provinsi: DI YOGYAKARTA

  • BSI Perkuat UMKM dan Wisata Halal Lewat MotoGP Mandalika 2025 – Page 3

    BSI Perkuat UMKM dan Wisata Halal Lewat MotoGP Mandalika 2025 – Page 3

    BSI juga memperkuat kapasitas UMKM melalui BSI UMKM Center yang tersebar di empat kota besar: Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Kota-kota tersebut dipilih karena memiliki konsentrasi UMKM tinggi sekaligus menjadi destinasi wisata utama. Hingga Juni 2025, jumlah UMKM binaan BSI mencapai lebih dari 4.700 nasabah, mencakup usaha kuliner halal, fesyen, hingga industri kreatif.

    Selain itu, BSI mendukung kemudahan transaksi wisata halal dengan layanan digital, mulai dari lebih dari 5.000 BSI ATM, QRIS, hingga jaringan BSI Agen di destinasi wisata.

    Dalam upaya membangun ekonomi desa, BSI juga menghadirkan program Desa BSI yang kini sudah tersebar di 49 titik UMKM di 16 provinsi. Khusus di NTB, terdapat dua desa pemberdayaan yang aktif mendukung sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan.

    Program ini tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga mengangkat penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzaki). Dengan demikian, Desa BSI diharapkan tumbuh berkelanjutan dari sisi ekonomi, sosial, hingga pelestarian lingkungan.

  • Penerbangan di Bandara Lombok tidak terdampak letusan Gunung Lewotobi

    Penerbangan di Bandara Lombok tidak terdampak letusan Gunung Lewotobi

    Mataram, NTB (ANTARA) – Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak terdampak dari abu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (5/10/2025).

    “Penerbangan hari ini di Bandara Lombok masih tetap normal,” kata Humas Bandara Lombok Angga Maruli di Lombok Tengah, NTB, Senin.

    Ia mengatakan sampai saat ini operasional Bandara Lombok masih berjalan normal dan pihaknya selalu memonitor dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait.

    “Sampai saat ini belum ditemukan abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi di area Bandara Lombok,” katanya.

    Saat ini, Bandara Lombok melayani 12 rute domestik, yakni Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Bima, Sumbawa Besar, Makassar, Balikpapan, Palangkaraya, Banjarmasin, Semarang, dan Labuan Bajo.

    Sedangkan, untuk rute internasional, Bandara Lombok saat ini memiliki dua rute aktif yaitu menuju Kuala Lumpur dan Singapura.

    Namun, pada ajang MotoGP Indonesia, Bandara Lombok juga melayani rute penerbangan pesawat charter dan logistik dari Jepang dan Australia.

    Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, mengalami erupsi sebanyak tiga kali sepanjang Minggu (5/10/2025).

    Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi sepanjang Minggu itu terjadi pada pukul 00.57 WITA, pukul 05.47 WITA, dan pukul 11.18 WITA.

    Pada erupsi pertama tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.500 meter di atas puncak atau 4.084 mdpl berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.

    Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14,8 mm dan durasi kurang lebih tiga menit 16 detik.

    Lebih lanjut, pada erupsi kedua tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak atau sekitar 2.184 mdpl. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.

    Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 7,4 mm dan durasi kurang lebih satu menit 41 detik.

    Pada erupsi ketiga, tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5,5 mm dan durasi kurang lebih dua menit 26 detik.

    Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini berada pada Status Level III (Siaga), oleh karena itu, masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius enam km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

    Masyarakat juga diimbau agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah setempat serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

    Pewarta: Akhyar Rosidi
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jakarta Paling Getol Bangun Infrastruktur TIK, Disusul Yogyakarta dan Riau

    Jakarta Paling Getol Bangun Infrastruktur TIK, Disusul Yogyakarta dan Riau

    Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia mengalami peningkatan dengan mayoritas masih berpusat Pulau Jawa seperti di Jakarta dan Yogyakarta, sementara wilayah Indonesia Bagian Timur seperti Papua masih minim jaringan internet.

    Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK) di Indonesia sebesar 6,02 poin dari skala 0-10 pada 2024. Skor IP-TIK di dalam negeri naik 0,12 poin atau 2% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 5,9 poin. Semakin tinggi skor indeks, maka kian baik pula pembangunan TIK.

