provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Oktober 2025

    Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat Yogyakarta 1 Oktober 2025

    Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com –
    Rumah, kebun, hingga bangunan masjid di Kalurahan Karangwuni, Kulon Progo, mengalami kerusakan akibat embusan angin pesawat atau jet blast dari pesawat di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
    Jet blast adalah dorongan udara bertekanan tinggi yang dihasilkan mesin jet, terutama saat lepas landas atau ketika pesawat menggunakan daya dorong penuh.
    Aliran udara ini bisa mencapai kecepatan lebih dari 250 kilometer per jam, sehingga berpotensi merusak bangunan, peralatan, hingga menimbulkan bahaya serius bagi warga di sekitarnya.
    Sejumlah warga pun menuntut adanya solusi setelah berulang kali melapor tanpa mendapatkan tindak lanjut yang memuaskan.
    Salah satu keluhan datang dari Winarto, warga Karangwuni sekaligus Ketua Kelompok Nelayan Ngudi Rezeki.
    “Sudah berulang kali terjadi, kena kentut pesawat. (Akibatnya) genteng musak-masik, rontok. Kami dari masyarakat juga sudah sering buat laporan, seperti kena tempatnya Mas Agung, tempatnya Mbak Sri, dan banyak lagi,” kata Winarto saat ditemui di Karangwuni, Rabu (1/10/2025).
    Menurut Winarto, laporan warga sudah ditujukan ke desa, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut.
    Ia mengaku juga menjadi korban. Rumahnya yang berada di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangwuni mengalami kerusakan atap akibat embusan pesawat.
    “Awalnya saya tidak percaya, meski banyak bangunan lain juga rusak. Tapi belum lama ini, angin kuat membuat genteng rumah saya rontok bersamaan dengan suara ledakan jet saat pesawat mendarat,” ujarnya.
    Winarto menambahkan, saat kejadian ia sedang makan bersama keluarga.
    “Tadinya mau saya biarkan saja, tapi karena ini musim hujan, saya segera perbaiki,” katanya.
    Berdasarkan perhitungan warga, setidaknya ada 10 rumah yang mengalami kerusakan serupa.
    Tidak hanya bangunan, sejumlah fasilitas lain seperti kandang ternak, pohon kelapa, tanaman semangka, cabai, hingga masjid di Pasir Mendit juga ikut terdampak.
    Warga kemudian melayangkan surat pengaduan resmi kepada PT Angkasa Pura Indonesia selaku pengelola Bandara YIA.
    “YIA sempat merespons dengan menurunkan tim ke lokasi,” ujar Winarto.
    Keluhan serupa juga disampaikan Agung Nurcahyo, warga Padukuhan Keboan, yang rumahnya berada tepat di jalur lurus pendaratan pesawat.
    “Genteng rumah saya rontok terus. Tanaman seperti kelapa, semangka, dan mulsa jadi rusak. Bahkan atap bangunan petani juga hilang karena angin pesawat,” kata Agung.
    Menurut Agung, kerusakan sudah terjadi sejak awal beroperasinya YIA, namun hingga kini belum ada solusi yang jelas.
    Ia mengaku sudah melapor berulang kali sejak pindah ke Karangwuni pada 2021, baik melalui email ke Surabaya, Jakarta, maupun surat resmi ke pihak YIA.
    “Kami ingin tinggal dengan nyaman, tidak terganggu terus-menerus seperti ini,” tegasnya.
    Agung menyebut, dalam seminggu genteng rumahnya bisa rontok hingga dua kali, terutama ketika pesawat mendarat dari arah timur saat angin bertiup ke permukiman. Biaya perbaikan pun mencapai sedikitnya Rp 500.000.
    Ia mengaku YIA pernah merespons keluhan warga, tetapi prosesnya justru menyulitkan.
    “Kami diminta menyediakan bukti berupa video dan memastikan waktu kejadian secara spesifik. Padahal tidak mungkin setiap hari kami mengawasi dan merekam pesawat yang lewat. Harusnya pihak bandara yang punya data lebih lengkap soal jadwal terbang,” ujar Agung.
    Warga berharap ada itikad baik dari pengelola Bandara YIA untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
    “Kami ini tetangganya bandara. Dalam filosofi Jawa, bertetangga itu harus saling membuat nyaman. Kalau ada dampak, ya seharusnya dibicarakan dan dicarikan jalan keluar,” tambah Winarto.
    Lewat pesan singkat yang disampaikan Humas YIA, General Manager YIA, Ruly Artha, mengungkapkan empati atas apa yang dialami warga sekitar bandara.
    “Kami telah melakukan komunikasi dengan beberapa warga melalui perangkat desa di beberapa wilayah sekitar bandara. Melalui entitas transportasi udara, kami memiliki Tim Reaksi Cepat yang terdiri dari PT Angkasa Pura Indonesia (YIA), Airline Operator Committee, BMKG, dan AirNav Indonesia,” tulis dia.
    “Setiap laporan yang masuk melalui perangkat desa ditindaklanjuti tim dengan pengecekan di lokasi serta langkah lain sesuai alur penanganan. Sebagai pengelola bandara, kami akan terus berupaya memastikan operasional penerbangan berjalan dengan baik, sesuai ketentuan, demi kenyamanan pengguna jasa bandara maupun masyarakat sekitar.”
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alasan Kepala BGN Tetap Lanjutkan MBG meski Ditolak Banyak Pihak
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Oktober 2025

