Karena apa yang jahat dari itu? Menempatkan musisi di situasi yang tak punya nilai tawar, sehingga tiba-tiba saja prinsipnya ditukar dengan kotoran,” katanya.
Namun di balik pernyataan yang tampak gagah itu, warganet menyoroti keputusan The Panturas yang tetap tampil dalam Perantara Fest yang digelar di Lapangan Kridosono, Yogyakarta.
“Cancel cancel, 11 Mei lu main ada Freeport disono kak wkwkwkw,” tulis salah satu warganet.
“Yaaaahh jadi backfire kaann wkwkwwk,” kata warganet lain.
Beberapa di antaranya justru melihat The Panturas hanya ikut-ikutan grup dan musisi lain yang juga membatalkan penampilannya di Pestapora.
“Intinya cuma fomo doank… krna di @perantara.fest tetep manggung pdhal sponsornya freepoddd jg,” tulis warganet.
“STATEMENT LO KARENA VIRAL BUKAN KARENA PRINSIP SOK KERASSSS,” kata warganet lain.
-

Sejarah! 4 Pebalap RI Bertarung di GP San Marino Akhir Pekan Ini
Jakarta –
Akhir pekan ini, MotoGP kembali digelar di Misano, San Marino. Untuk pertama kalinya dalam sejarah balap di arena MotoGP, empat pebalap Indonesia binaan Astra Honda Motor akan berlaga di tiga dari empat kelas yang dilombakan di Misano World Circuit Simoncelli.
Pebalap Indonesia yang berlaga di Misano akhir pekan ini antara lain Mario Suryo Aji, Fadillah Arbi Aditama, Veda Ega Pratama, dan M. Kiandra Ramadhipa. Mereka adalah lulusan Astra Honda Racing School (AHRS).
Keempat pebalap Tanah Air itu akan bertarung di ajang balap GP Moto2, GP Moto3, dan Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC). Bahkan, rider muda Indonesia tersebut berpeluang besar mengibarkan Merah Putih dari podium tertinggi.
Setelah comeback di ajang GP Moto2 Catalunya 2025 usai pemulihan cedera bahu selama 3 bulan, Mario Aji mampu menyelesaikan balapannya dengan penuh perjuangan. Pemuda asal Magetan, Jawa Timur, lulusan AHRS tahun 2016 ini akan fokus mengejar ketertinggalan pada balapan dunia mendatang di seri Grand Prix San Marino, di Misano.
“Setelah menjalani balap di putaran sebelumnya dengan baik, percaya diri saya bangkit lagi di minggu ini. Target balapan di minggu ini mengembalikan feeling dan mengejar ritme dari pebalap-pebalap lainnya agar lebih kompetitif di seri Asia. Saya akan berikan yang terbaik di setiap sesinya,” ujar Mario.
Selain Mario Aji, Fadillah Arbi Aditama akan bersaing di Moto3. Arbi menjadi pebalap pengganti dari Tatchakorn Buasri yang masih dalam masa pemulihan cedera. Turun bersama Honda Team Asia sejak seri Grand Prix Austria, pebalap lulusan AHRS 2018 ini terus berjuang menembus zona poin.
“Saya dalam kondisi terbaik, pengalaman dari seri-seri sebelumnya menjadi bekal untuk saya tampil lebih baik. Target saya pada seri Misano ini berusaha untuk bersaing di zona poin, mohon dukungannya selalu,” ujar Arbi.
Di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup, terdapat dua pebalap muda potensial Indonesia. Veda Ega Pratama dan M. Kiandra Ramadhipa, pebalap binaan PT Astra Honda Motor asal Yogyakarta ini secara mengesankan terus memberikan prestasi yang membanggakan pada setiap seri yang telah berlangsung.
Veda yang merupakan lulusan AHRS tahun 2018 memiliki kans juara dengan menempati posisi kedua pada klasemen sementara dengan kolektivitas poin sebanyak 170, selisih 21 poin dengan pemuncak klasemen. Hasil ini ia raih atas beberapa capaian, di antaranya 3 podium tertinggi di seri Mugello, Italia dan Sachnsering, Jerman, serta 2 podium kedua yang diraih pada putaran Spielberg, Austria.
“Balapan minggu ini sangat penting bagi saya, karena ini adalah seri terakhir Red Bull Rookies Cup 2025. Saat ini saya berada di peringkat kedua klasemen, dan tentunya saya akan memberikan yang terbaik untuk meraih hasil maksimal di klasemen akhir nanti. Mohon doanya agar saya dapat meraih hasil terbaik untuk menutup musim ini,” ucap Veda.