    Indeks Pembangunan-TIK adalah ukuran standar yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemajuan pembangunan TIK di suatu wilayah atau negara. Indeks ini disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan tiga subindeks utama, yaitu akses dan infrastruktur TIK, penggunaan TIK, serta keahlian TIK di masyarakat

    DataIndonesia melaporkan berdasarkan provinsinya, Jakarta menjadi provinsi dengan skor IP-TIK tertinggi nasional pada 2024, yakni 7,88 poin. Posisinya diikuti DI Yogyakarta yang memiliki skor IP-TIK sebesar 7,36 poin.

    Berikutnya, ada Bali dan Kepulauan Riau dengan skor IP-TIK masing-masing sebesar 6,82 poin dan 6,8 poin. Kemudian, skor IP-TIK milik Kalimantan Timur dilaporkan sebesar 6,73 poin pada tahun lalu.

    Ada pula Banten yang mencatatkan skor IP-TIK sebesar 6,46 poin. Lalu, Kalimantan Utara dan Jawa Barat berturut-turut memiliki skor IP-TIK sebesar 6,4 poin dan 6,33 poin pada 2024.

    Sementara itu, Papua menjadi provinsi dengan skor IP-TIK terendah di Tanah Air pada 2024, yakni 3,56 poin. Di atasnya ada Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat dengan skor IP-TIK secara berurutan sebesar 5,36 poin dan 5,61 poin.

    Berikut sebaran skor IP-TIK di 34 provinsi pada 2024:

    Aceh: 5,97 poin
    Bali: 6,82 poin
    Banten: 6,46 poin
    Bengkulu: 6,19 poin
    DI Yogyakarta: 7,36 poin
    Jakarta: 7,88 poin
    Gorontalo: 5,85 poin
    Jambi: 6,03 poin
    Jawa Barat: 6,33 poin
    Jawa Tengah: 5,98 poin
    Jawa Timur: 6,07 poin
    Kalimantan Barat: 5,90 poin
    Kalimantan Selatan: 6,13 poin
    Kalimantan Tengah: 6,02 poin
    Kalimantan Timur: 6,73 poin
    Kalimantan Utara: 6,40 poin
    Kep. Bangka Belitung: 6,06 poin
    Kepulauan Riau: 6,80 poin
    Lampung: 5,91 poin
    Maluku: 5,84 poin
    Maluku Utara: 5,68 poin
    Nusa Tenggara Barat: 5,88 poin
    Nusa Tenggara Timur: 5,36 poin
    Papua: 3,56 poin
    Papua Barat: 5,61 poin
    Riau: 6,27 poin
    Sulawesi Barat: 5,73 poin
    Sulawesi Selatan: 6,21 poin
    Sulawesi Tengah: 5,93 poin
    Sulawesi Tenggara: 6,03 poin
    Sulawesi Utara: 6,03 poin
    Sumatra Barat: 6,27 poin
    Sumatra Selatan: 5,97  poin
    ◦Sumatra Utara: 6,2 poin

  • Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Oktober 2025

    Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang Regional 6 Oktober 2025

    Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS. com – 
    Ada banyak cara merayakan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, tidak hanya dengan mengenakannya.
    Di Semarang, Laksmi Art Batik memilih merayakannya dengan cara yang lebih mendalam: mengenalkan proses membatik kepada generasi muda.
    Meski tak seterkenal Pekalongan, Solo, atau Yogyakarta, Semarang melalui Batik Semarangannya turut mengambil peran penting dalam pelestarian warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2009 ini.
    Bertempat di Kampung Batik Tengah, Kelurahan Rejomulyo, Semarang, Christina, pemilik Laksmi Art Batik, membangun harapan pada secarik kain batik khas Semarang. Kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025), ia menceritakan perjalanannya.
    Lokasinya yang strategis di kawasan keramaian, berdekatan dengan Kota Lama, Pasar Johar, dan Stasiun Tawang, menjadikan Kampung Batik Rejomulyo sebagai salah satu destinasi wisata alternatif di Ibu Kota Jawa Tengah.
    “Kalau tempat saya (berdiri) sejak tahun 2009, tetapi kalau Kampung Batik ini dibangun sejak tahun 2006 lewat inisiasi Dinas Kebudayaan Kota Semarang yang hendak menggelar pelatihan membatik di kampung ini,” ujarnya.
    Upaya para perajin di Kampung Batik Rejomulyo akhirnya membuahkan hasil manis.
    Pada tahun 2024, Batik Aseman Semarangan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan.
    Sertifikat WBTB diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kota Tua Jakarta bersama tiga benda kebudayaan lainnya di Kota Semarang, yakni Macapat Semarangan, Ketoprak Truthug, dan Arak-arakan Sam Poo Tay Djien..
    Bagi Christina, seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik Laksmi Art Batik, pengakuan WBTB Indonesia ini menjadi validasi atas kerja keras warga dalam melestarikan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
    “Usaha kami adalah upaya memberikan nilai ekonomi yang signifikan melalui potensi keuntungan serta menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar. Selain itu, usaha batik menjadi cara untuk melestarikan warisan budaya dan mendukung ekonomi lokal,” jelasnya.
    Laksmi Art Batik tidak hanya menjual berbagai jenis batik seperti cap, tulis, eco print, jumputan, dan ciprat.
    Lebih dari itu, mereka aktif memberikan pelatihan membatik untuk semua kalangan, mulai dari siswa TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, komunitas, hingga instansi.
    “Selain hanya berjualan, dengan adanya penjualan, penjual juga turut bersumbangsih dalam warisan budaya batik agar tidak terputus hanya pada generasi sekarang, tetapi tetap berkelanjutan, lestari pada generasi muda dan yang akan datang,” tuturnya.
    Bagi Christina, membangun Laksmi Art Batik bukan hanya soal peluang bisnis, tetapi juga membuka pintu edukasi seluas-luasnya bagi generasi penerus.
    “Dalam pelatihannya, peserta diajarkan berbagai materi pengetahuan soal batik, mulai dari sejarah batik nusantara, nama-nama batik, filosofi, cara pemakaian, jenis, dan proses dalam pengelolaan batik itu sendiri. Banyak deh, Mas,” tambahnya.
    Upaya edukasi ini terbukti berhasil mengubah pandangan anak muda terhadap batik. Ika, salah seorang pengunjung dari kalangan generasi muda, menuturkan alasannya datang ke Laksmi Art Batik setelah merayakan Hari Batik Nasional di kampusnya.
    “Rencananya sih jalan-jalan saja, siapa tahu bisa nambah koleksi pakaian batik saya. Saya yang dulunya menganggap bahwa memakai batik itu (membuat penampilan) jauh lebih tua, ternyata sekarang tidak juga, tergantung motif dan modelnya,” pungkasnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Harus untuk Cuaca Dingin, Ini 7 Cara Tampil Stylish dengan Stoking

    Tak Harus untuk Cuaca Dingin, Ini 7 Cara Tampil Stylish dengan Stoking

    YOGYAKARTA – Stoking sering kali dianggap hanya cocok untuk cuaca dingin, padahal aksesori satu ini juga bisa tampil menawan di iklim tropis seperti Indonesia. Dengan bahan dan gaya yang tepat, stoking bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap busana, tetapi juga bisa menambah kesan rapi, feminin, dan modern. Apalagi banyak pilihan stoking yang lebih tipis, lembut, dan breathable, sehingga tetap nyaman meski udara hangat. Untuk tampil stylish memakai stoking, simak panduan penting berikut ini.

    1. Pilih ketebalan ringan agar kulit bisa bernapas

    Di iklim tropis, stoking tipis dengan denier rendah (sekitar 8–15) menjadi pilihan ideal agar kulit tetap sejuk. Bahan seperti nilon halus atau campuran spandex memberi efek lembut di kulit tanpa menimbulkan rasa panas. Selain nyaman, stoking tipis juga memberikan tampilan kaki yang halus dan elegan, cocok untuk acara formal maupun semi-kasual. Hindari bahan tebal atau wol yang membuat sirkulasi udara terhambat agar nyaman, tapi tetap menawan.

    Ilustrasi cara tampil stylish dengan stocking di iklim tropis (Freepik/wayhomestudio)

    2. Pilih warna netral cerah untuk kesan ringan

    Warna hitam memang klasik, tetapi di iklim tropis, warna netral seperti beige, nude, atau abu-abu muda lebih serasi dengan pencahayaan alami. Warna-warna ini menciptakan kesan ringan dan tidak menyerap panas seperti warna gelap. Selain itu, warna cerah juga memberi efek visual yang segar dan alami di kulit kaki. Jika ingin tampil berani, pilih warna pastel seperti mauve atau olive yang lembut. Intinya, biarkan warna stoking menambah kesan bersih dan elegan, bukan menambah beban pada tampilan.