    Alasan Kepala BGN Tetap Lanjutkan MBG meski Ditolak Banyak Pihak Nasional 1 Oktober 2025

    Alasan Kepala BGN Tetap Lanjutkan MBG meski Ditolak Banyak Pihak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan alasan pemerintah tetap melanjutkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) meski muncul penolakan dari banyak wali murid buntut kasus keracunan makanan.
    Dadan mengatakan banyak anak Indonesia yang membutuhkan intervensi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi mereka.
    “Ya begini, karena ini banyak ke anak yang sebetulnya membutuhkan intervensi pemenuhan gizi dengan menu seimbang,” ujar Dadan saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
    Menurut Dadan, hak anak-anak yang membutuhkan asupan gizi itu harus dipenuhi.
    Dadan berjanji akan memperbaiki tata kelola MBG yang diwarnai keracunan massal di berbagai daerah.
    “Kita akan perbaiki tata kelolanya sebaik mungkin, sehingga apa yang diberikan oleh pemerintah itu aman untuk dikonsumsi,” titir Dadan.
    Adapun Dadan hadir ke DPR RI untuk mengikuti Rapat Kerja (Raker) yang digelar Komisi IX DPR bersama Menteri Kesehatan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kepala BKKBN.
    Dalam rapat itu, banyak anggota DPR RI meminta penjelasan kepada Dadan terkait berbagai kasus keracunan.
    Mereka juga mempertanyakan kemungkinan beban dapur MBG untuk menyiapkan 3.000 porsi setiap hari diturunkan.
    Sebelumnya, banyak wali murid yang menyatakan menolak anak mereka mengikuti atau memakan MBG.
    Wali murid di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Izzah Kota Serang, Banten, misalnya, menyatakan keberatan dengan MBG.
    Mereka juga keberatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG ada di sekolah.
    “Kami sudah membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan biaya masuk yang cukup besar, sampai belasan juta. Kalau sudah mampu membiayai itu, kenapa harus ada MBG masuk ke dalam sekolah,” katanya usai audiensi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Senin (29/9/2025).
    Selain itu, sejumlah emak-emak juga menggelar unjuk rasa menolak MBG di Istana Negara.
    Mereka protes dengan memukul alat dapur.
    Unjuk rasa serupa sebelumnya diikuti puluhan ibu-ibu di Yogyakarta.
    Mereka juga memukul alat dapur sebagai bentuk protes terhadap program MBG pemerintah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sikap Hormat Puan di Dua Momentum Kenegaraan Jadi Sorotan, Begini Aturannya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Oktober 2025

    Sikap Hormat Puan di Dua Momentum Kenegaraan Jadi Sorotan, Begini Aturannya Nasional 1 Oktober 2025

