Keluarga Minta Ekshumasi Diplomat Kemlu Libatkan Dokter Forensik Independen
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Keluarga meminta ekshumasi diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan melibatkan dokter forensik independen.
“Kami minta independen, saya pernah menangani beberapa kasus itu untuk ekshumasi harus independen,” ucap pengacara keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo di LPSK, Jumat (3/10/2025).
Nicholay menjelaskan, rencana ekshumasi merupakan permintaan keluarga untuk memberikan titik terang kasus Arya Daru.
“Kan keluarga yang minta, bukan dari polisi yang mengiyakan. Ekshumasi dari keluarga,” jelasnya.
Ia juga menyoroti polisi belum memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) dan salinan hasil otopsi Arya Daru.
“Itu sangat lalai, kelalaian, Itu Perkap (Peraturan Kapolri) ada lho, dalam perkap itu wajib, Kata-kata wajib, bagaimana kita menilai sesuatu hal yang kamu sama sekali data tidak ada,” ucap Nicholay.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: DI YOGYAKARTA
-
/data/photo/2025/10/03/68dfb604d134a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keluarga Minta Ekshumasi Diplomat Kemlu Libatkan Dokter Forensik Independen Megapolitan 3 Oktober 2025
-

Kemandirian ketahanan pangan lewat Lumbung Mataraman
ANTARA – Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kearifan lokal yang dihidupkan kembali untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat pedesaan, yaitu dengan Lumbung Mataraman. Dalam konsep Lumbung Mataraman kelompok tani dan masyarakat dilibatkan dalam pengelolaannya sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian warga lokal.
(Imam Prasetyo Nugroho/Sandy Arizona/I Gusti Agung Ayu N)Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/10/03/68dfb604d134a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengacara Bantah Makam Diplomat Kemlu Arya Daru Rusak karena Faktor Alam Megapolitan 3 Oktober 2025
Pengacara Bantah Makam Diplomat Kemlu Arya Daru Rusak karena Faktor Alam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kuasa hukum keluarga diplomat muda Arya Daru, Nicholay Aprilindo, membantah makam kliennya rusak karena faktor alam.
“Kemarin kan ada pernyataan dari Polda yang mengatakan kuburan amblas bukan diteror, dari mana mereka tahu? Yang tahu persis kan keluarga,” ucap Nicholay Aprilindo di LPSK, Jumat (3/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa setelah dimakamkan, keluarga rutin berkunjung ke makam Arya Daru dan masih dalam kondisi baik.
“Tanggal 8 Juli Almarhum dimakamkan, kuburan sangat bagus, tanggal 15 Juli didatangi istri, kuburan masih bagus, tanggal 26 Juli kuburan masih bagus dan didatangi istri, tanggal 27 Juli itulah terjadi kuburannya acak-acak,” jelasnya.
Nicholay mengaku heran makam bisa amblas dalam waktu kurang dari satu bulan tanpa adanya hujan, badai atau kejadian alam lain.
Namun dia tidak mengetahui siapa terduga pelaku yang merusak makam kliennya.
Perusakan makam itu sudah dilaporkan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebagai bentuk ancaman.
“Itu belum satu bulan dan juga tidak ada hujan, tidak ada badai, tidak ada angin, tidak ada petir dan kemudian kering, terus amblesnya dari mana? Secara logika akal sehat,” ungkap Nicholay.
Sebelumnya, Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak membantah kabar bahwa makam Arya Daru Pangayunan (39) telah dirusak oleh orang tak dikenal (OTK).
Polisi memeriksa langsung makam Arya di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (14/9/2025) dan berbicara dengan beberapa saksi.
“Kami sampaikan pada forum ini, dari keterangan juru makam, tidak ada pengerusakan. Makam tersebut juga dari awal pembuatan tidak ada batu bata dan tidak mengetahui siapa yang memberikan batu bata,” kata Reonald di Polda Metro Jaya, Kamis (2/10/2025).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939559/original/034412000_1725802667-Harga_tiket_pesawat_domestik_menjadi_mahal-HERMAN_2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rahasia Jitu Raih Tiket Pesawat Promo untuk Liburan Hemat dan Menyenangkan – Page 3
Bagi Anda yang sering bepergian atau memiliki kartu kredit tertentu, poin dan miles yang terkumpul bisa menjadi aset berharga. Program loyalitas maskapai atau kartu kredit memungkinkan Anda menukarkan poin untuk mendapatkan tiket pesawat gratis atau dengan harga diskon.
Banyak maskapai menawarkan penjualan tiket khusus bagi pemegang poin atau miles, memberikan nilai tambah yang luar biasa untuk perjalanan Anda. Fleksibilitas dalam pemesanan tiket menggunakan miles juga menjadi keuntungan tersendiri. Ini adalah tips dapat tiket pesawat promo yang sering terlewatkan.