Rekan satu tim Veda, yakni M. Kiandra Ramadhipa juga tampil kompetitif di ajang ini. Saat ini lulusan AHRS 2022 tersebut berada di posisi kesembilan klasemen sementara dengan 82 poin. Dalam persaingan RBRC Ramadhipa mampu meraih podium kedua pada seri Sachsenring, Jerman, race pertama.
“Untuk round terakhir ini saya mempersiapkan diri sebaik mungkin karena saya butuh kondisi fisik yang maksimal. Saya mempunyai target untuk podium dan saya akan bertarung untuk itu, mohon doanya,” ujar Ramadhipa.
(rgr/dry)
-

Viral Tulisan Tak Pantas di CCTV Simpang Empat Sleman, Diduga Diretas
Jakarta –
CCTV di simpang empat Kronggahan, Kabupaten Sleman mendadak viral di media sosial Instagram pada hari Kamis (11/09) ini. Dalam rekaman CCTV memuat tulisan “Allah adalah Setan Iblis” di sudut bawah kiri rekaman CCTV.
Adapun peristiwa itu viral lewat salah satu postingan yang diunggah oleh akun @merapi_uncover. Akan tetapi saat ini postingan itu saat ini telah dihapus.
Terkait hal tersebut Kepala Diskominfo Sleman Budi Santosa mengatakan kemunculan tulisan itu terindikasi akibat diretas.
“Terkait CCTV di simpang empat Kronggahan dapat kami jelaskan bahwa berdasar analisis sementara dari tim Kominfo Sleman, CCTV tersebut terindikasi diretas,” kata Budi dilansir detikJogja, Kamis (11/9/2025).
Budi menjelaskan bahwa meski sempat diretas saat ini CCTV tersebut telah dipulihkan. Tulisan tersebut juga sudah tidak terlihat lagi di sudut kiri Bawah dari rekaman CCTV.
“Kami sampaikan bahwa CCTV Kronggahan yang sebelumnya mengalami gangguan kini telah difungsikan kembali dan berfungsi dengan baik,” kata dia.
(rdp/idh)
-

3 Serangga yang Memiliki Rasa Solidaritas Tinggi
YOGYAKARTA – Kadangkala kita menemukan serangga yang memiliki perilaku unik. Salah satu perilaku unik serangga adalah rasa solidaritas mereka yang tinggi kepada sesama. Soliradritas tersebut ditunjukan dengan berbagai perilaku tergantung jenis serangganya. Namun patut diketahui bahwa pada dasarnya serangga yang memiliki rasa solidaritas tinggi adalah serangga yang berkoloni. Lalu apa saja serangga yang punya solidaritas antar sesamanya?
Serangga yang Memiliki Rasa Solidaritas Tinggi
Serangga yang berkoloni mampu menunjukan rasa solidaritas karena setiap mereka menunjukan pembagian kerja yang berbeda-beda. Berikut ini serangga yang bisa menunjukan solidaritas dalam kelompoknya.
Semut rangrang
Semut adalah serangga yang hidup berkoloni besar dengan anggota yang jumlahnya cukup banyak. Dalam satu koloni, semut memiliki ratu.
Dalam tulisan berjudul Identifikasi Pola Perilaku Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) yang terbit di Jurnal Edukasi Biologi dikatakan bahwa semut rangrang hidup secara berkoloni. Bahkan mereka menerapkan sistem pengkastaan.
Salah satu bentuk solidaritas yang bisa ditunjukan semut adalah interaksi terhadap sesama yang dilakukan dengan menyetuhkan antena di kepala mereka dengan semut satu koloninya.
Rayap
Rayap adalah salah satu serangga sosial yang banyak ditemukan di Indonesia. Koloni rayap bisa ditemukan baik dalam ukuran kecil hingga besar. Mereka akan membangun sarang secara gotong royong. Sarang rayap bisa ditemukan di tempat yang lembab, baik di tanah maupun di batang kayu mati.
Dalam penelitian berjudul Karakteristik Sarang dan Aktifitas Sosial Rayap (Isoptera) Pada Kawasan Hutan Camplong di Jurnal Biotropikal Sains, dijelaskan bahwa rayap adalah serangga sosial. Mereka hidup secara terorgainisir dalam koloni. Rayap juga memiliki tatanan kasta dalam kelompok mereka.
Salah satu kasta rayap adalah sebagai pekerja. Kasta ini bertugas untuk memelihara koloni sekaligus mencari makanan untuk seluruh anggota koloni mereka. Kondisi ini yang membuat rayap disebut memiliki solidaritas tinggi.