    Sikap Hormat Puan di Dua Momentum Kenegaraan Jadi Sorotan, Begini Aturannya
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Sikap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani dalam dua momentum kenegaraan menjadi sorotan publik.
    Pada dasarnya, sikap seseorang saat upacara kenegaraan kerap menjadi perhatian, khususnya ketika menyangkut momen simbolik, seperti pengibaran bendera atau lagu kebangsaan sedang dinyanyikan.
    Salah satunya terlihat saat upacara Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025). Dalam kesempatan itu, Puan tampak memberi hormat kepada Bendera Merah Putih yang dikibarkan.
    Gestur Puan tersebut sesuai dengan Pasal 15 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dalam pasal itu disebutkan:
    (1) Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan Bendera Negara selesai.
    (2) Penaikan atau penurunan Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
    Momentum lain yang juga jadi perbincangan publik adalah saat pelantikan menteri dan wakil menteri pada 17 September 2025. Prosesi ini dilaksanakan tanpa pengibaran Bendera Merah Putih.
    Tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden memperlihatkan Puan berdiri tegak dengan sikap hormat, namun tanpa gerakan tangan, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
    Gestur tersebut menuai beragam tanggapan warganet. Ada yang mempertanyakan, bahkan sebagian melontarkan komentar negatif.
    Namun, mengacu pada Pasal 62 UU Nomor 24 Tahun 2009, sikap Puan tetap sesuai aturan. Pasal tersebut menyebutkan, setiap orang yang hadir saat lagu kebangsaan dinyanyikan wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.
    Makna “sikap hormat” dalam konteks sipil bukanlah hormat tangan seperti gaya militer, melainkan berdiri tegak dengan sikap sempurna, yakni meluruskan lengan ke bawah, mengepalkan tangan, ibu jari menghadap ke depan dan merapat pada paha, serta pandangan lurus ke depan.
    Tidak ada ketentuan dalam UU yang mewajibkan seseorang untuk mengangkat tangan sebagai gestur hormat saat lagu kebangsaan dinyanyikan, tanpa adanya pengibaran atau penurunan Bendera Merah Putih.
    Anggota Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TNI AD TB Hasanuddin, menegaskan sikap Puan sudah benar.
    “Penghormatan harus angkat tangan kalau pakai penutup kepala,” ujarnya, dalam keterangan resminya, Rabu (1/10/2025).
    Senada dengan Hasanuddin, dosen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Budi Mulyono menyebut sikap hormat tanpa gerakan tangan juga kerap dilakukan Presiden RI Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
    Pada masa awal kemerdekaan, dokumentasi sejarah menunjukkan keduanya berdiri tegak saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, meski tidak selalu memberi hormat tangan secara militer.
    Kedua tokoh tampak berdiri dengan sikap penuh hormat, meski tidak selalu melakukan hormat tangan secara militer. 
    Budi menjelaskan, terkadang Presiden Soekarno memberi hormat dengan gaya militer, sementara Bung Hatta menunjukkan sikap hormat tegak berdiri tanpa mengangkat tangan.
    “Soekarno dengan gaya militernya, meskipun ia bukan dari kalangan militer, tetapi dia suka dengan
    style
    seperti itu. Sementara Hatta cukup diam berdiri tegak, bersikap hikmat dan hormat,” jelasnya seperti dikutip dalam artikel Deutsche Welle (DW) Indonesia.
    Lebih lanjut, Budi memaparkan, pemberian hormat dengan menempatkan tangan kanan di pelipis merupakan gestur yang dipakai oleh personel militer yang kemudian diadopsi sebagai kebiasaan oleh unsur sipil, terutama saat lagu kebangsaan dinyanyikan atau diperdengarkan.
    Namun, dalam konteks sipil, sikap berdiri tegak sesuai UU sudah cukup.
    “Ada yang mengatakan kalau hormat militer itu dalam posisi yang lebih tinggi karena instansi militer menempatkan gestur tersebut sebagai kehormatan yang lebih tinggi. Tetapi untuk kegiatan-kegiatan sipil, saya kira tidak ada yang lebih tinggi di antara keduanya,” ucap Budi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Jakarta Diguyur Hujan Lebat-Angin Kencang, Ini Jadwalnya

    Waspada Jakarta Diguyur Hujan Lebat-Angin Kencang, Ini Jadwalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Jakarta diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat, bahkan disertai angin kencang pada periode 30 September hingga 2 Oktober 2025.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan sejumlah wilayah Indonesia memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan pada akhir September hingga Oktober 2025.

    Pacaroba ditandai dengan peningkatan curah hujan secara signifikan, umumnya terjadi pada sore hingga malam hari. Pola ini didahului dengan udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

    “Pemanasan permukaan memicu terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb) yang menimbulkan hujan lokal tidak merata, berdurasi singkat, dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir, angin kencang, bahkan hujan es,” tulis akun Instagram PPID BMKG, dikutip Rabu (1/10/2025).