Fleksibilitas Tanggal dan Tujuan
Bersikap fleksibel terhadap tanggal perjalanan dapat membuka banyak peluang untuk mendapatkan harga tiket yang lebih murah. Jika jadwal Anda tidak terikat, coba cari tanggal-tanggal alternatif yang mungkin menawarkan harga lebih rendah.
Untuk rute populer seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bali, Yogyakarta, atau Surabaya, harga tiket cenderung fluktuatif. Dengan fleksibilitas, Anda bisa “membaca” pergerakan harga dan memilih momen yang tepat untuk membeli.
-

BOB dongkrak eksposur global pariwisata Indonesia lewat BiosfeRun 2025
Yogyakarta (ANTARA) – Badan Otorita Borobudur (BOB) akan menggelar BiosfeRun 2025 pada 19 Oktober di Perbukitan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mendongkrak eksposur global pariwisata Indonesia sekaligus mendorong pariwisata hijau.
Direktur Utama BOB Agustin Peranginangin di Yogyakarta, Kamis, menyebut event lari lintas alam itu menargetkan 1.500 peserta dengan tiga kategori jarak, yakni 7 kilometer, 15 kilometer, dan 30 kilometer.
“Dengan kehadiran pelari nasional dan internasional, BiosfeRun diharapkan dapat meningkatkan eksposur global pariwisata Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi desa-desa penyangga di sekitar venue, serta mempromosikan dan mengedepankan kearifan lokal dalam pengelolaan pariwisata,” kata dia.
Acara itu memilih lokasi di kawasan Perbukitan Menoreh yang telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfer, dengan lintasan yang dirancang menantang para pelari.
Dengan mengusung semangat Protect Nature, Empower Communities, kata dia, BiosfeRun 2025 mendorong pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi komunitas di kawasan Borobudur Highland.
“Mengintegrasikan olahraga, pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat, serta promosi pariwisata berkelanjutan,” kata dia.
Direktur Pemasaran Pariwisata BOB Harfiansa Bimatara menuturkan event itu tidak sekadar ditujukan bagi para pelari, tetapi juga untuk masyarakat.
BiosfeRun 2025, kata Harfiansa, hadir sebagai ruang bersama untuk merayakan alam, budaya, dan semangat komunitas.
“Melalui partisipasi aktif warga lokal, kami ingin menegaskan bahwa setiap langkah pelari adalah langkah menuju keberlanjutan yang memberi manfaat langsung bagi desa-desa sekitar,” tutur dia.
Race Director BiosfeRun Rostian Gamanda menambahkan, penyelenggaraan tahun ini juga diperkuat dengan kolaborasi mitra strategis untuk mendukung gerakan berkelanjutan.
Bersama Erafone melalui kampanye Jaga Bumi, kata dia, peserta bakal diajak mendaur ulang sampah elektronik dengan memasukkannya ke drop box yang tersedia di venue.
“Kami juga bekerja sama dengan Bank Sampah DIY agar peserta dapat mendaur ulang jersey bekas serta sampah yang dihasilkan selama event. Seluruh material tersebut akan diproses menjadi produk upcycle bernilai ekonomis guna mengurangi jejak karbon,” ucap Rostian.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/14/6874d27566330.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Klaim Sudah Periksa Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Kemlu Sebelum Tewas Megapolitan 2 Oktober 2025
Polisi Klaim Sudah Periksa Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Kemlu Sebelum Tewas
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepolisian Daerah Metro Jaya mengaku telah memeriksa Vara, Dion, dan sopir taksi, terkait kematian Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning.
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menyampaikan, ketiga sosok tersebut termasuk 24 saksi yang telah menjalani pemeriksaan.
“Ke-24 saksi yang diperiksa tersebut, termasuk salah satunya adalah dengan inisial V dan dengan inisial D,” kata Reonald saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (2/10/2025).
“Bapak Direktur Reserse Kriminal Umum juga sudah menyampaikan termasuk sopir taksi, salah satu taksi yang ada di Jakarta. Bahkan disebutkan itu nomor taksinya nomor berapa,” tambah dia.
Meski begitu, Polda Metro Jaya menghargai dan menghormati berbagai langkah yang ditempuh oleh pihak keluarga diplomat Kemlu.
Oleh karena itu,Polda Metro Jaya bakal bertemu dengan keluarga Ary Daru Pangayunan.
Reonald menjelaskan, dalam pertemuan tersebut polisi akan memaparkan hasil penyelidikan beserta barang bukti terkait kematian Arya Daru Pangayunan yang dinilai janggal oleh pihak keluarga.
“Dalam waktu dekat ini penyelidik akan segera bertemu dengan pihak keluarga dan kembali menjelaskan,” kata Reonald.