    3. Utamakan bahan yang sejuk dan elastis

    Bahan menjadi kunci kenyamanan saat memakai stoking di cuaca hangat. Pilih material berteknologi cool touch atau campuran microfiber yang memungkinkan udara mengalir bebas. Mengutip Elle Canada, Minggu, 5 Oktober, stoking dengan elastisitas tinggi membantu menempel sempurna di kulit tanpa membuat gerah. Hindari bahan sintetis berat yang cenderung menahan panas dan lembap. Dengan bahan yang tepat, stoking bisa tetap dipakai seharian tanpa rasa tidak nyaman.

    Ilustrasi cara tampil stylish dengan stocking di iklim tropis (Freepik/senivpetro)

    4. Padukan dengan busana berbahan ringan

    Karena stoking sudah memberi lapisan tambahan, pastikan pakaian atas seperti rok, dress, atau celana pendek terbuat dari bahan ringan seperti katun, linen, atau sifon. Perpaduan bahan yang sejuk akan menciptakan keseimbangan sempurna antara gaya dan kenyamanan. Rok mini atau midi dengan potongan longgar bisa menonjolkan keindahan stoking tanpa membuat gerah. Hindari outfit yang terlalu ketat atau berlapis-lapis karena bisa menahan panas. Gaya tropis modern selalu berfokus pada kesan mengalir, ringan, dan effortless.

    5. Padukan dengan sepatu elegan

    Di iklim tropis, stoking tak harus dipasangkan dengan sepatu tertutup. Beberapa model sepatu terbuka seperti mules, slingback, atau peep-toe heels bisa tampil menawan dengan stoking tipis berwarna natural. Rahasianya ada pada pemilihan bahan stoking yang lembut dan tidak mengilap, agar tetap terlihat alami. Untuk acara kasual, sandal kulit dengan stoking sheer bisa menciptakan gaya unik ala street style Jepang. Pilihan sepatu yang tepat akan membuat stoking terasa seperti bagian alami dari busana, bukan aksesori yang dipaksakan.

    6. Perhatikan perawatan agar tetap awet di cuaca lembap

    Kelembapan tropis membuat stoking lebih rentan terhadap jamur dan bau, jadi kebersihan menjadi prioritas utama. Cuci stoking dengan tangan menggunakan air dingin dan sabun lembut, lalu keringkan di tempat teduh agar serat tidak rusak. Hindari menjemur langsung di bawah matahari karena bisa membuat bahan cepat rapuh. Simpan di tempat kering dengan silica gel untuk menjaga kualitasnya. Perawatan sederhana ini akan membuat stoking tetap awet, bersih, dan nyaman digunakan berulang kali.

    7. Utamakan kenyamanan, bukan sekadar tren

    Meskipun tren fesyen terus berubah, kenyamanan tetap menjadi elemen utama dalam gaya tropis. Pilih stoking yang mengikuti bentuk tubuh tanpa terasa ketat atau licin. Bahan yang lentur dan ringan akan membantu menjaga rasa sejuk bahkan saat cuaca panas. Jangan ragu menyesuaikan gaya dengan aktivitas sehari-hari, baik di kantor, pesta, maupun jalan santai. Ketika merasa nyaman, keanggunan akan muncul secara alami tanpa perlu usaha berlebihan.

    Memakai stoking di iklim tropis bukan hal yang mustahil, asalkan tahu cara memilih dan memadukannya dengan bijak. Dengan memperhatikan ketebalan, bahan, warna, serta perawatan, stoking bisa menjadi bagian gaya yang elegan dan tetap nyaman.

  • Menteri PU: Jaringan irigasi air tanah solusi bagi daerah tadah hujan

    Menteri PU: Jaringan irigasi air tanah solusi bagi daerah tadah hujan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) menjadi solusi bagi daerah tadah hujan seperti Gunungkidul, Jawa Tengah.