    Ada juga faktor dinamika atmosfer global, regional, dan lokal, yang memengaruhi cuaca Indonesia dalam sepekan ke depan.

    “Dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan, dan longsong, yang berdampak pada aktivitas harian maupun transportasi,” BMKG memperingatkan.

    Lebih perinci, berikut peringatan dini BMKG terkait cuaca di Indonesia sepekan ke depan:

    30 September-2 Oktober 2025

    Potensi Hujan Sedang-Lebat: Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.

    Potensi Hujan Lebat-Sangat Lebat: Banten, Jakarta, Jateng, Yogyakarta, Jatim.

    Potensi Angin Kencang: Jakarta, NTT.

    3-6 Oktober 2025

    Potensi Hujan Sedang-Lebat: Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kalsel, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.

    Potensi Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumbar, Papua Tengah, Papua Pegunungan.

    BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian. Selain itu, perlu diwaspadai pula kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.

    “Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana, terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tulis PPID BMKG.

    Lebih lanjut, masyarakat perlu mengenali potensi bencana di lingkungan sekitar dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana. Khusus daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir, agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BGN Sebut Ada 6.517 Kasus Keracunan MBG Sejak Januari 2025, Ini Sebarannya

    BGN Sebut Ada 6.517 Kasus Keracunan MBG Sejak Januari 2025, Ini Sebarannya

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mengungkap hingga September 2025 tercatat 6.517 kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) sejak program tersebut diluncurkan pada Januari 2025. Dadan menyebut keracunan terbanyak terjadi di wilayah II atau pulau Jawa.

    Hal tersebut disampaikan Dadan dalam Rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Dadan membagi tiga wilayah pemantauan MBG, yakni wilayah 1 di Pulau Sumatera, wilayah II Pulau Jawa dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

    “Kami ingin menyampaikan kita bagi 3 wilayah, wilayah I di sumatera, wilayah II di Jawa, wilayah 3 di Indonesia timur. Kami perlu sampaikan pembentukan satuan pelayanan pemenuhan gizi ada dua periode yang terlihat jelas, periode Januari sampai Juli kita berhasil membentuk 2.391 SPPG sementara dari 1 Agustus sampai 30 September kita berhasil membentuk 7.621 SPPG,” kata Dadan.

    “Terlihat sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli 2025 itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara 1 Agustus sampai malam tadi, ada 51 kasus kejadian. Jadi terakhir kejadian ada di Pasar Rebo, dan di Kadungora,” lanjutnya.

    Tak hanya itu, Dadan juga menyebut rincian data orang yang mengalami keracunan di wilayah I, II, dan III.

    “Kalau dari lihat sebaran kasus, kita lihat bahwa diwilayah I ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307. Wilayah 2 ini semakin bertambah tidak lagi 4.147, karena ditambah lagi di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah 3 ini ada 1.003 orang,” sambungnya.

    Berikut Rincian Kejadian Berdasarkan Wilayah berdasarkan data BGN.

    Wilayah I18 Februari 2025: SPPG Empat Lawang Tebing Tinggi Tanjungagung Sumsel (8 Orang).14 April 2025: SPPG Yayasan Al Idrz, Kab. Batang (28 Orang).5 Mei 2025: SPPG PALI Talang Ubi Handayan Mulya, Sumsel (172 Orang).22 Agustus 2025: SPPG Indragiri Hilir Tembilahan Tembilahan Hilir, Riau (28 Orang).26 Agustus 2025: SPPG Tulung Pasik Mataram Baru, Lampung (27 Orang).27 Agustus 2025: SPPG Bengkulu Lebong Saka Lemeu Pb, Bengkulu (467 Orang).29 Agustus 2025: SPPG Sukabumi, Lampung (563 Orang).2 September 2025: SPPG Merang Raya Padamaran (76 Orang).17 September 2025: SPPG Garut, Kadunggora (30 Orang).25 September 2025: SPPG Kota Palembang Kalidoni Kalidoni (12 Orang).25 September 2025: SPPG Kairilmun Kairilmun Sungai Lakim Timur 1 (14 Orang).