Lebah madu
Dalam penelitian berjudul Komposisi Koloni Lebah Madu (Apis florea andreniformis Fabr) di Jurnal Penelitian Sains dijelaskan bahwa lebah madu adalah serangga sosial. Dalam koloni mereka ada tiga kasta yakni ratu, jantan, dan pekerja. Masing-masing dari mereka memiliki tugas yang berbeda-beda.
Misalnya, lebah pekerja bertugas memberi makan ratu serta menjaga sarang dari gangguan predator atau musuh. Para lebah pekerja berusaha keras untuk menjaga agar ratu dapat bereproduksi dengan baik. Alasan ini yang membuat lebah madu dianggap sebagai serangga yang memiliki solidaritas tinggi terhadap rekan sesama koloninya.
Itulah beberapa serangga yang memiliki rasa solidaritas tinggi. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1074325/original/025185800_1449125276-ilustrasi.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kabar Duka, Salah Satu Pendiri Grup Wings Harjo Sutanto Meninggal Dunia – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia usaha Indonesia. Salah satu pendiri grup Wings Joseph Harjo Sutanto meninggal dunia pada usia 102 tahun.Harjo Sutanto tutup usia pada 10 September 2025.
Berdasarkan pengumuman yang dikutip Jumat, (12/9/2025), almarhum Harjo Sutanto disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa. Harjo Sutanto akan dimakamkan pada 18 September 2025.
Harjo Sutanto bersama Johanes F.Katuari mendirikan grup Wings. Grup Wings telah dikenal menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia yang menghasilkan berbagai macam produk rumah tangga, perawatan pribadi, makanan dan minuman dan lainnya.
Berawal pada 1948, Harjo Sutanto pindah dari Tulungagung ke Surabaya, dan Johanes F.Katuari pindah dari Yogyakarta ke Surabaya, Jawa Timur membangun pabrik sabun bernama Fa. Usaha yang didirikan untuk memproduksi sabun batangan yang dinamakan Wings soap yang diproduksi pabrik di Jalan Kalisosok Kidul Nomor 2, Surabaya, Jawa Timur oleh enam karyawan.
Pada awal usaha distribusi memakai sepeda, dan penjualan sabun dilakukan melalui pintu ke pintu. Kemudian pada 1971 produk tersebut berkembang menjadi sabun krim dan deterjen bernama Ekonomi dan diterima baik di pasar. Momentum itu ditangkap dengan mengembangkan strategi pemasaran yang modern dengan menambah pusat distribusi, mengoptimalkan promosi lewat iklan, pameran dan penjualan langsung.
Selanjutnya pada 1974, Perseroan membuka kantor di Jakarta yang berlokasi di Cempaka Putih. Selanjutnya pada 1976, PT Sayap Mas Utama didirikan dan pabriknya memproduksi pasta gigi. Pada 1980 menjadi momen grup Wings makin ekspansif dengan membangun pabrik baru dan pusat distribusi.
-

Kemendagri sebut “Jaga Warga” di DIY berperan jaga situasi kondusif
Yogyakarta (ANTARA) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebut keberadaan “Jaga Warga” di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kearifan lokal yang berperan penting menjaga keamanan dan situasi kondusif daerah, saat gelombang unjuk rasa beberapa waktu lalu.
“Ternyata di Yogya ini, salah satu kearifan lokal yang sudah terbangun adalah Jaga Warga yang kemarin ini sangat berperan dalam turut menjaga pada masa-masa unjuk rasa kemarin,” kata Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Sesuai arahan Menteri Dalam Negeri, Restuardy menyebut kunjungannya ke DIY untuk memastikan pemerintah daerah menjaga situasi kondusif pasca-unjuk rasa.
Salah satu yang didorong adalah mengaktifkan kembali partisipasi masyarakat melalui sistem keamanan lingkungan (siskamling).
“Secara kultural, ini salah satu budaya yang sebenarnya sudah kita lakukan sejak lama. Bagaimana kita menjaga lingkungan, membangun kebersamaan secara gotong-royong, dimana masyarakat langsung turun untuk menjaga lingkungannya,” tutur dia.
Ia memastikan secara umum situasi kamtibmas nasional sudah berangsur normal sejak awal September 2025.
Stabilitas di daerah disebut menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
“Ngarsa Dalem (Sultan HB X) juga memberikan arahan bagaimana beliau turut serta mendinginkan atau membangun kebersamaan. Ini menjadi bagian yang harus kita dukung bersama,” kata Restuardy.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi keterlibatan warganya terutama saat aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.