    “Kita sudah komit bersama Ibu Bupati untuk seluruh area Gunungkidul yang memiliki potensi air tanah memadai, kita akan bantu bangun beberapa titik tambahan jaringan irigasi air tanah secara bertahap, sekaligus memperhatikan kebutuhan jalan usaha tani agar akses petani ke lahan juga semakin mudah,”kata Dody dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

    Kementerian PU memperluas pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) untuk mendukung produktivitas pertanian di wilayah rawan kekeringan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Salah satu lokasi penerima manfaat berada di Dukuh Bulak Blimbing, Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul

    Program pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah merupakan bagian dari komitmen Kementerian PU untuk memastikan setiap tetes air memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

    Dody mengatakan, infrastruktur irigasi air tanah menjadi solusi bagi daerah tadah hujan seperti Gunungkidul agar petani bisa menanam lebih dari sekali dalam setahun.

    Pembangunan infrastruktur JIAT Blimbing bersumber dari APBN dengan biaya sebesar Rp578 juta, dengan panjang saluran mencapai 172 meter dan luas layanan 14,5 hektar. Keberadaan JIAT Blimbing telah memberikan manfaat untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT) hingga 32 hektar, berkat tersedianya sistem pompa air tanah dengan sumur dalam sedalam 100 meter.

    Selain itu dilengkapi jaringan distribusi dengan panjang jaringan 4,67 km, dan rumah genset serta panel pompa yang berfungsi menjaga suplai air stabil sepanjang tahun dengan debit produksi 30 liter per detik.

    “Ke depan, kita ingin Gunungkidul tidak lagi bergantung sepenuhnya pada hujan. Secara perlahan, seluruh wilayah akan berubah menjadi kawasan yang produktif,” kata Dody.

    Secara historis, sejak tahun 1980-an, telah terbangun sekitar 40 jaringan irigasi air tanah di wilayah Gunungkidul. Pembangunan JIAT baru seperti di Blimbing menjadi bukti kesinambungan program Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak dalam memanfaatkan potensi air bawah tanah untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wajib Coba! Wisata Lava Merapi dan Batu Alien, Destinasi Unik dengan Pesona Alam Memukai

    Wajib Coba! Wisata Lava Merapi dan Batu Alien, Destinasi Unik dengan Pesona Alam Memukai

    YOGYAKARTA – Wisata Lava Merapi dan Batu Alien menjadi destinasi favorit di Yogyakarta bagi pecinta petualangan dan alam. Tempat ini menawarkan jejak erupsi Gunung Merapi yang menakjubkan, lengkap dengan keunikan yang menjadi daya tarik wisatawan.

    Tidak hanya pemandangan spektakuler, wisata ini juga menyimpan kisah sejarah erupsi yang penuh makna. Dengan udara sejuk dan panorama indah, tempat ini cocok untuk liburan bersama keluarga maupun sahabat, sekaligus menikmati keajaiban alam Jogja.

    Fakta Wisata Lava Merapi dan Batu Alien

    Bagi Anda yang ingin berkunjung ke lokasi ini, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda cermati:

    Lokasi Strategis di Lereng Merapi

    Wisata Lava Merapi dan Batu Alien terletak di Jambu, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DIY. Lokasinya berada di lereng Gunung Merapi, sehingga menyajikan panorama alam dramatis sekaligus nuansa sejuk khas pegunungan.

    Serunya Menyusuri Lava Tour dengan Jeep

    Pengunjung bisa menjajal Lava Tour Merapi menggunakan jeep yang menantang. Rute ini melewati jalur lahar kering, bebatuan vulkanik, hingga sisa erupsi 2010. Nah, selain seru, sopir jeep biasanya akan memberikan cerita sejarah letusan Merapi yang menambah wawasan.

    Misteri Batu Alien yang Unik

    Sesuai namanya, daya tarik utama adalah Batu Alien, batu raksasa setinggi sekitar 2 meter yang terlempar akibat letusan Merapi. Bentuknya mirip wajah manusia atau alien, lengkap dengan mata, hidung, mulut, bahkan seperti memakai peci. Fenomena ini alami, bukan hasil ukiran.

    Baca juga artikel yang membahas Wisata Paralayang Batu: Lokasi, HTM, dan Berbagai Fasilitas Pendukungnya

    Selain Batu Alien, area wisata ini punya banyak spot foto menarik seperti latar Gunung Merapi, patung tangan, pohon unik, kapal, hingga batu yang kini diukir dengan aksara Jawa. Maka, tidak heran destinasi ini jadi favorit para pemburu foto.