    Wilayah II14 Januari 2025: SPPG Indramayu Sindang (6 Orang).18 Januari 2025: SPPG Khusus Kab. Sukabumi (48 Orang).19 Februari 2025: SPPG Pandeglang Menes (480 Orang).21 April 2025: SPPG Lembangsari, Cianjur (254 Orang).21 April 2025: SPPG Khusus Karanganyar (9 Orang).23 April 2025: SPPG Sleman 1 (31 Orang).28 April 2025: SPPG Sleman Berbah (30 Orang).30 April 2025: SPPG Coblong, Kota Bandung (580 Orang).30 April 2025: SPPG Kuningan Cilimus (38 Orang).1 Mei 2025: SPPG Manggungjaya (35 Orang).6 Mei 2025: SPPG Tanah Sereal Sukadamai (220 Orang).29 Juli 2025: SPPG Cangkeng (38 Orang).31 Juli 2025: SPPG Kulon Progo Wales (365 Orang).8 Agustus 2025: SPPG Sukabumi Cikidang (15 Orang).12 Agustus 2025: SPPG Sragen, Gemolong (196 Orang).13 Agustus 2025: SPPG Sleman, Mlati (157 Orang).22 Agustus 2025: SPPG Indramayu, Gabuwetan (2 Orang).25 Agustus 2025: SPPG Karawang, Majalaya (82 Orang).26 Agustus 2025: SPPG Sleman, Berbah Joglo (137 Orang).29 Agustus 2025: SPPG Kalibata (3 Orang).2 September 2025: SPPG Serang (6 Orang).8 September 2025: SPPG Khusus Koja, Jakarta (14 Orang).9 September 2025: SPPG Pameksan, Tokan (8 Orang).11 September 2025: SPPG Wonogiri, Ngronggah (131 Orang).13 September 2025: SPPG Kota Tangsel Setu, Bakti Jaya 2 (12 Orang).17 September 2025: SPPG Jatis, Lamongan (14 Orang).19 September 2025: SPPG Segerawara, Sukoharjo (15 Orang).22 September 2025: SPPG Mekarmur, Jaya Coongkir (411 Orang).22 September 2025: SPPG Dauan Gemping Nggedirto (6 Orang).24 September 2025: SPPG Palang Gesikharjo Tuban (6 Orang).24 September 2025: SPPG Cipayung, Munjul (248 Orang).24 September 2025: SPPG Sukabumi Palabuhanratu Cilepus (32 Orang).24 September 2025: SPPG Kota Batu Batu Sisir (18 Orang).24 September 2025: SPPG Dojopoagaro, Ciampeujo (7 Orang).24 September 2025: SPPG Rembang, Rembang (188 Orang).25 September 2025: SPPG Duwaan Kaler, Subang (9 Orang).25 September 2025: SPPG Jatimekar, Situraja (1 Orang).25 September 2025: SPPG Manyway Catering Palabuan (45 Orang).25 September 2025: SPPG Kebumen, Petahanan (101 Orang).26 September 2025: SPPG Champelas, Bandung (195 Orang).30 September 2025: SPPG Champelas, Pasar Rebo (15 Orang).

    Wilayah III13 Januari 2025: SPPG Nunukan (90 Orang).24 Januari 2025: SPPG Kec. Ujung Bulu Calile 2 (4 Orang).27 Januari 2025: SPPG Pangkajene, Kap. Minasadene (7 Orang).23 April 2025: SPPG Bombana Rumbia (30 Orang).22 Juli 2025: SPPG Kota Kupang Kelapa Lima Cepaqa Barat (140 Orang).23 Juli 2025: SPPG Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Rada (65 Orang).30 Juli 2025: SPPG Manokwari Manokwari Barat Padasari 1 (6 Orang).28 Agustus 2025: SPPG Kota Palu Palu Selatan Tatuna Utara (20 Orang).3 September 2025: SPPG Lombok Tengah, Pringgarata Murbaya (9 Orang).17 September 2025: SPPG Sumba Empang Banggaja 2 (109 Orang).17 September 2025: SPPG Banggai Kep. Tinggankung (338 Orang).18 September 2025: SPPG Sumba Empang Bunga Eja 2 (120 Orang).22 September 2025: SPPG Bulungan Tanjung Selor Tanjung Selor Hilir (2 Orang).24 September 2025: SPPG Pangi Moutong Paopa Nununrantai (2 Orang).24 September 2025: SPPG Lombok Barat (26 Orang).24 September 2025: SPPG Mamuju (27 Orang).24 September 2025: SPPG Kota Kupang Oebobo Liloa (11 Orang).