“Penyelidik siap untuk menunjukkan seluruh alat bukti yang ditemukan oleh penyelidik di depan keluarga, seluruh alat bukti termasuk juga hasil dari CCTV yang real-nya,” lanjut dia.
Menurut Reonald, ini merupakan niat baik Polda Metro Jaya sebagai bentuk transparansi dalam penanganan sebuah kasus.
“Bahwa tidak ada niatan untuk menutup-nutupi, tidak ada niatan untuk memframing atau menghilangkan barang bukti, tidak ada,” ucap dia.
Kuasa hukum keluarga diplomat Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, menyinggung sosok bernama Vara dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Nicholay menyebut Vara sempat pergi bersama Arya Daru Pangayunan sebelum meninggal dunia.
“Tolong didalami pemeriksaan dan dikembangkan pemeriksaan pertama terhadap seseorang bernama Vara yang saat itu berada bersama almarhum ketika dari Kemlu ke makan siang di Pos Bloc, kemudian pada sore harinya berada di Grand Indonesia,” ungkap Nicholay dalam rapat.
Bukan hanya sosok Vara, Nicholay juga meminta sosok Dion didalami oleh aparat penegak hukum demi tuntasnya kasus kematian Arya Daru.
Begitu juga sopir taksi yang sempat mengantar mereka dari Kemlu ke mal perlu didalami.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/10/02/68de25d20dc63.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perjalanan Komunitas Nama Bambang yang Kini Resmi Berbadan Hukum Megapolitan 2 Oktober 2025
Perjalanan Komunitas Nama Bambang yang Kini Resmi Berbadan Hukum
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Persaudaraan Bambang Sedunia (PBS) resmi menjadi organisasi berbadan hukum pada Rabu (1/10/2025).
Momen ini menandai perjalanan panjang komunitas yang berdiri sejak sembilan tahun silam, berawal dari pertemuan santai sejumlah orang yang kebetulan bernama “Bambang”.
PBS lahir pada 13 Mei 2016, Ketua Harian PBS Bambang Pahlawanto, menjelaskan, awalnya komunitas ini hanya berupa grup WhatsApp untuk mengumpulkan orang-orang bernama Bambang.
“Pertama kita makan-makan, ketemu orang namanya Bambang. Dari situ kepikiran bikin grup. Namanya dulu Bambang Sedunia, lalu berkembang jadi Persaudaraan Bambang Sedunia,” kata Bambang Pahlawanto, kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Ia mengungkapkan, lebih dari sekadar sarana silaturahmi, PBS lahir sebagai wadah untuk menghadapi stigma yang kerap melekat pada nama Bambang.
“Dulu nama Bambang itu sering diledek-ledekin. Tapi setelah ada PBS, sekarang kita bangga. Nama Bambang justru jadi perekat kebersamaan,” ujar dia.
Seiring bertambahnya anggota, PBS mulai menapaki ranah sosial. Mereka turut bergerak membantu anggota yang tertimpa musibah.
Seperti menggalang dana untuk anggota yang terkena musibah. PBS juga disebut pernah melakukan kegiatan sosial dengan mengirim bantuan air ke daerah kekeringan seperti Gunung Kidul.
Bambang Pahlawanto menegaskan, setiap orang yang memiliki nama Bambang dapat bergabung, baik nama depan, tengah, maupun akhir.
Semua anggota dipersilakan berpartisipasi tanpa memandang latar belakang, profesi, atau status sosial.
Menurut dia, tujuan PBS adalah untuk mempererat persaudaraan antar-Bambang sekaligus menghadirkan manfaat bagi anggotanya dan masyarakat luas.
“Hanya kebersamaan aja, juga jadi Bambang itu bisa untuk semua lah, berguna untuk semua gitu.” Kata dia
Sementara, Sekretaris Jenderal PBS, R. Bambang Priatmono, menjelaskan, PBS berambisi membentuk jaringan yang lebih luas.
Aspirasi itu tercermin dari rencana melibatkan tokoh nasional bernama Bambang, mulai dari Bambang Soesatyo, Bambang Brodjonegoro, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, upaya ini belum sepenuhnya terealisasi.
“Sekarang memang tokoh nasional belum ada yang berhasil. Tadinya mau nunggu mereka, saya sudah hubungi orang-orang dekat Pak SBY. Tapi akhirnya kesepakatan, sudah lah. Kita jalan dulu, nanti kalau sudah jadi badan hukum, kepercayaan publik meningkat,” ujar Bambang Priatmono.
Ia menjelaskan, landasan filosofi PBS tidak lepas dari Pancasila dan UUD 1945, menurut dia, nama Bambang dimaknai sebagai “satria”.
Dari pemaknaan itu lahir enam nilai dasar PBS yang dirangkum dalam akronim SATRIA: santun, akuntabel, transparan, responsibel, inisiatif, dan afirmatif.