    Di sekitar kawasan terdapat Museum Mini Sisa Hartaku, yang menampilkan barang-barang peninggalan warga pasca erupsi 2010. Mulai dari peralatan rumah tangga hangus, kerangka hewan, hingga motor yang terbakar. Semua menjadi pengingat dahsyatnya kekuatan alam.

    Fasilitas yang Cukup Lengkap

    Pengunjung tidak perlu khawatir soal fasilitas. Di sini tersedia area parkir luas, toilet bersih, serta warung kecil yang menjual makanan ringan maupun suvenir khas Jogja dan Merapi.

    Harga Tiket Masuk Terjangkau

    Untuk masuk ke kawasan Batu Alien, tiketnya hanya sekitar Rp10.000/orang. Sementara harga paket jeep berkisar antara Rp350.000–Rp500.000 per jeep (dapat muat hingga 6 orang), jadi bisa lebih hemat jika datang bersama rombongan.

    Waktu terbaik datang adalah pagi hari agar cuaca cerah dan tidak terlalu panas. Gunakan pakaian nyaman untuk aktivitas outdoor, bawa kamera, serta siapkan tenaga untuk menikmati petualangan seru di jalur lava.

    Tempat wisata ini menawarkan perpaduan alam, sejarah, dan petualangan seru. Dengan jeep tour, spot foto unik, hingga kisah erupsi yang menggetarkan, destinasi ini jadi pilihan tepat untuk liburan berkesan di Yogyakarta. Tertarik?

    Selain pembahasan mengenai wisata lava merapi dan batu alien, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Mengenal Daun Walang Sangit dan Potensinya dalam Dunia Kesehatan

    Mengenal Daun Walang Sangit dan Potensinya dalam Dunia Kesehatan

    YOGYAKARTA – Daun walang sangit atau Eryngium foetidum merupakan tumbuhan herbal yang memiliki aroma khas yang sedikit menyengat. Daun ini berwarna hijau cerah dengan tepi bergerigi, dan sering digunakan dalam kuliner tradisional.

    Selain di dapur, daun walang sangit juga dikenal memiliki sejumlah khasiat untuk kesehatan. Ekstrak dari daunnya telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan nyeri hingga menurunkan tekanan darah. Bahkan, penelitian awal mulai mengungkap kandungan bioaktif yang berpotensi bermanfaat bagi tubuh.

    Namun, penting untuk diingat bahwa pemanfaatan daun walang sangit tidak boleh sembarangan. Konsumsi tanpa pengawasan medis bisa menimbulkan efek samping.

    Mengenal Daun Walang Sangit

    Tumbuhan ini mendapat julukan daun walang sangit karena aromanya mirip dengan serangga walang sangit. Walau bagi sebagian orang dianggap mengganggu, aroma tersebut justru banyak dimanfaatkan dalam masakan berkuah. Misalnya pada sup, kari, hingga soto yang menjadi lebih kaya rasa.

    Selain untuk kuliner, daun walang sangit juga bermanfaat untuk kesehatan. Daun ini memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, tanin, dan alkaloid. Senyawa ini memberikan efek antioksidan, antiinflamasi, bahkan antimikroba. Penelitian menunjukkan ekstraknya mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen.

    Kandungan antioksidan dalam daun ini bermanfaat untuk menangkal radikal bebas yang bisa merusak sel tubuh. Sedangkan sifat antiinflamasi berpotensi membantu meredakan peradangan, misalnya pada penderita arthritis. Tidak hanya itu, rebusan daunnya juga terbukti menunjukkan efek analgesik dalam uji coba pada hewan.

    Sementara secara tradisional daun walang sangit digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, sakit kepala, demam, hipertensi, hingga kejang epilepsi. Meski demikian, temuan ini masih membutuhkan validasi ilmiah lebih lanjut. Uji klinis berskala besar pada manusia sangat dibutuhkan untuk memastikan efektivitasnya.

    Meski memiliki potensi besar untuk kesehatan, konsumsi daun walang sangit juga memiliki risiko. Penggunaan tanpa aturan bisa menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi. Oleh karena itu, pemantauan medis sangat dianjurkan.

    Selain itu, belum ada standar dosis yang disepakati secara ilmiah. Perbedaan metode ekstraksi juga menghasilkan kandungan senyawa yang berbeda, sehingga menyulitkan perbandingan antar penelitian. Keamanan konsumsi jangka panjang pun masih menjadi tanda tanya.