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Ombudsman Temukan Sederet Penyebab Kasus Keracunan MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Mahfud MD Ungkap Dua Cucunya Keracunan MBG di Yogyakarta

    Mahfud MD Ungkap Dua Cucunya Keracunan MBG di Yogyakarta

    Bisnis.com, JAKARTA — Eks Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD mengemukakan dua cucunya mengalami keracunan usai menyantap MBG di sekolah, Yogyakarta.

    Mahfud mengatakan terdapat sejumlah siswa di sekolahan cucunya tersebut muntah setelah memakan menu MBG. “Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja,” ujarnya di YouTube Mahfud MD, dikutip Rabu (1/10/2025).

    Dia menjelaskan, kedua cucunya itu langsung dilarikan ke rumah sakit setempat, namun satu di antaranya langsung dipersilakan pulang dan dirawat di rumah. Sementara cucu lainnya tengah dirawat di rumah sakit.

    “Habis muntah sehari disuru pulang dan dirawat dirumah. Tapi yang ini sampai empat hari. Ada dua beda kelas, di sekolah yang sama,” tutur Mahfud.

    Di samping itu, Mahfud menilai bahwa program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini memang mulia. Namun, masih perlu ada sejumlah perbaikan.

    Dia juga mengkritisi pernyataan Prabowo terkait dengan perbandingan pelajar yang keracunan sebesar 0,00017%. Menurutnya, meskipun angka itu masih kecil dengan keberhasilan program, tetapi tetap tidak bisa diabaikan apabila menyangkut nyawa.

    “Karena itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan jadi bukan persoalan angka ini harus diteliti masalahnya apa. Tapi begini program MBG adalah salah satu program paling bagus dan mulia,” pungkasnya.

  • Iritnya Kebangetan! Jaecoo J8 SHS ARDIS Diganjar Rekor MURI

    Iritnya Kebangetan! Jaecoo J8 SHS ARDIS Diganjar Rekor MURI

    Jakarta

    Jaecoo kembali menorehkan sejarah. Setelah mencatatkan rekor jarak tempuh 1.400 km di Afrika Selatan pada Februari lalu, kini SUV hybrid premium J8 SHS ARDIS berhasil memecahkan rekor MURI berkat efisiensinya yang luar biasa. Mobil ini sukses menempuh perjalanan sejauh 1.660 km hanya dengan sekali pengisian daya listrik dan bahan bakar.

    Perjalanan bersejarah ini berlangsung pada 6-10 September 2025. Dua unit Jaecoo J8 SHS ARDIS dikendarai oleh empat jurnalis bersama perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI). Rute yang ditempuh dimulai dari Jakarta menuju Solo, Surabaya, Banyuwangi, hingga garis akhir di Yogyakarta.

    Jaecoo J8 SHS ARDIS diganjar rekor MURI Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Menariknya, perjalanan tidak dilakukan dengan trik hemat energi, melainkan menggunakan gaya berkendara normal. AC tetap menyala sepanjang perjalanan, sementara jalur yang dilewati pun beragam-mulai dari padatnya lalu lintas Jakarta, jalan tol panjang menuju Semarang, tanjakan dan turunan curam di pegunungan Jawa Timur, hingga jalur semi-offroad berbatu di Banyuwangi.

    Hasilnya, Jaecoo J8 SHS ARDIS membuktikan diri tak hanya efisien, tapi juga tangguh menghadapi berbagai kondisi jalan. Hal ini berkat teknologi ARDIS (All-Road Drive Intelligent System) dengan enam mode berkendara: Economic, Normal, Sport, Snow, Sand, dan Offroad. Sistem ini dipadukan dengan CDC Magnetic Suspension yang memindai jalan hingga 100 kali per detik, lalu menyesuaikan suspensi secara real-time untuk memberikan stabilitas optimal.