“Itu pedoman etik PBS. Kesadaran rasionalnya menjaga budaya dan NKRI, tapi emosinya sederhana saja: ingin kumpul sesama Bambang,” kata Bambang Priatmono.
Ke depannya PBS sudah memiliki rencana jelas, dimulai dari paguyuban, badan hukum, koperasi, perseroan terbatas (PT), hingga organisasi yang mampu mensejahterakan anggota sekaligus lingkungan sekitar.
“Milestone kita ada lima. Pertama paguyuban, lalu badan hukum, kemudian koperasi, lalu PT. Tahap terakhir, PBS bukan hanya sejahtera untuk anggota, tapi juga mensejahterakan lingkungan,” ujar dia.
Meski begitu, hingga saat ini kegiatan rutin belum sepenuhnya berjalan.
Kegiatan yang dilakukan sejauh ini hanya menghadiri undangan dari media atau komunitas lain yang namanya juga dijadikan identitas, seperti Asep atau Agus.
“So far ini tidak ada kegiatan. Kalau sebut rutin kan periodik. So far ini nggak ada. Tapi yang kita lakukan itu ya, misalnya kita menghadiri undangan dari TV, komunitas Bambang, komunitas Asep, komunitas Agus, seperti itu,” kata dia.
Selain itu, bagi orang bernama Bambang yang ingin bergabung, ia menekankan partisipasi bukan hanya soal nama, tetapi juga soal kontribusi bagi komunitas dan masyarakat luas.
“Kalau ngomong manfaat, itu juga menjadi pemikiran otak diri kami secara rasional. Kalau nggak ada manfaat, kita yang jadi anggota. Jadi kita akan balikkan kepada sosialitas publik yang bernama Bambang, kalau ingin merasa bermanfaat menjadi bagian daripada persaudaraan ini, sebetulnya merasa senang bangga punya komunitas,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/16/6827017917e3f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Sebut Makam Diplomat Kemlu Arya Daru Rusak karena Faktor Alam Megapolitan 2 Oktober 2025
Polisi Sebut Makam Diplomat Kemlu Arya Daru Rusak karena Faktor Alam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepolisian Daerah Metro Jaya membantah kabar bahwa makam Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), telah dirusak oleh orang tak dikenal (OTK).
Bantahan ini disampaikan oleh Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak setelah menerima hasil pengecekan oleh tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya ke makam Arya Daru.
Polisi menyambangi makam Arya di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (14/9/2025) dan berbicara dengan beberapa saksi.
“Kami sampaikan pada forum ini, dari keterangan juru makam, tidak ada pengerusakan. Makam tersebut juga dari awal pembuatan tidak ada batu bata dan tidak mengetahui siapa yang memberikan batu bata,” kata Reonald di Polda Metro Jaya, Kamis (2/10/2025).
“Kemudian dari juru makam kedua menjelaskan bahwa makam tersebut bukan dirusak, tapi amblas. Karena memang sudah satu bulan lebih sehingga faktor alam,” tambah dia.
Setelah itu, petugas makam membersihkan makam Arya bersama dengan pihak keluarga korban ketika tengah menyekar.
“Itu yang bisa kami sampaikan. Karena dari tim sudah turun ke sana, meminta keterangan dari penjaga makam. Sekali lagi, makam korban itu amblas karena kondisi alam,” ucap dia.
Namun, Polda Metro Jaya tetap terbuka dengan segala temuan baru dari kasus ini. Polisi juga belum menutup perkara kematian Arya yang dianggap janggal oleh pihak keluarga.
“Kami tidak akan pernah menolak segala sesuatu, pasti akan kami dalami dan kami akan cari tahu tentang apa pengaduan tersebut,” ujar dia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/16/6827017917e3f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polda Metro Akan Bertemu Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru, Ungkap Barang Bukti Megapolitan 2 Oktober 2025
Polda Metro Akan Bertemu Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru, Ungkap Barang Bukti
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polda Metro Jaya bakal bertemu dengan keluarga Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), yang ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning.
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut kepolisian akan memaparkan hasil penyelidikan beserta barang bukti terkait kematian Arya Daru Pangayunan yang dinilai janggal oleh pihak keluarga.
“Dalam waktu dekat ini penyelidik akan segera bertemu dengan pihak keluarga dan kembali menjelaskan,” kata Reonald saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (2/10/2025).
“Penyelidik siap untuk menunjukkan seluruh alat bukti yang ditemukan oleh penyelidik di depan keluarga, seluruh alat bukti termasuk juga hasil dari CCTV yang real-nya,” imbuh dia.
Menurut Reonald, hal ini merupakan niat baik Polda Metro Jaya sebagai bentuk transparansi dalam penanganan sebuah kasus.
“Bahwa tidak ada niatan untuk menutup-nutupi, tidak ada niatan untuk memframing atau menghilangkan barang bukti, tidak ada,” tegas dia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembap, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