Menurutnya, langkah partisipatif warga DIY menjadi contoh nyata bagaimana budaya gotong-royong masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan berjalan selaras dengan program pemerintah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad menjelaskan bahwa partisipasi Jaga Warga telah terlihat nyata di berbagai wilayah di provinsi ini.
“Kami mengapresiasi seluruh warga yang berperan aktif menjaga lingkungan dengan disiplin dan tanggung jawab,” ujar dia.
Noviar menyebut di DIY Siskamling telah lama diterapkan di tingkat RT/RW melalui sistem ronda yang melibatkan Jaga Warga dan satlinmas.
Selain menjaga keamanan, sistem ini juga memperkuat kebersamaan antarwarga dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.
“DIY menjadi barometer partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. SE Mendagri sudah kami tindaklanjuti melalui koordinasi dengan Satpol PP kabupaten/kota untuk memperkuat satlinmas dan mengaktifkan kembali siskamling,” ujar Noviar yang juga Kepala Pelaksana BPBD DIY ini.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/09/68bfbda4a3c01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bantu Hilangkan Jejak Pencurian Rp 10 Miliar, Teman Sopir Bank Jateng Ikut Jadi Tersangka Regional 11 September 2025
Bantu Hilangkan Jejak Pencurian Rp 10 Miliar, Teman Sopir Bank Jateng Ikut Jadi Tersangka
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com –
Polisi resmi menetapkan dua orang tersangka dalam kasus raibnya uang senilai Rp 10 miliar milik Bank Jawa Tengah (Jateng).
Mereka adalah Anggun Tyas, sang sopir pengantar uang yang menjadi pelaku utama, serta DS, teman lamanya yang diduga membantu Anggun menghilangkan jejak.
Wakapolresta Surakarta, AKBP Sigit menjelaskan bahwa semula ada beberapa orang yang ikut diamankan.
Namun setelah penyelidikan, hanya A dan DS yang dinyatakan sebagai tersangka.
“Anggun dan DS ini teman lama. Mereka sudah saling kenal sejak tinggal di Jogja,” ujar Sigit di Mapolda Jateng, beberapa waktu lalu.
Anggun diketahui sebagai sopir yang bertugas mengangkut uang dari Bank Indonesia Cabang Solo dan Bank Jateng Cabang Solo.
Sementara DS, yang kini tinggal di Bantul, Yogyakarta, disebut berperan membantu Anggun menghilangkan jejak usai membawa kabur uang tersebut.
Berkat bantuan DS, Anggun sempat lolos dari kejaran polisi selama sepekan sebelum akhirnya digerebek di rumah yang baru dibelinya di Gunungkidul.
Sigit menambahkan, keduanya sudah saling mengenal sejak lama saat tinggal di Yogyakarta. Kini, DS diketahui berdomisili di Bantul.
“Pelaku utama juga lahir di Jogja,” ujarnya.Peristiwa itu terjadi pada Senin (1/9/2025). Saat itu, Anggun menjalankan tugas rutin mengantar pegawai bank untuk mengambil uang tunai Rp 6 miliar di BI Solo, lalu Rp 4 miliar di Bank Jateng Solo Gladak.
Seluruh uang dimasukkan ke dalam mobil operasional bank. Namun, ketika petugas lain lengah karena masuk ke toilet, Anggun melihat celah dan nekat membawa kabur mobil berisi total Rp 10 miliar tersebut.
Menurut polisi, Anggun melakukan aksi ini karena terhimpit masalah ekonomi.
“Motifnya ekonomi, pusing, dan ada kesempatan,” ungkap Sigit.
Setelah membawa kabur uang tersebut, Anggun berusaha bersembunyi dengan membeli rumah di perkampungan terpencil di Padukuhan Pejaten, Kalurahan Giriwungu, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelum membeli rumah tersebut, Anggun sempat ditawari hunian di pinggir jalan. Namun ia menolak dan lebih memilih rumah di dalam perkampungan seharga Rp 140 juta.
Di sana, Anggun yang mengaku bernama Dwi ke warga juga sempat berencana membuka bisnis rental mobil. Dia mengatakan, memiliki 300 mobil.
Setelah beberapa hari menjadi buron, Anggun Tyas ditangkap di sebuah rumah yang baru dibelinya di Pejaten, Giriwungu, Panggang, Gunungkidul, DIY.
Dari hasil penggeledahan, polisi menyita sejumlah barang bukti dan menyatakan bahwa sisa uang yang belum digunakan masih sekitar Rp 9,6 miliar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