    Jaecoo J8 SHS ARDIS Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Urusan performa, Jaecoo J8 SHS ARDIS dibekali mesin 1.5L TDGI Hybrid-Specific Engine bertenaga 105 kW dengan torsi 215 Nm, dipasangkan dengan sistem Electric Hybrid 3DHT. Tenaga total mencapai 530 dk dengan torsi puncak 650 Nm, cukup untuk melesat dari 0-100 km/jam hanya dalam 5,2 detik.

    Baterai LFP berkapasitas 34,46 kWh mampu menempuh jarak 180 km secara listrik murni, sementara kombinasi mesin bensin turbo dan tangki 70 liter memperluas daya jelajah hingga lebih dari 1.400 km. Dengan capaian 1.660 km, klaim tersebut berhasil dilampaui.

    “Pencapaian rekor MURI ini merupakan bukti nyata keunggulan teknologi Super Hybrid System (SHS) yang diusung oleh JAECOO J8 SHS ARDIS. Lebih dari sekadar angka, rekor ini menunjukkan bahwa produk kami mampu memberikan pengalaman berkendara yang efisien, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Kami percaya prestasi ini akan memberikan standar baru bagi segmen SUV hybrid premium di Indonesia,” ujar Ilham Pratama, Marketing Head Jaecoo Indonesia.

    (lua/dry)

  • Iritnya Kebangetan! Jaecoo J8 SHS ARDIS Diganjar Rekor MURI

    Iritnya Kebangetan! Jaecoo J8 SHS ARDIS Diganjar Rekor MURI

    Jakarta

    Jaecoo kembali menorehkan sejarah. Setelah mencatatkan rekor jarak tempuh 1.400 km di Afrika Selatan pada Februari lalu, kini SUV hybrid premium J8 SHS ARDIS berhasil memecahkan rekor MURI berkat efisiensinya yang luar biasa. Mobil ini sukses menempuh perjalanan sejauh 1.660 km hanya dengan sekali pengisian daya listrik dan bahan bakar.

    Perjalanan bersejarah ini berlangsung pada 6-10 September 2025. Dua unit Jaecoo J8 SHS ARDIS dikendarai oleh empat jurnalis bersama perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI). Rute yang ditempuh dimulai dari Jakarta menuju Solo, Surabaya, Banyuwangi, hingga garis akhir di Yogyakarta.

    Jaecoo J8 SHS ARDIS diganjar rekor MURI Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Menariknya, perjalanan tidak dilakukan dengan trik hemat energi, melainkan menggunakan gaya berkendara normal. AC tetap menyala sepanjang perjalanan, sementara jalur yang dilewati pun beragam-mulai dari padatnya lalu lintas Jakarta, jalan tol panjang menuju Semarang, tanjakan dan turunan curam di pegunungan Jawa Timur, hingga jalur semi-offroad berbatu di Banyuwangi.

    Hasilnya, Jaecoo J8 SHS ARDIS membuktikan diri tak hanya efisien, tapi juga tangguh menghadapi berbagai kondisi jalan. Hal ini berkat teknologi ARDIS (All-Road Drive Intelligent System) dengan enam mode berkendara: Economic, Normal, Sport, Snow, Sand, dan Offroad. Sistem ini dipadukan dengan CDC Magnetic Suspension yang memindai jalan hingga 100 kali per detik, lalu menyesuaikan suspensi secara real-time untuk memberikan stabilitas optimal.

    Jaecoo J8 SHS ARDIS Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Urusan performa, Jaecoo J8 SHS ARDIS dibekali mesin 1.5L TDGI Hybrid-Specific Engine bertenaga 105 kW dengan torsi 215 Nm, dipasangkan dengan sistem Electric Hybrid 3DHT. Tenaga total mencapai 530 dk dengan torsi puncak 650 Nm, cukup untuk melesat dari 0-100 km/jam hanya dalam 5,2 detik.

    Baterai LFP berkapasitas 34,46 kWh mampu menempuh jarak 180 km secara listrik murni, sementara kombinasi mesin bensin turbo dan tangki 70 liter memperluas daya jelajah hingga lebih dari 1.400 km. Dengan capaian 1.660 km, klaim tersebut berhasil dilampaui.

    “Pencapaian rekor MURI ini merupakan bukti nyata keunggulan teknologi Super Hybrid System (SHS) yang diusung oleh JAECOO J8 SHS ARDIS. Lebih dari sekadar angka, rekor ini menunjukkan bahwa produk kami mampu memberikan pengalaman berkendara yang efisien, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Kami percaya prestasi ini akan memberikan standar baru bagi segmen SUV hybrid premium di Indonesia,” ujar Ilham Pratama, Marketing Head Jaecoo Indonesia.