    Untuk mendapatkan manfaat daun walang sangit dengan aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan identifikasi tanaman dilakukan dengan benar agar tidak tertukar dengan tumbuhan lain. Konsultasi dengan ahli botani atau praktisi herbal sangat disarankan.

    Kedua, gunakan dosis kecil terlebih dahulu dan perhatikan respons tubuh. Hindari konsumsi berlebihan karena informasi dosis yang tepat masih sangat terbatas. Ketiga, selalu prioritaskan konsultasi dengan dokter, apalagi jika sedang mengonsumsi obat medis tertentu.

    Terakhir, segera hentikan penggunaan jika muncul gejala tidak biasa. Reaksi alergi atau efek samping lain harus ditangani secara cepat. Dengan langkah hati-hati, manfaat daun walang sangit bisa dirasakan tanpa mengabaikan aspek keamanan.

  • Raih Gelar Doktor UI, Pimpinan Baleg DPR Teliti Desain Pemerintahan Desa Demi Pembangunan Ekonomi Lokal – Page 3

    Raih Gelar Doktor UI, Pimpinan Baleg DPR Teliti Desain Pemerintahan Desa Demi Pembangunan Ekonomi Lokal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Iman Sukri memberikan perhatian pada dinamika tata kelola desa di Indonesia. Kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah menghadirkan ruang bagi desa untuk mandiri, berinovasi dan membangun ekonomi lokal.

    Iman Sukri melakukan penelitian terhadap tiga desa yakni Desa Panggungharjo di Kabupaten Bantul di Yogyakarta, Desa Kutuh di Kabupaten Badung di Bali serta Desa Waturaka di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

    Ketiga desa ini dipilih karena memperlihatkan kombinasi menarik antara inovasi tata kelola, pemanfaatan teknologi, penguatan kelembagaan dan peran nilai budaya.

    Berkat penelitiannya, Iman Sukri mendapat gelar doktor dengan hasil Sangat Memuaskan atas Disertasinya yang berjudul “Rekonfigurasi Desain Governance Pemerintahan Desa dalam Pembangunan Ekonomi Lokal” Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia pada Jumat (3/10/2025) di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

    “Namun realitas di lapangan yang masih menunjukkan dua wajah ganda desa. Ada desa yang berhasil menjadi teladan tata kelola, tetapi ada pula desa yang tertinggal, bahkan terjebak dalam persoalan hukum dan birokrasi yang tertutup,” ungkap Iman dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).

  • 7
                    
                        Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menteri PU: Baru 50 Ponpes Kantongi Izin Bangunan
                        Yogyakarta

    7 Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menteri PU: Baru 50 Ponpes Kantongi Izin Bangunan Yogyakarta

    Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menteri PU: Baru 50 Ponpes Kantongi Izin Bangunan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Dody Hanggodo, menyebut hingga saat ini baru 50 pondok pesantren yang mengurus Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
    Ini terkait dengan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk beberapa waktu lalu.
    Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), pada 2024/2025 terdapat 42.433 ponpes yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia.
    Dari jumlah tersebut mayoritas ponpes berada di Pulau Jawa.
    “Kalau itu harusnya kan semua pesantren ada izin, dulu Izin Mendirikan Bangunan saat ini namanya berganti PBG. Nah, itu PBG kewenangannya tidak di pemda, kita koordinasi Kemendagri dan Kemenag. Karena ponpes di bawah Kemenag,” kata Dody, Minggu (5/10/2025).
    Perlu diketahui, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) saat ini telah diubah menjadi PBG, diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021
    Disinggung terkait bangunan di Al Khoziny, pihaknya nanti akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
    “Tapi sekarang kan fokusnya masih tanggap darurat di sana tuh. Kalau sudah selesai kita akan duduk bersama dengan Menteri agama dan Menteri dalam negeri mensosialisasikan kepada pemda dan seluruh ponpes-ponpes perlunya PBG, harus sertifikasi laik bangunan,” kata dia.
    Dody menyebut saat ini sangat sedikit Pondok Pesantren se Indonesia yang memiliki PBG.
    “Karena di seluruh Indonesia Raya hanya 50 ponpes yang memiliki izin mendirikan bangunan, yang lain belum,” kata dia.
    Perlu diketahui, bangunan mushala tiga lantai yang terletak di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk dan menimpa para santri saat mereka sedang melaksanakan shalat Ashar pada pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.