    (lua/dry)

  • Cucu Jadi Korban, Mahfud MD Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Itu Menyangkut Nyawa

    Cucu Jadi Korban, Mahfud MD Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Itu Menyangkut Nyawa

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyoroti serius kasus keracunan yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menegaskan, masalah ini tidak bisa dianggap sekadar angka statistik karena menyangkut nyawa dan kesehatan anak-anak.

    Dalam kanal YouTube miliknya, Terus Terang Mahfud MD, yang tayang Selasa (30/9/2025), Mahfud mengungkapkan bahwa cucu keponakannya turut menjadi korban keracunan MBG di Yogyakarta.

    “Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja. Cucu ponakan, jadi saya punya keponakan, keponakan saya punya anak namanya Ihsan,” kata Mahfud.

    Ia menceritakan, usai menyantap menu MBG siang hari, delapan siswa termasuk cucunya mengalami muntah-muntah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Dari delapan korban, tujuh siswa diperbolehkan pulang setelah sehari sebelumnya sakit, sementara satu di antaranya, yang juga cucunya, harus menjalani rawat inap selama empat hari.

    “Jadi 6 (orang) dan kakaknya, habis muntah-muntah sehari, lalu disuruh pulang bisa dirawat di rumah. Tetapi yang satu ini harus dirawat 4 hari,” ujarnya.

    Mahfud menilai pernyataan presiden yang menyebut angka keracunan MBG masih kecil tidak bisa dijadikan pembenaran. Ia membandingkannya dengan kecelakaan pesawat yang meskipun angkanya kurang dari 0,1 persen tetap menimbulkan kekhawatiran besar di masyarakat.

    “Itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan. Ini bukan persoalan angka. Ini harus diteliti lagi,” tegas Mahfud. (bs-zak/fajar)

  • 2
                    
                        Mahfud: Cucu Saya Keracunan MBG di Yogyakarta
                        Nasional

    2 Mahfud: Cucu Saya Keracunan MBG di Yogyakarta Nasional

    Mahfud: Cucu Saya Keracunan MBG di Yogyakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Menko Polhukam sekaligus cawapres 2024 Mahfud MD mengungkapkan, cucunya juga menjadi korban keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Cucu Mahfud itu mengalami keracunan MBG di sekolahnya yang berada di Yogyakarta.
    Hal tersebut Mahfud sampaikan dalam video bertajuk “Bereskan Tata Kelola MBG” dalam YouTube Mahfud, seperti dikutip pada Rabu (1/10/2025).
    “Cucu saya juga keracunan. Ya, MBG di Jogja,” ujar Mahfud.
    Mahfud menyampaikan, ada dua cucunya yang menjadi korban keracunan MBG.
    Dia mengatakan, mereka keracunan MBG ketika memakan makan siang yang disediakan sekolah.
    “Cucu ponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya tuh punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, ya masakan bergizi gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” jelasnya.
    Mahfud mengatakan, salah satu cucunya bahkan sampai dirawat di rumah sakit imbas keracunan MBG.
    Sedangkan cucunya yang satu lagi hanya mengalami muntah-muntah, lalu boleh pulang ke rumah.
    “Nah yang enam itu, enam dan kakaknya gitu, kakak yang masih dirawat di rumah sakit itu, habis muntah-muntah sehari disuruh pulang, bisa dirawat di rumah. Tapi yang ini (cucu kedua) sampai empat hari di rumah sakit. Ada dua, iya bersaudara, beda kelas. Di sekolah yang sama,” papar Mahfud.
    Mahfud menyoroti Presiden Prabowo Subianto yang menyebut korban keracunan MBG hanya 0,0017 persen dari total 30 juta MBG yang sudah disalurkan selama ini.
    Dia menegaskan bahwa hal ini bukan hanya persoalan angka semata.
    “Dan memang itu menjadi isu nasional juga ya, meskipun betul itu hanya 0,0017 persen, kata Presiden, dan kecil sekali kan memang. Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja tidak sampai 0,001 persen, orang ribut. Karena itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan,” katanya.
    “Ini bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya,” imbuh Mahfud.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.